N011181508 - Skripsi - 10-06-2022 1-2
N011181508 - Skripsi - 10-06-2022 1-2
N011181508 - Skripsi - 10-06-2022 1-2
AYU NOVRIANA
N011 18 1508
i
OPTIMASI EKSTRAKSI DAUN Morus cathayana Hemsl.
MENGGUNAKAN METODE ULTRASONIC ASSISTED EXTRACTION
DAN PENENTUAN KADAR FENOLIK TOTALNYA
SKRIPSI
AYU NOVRIANA
N011 18 1508
ii
OPTIMASI EKSTRAKSI DAUN Morus cathayana Hemsl.
MENGGUNAKAN METODE ULTRASONIC ASSISTED EXTRACTION
DAN PENENTUAN KADAR FENOLIK TOTALNYA
AYU NOVRIANA
N011 18 1508
Disetujui oleh:
iii
iv
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-
Hasanuddin.
berbagi pihak dan berkah dari Allah SWT hingga selesainya skripsi ini. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
setulusnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Gemini Alam, M.Si., Apt. selaku pembimbing utama dan
dengan baik.
vi
3. Bapak Drs. Syahruddin, M.Si., Apt. selaku pembimbing akademik yang
Astina S.Si, kak Esti Ramadayanti S.Si, Apt. serta Andi Rizka
Tadampali, Indo Asmarani, Maya, Taat, Ubo, Pocci, Tikong, Lifta, Ersal
vii
viii
ABSTRAK
ix
ABSTRACT
x
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ix
ABSTRACT x
DAFTAR ISI xi
DAFTAR SINGKATAN xv
BAB I PENDAHULUAN 1
II.3. Ekstraksi 7
xi
II.4 Senyawa Fenolik 14
III.3.1 Ekstraksi 18
Spektrofotometri UV-Vis 19
IV.1 Ekstraksi 21
BAB V PENUTUP 23
V.1 Kesimpulan 23
V.2 Saran 23
xii
DAFTAR PUSTAKA 24
LAMPIRAN 27
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2. Proses Maserasi 8
5. Alat sonikator 12
xiv
DAFTAR SINGKATAN
nm = Nanometer
UV = Ultra violet
Vis = Visibel
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Skema Kerja 49
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
Morus termasuk dalam genus dari family Moraceae, pertama kali muncul
sekitar 63,5 juta tahun yang lalu, dengan penyebaran sebanyak 37 Negara.
Sejauh ini, mayoritas morus seperti murbei jepang (Morus japonica), murbei
india (Morus Indica), murbei cina (Morus multicaulis), dan Morus cathayana
yang berasal dari cina tengah, merupakan varietas budidaya dari murbei
yang merupakan pakan utama bagi ulat-ulat sutera. Tanaman ini dapat
satunya ialah senyawa fenolik (Xiao, G et al., 2020). Secara fitokimia Morus
memiliki berbagai senyawa fenolik seperti stilben dan xanthon (Nomura and
1
2
Hano, 1994). Dalam penelitian Shen and Lin (2001). menyatakan bahwa
kumarin.
hasil reproduktifitas hasil yang lebih baik dan proses optimalisasi dengan
TINJAUAN PUSTAKA
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Urticales
Suku : Moraceae
Marga : Morus
bersisik dengan pita putih di tepi apical, dan bentuk puncak yang lancip.
4
5
Panjang daun sekitar 1,5 cm, panjang tangkai daun 1-3,5 cm. Daun
merah, ungu tua, atau putih pada saat matang. M. cathayana berbunga
pada bulan Maret-mei dan berbuah pada bulan April-juni (Thomas dan
Razdan, 2021).
dkk., 2010). dan cathayanon F-J dan cathayanin A, chatayanin B dan C (Ni
dkk., 2009). Selain itu, pada bagian kulit akar juga terdapat 2-
manfaat, seperti daun murbei yang digunakan sebagai pakan utama ulat
sutera. Selain itu, morus ini memiliki kandungan senyawa fenolik yang
dapat berperan sebagai antioksidan dan daun genus morus ini bermanfaat
cathayana untuk pengobatan diabetes, arthritis, dan rematik (Ni dkk., 2010).
obat yang belum mengalami proses pengolahan apapun selain bahan yang
RI, 1989):
tananam maupun eksudat tanaman. Yang berupa isi sel yang melalui
hewan atau zat-zat yang berguna pada hewan yang diperoleh dari
II.3 Ekstraksi
dari bahan alam yang bertujuan dalam menarik zat berkhasiat atau
komponen kimia dari suatu tanaman. Komponen kimia ini dapat ditarik
karena melewati proses zat aktif yang larut dalam pelarut organik tertentu
sehingga terjadi perbedaan konsentrasi baik didalam dan diluar sel yang
mengakibatkan zat kimia akan keluar proses ini dapat disebut difusi. Proses
konsentrasi zat aktif diluar dan didalam sel (Ditjen POM, 1986).
