Managemen Kelompok Rs Kajen

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 52

ASUHAN KEBIDANAN MANAGEMEN PELAYANAN

KEBIDANAN KOMPREHENSIF RUANG MELATI


DI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Praktik Stase Managemen Pelayanan Kebidanan Komprehensif

Disusun Oleh :

1. PUTRI SANDA RANGGARINA P1337424822017


2. DILI FEBRIANA KUSUMA P1337424822064
3. NANIK SRI HARYANI P1337424822073

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN JURUSAN KEBIDANAN


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TA. 2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan laporan stage
manajemen pelayanan kebidanan. Laporan ini disusun untuk memenuhi target
kompetensi pendidikan profesi bidan pada stage manajemen pelayanan kebidanan.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada beberapa pihak yang telah mendukung dan
membantu dalam menyelesaikan laporan ini, diantaranya kepada:
1. Jeffry Ardiyanto, M.App.,Sc selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kementrian
Kesehatan Semarang.
2. Sri Wahyuni M, S.Kp,Ns, S.Tr.Keb, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Semarang Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang.
3. Ida Ariyanti, S.SiT, M.Kes selaku Ketua Prodi Sarjana Terapan Kebidanan dan
Profesi Bidan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang.
4. dr.Iman Prasetyo, M.Kes, selaku Direktur RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan.
5. Sohirotun, S.Tr.Keb selaku pembimbing lahan praktik di RSUD Kajen Kabupaten
Pekalongan
6. Seluruh staf dan bidan yang bekerja di Ruang Kebidanan RSUD Kajen
Kabupaten Pekalongan.
7. Seluruh dosen dan staf jurusan kebidanan yang telah membimbing mahasiswa dan
memberikan bantuan selama proses praktik profesi bidan
Penulis menyadari bahwa dalam laporan masih terdapat kekurangan dan
keterbatasan kemampuan penulis.Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis
menerima segala kritik dan saran yang membangun kesempurnaan laporan ini.

Pekalongan, Desember 2021

Penulis,
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan yang berjudul “Asuhan Kebidanan Managemen


Pelayanan Kebidanan Komprehensif Ruang Melati RSUD Kajen Kabupaten
Pekalongan”. Telah disahkan dan disetujui untuk memenuhi laporan Praktik
Kebidanan Managemen Pelayanan Komprehensif Prodi Profesi Kebidanan Semarang

Pekalongan, April 2023


Pembimbing Lahan Praktik

Suhirotun, S.Tr.Keb
NIP.198706252010012016
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i`
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang.............................................................................................................1
B.Tujuan ..........................................................................................................................3
C.Manfaat Penulisan........................................................................................................4
BAB II TINJAUAN LAHAN
A.Gambaran Umum Rumah Sakit...................................................................................5
B.Pengumpulan Data.......................................................................................................11
BAB III RUMUSAN MASALAH
A.Analisa Masalah...........................................................................................................40
B.Identifikasi Masalah.....................................................................................................41
C.Prioritas Masalah..........................................................................................................42
D.SWOT..........................................................................................................................44
E.POA..............................................................................................................................45
BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN.....................................................50
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A.Simpulan......................................................................................................................52
B.Saran.............................................................................................................................53
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah Sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang
pelayanannya disediakan oleh, dokter, perawat dan tenaga ahli kesehatan lainnya..
Rumah sakit merupakan sebuah lembaga yang memberikan pelayanan kesehatan
secara umum, kesehatan itu bisa berupa rawat inap atau rawat jalan atau sebagai
sebuah institusi penyedia layanan kesehatan yang bertugas untuk melakukan
pemeriksaan, pengobatan dan perawatan. Rumah sakit merupakan salah satu
sarana kesehatan yang melaksanakan upaya kesehatan dan meningkatkan
kesehatan yang optimal bagi masyarakat (Misbahuddin, 2020).
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 3
tahun 2020, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,
rawat jalan dan gawat darurat. Sedangkan Rumah Sakit menurut peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1204/Menkes/SK/X/2004 Rumah
Sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit
maupun orang sehat atau dapat menjadi tempat penularan penyakit serta
memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan
(Misbahuddin, 2020).
Rumah sakit bertugas untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat umum dan beberapa pelayanan kesehatan yang diberikan rumah sakit
diantaranya pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, pelayanan perawatan,
pelayanan rehabilitas, pencegahan dan peningkatan kesehatan sebagai tempat
pendidikan atau pelatihan medik dan para medik sebagai tempat penelitian dan
pengembangan ilmu di bidang kesehatan, pengembangan teknologi di bidang
kesehatan dan berbagai bentuk pelayanan kesehatan lainnya. Tugas- tugas
tersebut merupakan kewajiban dan tanggung jawab rumah sakit yang harus
dilakukan oleh semua tenaga medis dan non medis yang ada di rumah sakit,
sehingga publik umum merasakan kepuasan dengan apa yang dilakukan oleh
rumah sakit (Misbahuddin, 2020).
Bidan dalam pelayanan kebidanan mempunyai peranan penting dalam
menurunkan angka kematian ibu dan anak dan sebagai ujung tombak pemberi
asuhan kebidanan. Dalam memberi asuhan bidan sebagai individu yang
memegang tanggung jawab terhadap tugas kliennya, biopsikososial. Di tengah
masyarakat, bidan juga berperan dalam memberi pendidikan kesehatan dan
mengubah perilaku masyarakat terhadap pola hidup dan gaya hidup yang tidak
sehat. Jadi tidak hanya memberi asuhan pada individu tapi juga terhadap keluarga
dan masyarakat. Oleh karena itu, bidan harus mempunyai pendekatan manajemen
agar dapat mengorganisasikan semua unsur-unsur yang terlibat dalam
pelayanannya dengan baik dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan
anak (Mamik, 2014).
Manajemen kebidanan adalah metode dan pendekatan pemecahan masalah ibu
dan khusus dilakukan oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan pada
individu, keluarga dan masyarakat atau pendekatan yang digunakan oleh bidan
dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari
pengkajian, analisis data, diagnosis kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi.
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan di sebuah organisasi.Di dalam manajemen tersebut
mencakup kegiatan POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling)
terhadap staf, sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi tersebut.
Kebidanan Indonesia sekarang ini masih berada dalam proses mewujudkan
kebidanan sebagai profesi, maka dari itu banyak terjadi beberapa perubahan
dalam aspek kebidanan yaitu berupa penataan pendidikan tinggi kebidanan,
pelayanan dan asuhan kebidanan, pembinaan dan kehidupan keprofesian, dan
penataan lingkungan untuk perkembangan kebidanan. Perubahan – perubahan ini
akan membawa dampak yang positif seperti makin meningkatnya mutu pelayanan
kesehatan atau kebidanan yang diselenggarakan, makin sesuainya jenis dan
keahlian tenaga kesehatan atau kebidanan yang tersedia dengan tuntutan
masyarakat, dan bertambahnya kesempatan kerja bagi tenaga kesehatan
khususnya tenaga bidan. Oleh karena alasan – alasan diatas maka pelayanan
kebidanan harus dikelola secara profesional, karena itu perlu adanya Manajemen
Kebidanan.Manajemen kebidanan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan
pelayanan nyata di Rumah Sakit, sehingga bidan perlu memahami bagaimana
konsep dan aplikasinya di dalam organisasi kebidanan itu sendiri. Berdasarkan hal
tersebut, penulis akan membahas hal – hal yang berkaitan dengan Manajemen
Kebidanan (Maryuani, 2016).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan Praktik Kebidanan Manajemen Pelayanana
Kebidanan Komprehensif Profesi Bidan, mahasiswa diharapkan dapat
menerapkan prinsip-prinsip manajemen dalam pelayanan kebidanan secara
bertanggung jawab dan menunjukkan sikap kepemimpinan yang professional.
2. Tujuan Khusus
Setelah selesai mengikuti / melaksanakan praktik manajemen pelayanan
kebidanan komprehensif, mahasiswa mampu :
a. Melaksanakan pengkajian
b. Melaksanakan analisis situasi dan identifikasi masalah manajemen
kebidanan berdasarkan critical thinking.
c. Melakukan kegiatan manajemen kebidanan di tempat pelayanan dalam
bentuk :
1) Mampu membuat fungsi perencanaan praktik manajemen kebidanan
profesional di tempat pelayanan.
2) Mampu melaksanakan fungsi pengorganisasian model praktik asuhan
kebidanan professional.
3) Melaksanakan fungsi pengarahan di pelayanan praktik kebidanan
professional.
4) Mampu melakukan komunikasi efektif.
5) Melaksanakan fungsi pengendalian dalam bentuk audit hasil di
pelayanan praktik kebidanan professional.

