Makalah Hukum Lingkungan Kelompok 10
Makalah Hukum Lingkungan Kelompok 10
Makalah Hukum Lingkungan Kelompok 10
FAKULTAS HUKUM
2019
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
iii
DAFTAR ISI
3.2 Saran......................................................................................................19
Daftar Pustaka
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Kerusakan dan pencemaran yang terjadi akibat ulah manusia secara pasti telah
ditetapkan Allah SWT melalui firman-Nya dalam Alquran Surah Ar-Rum ayat 41
yang berbunyi “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian
dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”.
1
Supriadi, Hukum Lingkungan di Indonesia (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), hlm.169
1i
Berdasarkan latar belakang di atas, dalam makalah ini berjudul “Indikator
dan Contoh Pencemaran dan Perusakan Lingkungan di Indonesia.” Topik ini
signifikan untuk dibahas karena usaha untuk mengatasi pencemaran dan
kerusakan sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Teknologi
2. Pertumbuhan Penduduk
2
Takdir Rahmadi, Hukum Lingkungan di Indonesia (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2016),
hlm. 5.
3
pengembangan dan penerapan teknologi baru ke dalam berbagai sektor yang
dimulai pada tahun 1940 sebagai penyebab terjadinya masalah-masalah
lingkungan.
Ehrlich dan Holdren juga melihat bahwa usaha peternakan yang berlebihan
dan praktik usaha pertanian yang salah telah menyebabkan terjadinya malapetaka
lingkungan, yakni terjadinya gurun pasir. Contoh nyata adalah semakin
meluasnya Gurun Sahara di Afrika Utara. Terjadinya perluasan Gurun Sahara
dikarenakan usaha peternakan yang telah melampaui daya dukung lingkungan
(carrying capacity). Di banyak tempat di benua Eropa, Asia, dan Afrika telah
terjadi penggundulan hutan (deforestration), penggembalaan ternak besar-besaran
dan pertanian yang salah pada zaman Pra Industri yang telah mengakibatkan
4
terjadinya erosi tanah. Pada akhirnya, erosi tanah ini dapat mengakibatkan
terjadinya gurun atau padang pasir.
3. Motif Ekonomi
4. Tata Nilai
5
nilai yang dimiliki ini dikenal dengan istilah antroposentric atau homosentric.
Berdasarkan perspektif antroposentris, alam semesta atau lingkungan hidup perlu
dimanfaatkan dan dilindungi semata-mata untuk kepentingan manusia. Sumber
daya alam yang terdapat dalamalam semesta dipandang sekadar sebagai objek
untuk pemenuhan kebutuhan manusia yang tidak terbatas.
4
Takdir Rahmadi, Hukum Lingkungan di Indonesia (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2016),
hlm. 7
6
yang mempunyai rasa sakit dan nikmat. Kebutuhan dan kepentingan tiap-tiap
mahluk merupakan dasar penentuan dari baik atau tidaknya suatu tindakan.
Ada beberapa jenis pencemaran lingkungan saat ini yang perlu anda ketahui
supaya anda bisa mengendalikan pencemaran lingkungan ini, selengkapnya simak
berikut ini:
1. Pencemaran Air
7
Dengan mengetahui kenyataan ini, sudah banyak para ahli yang meneliti
dan mencoba mengatasi pencemaran air ini. Para ahli tersebut salah satunya dari
Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) (2001) yang meneliti
pencemaran air dari limbah industri dan rumah tangga serta telah melakukan
penyuluhan kepada masyarakat untuk mengatasinya. Ternyata hasilnya cukup
menakjubkan. Penyuluhan tersebut di respon dengan baik oleh masyarakat dan
industri besar.Selain itu, penyuluhan yang dilakukan telah mengakibatkan
banyaknya para peneliti yang telah membuat cara untuk mengatasi pencemaran
air, salah satunya dengan membuat cara pengolahan air buangan. Cara ini cukup
efektif digunakan oleh masyarakat dan industri, cara mudah dan mempunyai hasil
yang memuaskan tapa harus membayar mahal.
