Pertemuan Ke 2. Makna Hak Dan Kewajiban Warga Negara

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

A.

Makna Hak dan Kewajiban Warga Negara

Hak merupakan semua hal yang Anda peroleh atau dapatkan. Hal tersebut dapat
berbentuk kewenangan atau kekuasaan untuk melakukan sesuatu. Setiap hak yang diperoleh
merupakan akibat dari dilaksanakannya kewajiban. Dengan kata lain, hak baru bisa diperoleh
apabila kewajiban sudah dilakukan. Misalnya, seorang pegawai berhak mendapatkan upah,
apabila sudah melaksanakan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya.

Pada pembelajaran di kelas XI, Anda sudah diperkenalkan dengan konsep hak asasi manusia.
Menurut Anda, sama atau tidak makna HAM dengan konsep hak warga negara? Untuk
mengetahui jawabanya, coba Anda cermati uraian materi berikut ini.

Hak asasi manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap pribadi manusia. Karena
itu, hak asasi manusia itu berbeda dari pengertian hak warga negara. Hak warga negara
merupakan seperangkat hak yang melekat dalam diri manusia dalam kedudukannya sebagai
anggota dari sebuah negara. Hak asasi sifatnya universal, tidak terpengaruh status
kewarganegaraan seseorang. Akan tetapi, hak warga negara dibatasi oleh status
kewarganegaraannya. Dengan kata lain, tidak semua hak warga negara adalah hak asasi
manusia Akan tetapi dapat dikatakan bahwa semua hak asasi manusia juga merupakan hak warga
negara. Misalnya hak setiap warga negara untuk menduduki jabatan dalam pemerintahan
Republik Indonesia adalah hanya hak warga negara Indonesia saja ketentuan ini, tidak berlaku bagi
orang yang bukan warga negara Indonesia.

Hak warga negara Indonesia meliputi hak konstitusional dan hak hukum. Hak
konstitutional adalah hak-hak yang dijamin di dalam dan oleh UUD NRI Tahun 1945 (UUD NRI
Tahun 1945), sedangkan hak-hak hukum timbul berdasarkan jaminan undang- undang dan
peraturan perundang- undangan di bawahnya.

Bagaimana dengan konsep kewajiban warga negara? Kewajiban secara sederhana dapat
diartikan sebagai segala sesuatu yang harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Dengan
demikian, kewajiban warga negara dapat diartikan sebagai tindakan atau perbuatan yang harus
dilakukan oleh seorang warga negara sebagaimana diatur dalam ketentuan perundang- undangan
yang berlaku. Apa yang membedakannya dengan kewajiban asasi?

Kewajiban asasi merupakan kewajiban dasar setiap orang. Dengan kata lain, kewajiban
asasi terlepas dari status kewarganegaraan yang dimiliki oleh orang tersebut. Sementara itu,
kewajiban warga negara dibatasi oleh status kewarganegaraan seseorang. Akan tetapi, konsep
kewajiban warga negara memiliki cakupan yang lebih luas, karena meliputi pula kewajiban asasi.
Misalnya, di Indonesia menghormati hak hidup merupakan kewajiban setiap orang terlepas
apakah ia warga negara Indonesia atau bukan. Adapun kewajiban bela negara hanya merupakan
kewajiban warga negara Indonesia, sementara warga negara asing tidak dikenakan kewajiban
tersebut.
Hak dan kewajiban warga negara merupakan dua hal yang saling berkaitan. Keduanya
memiliki hubungan kausalitas atau hubungan sebab akibat. Seseorang mendapatkan hak karena
kewajibannya dipenuhi. Misalnya, seorang pekerja mendapatkan upah, setelah melaksanakan
pekerjaan yang menjadi kewajibannya. Selain itu, hak yang didapatkan seseorang sebagai akibat
dari kewajiban yang dipenuhi oleh orang lain. Misalnya, seorang pelajar mendapatkan ilmu
pengetahuan pada mata pelajaran tertentu, sebagai salah satu akibat dari dipenuhinya kewajiban
oleh guru, yaitu melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas.

Hak dan kewajiban warga negara juga tidak dapat dipisahkan karena bagaimanapun dari
kewajiban itulah muncul hak dan begitupun sebaliknya. Akan tetapi, sering terjadi pertentangan
karena hak dan kewajiban tidak seimbang. Misalnya, setiap warga negara berhak atas perkerjaan
dan penghidupan yang layak. Meski menjadi hak, tetapi pada kenyataannya, banyak warga negara
belum merasakan kesejahteraan dalam menjalani kehidupannya. Hal ini disebabkan oleh
ketidakseimbangan antara hak dan kewajiban. Apabila keseimbangan itu tidak ada akan terjadi
kesenjangan sosial yang berkepanjangan.

