Inc (Maternitas)
Inc (Maternitas)
KONSEP MEDIS
A. DEFINISI
Menurut Mitayani (2019) Intranatal merupakan suatu proses terjadinya
pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan
pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu. Menurut WHO (2018)
persalinan atau kelahiran dapat dikatakan normal apabila usia kehamilan cukup bulan
(37 - 40 minggu), persalinan terjadi secara spontan, presentasi belakang kepala,
berlangsung tidak lebih dari 18 jam, tidak ada komplikasi pada ibu maupun janin.
Persalinan atau partus adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban
keluar dari uterus ibu. Persalinan di anggap normal apabila prosesnya tejadi pada usia
kehamilan cukup bulan tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai (inpartu)
sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan
menipis dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu dikatakan belum
inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks (Damayanti, dkk,
2018).
Berdasarkan definisi menurut para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa
persalinan normal merupakan suatu proses pengeluaran bayi, plasenta dan selaput
ketuban dari uterus ibu tanpa adanya komplikasi atau penyulit bagi ibu dan bayi yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 – 40 minggu).
B. ETIOLOGI
Sebab terjadinya persalinan sampai kini masih merupakan teori – teori yang
kompleks, faktor – faktor humoral, pengaruh prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi
uterus, pengaruh syaraf dan nutrisi di sebut sebagai faktor-faktor yang mengakibatkan
persalinan mulai. Menurut Manuaba (2019) mulai dan berlangsungnya persalinan,
antara lain:
1. Teori penurunan hormon
Penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron yang terjadi kira–kira 1–2
minggu sebelum partus dimulai. Progesterone bekerja sebagai penenang bagi
otot–otot uterus dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga
timbul his bila kadar progesterone turun.
2. Teori plasenta menjadi tua
Villi korialis mengalami perubahan–perubahan, sehingga kadar estrogen dan
progesterone menurun yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah, hal ini
akan menimbulkan kontraksi rahim.
3. Teori berkurangnya nutrisi pada janin
Jika nutrisi pada janin berkurang maka hasil konsepsi akan segera di
keluarkan.
4. Teori distensi rahim
Keadaan uterus yang terus menerus membesar dan menjadi tegang
mengakibatkan iskemia otot-otot uterus. Hal ini mungkin merupakan faktor
yang dapat menggangu sirkulasi uteroplasenter sehingga plasenta menjadi
degenerasi.
5. Teori iritasi mekanik
Tekanan pada ganglio servikale dari pleksus frankenhauser yang terletak di
belakang serviks. Bila ganglion ini tertekan, kontraksi uterus akan timbul.
6. Induksi partus (induction of labour)
Partus dapat di timbulkan dengan jalan:
a. Gagang laminaria: beberapa laminaria di masukkan dalam kanalis servikalis
dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser.
b. Amniotomi: pemecahan ketuban.
c. Oksitosin drips: pemberian oksitosin menurut tetesan infus..
C. MANIFESTASI KLINIS
1. Tanda persalinan sudah dekat
a. Terjadi lightening : Menjelang minggu ke 36 pada primigravida terjadi
penurunan fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul
yang disebabkan :
1) Kontraksi Braxton hicks
2) Ketegangan dinding perut dan ketegangan ligamentum rotandum
3) Gaya berat janin dimana kepala kearah bawah
b. Masuknya kepala bayi kepintu atas panggul dirasakan ibu hamil :
1) Terasa ringan dibagian atas, rasa sesaknya berkurang
2) Dibagian bawah terasa sesak
3) Terjadi kesulitan saat berjalan
4) Sering miksi (sering BAK)
c. Terjadinya His permulaan
Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton hicks dikemukan
sebagi keluhan karena dirasakan sakit dan mengganggu terjadi karena
perubahan keseimbangan estrogen,progesterone, dan memberikan kesempatan
rangsangan oksitosin. Dengan makin tua hamil, pengeluaran estrogen dan
progesterone makin berkurang sehingga oksitosin dapat menimbulkan
kontraksi yang lebih sering sebagai his palsu.