2. Pencemaran limbah di Sungai Sikendil dan Selilin, Semarang
Warga dan Pemerintah Desa Klepu di Kabupaten Semarang mengeluhkan soal
pencemaran limbah di Sungai Sikendil dan Selilin. Pabrik yang berada di kawasan
itu menyatakan pengolahan limbah sudah sesuai prosedur dan teruji.Salah satu
pabrik yakni PT Java Egg Specialities (PT Jess) menyatakan prosedur pengolahan
limbah sudah mematuhi aturan dari pemerintah.
Pihaknya menjamin memiliki data valid hasil dari uji laboratorium terhadap
limbah pabrik tersebut. Menurut Adhelinika Priharum Malinda, Quality
Assurance PT Jess, satu bulan sekali limbah dari perusahaan kami selalu diuji
oleh Laboratorium Sucovindo. Hasilnya juga sesuai dengan baku mutu dan aturan
yang ditetapkan oleh pemerintah. Jadi kalau ada limbah berlendir dan hitam pekat
itu bukan dari perusahaan kami. Ia menambahkan, saat ini masyarakat butuh
edukasi tentang prosedur pengolahan limbah di PT Jess. Hal itu ia jelaskan supaya
tidak ada lagi sangkaan bahwa perusahaan pengolah telur cair itu menghasilkan
limbah yang mencemari sungai Sikendil dan Selilin.
"Kami terbuka bagi masyarakat yang hendak melihat prosedur pengolahan
limbah disini. Bahkan dalam rencana kedepan, perusahaan kami juga akan
menerapkan prinsip zero waste atau tidak menghasilkan limbah apapun dalam
proses produksi. Namun saat ini, prosedur yang kami lakukan adalah berusaha
optimal agar limbah yang kami hasilkan menjadi bening atau tidak berwarna,"
terang Adhel.
8
"Prosedur pengolahan limbah kami ini benar-benar sesuai aturan. Bahkan di
bagian akhir penampungan, kami sengaja menaruh ikan, hal ini sebagai bukti
bahwa air limbah kami tidak beracun atau mengandung lendir dan berwarna
hitam," imbuhnya. Ia berharap pemerintah secara terbuka melakukan uji
laboratorium pada semua perusahaan di wilayah Ngempon. Dari upaya itu
diharapkan nantinya akan ditemukan sumber masalah dari pencemaran sungai
Sikendil dan Selilin.
"Kami menjamin bukan limbah kami yang mengotori sungai Sikendil dan
Selilin. Namun kami juga tidak menyalahkan perusahaan lain, itu adalah
kewenangan pemerintah untuk menguji dan memantau proses pengolahan limbah
di masing-masing perusahaan. Kami tidak bisa main-main dengan limbah, karena
selain pemerintah dan pihak laboratorium, limbah kami juga diawasi oleh
konsumen. Mereka rata-rata perusahaan besar, selalu memantau proses produksi
dari awal sampai akhir," tandas Adhel.
3. Pencemaran Udara
Penyebab pencemaran udara ini berbeda-beda baik oleh kegiatan manusia atau
memang sebuah fenomena alam. Berbagai jenis pencemaran udara misalnya
adalah polusi cahaya, panas radiasi dan polusi suara. Area terjadinya pencemaran
udara ini bisa dalam kisaran regional lokal hingga pada global. Pencemaran udara
dapat terjadi dalam sebuah ruangan tertutup maupun dalam area yang terbuka.
