PKWU Raindra

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN

Disusun Oleh :

Nama : I Made Dwi Raindraditya

Nomor : 15

Kelas : Xl.1

SMA NEGERI 3 NEGARA

Tahun Ajaran
2024/2025

Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Prakarya dan
Kewirausahaan ini sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Dalam makalah ini saya membahas
mengenai Budidaya Unggas Pedaging.

Saya ucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu guru yang membimbing Saya dalam
menyelesaikan makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini tentu jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran sangat saya harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan
makalah ini dan untuk pelajaran bagi saya nantinya dalam hal penyusunan selanjutnya.

Negara, 18 Mei 2024

Penulis
i

Daftar Isi

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................2

BAB ll PEMBAHASAN
2.1 Yang Diperlukan Ternak Unggas Pedaging..............................................3
2.2 Jenis Unggas Pedaging..............................................................................3
2.3 Pakan Unggas Pedaging............................................................................5
2.4 Modal Peternak Unggas Pedaging............................................................7
2.5 Perkiraan Waktu Ternak Unggas Pedaging..............................................7
2.6 Cara Merawat Unggas Pedaging...............................................................8
2.7 Sasaran Pasar.............................................................................................8
2.8 Kisaran Harga Jual....................................................................................8
2.9 Keuntungan/ Laba Panen..........................................................................9

BAB lll PENUTUP


3.1 Kesimpulan...............................................................................................10
3.2 Saran.........................................................................................................10

Daftar Pustaka....................................................................................................11
ii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peternakan ayam pedaging perkembangannya mengalami peningkatan mengingat


semakin banyaknya permintaan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan protein hewani.
Perkembangan populasi ayam di Indonesia dalam rentan waktu lima tahun sejak 2011-2015
terakhir cukup fluktuatif dan cenderung meningkat dengan rata-rata pertumbuhan 6,21% per
tahun. Berdasarkan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian menyatakan bahwa Populasi
ayam pedaging ( ras dan buras) tahun 2015 dengan angka sementara mencapai 1,93 milyar
ekor, atau meningkat 3,70% dibandingkan tahun 2014 (Anonim, 2015).

Ayam pedaging merupakan salah satu komoditi ternak penghasil daging dengan
kandungan protein hewani yang cukup baik. Daging ayam merupakan bahan pangan hewani
yang mengandung gizi cukup tinggi berupa protein dan energi, sehingga permintaan terhadap
daging ayam cenderung terus meningkat dari tahun ke tahun. Perkembangan produksi daging
ayam di Indonesia mengikuti pola populasinya dengan rata-rata pertumbuhan 7,80% per tahun
selama periode 2011-2015.

Produksi daging ayam tahun 2015 sebesar 2,04 Juta ton atau meningkat 5,11%
dibandingkan tahun 2014. Perkiraan produksi daging ayam tahun 2016 ±2019 rata-rata
pertahun meningkat 3,30% atau sekitar 2,16 juta ton. Rata-rata konsumsi per kapita daging
ayam masyarakat Indonesia tahun 2011-2015 sebesar 4,28 kg/kapita/tahun, berasal dari
konsumsi daging ayam ras sebesar 3,75 kg/kapita/tahun dan konsumsi daging ayam buras
sebesar 0,53 kg/kapita/tahun (Anonim, 2015).

1.2 Rumusan Masalah

 Apa saja yang diperlukan untuk membuat ternak ayam pedaging?


 Ayam jenis apa yang tepat untuk menghasilkan daging yang baik?
 Pakan apa yang diberikan agar mendapatkan hasil yang maksimal?
 Berapa modal minimal yang harus dikeluarkan untuk ternak ayam pedaging?
 Berapa lama ternak ayam pedaging dari bibit hingga panen?
 Perawatan apa saja yang dilakukan agar menciptakan ayam yang sehat?
 Kemana sasaran pasar untuk menjual ayam tersebut?
 Berapa harga perekor ayam pedaging dan berapa harga jika dijual dengan sistim
borong?
 Berapa keuntungan yang dapat diraih dalam sekali panen?