d. Sifat his permulaan (palsu)
1) Rasa nyeri ringan di bagian bawah
2) Datangnya tidak teratur
3) Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda
4) Durasinya pendek
5) Tidak bertambah bila beraktifitas
2. Tanda Persalinan
a. Terjadinya His persalinan, His persalinan mempunyai sifat :
1) Pinggang terasa sakit yang menjalar ke bagian depan
2) Sifatnya teratur,interval makin pendek, dan kekuatannya makin besar
3) Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks
4) Makin beraktifitas (jalan) kekuatan makin bertambah
b. Pengeluaran Lendir dan darah (pembawa tanda), Dengan his persalinan terjadi
perubahan pada serviks yang menimbulkan :
1) Pendataran dan pembukaan
2) Pembukaan menyebabkan lender yang terdapat pada kanalis servikalis
lepas
3) Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah
c. Pengeluaran Cairan
Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan
pengeluaran cairan. Sebagian ketuban baru pecah menjelang pembukaan
lengkap. Dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan berlangsung dalam
waktu 24 jam.
3. Kala III
Kala tiga persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan
lahirnya plasenta.
a. Fisiologi kala tiga
Otot uterus berkontraksi mengikuti berkurangnya ukuran rongga uterus
secara tiba – tiba setelah lahinya bayi. Penyusutan ukuran rongga uterus ini
menyebabkan berkurangnya ukuran tempat implantasi plasenta. Karena
tempat implantasi menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak
berubah maka plasenta akan menekuk, menebal kemudian dilepaskan dari
dinding uterus. Setelah lepas plasenta akan turun ke bagian bawah uterus atau
bagian atas vagina.
b. Tanda – tanda lepasnya plasenta
Perubahan ukuran dan bentuk uterus
Tali pusat memanjang
Semburan darah tiba – tiba
Kala III terdiri dari 2 fase :
a. Fase pelepasan uri
Cara lepasnya uri ada beberapa cara :
1) Schultze: lepasnya seperti kita menutup payung, cara ini paling sering
terjadi. Yang lepas duluan adalah bagian tengah lalu terjadi
retroplasental hematoma yang menolak uri mula-mula pada bagian
tengah kemudian seluruhnya. Menurut cara ini perdarahan ini biasanya
tidak ada sebelum uri lahir.
2) Duncan: lepasnya uri mulai dari pinggir, jadi pinggir uri lahir duluan.
Darah akan mengalir keluar antara selaput ketuban. Atau serempak dari
tengah dan pinggir plasenta.
b. Fase pengeluaran uri
1) Kustner: dengan meletakkan tangan disertai tekanan pada/di atas
simfisis. Tali pusat diteganggangkan maka bila tali pusat masuk artinya
belum lepas, bila diam atau maju artinya sudah lepas.
2) Klein: sewaktu ada his, rahim kita dorong, bila tali pusat kembali artinya
belum lepas. Diam atau turun artinya lepas.
3) Strassman: tegangkan tali pusat dan ketok pada fundus, bila tali pusat
bergetar artinya belum lepas. Tak bergetar artinya sudah lepas.
c. Jika plasenta tidak keluar selama 30 menit setelah kelahiran bayi maka
dilakukan eksplorasi.
4. Kala IV
Kala empat persalinan dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir selama 2
jam. Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan
postpartum paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Observasi yang dilakukan,
antara lain :
a. Tingkat kesadaran ibu
b. Pemeriksaan TTV : tekanan darah, nadi, pernafasan
c. Kontraksi uterus
d. Terjadinya perdarahan : Perdarahan dianggap masih normal bila jumlahnya
tidak melebihi 400 – 500 cc
G. MEKANISME PERSALINAN
Mekanisme persalinan adalah gerakan posisi yang dilakukan janin untuk
menyesuaikan diri terhadap pelvis ibu. Terdapat delapan gerakan posisi dasar yang
terjdai ketika janin berada dalam presentasi vertex sefalik. Gerakan tersebut, sebagai
berikut:
1. Engagement
Terjadi ketika diameter biparietal kepala janin telah melalui pintu atas panggul.
2. Penurunan Kepala
Penurunan kepala lengkap terjadi selama persalinan oleh karena itu keduanya
diperlukan untuk terjadi bersamaan dengan mekanisme lainya.