9
pencemar sekunder merupakan hasil dari turunan pencemar primer yang sudah
ada di dalam atmosfer. Untuk hal ini misalnya saja dalam pembentukan ozon
karena smog fotokimia. Adapun sumber pencemaran udara lainnya yang menjadi
penyebab pencemaran udaa diantaranya adalah sebagai berikut ini:
Aktivitas manusia – hal ini meliputi transportasi, adanya berbagai pabrik dan
industri yang membuang gas buang atau asapnya secara sembarangan dan tidak
melalui mekanisme yang seharusnya, karena pembangit listrik, dari alat
pembakaran baik dalam skala besar atau kecil seperti kompor, tungku, frunance
dan lainnya dan gas buang yang dimiliki oleh pabrik terutama yang menganudung
CFC di dalamnya.
Sumber alami – pencemaran udara yang terjadi ini dikarenakan oleh sumber
alami dari fenomena alam seperti adanya letusan gunung berapi, rawa-rawa,
terjadinya kebakaran hutan pada musim kemarau dan juga denitrifikasi serta
dalam kondisi tertentu pada tumbuhan mampu menghasilkan volatile organic
yang bisa menjadi polutan di dalam udara.
Sumber lain – pencemaran udara juga bisa terjadi karena berbagai sumber
lainnya diantaranya adalah karena kebocoran tangki gas yang disebabkan karena
kelalaian manusia, adanya transportasi yang meningkat jumlanya, karena uap
pelarut organic dan juga dari gas metana yang berasal dari tempat pembuangan
sampah akhir.
10
Lebih lanjut Budhi mengatakan kasus itu telah ditingkatkan ke tahap
penyidikan. Polisi menilai ada unsur pidana terkait pencemaran udara tersebut.
"Kasusnya ini sudah kita tingkatkan jadi penyidikan," kata Budhi. Dalam
penyidikan ini, polisi akan mencari tersangka dalam kasus tersebut. Polisi telah
berkoordinasi dengan Sudin Perdagangan dan diketahui bahwa 2 pabrik itu tidak
memiliki izin."Terkait dengan pemenuhan UU Perdagangan, kami sudah
berkoordinasi dengan Sudin Perdagangan mengatakan itu nggak ada izinnya,
sehingga ada pelanggaran terhadap UU Perdagangan," jelas Budhi.
11
Kota Pekanbaru, Riau mencapai 238 yang masuk dalam kategori Sangat Tidak
Sehat.
Sementara itu di Kota Jambi, ISPU dinyatakan berada di angka 142 atau
kategori Tidak Sehat. Kondisi udara serupa juga terjadi di Palembang, Sumatera
Selatan yang memiliki indeks 147 dan dinyatakan Tidak Sehat. Di Pontianak,
Kalimantan Barat, ISPU berada di angka 129 yang artinya Tidak Sehat.
Kemudian, di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, ISPU berada di angka 67 yang
artinya Sedang.
Dampak kebakaran hutan dan lahan ini sangat buruk, baik bagi kesehatan
manusia maupun lingkungan hidup. Sekurang-kurangnya 20 juta orang Indonesia
telah terkena polusi udara dan air, baik langsung maupun tidak langsung. Asap
hitam mengakibatkan ribuan orang di Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan
Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur, harus dirawat di rumah sakit.
Di Irian Jaya (Papua), ratusan warga meninggal karena transportasi untuk
makanan dan keperluan suplai lainnya di pedalaman terhenti akibat asap.
Penyebab karhutla sejauh ini diduga karena praktik land clearing yang
memanfaatkan musim kemarau. Hal ini diungkapkan Kapolri Jenderal Tito
Karnavian usai meninjau kebakaran hutan dan lahan di Riau dengan menaiki
12
helikopter bersama Kepala BNPB dan Panglima TNI, pada Minggu (15/9/2019).
Tito heran karena ia tidak melihat lahan sawit dan tanaman industri ikut terbakar.