1.3 Tujuan Penulisan

Dari beberapa rumusan masalah diatas, didapatkan beberapa tujuan penulisan,


diantaranya :

 Mengetahui apa saja yang diperlukan untuk membuat ternak ayam pedaging.
 Mengetaui ayam jenis apa yang tepat untuk menghasilkan daging yang baik.
 Mengetahui pakan apa yang diberikan agar mendapatkan hasil yang maksimal.
 Mengetahui modal minimal yang harus dikeluarkan untuk ternak ayam pedaging.
 Mengetahui berapa lama ternak ayam pedaging dari bibit hingga panen.
 Mengetahui perawatan apa saja yang dilakukan agar menciptakan ayam yang sehat.
 Menentukan sasaran pasar untuk menjual ayam tersebut.
 Mengetahui harga perekor ayam pedaging dan berapa harga jika dijual dengan sistim
borong.
 Mengetahui keuntungan yang dapat diraih dalam sekali panen.
2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Yang Diperlukan Ternak Unggas Pedaging

Budidaya unggas pedaging menjadi salah satu bisnis yang paling menjanjikan di
Indonesia. Tidak heran jika semakin banyak peternak yang mencoba untuk mengembangkan
usaha ini. Meskipun terbilang mudah, ada beberapa langkah yang harus diperhatikan ketika
ingin memulai budidaya unggas pedaging.

 Pertama, pilihlah jenis unggas pedaging yang tepat untuk dikembangkan. Ada
beberapa jenis unggas pedaging yang bisa dibudidayakan, seperti ayam petelur, ayam
broiler, bebek, dan itik. Setiap jenis unggas memiliki kelebihan dan kekurangan yang
berbeda. Sehingga, pilihlah jenis unggas pedaging yang sesuai dengan kondisi
lingkungan dan modal yang dimiliki.
 Kedua, persiapkanlah lahan dan kandang yang cukup untuk unggas pedaging. Lahan
yang digunakan harus cukup luas agar dapat menampung kandang dan lahan untuk
keperluan makanan dan minuman. Selain itu, pastikan kandang yang digunakan dalam
keadaan bersih dan sehat agar unggas pedaging dapat tumbuh dengan baik.
 Ketiga, pilih bibit dan pakan yang tepat. Bibit unggas pedaging harus dipilih dengan
cermat, pastikan bibit yang dipilih sehat dan tidak cacat. Sementara itu, untuk pakan
gunakanlah pakan yang mengandung gizi yang seimbang sesuai dengan jenis unggas
pedaging yang dipilih. Pemberian pakan harus diatur dengan baik agar pertumbuhan
dan produksi unggas dapat optimal.
 Keempat, lakukan pengawasan dan perawatan yang rutin. Pengawasan dilakukan
untuk mencegah kemungkinan terjadinya penyakit pada unggas pedaging. Pastikan
perawatan seperti pemotongan bulu atau kuku dilakukan secara rutin. Hal ini
dilakukan untuk menjaga kebersihan kandang dan menghindari penyebaran penyakit.
 Kelima, lakukan pemasaran produk secara efektif. Untuk memasarkan produk unggas
pedaging pun perlu strategi yang tepat agar dapat dilakukan secara efektif dan hasil
penjualannya dapat optimal.

2.2 Jenis Unggas Pedaging

Unggas pedaging adalah jenis unggas yang biasanya dibudidayakan untuk diambil
manfaat dagingnya. Mereka biasanya memiliki pakan dan pola hidup khusus yang didesain
untuk mempercepat pertumbuhan daging. Berbagai jenis unggas pedaging populer di seluruh
dunia, termasuk ayam, bebek, kalkun, dan burung puyuh.

1. Ayam Broiler
Tak bisa dipungkiri, ayam broiler adalah unggas pedaging yang paling populer dan
sering kita jumpai di pasar. Ayam ini memiliki tingkat pertumbuhan yang cepat, sehingga
menjadi pilihan utama untuk konsumsi daging ayam.