II.3.2.1.1 Maserasi
dengan cara merendam simplisia dengan cairan panyari pada suhu kamar
menembus dinding sel dan masuk ke dalam sel guna menarik senyawa aktif
dari suatu bahan. Zat aktif akan keluar akibat adanya perbedaan
konsentrasi zat terlarut yang ada dalam sel dan diluar sel. Sehingga
dalam dan diluar sel (Ditjen POM, 1986). Untuk senyawa yang memilliki
organik bersama pelarut. Namun metode ini hanya efektif digunakan untuk
(Hasrianti, 2016). Pada metode ini, serbuk simplisia akan dibasahi secara
kran pada bagian bawahnya). Pelarut yang ditambahkan pada bagian atas
Kelebihan dari metode ini adalah sampel yang selalu dialiri dengan pelarut
baru. Adapun kerugian metode ini jika sampel dalam percolator tidak
homogen maka pelarut akan sulit menjangkau selauruh area. Selain itu,
pada metode ini dibutuhkan banyak pelarut dan memerlukan waktu cukup
II.3.2.2.1 Sokletasi
tiap sekali proses ekstraksi terjadi. Proses ini menggunakan alat khusus
konstan dan adanya pendinginan balik (Depkes RI, 2000). Pada metode ini
alat ekstraksi yang bekerja secara kontinyu dengan pelarut relatif konstan
dengan adanya pendingin balik dan turun menyari simplisia (Najib, 2018).
II.3.2.2.2 Refluks
volatile yang akan menguap pada suhu tinggi, selama waktu tertentu dan
jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik
II.3.2.2.3 Infus
pada temperature penangas air (bejana infus tercelup dalam penangas air
merupakan pelarut universal yang bersifat polar dan mudah didapati oleh
masyarakat. Pada suhu kamar, air kurang maksimal dalam menarik zat-zat
kimia dalam suatu bahan obat, sehingga suhunya perlu dinaikkan. Air
dengan suhu tinggi memiliki kemampuan menarik zat-zat kimia pada bahan
obat, karena ketika bahan direbus dengan air, maka semua zat kimia yang
(Makoil, 2021).
II.3.2.2.4 Dekok
air pada suhu temperature 90°C selama 30 menit (Hasrianti, 2016). Dekokta
2009).
dapat digunakan dalam ektraksi sampel organik baik berupa cair maupun
(Capelo-Martínez, 2009).
pada waktu singkat. Keuntungan metode ini ialah kavitasi akustik yang
mengganggu dinding sel, serta cocok digunakan pada senyawa non termal
tumbuhan. Sampel tumbuhan disimpan dalam bejana yang diisi dengan gas
dalam kondisi yang terkendali seperti suhu dan tekanan. Senyawa aktif
yang larut dalam gas terpisah ketika suhu dan tekanan lebih rendah. Faktor
penting dari teknik ini adalah transfer massa zat terlarut dalam pelarut
Panas yang dihasilkan melalui rotasi dipolar dan konduksi ionic berasal dari
hydrogen lemah akibat rotasi dipol melalui migrasi ion terlalut dan
pelarut yang akan dipanaskan pada suhu tinggi dan tekanan guna
dengan tekanan pun akan membantu kontak antara anait dan pelarut
mampu lebih dekat. Metode ini menggunakan waktu dan jumlah pelarut
14
fenol. Melalui proses sintesis dengan jalur asam sikimat. Senyawa fenolik
ini diperoleh dari asam hidroksi benzoate dan fenil propanoid. Kebanyakan
senyawa ini terdapat di vakuola dan dinding sel tumbuhan (Alam, 2012).
yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam ini berupa bahan pelapis pada
lempeng KLT yang terbuat dari bubuk silika, aluminium oksida, atau
retensinya dalam fase diam dan fase gerak. Pemisahan ini terjadi karena
dengan fase diam. Tingkat pergerakan dan setiap penarikan senyawa yang
pergerakan noda yang terpisah (Rafi dan Heryanto, 2017). Nilai Rf terbaik
berkisar antara 0,2-0,8 untuk deteksi pada UV, untuk visibel berkisar antara
sebagai berikut:
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑛𝑜𝑑𝑎
Rf=
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑒𝑙𝑢𝑒𝑛
lapis tipis yakni pemilihan fase diam, pengaplikasian cuplikan sampel, fase
cuplikan sampel dengan manual. Serta pemilihan fase gerak juga sangat
fase gerak berdasarkan fase diam dan struktur senyawa yang akan
16