3. Fleksi Rotasi Internal
Hal yang sangat penting untuk penurunan lebih lanjut. Melalui penurunan ini
diameter Sub oksipitobregmantika yang lebih kecil digantikan dengan diameter
kepala janin tidak dalam keadaan fleksi sempurna, atau tidak berada dalam sikap
militer atau tidak dalam keadaan beberapa derajat ekstensi.
4. Rotasi Internal
Menyebabkan diameter anteroposterior kepala janin menjdai sejajar dengan
diameter anteroposterior pelvis ibu. Paling biasa terjadi adalah oksipot berotasi ke
bagian anterior pelvis ibu, dibawah simfisis pubis.
5. Pelahiran Kepala
Pelahiran kepala berlangsung melalui ekstensi kepala untuk mengeluarkan
oksiputanterior. Dengan demikian kepala dilahirkan dengan ekstensi seperti,
oksiput, sutura sagitalis, fontanel anterior, alis, orbit, hidung, mulut, dan dagu
secara berurutan muncul dari perineum.
6. Restitusi
Rotasi kepala 450 baik kearah kanan maupun kiri, berantung pada arah dari
tempat kepala berotasi ke posisi oksiput-anterior.
7. Rotasi Eksternal
Terjadi pada saat bahu berotasi 450, menyebabkan diameter bisakromial sejajar
dengan diameter anteroposterior pada pnitu bawah panggul. Hal ini menyebabkan
kepala melakukan rotasi eksteral lain sebesar 450 ke posisi LOT atau ROT,
bergantung arah restuisi.
8. Pelahiran Bahu dan Tubuh dengan Fleksi Laterral melalui Sumbu Arcus.
Sumbu carcus adalah ujung keluar paling bawah pada pelvis. Bahu anterior
kemudian terlihat pada orifisum vulvovaginal, yang menyentuh di bawah simfisis
pubis, bahu posterior kemudian menggembugkan perineum dan lahir dengan posisi
ateral. Setelah bahu lahir, bagian badan yang tersisa mengikuti sumbu Carus dan
segera lahir (Varney, 2021).
KONSEP KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. KALA I
a. Anamnesa
1) Nama, umur, dan alamat
2) Gravida dan para
3) Hari pertama haid terakhir (HPHT)
4) Riwayat alergi obat
5) Riwayat kehamilan sekarang: ANC, masalah yang dialami selama
kehamilan seperti perdarahan, kapan mulai kontraksi, apakah gerakan bayi
masih terasa, apakah selaput ketuban sudah pecah? Jika ya, cairan
warnanya apa? Kental/ encer? Kapan pecahnya? Apakah keluar darah
pervagina? Bercak atau darah segar? Kapan ibu terakhir makan dan
minum? Apakah ibu kesulitan berkemih?
6) Riwayat kehamilan sebelumnya
7) Riwayat medis lainnya seperti hipertensi, pernafasan
8) Riwayat medis saat ini (sakit kepala, pusing, mual, muntah atau nyeri
epigastrium)
b. Pemeriksaan fisik
1) Tunjukkan sikap ramah
2) Minta mengosongkan kandung kemih
3) Nilai keadaan umum, suasana hati, tingkat kegelisahan, warna konjungtiva,
kebersihan, status gizi, dan kebutuhan cairan tubuh
4) Nilai tanda – tanda vital (TD, Nadi, suhu, dan pernafasan), untuk akurasi
lakukan pemeriksaan TD dan nadi diantara dua kontraksi.
5) Pemeriksaan abdomen
Menentukan tinggi fundus
Kontraksi uterus
Palpasi jumlah kontraksi dalam 10 menit, durasi dan lamanya kontraksi
Memantau denyut jantung janin (normal 120-160x/menit)
Menentukan presentasi (bokong atau kepala)
Menentukan penurunan bagian terbawah janin
Pemeriksaan dalam
- Nilai pembukaan dan penipisan serviks
- Nilai penurunan bagian terbawah dan apakah sudah masuk rongga
panggul
- Jika bagian terbawah kepala, pastikan petunjuknya.
2. KALA II
1) Aktivitas /istirahat
adanya kelelahan, ketidak mampuan melakukan dorongan sendiri/
relaksasi.
