Putusan 101-Desain Industri-2023

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 56

PUTUSAN

Nomor 101/Pdt.Sus-HKI/Design Industri/2023/PN Niaga Jkt.Pst

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang


memeriksa dan memutus perkara – perkara Niaga pada tingkat pertama telah
menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara antara :

SUMARNO, Warga Negara Indonesia, Pemilik UD. NEW ACC, yang beralamat
sesuai dengan KTP di Jl. Pluit Raya Komplek 121 Blok B
1 No.12 A, RT.002/RW.008, Kelurahan Penjaringan,
Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, DKI Jakarta.,
Pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan NIK :
3172012906750006 dalam hal ini memberikan kuasanya
kepada TOGU SUGIANTO SITORUS, S.H., HORAS
SAHAT H. SITORUS, S.H., PAOLO ROSSI
MANURUNG, S.H. dan ANDRI AMSTRONG BERAHIM,
S.H., Para Advokat, Konsultan Hukum dan Asisten
Advokat pada Kantor Hukum GRISHAM LUSSAC
SITORUS & ASSOCIATES ATTORNEY AT LAW,
beralamat kantor di Rukan Exclusive Bukit Golf
Mediterania Blok E No. 17, Pantai Indah Kapuk, Jakarta
Utara. Berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 23
Oktober 2023, untuk selanjutnya disebut sebagai
PENGGUGAT;
Lawan

1. VERAWATI, Warga Negara Indonesia, yang diketahui beralamat di


The Riviera at Puri East 7 Blok 12 No. 32,
RT.004/RW.013, Kelurahan Petir Kecamatan Cipondoh,
Kota Tangerang, Banten., dalam hal ini memberikan
kuasanya kepada SALIM HALIM, S.H., ANIS NUR
NADHIROH, S.H., M.H., JUHAENI, S.H., LIMIAN DWI
PRAMONO, S.H. dan FITRI SHAVIRA ZALDA, S.H.
Para Advokat pada kantor LAW FIRM SALIM HALIM &
PARTNERS yang beralamat di Jalan Jendral Gatot
Subroto, Komplek Pusat Niaga Cibodas Blok D No. 26
Kota Tangerang, berdasarkan Surat Kuasa Khusus

Halaman 1 dari 56 Putusan Nomor 101/Pdt.Sus-HKI/Desain Industri/2023/PN Niaga Jkt. Pst.


tanggal 3 November 2023, untuk selanjutnya disebut
sebagai TERGUGAT;

2. PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA CQ. KEMENTERIAN HUKUM


DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA
CQ. DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN
INTELEKTUAL CQ. DIREKTORAT HAK CIPTA DAN
DESAIN INDUSTRI, yang diketahui beralamat di
Jl. H.R. Rasuna Said Kav 6-7, Kuningan, Jakarta Selatan,
DKI Jakarta., diwakili Anggoro Dasananto S.H., dengan
Jabatan Direktur Hak Cipta dan Desain Industri, dalam
hal ini memberikan kuasanya kepada Rikson Sitorus,
S.H., C.N., M.H. (NIP. 197403112000031001), Achmad
Iqbal Taufiq, SH., M.H.(NIP. 198305142010121003),
Dewa Ayu Trisna Dewi, S.H.(NIP.
199508062019012001), Yully Intan Sari,
S.H.(NIP.198707102019012001), dan Luqman Hakim,
S.H(NIP. 199209052019011001), semuanya merupakan
para Aparatur Sipil Negara yang bertugas di Direktorat
Hak Cipta dan Desain Industri, berdasarkan Surat Kuasa
Khusus Nomor: HKI.2.KI.02.04.06-03 tertanggal 23
November 2023 dan juga memberikan kuasanya kepada
Yudha Putra Pratama, S.H., dan Dani Putra Pratama,
S.H., yang merupakan para Pegawai Pemerintah Non
Pegawai Negeri yang bertugas di Direktorat Hak Cipta
dan Desain Industri, berdasarkan Surat Kuasa Subtitusi
Nomor: HKI.2.KI.02.04.06-04 tertanggal 4 Desember
2023 untuk selanjutnya disebut sebagai TURUT
TERGUGAT;

Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri tersebut;

Setelah membaca berkas perkara beserta surat-surat yang


bersangkutan;

Setelah mendengar kedua belah pihak yang berperkara;

TENTANG DUDUK PERKARA

Menimbang, bahwa Penggugat dengan Surat Gugatan tanggal 30


Oktober 2023 yang diterima dan didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Niaga

Halaman 2 dari 56 Putusan Nomor 101/Pdt.Sus-HKI/Desain Industri/2023/PN Niaga Jkt. Pst.


pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 31 Oktober 2023 dalam
Register Nomor 101/Pdt.Sus-HKI/Desain Industri/2023/PN Niaga Jkt.Pst, telah
mengajukan gugatan sebagai berikut:

Adapun alasan-alasan hukum diajukan Gugatan Pembatalan Desain Indutri


Terdaftar ini adalah sebagai berikut :

I. DASAR HUKUM
Pasal 38 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31
Tahun 2000 Tentang Desain Industri (“UU DESAIN INDUSTRI
31/2000”), yang berbunyi :

(1) Gugatan pembatalan pendaftaran Desain Industri dapat diajukan oleh


pihak yang berkepentingan dengan alasan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 atau Pasal 4 kepada Pengadilan Niaga.

Penjelasannya : Cukup jelas.

Pasal 2 UU DESAIN INDUSTRI 31/2000, yang berbunyi :

(1) Hak Desain Industri diberikan untuk Desain Industri yang baru.

(2) Desain Industri dianggap baru apabila pada tanggal Penerimaan,


Desain Industri tersebut tidak sama persis dengan pengungkapan
yang telah ada sebelumnya.

(3) Pengungkapan sebelum, sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)


adalah pengungkapan Desain Industri yang sebelum :

a. tanggal penerimaan; atau


b. tanggal prioritas apabila Permohonan diajukan dengan Hak
Prioritas;
c. telah diumumkan atau digunakan di Indonesia atau di luar
Indonesia.

Penjelasannya :

Ayat (1) Cukup jelas.

Halaman 3 dari 56 Putusan Nomor 101/Pdt.Sus-HKI/Desain Industri/2023/PN Niaga Jkt. Pst.


Ayat (2) Yang dimaksud dengan "pengungkapan" adalah pengungkapan
melalui media cetak atau elektronik, termasuk juga keikutsertaan dalam
suatu pameran.

Ayat (3) Cukup jelas.

II. PENGGUGAT ADALAH PIHAK YANG BERKEPENTINGAN

1. Bahwa PENGGUGAT adalah pemilik usaha perdagangan yang bernama


UD. NEW ACC yang bergerak dibidang usaha perdagangan
perlengkapan dan aksesoris sepeda motor seperti helm, kaca helm dan
lain-lain;

2. Bahwa PENGGUGAT telah lama memperdagangkan kaca helm secara


luas di Indonesia dimana dapat ditemukan baik dalam jalur perdagangan
konvensional (in casu toko offline) maupun jalur perdagangan non-
konvensional (in casu toko online);

3. Bahwa pada tahun 2015 PENGGUGAT memberikan amanah dan


tanggungjawab kepada TERGUGAT sebagai penanggungjawab
operasional, produksi dan penjualan Helm merek VRC dan Kaca Helm

merek pada UD. NEW ACC dan kemudian tahun 2022


TERGUGAT menyampaikan surat pengunduran diri kepada
PENGGUGAT sebagaimana surat TERGUGAT perihal : surat
pengunduran diri sebagai penanggungjawab operasional, produksi dan
penjualan pada UD. NEW ACC Tertanggal 02 September 2022;

4. Bahwa ternyata TERGUGAT telah mendaftarkan desain industri dengan


judul desain industri : kaca helm pada TURUT TERGUGAT sebagaimana
data yang kami peroleh dari laman resmi TURUT TERGUGAT (pdki-
indonesia.dgip.go.id), sebagai berikut :

Judul Desain Industri : KACA HELM


Nomor Permohonan : A00202204982
Tanggal Penerimaan : 30 Desember 2022
Nomor Sertifikat : IDD000066274
Tanggal Pemberian : 13 Juni 2023
Tanggal Mulai perlindungan : 30 Desember 2022
Tanggal Berakhir Perlindungan : 30 Desember 2032

Halaman 4 dari 56 Putusan Nomor 101/Pdt.Sus-HKI/Desain Industri/2023/PN Niaga Jkt. Pst.


Kelas Locarno : 02-03
Nama Pemegang dan Pendesain : Verawati
Alamat Pemegang dan Pendesain : The Riviera at Puri East 7
Blok 12 No.32, RT.004/RW.013
Gambar Perspektif :

selanjutnya disebut sebagai “DESAIN INDUSTRI TERDAFTAR


TERGUGAT”.

5. Bahwa DESAIN INDUSTRI TERDAFTAR TERGUGAT tersebut, identik


(sama persis) dan/atau tidak berbeda dengan desain industri kaca helm

merek : Tipe : R10 Revo Red Gold yang telah lama


diperdagangkan oleh PENGGUGAT yakni, sebagai berikut :

MEREK TIPE KACA HELM DESAIN INDUSTRI KACA HELM

R10 Revo Red Gold

selanjutnya disebut sebagai “DESAIN INDUSTRI KACA HELM


PENGGUGAT”;

6. Bahwa dengan adanya DESAIN INDUSTRI TERDAFTAR MILIK


TERGUGAT yang identik (sama persis) dan/atau tidak berbeda dengan
DESAIN INDUSTRI KACA HELM PENGGUGAT akan berpotensi
dan/atau dapat menjadi alasan bagi TERGUGAT untuk melaporkan
PENGGUGAT secara pidana terkait desain industri;

7. Bahwa DESAIN INDUSTRI TERDAFTAR TERGUGAT identik (sama


persis) dan/atau tidak berbeda dengan DESAIN INDUSTRI KACA HELM
PENGGUGAT tersebut, bukanlah desain industri yang baru dan telah
ada pengungkapan, diperdagangankan di Indonesia atau di luar

Halaman 5 dari 56 Putusan Nomor 101/Pdt.Sus-HKI/Desain Industri/2023/PN Niaga Jkt. Pst.


Indonesia sebelum tanggal penerimaan pendaftaran DESAIN INDUSTRI
KACA HELM PENGGUGAT pada TURUT TERGUGAT sebagaimana
dimaksud Pasal 2 UU DESAIN INDUSTRI 31/2000, yang akan
PENGGUGAT uraikan pada poin selanjutnya Gugatan a quo;

8. Bahwa dengan adanya potensi PENGGUGAT dilaporkan secara pidana


dan/atau dengan alasan DESAIN INDUSTRI TERDAFTAR TERGUGAT
tidak memenuhi ketentuan Pasal 2 UU DESAIN INDUSTRI 31/2000 tentu
akan mengganggu eksistensi perdagangan DESAIN INDUSTRI KACA
HELM PENGGUGAT selama ini maka berdasarkan hal-hal tersebut
PENGGUGAT dapat dikualifikasikan sebagai pihak yang berkepentingan
untuk mengajukan gugatan pembatalan pendaftaran desain industri
terdaftar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat (1) UU DESAIN
INDUSTRI 31/2000;

9. Bahwa halaman 77 Modul Lanjutan Kekayaan Intelektual Bidang Desain


Industri Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 2020 yang diterbitkan oleh
TURUT TERGUGAT (“MODUL LANJUTAN DJKI 2020”) yang kami
peroleh dari laman resmi TURUT TERGUGAT (dgip.go.id), menerangkan
Gugatan Pembatalan Desain Industri Oleh Pihak Ketiga Yang
Berkepentingan adalah sebagai berikut :

Berdasarkan Permintaan Pihak Ketiga yang Berkepentingan


Terhadap Hak Desain Industri yang sudah terdaftar dalam Daftar
Umum Desain Industri pihak ketiga yang berkepentingan dapat
mengajukan keberatan berupa gugatan pembatalan ke Pengadilan
Niaga dengan alasan sebagaimana yang diatur dalam Pasal 2 dan 4
UU No. 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri, dengan demikian
walaupun suatu Hak Desain Industri telah melalui proses
pemeriksaan substantif dan kemudian dikabulkan pendaftarannnya
oleh DJKI, undang-undang masih memberikan kemungkinan bagi
pihak yang berkepentingan untuk mengajukan gugatan pembatalan
di Pengadilan Niaga, masih dimungkinkannya pengujian terhadap
Hak Desain Industri tersebut ke Pengadilan tersebut dimaksudkan
karena mungkin saja dalam proses pemeriksaan sebelumnya
Direktorat Hak Cipta dan Desain Industri tidak menemukan data
pembanding yang relevan/valid atau adanya perbedaan persepsi

Halaman 6 dari 56 Putusan Nomor 101/Pdt.Sus-HKI/Desain Industri/2023/PN Niaga Jkt. Pst.


dalam memaknai kebaruan suatu desain industri dikaitkan dengan
data pembanding yang ditemukan sehingga apabila pihak yang
berkepentingan menemukan fakta bahwa sesungguhnya suatu
desain yang didaftarkan tersebut sebenarnya sudah tidak baru
karena ada pengungkapan sebelumnya dapat mengajukan fakta
tersebut melalui gugatan pembatalan ke Pengadilan Niaga.

Dalam ketentuan Pasal 9 ayat (1) UU No. 31 Tahun 2000 tentang


Desain Industri menyebutkan: “Pemegang Hak Desain Industri
memiliki hak eksklusif untuk melaksanakan Hak Desain Industri
yang dimilikinya dan untuk melarang orang lain yang tanpa
persetujuannya membuat, memakai, menjual, mengimpor,
mengekspor, dan/atau mengedarkan barang yang diberi Hak Desain
Industri. Dari ketentuan pasal diatas dapat kita tarik kesimpulan
bahwa pihak yang dilarang oleh pemegang Hak Desain Industri
karena keberadaan hak eksklusif yang diberikan Negara tersebut
adalah pihak yang membuat, memakai, menjual, mengimpor,
mengekspor, dan/atau mengedarkan barang yang diberi Hak Desain
Industri, dengan demikian adanya hak eksklusif Hak Desain Industri
tersebut akan mengganggu eksistensi pihak yang yang membuat,
memakai, menjual, mengimpor, mengekspor, dan/atau mengedarkan
barang yang diberi Hak Desain Industri dengan kata lain dapat kita
tafsirkan bahwa yang dimaksud pihak ketiga yang berkepentingan
dalam gugatan pembatalan Hak Desain Industri adalah produsen,
penjual, distributor, agen, importir atau eksportir suatu desain
industri yang terdaftar tersebut.

