Surat Pernyataan Tidak Memiliki Paklaring2
Surat Pernyataan Tidak Memiliki Paklaring2
Surat Pernyataan Tidak Memiliki Paklaring2
No KPJ 22069589400
Tidak ada paklaring/ surat keterangan kerja karena mengundurkan diri sebelum masa kontrak selesai. Dan tidak
ada konfirmasi lebih lanjut dari perusahaan mengenai surat paklaring.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila dikemudian hari diketahui
pernyataan saya ini tidak benar, saya bersedia dituntut secara hukum dan bersedia mengembalikan apa yang bukan
menjadi hak saya.
Dalam hal ini bertindak selaku pimpinan dari dan oleh karenanya sah mewakili untuk dan atas nama PT EIGERINDO MULTI PRODUK INDUSTRI,
berkedudukan di Kabupaten Bandung, jalan Terusan Kopo km 11,5 No. 127A Desa Cilampeni, Kecamatan Ketapang. Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA atau
Perusahaan.
Pasal 1
JABATAN DAN LOKASI KERJA
1. PIHAK PERTAMA dengan ini memberikan pekerjaan kepada PIHAK KEDUA dengan jabatan sebagai berikut:
Jabatan : Jawa Timur 2 Retail Assistant
Departemen : Jawa Timur 2 Branch Sub Department
2. PIHAK KEDUA berkewajiban untuk melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan PIHAK PERTAMA dengan penuh tanggungjawab untuk kepentingan dan
kemajuan perusahaan.
3. PIHAK PERTAMA dari waktu ke waktu berhak untuk memindahkan atau menempatkan PIHAK KEDUA di setiap unit kerja lainnya dalam satu group
perusahaan yang terafiliasi dengan persyaratan yang akan ditetapkan kemudian hari oleh PIHAK PERTAMA.
Pasal 2
JANGKA WAKTU DAN BERAKHIRNYA PERJANJIAN KERJA
1. PKWT ini berlaku untuk jangka waktu 12 bulan terhitung sejak tanggal 3 Februari 2022 dan berakhir sampai dengan tanggal 2 Februari 2023 .
2. Setelah berakhirnya jangka waktu tersebut, PKWT ini dapat diperpanjang jika dipandang perlu dan lamanya jangka waktu perpanjangan tergantung
persetujuan kedua belah pihak
3. Apabila sampai batas waktu masa berlakunya PKWT ini berakhir dan PIHAK PERTAMA tidak memperpanjang lagi PKWT ini, maka hubungan kerja PIHAK
PERTAMA dengan PIHAK KEDUA berakhir dengan sendirinya. Dan PIHAK PERTAMA tidak mempunyai kewajiban untuk memberikan pesangon atau ganti
rugi berupa apapun kepada PIHAK KEDUA
4. Apabila salah satu pihak bermaksud untuk mengakhiri hubungan kerja sebelum berakhirnya jangka waktu yang ditetapkan dalam PKWT ini, maka pihak yang
bermaksud mengakhiri hubungan kerja ini diwajibkan memberitahukan secara tertulis kepada pihak lainnya.
5. PIHAK KEDUA bersedia untuk mengundurkan diri tanpa syarat apabila melakukan pelangaran (kesalahan) sebagai berikut dibawah ini :
a. Karyawan selama 5 (lima) hari kerja berturut-turut dan atau selama 8 (delapan) hari kerja tidak berturut-turut dalam satu bulan karena meninggalkan
tugas pekerjaannya tanpa keterangan yang dapat dipertanggungjawabkan atau alasan yang tidak dapat diterima oleh Perusahaan.
b. Karyawan terikat hubungan kerja dengan orang / perusahaan lain, kecuali telah mendapat izin tertulis dari Perusahaan.
c. Karyawan telah memperoleh 3 (tiga) kali Surat Peringatan atau secara langsung mendapatkan Surat Peringatan Terakhir (SP3) atas pelanggaran
terhadap Tata Tertib Kerja, Uraian Kerja dan Etika Kerja, namun tidak melakukan perbaikan dan atau tetap menolak perintah untuk melaksanakan tugas
dan tanggungjawabnya sesuai fungsi pekerjaannya.