C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Ruang Kebidanan
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan kepada bidan dalam upaya
meningkatkan mutu pelayanan kebidanan khususnya pemberian asuhan
kebidanan.
2. Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Kajen Kabupaten Pekalongan
Sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam rangka meningkatkan
mutu pelayanan kebidanan dan sarana prasarana di setiap ruangan.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai masukan atau referensi bagi institusi pendidikan dalam hal
manajemen kebidanan.
4. Bagi Mahasiswa
Sebagai pembelajaran bagi mahasiswa praktek untuk meningkatkan
pengetahuan dan melaksanakan asuhan kebidanan di ruang rawat inap untuk
diaplikasikan di dunia kerja.
5. Bagi Bidan
Sebagai referensi penunjang sarana pelayanan dalam memberikan asuhan
kebidanan pada pasien sehingga dapat meningkatkan kepuasan pasien dan
keluarga.
BAB II
TINJAUAN LAHAN

A. Gambaran Umum Rumah Sakit


1. Sejarah Singkat
Rumah Sakit Umum Daerah Kajen Kabupaten Pekalongan mulai
digagas pendiriannya oleh Bupati Pekalongan Drs. H. Amat Antono, MSi
yaitu setelah kepindahan Ibukota Kabupaten Pekalongan yang semula berada
di wilayah Kota Pekalongan kewilayah Kabupaten Pekalongan yaitu di Kajen
secara resmi Pada tanggal 25 Agustus tahun 2001. Dimana sebagai Ibukota
Kabupaten sudah selayaknya Kajen dilengkapi dengan berbagai sarana dan
prasarana pelayanan publik , tidak terkecuali rumah sakit.
Dasar pemikiran pembangunan rumah sakit di Kajen karena letak Kota
Kajen berada di tengah wilayah Kabupaten Pekalongan sehingga akses warga
masyarakat Kabupaten Pekalongan terhadap pelayanan kesehatan semakin
dekat, apabila dibandingkan dengan akses ke rumah sakit lainnya yang berada
di Kota Pekalongan. Diharapkan dengan berdirinya RSUD Kajen seluruh
warga masyarakat Kabupaten Pekalongan dapat memperoleh akses pelayanan
kesehatan yang lebih memadai dan terjangkau. Pembangunan fisik RSUD
Kajen dimulai sejak tahun 2003 dan peresmiannya dilaksanakan pada tanggal
25 Agustus 2005 oleh Bupati Pekalongan Drs. H. Amat Antono,MSi
bertepatan dengan Hari Jadi Kabupaten Pekalongan yang ke-383.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 264/Men.Kes./SK/III/2008 RSUD Kajen ditetapkan sebagai Rumah
Sakit kelas C.
Pada tahun 2016 RSUD Kajen telah mendapatkan sertifikat dari Komisi
Akreditasi Rumah Sakit Nomor : KARS-SERT/294/V/2016 dengan predikat
lulus tingkat Paripurna Bintang Lima, namun kemudian pada tahun 2018
berdasarkan Akreditasi oleh KARS Edisi I Tahun 2017 RSUD Kajen hanya
meraih predikat Rumah Sakit Madya bintang 4 (empat).
Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
3. Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.07.06.III.1626.2007 tentang
Pemberian Ijin Penyelenggaraan RSUD dengan nama“ Rumah Sakit
Umum Daerah Kajen “ Pemerintah Kabupaten Pekalongan, Provinsi Jawa
Tengah.
5. Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 503/15051/2005 tentang Ijin
sementara Penyelenggaraan Sarana Kesehatan di Kabupaten Pekalongan.
6. Peraturan Bupati Pekalongan Nomor 8 tahun 2005, tanggal 22 Juli 2005
tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Kajen Persiapan Kabupaten Pekalongan.
7. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 264/Menkes/sk/III 2008
tentang Penetapan Kelas C Rumah Sakit Umum Daerah Kajen Kabupaten
Pekalongan.
8. Keputusan Bupati Pekalongan Nomor 504/404 Tahun 2012 tentang
Penetapan Rumah Sakit Umum Daerah Kajen menjadi Badan Layanan
Umum Daerah.
9. Keputusan Bupati Pekalongan Nomor 073/445/2017 Tahun 2017 tetang
Perpanjangan Izin Operasional Rumah Sakit Umum Daerah Kajen

2. Profil
Nama Rumah Sakit : RUANG MELATI RSUD KAJEN
KABUPATEN PEKALONGAN
Alamat : Jalan Raya Karangsari Karanganyar
Pekalongan 51182 Telp. IGD : (0285) 385230, Info : 385231, Fax :
(0285)38522
E-mail : [email protected]
Pemilik : Pemerintah Kabupaten Pekalongan
Tipe Rumah Sakit : C Non Pendidikan
Pola Pengelolaan Keuangan : Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
Status : LULUS Tingkat Paripurna, Akreditasi versi
SNARS
Kapasitas : 172Tempat Tidur
Sumber Daya Manusia (SDM) Ruang Melati RSUD Kajen
Managemen :
Direktur : 1 orang
Wakil Direktur : 2 orang
Kepala Bagian : 3 orang
Kepala Bidang : 3 orang
Kepala Sub Bagian : 6 orang
Kepala seksi : 4 orang
Tenaga Medis :
Dokter umum : 15 orang
Dokter gigi : 2 orang
Dokter spesialis : 16 orang
Dokter mitra : 1 orang
Tenaga Paramedis
Perawat : 165 orang
Bidan : 29 orang
Tenaga non paramedis:
Farmasi : 24 orang
Tenaga kesehatan lainnya : 53 orang
Tenaga administrasi : 125 orang
PTT BLUD/ kemitraan : 238 orang
3. Visi, Misi, Motto dan Nilai Budaya
a. Visi
Visi RSUD Kajen adalah ”Rumah Sakit Dengan Pelayanan Yang
Bermutu dan Berorientasi Pada Keselamatan Pasien’’
b. Misi
1) Menyiapkan SDM pelayanan yang terlatih sesuai dengan profesinya;
2) Menyiapkan sarana dan prasarana penunjang pelayanan kesehatan
yang bermutu dan berorientasi pada keselamatan pasien;
3) Memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar pelayanan medis
kepada seluruh lapisan masyarakat dengan mengedepankan efisiensi
dan efektivitas;
4) Menjalin kerja sama dengan lembaga pendidikan, lembaga pelayanan
kesehatan, pemerintah, Asuransi, dan masyarakat;
5) Mengembangkan organisasi Rumah Sakit yang sesuai dengan
tuntutan zaman serta meningkatkan manajemen yang transparan,
akuntabel
c. Motto : Pelayanan Optimal Adalah Tekad Kami”
d. Nilai Budaya
“Religius, Jujur, Empati, Profesional, Inovatif”
Maklumat Pelayanan “Kami seluruh civitas RSUD Kajen Kabupaten
Pekalongan berkomitmen memberikan pelayanan prima sesuai standar
pelayanan yang telah ditetapkan dan apabila komitmen ini tidak dipatuhi
maka kami siap menerima sanksi sesuai Peraturan Perundang-undangan
yang berlaku.”
4. Kedudukan, Tugas dan Fungsi
a. Kedudukan
Rumah Sakit Umum Daerah Kajen Kabupaten Pekalongan adalah sebagai
Rumah Sakit Daerah di Kabupaten Pekalongan dimana termasuk Rumah
Sakit tipe C yang sudah terakreditasi Paripurna oleh KARS.
b. Tugas
Melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna
dengan mengutamakan penyembuhan (kuratif), pemulihan
(rehabilitatif), upaya peningkatan (promotif), pencegahan terjadinya
penyakit (preventif) dan melaksanakan upaya rujukan serta pelayanan
yang bermutu sesuai standar pelayanan Rumah sakit.
c. Fungsi
Berkaitan dengan Visi Kabupaten Pekalongan Ruang Melati RSUD Kajen
sebagai pelaksana teknis bidang kesehatan telah menjalankan fungsinya
memberi dukungan atas penyelenggaraan pemerintah daerah sesuai
dengan lingkup tugasnya, antara lain kusus untuk merawat ibu
nifas dan pasien perempuan dengan keluhan penyakit kandungan.
memberikan pelayanan bagi masyarakat miskin (melalui program
Jamkesmas dan Jamkesda, dan BPJS 2014) serta mendukung upaya
preventif dari Dinas Kesehatan dengan memberikan laporan secara
berkala (mingguan, bulanan, triwulan, semester, tahunan, dan
insidentil). Selain itu Ruang Melati RSUD Kajen juga berusaha
mewujudkan perlindungan rasa aman dalam mendapatkan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat Kabupaten Pekalongan.
5. Jenis- Jenis Pelayanan Kesehatan
a. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat 24 jam
b. Pelayanan Instalasi Rawat Inap
Pelayanan Instalasi Rawat Inap pada masa pandemi mengalami
penyesuaian ruang.
1) Ruang Teratai, khusus untuk rawat inap pasien laki-laki.
2) Ruang Matahari, terdiri dari 3 tempat tidur VIP, 4 tempat tidur kelas
1, 4 tempat tidur kelas 2, dan 16 tempat tidur kelas 3.
3) Ruang Melati, khusus untuk merawat ibu nifas dan pasien perempuan
dengan keluhan penyakit kandungan.
4) Ruang Flamboyan, khusus untuk merawat pasien anak.
5) Ruang Anggrek, khusus untuk erawat pasien kelas 3.
6) Ruang Kenanga, sementara untuk ruang perawatan selama perbaikan
ruang yang lain.
7) Ruang PONEK, pelayanan gawat darurat bagi ibu melahirkan dan
bayi baru lahir (buka 24 jam).
c. Pelayanan Instalasi Rawat Jalan
1. Poliklinik Umum
2) Poliklinik Spesialis Kandungan
3) Poliklinik Spesialis Bedah
4) Poliklinik Spesialis Bedah Urologi
5) Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam
6) Poliklinik Spesialis Anak
7) Poliklinik Gigi
8) Poliklinik Spesialis Syaraf
9) Poliklinik Spesialis THT
10) Poliklinik Spesialis Mata
11) Poliklinik Spesialis Kesehatan Jiwa
12) Poliklinik Spesialis FKR / Rehab Medis
13) Poliklinik Spesialis Jantung
d. Pelayanan Intensive Care Unit (ICU)
e. Pelayanan Pediatric Intensive Care Unit (PICU)
f. Pelayanan Neonatal Intensive Care Unit (NICU)
g. Pelayanan Operasi
h. Pelayanan Instalasi Laboratorium 24 jam
i. Pelayanan Instalasi Radiologi
j. Pelayanan Instalasi Hemodialisa
k. Pelayanan Instalasi Rekam Medik
l. Pelayanan Instalasi PONEK 24 jam
m. Pelayanan Instalasi Rehabilitasi Medik
n. Pelayanan Instalasi Farmasi 24 jam
o. Pelayanan Instalasi Gizi
p. Pelayanan Fisioterapi
q. Pelayanan Ambulans
r. Pelayanan Laundry
s. Pelayanan Pemulasaraan Jenazah
B. Pengumpulan Data
1. Data umum Ruang Melati
a. Kualifikasi tenaga
Tabel 1 : Kualifikasi tenaga di Ruang Melati RSUD Kajen Kabupaten
pekalongan
No Nama Kualifikasi Keterangan
1. Sohirotun, S.Tr.Keb Bidan Kepala Ruang
Riwayat Pendidikan: Melati
DIV kebidanan