10. Bahwa hal tersebut diatas, sejalan dengan pertimbangan beberapa


kaidah hukum sebagai berikut :

a. Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 793


K/Pdt.Sus-HKI/2020 tanggal 29 Juli 2020 dengan kaidah hukum
sebagai berikut :

Bahwa mengenai permasalahan hukum apakah Penggugat


merupakan pihak yang berkepentingan untuk mengajukan gugatan
pembatalan pendaftaran Desain Industri, oleh karena Penggugat
adalah pihak yang dilaporkan oleh Tergugat secara pidana

Halaman 7 dari 56 Putusan Nomor 101/Pdt.Sus-HKI/Desain Industri/2023/PN Niaga Jkt. Pst.


dengan dugaan melakukan tindak pidana dengan sengaja dan
tanpa hak melakukan perbuatan membuat, memakai, menjual,
mengimpor, mengekspor, dan/atau mengedarkan barang yang
diberi Hak Desain Industri dengan Judul BAK MANDI yang
terdaftar di Direktorat Hak Cipta dan Desain Industri
Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia dengan pemegang hak Tergugat,
sehingga dengan dasar adanya pelaporan dan proses hukum
secara pidana terhadap Penggugat tersebut, maka Penggugat
dapat dikualifikasikan sebagai pihak yang berkepentingan
untuk mengajukan gugatan pembatalan pendaftaran Desain
Industri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain
Industri.

b. Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 748


K/Pdt.Sus-HKI/2019 tanggal 26 September 2019 dengan kaidah
hukum sebagai berikut :

Bahwa pertimbangan hukum putusan Judex Facti yang


mengabulkan gugatan Penggugat dapat dibenarkan karena
berdasarkan fakta-fakta dalam perkara a quo Judex Facti telah
memberikan pertimbangan yang cukup, dimana ternyata
Penggugat sebagai pihak yang berkepentingan karena selama ini
penggugat sudah menggunakan Desain Industri untuk
kegiatan perdagangannya yaitu dengan memproduksi,
menjual, memasarkannya sehingga kepentingannya
terganggu, oleh karenanya Penggugat dapat mengajukan
gugatan pembatalan atas dasar sebagai pihak yang
berkepentingan dan tidak perlu harus memiliki sertipikat atas
karya yang sama dan ternyata berdasarkan data pembanding
bukti bertanda PK/TR-13 sampai dengan bukti bertanda PK/TR-
63b, Penggugat membuktikan produk-produk Plafon/ketiga Desain
Plafon yang dimiliki Tergugat mempunyai kesamaan konfigurasi,
komposisi warna dan garis dengan yang telah ada, telah
diumumkan, telah dipakai, telah diperdagangkan, telah digunakan,
dan telah diedarkan sebelumnya di luar negeri (Negara China)
setidak-tidaknya pada Tahun 1995, 2002, 2005, dan seterusnya

Halaman 8 dari 56 Putusan Nomor 101/Pdt.Sus-HKI/Desain Industri/2023/PN Niaga Jkt. Pst.


atau sebelum Penggugat mendaftarkan tiga Desain Industri
berjudul Plafon terdaftar Nomor ID 0 027 943—D, IDD0000036643
dan IDD0000036645 atas nama Tergugat pada Tahun 2010 dan
Tahun 2012;

11. Bahwa berdasarkan keseluruhan uraian diatas, maka sudah menjadi


fakta yang terang dan jelas bahwa PENGGUGAT adalah Pihak Yang
Berkepentingan. Oleh sebab itu berhak untuk mengajukan gugatan
pembatalan desain industri yang sudah terdaftar sebagaimana dimaksud
Pasal 38 ayat (1) UU DESAIN INDUSTRI 31/2000, yang berbunyi :

Gugatan pembatalan pendaftaran Desain Industri dapat diajukan


oleh pihak yang berkepentingan dengan alasan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 atau Pasal 4 kepada Pengadilan Niaga.

III. DESAIN INDUSTRI TERDAFTAR TERGUGAT IDENTIK (SAMA


PERSIS) DAN/ATAU TIDAK BERBEDA DENGAN DESAIN KACA
HELM PENGGUGAT

12. Bahwa berdasarkan data dari Berita Resmi Desain Industri Nomor :
1/DI/2023 tanggal 16 Januari 2023 yang diterbitkan oleh TURUT
TERGUGAT yang kami peroleh dari laman resmi TURUT TERGUGAT
(dgip.go.id), diketahui klaim DESAIN INDUSTRI TERDAFTAR
TERGUGAT adalah bentuk, komposisi warna dan konfigurasi, yang kami
kutip sebagai berikut :

(19) ID
(51) Klasifikasi Locarno : 02-03
(21) No. Permohonan DI : A00202204982
(22) Tanggal Penerimaan DI : 30 Desember 2022
(30) Data Prioritas :
(31) Nomor (32) Tanggal (33) Negara
(43) Tanggal Pengumuman DI : 16 Januari 2023
(54) Judul Desain Industri : KACA HELM
(57) Klaim : Bentuk, Komposisi Warna, Konfigurasi
(71) Nama dan Alamat Pemohon Desain Industri : VERAWATI THE
RIVIERA AT PURI EAST 7 BLOK 12 NO.32, RT.004/RW.013
Indonesia
(72) Nama Pendesain : VERAWATI, ID

Halaman 9 dari 56 Putusan Nomor 101/Pdt.Sus-HKI/Desain Industri/2023/PN Niaga Jkt. Pst.


(74) Nama dan Alamat Konsultan Desain Industri : Adnan Hardie Jl.
Mayang IV Blok AH 3/10, Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta
Timur

13. Bahwa dilihat secara kasat mata (special appearance) DESAIN


INDUSTRI TERDAFTAR TERGUGAT mempunyai persama persisan
bentuk, komposisi warna dan konfigurasi dengan DESAIN INDUSTRI
KACA HELM PENGGUGAT, sebagaimana dapat dilihat pada tabel
perbandingan sebagai berikut :

DESAIN INDUSTRI TERDAFTAR DESAIN INDUSTRI KACA HELM


TERGUGAT PENGGUGAT

14. Bahwa dari hasil perbandingan DESAIN INDUSTRI TERDAFTAR


TERGUGAT dengan DESAIN INDUSTRI KACA HELM PENGGUGAT
diatas, secara kasat mata dapat dilihat bentuk, komposisi warna dan
konfigurasi memberikan kesan estetis yang identik (sama persis)
dan/atau tidak ada perbedaan;

15. Bahwa Pasal 1 angka 1 UU DESAIN INDUSTRI 31/2000 menerangkan


dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan desain industri adalah :

suatu kreasi tentang bentuk konfigurasi, atau komposisi garis atau


warna, atau garis dan warna, atau gabungan dari padanya yang
berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi yang memberikan kesan
estetis dan dapat diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau dua
dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk,
barang komoditas industri, atau kerajinan tangan.

16. Bahwa pada halaman 5 Modul Kekayaan Intelektual Bidang Desain


Industri Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 2019 (“MODUL DJKI 2019”)
yang diterbitkan oleh TURUT TERGUGAT yang kami peroleh dari laman

Halaman 10 dari 56 Putusan Nomor 101/Pdt.Sus-HKI/Desain Industri/2023/PN Niaga Jkt. Pst.


resmi TURUT TERGUGAT (dgip.go.id), juga menerangkan pengertian
desain industri adalah sebagai berikut :

suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi garis atau


warna, atau garis dan warna, atau gabungan daripadanya yang
berbentuk 3 (tiga) dimensi atau 2 (dua) dimensi yang memberikan
kesan estetis dan dapat diwujudkan dalam pola 3 (tiga) dimensi atau
2 (dua) dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu
produk, barang, komoditas industri, atau kerajinan tangan.

17. Bahwa pada halaman 5 sampai dengan halaman 11 MODUL DJKI 2019
yang diterbitkan oleh TURUT TERGUGAT yang kami peroleh dari laman
resmi TURUT TERGUGAT (dgip.go.id), menerangkan pengertian bentuk,
konfigurasi, komposisi garis dan komposisi warna adalah sebagai berikut:

a. Bentuk adalah outline sederhana atau garis kontur yang


kompleks dari suatu desain, menurut definisi WIPO bentuk
merupakan wujud 3 (tiga) dimensi. Bentuk menunjukkan
identitas dari suatu produk.

b. Konfigurasi adalah bentuk yang kompleks atau bentuk yang


dikombinasikan dalam desain. Konfigurasi merupakan wujud
3 (tiga) dimensi, karena merupakan kombinasi dari bentuk,
dimana bentuk merupakan wujud 3 (tiga) dimensi.

c. Komposisi garis adalah kreasi 2 (dua) dimensi yang


merupakan pola garis yang ditempatkan pada permukaan
sebuah produk.

d. Komposisi warna adalah kreasi 2 (dua) dimensi yang


merupakan pola warna yang ditempatkan pada permukaan
produk.

18. Bahwa pada halaman 12 sampai dengan halaman 14 MODUL DJKI 2019
yang diterbitkan oleh TURUT TERGUGAT yang kami peroleh dari laman
resmi TURUT TERGUGAT (dgip.go.id), menerangkan pengertian kesan
estetis dalam desain industri adalah sebagai berikut :

Kesan estetis berdasarkan definisi Desain Industri dalam Undang-


Undang No. 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri.

Halaman 11 dari 56 Putusan Nomor 101/Pdt.Sus-HKI/Desain Industri/2023/PN Niaga Jkt. Pst.


Pertama, pengertian kesan estetis di dalam Undang-Undang Desain
Industri dimaksudkan untuk pembeda bagi permohonan yang akan
diajukan bukan termasuk kategori desain rekayasa (engineering
design).

Kedua, kesan estetis yang ditimbulkan harus dapat dilihat oleh mata
pengguna.

Ketiga, Desain Industri terdiri dari fitur-fitur yang tampak (bentuk,


konfigurasi, komposisi garis, komposisi warna, dan komposisi garis
dan warna), maka suatu kreasi dengan kesan estetis yang dapat
ditangkap oleh indra penglihatan dianggap tidak memberikan kesan
estetis Desain Industri.

19. Bahwa hal-hal tersebut diatas, sejalan dengan Jurnal Hukum Litigasi
yang berjudul “Kepastian Hukum Penilaian Kebaruan Desain Industri
di Indonesia Berdasarkan Pendekatan Kekayaan Intelektual dan
Perbandingan Hukum”, Volume 18 (1), 2017 Fakultas Hukum
Universitas Pasundan Bandung pada halaman 811 dari laman resmi
Fakultas Hukum Universitas Pasundan (ejournal.unpas.ac.id), telah
memberikan penjelasan :

Menentukan kebaruan suatu desain industri secara subtantif dapat


dilakukan dengan tiga tingkat perbandingan yaitu identik (identical),
mirip (similar) dan tidak mirip/tidak sama persis (non
similar/different) (Kawasoe, 2002) berdasarkan kreasi visual dari
suatu produk sehingga menentukan kebaruan suatu desain
dilakukan dengan skala perbandingan visual dan kreasi yang
membentuk tampilan visual tersebut;

Identik (identical) adalah suatu kondisi dimana desain visual dari


dua produk memiliki persama persisan atau sama persis persis.
Suatu desain dianggap detail apabila perbedaan yang dimiliki oleh
produk tersebut dengan desain industri terdaftar hanya berupa
detail immaterial yang sangat kecil. “Designs are deemed to be
identical if their features differ only in immaterial detail (W. Gray,
Brian and Bouzalas, 2001)” perbedaan kecil (minor) dalam
penampilan atau penggunaan berupa detail immaterial atau fitur

Halaman 12 dari 56 Putusan Nomor 101/Pdt.Sus-HKI/Desain Industri/2023/PN Niaga Jkt. Pst.


yang merupakan varian umum tidak dapat dijadikan sebagai dasar
kebaruan maupun orisinalitas suatu desain.

20. Bahwa berdasarkan keseluruhan uraian dalam Poin III diatas, maka
sudah menjadi fakta yang terang dan jelas bahwa DESAIN INDUSTRI
TERDAFTAR TERGUGAT identik (sama persis) dan/atau tidak berbeda
dengan DESAIN INDUSTRI KACA HELM PENGGUGAT. Oleh sebab itu
sudah sepatutnya Gugatan a quo dikabulkan Majelis Hakim Pemeriksa
Perkara dan selanjutnya menyatakan bahwa DESAIN INDUSTRI
TERDAFTAR TERGUGAT identik (sama persis) dan/atau tidak berbeda
dengan DESAIN INDUSTRI KACA HELM PENGGUGAT;

IV. DESAIN INDUSTRI TERDAFTAR TERGUGAT TIDAK MEMENUHI


UNSUR KEBARUAN (NOT NOVELTY), BUKAN DESAIN INDUSTRI
YANG BARU, TELAH ADA PENGUNGKAPAN DAN
DIPERDAGANGKAN DI INDONESIA ATAU DI LUAR INDONESIA
SEBELUM TANGGAL PENERIMAAN DESAIN INDUSTRI TERDAFTAR
TERGUGAT PADA TURUT TERGUGAT

21. Bahwa tanggal penerimaan DESAIN INDUSTRI TERDAFTAR


TERGUGAT pada TURUT TERGUGAT adalah tanggal 30 Desember
2022 sebagaimana data yang kami peroleh dari laman resmi TURUT
TERGUGAT (pdki-indonesia.dgip.go.id), kami kutip sebagai berikut :

Judul Desain Industri : KACA HELM


Nomor Permohonan : A00202204982
Tanggal Penerimaan : 30 Desember 2022
Nomor Sertifikat : IDD000066274
Tanggal Pemberian : 13 Juni 2023
Tanggal Mulai perlindungan : 30 Desember 2022
Tanggal Berakhir Perlindungan : 30 Desember 2032
Kelas Locarno : 02-03
Nama Pemegang dan Pendesain : Verawati

22. Bahwa DESAIN INDUSTRI KACA HELM PENGGUGAT yang identik


(sama persis) dan/atau tidak berbeda dengan DESAIN INDUSTRI
TERDAFTAR TERGUGAT tersebut, telah ada sebelum tanggal
penerimaan DESAIN INDUSTRI TERDAFTAR TERGUGAT pada TURUT

Halaman 13 dari 56 Putusan Nomor 101/Pdt.Sus-HKI/Desain Industri/2023/PN Niaga Jkt. Pst.


TERGUGAT maka DESAIN INDUSTRI TERDAFTAR TERGUGAT bukan
desain industri yang baru;

23. Bahwa cetakan (moulding) DESAIN INDUSTRI KACA HELM


PENGGUGAT yang identik (sama persis) dan/atau tidak berbeda dengan
DESAIN INDUSTRI TERDAFTAR TERGUGAT telah ada pengungkapan
dan diperdagangkan di negara China (luar Indonesia) sebelum tanggal
penerimaan DESAIN INDUSTRI TERDAFTAR TERGUGAT pada TURUT
TERGUGAT, yakni sebagai berikut :

a. Pesanan pembelian (purchasing order) cetakan (moulding)


DESAIN INDUSTRI KACA HELM PENGGUGAT oleh
PENGGUGAT kepada Foshan city Tianxiang Sporting goods Ltd
yang beralamat di 1# Xincundatian, Dungen Industrial Park,
Jiujiang Town, Foshan City, Guandong, China., tanggal 10 Mei
2021;

b. Kontrak Penjualan (sales contract) cetakan/moulding DESAIN


INDUSTRI KACA HELM PENGGUGAT dari Foshan city Tianxiang
Sporting goods Ltd yang beralamat di 1# Xincundatian, Dungen
Industrial Park, Jiujiang Town, Foshan City, Guandong, China.,
kepad PENGGUGAT tanggal 10 Mei 2021;

24. Bahwa DESAIN INDUSTRI KACA HELM PENGGUGAT yang identik


(sama persis) dan/atau tidak berbeda dengan DESAIN INDUSTRI
TERDAFTAR TERGUGAT telah ada pengungkapan dan diperdagangkan
di negara China (luar Indonesia) sebelum tanggal penerimaan DESAIN
INDUSTRI TERDAFTAR TERGUGAT pada TURUT TERGUGAT
sebagaimana Pesanan pembelian (purchasing order) DESAIN INDUSTRI
KACA HELM PENGGUGAT dari PENGGUGAT kepada Foshan city
Tianxiang Sporting goods Ltd;

25. Bahwa DESAIN INDUSTRI KACA HELM PENGGUGAT yang identik


(sama persis) dan/atau tidak berbeda dengan DESAIN INDUSTRI
TERDAFTAR TERGUGAT yang di beli dari Foshan city Tianxiang
Sporting goods Ltd tersebut, selanjutnya diungkap dan diperdagangkan
secara konvensional (in casu toko offline) dan secara non-konvensional
(in casu toko online) oleh PENGGUGAT di Indonesia sebelum tanggal

Halaman 14 dari 56 Putusan Nomor 101/Pdt.Sus-HKI/Desain Industri/2023/PN Niaga Jkt. Pst.


penerimaan DESAIN INDUSTRI TERDAFTAR TERGUGAT pada TURUT
TERGUGAT, yakni sebagai berikut :

a. Perdagangan secara konvensional (in casu toko offline) :

1. Surat Jalan Pengiriman DESAIN INDUSTRI KACA HELM


PENGGUGAT dari UD. NEW ACC kepada MUSI MOTOR
sebagaimana No. Surat Jalan : SI191304 Tanggal 18
November 2021;

2. Faktur Penjualan DESAIN INDUSTRI KACA HELM


PENGGUGAT dari UD. NEW ACC kepada MUSI MOTOR
sebagaimana Invoice No. : SI191304 Tanggal 18
November 2021;

b. Perdagangan non-konvensional (in casu toko online) melalui


flatform belanja online Shopee (media elektronik) :

1. Toko online yang bernama Duta Helmet Accessories


sebagaimana pada bagian penilaian & ulasan pembeli atas
pembelian Kaca DESAIN INDUSTRI KACA HELM
PENGGUGAT oleh syech32 tanggal 05 September 2022
dan p*****a tanggal 24 November 2022;

2. Toko online yang bernama Nayyla Collection sebagaimana


pada bagian penilaian & ulasan pembeli atas pembelian
DESAIN INDUSTRI KACA HELM PENGGUGAT oleh
riskipratama450 tanggal 31 Janauri 2022, morge_store
tanggal 31 Mei 2022 dan ahellchan tanggal 10 Februari
2022;

26. Bahwa pada halaman 21 MODUL DJKI 2019 yang diterbitkan oleh
TURUT TERGUGAT yang kami peroleh dari laman resmi TURUT
TERGUGAT (dgip.go.id), menerangkan aspek kebaruan dalam desain
industri sebagai berikut :

Desain Industri yang dianggap baru adalah Desain Industri yang


berbeda dengan Desain Industri lain yang sudah ada sebelumnya.
Yang dimaksud dengan Desain Industri yang ada sebelumnya
adalah Desain Industri yang telah diumumkan atau diungkap di

Halaman 15 dari 56 Putusan Nomor 101/Pdt.Sus-HKI/Desain Industri/2023/PN Niaga Jkt. Pst.


tingkat nasional atau internasional (Pasal 2 Undang-Undang No.31
Tahun 2000 tentang Desain Industri).

