Artikel - 20777045 Regina Indria Riyanto
Artikel - 20777045 Regina Indria Riyanto
Artikel - 20777045 Regina Indria Riyanto
ABSTRAK
Dismenore primer atau nyeri menstruasi ini menyebabkan ketidaknyamanan dalam
aktivitas fisik sehrai-hari. Keluhan ini berhubungan dengan ketidakhadiran berulang di sekolah,
sehingga dapat menganggu produktivitas. Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas, maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang gambaran karakteristik dismenore primer
pada remaja putri MAN 2 Palu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran
karakterisitk dismenore primer yang berdampak pada aktivitas pada remaja putri dan derajat
dismenore primer di MAN 2 Palu. Penelitian ini adalah Deskriptif observasional dengan desain
cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling yaitu pada
seluruh siswi di MAN 2 Palu yang telah dihitung besaran sampelnya menggunakan rumus slovin
yang total siswinya 684 setelah dihitung menggunakan rumus slovin yang kemudian besar
sampel didapat 114 siswi. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden mengalami
dampak pada aktivitasnya terganggu akibat dismenore primer yaitu sebanyak 70 responden dan
derajat dismenore primer yang paling sering dialami oleh siswi itu dengan derajat berat yang
sebanyak 76 responden.
Kata Kunci : Dismenore Primer, Aktivitas, Derajat
ABSTRACT
Primary dysmenorrhea or menstrual pain causes discomfort in daily physical activities.
This complaint is related to repeated absences from school, which can disrupt productivity.
Based on the background explanation above, researchers are interested in conducting research
on the description of the characteristics of primary dysmenorrhea in young women at MAN 2
Palu. The aim of this research is to determine the characteristics of primary dysmenorrhea
which have an impact on the activities of young women and the degree of primary dysmenorrhea
at MAN 2 Palu. This research is descriptive observational with a cross sectional design.
Sampling used a purposive sampling technique, namely all female students at MAN 2 Palu
whose sample size had been calculated using the Slovin formula, with a total of 684 female
students after being calculated using the Slovin formula, which then resulted in a sample size of
114 female students. It can be concluded that the majority of respondents experienced disruption
in their activities due to primary dysmenorrhea, namely 70 respondents and the degree of
primary dysmenorrhea most often experienced by female students was 76 respondents.
Keywords: Primary Dysmenorrhea, Activity, Degree
4
orang (13,2%) tidak mengalami nyeri pada oleh corticotrophin releasing hormone (CRH)
hari pertama dan kedua menstruasi. sebagai respon stres regulator di hipotalamus
Hal ini sejalan dengan penelitian utama akan memediasi sekresi melalui
Shabnam dkk (2015) yang menyatakan bahwa hipofisis. Akibatnya hormon
terdapat 70,2% mayoritas subjek mengalami adrenokortikotrofik (ACTH) dan progesteron
nyeri selama 1-2 hari saat menstruasi, dan yang berperan dalam perkembangan folikel
23,2% remaja mengalami nyeri selama 2-3 dapat terganggu karena hormon perangsang
hari5. folikel dan kerusakan hormon luteinizing.
Pada penelitian ini derajat dismenore Kondisi ini dapat mempengaruhi sintesis
primer di MAN 2 Palu Berdasarkan hasil prostaglandin PGE2 Griya Widya: Journal of
penelitian yang dilakukan pada remaja putri Sexual and Reproductive Health, 1(1) 20217
MAN 2 Palu tahun 2023 dapat diketahui dan PGF2 serta pengikatannya pada reseptor
bahwa sebagian besar responden berada pada miometrium yang akan mempengaruhi
kelompok derajat berat dismenore primer kontraksi dari uterus sehingga terjadilah
sebanyak 76 responden (66,7%) dan dismenorea8.
kelompok dengan dismenore derajat sedang
sebanyak 38 orang (33,3%). KESIMPULAN
Seperti hasil penelitian yang telah Berdasarkan hasil penelitian dari 114
dilakukan Adinda dan Yetty pada mahasiswi sampel tentang Gambaran Karakteristik
FK UMSU dengan jumlah sampel 67 Dismenore Primer Pada Rema Putri di MAN
mahasiswi adalah mahasiswi yang mengalami 2 Palu dapat disimpulkan, Dismenore yang
dismenore primer derajat berat yaitu sebanyak paling sering dialami oleh remaja putri di
26 mahasiswi 38,8% dan yang paling sedikit MAN 2 Palu adalah dismenore primer derajat
adalah mahasiswi dengan derajat dismenore berat sebanyak 76 remaja putri (66,7%).
ringan yaitu 17 mahasiswi 25,4%6. Nyeri dismenore primer yang sering dialami
Tingginya angka ini tentu disebabkan oleh remaja putri di MAN 2 Palu adalah nyeri
oleh faktor yang menyebabkan terjadinya berat sebanyak 56 remaja putri (49,1%). Di
dismenore. Setiap responden memiliki dapatkan sebagian besar responden remaja
gambaran karakteristik yang berbeda, karena putri mengalami nyeri menstruasihari 1-2
berdasarkan dari hasil penelitian penelitian sebanyak 99 Orang (86,8%).
terdapat responden yang memiliki Dan didapatkan juga sebagian besar
karakteristik yang sama namun kejadian responden mengalami dampak aktivitasnya
dismenoreanya berbeda. Hal ini terjadi karena terganggu akibat dismenore primer sebanyak
presepsi setiap individu terhadap nyeri 70 responden (61,4%).
bersifat subjektif sehingga menghasilkan
respon nyeri yang bervariasi. Nyeri yang DAFTAR PUSTAKA
dirasakan oleh setiap individu ini berbeda-
beda karena dipengaruhi oleh faktor 1. Husna S, dan Hayati E.Gambaran
penyebab nyeri tersebut7. Tingkat Nyeri Dismenore Pada Remaja
Penelitian lainnya telah mengungkap Putri, (2020).
bahwa dismenorea juga dipengaruhi oleh
2. Sri, N.M, Lestari, D.,Hubungan Aktivitas
beberapa faktor lain seperti kondisi psikologis
Fisik dan Kualitas Tidur Dengan
remaja. Di tengah kegiatannya yang cukup
Dismenore Pada Mahasiswa FK UPN
padat, remaja cenderung mengalami stress
“Veteran” Jakarta, Artikel Penelitian
dan mengalami dismenorea. Stress ini dapat
Jurnal Andalas, (2018), Vil 41, Hal 48-
memengaruhi hormon pada organ reproduksi.
58,
Mekanisme hubungan stress dengan
terjadinya dismenorea belum sepenuhnya 3. Andi Saifah, Pengaruh Latihan
dipahami. Namun menurut penelitian, orang Peregangan Perut Terhadap Intensitas
yang mengalami stress akan mengalami Dismenore Pada Remaja Awal. Jurnal
respon neuroendokrin. Kortisol yang diatur
Kesehatan Tadulako, (2019), Vol. 5, No.
2, Hal 1-71.