d. Karyawan menjadi tidak sehat mental dan pikirannya berdasarkan hasil pemeriksaan dokter sehingga dapat membahayakan tugas pekerjaannya.
e. Karyawan tidak cakap melakukan pekerjaannya (tidak memenuhi kinerja minimal) sesuai dengan kesepakatan dalam uraian kerjanya.
f. Karyawan memberikan keterangan palsu mengenai data pribadinya.
g. Karyawan mabuk, madat, memakai obat bius dan narkotika di tempat kerjanya.
h. Karyawan mencuri, menggelapkan, menipu atau melakukan kejahatan lainnya yang diancam pidana penjara.
i. Karyawan menganiaya, menghina secara kasar atau mengancam teman sekerjanya.
j. Karyawan melakukan sesuatu yang bertentangan dengan hukum dan atau kesusilaan di tempat kerja.
k. Karyawan dengan sengaja atau karena kecerobohannya merusak atau membiarkan dalam keadaan bahaya barang-barang milik Perusahaan, sehingga
menimbulkan kerugian bagi Perusahaan.
l. Karyawan dengan sengaja walaupun sudah diperingatkan membiarkan dirinya atau teman sekerjanya dalam keadaan bahaya.
m. Karyawan membocorkan rahasia Perusahaan.
n. Karyawan melakukan perbuatan yang dilarang di Pasal 5
6. Apabila karena satu dan lain hal PKWT ini berakhir, maka Karyawan harus melunasi segala kewajibannya kepada Perusahaan dengan seketika dan sekaligus, serta
menyerahkan kembali kepada Perusahaan semua catatan, dokumen atau barang-barang lainnya milik Perusahaan.
7. Apabila PKWT ini berakhir karena alasan apapun, maka Perusahaan tidak lagi mempunyai hubungan kerja atau kaitan apapun dengan Karyawan, sehingga
Karyawan tidak berhak mengajukan segala tuntutan, klaim dan gugatan apapun kepada Perusahaan sehubungan dengan berakhirnya hubungan kerja atau
PKWT ini.
Pasal 3
PENGUPAHAN
1. PIHAK KEDUA bersedia dan setuju untuk menerima gaji (upah) tetap setiap bulan dari PIHAK PERTAMA sesuai kesepakatan.
2. Tunjangan kehadiran tidak dibayarkan jika PIHAK KEDUA mangkir, sakit, izin, serta terlambat masuk kerja sesuai ketentuan yang berlaku.
3. Tunjangan jabatan akan diberikan untuk jabatan tertentu yang besarnya ditentukan sesuai kebijakan Perusahaan.
4. PIHAK KEDUA berhak mendapatkan Tunjangan Hari Raya (THR) dari PIHAK PERTAMA sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
5. PIHAK KEDUA akan mendapatkan BPJS sesuai dengan kebijakan (ketentuan) dan kemampuan PIHAK PERTAMA.
6. PIHAK KEDUA berjanji tidak akan menuntut hak atau fasilitas lainnya di luar apa yang telah diperjanjikan dalam PKWT ini.
7. PIHAK PERTAMA berhak untuk melakukan pemotongan pembayaran gaji PIHAK KEDUA, untuk hal-hal sebagai berikut:
a. Pembayaran pajak penghasilan karyawan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Pembayaran pinjaman (hutang) karyawan atau kewajiban lainnya kepada Perusahaan atau berdasarkan surat kuasa dari karyawan untuk melakukan
pembayaran tertentu kepada pihak ketiga.
c. Pembayaran denda atau ganti kerugian atas kesalahan (kelalaian) karyawan dalam melakukan tugas pekerjaannya sehingga menimbulkan kerugian
secara keuangan bagi Perusahaan.
d. Pembayaran denda karena Mangkir (tidak masuk kerja tanpa pemberitahuan) sebesar 1/21 X Gaji Pokok Karyawan per bulan atau 1/25 X Gaji Pokok
Karyawan per bulan.