27. Bahwa hal tersebut diatas, sejalan dengan pertimbangan beberapa


kaidah hukum dan buku hukum, sebagai berikut :

i. Pertimbangan Majelis Hakim terdahulu dalam beberapa


yurisprudensi dan putusan sebagai berikut :

a. Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia No.


793 K/Pdt.Sus-HKI/2020 tanggal 29 Juli 2020 dengan
kaidah hukum sebagai berikut :

Bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 1, Pasal 2 dan Pasal


4 Undang-Undang Nomor 31 tentang Desain Industri,
Desain Industri mendapat perlindungan hukum apabila:
1. Merupakan bentuk, konfigurasi, atau komposisi
garis atau warna, atau gabungan daripadanya
yang baru. Baru merupakan esensi utama;
2. Menunjukkan penampilan khusus yang
memperlihatkan perbedaan dengan produk lain
(special appearance);
3. Memberikan kesan estetis;
4. Dapat dipakai untuk menghasilkan produk secara
massal dan berulang-ulang;

Mengenai syarat baru atau kebaruan Pasal 2 ayat (2)


Undang-Undang Nomor 31 tentang Desain Industri
menyatakan Desain Industri dianggap baru apabila
pada Tanggal Penerimaan pendaftaran, desain tersebut
tidak sama dengan pengungkapan yang telah ada
sebelumnya. Pengungkapan yang ada sebelumnya
menurut Pasal 2 ayat (3) hufuf a dan b Undang-Undang
Desain Industri adalah telah diumumkan atau
digunakan di Indonesia atau di luar Indonesia sebelum
tanggal Penerimaan pendafataran;

Bahwa Tanggal Penerimaan pendaftaran Desain


Industri Tergugat dengan Nomor Pendaftaran

Halaman 16 dari 56 Putusan Nomor 101/Pdt.Sus-HKI/Desain Industri/2023/PN Niaga Jkt. Pst.


IDD0000035015 adalah tanggal 1 Agustus 2012.
Sementara Penggugat dapat membuktikan bahwa
berdasarkan bukti bertanda P-4C dan P-5, ternyata
cetakan matras (moulding) bak mandi yang digunakan
oleh Penggugat maupun Tergugat sama-sama
berasal/dibeli dari Taizho Huangyan Hoangnuo Trading
Co.Ltd., yang merupakan produk bekas yang telah
dibuat di negara Tiongkok pada tanggal 10 Februari
2011 dan sudah digunakan untuk mencetak bak mandi
secara massal, sehingga pada tanggal 10 Februari 2011
atau lebih dari setahun sebelum Tanggal Penerimaan
pendaftaran Desain Industri Tergugat pada tanggal 1
Agustus 2012, Desain Industri tersebut telah
diumumkan atau diungkapkan dan dijual bebas di
negara Tiongkok, termasuk kemudian dijual dan dibeli
oleh Penggugat dan Tergugat, sehingga produsen dan
pedagang bak mandi di Indonesia mayoritas membeli
cetakan matras (moulding) bak mandi dari perusahaan
Tiongkok, Taizho Huangyan Hoangnuo Trading Co.Ltd.,
yang tidak lagi mempunyai unsur kebaruan dari aspek
Desain Industri, karena itu Desain Industri dengan
pemegang hak Tergugat tidak memenuhi unsur
kebaruan sesuai Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000
tentang Desain Industri;

Bahwa Pasal 25 Trade Related Aspect of Intellectual


Property rights (TRIPs) yang telah diratifikasi oleh
Indonesia melalui Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994
tentang Pengesahan Agreement Establishing the world
Trade Organization (Persetujuan Pembentukan
Organisasi Perdagangan Dunia) juga menyatakan pada
pokoknya bahwa Members may provide that designs
are not new or original if they do not significantly differ
from known design or combinations of known design
features. Jadi desain industri harus mempunyai
perbedaan fitur/karakteristik yang siginifikan dari
desain yang ada. Secara kasat mata (visual

Halaman 17 dari 56 Putusan Nomor 101/Pdt.Sus-HKI/Desain Industri/2023/PN Niaga Jkt. Pst.


appearance) desain industry bak mandi Tergugat tidak
berbeda dengan desain bak mandi pada umumnya,
karena itu sesuai dengan persyaratan “baru” menurut
Pasl 25 TRIPs dan syarat special appearance desain
bak mandi Tergugat tidak memenuhi syarat baru,
karena itu pendaftaran Desain Industri dengan judul
BAK MANDI Nomor Pendaftaran IDD0000035015
Tanggal Penerimaan 1 Agustus 2012 yang sertifikatnya
diterbitkan tanggal 29 November 2013 atas nama
Adianta Tanudirjo (Tergugat) harus dibatalkan.

b. Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia No.


748 K/Pdt.Sus-HKI/2019 tanggal 26 September 2019
dengan kaidah hukum sebagai berikut :
Bahwa pertimbangan hukum putusan Judex Facti yang
mengabulkan gugatan Penggugat dapat dibenarkan
karena berdasarkan fakta-fakta dalam perkara a quo
Judex Facti telah memberikan pertimbangan yang
cukup, dimana ternyata Penggugat sebagai pihak yang
berkepentingan karena selama ini penggugat sudah
menggunakan Desain Industri untuk kegiatan
perdagangannya yaitu dengan memproduksi, menjual,
memasarkannya sehingga kepentingannya terganggu,
oleh karenanya Penggugat dapat mengajukan gugatan
pembatalan atas dasar sebagai pihak yang
berkepentingan dan tidak perlu harus memiliki
sertipikat atas karya yang sama dan ternyata
berdasarkan data pembanding bukti bertanda PK/TR-13
sampai dengan bukti bertanda PK/TR-63b, Penggugat
membuktikan produk-produk Plafon/ketiga Desain
Plafon yang dimiliki Tergugat mempunyai kesamaan
konfigurasi, komposisi warna dan garis dengan yang
telah ada, telah diumumkan, telah dipakai, telah
diperdagangkan, telah digunakan, dan telah diedarkan
sebelumnya di luar negeri (Negara China) setidak-
tidaknya pada Tahun 1995, 2002, 2005, dan seterusnya
atau sebelum Penggugat mendaftarkan tiga Desain

Halaman 18 dari 56 Putusan Nomor 101/Pdt.Sus-HKI/Desain Industri/2023/PN Niaga Jkt. Pst.


Industri berjudul Plafon terdaftar Nomor ID 0 027 943—
D, IDD0000036643 dan IDD0000036645 atas nama
Tergugat pada Tahun 2010 dan Tahun 2012;

Oleh karena ketiga Desain Industri yang didaftarkan


oleh Tergugat kepada Turut Tergugat tersebut di atas
diketahui ternyata telah diungkapkan, diperdagangkan
dan diedarkan setidak-tidaknya 10 Tahun yang silam
atau setidak-tidaknya pada tahun 2005 di luar negeri
(Negara China) atau setidaknya sebelum Tergugat
mendaftarkan desain industri yaitu pada Tahun 2010
dan 2012. Sehingga tepat Judex Facti produk hasil
desain industry yang telah didaftarkan oleh Tergugat
sebagaimana diuraikan dimuka tidak lagi memiliki
kebaruan sebagaimana dimaksud Pasal 3 Undang-
Undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri
oleh karenanya pendaftaran Desain Industri oleh
Tergugat tersebut dilandasi iktikad tidak baik karena
sudan merupakan public domain;

c. Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 53


K/Pdt.Sus-HKI/2015 tanggal 11 Maret 2015 dengan kaidah
hukum sebagai berikut :

Bahwa sesuai dengan hasil pemeriksaan di


persidangan Penggugat telah berhasil membuktikan
dalil gugatannya bahwa produk Nampan telah
diproduksi dan diperdagangkan oleh Masyarakat
Cirebon jauh hari sebelum didaftarkan oleh Tergugat
sehingga desain produk Nampan yang terdaftar atas
nama Tergugat tidak memiliki kebaruan, karena itu
layak untuk dibatalkan;

d. Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia No.


824 K/Pdt.Sus.HKI/2016 tanggal 6 Oktober 2016 dengan
kaidah hukum sebagai berikut :

Halaman 19 dari 56 Putusan Nomor 101/Pdt.Sus-HKI/Desain Industri/2023/PN Niaga Jkt. Pst.


Bahwa pertimbangan hukum putusan Judex Facti yang
mengabulkan gugatan Penggugat dapat dibenarkan,
karena berdasarkan fakta-fakta dalam perkara a quo
Judex Facti telah memberikan pertimbangan yang
cukup dan tidak bertentangan dengan hukum, dimana
ternyata desain industri milik Tergugat tidak memenuhi
syarat kebaruan, sehingga pendaftaran desain industri
milik Tergugat beritikad tidak baik (bad faith) dan
pendaftarannya harus dibatalkan, untuk itu tolak
kasasi;

ii. Sadikin O.K. dalam bukunya yang berjudul “Aspek Hukum


Kekayaan Inteltual : (Intellectual Property Right)” Jakarta
Rajawali Pers.2015 Halaman 480, telah memberikan penjelasan :

Asas kebaruan menjadi prinsip hukum yang juga perlu


mendapat perhatian dalam perlindungan hak atas Desain
Industri ini. Hanya desain yang benar-benar baru yang dapat
diberikan hak. Ukuran atau kriteria kebaruan itu adalah
apabila Desain Industri yang akan didaftarkan itu tidak sama
dengan Desain Industri yang telah ada sebelumnya.

28. Penting untuk kami sampaikan kepada Yang Mulia yang memeriksa dan
memutus perkara a quo, bahwa Penjualan DESAIN INDUSTRI KACA
HELM PENGGUGAT dari UD. NEW ACC kepada MUSI MOTOR
sebagaimana Invoice No. : SI191304 Tanggal 18 November 2021
tersebut diatas, diketahui oleh TERGUGAT sebagai
penanggungjawab operasional, produksi dan penjualan Helm merek

VRC dan Kaca Helm merek pada UD. NEW ACC saat itu;

29. Dan nomor rekening bank penerimaan pembayaran yang tercantum


dalam Invoice No. : SI191304 Tanggal 18 November 2021 tersebut,
adalah rekening bank atas nama TERGUGAT, sebagaimana Invoice
kami kutip sebagai berikut :

Rekening Bank BCA AC : 632.028.1511 AN : Verawati dan Bank


Mandiri Ac : 176.0000117403.4 An. VERAWATI

Halaman 20 dari 56 Putusan Nomor 101/Pdt.Sus-HKI/Desain Industri/2023/PN Niaga Jkt. Pst.


30. Bahwa berdasarkan uraian dalam diatas, maka sudah menjadi fakta yang
terang dan jelas bahwa DESAIN INDUSTRI TERDAFTAR TERGUGAT
tidak memenuhi unsur kebaruan (not novelty) dan/atau bukan desain
industri yang baru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) UU
DESAIN INDUSTRI 31/2000, yang berbunyi :

(1) Hak Desain Industri diberikan untuk Desain Industri yang baru.

dan seharusnya hak atas DESAIN INDUSTRI TERDAFTAR TERGUGAT


tidak diberikan oleh TURUT TERGUGAT kepada TERGUGAT;

31. Bahwa berdasarkan uraian dalam diatas, maka sudah menjadi fakta yang
terang dan jelas bahwa DESAIN INDUSTRI TERDAFTAR TERGUGAT
telah ada pengungkapan dan diperdagangkan sebelum tanggal
penerimaan DESAIN INDUSTRI TERDAFTAR TERGUGAT pada TURUT
TERGUGAT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) dan ayat (3)
UU DESAIN INDUSTRI 31/2000 berikut penjelasannya, yang berbunyi :

(2) Desain Industri dianggap baru apabila pada tanggal Penerimaan,


Desain Industri tersebut tidak sama persis dengan
pengungkapan yang telah ada sebelumnya.

(3) Pengungkapan sebelum, sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)


adalah pengungkapan Desain Industri yang sebelum :

a. tanggal penerimaan; atau


b. tanggal prioritas apabila Permohonan diajukan dengan Hak
Prioritas;
c. telah diumumkan atau digunakan di Indonesia atau di luar
Indonesia.

32. Bahwa Oleh sebab itu sudah sepatutnya Gugatan a quo dikabulkan
Majelis Hakim Pemeriksa Perkara dan selanjutnya menyatakan :

- DESAIN INDUSTRI TERDAFTAR TERGUGAT tidak memenuhi


unsur kebaruan (not novelty);

- DESAIN INDUSTRI TERDAFTAR TERGUGAT bukan desain


industri yang baru;

Halaman 21 dari 56 Putusan Nomor 101/Pdt.Sus-HKI/Desain Industri/2023/PN Niaga Jkt. Pst.


- DESAIN INDUSTRI KACA HELM PENGGUGAT telah ada
pengungkapan dan diperdagangkan di indonesia atau di luar
indonesia sebelum tanggal penerimaan DESAIN INDUSTRI
TERDAFTAR TERGUGAT pada TURUT TERGUGAT;

V. TURUT TERGUGAT BERKEWAJIBAN UNTUK MENCATATKAN


PUTUSAN PEMBATALAN DESAIN INDUSTRI TERDAFTAR
TERGUGAT DARI DAFTAR UMUM DESAIN INDUSTRI DAN
MENGUMUMKANNYA DALAM BERITA RESMI DESAIN INDUSTRI

33. Bahwa berdasarkan seluruh hal-hal yang telah PENGGUGAT uraikan


pada Poin III dan Poin IV Gugatan a quo diatas, yang pada pokoknya
menguraikan bahwasanya :

a. DESAIN INDUSTRI TERDAFTAR TERGUGAT identik (sama


persis) dan/atau tidak berbeda dengan DESAIN INDUSTRI KACA
HELM PENGGUGAT yang telah ada sebelum tanggal penerimaan
DESAIN INDUSTRI TERDAFTAR TERGUGAT pada TURUT
TERGUGAT;

b. DESAIN INDUSTRI TERDAFTAR TERGUGAT tidak memenuhi


unsur kebaruan (not novelty);

c. DESAIN INDUSTRI TERDAFTAR TERGUGAT bukan desain


industri yang baru sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 ayat (1)
UU DESAIN INDUSTRI 31/2000;

d. DESAIN INDUSTRI KACA HELM PENGGUGAT yang identik


(sama persis) dan/atau tidak berbeda dengan DESAIN INDUSTRI
TERDAFTAR TERGUGAT telah ada pengungkapan dan di
perdagangkan di indonesia atau di luar indonesia sebelum tanggal
penerimaan DESAIN INDUSTRI TERDAFTAR TERGUGAT pada
TURUT TERGUGAT sebagaimana dimaksud Pasal 2 ayat (2) dan
ayat (3) UU DESAIN INDUSTRI 31/2000;

34. Bahwa oleh karena diketahui DESAIN INDUSTRI TERDAFTAR


TERGUGAT memiliki/terdapat kecacatan hukum yakni bukan desain
industri yang baru sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 ayat (1) UU
DESAIN INDUSTRI 31/2000, telah ada pengungkapan dan

Halaman 22 dari 56 Putusan Nomor 101/Pdt.Sus-HKI/Desain Industri/2023/PN Niaga Jkt. Pst.