2. Erlina, Amd.Keb Bidan Bidan Pelaksana


Riwayat Pendidikan:
DIII kebidanan

3 Romziyah, Amd.Keb Bidan Bidan Pelaksana


DIII Kebidanan
4 Nanik Sri Haryani, Bidan Bidan Pelaksana
S.Tr.keb Riwayat Pendidikan:
DIV kebidanan

5 Dili Febriana, S.Trkeb Bidan Bidan Pelaksana


Riwayat Pendidikan:
DIV kebidanan
6 Eni Ratna. Amd. Keb Bidan Bidan Pelaksana
Riwayat pendidikan:
DIII Kebidanan

7 Dina, Amd.keb Bidan Bidan Pelaksana


Riwayat Pendidikan:
DIII Kebidanan
8 Diah Ayu S.kp Ners Perawat Perawat
Riwayat Pendidikan: Pelaksana
Profesi Keperawatan

9 Ernawati, Amd.keb Bidan Bidan Pelaksana


Riwayat Pendidikan:
DIII kebidanan

10 Nia Anggraeni, SST Bidan Bidan Pelaksana


Riwayat Pendidikan:
DIV kebidanan

11 Dhina Lismawati Perawat Bidan Pelaksana


Amd.Keb Riwayat Pendidikan:
DIII Kebidanan

12 Arum Puspitasari, Perawat Bidan Pelaksana


Amd.keb Riwayat Pendidikan:
DIII Kebidanan

13 Fitri Nurmalasari, Amd Perawat Perawat


Riwayat Pendidikan: Pelaksana
DIII Keperawatan

14 Agustina Rahayu Perawat Perawat


Utami, Amd Riwayat Pendidikan: Pelaksana
DIII Keperawatan

15 Dita Febriana, Amd. Perawat Perawat


Riwayat Pendidikan: Pelaksana
DIII Keperawatan

Distribusi Ketenagaan
Tenaga di Ruang Melati RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan terdiri dari:
1. Kepala Ruang
2. 15 Bidan Pelaksana
Bangunan, sarana dan prasarana
1) Lokasi Ruang
Di Ruang Melati terdapat ruangan nurse station, ruangan tindakan,
ruang cuci alat dan sterilisasi, ruang isoalsi, ruang petugas, ruang
linen, gudang, parker brankar
2) Standar Peralatan
Ruang Bersalin di Ruang Melati RSUD Kajen Kabupaten
Pekalongan, dilengkapi dengan fasilitas:

Tabel 4: Fasilitas di Ruang Melati RSUD Kajen Kabupaten


Pekalongan
No Nama Fungsi Besar Fasilitas
Ruangan
1 Ruang Ruang untuk 2,5 m² 1. Meja berbentuk L
Administrasi menyelenggarakan 2. Kursi
dan Nurse administrasi dan khususnya 3. Komputer dan
Station pelayanan pasien di Ruang mesin printer
Bersalin,meliputi: 4. Lemari arsip
1. Pendataan pasien,
pemberian informasi
kepada pasien dan
keluarga
2. Penandatanganan surat
pernyataan keluarga
pasien
3. Tempat berkumpulnya
sejumlah perawat atau
bidan untuk melakukan
kegiatan pencatatan dan
pelaporan
2 Ruang cuci Tempat yang digunakan 1,5x2m² 1. Tempat cuci alat
alat dan untuk cuci alat dan dengan air mengalir
sterilisasi melakukan proses sterilisasi 2. Meja pengeringan
instrumen dan barang lain dan pengemasan
yang diperlukan untuk 3. Alat sterilisator
tindakan kebidanan dan
kandungan
3 Ruang Ruang yang digunakan untuk 3x2m² 1. Bed ginekologi
isolasi merawat pasien dalam masa 2. Tiang infus
persalinan yang dapat 3. Exhause fan
memaparkan penyakit ke 4. Meja pasien
pasien lain
4 Ruang Ruang yang digunakan untuk 1,5m² 1. Meja tulis
kegiatan melakukan pre dan post 2. Kursi
mahasiswa conference mahasiswa 3. Rak buku
5 Ruang Ruang yang digunakan untuk 4m² 1. Loker petugas
petugas penyimpanan barang –barang 2. Lemari
petugas dan sebagai ruang 3. Televisi
diskusi
6 Ruang linen Ruang yang digunakan untuk 1,5m² 1. Lemari
menyimpan linen bersih
7 Gudang Ruang yang digunakan untuk 1,5m² 1. Lemari
menyimpan barang –barang
yang tidak sering digunakan
8 Parkir Tempat parkir brankar 2x5m² 1. brankar
brankar selama tidak ada kegiatan
pelayanan pasien atau selama
tidak diperlukan

3) Alur pengadaan
Perencanaan pengadaan logistik di Ruang Melati RSUD K
kabupaten Pekalongan dilakukan pada awal tahun. Perencanaan
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan stock obat di ruangan untuk
kurun waktu satu tahun.
Jumlah dan macamnya logistik dihitung dari jumlah pasien
dalam kurun waktu tahun yang sudah berjalan, hal ini tentunya sebagai
dasar pembuatan rencana tahun berikutnya.
Prosedur pengadaan logistik yang dilakukan Ruang Melati
RSUD Kajen kabupaten Pekalongan untuk menjamin tersedianya
jumlah yang cukup adalah dengan cara :
a) Paket tindakan
Adalah suatu sistem pengelolaan dan pendistribusian obat di
Ruang Melati RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan, jumlah dan
jenis obat serta bahan habis pakai yang ditentukan oleh kebutuhan
masing-masing ruangan.
b) Resep individual
Adalah sistem pengelolaan obat yang dilakukan oleh Instalasi
Farmasi dengan menggunakan resep masing masing pasien untuk
mengganti jumlah obat yang telah diambil dari floor stock.
4) Pemeliharaan alat kesehatan
Pemeliharaan alat kesehatan dilakukan secara rutin oleh IPSRS
(Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit)
5) Persediaan obat
Sistem Pengadaan Logistik di Ruang Melati RSUD Kajen

No Nama Unit Obat obatan dan bahan habis Obat obatan dan bahan habis
pakai di troli Emergency pakai di floorstock atau Loker
pasien