Letargi.
Lingkaran hitam di bawah mata.
2) Sirkulasi: tekanan darah dapat meningkat 5-10mmHg diantara kontraksi.
3) Integritas Ego
Respon emosional dapat meningkat.
Dapat merasa kehilangan control atau kebalikannya seperti saat ini klien
terlibat mengejan secara aktif.
4) Eleminasi.
Keinginan untuk defikasi, disertai tekanan intra abdominal dan tekanan
uterus.
Dapat mengalami rabas fekal saat mengejan.
Distensi kandung kemih mungkin ada , dengan urine dikeluarkan selama
upaya mendorong.
5) Nyeri/ Ketidak nyamanan
Dapat merintih/ meringis selama kontraksi.
Amnesia diantara kontraksi mungkin terlihat.
Melaporkan rasa terbakar/ meregang dari perineum.
Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong.
Kontraksi uterus kuat terjadi 1,5 – 2 mnt masing-masing dan berakhir
60-90 dtk.
Dapat melawan kontraksi , khususnya bila tidak berpartisipasi dalam
kelas kelahiran anak
.
6) Pernafasan: peningkatan frekuensi pernafasan.
7) Keamanan
Diaforesis sering terjadi.
Bradikardi janin dapat terjadi selama kontraksi
8) Sexualitas
Servik dilatasi penuh( 10 cm) dan penonjolan 100%.
Peningkatan penampakan perdarahan vagina.
Penonjolan rectal/ perineal dengan turunnya janin.
Membrane mungkin rupture pada saat ini bila masih utuh.
Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi.
Crowning terjadi, kaput tampak tepat sebelum kelahiran pada
presentasi vertex
3. KALA III
1) Aktivitas/istirahat
a. Perilaku dapat direntang dari senang sampai keletihan.
2) Sirkulasi
a. Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat kemudian kembali
ke tingkat normal dengan cepat.
b. Hipotensi dapat terjadi sebagai respon terhadap analgesik dan anastesi.
c. Frekuensi nadi lambat pada respon terhadap perubahan jantung.
3) Makanan/cairan: kehilangan darah normal 200-300ml.
4) Nyeri/ketidaknyamanan: inspeksi manual pada uterus dan jalan lahir
menetukan adanya robekan atau laserasi. Perluasan episiotomi atau laserasi
jalan lahir mungkin ada.
5) Seksualitas: darah yang berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas
dari endometrium, biasanya dalam 1-5 menit setelah melahirkan bayi. Tali
pusat memanjang pada muara vagina. Uterus berubah dari discoid menjadi
bentuk globular.
6) Pemeriksaan fisik
a. Kondisi umum ibu: tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu tubuh),
status mental klien.
b. Inspeksi: perdarahan aktif dan terus menerus sebelum atau sesudah
melahirkan plasenta.
c. Palpasi: tinggi fundus uteri dan konsistensinya baik sebelum maupun
sesudah pengeluaran plasenta.
4. KALA IV
1) Aktivitas / Istirahat
Pasien tampak “berenergi” atau keletihan / kelelahan, mengantuk
2) Sirkulasi
a. Nadi biasanya lambat (50 – 70x / menit) karena hipersensitivitas vagal
b. TD bervariasi : mungkin lebih rendah pada respon terhadap analgesia /
anastesia, atau meningkat pada respon terhadap pemeriksaan oksitosin
atau hipertensi karena kehamilan
c. Edema : bila ada mungkin dependen (misal : pada ekstremitas bawah),
atau dapat juga pada ekstremitas atas dan wajah atau mungkin umum
(tanda hipertensi pada kehamilan)
d. Kehilangan darah selama persalinan dan kelahiran sampai 400 – 500 ml
untuk kelahiran per vagina atau 600-800 ml untuk kelahiran sesaria
3) Integritas Ego
a. Reaksi emosional bervariasi dan dapat berubah-ubah misal : eksitasi atau
perilaku menunjukkan kurang kedekatan, tidak berminat (kelelahan), atau
kecewa
b. Dapat mengekspresikan masalah atau meminta maaf untuk perilaku
intrapartum atau kehilangan kontrol, dapat mengekspresikan rasa takut
mengenai kondisi bayi baru lahir dan perawatan segera pada neonatal.