Ciri khas ayam broiler adalah ukurannya yang besar dengan daging yang lezat dan empuk.
Sehingga tidak heran jika banyak orang lebih memilih ayam broiler daripada jenis ayam
lainnya. Selain itu, ayam broiler juga memiliki kandungan protein yang tinggi sehingga baik
untuk kesehatan tubuh kita.

2. Ayam Kampung
Jika kamu menginginkan daging ayam yang lebih alami dan organik, ayam kampung
adalah pilihan yang tepat. Ayam kampung dikembangbiakkan secara tradisional tanpa
menggunakan obat-obatan atau hormon pertumbuhan.

Pada umumnya, ayam kampung memiliki ukuran lebih kecil dibandingkan ayam
broiler. Namun, meskipun ukurannya kecil, daging ayam kampung justru memiliki tekstur
yang lebih kenyal dan nikmat saat dimasak.

3. Bebek
Unggas pedaging selanjutnya yang tak kalah menarik adalah bebek. Bebek dikenal
dengan dagingnya yang lezat dan bergizi tinggi. Selain itu, daging bebek juga memiliki
kandungan lemak yang lebih sedikit dibandingkan dengan daging ayam.

Bebek juga memiliki kelebihan lain, yaitu bisa dimanfaatkan hingga ke bagian
tambahannya seperti kulit dan lemak untuk dijadikan minyak bebek yang berkhasiat untuk
kesehatan.

4. Itik
Selain bebek, jenis unggas pedaging lainnya yang layak untuk dibahas adalah itik. Itik
memiliki daging yang lezat dan memiliki karakteristik yang mirip dengan bebek. Meskipun
tidak sepopuler ayam dan bebek, itik mampu memberikan keunikan tersendiri dalam hidangan
kuliner. Daging itik memiliki cita rasa yang khas, empuk, dan berlemak sehingga cocok untuk
berbagai jenis masakan, mulai dari gulai, semur, hingga olahan pedas.

5. Puyuh
Terakhir, kamu tentu tidak boleh melewatkan unggas pedaging yang satu ini: puyuh.
Puyuh memiliki ukuran yang lebih kecil daripada jenis unggas pedaging lainnya, membuatnya
menjadi pilihan yang praktis untuk dimasak.
Meskipun ukurannya kecil, daging puyuh memiliki tekstur yang kenyal dan lezat.
Selain itu, puyuh juga memiliki nilai gizi yang tinggi, termasuk zat besi dan vitamin B12.
Jadi, jangan remehkan unggas yang satu ini!

Itulah beberapa jenis unggas pedaging yang perlu kamu ketahui. Setiap jenis unggas
memiliki karakteristik dan kelebihan yang berbeda, jadi tentukanlah pilihanmu sesuai dengan
selera dan kebutuhanmu.

2.3 Pakan Unggas Pedaging

Untuk bisa memiliki peternakan yang baik, penentuan pakan ternak merupakan salah
satu hal terpenting. Supaya asupan gizi ayam terjaga, peternak juga sebaiknya memperhatikan
kecukupan dan keseimbangan gizi pada pakan ayam. Pada dasarnya, terdapat lima asupan
penting yang biasa dikonsumsi ayam pedaging. Mulai dari dedak hingga pelet dapat dijadikan
asupan bernutrisi tinggi agar ayam bisa tumbuh besar. Percepatan pertumbuhan juga dapat
dilakukan dengan mengatur jumlah protein dan kalsium pada pakan. Untuk dapat
menghasilkan ayam secara optimal, diperlukan kombinasi pakan yang tepat. Berikut
penjelasan mengenai jenis-jenis pakan ayam pedaging dan kandungannya yang biasa
digunakan peternak.