1. Ruang Melati 1) Infus Ringer Laktat 1) Cairan Ringer laktat,


2) Infus NaCl Dextrose, NaCl dan
3) Fimahes totofusin infus
4) Glukose 5% 2) Oxytocin injeksi
5) Glukose 10% 3) Tramadol HCL injeksi
6) Oxytocin injeksi 4) Ondancentron injeksi
7) Methergin injeksi 5) Lidocain injeksi
8) Magnesium Sulfat 20% 6) Vit k injeksi
9) Magnesium sulfat 40% 7) MgSO4 20%
10) Udopa injeksi 8) MgSO4 40%
11) Difenhidramin injeksi 9) Vit C tablet
12) Lidocain injeksi 10) Asam Mefenamat tablet
13) Aminophilin injeksi 11) Amoxicillin tablet
14) Doburan Injeksi 12) Nifedipine Tablet
15) Stesolid injeksi 13) Gastrul
16) Dexametashone injeksi 14) Aquabidest
17) Gluconas calcii injeksi 15) Spuit 1 cc
18) Meylon 16) Spuit 3 cc
19) Ephidrin injeksi 17) Spuit 5 cc
20) Atropin sulfas injeksi 18) Spuit 10 cc
21) Epineprin injeksi 19) Needle no.23
22) Tranexid injeksi 20) Selang kanul
23) Novaldo injeksi 21) Masker
24) Sotatic injeksi 22) Infus kateter no. 18
25) Ketorolac injeksi 23) Infus kateter no. 20
26) Furosemid injeksi 24) Tranfusi set
27) Dopamet tablet 25) Infus set
28) Nifedipin tablet 26) Handscoon los
29) Gastrul 27) Handscoon panjang
30) Spuit 1 cc no.7
31) Spuit 3 cc 28) Handscoon no. 6,5
32) Spuit 5 cc 29) Handscoon no. 7
33) Spuit 10 cc 30) Folley cateter no. 16
34) Spuit 20 cc 31) Urine bag
35) Spuit 50 cc
36) Infus kateter no. 18
37) Tranfusi set
38) Infus set
39) Aquabidest
40) Urine bag
41) Folley kateter no. 16
42) Folley kateter no. 18
43) Kacamata google
44) Celemax disposible
45) Masker
46) Kassa steril dan kom
47) Stomach tube
48) ET no. 7
49) ET no. 7,5
50) Guidel airway 80
51) Guidel airway 90
52) Handscoon panjang
53) Handscoon no. 6,5
54) Handscoon no. 7
55) Handscoon no.7,5
56) O2 sungkup dewasa
57) O2 kanul dewasa

b. Metode pemberian asuhan kebidanan


Pelayanan yang ada di Ruang Melati RSUD Kajen adalah 24jam. Demi
kelancaran, kecepatan dan ketepatan dalam memberikan pelayanan
kepada klien yaitu penanganan kasus obstetri ginekologi dengan
kegawatdaruratan maupun bukan kegawatdaruratan, maka tenaga Bidan
Pelaksana dibagi menjadi tiga tim yaitu Tim Emergenci yang terdiri dari
Tim Merah, Kuning dan Hijau
Tabel 2: Tim Emergenci Ruang Melati
Erlina, Amd.Keb Romziyah, Amd.Keb Dili, Febriana S.Tr.Keb

Diah Ayu S.kp Ners Eni Ratna. Amd. Keb Nanik Sri, S.Tr.Keb

Ernawati, Amd.keb Arum. Amd.Keb Fitri Nurmalasari, Amk

Dhina, Amd.keb Nia Anggraini, Amd.Keb Dita Febriana, Amk

Dina Rusdiana, Amd.keb Agustina.Amk

Berikut tugas-tugas yang dilakukan oleh masing-masing Tim Emergenci:


Tim Merah bertugas mengumpulkan data dan gejala melalui quick
check, membuat keputusan klinik untuk penyelamatan jiwa dan
melakukan intervensi life saving serta melakukan koordinasi dukungan
dengan unit lain.
Tim kuning bertugas membantu merah dalam melakukan
intervensi,mengobservasi setiap perubahan yang terjadi dan melakukan
dokumentasi.
Tim Hijau bertugas menghubungi dan melakukan koordinasi semua
bantuan yang diperlukan termasuk peralatan dan obat.
c. Pembiayaan
Sumber dana di Ruang Melati RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan
didapat dari BLUD dan APBD Kabupaten Pekalongan. Dana tersebut
masuk di manajemen keuangan.dari manajemen keuangan mendapat
laporan dari perencanaan pengadaan perlengkapan, kemudian instalasi
rawat inap mengajukan permohonan barang ke bagian perlengkapan,
sehingga ruangan mendapatkan barang yang dibutuhkan bukan dalam
bentuk uang.
d. Pemasaran
Pemasaran Ruang Melati RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan dikelola
oleh bagian Promosi Kesehatan.Pemasaran dilakukan melalui online dan
offline. Pemasaran secara online melalui web Ruang Melati RSUD Kajen
Kabupaten Pekalongan yaitu dengan alamat Marketing Ruang Melati
RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan juga dilakukan melalui media sosial
seperti facebook dan instagram, selain itu unit umum dan kepegawaian
juga turut mempromosikan segala kegiatan melalui karyawannya dengan
meng-update di status whatsapp sehingga promosi harapannya bisa lebih
ersampaikan ke masyarakat.Kemudian pemasaran melalui offline
dilakukan melalui memasang poster-poster fasilitas di Ruang Melati
RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan yang di tempel di lift dan standing
banner yang terpasang di beberapa ruangan.
2. Data Khusus
a. Fungsi Perencanaan
1) Visi
Rumah Sakit Dengan Pelayanan Yang
Bermutu dan Berorientasi Pada Keselamatan Pasien”
“Misi
a) Memberikan pelayanan kebidanan yang profesional sesuai standar
profesi kebidanan.
b) Memberikan pelayanan kebidanan dengan kepedulian yang tinggi
atau caring terhadap kebutuhan pasien.
c) Pelaksanaan pendidikan, pelatihan dan penelitian untuk
pengembangan sumber daya manusia kebidanan.
d) Mengembangan standar pelayanan yang profesional secara terus
menerus dan berkelanjutan.
2) Standar operasional prosedur
Standar operasional prosedur yang terkait pelayanan di ruang melati
merujuk pada semua standar operasional prosedur yang telah di buat
oleh masing-masing pokja pada standar akreditasi rumah sakit.
Kumpulan standar operasional prosedur yang telah di jilid oleh
masing-masing pokja di letakkan di nurse station.
3) Standar asuhan
Manajemen asuhan kebidanan yang diterapkan menggunakan
manajemen Varney tujuh langkah, yaitu :
a) Langkah I : Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk
menilai keadaan klien secara keseluruhan
b) Langkah II : Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi
diagnosis/masalah
c) Langkah III : Mengidentifikasi diagnosis potensial/masalah
potensial dan mengatisipasi penanganannya
d) Langkah IV : Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera,
untuk melakukan tindakan, konsultasi, kolaborasi dengan tenaga
kesehatan lain berdasarkan kondisi klien
e) Langkah V : Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan
tepat dan rasional berdasarkan keputusan yang dibuat pada
langkah-langkah sebelumnya
f) Langkah VI : Pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan
aman
g) Langkah VII : Mengevaluasi hasil asuhan
4) Standar kinerja
Standar kinerja disusun berdasarkan SK Direktur yang dijabarkan
dalam uraian tugas