4) Eleminasi
a. Hemoroid sering ada dan menonjol
b. Kandung kemih mungkin teraba di atas simpisis pubis, kateter mungkin
dipasang
c. Diuresis dapat terjadi bila tekanan bagian presentasi menghambat aliran
urinarius dan atau cairan IV diberikan selama persalinan dan kelahiran.
5) Makanan / Cairan : Dapat mengeluh haus, lapar, mual
6) Neurosensori
Hiperrefleksia mungkin ada (menunjukkan terjadinya dan menetapnya
hipertensi, khususnya pada pasien dengan diabetes mellitus, remaja, atau
pasien primipara)
7) Nyeri / Ketidaknyamanan
Pasien melaporkan ketidaknyamanan dari berbagai sumber misalnya
setelah nyeri, trauma jaringan / perbaikan episiotomi, kandung kemih penuh,
atau perasaan dingin / otot tremor dengan “menggigil”
8) Keamanan
1) Pada awalnya suhu tubuh meningkat sedikit (dehidrasi)
2) Perbaikan episiotomi utuh dengan tepi jaringan merapat
9) Seksualitas
1) Fundus keras berkontraksi, pada garis tengah dan terletak setinggi
umbilikus
2) Drainase vagina atau lokhia jumlahnya sedang, merah gelap dengan hanya
beberapa bekuan kecil
3) Perineum bebas dari kemerahan, edema, ekimosis, atau rabas
4) Striae mungkin ada pada abdomen, paha, dan payudara
5) Payudara lunak dengan puting tegang
6) Penyuluhan / Pembelajaran : Catat obat-obatan yang diberikan, termasuk
waktu dan jumlah
B. DIAGNOSA MEDIS
Diagnosa Kala 1 :
1. Gangguan pertukaran gas pada janin berhubungan dengan penurunan suplai 02
plasenta sekunder akibat kontraksi uterus
2. Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus selama persalinan
3. Kelelahan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan energy akibat
peningkatan metabolisme sekunder akibat nyeri selama persalinan
4. Kurang pengetahuan tentang proses persalinan berhubungan dengan kurangnya
informasi yang dimiliki ibu
5. Cemas b.d krisis situasional akibat proses persalinan
Diagnosa kala 2
1. Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik pada bagian presentasi ,
dilatasi/ peregangan jaringan , kompresi saraf, pola kontraksi semakin intense
2. Perubahan curah jantung berhubungan dengan fluktuasi pada aliran balik vena,
perubahan pada tahanan vaskuler sistemik.
3. Risiko terhadap kerusakan integritas kulit / jaringan b/d pencetusan persalinan,
pola kotraksi hipertonik, janin besar.
4. Resiko terhadap kerusakan pertukaran gas pada janin berhubungan dengan
kompresi mekanis kepala/tali pusat, penurunan perfusi plasenta, persalinan yang
lama, hiperventilasi maternal.
5. Resiko terhadap kekurangan volume cairan b/d kehilangan aktif, penurunan
masukan , perpindahan cairan.
6. Resiko infeksi maternal b/d prosedur invasive berulang, trauma jaringan,
pemajanan terhadap pathogen, persalinan lama atau pecah ketuban
Diagnosa Kala 3
1. Risiko kekurangan volume cairan b/d kurangnya masukan oral, muntah,
diaforesis, peningkatan kehilangan cairan secara tidak disadari, atonia uterus,
laserasi jalan lahir, tertahannya fragmen plasenta.
2. Risiko cedera (meternal) b/d posisi selama melahirkan/pemindahan, kesulitan
dengan plasenta.