1. Dedak Padi

Ini adalah jenis dedak yang paling sering digunakan oleh peternakan dalam negeri. Hal
ini dikarenakan jumlah padi di Indonesia yang sangat melimpah, sehingga pengumpulan
bahan untuk membuat jenis pakan ini tidak sulit ditemukan. Dari aspek ketersediaan, dedak
padi juga sangat aman karena bisa tersedia di setiap waktu. Selain itu, harga bahan baku
murah dan mudah diperoleh peternak. Dari segi nutrisi, dedak padi mengandung:

1. Asam amino
2. Vitamin B
3. Protein
4. Karbohidrat yang tinggi.
Semuanya merupakan kandungan pakan ayam pedaging yang sangat baik, sehingga
banyak peternak yang menggunakannya. Menjadikan dedak padi sebagai makanan primer
adalah pilihan yang bagus. Ayam bisa tumbuh secara cepat dan harga pakan yang murah.
2. Dedak Gandum/Pollard

Apabila ingin asupan yang lebih tinggi nutrisi, maka dedak gandum bisa dijadikan
pilihan. Dedak gandum merupakan hasil olahan gandum menjadi tepung. Di Indonesia,
penggunaan dedak jenis ini masih kurang populer karena untuk mendapatkannya cukup sulit.

Pakan yang sering disebut juga pollard ini lebih sering digunakan dalam keadaan
tertentu saja. Misalnya saat peternak ingin mempercepat masa panen dengan cara
meningkatkan asupan nutrisi pada ayam.

Jika dilihat dari sisi harga barang dan ketersediaannya, dedak gandum memang kalah
dibanding dedak padi. Namun dari segi kandungan gizi, sebenarnya dedak gandum bisa dua
kali lebih tinggi dibandingkan dedak padi. Dua dedak ini dapat Anda jadikan pilihan
tergantung kondisi dan kebutuhan peternakan Anda.

3. Sorghum SP

Di Indonesia, sorghum SP lebih dikenal dengan nama sorgum, tojeng, cantrik, atau
cantel. Pakan ini sebenarnya merupakan bahan pakan paling optimal jika Anda menginginkan
ayam tumbuh dengan cepat dan sehat. Sorgum mengandung serat alami dalam kadar tinggi
sehingga bagus untuk pencernaan unggas.

Kandungan protein, dan kalsiumnya juga seimbang sehingga tepat jika dijadikan
pakan untuk ayam. Namun, sorgum lebih cocok digunakan sebagai makanan pendamping.
Disarankan jumlahnya tidak melebihi 20% dari total pakan yang diberikan ke ayam. Di
Indonesia, sorgum masih sulit untuk didapatkan karena hanya tumbuh di lokasi dan iklim
tertentu saja.

4. Tepung-Tepungan

Tepung-tepungan merupakan pakan yang cocok untuk bibit ayam atau DOC ayam karena
teksturnya yang halus dan mudah dicerna. Kandungan nutrisi dari tepung-tepungan adalah
sebagai berikut:

5. Fosfor
6. Kalsium
7. Protein
Meski demikian, kandungan tersebut berbeda-beda karena ada beberapa jenis tepung,
seperti tepung tulang dan tepung ikan. Jika Anda menggunakan tepung sebagai pakan utama,
maka akan sangat bagus karena kandungan gizinya yang seimbang. Meski begitu, terkadang
harganya fluktuatif, sehingga kurang direkomendasikan bagi para peternak. Aspek
ketersediaan dan juga keberlanjutan bahan membuatnya kurang optimal.

5. Pelet

Pelet adalah jenis pakan ternak yang telah melalui proses penggilingan dan
pemadatan. Bagi Anda yang memiliki mesin pelet sendiri, akan lebih baik membuat pakan
ayam sendiri. Dengan begitu, Anda bisa mengatur sendiri kandungan nutrisi di dalamnya dan
dari segi harga juga lebih terjangkau.