b. Fungsi pengorganisasian
1) Struktur organisasi
WADIR
PELAYANAN

KEPALA BIDWAT

KEP.INSTALASI
RAWAT INAP

KEPALA SEKSI

KEPALA RUANGAN

PJ SHIFT

BIDAN SENIOR

BIDAN JUNIOR

POTTER

2) Uraian tugas
a) Kepala Ruang
Ikhtisar Jabatan :
Memimpin, mengkoordinasikan, dan mengawasi pelayanan ruang
perawatan kebidanan berdasarkan standar yang berlaku agar dapat
memberikan pelayanan kebidanan yang berkualitas.
(1) Uraian Tugas
(a) Memberikan pelayanan kepada pasien sesuai dengan
standar agar dapat memberikan pelayanan yang
berkualitas dan memberikan kepuasaan kepada
pelanggan.
(b) Melakukan kerjasama dan berkomunikasi dengan
seluruh bagian terkait, pasien, dan menciptakan
lingkungan kerja yang kondusif sesuai dengan
pelayanan dan pedoman pengorganisasian agar
pelayanan dapat berjalan secara maksimal.
(c) Melakukan pengawasan pelayanan kebidanan sesuai
dengan pedoman pelayanan, agar pelayanan dapat
berjalan sesuai standar.
(d) Melakukan pengawasan terhadap sarana prasarana di
ruangan sesuai dengan kebijakan rumah sakit, agar
selalu dalam keadaan siap pakai.
(e) Melakukan pengawasan terhadap inventaris alat yang
ada di ruangan sesuai kebijakan rumah sakit agar selalu
dalam keadaan siap pakai.
(f) Melakukan pelaporan kerusakan alat.
(g) Melakukan pengawasan terhadap bagian logistik di
ruangan sesuai kebijakan rumah sakit, agar logistik
yang dibutuhkan selalu tersedia.
(h) Membuat laporan bulanan dan tribulan sesuai kebijakan
keperawatan/kebidanan agar terinformasikan data
pelayanan kebidanan.
(i) Mengawasi pembuatan dan pelaksanaan jadwal dinas
sesuai dengan pedoman pelayanan
keperawatan/kebidanan agar ketenagaan yang ada
sesuai dengan ratio pasien dan kompetensi yang
dibutukan.
(j) Melakukan pendistribusian dan pendelegasian kerja
bagi personel yang berada dibawah nya sesuai dengan
pedoman pengorganisasian agar pelayanan terlaksana
dengan baik.
(k) Membuat usulan kebutuhan akan alat kesehatan yang
diperlukan sesuai dengan kebijakan rumah sakit agar
terpenuhinya alat kesehatan sesuai kebutuhan.
(l) Mengusulkan promosi, rotasi dan peningkatan
pendidikan dan pelatihan bagi bidan sesuai dengan
peraturan kepegawaian dan kebijakan pelayanan di
rumah sakit agar komposisi ketenagaan seimbang.
(m) Melakukan pembinaan staf di ruangan sesuai dengan
peraturan kepegawaian agar terciptanya sumber daya
yang berkualitas.
(n) Melakukan penilaian terhadap kinerja staf keperawatan
sesuai dengan peraturan kepegawaian agar
terlaksananya sistem penghargaan dengan baik.
b) Pj.Shift
(1) Melaksanakan absensi finger print datang dan pulang
tepat waktu setiap jaga shift
(2) Melaksanakan operan jaga:
(1) Menyampaikan kondisi pasien yang meliputi data
subjektif, data objektif, diagnosa kebidanan, rencana
asuhan, advis DPJP, tindakan yang telah dilakukan,
evaluasi hasil asuhan, dan rencana tindak lanjut asuhan
shift bnerikutnya
(2) Memimpin diskusi hal-hal terkait asuhan yang telah
diberikan atau akan diberikan ketika ada
ketidaksesuaian
(3) Memimpin ronde ke kamar pasien
(4) Mempimpin doa bersama
(3) Melakukan pengkajian awal pasien baru dan memberikan
KIE sesuai dengan hasil pemeriksaan dan rencana Asuhan
kebidanan yag akan dilakukan kepada pasien dan keluarga
(4) Menghormati hak pasien
(5) Bertanggung jawab dalam pemberian asuhan kebidanan
selama shift jaga
(6) Melaksanakan kolaborasi dengan DPJP atau tenaga
kesehatan yang lain
(7) Melaksanakan pemberian inform consent terhadap pasien
dan keluarga
(8) Menciptakan dan memelihara lingkunga kerja yang
kondusif, aman dan bersih
(9) Bertanggung jawab dan melaksanakan kewaspadaan dalam
pencegahan cidera pada pasien dan pengurangan resiko jatuh
pada pasien
(10) Bertanggung jawab dan mengelola darah atau produknya
secara aman
(11) Bertanggung jawab dan memastikan ketersediaan oksigen
ruangan dan melakukan komunikasi dengan petugas teknik
(12) Bertanggung jawab dan melaksanakan perawatan luka pada
pasien
(13) Bertanggung jawab dan melaksanakan pemberian obat pada
pasien sesuai advis dokter
(14) Bertanggung jawab dan melaksanakan pendokumentasien,
pencatatan dan pelaporan pelaksanaan asuhan kebidanan
dama Rekam Medis, buku registerpasien masuk, entry data
harian PMKP
(15) Bertanggung jawab dan menginput data kedalam SIMRS
(16) Bertanggung jawab dan menciptakan komunikasi efektif
baik dengan pasien, keluarga, dokter, sesama bidan maupu
tenaga kesehatan lain
(17) Membuat laporan kematian maternal/RMM
(18) Turut berpartisipasi dalam program pendidikan dan
pelatihan sesuai dengan kebijakan pelayanan untuk
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dengan tahapan
mengajukan usulan pelatihan dan mengikuti pelatihan
c) Bidan Pelaksana
(1) Menyampaikan kondisi pasien yang meliputi data
subjektif, data objektif, diagnosa kebidanan, rencana asuhan,
advis DPJP, tindakan yang telah dilakukan, evaluasi hasil
asuhan, dan rencana tindak lanjut asuhan shift bnerikutnya
(2) Memimpin diskusi hal-hal terkait asuhan yang telah
diberikan atau akan diberikan ketika ada ketidaksesuaian
(3) Memimpin ronde ke kamar pasien
(4) Mempimpin doa bersama
(5) Melakukan pengkajian awal pasien baru dan memberikan
KIE sesuai dengan hasil pemeriksaan dan rencana Asuhan
kebidanan yag akan dilakukan kepada pasien dan keluarga
(6) Menghormati hak pasien
(7) Bertanggung jawab dalam pemberian asuhan kebidanan
selama shift jaga
(8) Melaksanakan kolaborasi dengan DPJP atau tenaga
kesehatan yang lain
(9) Melaksanakan pemberian inform consent terhadap pasien
dan keluarga
(10) Menciptakan dan memelihara lingkunga kerja yang
kondusif, aman dan bersih
(11) Bertanggung jawab dan melaksanakan kewaspadaan dalam
pencegahan cidera pada pasien dan pengurangan resiko jatuh
pada pasien
(12) Bertanggung jawab dan mengelola darah atau produknya
secara aman
(13) Bertanggung jawab dan memastikan ketersediaan oksigen
ruangan dan melakukan komunikasi dengan petugas teknik
(14) Bertanggung jawab dan melaksanakan perawatan luka pada
pasien
(15) Bertanggung jawab dan melaksanakan pemberian obat pada
pasien sesuai advis dokter
(16) Bertanggung jawab dan melaksanakan pendokumentasien,
pencatatan dan pelaporan pelaksanaan asuhan kebidanan
dama Rekam Medis, buku registerpasien masuk, entry data
harian PMKP
(17) Bertanggung jawab dan menginput data kedalam SIMRS
(18) Bertanggung jawab dan menciptakan komunikasi efektif
baik dengan pasien, keluarga, dokter, sesama bidan maupu
tenaga kesehatan lain
(19) Membuat laporan kematian maternal/RMM
(20) Turut berpartisipasi dalam program pendidikan dan
pelatihan sesuai dengan kebijakan pelayanan untuk
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dengan tahapan
mengajukan usulan pelatihan dan mengikuti pelatihan
d) Perawat Pelaksana
(1) Menyampaikan kondisi pasien yang meliputi data
subjektif, data objektif, diagnosa kebidanan, rencana asuhan,
advis DPJP, tindakan yang telah dilakukan, evaluasi hasil
asuhan, dan rencana tindak lanjut asuhan shift berikutnya
(5) Melakukan pengkajian awal pasien baru dan memberikan
KIE sesuai dengan hasil pemeriksaan dan rencana Asuhan
kebidanan yag akan dilakukan kepada pasien dan keluarga
(6) Menghormati hak pasien
(7) Bertanggung jawab dalam pemberian asuhan kebidanan
selama shift jaga
(8) Melaksanakan kolaborasi dengan DPJP atau tenaga
kesehatan yang lain
(9) Melaksanakan pemberian inform consent terhadap pasien
dan keluarga
(10) Menciptakan dan memelihara lingkunga kerja yang
kondusif, aman dan bersih
(11) Bertanggung jawab dan melaksanakan kewaspadaan dalam
pencegahan cidera pada pasien dan pengurangan resiko jatuh
pada pasien
(12) Bertanggung jawab dan mengelola darah atau produknya
secara aman
(13) Bertanggung jawab dan memastikan ketersediaan oksigen
ruangan dan melakukan komunikasi dengan petugas teknik
(14) Bertanggung jawab dan melaksanakan perawatan luka pada
pasien
(15) Bertanggung jawab dan melaksanakan pemberian obat pada
pasien sesuai advis dokter
(16) Bertanggung jawab dan melaksanakan pendokumentasien,
pencatatan dan pelaporan pelaksanaan asuhan kebidanan
dama Rekam Medis, buku register pasien masuk, entry data
harian PMKP
(17) Bertanggung jawab dan menginput data kedalam SIMRS
(18) Bertanggung jawab dan menciptakan komunikasi efektif
baik dengan pasien, keluarga, dokter, sesama bidan maupu
tenaga kesehatan lain
(19) Membuat laporan kematian maternal/RMM
(20) Turut berpartisipasi dalam program pendidikan dan
pelatihan sesuai dengan kebijakan pelayanan untuk
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dengan tahapan
mengajukan usulan pelatihan dan mengikuti pelatihan