diperdagangkan di indonesia atau di luar indonesia sebelum tanggal
penerimaan DESAIN INDUSTRI TERDAFTAR TERGUGAT pada TURUT
TERGUGAT sebagaimana dimaksud Pasal 2 ayat (2) dan ayat (3) UU
DESAIN INDUSTRI 31/2000;

35. Maka sudah sepantasnya TURUT TERGUGAT berkewajiban untuk


melakukan koreksi atas penerbitan DESAIN INDUSTRI TERDAFTAR
TERGUGAT tersebut melalui mekasnisme yang telah diatur didalam
Pasal 42 UU DESAIN INDUSTRI 31/2000, yang berbunyi :

Direktorat Jenderal mencatat putusan atas gugatan pembatalan


yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dalam Daftar Umum
Desain Industri dan mengumumkannya dalam Berita Resmi Desain
Industri.

yaitu dengan mencatatkan putusan pembatalan DESAIN INDUSTRI


MILIK TERGUGAT dalam Daftar Umum Desain Industri dan
mengumumkannya dalam Berita Resmi Desain Industri;

Maka berdasarkan seluruh dalil tersebut di atas, PENGGUGAT mohon kepada


Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara a quo, agar
berkenan menjatuhkan Putusan dengan amar sebagai :

MENGADILI :

1. Menerima dan mengabulkan Gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya;

2. Menyatakan DESAIN INDUSTRI TERDAFTAR TERGUGAT


sebagaimana desain industri nomor sertifikat : IDD000066274 dengan
tanggal pemberian : 24 Juli 2023 atas nama VERAWATI (TERGUGAT)
identik (sama persis) dan/atau tidak berbeda dengan DESAIN INDUSTRI
KACA HELM PENGGUGAT;

3. Menyatakan DESAIN INDUSTRI TERDAFTAR TERGUGAT


sebagaimana desain industri nomor sertifikat : IDD000066274 dengan
tanggal pemberian : 24 Juli 2023 atas nama VERAWATI (TERGUGAT)
tidak memenuhi unsur kebaruan (not novelty);

4. Menyatakan DESAIN INDUSTRI TERDAFTAR TERGUGAT


sebagaimana desain industri nomor sertifikat : IDD000066274 dengan

Halaman 23 dari 56 Putusan Nomor 101/Pdt.Sus-HKI/Desain Industri/2023/PN Niaga Jkt. Pst.


tanggal pemberian : 24 Juli 2023 atas nama VERAWATI (TERGUGAT)
bukan desain industri yang baru;

5. Menyatakan DESAIN INDUSTRI TERDAFTAR TERGUGAT


sebagaimana desain industri nomor sertifikat : IDD000066274 dengan
tanggal pemberian : 24 Juli 2023 atas nama VERAWATI (TERGUGAT)
telah ada pengungkapan dan diperdagangan di indonesia atau di luar
indonesia sebelum tanggal penerimaan DESAIN INDUSTRI
TERDAFTAR TERGUGAT pada TURUT TERGUGAT;

6. Membatalkan atau menyatakan batal demi hukum DESAIN INDUSTRI


TERDAFTAR TERGUGAT sebagaimana desain industri nomor sertifikat :
IDD000066274 dengan tanggal pemberian : 24 Juli 2023 atas nama
VERAWATI (TERGUGAT) dalam Daftar Umum Desain Industri pada
TURUT TERGUGAT;

7. Memerintahkan TURUT TERGUGAT untuk mencatat putusan


pembatalan DESAIN INDUSTRI TERDAFTAR TERGUGAT sebagaimana
desain industri nomor sertifikat : IDD000066274 dengan tanggal
pemberian : 24 Juli 2023 atas nama VERAWATI (TERGUGAT) dalam
Daftar Umum Desain Industri dan mengumumkannya dalam Berita Resmi
Desain Industri;

8. Menghukum TERGUGAT untuk membayar biaya perkara yang timbul


dalam perkara ini;

Atau,

Apabila Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara a quo berpendapat
lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).

Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah ditentukan, untuk


Penggugat, Tergugat dan Turut Tergugat hadir menghadap Kuasanya
sebagaimana tersebut diatas;

Menimbang bahwa pemeriksaan perkara dilanjutkan dengan membaca


surat gugatan yang isinya tetap dipertahankan oleh Penggugat;

Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut, Tergugat


memberikan jawaban tertanggal 4 Januari 2024 pada pokoknya sebagai berikut:

Halaman 24 dari 56 Putusan Nomor 101/Pdt.Sus-HKI/Desain Industri/2023/PN Niaga Jkt. Pst.


I. DALAM EKSEPSI

A. GUGATAN PENGGUGAT KABUR (Obscuur Libel)

1. Bahwa Yahya Harahap dalam bukunya yang berjudul Hukum Acara


Perdata Tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian dan
Putusan Pengadilan, hal. 448 pada intinya menyatakan yang
dimaksud dengan Obscuur Libel adalah Gugatan Penggugat tidak
terang atau isinya gelap. Disebut juga formulasi gugatan yang
tidak jelas. Padahal agar Gugatan dianggap memenuhi syarat formil,
dalil gugatan harus terang dan jelas atau tegas.

Dalam praktek, eksepsi gugatan kabur (Obscuur Libel) berbentuk :----


a. Tidak jelasnya dasar hukum dalil gugatan;
b. Tidak jelasnya objek sengketa yang meliputi tidak disebutnya
batas batas objek sengketa, luas objek sengketa berbeda dengan
pemeriksaan setempat, tidak disebutnya letak tanah dan tidak
samanya batas dan luas tanah dengan yang dikuasai Tergugat;
c. Petitum gugatan tidak jelas yang meliputi petitum tidak rinci
dan kontradiksi antara posita dengan petitum;
d. Masalah posita wanprestasi atau perbuatan melawan hukum.

2. Bahwa dalam gugatannya, PENGGUGAT mendalilkan bahwa Desain


Industri yang didaftarkan oleh TERGUGAT tidak mempunyai unsur
kebaharuan karena sudah pernah diungkapkan sebelumnya
sehingga seharusnya tidak dapat didaftarkan lagi, baik oleh
PENGGUGAT maupun oleh TERGUGAT (desain telah menjadi milik
umum / Public Domain), akan tetapi dalam Petitum Gugatan No. 2,
PENGGUGAT meminta: “Menyatakan DESAIN INDUSTRI
TERDAFTAR TERGUGAT sebagaimana desain industri nomor
sertifikat : IDD000066274 dengan tanggal pemberian: 24 Juli 2023
atas nama VERAWATI (TERGUGAT) identik (sama persis) dan/atau
tidak berbeda dengan DESAIN INDUSTRI KACA HELM
PENGGUGAT”;

3. Bahwa dalam Petitum No. 2 tersebut, PENGGUGAT meminta Desain


Industri dinyatakan milik PENGGUGAT yang dapat berimplikasi
PENGGUGAT melarang pihak lain menggunakan Desain Industri

Halaman 25 dari 56 Putusan Nomor 101/Pdt.Sus-HKI/Desain Industri/2023/PN Niaga Jkt. Pst.


tersebut, padahal di sisi lain dalam Petitum No. 3 dan Posita Gugatan
menurut PENGGUGAT Desain Industri tersebut tidak dapat dimiliki
oleh siapapun lagi karena sudah pernah diungkapkan ke publik;

4. Bahwa dalam sebuah gugatan pembatalan desain industri dengan


alasan desain tersebut sudah pernah diungkapkan sebelumnya,
Petitum Gugatan idealnya berbunyi seperti berikut: “Menyatakan
DESAIN INDUSTRI TERDAFTAR TERGUGAT sebagaimana desain
industri nomor sertifikat : IDD000066274 dengan tanggal pemberian:
24 Juli 2023 atas nama VERAWATI (TERGUGAT) identik (sama
persis) dan/atau tidak berbeda dengan pengungkapan yang telah
ada sebelumnya”;

5. Bahwa hal itu menunjukkan bahwa terdapat kontradiksi antara


Petitum No. 2 dengan Petitum No. 3 dan Posita Gugatan sehingga
gugatan kabur;

6. Bahwa hal ini pun dipertegas dalam Yurisprudensi Mahkamah Agung


Republik Indonesia yaitu:

6.1 Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 565


K/Sip/1973 tanggal 21 Agustus 1974 yang pada intinya
menyatakan:
“Jika gugatan tidak jelas, maka gugatan tidak dapat
diterima”

6.2 Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 720


K/Pdt/1997 tanggal 09 Maret 1999 yang pada intinya
menyatakan :
“Petitum suatu gugatan perdata harus didasarkan dan
didukung oleh Posita/dalil – dalil gugatannya yang
diuraikan secara jelas, sehingga akan nampak adanya
hubungan yang berkaitan satu sama lain dengan petitum
dan bilamana hubungan antara posita dan petitum tidak ada
atau tidak jelas maka menjadikan gugatan tersebut kabur,
sehingga menurut hukum acara perdata, gugatan yang
berkwalitas demikian itu dinyatakan tidak dapat diterima”

Halaman 26 dari 56 Putusan Nomor 101/Pdt.Sus-HKI/Desain Industri/2023/PN Niaga Jkt. Pst.


6.3 Putusan Mahkamah Agung No. 67 K/Sip/1972 tanggal 13
Agustus 1972 yang pada intinya menyatakan:
“Dalam hal dalil-dalil Penggugat asal tidak selaras dan
bertentangan dengan petitum-petitumnya, maka gugatan
tersebut harus dinyatakan kabur dan putusan judex factie
harus dibatalkan”

7. Bahwa berdasarkan uraian di atas, dengan adanya kontradiktif dalam


Gugatan PENGGUGAT, maka cukup membuktikan Gugatan
PENGGUGAT Kabur (Obscuur Libel) dan mohon kepada Majelis
Hakim yang memeriksa dan megadili perkara ini untuk menyatakan
Gugatan PENGGUGAT tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijke
Verklaard/NO).

B. PENGGUGAT TIDAK BERKEPENTINGAN

1. Bahwa dalam Posita Gugatan No. 6 pada halaman 4, PENGGUGAT


mendalilkan sebagai pihak yang berkepentingan mengajukan
gugatan a quo karena ada “potensi” dilaporkan secara pidana oleh
TERGUGAT atas penggunaan desain industri tersebut;

2. Bahwa dalam Posita Gugatan No. 10 huruf a pada halaman 6,


PENGGUGAT mencantumkan Yurisprudensi No. 793 K/Pdt.Sus-
HKI/2020 yang memuat kaidah hukum “Penggugat adalah pihak yang
berkepentingan karena Penggugat adalah pihak yang dilaporkan oleh
Tergugat secara pidana”;

3. Bahwa PENGGUGAT tidak mencantumkan nomor Laporan Polisi


dan hanya menyampaikan adanya “potensi”, sedangkan berdasarkan
Yurisprudensi, adanya potensi tidak cukup, melainkan harus ada
Laporan/Pengaduan ke Kepolisian yang secara nyata dibuat;

4. Bahwa berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung Nomor:


294/K/SIP/1974 tersebut menyebutkan “bahwa seseorang tidak
begitu saja mengajukan gugatan jika tidak memilik kepentingan
hukum. Kepentingan hukum sebagai adanya hubungan hukum
yaitu antara pihak yang berperkara itu sendiri dan atau para
pihak dengan objek sengketanya.”;

Halaman 27 dari 56 Putusan Nomor 101/Pdt.Sus-HKI/Desain Industri/2023/PN Niaga Jkt. Pst.


5. Bahwa PENGGUGAT tidak memiliki persona standing in judicio atau
bukan pihak yang berhak dan mempunyai kedudukan hukum untuk
mengajukan gugatan ini, karena PENGGUGAT tidak pernah
mengajukan permohonan hak desain industri dan/atau tidak
memiliki Sertifikat Desain Industri pada perkara a quo sehingga
tidak berkepentingan dalam mengajukan gugatan dan untuk itu
PENGGUGAT adalah pelaku usaha yang memperdagangkan serta
mendistribusikan produk-produk perlengkapan sepeda motor, berupa
helm/helmet (pelindung kepala), kaca helm/helmet serta kaca masker
(google mask), dengan berbagai macam bentuk serta desain yang
telah dikenal” sehingga kedudukan PENGGUGAT hanyalah sebagai
pedagang dan distributor produk perlengkapan kendaraan bermotor;

6. Bahwa hal tersebut sejalan dengan pertimbangan hakim dalam


Putusan Nomor 10/Pdt.Sus-HKI/Desain/2021/PN Niaga Sby yang
berbunyi: “Menimbang bahwa, pihak yang dapat mengajukan
gugatan pembatalan pendaftaran desain industri yaitu pihak
yang memiliki sertifikat desain industri karena Penggugat
hanyalah pedagang yang mengimpor barang-barang
dagangannya dari negara China dan tidak dapat membuktikan
bahwa Penggugat memiliki sertifikat desain industri.”;

7. Bahwa dengan demikian, PENGGUGAT tidak memiliki persona


standing in judicio atau bukan pihak yang berhak dan mempunyai
kedudukan hukum untuk mengajukan gugatan ini;

II. DALAM POKOK PERKARA

Apabila Majelis Hakim berpendapat lain atas eksepsi yang diajukan


TERGUGAT di atas, maka TERGUGAT mengajukan Jawaban Dalam
Pokok Perkara sebagai berikut:

1. Bahwa segala sesuatu yang telah diuraikan dalam bagian eksepsi di


atas, secara mutatis mutandis TERGUGAT mohon agar dimasukkan
sebagai bahan pertimbangan dalam pokok perkara ini;

2. Bahwa TERGUGAT dengan ini menolak dan membantah dengan


tegas seluruh dalil-dalil gugatan PENGGUGAT yang terurai di dalam

Halaman 28 dari 56 Putusan Nomor 101/Pdt.Sus-HKI/Desain Industri/2023/PN Niaga Jkt. Pst.


gugatan, kecuali terhadap hal-hal yang dengan tegas TERGUGAT
akui di persidangan dalam perkara a quo;

3. Bahwa pada tahun 2015, PENGGUGAT mengalami sakit stroke


sehingga usahanya tidak berjalan lancar dan hutangnya bertumpuk
sehingga kemudian PENGGUGAT dan TERGUGAT bekerja sama
menjalankan usaha perdagangan kaca helm dengan menggunakan
izin usaha dan merek milik PENGGUGAT yaitu UD New ACC dan
merek NORISK dengan perjanjian hutang PENGGUGAT akan
dibayarkan oleh TERGUGAT, yang nantinya kepemilikan usaha dan
merek akan dialihkan menjadi milik TERGUGAT;

4. Bahwa dalam perjalanan usaha selama dikelola oleh TERGUGAT,


TERGUGAT membuat banyak desain kaca helm yang baru yang
beraneka ragam yang seluruhnya telah didaftarkan atas nama
PENGGUGAT kepada TURUT TERGUGAT yaitu IDD000058166,
IDD000058167, IDD000061284, IDD000061286, dan IDD000063207;

5. Bahwa dikarenakan PENGGUGAT tidak memberi akses kepada


TERGUGAT untuk menjalankan usaha sehingga TERGUGAT
mendirikan usaha baru serta menciptakan merek baru yaitu NFJ,
PENGGUGAT juga kemudian menciptakan desain kaca helm baru
yaitu IDD000066274 pada akhir tahun 2022;

6. Bahwa Desain Industri milik TERGUGAT yang menjadi obyek


gugatan a quo adalah Desain Industri yang baru dan belum pernah
diungkapkan sebelum didaftarkan;

7. Bahwa PENGGUGAT tidak mengetahui persis desain-desain kaca


helm yang dibuat oleh TERGUGAT karena PENGGUGAT tidak ikut
dalam operasional usaha, desain industri kaca helm milik
TERGUGAT bukanlah kaca helm merek NORISK sebagaimana
didalilkan oleh PENGGUGAT;

8. Bahwa desain industri kaca helm milik TERGUGAT mempunyai


perbedaan bentuk dan konfigurasi dengan desain kaca helm merek
NORISK;

Halaman 29 dari 56 Putusan Nomor 101/Pdt.Sus-HKI/Desain Industri/2023/PN Niaga Jkt. Pst.