B. Substansi Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam Pancasila

Pancasila merupakan ideologi yang mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan. Pancasila


sangat menghormati hak dan kewajiban setiap warga negara. Bagaimana Pancasila mengatur hak
dan kewajiban setiap warga negara? Pancasila menjamin hak asasi manusia melalui nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya. Nilai-nilai Pancasila dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu nilai dasar,
nilai instrumental, dan nilai praksis. Ketiga nilai tersebut secara langsung ataupun tidak langsung
mengatur hak dan kewajiban warga negara

sebagaimana dipaparkan berikut ini.

1. Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam Nilai Dasar Sila-Sila Pancasila

Nilai dasar berkaitan dengan hakikat kelima sila Pancasila, yaitu: nilai ketuhanan, nilai
kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan. Nilai-nilai dasar tersebut bersifat
universal, sehingga di dalamnya terkandung cita-cita, tujuan, serta nilai-nilai yang baik dan benar.
Selain itu, nilai ini bersifat tetap dan melekat pada kelangsungan hidup negara.

Hubungan antara hak dan kewajiban warga negara dengan Pancasila dapat dijabarkan secara
singkat sebagai berikut.

a. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa menjamin hak warga negara untuk bebas memeluk agama sesuai
dengan kepercayaannya serta melaksanakan ibadah sesuai dengan ajaran agamanya masing-
masing. Sila pertama ini juga menggariskan beberapa kewajiban warga negara untuk:

1) membina kerja sama dan tolong-menolong dengan pemeluk agama lain sesuai dengan situasi
dan kondisi di lingkungan masing-masing;
2) mengembangkan toleransi antarumat beragama menuju terwujudnya kehidupan yang serasi,
selaras, dan seimbang; serta

3) tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.

b. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab menempatkan hak setiap warga negara pada
kedudukan yang sama dalam hukum serta memiliki hak-hak yang sama untuk mendapat jaminan
dan perlindungan hukum. Adapun kewajiban warga negara yang tersirat dalam sila kedua ini di
antaranya kewajiban untuk:

1) memperlakukan orang lain sesuai harkat dan martabatnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang
Maha Esa;

2) mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban setiap manusia tanpa membeda-bedakan
suku, keturunan, agama, jenis kelamin, dan sebagainya;

3) mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia, tenggang rasa, dan tidak semena-
mena kepada orang lain; serta

4) melakukan berbagai kegiatan kemanusiaan.

c. Sila Persatuan Indonesia menjamin hak-hak setiap warga negara dalam keberagaman yang
terjadi kepada masyarakat Indonesia seperti hak mengembangkan budaya daerah untuk
memperkaya budaya nasional. Sila ketiga mengamanatkan kewajiban setiap warga negara untuk:

1) menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan;

2) sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara;

3) mencintai tanah air dan bangsa Indonesia;

4) mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika;

serta

5) memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

d. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan


/Perwakilan dicerminkan dalam kehidupan pemerintahan, bernegara, dan bermasyarakat yang
demokratis. Sila keempat menjamin partisipasi politik warga negara yang diwujudkan dalam
bentuk kebebasan berpendapat dan berorganisasi serta hak berpartisipasi dalam pemilihan
umum. Sila keempat mengamanatkan setiap warga negara untuk:

1) mengutamakan musyawarah mufakat dalam setiap pengambilan keputusan;

2) tidak memaksakan kehendak kepada orang lain; dan

3) memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil rakyat yang telah terpilih untuk melaksanakan
musyawarah dan menjalankan tugas sebaik-baiknya.
Gambar 1.1 Musyawarah mufakat menjadi salah satu kewajiban warga negara dalam
mengambil keputusan

e. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia mengakui hak milik perorangan dan
dilindungi pemanfaatannya oleh negara serta memberi kesempatan sebesar-besarnya kepada
masyarakat. Sila kelima mengamanatkan setiap warga negara untuk:

1) mengembangkan sikap gotong royong dan kekeluargaan dengan masyarakat di lingkungan


sekitar;

2) tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum; dan

3) suka bekerja keras.

Anda mungkin juga menyukai