3) Pengaturan jadwal dinas


Pengaturan tugas jaga tenaga di Ruang Melati RSUD Kajen
Kabupaten Pekalongan ini diperlukan untuk menjamin terlaksananya
pelayanan kebidanan selama 24jam secara berkesinambungan dan
berkualitas.
Adapun jadwal pengaturan jaga di Ruang Melati adalah sebagai
berikut:
a) Bidan
Pengaturan shift jaga untuk tenaga bidan adalah
Tabel 3: Pengaturan shift jaga di Ruang Melati RSUD Kajen
Kabupaten Pekalongan
PAGI SIANG MALAM
Jam 07.00 – 14.00 Jam 14.00 – 21.00 Jam 21.00 – 07.00
Terdiri dari: Terdiri dari: Terdiri dari:
1 Tim Merah 1 Tim Merah 1 Tim Merah
1 Tim Kuning 1 Tim Kuning 1 Tim Kuning
1 Tim Hijau 1 Tim Hijau 1 Tim Hijau

b) Clining Servise
Tenaga cleaning servise di Ruang Melati RSUD Kajen
kabupaten pekalongan 3 orang dan untuk pengaturan jaga hanya
pada shift pagi 2 orang dan orang shif siang 1 siang.
4) Pengorganisasian klien
Diruangan dalam pengorganisasian klien untuk saat ini sesuai posisi
bidan dalam satu tim tiap shift nya yaitu merah, kuning, dan hijau.
5) Sistem penghitungan tenaga
Sistem penghitungan tenaga di ruang melati untuk dinas pagi sebanyak
3 bidan, dinas siang 3 bidan, dan malam 3 bidan.
c. Fungsi Pengarahan
1) Operan
Operan jaga atau serah terima asuhan pasien (hand over) di ruang
bersalin dilaksanakan pada pergantian shift. Dipimpin oleh karu/ ka
tim/ ka shift yang bertugas pada shift sebelumnya. Operan dilakukan
langsung dengan pembacaan status pasien, karena saat ini bidan
ruangan tidak lagi membuat buku laporan harian sesuai dengan standar
akreditasi SNARS. Operan jaga melaporkan tentang kondisi pasien
terkini, perkembangan / kemajuan perawatan, advise dokter, pasien
pengawasan serta segala macam kejadian pada pasien yang dirawat.
Setelah membahas mengenai asuhan pasien, dilakukan pula serah
terima laporan pertanggungjawaban oleh dinas sebelumnya yang
diketik dan disajikan dalam bentuk print out oleh petugas shift
sebelumnya, kemudian di tanda tangani oleh pemberi dan penerima
operan. Laporan tersebut berisi rekapan ringkas jumlah pasien, pasien
pengawasan, pasien komplain, catatan peralatan dan peminjamannya,
pemakaian troley Aemergency, billing, informasi tambahan serta
kendala selama bekerja dalam 1 shift.
Setelah operan jaga dalam satu meja duduk berhadapan, setelah
itu semua bidan dari kedua shift jaga berkeliling ke ruangan pasien,
melihat kondisi pasien saat hand over, sekaligus menyapa pasien,
menanyakan keluhan.
Hal-hal yang belum dilaksanakan saat operan seperti operan pagi
tidak selalu dipimpin oleh karu, belum dilaksanakan doa bersama, baik
dengan petugas maupun dengan pasien, selain itu saat berkeliling
melakukan hand over bidan belum memperkenalkan tim jaga yang
pada shift selanjutnya.
2) Pre dan post conference
Pre dan Post Conference yang dilakukan oleh bidan jaga di ruang
Melati masih tergabung dalam operan. Fungsi pengarahan ini belum
berjalan sendiri. Kendala yang dihadapi yaitu karena belum terbiasa di
lakukan pre dan post conference.
3) Motivasi kepada bidan
Motivasi yang diberikan kepada bidan diruang kebidanan
diberikan secara langsung oleh kepala ruangan dengan pendekatan
kelompok dan personal, serta pemberian reward yang disetujui oleh
bagian Keperawatan dengan diikutsertakan pendidikan dan pelatihan-
pelatihan kebidanan untuk meningkatkan skill dan menambah
pengetahuan bidan.
4) Pendelegasian
Kepala ruang adalah penanggung jawab ruangan yang dalam hal
ini dapat melimpahkan wewenangnya kepada ketua tim. Misalnya
pada saat ada mahasiswa, kepala ruang melimpahkan tugasnya kepada
ketua tim atau bidan pelaksana untuk membimbing. Contoh lain saat
penanganan pasien tugas ketua tim mendelegasikan kepada perawat
pelaksana. Fungsi pengarahan ini disebut delegasi.
5) Supervisi
Supervisi memiliki arti melihat dan meninjau dari atas atau
menilik dan menilai dari atas yang dilakukan oleh pihak atasan
terhadap aktivitas, kreativitas, dan kinerja bawahan. Supervisi ini
merupakan usaha untuk mengendalikan pekerjaan dari suatu
perencanaan agar hasilnya sesuai dengan mutu rencana, tepat waktu,
sesuai dan efisien.
6) Ronde
Ronde keperawatan merupakan salah satu metode yang diterapkan
pada Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP)yaitu dengan
memperhatikan seluruh kebutuhan maupun keluhan yang dirasakan
klien kemudian mendiskusikannya dengan tim keperawatan untuk
merencanakan pemecahan masalahnya.
Ronde keperawatan merupakan prosedur dimana dua atau lebih
perawat mengunjungi pasien untuk mendapatkan informasi yang akan
membantu dalam merencanakan pelayanan keperawatan dan
memberikan kesempatan pada pasien untuk mendiskusikan masalah
keperawatannya serta mengevaluasi pelayanan keperawatan yang telah
diterima pasien.
Pelaksanaan kunjungan dan diskusi pada pasien guna
mendapatkan informasi kepada pasien tentunya sudah dilaksanakan.
d. Fungsi pengendalian
1) Indikator Mutu
Indikator mutu ruang kebidanan disesuaikan berdasarkan standar
pelayanan minimal di ruang kebidanan, antara lain :
a) Formulir pemberi pelayanan rawat inap dengan nilai standar :
100%
b) Formulir dokter penanggung jawab pasien dengan nilai standar
100%
c) Formulir ketersediaan pelayanan rawat inap dengan nilai standar
100%
d) Formulir jam visite dokter spesialis dengan nilai standar 100%
e) Formulir kejadian infeksi pasca natal dengan nilai standar 100%
f) Formulir angka kejadian infeksi nasokomial nilai standar 100%
g) Formulir tidak adanya kejadian adanya pasien jatuh yang
berakibat fatal atau kematian dengan nilai standar 100%:
h) Formulir kematian pasien > 48 jam dengan nilai <20%
i) Formulir kejadian pulang paksa dengan nilai > 80 %
j) Formulir kepuasan pelanggan dengan nilai 100%
k) Formulir pasien rawat inap TB yang di tangani dengan Strategi
DOTS < 20%
l) Formulir kegiatan penegakan diagnosis TB> 80 %
m) Formulir kegiatan pencatatan dan pelaporan TB > 80%

NO INDIKATOR STANDAR
Capaian Tri
Bulan II
1 Formulir pemberi pelayanan 100%
rawat inap 100%

2 Formulir dokter penanggung 100%


100%
jawab pasien
3 Formulir ketersediaan pelayanan 100%
100%
rawat inap
4 Formulir jam visite dokter 93%
spesialis 100%

5 Formulir kejadian infeksi pasca 100%


100%
natal
NO INDIKATOR STANDAR
Capaian Tri
Bulan II
6 Formulir angka kejadian infeksi 83,43%
nasokomial 100%
7 Formulir tidak adanya kejadian 90%
adanya pasien jatuh yang 100%
berakibat fatal atau kematian
8 55%
Formulir kematian pasien > 48
>20%
jam
9 Formulir kejadian pulang paksa > 80% 100%
10 Kepuasan pelanggan 100% 90%
11 Formulir pasien rawat inap TB 55%
yang di tangani dengan Strategi
< 20%
DOTS

12 Formulir kegiatan penegakan 100%


>80%
diagnosis TB
13 Formulir kegiatan pencatatan 100%
>80%
dan pelaporan TB

2) Audit dokumentasi asuhan


Audit dokumentasi asuhan di Ruang Melati dilakukan oleh Komite
Keperawatan Sub Mutu Keperawatan setiap trimester.
3) Survey kepuasaan
Survey kepuasan diruang kebidanan dilakukan dengan memberi angket
pada pasien yang akan pulang, kemudian setelah diisi diolah oleh PIC,
jika terdapat keluhan, pasien dapat mengisi di kotak saran atau sms
yang sudah disediakan ditiap ruangan, bila ada permasalahan
ditindaklanjuti oleh tim PIPP (Petugas Informasi dan Penanganan
Pengaduan). Selain itu survey kepuasan pelanggan juga dilakukan oleh
pihak ke 3 supaya hasil survey lebih obyektif.
4) Survey masalah pasien
Berdasarkan data yang didapatkan pada print out laporan operan jaga
di data bulan Desember 2021, tidak ada laporan permasalahan/
komplain pasien di ruang bersalin.