9. Bahwa TERGUGAT adalah orang pertama yang mengajukan
permohonan dengan Tanggal Penerimaan 30 Desember 2022 yang
kemudian mendapatkan perlindungan pada Komposisi Warna dan
Konfigurasi, Desain Industri “KACA HELM” Sertifikat No.
IDD000066274, sesuai dengan ketentuan Pasal 12 Undang-undang
No. 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri (UU Desain Industri) yang
berbunyi:

“Pihak yang untuk pertama kali mengajukan Permohonan


dianggap sebagai pemegang Hak Desain Industri,”

Dengan demikian, TERGUGAT mempunyai Hak Eksklusif sebagai


pemegang dan pemilik atas Desain Industri tersebut yang tercatat
pada Daftar Umum Desain Industri pada Direktorat Jenderal
Kekayaan Intelektual;

10. Bahwa TERGUGAT keberatan pada dalil PENGGUGAT pada poin


13-14, dan 20 adalah Dalil yang dibuat-buat dimana PENGGUGAT
membuat tabel perbandingan Desain Industri antara PENGGUGAT
dan TERGUGAT dimana gambar Desain Industri yang berada
pada tabel perbandingan 2 desain tersebut diambil dari gambar
Desain Industri milik TERGUGAT (copy-paste) yang terdapat
pada Sistem Pangkalan Data Kekayaan Intelektual yang dapat
diakses oleh semua orang, sehingga hasil perbandingan desain
industri kelihatan sama persis karena menggunakan gambar yang
sama;

11. Bahwa terhadap gugatan pada poin 15-19, dan poin 20 asas
kebaruan dalam desain industri ditentukan oleh suatu pendaftaran
yang pertama kali, yang mana sejalan dengan laman resmi WIPO
Publications Jurnal berjudul “What is Intellectual Property?” Halaman
13 yang berbunyi “Dalam menentukan suatu unsur kebaharuan
dalam desain industri terdapat kriteria kebaharuan (novelty)
maupun orisinalitas (originality) dapat berbeda disetiap Negara”.
Dimana suatu Desain Industri yang dapat dikatakan sama apabila
dua desain ada sedikit saja unsur yang berbeda baik bentuk,
konfigurasi, komposisi garis dan warna hal tersebut masih dikatakan

Halaman 30 dari 56 Putusan Nomor 101/Pdt.Sus-HKI/Desain Industri/2023/PN Niaga Jkt. Pst.


baru. Dengan kata lain walaupun mirip hal tersebut tetap dianggap
tidak sama;

12. Bahwa dalil gugatan poin 26 dan 31-35, merupakan asumsi dan klaim
sepihak dari PENGGUGAT dan hal tersebut sangat tidak mendasar.
Dimana unsur kebaruan suatu desain industri merupakan keputusan
dan/atau kewenangan dari TURUT TERGUGAT. Dalam proses
permohonan Desain Industri suatu Desain dapat dikatakan memiliki
unsur kebaruan jika telah melewati proses Pengumuman Berita
Resmi Desain Industri serta Pemeriksaan Substantif. Dalam hal ini,
Desain Industri milik TERGUGAT sudah melewati seluruh proses
pemeriksaan tersebut;

13. Bahwa atas pemeriksaan tersebut tidak adanya Pihak lain yang
mengajukan Keberatan atas Desain Industri milik TERGUGAT. Serta
dalam pemeriksaan substantif tidak adanya Penolakan dari
Pemeriksa dan/atau TURUT TERGUGAT, dimana penilaian
kebaharuan dilakukan kepada keseluruhan kesan yang ditimbulkan
dari suatu desain industri yang tidak dapat dipersepsikan
sebelumnya, dimana kompleksitas dari suatu desain industri akan
diperbandingkan dengan pengungkapan-pengungkapan atau
pembanding-pembanding yang telah ada sebelumnya.
Pengungkapan dimaksud adalah pengungkapan melalui media cetak
atau elektronik;

14. Bahwa dalil gugatan poin 33 dan 34, sangat tidak mendasar dimana
PENGGUGAT menyatakan bahwa terdapat kecacatan hukum atas
terdaftarnya Desain Industri milik TERGUGAT. Atas hal tersebut
TERGUGAT sangat keberatan karena TERGUGAT sebagai pemilik
Desain Industri telah melewati seluruh proses pendaftaran desain
industri dengan tata cara sebagaimana diatur dalam UU Desain
Industri;

15. Bahwa berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa


Gugatan a quo yang diajukan oleh PENGGUGAT tidak berdasar,
oleh karena itu TERGUGAT mohon kepada Majelis Hakim yang
memeriksa dan mengadili perkara a quo untuk menolak Gugatan
PENGGUGAT untuk seluruhnya.

Halaman 31 dari 56 Putusan Nomor 101/Pdt.Sus-HKI/Desain Industri/2023/PN Niaga Jkt. Pst.


Berdasarkan dalil-dalil EKSEPSI dan JAWABAN DALAM POKOK PERKARA
yang telah diuraikan di atas, maka TERGUGAT mohon kepada Yang Mulia
Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara a quo agar berkenan
menjatuhkan putusan dengan amar sebagai berikut:

DALAM EKSEPSI
1. Menerima dan mengabulkan Eksepsi TERGUGAT untuk seluruhnya;
2. Menyatakan Gugatan PENGGUGAT tidak dapat diterima.

DALAM POKOK PERKARA


Menolak Gugatan Penggugat untuk seluruhnya.
Dan apabila Majelis Hakim Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta
Pusat yang memeriksa dan mengadili perkara a quo berpendapat lain, mohon
diberikan putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).

Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut, Turut


Tergugat memberikan jawaban tertanggal 13 Desember 2023 pada pokoknya
sebagai berikut:

DALAM POKOK PERKARA:

1. Bahwa pada pokoknya Turut Tergugat menolak dengan tegas dalil-dalil


Penggugat kecuali yang secara tegas diakui kebenarannya.

2. Bahwa Instansi Pemerintah Republik Indonesia dalam hal ini Direktorat


Hak Cipta dan Desain Industri Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual,
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (disebut
sebagai Turut Tergugat) beranggapan bahwa siapapun Pemohon yang
mengajukan permohonan pendaftaran, selalu beritikad baik yang
dibuktikan dengan mengajukan permohonan pendaftaran beserta
persyaratan-persyaratan yang diminta dan telah sesuai dengan prosedur
yang ditetapkan oleh peraturan perundang-undang yang berlaku.

3. Bahwa secara de facto maupun de jure Turut Tergugat menjelaskan


perihal Desain Industri milik Tergugat sebagaimana tersebut berikut ini:

 Bahwa berdasarkan database yang ada pada Turut Tergugat, benar


Tergugat mengajukan permohonan Pendaftaran Desain Industri

Halaman 32 dari 56 Putusan Nomor 101/Pdt.Sus-HKI/Desain Industri/2023/PN Niaga Jkt. Pst.


sebagaimana didalilkan Penggugat dalam gugatan aquonya pada angka
II.4 sebagai berikut:

Nomor ID Desain Industri : A00202204982


Nomor Permohonan : IDD000066274
Nama Pemegang Desain : VERAWATI
Industri
Alamat Pemegang Desain : THE RIVIERA AT PURI EAST 7 BLOK
Industri 12 NO. 32, RT. 004/RW. 013, 15147,
Kota Tangerang, Banten, Indonesia
Tanggal Penerimaan : 30 Desember 2022
Tanggal Berakhir Perlindungan : 30 Desember 2032
Klaim : Komposisi Warna dan Konfigurasi
Kelas Locarno : 02-03
Gambar Perspektif :

 Pada prosesnya, Permohonan tersebut telah memenuhi ketentuan Pasal


2 yaitu telah memenuhi pemeriksaan administratif dan pemeriksaan
substantif dalam hal ini tidak ditemukan desain industri yang sama
sebelumnya untuk Konfigurasi baik melalui media cetak atau elektronik;
 Selanjutnya dalam masa pengumuman selama 3 (tiga) bulan sesuai
dengan Pasal 25 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain
Industri tidak terdapat pihak yang keberatan atas pendaftaran Desain
Industri yang diajukan oleh Tergugat.

4. Bahwa berdasarkan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000


tentang Desain Industri, terkait dengan permasalahan yang berhubungan
dengan kebaruan (novelty) dan sama atau tidak antara obyek sengketa
sebagaimana didalilkan oleh Penggugat bahwa kebaruan (novelty) harus

Halaman 33 dari 56 Putusan Nomor 101/Pdt.Sus-HKI/Desain Industri/2023/PN Niaga Jkt. Pst.


ditetapkan pada saat permohonan diajukan dan tidak ada pihak lain yang
dapat membuktikan bahwa pendaftaran tersebut tidak baru atau telah ada
publikasi sebelumnya, baik tertulis maupun tidak tertulis.

5. Namun apabila Penggugat sebagaimana didalilkan dalam gugatan angka


II.5 II.6, II.7, III.13, III.14, III.20, IV.22 sampai dengan IV.25 menyatakan
bahwa desain Tergugat sama dengan Desain Penggugat dan juga
menemukan bahwa terdapat desain yang sama atau tidak memiliki
kebaruan dengan desain milik Tergugat dan telah beredar dipasaran maka
perlu dibuktikan oleh Penggugat di dalam persidangan ini.

6. Bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 38 ayat (1) Undang-Undang Nomor


31 Tahun 2000 tentang Desain Industri, yang berbunyi:
Gugatan pembatalan pendaftaran Desain Industri dapat diajukan oleh
pihak yang berkepentingan dengan alasan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 atau Pasal 4 kepada Pengadilan Niaga.

7. Dalam hal ini dan selanjutnya Turut Tergugat akan tunduk dan patuh
melaksanakan putusan pengadilan tersebut apabila telah berkekuatan
hukum tetap sebagaimana diatur secara tegas dalam ketentuan Pasal 42
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri, yaitu:
Direktorat Jenderal mencatat putusan atas gugatan pembatalan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap dalam Daftar Umum Desain Industri
dan mengumumkannya dalam Berita Resmi Desain Industri.

8. Berdasarkan dalil-dalil dan pertimbangan hukum sebagaimana


dikemukakan di atas, Turut Tergugat mohon kepada Majelis Hakim
Pengadilan Niaga agar dapat memutus perkara ini dengan seadil-adilnya.

Menimbang, bahwa setelah pihak Tergugat dan Turut Tergugat


mengajukan jawabannya, Penggugat telah mengajukan repliknya tertanggal 11
Januari 2024, sedangkan Tergugat dan Turut Tergugat telah mengajukan
dupliknya masing-masing tertanggal 25 Januari 2024 ;

Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalilnya Penggugat telah


mengajukan bukti-bukti berupa bukti P-1 sampai dengan P-35 sebagai berikut;

1. Bukti P-1 : Akta Usaha Dagang “UD. NEW ACC” Nomor : 25


Tanggal 14 Juli 2009;

Halaman 34 dari 56 Putusan Nomor 101/Pdt.Sus-HKI/Desain Industri/2023/PN Niaga Jkt. Pst.


2. Bukti P-2 : Perizinan Berusaha Berbasis Resiko Nomor Induk
Berusaha : 8120113040153 Tanggal 5 Oktober 2018
berikutnya;

3. Bukti P-3 : Surat Perihal : Surat Pengunduran Diri Sebagai


Penanggungjawab Operasional Produksi Dan
Penjualan Pada UD. NEW ACC Tanggal 02
September 2022;

4. Bukti P-4 : Foto Tanggal 3 September 2022;

5. Bukti P-5 : Pendaftaran Desain Industri Nomor Sertifikat :


IDD000066274 Tanggal Pemberian : 24 Juli 2023
atas nama VERAWATI;

6. Bukti P-6 : Kaca Helm Merek : Tipe : R10 Revo Red Gold;

7. Bukti P-7 : Surat Ditreskrimsus Polda Metro Jaya Nomor :


B/14004/XI/RES.2.1./2023/Ditreskrimsus Tanggal 22
November 2023;

8. Bukti P-8 : Surat Ditreskrimsus Polda Metro Jaya Nomor :


B/37804/XI/RES.2.1/2023/Ditreskrimsus Tertanggal
17 November 2023;

9. Bukti P-9a : Purchase Order Date : 10/05/2021;

10. Bukti P-9b : Terjemahan Tersumpah Bukti P-9a;

11. Bukti P-10a : Sales Contract Date : 10/05/2021;

12. Bukti P-10b : Terjemahan Tersumpah Bukti P-10a;

13. Bukti P-11a : Purchase Order Date : 25 Agustus 2021;

14. Bukti P-11b : Terjemahan Tersumpah Bukti P-11a;

15. Bukti P-12a : Invoice Date : 2021-9-23;

16. Bukti P-12b : Terjemahan Tersumpah Bukti P-12a;

17. Bukti P-13a : Sea Cargo Shipping Order Date : 2021-9-23;

18. Bukti P-13b : Terjemahan Tersumpah Bukti P-13a;

19. Bukti P-14a : Invoice Date : 2021-10-15;

20. Bukti P-14b : Terjemahan Tersumpah Bukti P-14a;

21. Bukti P-15a : Sea Cargo Shipping Order Date : 2021-10-15;

Halaman 35 dari 56 Putusan Nomor 101/Pdt.Sus-HKI/Desain Industri/2023/PN Niaga Jkt. Pst.


22. Bukti P-15b : Terjemahan Tersumpah Bukti P-15a;

23. Bukti P-16 : Surat Jalan No : SI191304 Tanggal 18 November


2021;

24. Bukti P-17 : Faktur Penjualan Invoice No : SI191304 Tanggal 18


November 2021;

25. Bukti P-18 : Tangkapan Layar Bukti Transfer M-Banking Tanggal


18 November 2021;

26. Bukti P-19 : Tangkapan Layar Resi Bukti Transfer Melalui ATM
Tanggal 18 November 2021;

27. Bukti P-20 : Toko Online Duta Helmet Accessories Pada Flatform
Belanja Online Shopee;

28. Bukti P-21 : Toko Online Nayyla Collection Pada Flatform Belanja
Online Shopee;

29. Bukti P-22 : Berita Resmi Desain Industri Nomor : 1/DI/2023


tanggal 16 Januari 2023;

30. Bukti P-23 : Modul Kekayaan Intelektual Bidang Desain Industri


Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia 2019;

31. Bukti P-24 : Modul Lanjutan Kekayaan Intelektual Bidang Desain


Industri Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia 2020;

32. Bukti P-25 : Jurnal Hukum Litigasi yang berjudul “Kepastian


Hukum Penilaian Kebaruan Desain Industri di
Indonesia Berdasarkan Pendekatan Kekayaan
Intelektual dan Perbandingan Hukum”, Volume 18
(1), 2017;

33. Bukti P-26 : Buku Dr. H. OK. Saidin, S.H., M.Hum yang berjudul
“Aspek Hukum Kekayaan Intelektual : (Intellectual
Property Right)” Depok Rajawali Pers;

34. Bukti P-27 : Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia


No. 793 K/Pdt.Sus-HKI/2020 tanggal 29 Juli 2020;

Halaman 36 dari 56 Putusan Nomor 101/Pdt.Sus-HKI/Desain Industri/2023/PN Niaga Jkt. Pst.


35. Bukti P-28 : Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia
No. 748 K/Pdt.Sus-HKI/2019 tanggal 26 September
2019;

36. Bukti P-29 : Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia


No. 824 K/Pdt.Sus.HKI/2016 tanggal 6 Oktober 2016;

37. Bukti P-30 : Faktur Penjualan Invoice No : SI191419 Tanggal 20


Januari 2022;

38. Bukti P-31 : Tangkapan Layar Bukti Transfer M-Banking Tanggal


19 Januari 2022 dan Tanggal 22 Januari 2022;

39. Bukti P-32 : Faktur Penjualan Invoice No : SI191451 Tanggal 10


Februari 2022;

40. Bukti P-33 : Tangkapan Layar Bukti Transfer M-Banking Tanggal


10 Februari 2022 dan Tanggal 12 Februari 2022;

41. Bukti P-34 : Faktur Penjualan Invoice No : SI191493 Tanggal 8


Maret 2022;

42. Bukti P-35 : Tangkapan Layar Bukti Transfer M-Banking Tanggal


9 Maret 2022 sampai dengan Tanggal 15 Maret
2022;

Menimbang bahwa selain bukti-bukti tersebut Penggugat juga telah


mengajukan 1(satu) orang saksi bernama Arianto Latif yang pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut:

- Bahwa saksi kenal PENGGUGAT dari usaha jual beli kaca helm,
PENGGUGAT sebagai pemilik UD NEW ACC tempat saksi sering belanja
helm dan kaca helm;

- Bahwa saksi kenal TERGUGAT dan sepengetahuan saksi TERGUGAT


pegawainya PENGGUGAT soalnya kalau saksi pesan barang selalu ke
TERGUGAT;

- Bahwa saksi adalah pemilik usaha Musi Motor;

- Bahwa kaca helm yang dibeli oleh saksi dari UD NEW ACC, saksi
perdagangkan kembali ke pedagang-pedagang, saksi adalah distributor UD
NEW ACC;

Halaman 37 dari 56 Putusan Nomor 101/Pdt.Sus-HKI/Desain Industri/2023/PN Niaga Jkt. Pst.