Pelet yang ada di pasaran memiliki kandungan nutrisi yang cukup seimbang dan
disukai ayam. Ketika memberinya dengan pelet maka ayam tidak akan menghasilkan sisa atau
kotoran. Oleh sebab itu, para petani lebih baik menggunakan pelet karena dari segi harga dan
ketersediaan barang cukup bagus. Dengan memahami lima bahan pangan di atas, ayam
pedaging Anda akan memiliki kualitas yang baik serta dapat bertumbuh lebih cepat.

2.4 Modal Peternak Unggas Pedaging

Untuk modal dari berternak ayam pastinya berbeda-beda tiap pengusaha/peternak.


Oleh karena itu mari kita tanyakan pada pak Kadek selaku mantan dari berternak ayam
pedaging

“Sulit sebenarnya kalau mau berternak ayam itu gus, dulu bapak ngeluarin uang itu di
atas Rp. 500.000,00 lebih, karena dulu ayam bapak lumayan banyak, apalagi pakan ayam
seminggu sekali bapak beli.” Ungkap pak Kadek selaku mantan yang dulunya pernah
berternak unggas pedaging.
Jadi dapat disimpulkan, modal dari berternak ayam menurut pak Kadek ialah Rp.
500.000,00 lebih karena belum termasuk membeli pakan ayam seminggu sekali.

2.5 Perkiraan Waktu Ternak Unggas Pedaging

Di desa saya, tepatnya di desa Manis Tutu, minim adanya pengusaha atau berternak
unggas pedaging. Pak Kadek adalah salah satu mantan peternak yang saya ketahui, maka dari
itu wawancara kali ini masih tetap bersama pak Kadek sebagai narasumbernya.

“Untuk waktu panen Gus? Bapak kurang tahu, coba alih di google. Kalau menurut
bapak, rasanya dulu sekitar beberapa bulanan gus, sekitar 3 atau 4 bulanlah baru bisa
dipanen.” Ungkap beliau.

Jadi, menurut pak Kadek bahwa ayam siap panen sekitar 3 atau 4 bulan sejak masa
penetasan baru bisa dipanen.

2.6 Cara Merawat Unggas Pedaging

Ada beberapa rangkaian proses yang harus di lakukan sebelum mendapatkan hasil
panen dari cara budidaya ayam pedaging ini, yaitu :

 Pada minggu pertama, 7 hari pertama, maka bibit ayam pedaging harus dimasukan ke
inkubator atau menggunakan indukan. Segera berikan pakan dan minum air hangat.
Biasanya pakan yang diberikan adalah jenis crumbes atau berbentuk butiran-butiran
kecil.
 Pada minggu kedua, Suhu di pemanas bisa di kurangi dan pakan masih menggunakan
jenis crumbles.
 Pada hari ke 15 atau minggu ketiga, bibit ayam pedaging tidak lagi membutuhkan
pemanas.
 Hari ke 22 atau minggu ke empat maka bulu-bulu ayam telah mulai tumbuh dan
kebutuhan pakan bertambah 2 kali lipat dari sebelumnya.
 Pada minggu ke lima sudah di lakukan pembesihan kandang secara rutin karena sudah
banyak menghasilkan kotoran.

2.7 Sasaran Pasar

Usaha ayam pedaging atau broiler merupakan salah satu usaha yang banyak
peminatnya setiap tahun terutama pada bulan Ramadhan, hari raya, acara pernikahan dan
lainnya.

Untuk pemasarannya, pada tahap awal hasil ternak akan dipasarkan langsung ke pasar-
pasar tradisional dengan terlebih dahulu melakukan survei pasar untuk mengetahui berapa
kebutuhan ayam pedaging ini dipasaran. Selain itu, hasil ternak juga dapat dipasarkan
langsung kepada konsumen seperti masyarakat sekitar dan warung-warung makan. Untuk
tahap-tahap selanjutnya akan lebih mudah karena diharapkan usaha peternakan ini sudah
mempunyai pelanggan tetap atau pengepul yang menampung hasil ternak.