BAB III
RUMUSAN MASALAH

A. Analisa Masalah
Analisa SWOT adalah kajian yang dilakukan terhadap suatu organisasi yang
sedemikian rupa sehingga diperoleh keterangan akurat tentang berbagai faktor
kekuatan, kelemahan, kesempatan atau peluang hambatan atau ancaman yang
dimiliki serta dihadapi oleh organisasi. Dengan analisis ini akan diketahui dengan
jelas berbagaipersiapan yang perlu dilakukan sehingga perencanaan yang akan
dibuat dapat lebih realistis.
Analisis SWOT merupakan identifikasi berbagai faktor secara sistematis
untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada hubungan
atau interaksi antara unsur-unsur internal, terhadap unsur-unsur eksternal yaitu :
1. Kekuatan (strength)
Kekuatan yang dimaksud adalah suatu keunggulan dalam sumber daya,
ketrampilan dan kemampuan lainnya yang relative terhadap pesaing dan
kebutuhan pasar yang dilayani oleh perusahaan. Misalnya dalam hal teknologi
yang dimiliki dan fasilitas yang dimiliki.
2. Kelemahan (weakness)
Kelemahan yang dimaksud juga bisa berupa sumber daya,ketrampilan dan
kemampuan yang secara serius menghalangi kinerja efektifsuatu perusahaan.
Contohnya, tingkat ketrampilan karyawan dan kecilnya biaya promosi.
3. Peluang (opportunity)
Peluang merupakan situasi utama yang menguntungkan dalam lingkungan
perusahaan, misalnya kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dan tingkat
pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi.
4. Ancaman (treats)
Ancaman adalah situasi utama yang tidak menguntungkan dalam lingkungan
suatu perusahaan. Sebagai contoh yaitu pesatnya persaingan penyedia jasa
layanan kesehatan.
B. Identifikasi Masalah
1. Man
a. Tenaga bidan dan perawat di ruangan melati sebagian besar
berpendidikan D3, baru memiliki 3 orang tenaga sarjana terapan
kebidanan dan 1 orang ners
b. Tidak semua pelatihan masuk dalam anggaran RS
c. Tenaga bidan terdiri dari PNS dan BLUD dimana RS tidak mengikat
status karyawan, sehingga karyawan bisa resign kapanpun meskipun
karyawan tersebut sudah diberangkatkan pelatihan dari RS
2. Material
a. Meskipun sudah memiliki IPSRS, namun masih banyak pula sarpras yang
kurang terawat
b. Petugas kurang tegas/ proaktif baik di lingkup unitnya sendiri atau untuk
mengingatkan tupoksi antar unit. Misal dengan petugas CS untuk
penggantian gordyn ataupun tugas lain, dengan petugas IPSRS bila ada
kamar mandi yang rusak wc nya. Sehingga perawatan sarpras kurang
terjaga dengan baik
3. Metode
a. Tim sudah dibentuk namun pelaksanaan pembagian tim belum terlaksana
secara optimal
b. Pre dan Post Conference dan ronde kebidanan yang dilakukan oleh bidan
jaga masih tergabung dalam operan jaga
4. Money
Ruang Melati RSUD Kajen belum melayani asuransi swasta
5. Mutu
a. Masih perlu proaktif berbenah dalam perawatan aset
b. Belum membiasakan menggunakan pre post conference

C. Prioritas Masalah
Nilai Kriteria
No Masalah Total
U S G
1 Tidak semua pelatihan masuk dalam 2 3 3 8
anggaran RS

2 Meskipun sudah memiliki IPSRS, 3 3 3 9


namun masih banyak pula sarpras
yang kurang terawat
3 Tim sudah dibentuk namun 2 3 2 7
pelaksanaan pembagian tim belum
terlaksana secara optimal

4 Pre dan Post Conference dan ronde 2 2 2 6


kebidanan yang dilakukan oleh bidan
jaga masih tergabung dalam operan

Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka didapatkan urutan prioritas sebagai


berikut:
1. Meskipun sudah memiliki IPSRS, namun masih banyak pula sarpras yang
kurang terawat
2. Tidak semua pelatihan masuk dalam anggaran RS
3. Tim sudah dibentuk namun pelaksanaan pembagian tim belum terlaksana
secara optimal
4. Pre dan Post Conference dan ronde kebidanan yang dilakukan oleh bidan jaga
masih tergabung dalam operan.
Setelah dilakukan prioritas masalah kemudian menentukan penyebab atau
akar masalah dengan menggunakan Fish Bone Analysis:

1. Sarpras yang
kurang terawat

MATERIAL METODE
Kurangnya komunikasi yg kontinue antara
bidan di ruangan dg petugas IPSRS

Belum dilakukan evaluasi ulang


setelah melakukan order

Sarpras yang
kurang terawat

Banyak permintaan
perbaikan sehingga harus
antri
Petugas IPSRS tidak bisa
bekerja sendiri, harus bekerja
MACHINE/ TOOLS MONEY MAN secara TIM

2. Tidak semua
pelatihan masuk dalam anggaran RS

MATERIAL METODE

Tidak semua
pelatihan masuk
dalam anggaran
RS
Prioritas
Kebijakan RS penggunaan
anggaran

MACHINE/ TOOLS MONEY MAN


3. Pelaksanaan
Pembagian Tim Belum Terlaksana Secara Optimal

MATERIAL METODE
Jumlah tim merah, kuning,
hijau belum merata

Belum ada
evaluasi dari
atasan
Pelaksanaan
Pembagian Tim
Belum Terlaksana
Secara Optimal

MACHINE/ TOOLS MONEY MAN

4. Pre dan Post


Conference dan ronde kebidanan yang dilakukan oleh bidan jaga
masih tergabung dalam operan

MATERIAL METODE
Belum ada pembiasaan kegiatan tersebut
secara rinci

Belum ada
evaluasi dari
atasan Pre dan Post
Conference dan
ronde kebidanan
yang dilakukan
oleh bidan jaga
masih tergabung
dalam operan
MACHINE/ TOOLS MONEY MAN
D. Rencana Strategis
1) Pembacaan Analisa SWOT
Berdasarkan hasil pembacaan diagram analisa SWOT seluruh SWOT
berada di kuadran 1/ Strategy SO (Strenght-Opportunity), dimana hal ini
merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan memiliki
peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada.
Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung
kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented strategy).
2) POA (Plan of Action)
Plan of Action adalah rencana yang sifatnya arahan yang dapat
dilaksanakan, dapat berupa :
a. Suatu rencana
b. Telah diatur agar dapat dilaksanakan
Biasanya POA berlaku untuk program-program yang tertentu atau
kegiatan tertentu. Hal ini dipergunakan agar :
a. Tahapan pelaksanaan dapat berjalan runtut.
b. Tidak ada tahapan penting yang terlewat.
c. Memudahkan yang terkait agar jelas posisinya dan kewajibannya.
Bagi yang biasa bekerja dilapangan sering hal ini dianggap menyita waktu
karena menganggap telah biasa melaksanakan. Keadaan seperti ini akan
menghambat proses bekerja dari pengalaman, karena dengan POA akan jelas :
1. Apa yang dilakukan
2. Bagaimana melakukan
3. Bagaimana cara mengukur hasil
Dengan POA yang tercatat, akan dapat dievaluasi untuk dapat
meningkatkan mutu pelayanan. Berbagai komponen atau tahapan-tahapan
penting POA yang harus ada, dan harus menjamin :
1. Kelengkapan rencana
2. Urutan tahapan yang urut
3. Jelas apa yang harus dikerjakan

Tabel 3.5 Plan Of Action


N Masala Solusi Tujuan Indikator Sasaran Tempa Waktu Penang
o h keberhasila t pelaksan gung
n aan jawab
1 Sarpras a.perbai Komuni Laporan Bidan,ipsr Ruang Setiap Ruang
yang kan kasi perbaikan yang s Melati hari melati
kurang sistem antara belum
terawat dalam bidan di terlaksana bisa
komuni ruangn disampaikan ke
kasi dengan petugas IPSRS
a.Kuran antara petugas
gnya bidan ipsrs Sarpras yang
komunik di baik belum bisa
asi yg ruanga diperbaiki bisa
kontinue n dilaporkan
antara dengan Perbaika ulang smapai
bidan di petugas n sarna dengan adanya
ruangan IPSRS yang perbaikan
dg belum
petugas b. bisa Sarpras yang
IPSRS dilakuk dilakuka pentng
an n bisa digunakn bisa
b. evaluas dipantau segera
Belum i ulang sampai diperbaiki
dilakuka 2 hari dengan
n setelah dilakuka
evaluasi dilakuk n
ulang an perbaika
setelah order n
melakuk sampai
an order perbaik Bisa
an dilakukn
c.Banya selesai perbaika
k dilakuk n segera
perminta an pada
an sarpras
perbaika c. yang
n perbaik rusak
sehingga an
harus dilakuk
antri an
sesuai
d.Petuga penting
s IPSRS nya
tidak atau
bisa sesuai
bekerja dengan
sendiri, priorita
harus s
bekerja
secara
TIM
d.