3. Nyeri b/d trauma jaringan, respon fisiologis setelah melahirkan.
4. Risiko infeksi b/d trauma jaringan, sisa plasenta yang tertahan
Diagnosa Kala 4
1. Kekurangan volume cairan b/d kelelahan / kegagalan miometri dari mekanisme
homeostatik (misal : sirkulasi uteroplasental berlanjut, vasokontriksi tidak
komplet, ketidakadekuatan perpindahan cairan, efek – efek hipertensi saat
kehamilan)
2. Nyeri akut b/d trauma mekanis / edema jaringan, kelelahan fisik dan psikologis,
ansietas
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Intervensi Kala 1
1. Gangguan pertukaran gas pada janin berhubungan dengan penurunan suplai 0 2
plasenta sekunder akibat kontraksi uterus
Intervensi:
a. Kaji DJJ tiap 30 menit
b. Sarankan ibu untuk tidak berbaring telentang lebih dari 10 menit
c. Catat kemajuan persalinan
d. Catat DJJ bila ketuban pecah, periksa lagi 5 menit kemudian dan observasi
perineum terhadap prolaps tali pusat
e. Kolaborasi pemberian oksigen
2. Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus selama persalinan
Tujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan selama … diharapkan ibu mampu
mengendalikan nyerinya dengan kriteria evaluasi ibu menyatakan menerima rasa
nyerinya sebagai proses fisiologis persalinan
Intervensi :
a. Kaji kontraksi uterus dan ketidaknyamanan (awitan, frekuensi, durasi,
intensitas, dan gambaran ketidaknyamanan)
b. Kaji tentang metode pereda nyeri yang diketahui dan dialami
c. Kaji faktor yang dapat menurunkan toleransi terhadap nyeri
d. Kurangi dan hilangkan faktor yang meningkatkan nyeri
e. Jelaskan metode pereda nyeri yang ada seperti relaksasi, massage, pola
pernafasan, pemberian posisi, obat – obatan
f. Dorong ibu untuk mencoba beberapa metode
g. Lakukan perubahan posisi sesuai dengan keinginan ibu, tetapi ingin di tempat
tidur anjurkan untuk miring ke kiri
h. Beberapa teknik pengendalian nyeri :
- Relaksasi
- Massage
3. Kelelahan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan energy akibat
peningkatan metabolisme sekunder akibat nyeri selama persalinan
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama … diharapkan ibu tidak
mengalami keletihan dengan kriteria evaluasi: nadi:60-80x/menit(saat tidak ada
his), ibu menyatakan masih memiliki cukup tenaga
Intervensi:
a. Kaji tanda – tanda vital yaitu nadi dan tekanan darah
b. Anjurkan untuk relaksasi dan istirahat di antara kontraksi
c. Sarankan suami atau keluarga untuk mendampingi ibu
d. Sarankan keluarga untuk menawarkan dan memberikan minuman atau
makanan kepada ibu
4. Kurang pengetahuan tentang proses persalinan berhubungan dengan kurangnya
informasi yang dimiliki ibu
Tujuan : setelah diberikan tindakan keperawatan selama … diharapakan ibu dapat
memahami proses persalinan dengan kriteria evaluasi : ibu menyatakan dapat
menerima penjelasan perawat, ibu kooperatif
Intervensi :
a. Kaji pengetahuan yang telah dimiliki ibu serta kesiapan ibu menerima
informasi
b. Menjelaskan tentang proses persalinan serta apa yang mesti dilakukan oleh ibu
c. Menjelaskan tentang kemajuan persalinan, perubahan yang terjadi serta
prosedur yang akan dilaksanakan dan hasil pemeriksaan
d. Memberi pujian atas sikap kooperatif ibu
5. Cemas b.d krisis situasional akibat proses persalinan
Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan selama … diharapkan kecemasan
berkurang dengan kriteria evaluasi : tampak rileks, ibu kooperatif dalam teknik
relaksasi dan napas dalam, ibu melaporkan cemas berkurang, TD stabil.
Intervensi:
a. Berikan informasi tentang perubahan psikologis dan fisiologis pada persalinan
sesuai kebutuhan
b. Kaji tingkat dan penyebab ansietas, kesiapan untuk melahirkan anak, latar
belakang budaya dan peran orang terdekat
c. Pantau TTV sesuai indikasi
d. Pantau pola kontraksi uterus, laporkan disfungsi persalinan
e. Anjurkan klien untuk mengungkapkan perasaan, masalah dan rasa takut
f. Demonstrasikan metode persalinan dan relaksasi, berikan tindakan
kenyamanan
Intervensi Kala 2
1. Nyeri b/d tekanan mekanik pada presentasi, dilatasi/ peregangan jaringan,
kompresi saraf, pola kontraksi semakin intensif
Tujuan : Setelah diberikan askep selama … diharapkan klien dapat mengontrol
rasa nyeri dengan criteria evaluasi : Mengungkapkan penurunan nyeri,
Menggunakan tehnik yang tepat untuk mempertahan kan control.nyeri, Istirahat
diantara kontraksi
Intervensi :
a. Identifikasi derajat ketidak nyamanan dan sumbernya.