8. PIHAK KEDUA bersedia dan setuju menerima penundaan pembayaran gaji apabila PKWT ini berakhir karena alasan apapun & akan dibayarkan setelah ada
persetujuan laporan hasil audit yang dilakukan Perusahaan. Pasal ini berlaku hanya untuk Karyawan yg ditempatkan di toko.
Pasal 4
HARI DAN JAM KERJA
1. Karyawan wajib masuk kerja sesuai dengan jadual kerja yang telah ditetapkan oleh Perusahaan.
2. Secara umum waktu kerja di Perusahaan dilakukan dengan pola 5 (lima) hari kerja atau 6 (enam) hari kerja dalam seminggu. Dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Jumlah jam kerja dalam seminggu tidak termasuk jam istirahat adalah 40 jam.
b. Hari kerja dan jam kerja dilakukan setiap hari, dari hari Senin sampai Jumat dimulai pukul 08.00 sampai pukul 17.00 untuk pola 5 (lima) hari kerja atau
dari hari Senin sampai Jumat dimulai pukul 08.00 sampai pukul 16.00 ditambah hari Sabtu dimulai pukul 08.00 sampai pukul 12.00 untuk pola 6 (enam) hari
kerja termasuk waktu istirahat 1 (satu) jam, kecuali hari libur yang telah diatur dan ditentukan oleh Perusahaan.
c. Ketentuan hari dan jam kerja, serta hari istirahat sewaktu-waktu dapat dirubah sesuai kebijakan Perusahaan.
3. Karena sifat dan jenis pekerjaannya ada beberapa Karyawan dapat berlainan jam kerjanya, sehingga jam kerja Karyawan dapat dimulai dengan tidak
serempak dan dibagi dalam beberapa tahap (shift), yaitu pagi, siang, sore, dan malam hari. Pembagian jam kerja tersebut akan diatur dan ditentukan oleh
Pemimpin Unit Kerja setempat.
4. Pekerjaan yang dilakukan di luar jam kerja kantor, yang dilakukan secara suka rela oleh Karyawan yang bersangkutan sebagai tanggung jawabnya secara
pribadi atau dedikasinya terhadap pekerjaan, maka bagi mereka tidak diberikan uang lembur. Kecuali pekerjaan lembur itu diminta oleh pemimpin unit kerjanya, maka
bagi mereka yang kerja lembur akan memperoleh uang lembur sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pasal 5
TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB PEKERJAAN
Pasal 6
GANTI KERUGIAN
1. PIHAK KEDUA wajib membayar ganti kerugian kepada Perusahaan atas kehilangan atau kerusakan barang atau produk dan aset Perusahaan lainnya yang
berada di area tempat bekerja dan atau terdapat selisih nilai pada saat audit setelah perjanjian kerja ini berakhir.
2. Penetapan besarnya nilai ganti rugi ditentukan sesuai dengan nilai kehilangan atau kerusakan barang yang menjadi tanggungjawabnya dan atau barang-
barang yang dipercayakan oleh Perusahaan kepada pekerja.
Pasal 7
KETENTUAN UMUM
1. Hal-hal yang belum diatur atau tidak cukup diatur dalam PKWT ini akan diatur dikemudian hari secara musyawarah dan mufakat oleh para pihak dan akan
dituangkan dalam sebuah perjanjian tambahan (Adendum) atau surat menyurat yang ditandatangani bersama oleh para pihak, dan merupakan satu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan dengan PKWT ini.
2. Dalam hal terjadinya perbedaan pendapat (penafsiran) dan perselisihan dalam pelaksanaan dari PKWT ini, maka para pihak akan menyelesaikannya secara
musyawarah dan itikad baik untuk mencapai mufakat.
3. Untuk segala urusan mengenai PKWT ini dengan segala akibatnya, para pihak memilih tempat kediaman hukum yang umum dan tetap pada Kantor Panitera
Pengadilan Hubungan Industrial di Kabupaten Bandung.
Demikian PKWT ini dibuat, disetujui, dan ditandatangani oleh para pihak dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, serta tanpa adanya paksaan dari pihak manapun
pada hari ini di Bandung, tanggal 3 Februari 2022 .