c.
2 Tidak Memb Pelatih Bidan Bidan dan Ruang 5 tahun Bidang
semua erikan an memiliki Perawat Kebida sekali Keperaw
pelatiha motiv kebida sertifikat RS nan sesuai ED atan
n masuk asi nan pelatihan masa
dalam
pada bisa 100% pelatihan
anggara
n RS
bidan dibiaya
a. i oleh
Prioritas Pende RS
penggu katan
naan pada
anggara RS
n untuk
b. memp
Kebijak riorita
an RS skan
pelath
ian
bidan
dalam
angga
ran

3 Pelaksan Sosialis Pelaksa Bisa Kepala Ruang Setiap Kepala


aan asi naan terlaksana Ruang, Melati hari ruang
Pembagi ulang
an Tim tentang
pemba setiap hari katim, dan
Belum pembag gian bidan katim
Terlaksa ian tim tim pelaksana
na terlaksa
Secara Bidan na
Optimal ruanga secara
a. n optimal
Jumlah diharap
anggota kan
tim bisa
melaks
merah,
anakan
kuning dan di
dan observa
hijau si oleh
belum kepala
merata ruang
b.
sering
terjadin
ya tukar
dinas
dengan
anggota
tim
yang
tidak
sama
antar
shifnya
c.
Belum
ada
evaluasi
dari
atasan
4 Pre dan Sosialis Pelaksa Bisa Kepala Ruang Setiap Kepala
Post asi naan terlaksana Ruang, Melati hari ruang
Confere ulang
tentang
pre- setiap hari katim, dan
nce dan post bidan katim
sistem
ronde
pre- confere pelaksana
kebidan
an yang
post nce dan
confere ronde
dilakuk nce dan
an oleh ronde
kebida
bidan kebidan nan
jaga di an terlaksa
ruang na
masih Bidan secara
tergabu ruanga
n
optimal
ng
diharap
dalam
kan
operan bisa
a. melaks
Belum anakan
ada dan di
pembias observa
aan si oleh
kegiatan kepala
tersebut
secara
rinci
b. Belum
ada
evaluasi
dari
atasan

BAB IV
PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengkajian dan wawancara yang dilakukan di Ruang Melati


RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan dan telah ditemukan prioritas masalah yaitu
sarpras yang kurang terawat, tidak semua pelatihan masuk dalam anggaran rs,
pelaksanaan pembagian tim belum terlaksana secara optimal, pre dan post conference
dan ronde kebidanan yang dilakukan oleh bidan jaga masih tergabung dalam operan
A. Sarpras Yang Kurang Terawat
Perawatan sarana dan prasarana sudah dilakukan oleh petugas IPSRS. Alur
permintaan perbaikan sarana dan prasarana di mulai dengan petugas ruangan yang
mendapatkan kerusakan sarpras melakukan pelaporan melalui billing order
perbaikan melalui sistem komputerisasi. Kemudian permohonan perbaikan akan
diterima oleh IPSRS melalui billing namun demikian perbaikan sarana prasarana
terkadang tidak bisa dilakukan segera karena banyaknya order permintaan
sarpras. Oleh karena itu ruangan harus pro aktif dalam mengevaluasi feedback
dari permohonan perbaikan sarpras 2 hari setelah dilakukan order sampai
perbaikan selesai dilakukan.
B. Tidak Semua Pelatihan Masuk Dalam Anggaran RS
Bidan idealnya melakukan update pelatihan yang bersertifikat tiap 5 tahun sekali
hal ini penting untuk peningkatan skill dan juga untuk memenuhi persyaratan skill
yang harus dimiliki selain itu pelatihan ini juga berguna untuk perpanjangan STR
setiap bidan oleh karena itu bidan wajib mempersiapkan diri untuk bisa
melakukan pelatihan secara berkala.
C. Pelaksanaan Pembagian Tim Belum Terlaksana Secara Optimal
Kebijakan dalam pengaturan pembagian tim sudah di buat oleh RS namun
pelaksanaannya belum dilakukan secara optimal, hal ini disebabkan oleh beberapa
hal diantaranya jumlah anggota tim merah, kuning, dan hijau tidak merata, dan
sering terjadinya tukar dinas antar shift dengan anggota yang beda tim. Perlu di
lakukan sosialisasi ulang oleh bidang keperawatan yang kemudian harus
diterapkan di ruangan dan di evaluasi oleh kepala ruang dan bidang keperawatan.
D. Pre Dan Post Conference Dan Ronde Kebidanan Yang Dilakukan Oleh
Bidan Jaga Masih Tergabung Dalam Operan
Pelaksanaan kegiatan pre dan post conference belum dilaksakan secara detail oleh
bidan tiap shift jaga, oleh karena belum ada pembiasaan kegiatan tersebut secara
rinci, dan belum ada evaluasi dari atasan.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Perawatan sarana dan prasarana di Ruang Melati RSUD Kajen Kabupaten
Pekalongan sudah dilakukan oleh petugas IPSRS. Alur permintaan perbaikan
sarana dan prasarana di mulai dengan petugas ruangan yang mendapatkan
kerusakan sarpras melakukan pelaporan melalui billing order perbaikan melalui
sistem komputerisasi. Kemudian permohonan perbaikan akan diterima oleh
IPSRS melalui billing namun demikian perbaikan sarana prasarana terkadang
tidak bisa dilakukan segera karena banyaknya order permintaan sarpras. Oleh
karena itu ruangan harus pro aktif dalam mengevaluasi feedback dari permohonan
perbaikan sarpras 2 hari setelah dilakukan order sampai perbaikan selesai
dilakukan.
Bidan idealnya melakukan update pelatihan yang bersertifikat tiap 5 tahun
sekali hal ini penting untuk peningkatan skill dan juga untuk memenuhi
persyaratan skill yang harus dimiliki selain itu pelatihan ini juga berguna untuk
perpanjangan STR setiap bidan oleh karena itu bidan wajib mempersiapkan diri
untuk bisa melakukan pelatihan secara berkala.
Kebijakan dalam pengaturan pembagian tim sudah di buat oleh RS namun
pelaksanaannya belum dilakukan secara optimal, hal ini disebabkan oleh beberapa
hal diantaranya jumlah anggota tim merah, kuning, dan hijau tidak merata, dan
sering terjadinya tukar dinas antar shift dengan anggota yang beda tim .
Pelaksanaan pre-post conferesnce dan ronde kebidanan dirasa masih kurang, oleh
karenanya perlu di lakukan sosialisasi ulang oleh bidang keperawatan yang
kemudian harus diterapkan di ruangan dan di evaluasi oleh kepala ruang dan
bidang keperawatan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas kami berharap beberapa pihak sebagai berikut
1. Manajer Ruang / Karu
a. Mengoptimalkan pengaturan jadwal jam kerja sesuai dengan Permenpan
yaitu 154-168 jam perbulan.
b. Menggerakan kembali kebiasaan melakukan pre conference, ronde
kebidanan, dan post conference secara rutin yaitu dalam setiap pergantian
shift
c. Melakukan evaluasi tindakan kinerja bidan dalam setiap pergantian shift
2. Katim
a. Dapat lebih memotivasi kepada petugas pelaksana ruangan untuk datang
tepat waktu sehingga kegiatan pre dan post conference dapat dilakukan
secara rutin
b. Memotivasi sdm yang untuk melakukan asuhan kebidanan sesuai dengan
evidence based terupdate
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, B.A. dkk.(2006). Modul Model Praktek Keperawatan Profesional Jiwa.


Jakarta: Fakultas Keperawatan Universitas Indonesia dan World Health
Organization Indonesia

Keliat, B. A,& Akemat (2010). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.


Jakarta : EGC

Keliat, B.A dan Pasaribu.(2016). Prinsip dan Praktik Keperawatan Kesehatan Jiwa
Stuart.Singapura. Elsevier

Mamik. 2014. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan Dan Kebidanan. Sidoarjo :


Zifatama Jawara

Misbahuddin. 2020. Meningkatkan Manajemen Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit.


Yogyakarta : Tangga Ilmu

Pratama, Rheza. 2020. Pengantar Manajemen. Yogyakarta : Deepublish CV. Budi


Utama

Setyawan, Febri Endra Budi. (2019). Manajemen Rumah Sakit. Sidoarjo : Zifatama
Jawara

SIMRS Rumah Sakit Wongso Negoro. 2020.http:/ppip/rsud.semarangkota.go.id/

Syah Putra, C (2016). Buku Ajar Manajemen Keperawatan.Bogor : In Media

Anda mungkin juga menyukai