- Bahwa saksi mengkonfirmasi kebenaran Bukti P-6 dengan keterangan
bahwa Bukti P-6 termasuk yang saksi beli dari UD NEW ACC dan
menyatakan Bukti P-6 adalah kaca helm merek tipe R10 Revo Red Gold;

- Bahwa saksi mengetahui ada pendaftaran desain industri yang sama


dengan desain industri P-6;

- Bahwa saksi mengetahui pendaftaran desain industri tersebut, karena saksi


di panggil Polda Metro Jaya diminta keterangan wawancara atas laporan
polisi TERGUGAT sehingga saksi di minta keterangan di Polda Metro Jaya
terkait desain industri Bukti P-6;

- Bahwa saksi mengkonfirmasi kebenaran Bukti P-8 dengan keterangan


bahwa Bukti P-8 adalah surat undangan wawancara yang ditujukan oleh
Polda Metro Jaya kepada saksi atas laporan polisi TERGUGAT;

- Bahwa sejak November 2021 saksi mulai membeli kaca helm termasuk
Bukti P-6 dari UD NEW ACC;

- Bahwa saksi mengkonfirmasi kebenaran Bukti P-16, Bukti P-17, Bukti P-30,
Bukti P-32 dan Bukti P-34 dengan keterangan bahwa Bukti P-16, Bukti P-
17, Bukti P-30, Bukti P-32 dan Bukti P-34 adalah surat jalan, invoice atas
pembelian kaca helm termasuk Bukti P-6 oleh saksi dari UD NEW ACC;

- Bahwa saksi mengkonfirmasi kebenaran Bukti P-18, Bukti P-19, Bukti P-31,
Bukti P-33 dan Bukti P-35 dengan keterangan bahwa Bukti P-18, Bukti P-
19, Bukti P-31, Bukti P-33 dan Bukti P-35 adalah bukti transfer uang ke
rekening TERGUGAT untuk pembayaran Bukti P-16, Bukti P-17, Bukti P-30,
Bukti P-32 dan Bukti P-34;

- Bahwa kaca helm termasuk Bukti P-6 yang dibeli oleh saksi dari UD NEW
ACC tersebut, saksi jual melalui toko offline miliknya yaitu musi motor ke
pedagang-pedagang online untuk di jual kembali;

- Bahwa saksi mengkonfirmasi kebenaran Bukti P-20 dan Bukti P-21 dengan
keterangan bahwa Bukti P-20 dan Bukti P-21 adalah konsumen-konsumen
saksi yang merupakan pedagang-pedagang online yang juga menjual Bukti
P-6 secara online;

- Bahwa sewaktu saksi di panggil Polda Metro Jaya, barang yang


dipermasalahkan TERGUGAT itu di tunjukan sama penyidik yaitu kaca helm
yang sama persis dengan yang saksi jual yang dibeli dari UD NEW ACC
(Bukti P-6);

Halaman 38 dari 56 Putusan Nomor 101/Pdt.Sus-HKI/Desain Industri/2023/PN Niaga Jkt. Pst.


Menimbang, bahwa Tergugat untuk menguatkan dalil sangkalannya
telah mengajukan bukti-bukti berupa bukti T-1 sampai dengan T-11 sebagai
berikut ;

1. Bukti T-1 : Sertifikat Desain Industri Kaca Helm Nomor Pendaftaran


IDD000066274;

2. Bukti T-2 : Laporan Polisi No. LP/B/6036/X/2023/SPKT/POLDA


METRO JAYA tanggal 9 Oktober 2023;

3. Bukti T-3A : Nomor Induk Usaha (NIB) No.8120113040153


Tertanggal 05 Oktober 2018 Atas Nama Usaha UD
NEW ACC;

4. Bukti T-3B : Surat Izin Usaha Perdagangan Tertanggal 28 Maret


2019 Atas Nama Perusahaan UD NEW ACC;

5. Bukti T-3C : Surat Keterangan Domisili Usaha


No.503.2/79/SKDU/DS.CKG/IX/2019 Atas Nama
Verawati Yang Diterbitkan Oleh Pemerintah Kabupaten
Tangerang Kec. Curug Desa Cukanggalih;

6. Bukti T-4 : Foto Pernikahan Penggugat dan Tergugat;

7. Bukti T-5A : Petikan Resmi Desain Industri Dengan Nomor


Pendaftaran IDD000058166;

8. Bukti T-5B : Petikan Resmi Desain Industri Dengan Nomor


Pendaftaran IDD000058167;

9. Bukti T-5C : Petikan Resmi Desain Industri Dengan Nomor


Pendaftaran IDD000061284;

10. Bukti T-5D : Petikan Resmi Desain Industri Dengan Nomor


Pendaftaran IDD000061286;

11. Bukti T-5E : Petikan Resmi Desain Industri Dengan Nomor


Pendaftaran IDD000063207;

12. Bukti T-6A : Bukti Transfer Dari Rekening Verawati Dengan Nomor
Rekening 6320281511 ke Central Makmur Bersama
Dari Tanggal 24 Februari 2016 sampai 31 Januari 2020
Dengan Total Transfer Rp.3.099.115.256,- (Tiga Miliar
Sembilan Puluh Sembilan Juta Seratus Lima Belas Ribu
Dua Ratus Lima Puluh Enam Rupiah);

Halaman 39 dari 56 Putusan Nomor 101/Pdt.Sus-HKI/Desain Industri/2023/PN Niaga Jkt. Pst.


13. Bukti T-6B : Bukti Transfer Dari Rekening Verawati Dengan Nomor
Rekening 6320281511 ke Giman Dari Tanggal 27 Juli
2016 sampai 13 Desember 2021 Dengan Total Transfer
Rp.89.330.000,- (Delapan Puluh Sembilan Juta Tiga
Ratus Tiga Puluh Ribu Rupiah);

14. Bukti T-6C : Bukti Transfer Dari Rekening Verawati Dengan Nomor
Rekening 6320281511 ke Koandi Susanto Dari Tanggal
14 Januari 2019 sampai 16 Desember 2021 Dengan
Total Transfer Rp.230.000.000,- (Dua Ratus Tiga Puluh
Juta Rupiah);

15. Bukti T-6D : Bukti Transfer Dari Rekening Verawati Dengan Nomor
Rekening 6320281511 ke Ade Kosasih Dari Tanggal 11
Februari 2022 sampai 31 Juli 2022 Dengan Total
Transfer Rp.90.000.000,- (Sembilan Puluh Juta Rupiah);

16. Bukti T-7A : Surat Perizinan Berusaha Berbasis Resiko Nomor Induk
Berusaha : 1706220047636 Atas Nama Verawati
Tertanggal 17 Juni 2022;

17. Bukti T-7B : Akta Pendirian UD SUMBER JAYA PLASTIK No. 25


Tertanggal 29 Maret 2023 yang dibuat di hadapan
Notaris Heiriuth Edwardo Heridatama, S.H., M.H.;

18. Bukti T-8 : Surat Penunjukan Verawati Tertanggal 20 April 2023;

19. Bukti T-9A : Sertifikat Merek NFJ Pendaftaran Nomor


IDM001051668;

20. Bukti T-9B : Kartu Keluarga No. 3671051011210007;

21. Bukti T-9C : Surat Persetujuan Merek NFJ Tertanggal 25 Januari


2023;

22. Bukti T-10 : Surat Persetujuan Merek dan Desain Industri Milik
Verawati Tertanggal 20 September 2023;

23. Bukti T-11 : Bukti Transfer Dari Rekening Verawati Dengan Nomor
Rekening 6320281511 ke Husin Makmur Dari Tanggal
07 Januari 2022 sampai 06 Juli 2022 Serta Bukti
Transfer Dari Nomor Rekening 7641663054 Tanggal 11
September 2022 Dengan Total Transfer

Halaman 40 dari 56 Putusan Nomor 101/Pdt.Sus-HKI/Desain Industri/2023/PN Niaga Jkt. Pst.


Rp.750.000.000,- (Tujuh Ratus Lima Puluh Juta
Rupiah);

Menimbang bahwa selain bukti-bukti tersebut Tergugat juga telah


mengajukan 1(satu) orang saksi bernama Irom Romy Vicky yang pada
pokoknya menerangkan sebagai berikut:

- Bahwa saksi kenal PENGGUGAT dan TERGUGAT dua-duanya sebagai


mantan bos;

- Bahwa sepengetahuan saksi PENGGUGAT dan TERGUGAT punya


hubungan keluarga, suami istri;

- Bahwa sepengetahuan saksi PENGGUGAT dan TERGUGAT suami istri


karena waktu masih kerja di UD NEW ACC sering diundang dipanggil ke
rumah untuk mengurusi pekerjaan-pekerjaan yang belum selesai;

- Bahwa PENGGUGAT dan TERGUGAT usaha sama-sama, usaha helm


nama usahanya UD NEW ACC;

- Bahwa saksi bekerja di UD NEW ACC sejak tahun 2017 sebagai


penanggungjawab produksi;

- Bahwa UD NEW ACC bergerak dibidang helm, produksi dan pembuatan


helm;

- Bahwa saksi pernah melihat dan mengetahui Bukti T-1 dari TERGUGAT;

- Bahwa Bukti T-1 dijual dengan menggunakan merek NPJ;

- Bahwa menurut saksi Bukti T-1 dijual dengan menggunakan merek NPJ di
2021-2022 cuma tanggal bulan saya lupa;

- Bahwa menurut saksi PENGGUGAT tidak mengetahui Bukti T-1 karena


telah pisah;

- Bahwa semenjak kita saya dan TERGUGAT itu membuat perusahaan baru
pada waktu itu ya PJG bukan yang sekarang PJG ya udah pisah, saya
taunya waktu TERGUGAT bilang Romy saya udah gak satu rumah sama
koh asen (PENGGUGAT) pangilannya bos saya itu koh asen pak Sumarno
itu koh asen, maksudnya pindah gimana? saya sudah di Jakarta maksudnya
pisah bukan cerai karena saya sudah lama pisah sama koh asen
maksudnya bukan pisah cerai pisah rumah saja itu kejadian 2021;

- Bahwa saksi mengetahui TERGUGAT sesuai KTP nya beragama Kristen


karena pernah lihat;

Halaman 41 dari 56 Putusan Nomor 101/Pdt.Sus-HKI/Desain Industri/2023/PN Niaga Jkt. Pst.


- Bahwa saksi mengetahui PENGGUGAT sesuai KTP nya beragama Budha;

- Bahwa saksi mengetahui perkawinan yang sah itu menurut undang-undang


perkawinan harus dilaksanakan menurut agama masing-masing;

- Bahwa menurut saksi PENGGUGAT dan TERGUGAT tidak pernah


melangsungkan perkawinan baik secara agama kristen atau agama budha;

- Bahwa saksi cuma tau PENGGUGAT dan TERGUGAT tinggal satu rumah
dan juga ada foto kaya praweding dasar saya dari foto saja karena sering ke
rumah;
Menimbang, bahwa Turut Tergugat untuk menguatkan dalil
sangkalannya telah mengajukan bukti-bukti berupa bukti TT-1 sampai dengan
TT-3 sebagai berikut ;

1. Bukti TT-1 : Formulir Permohonan Pendaftaran Desain Industri Nomor


A00202204982 Tanggal 30 Desember 2022 dengan judul :
“KACA HELM”;

2. Bukti TT-2 : Sertifikat Desain Industri Dengan Nomor Pendaftaran


IDD000066274 dengan judul : “KACA HELM”, Pemegang
Desain Industri atas nama Verawati;

3. Bukti TT-3 : Hasil Pemeriksaan Subtantif Desain Industri Dengan


Nomor Pendaftaran IDD000066274 dengan judul : “KACA
HELM”, Pemegang Desain Industri atas nama Verawati;

Menimbang bahwa selain bukti-bukti tersebut Turut Tergugat tidak


mengajukan saksi ataupun ahli meskipun telah diberikan kesempatan untuk itu;

Menimbang, bahwa Penggugat telah mengajukan Kesimpulan pada ter


tanggal 24 April 2024 sedangkan Tergugat dan Turut Tergugat telah
mengajukan Kesimpulan masing-masing tertanggal 03 April 2024;

Menimbang, bahwa selanjutnya segala sesuatu yang termuat dalam


berita acara persidangan perkara ini dan untuk menyingkat putusan ini dianggap
telah termuat serta menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan putusan ini;

Menimbang, bahwa akhirnya para pihak menyatakan tidak ada lagi hal-
hal yang akan diajukan dan mohon putusan;

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUMNYA ;

Halaman 42 dari 56 Putusan Nomor 101/Pdt.Sus-HKI/Desain Industri/2023/PN Niaga Jkt. Pst.


Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah
sebagaimana tersebut diatas ;

Menimbang, bahwa setelah membaca dan meneliti dengan seksama


gugatan Penggugat beserta repliknya yang dihubungkan dengan jawaban
Tergugat dan Turut Tergugat beserta dengan dupliknya, maka Majelis Hakim
dapatlah menyimpulkan bahwa oleh karena dalam jawaban Tergugat telah
dikemukakan Jawaban Dalam Eksepsi dan Jawaban Dalam Pokok Perkara,
sedangkan untuk Turut Tergugat telah dikemukakan adanya Jawaban Dalam
Pokok Perkara saja, sehingga dengan demikian dalam pertimbangan hukum
selanjutnya Majelis Hakim juga akan terbagi menjadi 2 (dua) bagian besar yaitu
pertimbangan DALAM EKSEPSI dan DALAM POKOK PERKARA yang
selengkapnya sebagaimana terurai di bawah ini ;

DALAM EKSEPSI ;

Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat a quo, Tergugat telah


mengajukan eksepsi yang pada pokoknya :
A. Gugatan Penggugat Kabur (Obscuur Libel) ;
B. Penggugat Tidak Berkepentingan ;

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan menguraikan


alasan-alasan eksepsi tersebut secara satu persatu sebagai berikut :
A. Gugatan Penggugat Kabur (Obscuur Libel) ;

Menimbang, bahwa dalam jawaban Tergugat telah mengemukakan


alasan diajukannya eksepsi ini adalah sebagai berikut : xxxxxx

Menimbang, bahwa atas alasan eksepsi a quo, Penggugat telah


mengajukan tanggapan eksepsi tersebut sebagaimana tercantum dalam
Repliknya 11 Januari 2024, yang pada pokoknya sebagai berikut : xxxxx ;

Menimbang, selanjutnya atas replik Penggugat a quo, sebaliknya untuk


Tergugat telah mengajukan tanggapan sebagaimana tercantum dalam
dupliknya tertanggal 25 Januari 2024 yang pada pokoknya tetap dengan alasan
eksepsinya sebagaimana tersebut diatas ;

Menimbang, bahwa dari uraian tersebut diatas, terlihat jelas bahwa terjadi
perbedaan pendapat antara Penggugat dan Tergugat terhadap keberadaan dan
alasan eksepsi gugatan Penggugat Kabur (Obscuur Libel) , dan terhadap
perbedaan pendapat tersebut selanjutnya Majelis Hakim akan memberikan
pendapatnya sebagai berikut :

Halaman 43 dari 56 Putusan Nomor 101/Pdt.Sus-HKI/Desain Industri/2023/PN Niaga Jkt. Pst.