b. Pantau dan catat aktivitas uterus pada setiap kontraksi.
c. Berikan dukungan dan informasi yang berhubungan dengan persalinan.
d. Anjurkan klien untuk mengatur upaya untuk mengejan.
e. Bantu ibu untuk memilih posisi optimal untuk mengejan
f. Kaji pemenuhan kandung kemih, kateterisasi bila terlihat distensi.
g. Dukung dan posisikan blok sadel / anastesi spinal, local sesuai indikasi.
2. Perubahan curah jantung berhubungan dengan fluktuasi pada aliran balik vena,
perubahan pada tahanan vaskuler sistemik.
Tujuan : Setelah diberikan askep selama… diharapkan tidak terjadi perubahan
curah jantung dan perubahan tahanan vaskuler sistemik dengan criteria hasil:
Tanda- tanda vital dalam batas normal, Djj dan variabilitas dalam batas normal.
Intervensi :
a. Pantau TD dan nadi setiap 5-15 mnt, perhatikan jumlah dan konsentrasi
haluaran urine, tes terhadap albuminuria.
b. Anjurkan klien untuk inhalahi dan ekshalasi selama upaya mengejan
menggunakan tehnik glottis terbukaan.
c. Pantau DJJ setelah setiap kontraksi atau upaya mengejan.
d. Anjurkan klien memilih posisi persalinan yang mengoptimalkan sirkulasi.
e. Pantau TD dan nadi segara setelah pemberian anastesi sampai klien stabil.
f. Atur infus intra vena sesuai indikasi, pantau pembrian oksitosin dan turunkan
kecepatan bila perlu.
3. Risiko terhadap kerusakan integritas kulit / jaringan b/d pencetusan persalinan,
pola kotraksi hipertonik, janin besar.
Tujuan : setelah diberikan askep selama… diharapkan tidak terjadi kerusakan
kulit/ jaringan dengan kriteria evaluasi : Otot-otot perineal rileks selama upaya
mengedan, Bebas dari laserasi yang dapat dicegah
Intervensi :
a. Bantu klien dengan posisi tepat, pernapasan, dan upaya untuk rileks.
b. Tempatkan klien pada posisi Sim lateral kiri untuk melahirkan bila nyaman.
c. Bantu klien mengangkat kaki secara simultan, hindari tekanan pada
poplitea,sokong telapak kaki.
d. Kaji kepenuhan kandung kencing
e. Bantu sesuai kebutuhan dengan manufer tangan , berikan tekanan pada dagu
janin melalui perineum ibu saat tekanan pengeluaran pada oksiputdengan
tangan lain.
4. Risiko terhadap kerusakan pertukaran gas pada janin berhubungan dengan
kompresi mekanis kepala/tali pusat, penurunan perfusi plasenta, persalinan yang
lama, hiperventilasi maternal.
Tujuan : Setelah diberikan askep selama… diharapkan tidak terjadi gangguan
pertukaran gas,pada janin dengan kriteria evaluasi : Bebas dari variable atau
deselerasi lanjut dengan DJJ dalam batas normal, Pada klien mempertahankan
control pola pernafasan, Menggunakan posisi yang meningkatkan aliran balik
vena/ sirkulasi plasenta.
Intervensi :
a. Kaji stasion janin , presentasi, dan posisi.
b. Posisikan klien pada rekumben lateral atau posisi tegak, atau miring dari sisi
ke sisi sesuai indikasi.
c. Hindari menempatkan klien pada posisi dorsal rekumben.]
d. Kaji pola pernafasan klien
e. Kaji DJJ dengan fetoskop atau monitor janin selama atau setiap kontrasi.
f. Lakukan pemeriksaan vagina steril ,rasakan prolaps.
g. Siapkan untuk intervensi bedah bila kelahiran pervaginam atau forcep rendah
tidak memungkinkan dengan segera setelah kira-kira 30 mnt dan pH janin
<7,20
5. Risiko kekurangan volume cairan b/d kehilangan aktif, penurunan masukan ,
perpindahan cairan.