2.8 Kisaran Harga Jual

Menurut pak Kadek kisaran harga jual dapat bervariasi tergantung tempat pemasaran,
musim dan semacamnya. Namun semasa beliau beternak beliau membandol harga ayam Rp.
160.000,00/ekor, bahkan lebih, tergantung jenis ayamnya. Namun biasanya para anak muda
membeli ayam dari pak Kadek untuk melakukan adu ayam, tak hanya anak muda saja, namun
kalangan orang tua pun juga biasanya membeli ayam pak Kadek untuk hal semacam itu.

2.9 Keuntungan/ Laba Panen

Pengeluaran/Modal awal

Keperluan Jumlah Nominal

Kandang 3 kandang Rp.650.000,00

Tempat pakan 60 unit Rp.435.000,00

Tempat minum 60 unit Rp.435.000,00


Pipa paralon 35 batang Rp. 960.000,00
Lampu bohlam 15 unit Rp .115.000,00
Gasolin 4 unit Rp. 650.000,00

Kabel 38 meter Rp. 180.000,00


Bibit/ anak ayam 100 ekor Rp. 400.000,00
Pakan ayam 20 kg/minggu Rp. 275.000,00

Obat-obatan 85 buah Rp. 595.000,00

Listrik Perbulan Rp. 355.000,00

Total Rp. 5.050.000,00

Laba/ Keuntungan

Harga ayam per ekor : Rp.160.000,00

Jumlah ayam pedaging : 100 ekor ( Belum termasuk telur )

Modal : Rp. 5.050.000,00

Jika di umpamakan terjual 100 ekor : Rp.160.000,00 x 100 : Rp. 16.000.000,00

Laba : Rp. 16.000.000 – Rp. 5.050.000 : Rp. 10.950.000

Jadi Laba penjualan 100 ekor ayam pedaging adalah Rp. 10.950.000/ 100 ekor. Dan akan
lebih jika dihitung dengan ayam betina yang bertelur.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Budidaya unggas pedaging menjadi salah satu bisnis yang paling menjanjikan di
Indonesia. Tidak heran jika semakin banyak peternak yang mencoba untuk mengembangkan
usaha ini. Meskipun terbilang mudah, ada beberapa langkah yang harus diperhatikan ketika
ingin memulai budidaya unggas pedaging.

Untuk pemasarannya, pada tahap awal hasil ternak akan dipasarkan langsung ke pasar-
pasar tradisional dengan terlebih dahulu melakukan survei pasar untuk mengetahui berapa
kebutuhan ayam pedaging ini dipasaran. Selain itu, hasil ternak juga dapat dipasarkan
langsung kepada konsumen seperti masyarakat sekitar dan warung-warung makan. Untuk
tahap-tahap selanjutnya akan lebih mudah karena diharapkan usaha peternakan ini sudah
mempunyai pelanggan tetap atau pengepul yang menampung hasil ternak.
Untuk harga jual unggas pedaging tergantung kondisi pasar, namun narasumber
membandol harga Rp. 160.000,00/ekor. Dan pastinya untuk dari narasumber tersebut
sangatlah banyak.

3.2 Saran

Saran saya, saat menjual ayam, sebaiknya di pasar tradisional dengan kondisi yang
memungkinkan dan bagus, dilihat juga dari musim, apakah pada musim ini ayam pedaging
laku keras atau malah sebaliknya.

10

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, M. H. 2004. Manajemen Ternak Unggas. Buku Ajar Fakultas Peternakan Universitas
Andalas. Padang.

Abidin, Z. 2003. Meningkatkan Produktivitas Ayam Ras Petelur. Agromedia Pustaka. Jakarta

Achmadi. 2008. Sistem Perkandangan Unggas. http://kandangclosedhouse. Wordpress.com


AAK, 1973. Beternak Ayam. Kanisius, Yogyakarta

Purnomo, Agus. 2013. Prakarya dan Kewirausahaan. SMA/MA Kelas Xl Semester 2. Viva
Pakarindo. Jawa Tengah.

Anda mungkin juga menyukai