- Bahwa untuk menyatakan apakah gugatan Penggugat Kabur (Obscuur
Libel) ataukah tidak, maka baru bisa ditentukan setelah dipertimbangkan
dan dibuktikan segala sesuatunya dalam tahap pembuktian, dan oleh
karena untuk menentukan secara pasti ternyata masih memerlukan
pembuktian lebih lanjut sedangkan masalah pembuktian adalah
merupakan ranah pokok perkara dan oleh karena ternyata eksepsi
tersebut telah memasuki ranah pokok perkara, maka eksepsi yang
demikian bertentangan hukum acara perdata di Indonesia, sehingga
terdapat cukup alasan menurut hukum untuk menyatakan menolak
eksepsi Tergugat mengenai Gugatan Penggugat Kabur (Obscuur Libel) ;

Menimbang, bahwa dari pertimbangan tersebut diatas, maka Majelis


Hakim berkesimpulan bahwa eksepsi Penggugat yang menyatakan bahwa
Gugatan Penggugat Kabur (Obscuur Libel) tidaklah beralasan hukum dan harus
ditolak ;

B. Penggugat Tidak Berkepentingan ;

Menimbang, bahwa dalam eksepsi selanjutnya Tergugat telah pula


mengajukan eksepsi yang berupa Penggugat Tidak Berkepentingan , yang pada
pokoknya sebagai berikut :

1. Bahwa dalam Posita Gugatan No. 6 pada halaman 4, PENGGUGAT


mendalilkan sebagai pihak yang berkepentingan mengajukan gugatan a
quo karena ada “potensi” dilaporkan secara pidana oleh TERGUGAT atas
penggunaan desain industri tersebut;

2. Bahwa dalam Posita Gugatan No. 10 huruf a pada halaman 6,


PENGGUGAT mencantumkan Yurisprudensi No. 793 K/Pdt.Sus-HKI/2020
yang memuat kaidah hukum “Penggugat adalah pihak yang
berkepentingan karena Penggugat adalah pihak yang dilaporkan oleh
Tergugat secara pidana”;

3. Bahwa PENGGUGAT tidak mencantumkan nomor Laporan Polisi dan


hanya menyampaikan adanya “potensi”, sedangkan berdasarkan
Yurisprudensi, adanya potensi tidak cukup, melainkan harus ada
Laporan/Pengaduan ke Kepolisian yang secara nyata dibuat;

4. Bahwa berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung Nomor:


294/K/SIP/1974 tersebut menyebutkan “bahwa seseorang tidak begitu
saja mengajukan gugatan jika tidak memilik kepentingan hukum.
Kepentingan hukum sebagai adanya hubungan hukum yaitu antara

Halaman 44 dari 56 Putusan Nomor 101/Pdt.Sus-HKI/Desain Industri/2023/PN Niaga Jkt. Pst.


pihak yang berperkara itu sendiri dan atau para pihak dengan objek
sengketanya.”;

5. Bahwa PENGGUGAT tidak memiliki persona standing in judicio atau


bukan pihak yang berhak dan mempunyai kedudukan hukum untuk
mengajukan gugatan ini, karena PENGGUGAT tidak pernah
mengajukan permohonan hak desain industri dan/atau tidak memiliki
Sertifikat Desain Industri pada perkara a quo sehingga tidak
berkepentingan dalam mengajukan gugatan dan untuk itu
PENGGUGAT adalah pelaku usaha yang memperdagangkan serta
mendistribusikan produk-produk perlengkapan sepeda motor, berupa
helm/helmet (pelindung kepala), kaca helm/helmet serta kaca masker
(google mask), dengan berbagai macam bentuk serta desain yang telah
dikenal” sehingga kedudukan PENGGUGAT hanyalah sebagai pedagang
dan distributor produk perlengkapan kendaraan bermotor;

6. Bahwa hal tersebut sejalan dengan pertimbangan hakim dalam Putusan


Nomor 10/Pdt.Sus-HKI/Desain/2021/PN Niaga Sby yang berbunyi:
“Menimbang bahwa, pihak yang dapat mengajukan gugatan
pembatalan pendaftaran desain industri yaitu pihak yang memiliki
sertifikat desain industri karena Penggugat hanyalah pedagang yang
mengimpor barang-barang dagangannya dari negara China dan tidak
dapat membuktikan bahwa Penggugat memiliki sertifikat desain
industri.”;

7. Bahwa dengan demikian, PENGGUGAT tidak memiliki persona standing in


judicio atau bukan pihak yang berhak dan mempunyai kedudukan hukum
untuk mengajukan gugatan ini;

Menimbang, bahwa atas alasan eksepsi a quo, Penggugat telah


mengajukan tanggapan eksepsi tersebut sebagaimana tercantum dalam
Repliknya 11 Januari 2024, yang pada pokoknya sebagai berikut :

B. PENGGUGAT ADALAH PIHAK YANG BERKEPENTINGAN

1. Bahwa PENGGUGAT menolak dengan tegas seluruh dalih dan/atau dalil


TERGUGAT pada Poin I. Dalam Eksepsi huruf B angka 1 sampai dengan
angka 7 pada halaman 3 sampai dengan halaman 4 Jawaban
TERGUGAT yang pada pokoknya mendalihkan dan/atau mendalilkan
PENGGUGAT tidak berkepentingan;

Halaman 45 dari 56 Putusan Nomor 101/Pdt.Sus-HKI/Desain Industri/2023/PN Niaga Jkt. Pst.


2. Bahwa seluruh dalih dan/atau dalil Eksepsi TERGUGAT tersebut, patut
ditolak dan dikesampingkan karena faktanya PENGGUGAT adalah Pihak
Yang Berkepentingan sebagaimana dalil-dalil yang telah PENGGUGAT
uraikan dalam Poin II. angka 1 sampai angka 11 pada halaman 3 sampai
dengan halaman 7 Gugatan a quo yang pada pokoknya, sebagai berikut :

8.1 Bahwa PENGGUGAT adalah pemilik usaha perdagangan yang


bernama UD. NEW ACC yang bergerak dibidang usaha perdagangan
perlengkapan dan aksesoris sepeda motor seperti helm, kaca helm
dan lain-lain dan telah lama memperdagangkan kaca helm secara
luas di Indonesia dimana dapat ditemukan baik dalam jalur
perdagangan konvensional (in casu toko offline) maupun jalur
perdagangan non-konvensional (in casu toko online);

8.2 Bahwa pada tahun 2015 PENGGUGAT memberikan amanah dan


tanggungjawab kepada TERGUGAT sebagai penanggung jawab
operasional, produksi dan penjualan Helm merek VRC dan Kaca

Helm merek pada UD. NEW ACC dan kemudian tahun 2022
TERGUGAT menyampaikan surat pengunduran diri kepada
PENGGUGAT sebagaimana surat TERGUGAT perihal : surat
pengunduran diri sebagai penanggung jawab operasional, produksi
dan penjualan pada UD. NEW ACC Tertanggal 02 September 2022;

8.3 Bahwa ternyata TERGUGAT telah mendaftarkan desain industri


dengan judul desain industri : kaca helm pada TURUT TERGUGAT
sebagaimana desain industri nomor sertifikat : IDD000066274 dengan
tanggal pemberian : 24 Juli 2023 atas nama VERAWATI
(TERGUGAT) berdasarkan data yang diperoleh PENGGUGAT dari
laman resmi TURUT TERGUGAT (pdki-indonesia.dgip.go.id)
selanjutnya disebut sebagai “DESAIN INDUSTRI TERDAFTAR
TERGUGAT”;

8.4 Bahwa DESAIN INDUSTRI TERDAFTAR TERGUGAT tersebut,


identik (sama persis) dan/atau tidak berbeda dengan desain industri

kaca helm merek : Tipe : R10 Revo Red Gold yang telah
lama diperdagangkan oleh PENGGUGAT, selanjutnya disebut
sebagai “DESAIN INDUSTRI KACA HELM PENGGUGAT”;

8.5 Bahwa dengan adanya DESAIN INDUSTRI TERDAFTAR MILIK


TERGUGAT yang identik (sama persis) dan/atau tidak berbeda

Halaman 46 dari 56 Putusan Nomor 101/Pdt.Sus-HKI/Desain Industri/2023/PN Niaga Jkt. Pst.


dengan DESAIN INDUSTRI KACA HELM PENGGUGAT akan
berpotensi dan/atau dapat menjadi alasan bagi TERGUGAT untuk
melaporkan PENGGUGAT secara pidana terkait desain industri;

8.6 Bahwa DESAIN INDUSTRI TERDAFTAR TERGUGAT identik (sama


persis) dan/atau tidak berbeda dengan DESAIN INDUSTRI KACA
HELM PENGGUGAT tersebut, bukanlah desain industri yang baru
dan telah ada pengungkapan, diperdagangankan di Indonesia atau di
luar Indonesia sebelum tanggal penerimaan pendaftaran DESAIN
INDUSTRI KACA HELM PENGGUGAT pada TURUT TERGUGAT
sebagaimana dimaksud Pasal 2 UU DESAIN INDUSTRI 31/2000,
yang telah PENGGUGAT uraikan dalam Gugatan a quo;

8.7 Bahwa dengan adanya potensi TERGUGAT dilaporkan secara pidana


dan/atau dengan alasan DESAIN INDUSTRI TERDAFTAR
TERGUGAT tidak memenuhi ketentuan Pasal 2 UU DESAIN
INDUSTRI 31/2000 tentu akan mengganggu eksistensi perdagangan
DESAIN INDUSTRI KACA HELM PENGGUGAT selama ini maka
berdasarkan hal-hal tersebut PENGGUGAT dapat dikualifikasikan
sebagai pihak yang berkepentingan untuk mengajukan gugatan
pembatalan pendaftaran desain industri terdaftar sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 38 ayat (1) UU DESAIN INDUSTRI 31/2000;

8.8 Bahwa halaman 77 sampai halaman 82 Modul Lanjutan Kekayaan


Intelektual Bidang Desain Industri Direktorat Jenderal Kekayaan
Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia 2020 yang diterbitkan oleh TURUT TERGUGAT (“MODUL
LANJUTAN DJKI 2020”) yang diperoleh PENGGUGAT dari laman
resmi TURUT TERGUGAT (dgip.go.id), telah menerangkan Gugatan
Pembatalan Desain Industri Oleh Pihak Ketiga Yang Berkepentingan;

8.9 Bahwa hal-hal tersebut diatas, sejalan dengan dengan pertimbangan


dan kaidah hukum dalam Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik
Indonesia No. 793 K/Pdt.Sus-HKI/2020 tanggal 29 Juli 2020 dan
Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 748
K/Pdt.Sus-HKI/2019 tanggal 26 September 2019;

3. Bahwa “potensi” tersebut diatas, telah terbukti dengan adanya laporan


polisi TERGUGAT melalui kuasa hukumnya di Polda Metro Jaya atas
dugaan Tindak Pidana Desain Industri dengan cara TERGUGAT

Halaman 47 dari 56 Putusan Nomor 101/Pdt.Sus-HKI/Desain Industri/2023/PN Niaga Jkt. Pst.


menemukan “pihak lain” telah menggunakan dan menjual kaca helm
yang desain industrinya sama dengan milik TERGUGAT (DESAIN
INDUSTRI TERDAFTAR MILIK TERGUGAT) sebagaimana Laporan
Polisi Nomor : LP/B/6036/X/2023/SKPT/POLDA METRO JAYA tanggal 9
Oktober 2023;

4. Bahwa dalam proses penyelidikan laporan polisi tersebut, Penyidik


Ditreskrimsus Polda Metro Jaya melalui Surat Nomor :
B/37804/XI/RES.2.1/2023/Ditreskrimsus Tertanggal 17 November 2023
telah menyampaikan surat undangan wawancara kepada Bapak Arianto
Latif pemilik MUSI MOTOR dan telah dilakukan wawancara dimaksud;

5. Bahwa MUSI MOTOR adalah pembeli dan/atau konsumen PENGGUGAT


yang telah lama melakukan kegiatan perdagangan (jual-beli) kaca helm
termasuk DESAIN INDUSTRI KACA HELM PENGGUGAT dengan
dan/atau dari PENGGUGAT sebagaimana telah PENGGUGAT uraikan
pada Poin IV. Angka 25 halaman 12 Gugatan a quo;

6. Bahwa dengan diwawancaranya MUSI MOTOR dalam proses


penyelidikan laporan polisi TERGUGAT, telah membuktikan “pihak lain”
yang dimaksud dalam laporan polisi TERGUGAT sebagai pihak yang
diduga telah menggunakan dan menjual kaca helm yang desain
industrinya sama dengan milik TERGUGAT (DESAIN INDUSTRI
TERDAFTAR MILIK TERGUGAT) adalah termasuk PENGGUGAT;

7. Bahwa dengan adanya laporan polisi tersebut dan/atau dengan alasan


DESAIN INDUSTRI TERDAFTAR TERGUGAT tidak memenuhi
ketentuan Pasal 2 UU DESAIN INDUSTRI 31/2000 yang telah
mengganggu eksistensi perdagangan DESAIN INDUSTRI KACA HELM
PENGGUGAT selama ini maka berdasarkan hal-hal tersebut
PENGGUGAT dapat dikualifikasikan sebagai pihak yang berkepentingan
untuk mengajukan gugatan pembatalan pendaftaran desain industri
terdaftar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat (1) UU DESAIN
INDUSTRI 31/2000;

8. Bahwa TERGUGAT secara nyata telah mengakui kedudukan


PENGGUGAT sebagai pedagang dan distributor produk kendaraan
bermotor dan/atau eksistensi perdagangan DESAIN INDUSTRI KACA
HELM PENGGUGAT selama ini sebagaimana Poin I. Dalam Eksepsi

Halaman 48 dari 56 Putusan Nomor 101/Pdt.Sus-HKI/Desain Industri/2023/PN Niaga Jkt. Pst.


huruf B angka 5 halaman 4 Jawaban TERGUGAT yang kami kutip
sebagai berikut :

“Bahwa PENGGUGAT tidak memiliki persona in judicio atau bukan pihak


yang berhak dan mempunyai kedudukan hukum untuk mengajukan
gugatan ini, karena PENGGUGAT tidak pernah mengajukan permohonan
hak desain industri dan/atau tidak memiliki Sertifikat Desain Industri pada
perkara a quo sehingga tidak berkepentingan dalam mengajukan
gugatan dan untuk itu PENGGUGAT adalah pelaku usaha yang
memperdagangkan serta mendistribusikan produk-produk perlengkapan
sepeda motor, berupa helm/helmet (pelindung kepala), kaca helm/helmet
serta kaca masker (google mask), dengan berbagai macam bentuk serta
desain yang telah dikenal sehingga kedudukan PENGGUGAT hanyalah
sebagai pedagang dan distributor produk perlengkapan kendaraan
bermotor”;

9. Bahwa pengakuan TERGUGAT tersebut diatas, telah menegaskan


PENGGUGAT sebagai pihak yang berkepentingan untuk mengajukan
gugatan pembatalan pendaftaran desain industri terdaftar sebagaimana
halaman 77 sampai dengan halaman 82 MODUL LANJUTAN DJKI 2020
yang diperoleh PENGGUGAT dari laman resmi TURUT TERGUGAT
(dgip.go.id), telah menerangkan Gugatan Pembatalan Desain Industri
Oleh Pihak Ketiga Yang Berkepentingan adalah sebagai berikut :

Berdasarkan Permintaan Pihak Ketiga yang Berkepentingan


Terhadap Hak Desain Industri yang sudah terdaftar dalam Daftar
Umum Desain Industri pihak ketiga yang berkepentingan dapat
mengajukan keberatan berupa gugatan pembatalan ke Pengadilan
Niaga dengan alasan sebagaimana yang diatur dalam Pasal 2 dan 4
UU No. 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri, dengan demikian
walaupun suatu Hak Desain Industri telah melalui proses
pemeriksaan substantif dan kemudian dikabulkan pendaftarannnya
oleh DJKI, undang-undang masih memberikan kemungkinan bagi
pihak yang berkepentingan untuk mengajukan gugatan pembatalan
di Pengadilan Niaga, masih dimungkinkannya pengujian terhadap
Hak Desain Industri tersebut ke Pengadilan tersebut dimaksudkan
karena mungkin saja dalam proses pemeriksaan sebelumnya
Direktorat Hak Cipta dan Desain Industri tidak menemukan data
pembanding yang relevan/valid atau adanya perbedaan persepsi

Halaman 49 dari 56 Putusan Nomor 101/Pdt.Sus-HKI/Desain Industri/2023/PN Niaga Jkt. Pst.


dalam memaknai kebaruan suatu desain industri dikaitkan dengan
data pembanding yang ditemukan sehingga apabila pihak yang
berkepentingan menemukan fakta bahwa sesungguhnya suatu
desain yang didaftarkan tersebut sebenarnya sudah tidak baru
karena ada pengungkapan sebelumnya dapat mengajukan fakta
tersebut melalui gugatan pembatalan ke Pengadilan Niaga.