Tujuan : Setelah diberikan askep selama…diharapkan volume cairan dapat
terpenuhi dengan kriteria eveluasi : Tanda-tanda vital dalam batas normal,
Haluaran urine adekuat, Membrane mukosa lembab.
Intervensi :
a. Ukur masukan dan haluaran , dan berat jenis urine.
b. Kaji turgor kulit, dan produksi mucus.
c. Pantau suhu sesuai indikasi.
d. Lepaskan pakaian yang berlebihan, pertahankan lingkugan sejuk, lindungi dari
menggigil.
e. Berikan cairan per oral (menyesap cairan jernih atau es batu), atau secara
parentera.
6. Risiko infeksi maternal b/d prosedur invasive berulang, trauma jaringan,
pemajanan terhadap pathogen, persalinan lama atau pecah ketuban
Tujuan : Setelah diberikan askep selama… diharapkan tidak terjadi infeksi
dengan kriteria evaluasi : Tidak ditemukan tanda-tanda adanya infeksi.
Intervensi :
Intervensi Kala IV
1. Kekurangan volume cairan b/d kelelahan / kegagalan miometri dari mekanisme
homeostatik (misal : sirkulasi uteroplasental berlanjut, vasokontriksi tidak
komplet, ketidakadekuatan perpindahan cairan, efek-efek hipertensi saat
kehamilan)
Tujuan : Setelah diberikan askep selama … diharapkan tidak terjadi kekurangan
volume cairan
Kriteria evaluasi : TTV dalam batas normal, Kontraksi uterus kuat, aliran lokhea
sedang, tidak ada bekuan, Menunjukkan perbaikan episiotomi, luka kering, dan
utuh
Intervensi :
a. Tempatkan pasien pada posisi rekumben
b. Kaji jenis persalinan dan anastesia, kehilangan darah pada persalinan dan
lama persalinan tahap II
c. Catat lokasi dan konsistensi fundus setiap 15 menit
d. Observasi jumlah, warna darah yang keluar dari uterus setiap 15 menit
e. Kaji penyebab perdarahan
f. Kaji TTV (nadi, TD) setiap 15 menit
g. Kaji intake dan output cairan
h. Beri pasien cairan dan elektrolit peroral jika memungkinkan
i. Periksa Hb, Ht pada pemeriksaan laboratorium yang harus dilakukan segera
j. Pasang infus IVLine larutan isotonik
k. Cek jumlah trombosit, kadar fibrinogen, dan produk fibrin split, masa
protrombin, dan masa tromboplastin
l. Gantikan kehilangan cairan dengan plasma atau darah lengkap sesuai
indikasi
2. Nyeri akut b/d trauma mekanis / edema jaringan, kelelahan fisik dan psikologis,
ansietas
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama … diharapkan pasien
dapat mengontrol nyeri, nyeri berkurang
Kriteria Evaluasi : Pasien melaporkan nyeri berkurang, Menunjukkan postur dan
ekspresi wajah rileks, Pasien merasakan nyeri berkurang pada skala nyeri (0-2)
Intervensi :
a. Kaji sifat dan derajat ketidaknyamanan, jenis melahirkan, sifat kejadian
intrapartal, lama persalinan, dan pemberian anastesia atau analgesia
b. Inspeksi perbaikan episiotomi atau laserasi. Evaluasi penyatuan perbaikan
luka, perhatikan adanya edema, hemoroid
c. Lakukan tindakan kenyamanan (misalnya : perawatan mulut, mandi sebagian,
linen bersih dan kering, perawatan perineal periodik)
d. Anjurkan penggunaan teknik pernafasan / relaksasi
e. Berikan lingkungan yang tenang, anjurkan pasien istirahat
f. Kolaborasi : pemberian analgesik sesuai kebutuhan
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba. (2019). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
WHO. 2018. Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan dan Rujukan. Jakarta :
Kemenkes RI