6. Pencemaran Tanah
Nah, saat zat kimia sudah masuk ke dalam tanah maka zat tersebut dapat
masuk ke dalam tanah yang lebih dalam dan mencemari air tanah, dapat menguap
ke udara dan juga dapat tersapu oleh air hujan sehingga mampu menimbulkan
berbagai pencemaran lainnya. zat kimia ini tentunya sangat berbahaya bagi
makhluk hidup yang mengalami paparannya termasuk manusia, tumbuhan dan
hewan. Adanya paparan yang terjadi secara terus menerus dapat mengakibatkan
berbagai jenis penykit termasuk leukemia dan penyakit serius lainnya.
13
timbale sangat tidak baik dan sangat berbahaya bagi kesehatan otak bagi manusia
dan juga masalah pada ginjal.
Selain timbale ada juga bahan kuri yang juga sangat tidak baik bagi ksehetan
tubuh serta bahan lainnya yang bahkan tidak bisa diobati. Jadi pencemaran dalam
tanah ini sangatlah berbahaya.
Kromium, merupakan salah satu zat kimia yang sangat berbahaya bagi semua
populasi makhluk hidup bukan hanya berbahaya bagi manusia saja.
Siklodenia dan PCB, mampu memicu terjadinya kerusakan pada organ hati
Organofostfat, zat ini mampu menyebabkan kerusakan pada saraf otot
Klroin, mampu menyebabkan gangguan pada hati, ginjal serta saraf pusat di
dalam otak.
14
Pengambilan contoh tanah dilakukan mulai pertengahan Desember 2017,
atas rekomendasi Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf kepada Dinas
Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur. Tujuannya, membuktikan ada tidaknya
material limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) yang diduga telah mencemari
lahan dan air sumur warga.
15
Selain mengambil sampel tanah untuk diuji di Laboratorium Mekanika
Tanah dan Batuan ITS Surabaya, Penduduk Lakardowo Bangkit (Pendowo
Bangkit) bersama tim LSM lingkungan Ecoton (Ecological Obsevation and
Wetlands Conservation) juga mengambil contoh yang sama, untuk diujikan di
laboratorium Black Smith Institute, Jakarta.
Manajer Riset Ecoton, Daru Setyo Rini mengatakan, uji laboratorium yang
dilakukan Ecoton dan Pendowo Bangkit, bertujuan untuk mengetahui ada
tidaknya logam berat dalam tanah. “Black Smith Institute punya alat XRF yang
bisa mendeteksi kadar logam berat dalam tanah.”
Hasil uji laboratorium ITS maupun Black Smith Institute, nantinya akan
dipresentasikan kepada Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur.
Perwakilan warga dan perusahaan juga diundang.
16
Bahkan, kesimpulan hasil uji laboratorium yang dilakukan KLHK, kata
Christine, membuktikan bahwa pencemaran yang terjadi pada air sumur warga
bukan dari PT. PRIA, melainkan aktivitas peternakan dan faktor alami batuan.
“Kalau pencemaran, seharusnya dengan bukti ini sudah cukup memuaskan,”
ujarnya.
17
tujuannya untuk bisa menciptakan sebuah lingkungan yang sehat dan juga
bersi
BAB III
18
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
19
Hamzah, Andi. (2005). Politik Hukum Penegakkan Hukum Lingkungan. Jakarta:
Sinar Grafika
Hidayat, Arief dan Adji Samekto. (1998). Hukum Lingkungan dalam Perspektif
Global dan Nasional. Semarang: Badan Penerbit Undip
https://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/pencemaran-lingkungan
https://news.detik.com/berita/d-4713317/polisi-sebut-2-pabrik-aluminium-
pencemar-udara-di-jakut-tak-berizin/2
https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-4617331/sungai-di-semarang-
tercemar-pabrik-sekitar-lokasi-membela-diri
https://www.mongabay.co.id/2018/01/02/buktikan-dugaan-pencemaran-di-
lakardowo-sampel-tanah-dari-lokasi-pabrik-pengolahan-limbah-b3-diteliti/
https://tirto.id/apa-itu-karhutla-yang-sebabkan-kabut-asap-di-sumatera-
kalimantan-eimk
20