Dalam ketentuan Pasal 9 ayat (1) UU No. 31 Tahun 2000 tentang


Desain Industri menyebutkan: “Pemegang Hak Desain Industri
memiliki hak eksklusif untuk melaksanakan Hak Desain Industri
yang dimilikinya dan untuk melarang orang lain yang tanpa
persetujuannya membuat, memakai, menjual, mengimpor,
mengekspor, dan/atau mengedarkan barang yang diberi Hak Desain
Industri. Dari ketentuan pasal diatas dapat kita tarik kesimpulan
bahwa pihak yang dilarang oleh pemegang Hak Desain Industri
karena keberadaan hak eksklusif yang diberikan Negara tersebut
adalah pihak yang membuat, memakai, menjual, mengimpor,
mengekspor, dan/atau mengedarkan barang yang diberi Hak Desain
Industri, dengan demikian adanya hak eksklusif Hak Desain Industri
tersebut akan mengganggu eksistensi pihak yang yang membuat,
memakai, menjual, mengimpor, mengekspor, dan/atau mengedarkan
barang yang diberi Hak Desain Industri dengan kata lain dapat kita
tafsirkan bahwa yang dimaksud pihak ketiga yang berkepentingan
dalam gugatan pembatalan Hak Desain Industri adalah produsen,
penjual, distributor, agen, importir atau eksportir suatu desain
industri yang terdaftar tersebut.

10. Bahwa hal-hal tersebut diatas, sejalan dengan pertimbangan beberapa


kaidah hukum sebagai berikut :

c. Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 793


K/Pdt.Sus-HKI/2020 tanggal 29 Juli 2020 dengan kaidah hukum
sebagai berikut :

Bahwa mengenai permasalahan hukum apakah Penggugat


merupakan pihak yang berkepentingan untuk mengajukan gugatan
pembatalan pendaftaran Desain Industri, oleh karena Penggugat
adalah pihak yang dilaporkan oleh Tergugat secara pidana
dengan dugaan melakukan tindak pidana dengan sengaja dan
tanpa hak melakukan perbuatan membuat, memakai, menjual,

Halaman 50 dari 56 Putusan Nomor 101/Pdt.Sus-HKI/Desain Industri/2023/PN Niaga Jkt. Pst.


mengimpor, mengekspor, dan/atau mengedarkan barang yang
diberi Hak Desain Industri dengan Judul BAK MANDI yang
terdaftar di Direktorat Hak Cipta dan Desain Industri
Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia dengan pemegang hak Tergugat,
sehingga dengan dasar adanya pelaporan dan proses hukum
secara pidana terhadap Penggugat tersebut, maka Penggugat
dapat dikualifikasikan sebagai pihak yang berkepentingan
untuk mengajukan gugatan pembatalan pendaftaran Desain
Industri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain
Industri.

d. Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 748


K/Pdt.Sus-HKI/2019 tanggal 26 September 2019 dengan kaidah
hukum sebagai berikut :

Bahwa pertimbangan hukum putusan Judex Facti yang


mengabulkan gugatan Penggugat dapat dibenarkan karena
berdasarkan fakta-fakta dalam perkara a quo Judex Facti telah
memberikan pertimbangan yang cukup, dimana ternyata
Penggugat sebagai pihak yang berkepentingan karena selama ini
penggugat sudah menggunakan Desain Industri untuk
kegiatan perdagangannya yaitu dengan memproduksi,
menjual, memasarkannya sehingga kepentingannya
terganggu, oleh karenanya Penggugat dapat mengajukan
gugatan pembatalan atas dasar sebagai pihak yang
berkepentingan dan tidak perlu harus memiliki sertipikat atas
karya yang sama dan ternyata berdasarkan data pembanding
bukti bertanda PK/TR-13 sampai dengan bukti bertanda PK/TR-
63b, Penggugat membuktikan produk-produk Plafon/ketiga Desain
Plafon yang dimiliki Tergugat mempunyai kesamaan konfigurasi,
komposisi warna dan garis dengan yang telah ada, telah
diumumkan, telah dipakai, telah diperdagangkan, telah digunakan,
dan telah diedarkan sebelumnya di luar negeri (Negara China)
setidak-tidaknya pada Tahun 1995, 2002, 2005, dan seterusnya
atau sebelum Penggugat mendaftarkan tiga Desain Industri
berjudul Plafon terdaftar Nomor ID 0 027 943—D, IDD0000036643

Halaman 51 dari 56 Putusan Nomor 101/Pdt.Sus-HKI/Desain Industri/2023/PN Niaga Jkt. Pst.


dan IDD0000036645 atas nama Tergugat pada Tahun 2010 dan
Tahun 2012;

11. Bahwa berdasarkan keseluruhan uraian diatas, sudah menjadi fakta yang
terang dan jelas bahwa PENGGUGAT adalah Pihak Yang
Berkepentingan. Oleh karena itu PENGGUGAT berhak untuk
mengajukan gugatan pembatalan desain industri yang sudah terdaftar
sebagaimana dimaksud Pasal 38 ayat (1) UU DESAIN INDUSTRI
31/2000, yang berbunyi :

Gugatan pembatalan pendaftaran Desain Industri dapat diajukan


oleh pihak yang berkepentingan dengan alasan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 atau Pasal 4 kepada Pengadilan Niaga.

Dengan demikian sudah sepatutnya menurut hukum Gugatan a quo


diterima dan eksepsi TERGUGAT yang menyatakan PENGGUGAT tidak
berkepentingan dinyatakan DITOLAK oleh Majelis Hakim.

Menimbang, selanjutnya atas replik Penggugat a quo, sebaliknya untuk


Tergugat telah mengajukan tanggapan sebagaimana tercantum dalam
dupliknya tertanggal 25 Januari 2024 yang pada pokoknya tetap dengan alasan
eksepsinya sebagaimana tersebut diatas ;

Menimbang, bahwa dari uraian tersebut diatas, terlihat jelas bahwa terjadi
perbedaan pendapat antara Penggugat dan Tergugat terhadap keberadaan dan
alasan eksepsi gugatan Penggugat Tidak Berkepentingan , dan terhadap
perbedaan pendapat tersebut selanjutnya Majelis Hakim akan memberikan
pendapatnya sebagai berikut :

- Bahwa untuk perlindungan ada tercipta karena pendaftaran dan hak


eksklusif atas suatu desain akan diperoleh karena pendaftaran.
Pendaftaran adalah mutlak untuk terjadinya suatu hak desain industri .
Tanpa pendaftaran , tidak akan ada hak atas desain industri , juga tidak
aka nada perlindungan hukum dimana perlindungan dapat pula berakhir
sebelum waktunya karena adanya pembatalan , untuk pembatalan
pendaftaran desain industri tersebut bisa terjadi karena permintaan
pemegang hak desain industry dan bisa juga karena adanya gugatan
perdata dari pihak lain ;

- Bahwa in casu adanya gugatan perdata dari pihak lain a quo, dimana tata
cara gugatan pembatalan pendaftaran desain industri sendiri dapat

Halaman 52 dari 56 Putusan Nomor 101/Pdt.Sus-HKI/Desain Industri/2023/PN Niaga Jkt. Pst.


dilakukan menurut ketentuan di dalam Pasal 39 hingga Pasal 41 Undang-
undang Nomor 31 Tahun 2000 ( UU Desain Industri) , dimana menurut
ketentuan Pasal 39 ayat (1) UU Desain Industri telah disebutkan bahwa :
“ Gugatan pembatalan pendaftaran Desain Industri diajukan ke
Pengadilan Niaga dalam wilayah hukum tempat tinggal atau domisili
Tergugat dan selanjutnya mekanisme gugatan mengacu kepada Pasal
39 ayat (2) hingga ayat (10) ;

- Bahwa selanjutnya berdasarkan ketentuan Pasal 38 ayat (1) UU Desain


Industri menyatakan bahwa “ Gugatan pembatalan desain industri
dilakukan oleh pihak yang berkepentingan yang pada pokoknya adalah
hak desain industry diberikan kepada desain industri baru dan tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku “ ,
akan tetapi dalam Pasal 38 ayat (1) UU Desain Industri tidak dijelaskan
secara khusus mengenai terminologi pihak yang berkepentingan dan
juga tidak ada penjelasan mengenai siapa yang dimaksud dengan pihak
berkepentingan, dan dalam praktek di persidangan selama ini khusus
pembatalan pendaftaran desain industri , untuk definisi pihak yang
berkepentingan ditentukan sendiri oleh Majelis Hakim ;

- Bahwa pihak yang berkepentingan dalam Bahasa Inggris adalah


Interested Parties. Istilah lainnya disebut juga stakeholders atau
pemangku kepentingan, Interested Person menurut Black Law Dictionary
adalah istilah yang diberikan kepada orang yang bersangkutan atau
seseorang dengan bagian dalam sesuatu. Menurut Prof Subekti bahwa
berbicara mengenai “ pihak yang berkepentingan “ artinya berhubungan
dengan subjek hukum , sehingga dapat dikatakan bahwa subjek hukum
di dalam Desain Industri adalah subjek hukum yang mempunyai hak
sebagaimana disebutkan di dalam ketentuan Pasal 1 ayat (5) UU Desain
Industri tersebut, bahwa ha katas Desain Industri adalah hak eksklufif
pemilik desain yang diperoleh dari Negara ;

- Bahwa untuk mendefinisikan pengertian pihak yang berkepentingan,


maka Majelis Hakim menentukan pihak yang berkepentingan dengan
mendasarkan pada Pasal 6 dan Pasal 7 Undang-undang Desain Industri,
dimana Pasal 6 Undang-undang Desain Industri telah menentukan
bahwa : “ Yang berhak memperoleh Hak Desain Industri adalah
Pendesain atau yang menerima hak tersebut dari Pendesain. Dalam hal
Pendesain terdiri atas beberapa orang secara bersama, Hak Desain

Halaman 53 dari 56 Putusan Nomor 101/Pdt.Sus-HKI/Desain Industri/2023/PN Niaga Jkt. Pst.


Industri diberikan kepada mereka secara bersama, kecuali jika
diperjanjikan lain “ ;

- Bahwa oleh karena perkara ini merupakan gugatan mengenai Desain


Industri maka Majelis Hakim akan menggunakan ketentuan Undang-
undang Desain Industri untuk menentukan secara pasti siapa yang
disebut dengan pihak yang berkepentingan karena di Undang-undang ini
tidak diatur secara tegas pengertian pihak yang berkepentingan , hal ini
berbeda dengan pengertian “ pihak yang berwenang “ yang diatur dalam
UU Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi Geografis
mendefinisikan pihak yang berkepentingan dalam penjelasan Pasal 76
yaitu Pemiliki Merek Terdaftar, Jaksa, Yayasan/Lembaga di bidang
Konsumen, Majelis/Lembaga Keagamaan, sedangkan UU Nomor 40
Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas mendefinisikan pihak yang
berkepentingan adalah Kejaksaan untuk kepentingan umum, Pemegang
Saham, Direksi, Dewan Komisaris, karyawan Perseroan , Kreditor,
pemangku kepentingan (Stakeholders) sedangkan khusus di Undang-
undang Nomor 31 Tahun 2000 Tentang Desain Industri tidak diatur
secara khusus mengenai hal tersebut, dan dengan mendasarkan putusan
Kasasi Mahkamah Agung RI Nomor 854 K/PDT.Sus.HKI/2015 telah
dikemukakan bahwa yang dimaksud makna “ Pihak yang berkepentingan
“ hanya terbatas terhadap pemegang hak desain industry dan pemegang
lisensi saja, karena memang mengenai terminology pihak yang
berkepentingan tidak diatur secara khusus dalam Undang-undang Nomor
31 Tahun 2000 Tentang Desain Industri ;

Menimbang, bahwa dari uraian tersebut diatas, maka Majelis Hakim


berkesimpulan bahwa Penggugat bukanlah pihak yang berkepentingan
sebagaimana yang dimaksud dalam ketentuan Undang-undang Desain Industri
sehingga eksepsi Tergugat point B yang menyatakan bahwa Penggugat Tidak
Berkepentingan adalah beralasan hukum sehingga gugatan Penggugat tidaklah
memenuhi syarat formil untuk mengajukan gugatan pembatalan pendaftaran
Desain Industri dan eksepsi Tergugat a quo harus dikabulkan ;

DALAM POKOK PERKARA ;

Menimbang, bahwa dari uraian pertimbangan dalam eksepsi khusus


mengenai eksepsi Tergugat yang menyatakan Penggugat Tidak Berkepentingan

Halaman 54 dari 56 Putusan Nomor 101/Pdt.Sus-HKI/Desain Industri/2023/PN Niaga Jkt. Pst.


Telah dinyatakan bahwa eksepsi a quo telah dinyatakan beralasan hukum dan
dikabulkan sehingga gugatan Penggugat tidaklah memenuhi syarat formil untuk
mengajukan gugatan a quo, sehingga gugatan Penggugat tidak perlu dibuktikan
dan dipertimbangkan lebih lanjut termasuk segala upaya pembuktian yang
dilakukan oleh para pihak melalui alat bukti surat maupun saksi dan haruslah
dinyatakan tidak dapat diterima (Niet on van kelijk verklaard) ;

Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Penggugat dinyatakan tidak


dapat diterima (Niet on van kelijk verklaard), maka Penggugat berada di pihak
yang kalah dan harus dihukum untuk membayar segala biaya yang timbul dalam
perkara ini yang besarnya akan ditetapkan dalam amar putusan di bawah ini ;

Mengingat dan memperhatikan ketentuan Pasal 1 ayat (5) , Pasal 2, Pasal


4, Pasal 6, Pasal 7, Pasal 38 ayat (1) , Pasal 39 , Pasal 40 dan Pasal 41
Undang-undang Nomor 31 Tahun 2000 Tentang Undang-undang Desain
Industri serta ketentuan lain yang bersangkutan ;

MENGADILI;
DALAM EKSEPSI ;
- Mengabulkan eksepsi Tergugat Tentang Penggugat Tidak
Berkepentingan ;

DALAM POKOK PERKARA ;


- Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (Niet on van kelijk
verklaard) ;
- Menghukum Penggugat untuk membayar segala biaya yang timbul dalam
perkara ini sebesar Rp3.340.000,00 (Tiga juta tiga ratus empat puluh
ribu rupiah);

Demikian diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim


Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, pada hari Rabu,
tanggal 22 Mei 2024, oleh kami, Kadarisman Al Riskandar, S.H., M.H., sebagai
Hakim Ketua, Dulhusin, S.H.,M.H. dan Dra. Susanti Arsi Wibawani ,S.H.,M.H.
masing-masing sebagai Hakim Anggota, berdasarkan Surat Penetapan Ketua
Pengadilan Negeri, Nomor 101/Pdt.Sus-HKI/Desain Industri/2023/PN Niaga
Jkt.Pst tanggal 31 Oktober 2023, putusan tersebut diucapkan pada hari itu juga
dalam persidangan terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua dengan didampingi
oleh para Hakim Anggota tersebut, Titi Yuliati,S.H., sebagai Panitera Pengganti,

Halaman 55 dari 56 Putusan Nomor 101/Pdt.Sus-HKI/Desain Industri/2023/PN Niaga Jkt. Pst.


dan dihadiri oleh kuasa Penggugat, Kuasa Tergugat dan tanpa dihadiri Kuasa
Turut Tergugat;

Hakim Anggota Hakim Ketua

Dulhusin, S.H.,M.H Kadarisman Al Riskandar, S.H., M.H.

Dra. Susanti Arsi Wibawani ,S.H.,M.H.


Panitera Pengganti,

Titi Yuliati, S.H.,

Perincian biaya :
Biaya Pendaftaran Rp40.000,00
Biaya Proses Rp500.000,00
Panggilan sidang Rp2.750.000,00
PNBP Panggilan Rp30.000,00
Materai Rp10.000,00
Redaksi Rp10.000,00
Jumlah Rp3.340.000,00
(tiga juta tiga ratus empat puluh ribu rupiah)

Halaman 56 dari 56 Putusan Nomor 101/Pdt.Sus-HKI/Desain Industri/2023/PN Niaga Jkt. Pst.

Anda mungkin juga menyukai