Tugas 1 Makalah Pendidikan Agama
Tugas 1 Makalah Pendidikan Agama
Tugas 1 Makalah Pendidikan Agama
MAKALAH
OLEH KELOMPOK 1 :
SISTEM INFORMASI
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………...…I
DAFTAR ISI……………………………………………….…………………………………....II
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………….…..…1
A. Latar Belakang………………………………………………………………………….....1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………1
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………………………..…1
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………………2
1. Asal usul Kejadian Manusia Sesuai dengan Al-Qur’an dan Sains ………………………2
2. Potensi-Potensi Manusia dan Kelebihannya atas Makhluk lain …………………………4
3. Tujuan dan Fungsi Penciptaan Manusia……………………………….………………….5
4. Ragam Orientasi Hidup Manusia…………………………………………………………6
5. Hidup Sukses dalam Pandangan Al-Qur’an………………………………………………7
A. Kesimpulan………………………………………………………………………………10
B. Saran……………………………………………………………………..………………10
DAFTAR PUSTAKA……...……………………………………………………………………11
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada makalah ini akan dibahas “Manusia dan Kehidupan” , materi ini lebih
menitiktekankan pada kemampuan manusia untuk mempertanyakan keberadaan dirinya
dengan segala potensi yang dimiliki, sehingga ia disebut sebagai makhluk yang mulia
dibanding dengan makhluk lainnya. Hanya dengan rahman dan rahim-Nya manusia
dianugerahi potensi yang luar biasa dahsyatnya dan tidak dimiliki oleh makhluk lain, meski
makhluk yang bernama malaikat. Oleh karena itu. Pantaslah jika manusia diberi amanat
sebagai khalifa (pemimpin, penguasa) Allah di muka bumi.
B. RUMUSAN MASALAH
Untuk itu, maka ada beberapa hal yang akan dibahas dalam bab ini, antara lain:
(1) asal usul kejadian manusia sesuai dengan Al-Qur’an dan sains;
C. TUJUAN PENULISAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Sebagaimana firman Allah pada S.Al-Anbiya’ ayat 30. Artinya: “Dan Apakah orang-
orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu
adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya, dan dari air Kami
jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?”
Ayat ini menjelaskan bahwa semua makhluk hidup (termasuk manusia) dijadikan dari air
sebagai salah satu komponen terpenting. Kenyataan ini dapat kita kaji secara ilmiah pada
kehidupan yang ada dibumi. Tanpa air, manusia dan makhluk lainnya tidak mungkin
hidup Unsur kedua adalah tanah.
Sebagaimana Allah berfirman dalam surat Al-An’am ayat 2 “Dialah yang menciptakan
kamu dari tanah, sesudah itu ditentukannya ajal(kematianmu) dan ada lagi suatu ajal yang
ada pada sisi-Nya(yang Dia sendirilah yang mengetahuinya), kemudian kamu masih
raguragu(tentang berbangkit itu)”
Ayat diatas menjelaskan bahwa salah satu unsur penciptaan manusia adalah tanah, dan
sesungguhnya Allah telah tetapkan umur seseorang hanya Ia yang mengtahuinya.
Penciptaan Manusia Pertama (Adam As)
Al-Qur’antidak menjelaskan secara rinci proses penciptan Adam yang mayoritas ulama
menamai manusia pertama. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al Hijr 28-29 dan QS.
Shad 71-72.
QS.Al Hijr 28 dan 29
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: “Sesungguhnya Aku
akan menciptakan seseorang manusia dari tanah liat kering yang berasal dari lumpur
hitam yang diberi bentuk”
“Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya dan telah meniupkan
kedalamnya ruh (ciptaan) – Ku, maka tunduklah kamu kepada-Nya dengan bersujud”
Dari penjelasan surat diatas dapat disimpulkan bahwa sosok tubuh Adam As dan manusia
(sesudahnya) sama; dimana masing- masing anggota tubuh memiliki kepala, dua mata,
dua telinga, hidung dan anggota lainnya. Dan masing-masing memiliki naluri yang sama,
seperti; haus, lapar, gembira, cemas dan lain-lain. Tetapi proses penciptaanya tidak lah
sama, dimana penciptaan Adam As tidak melalui perantara layaknya manusia sesudahnya
(anak, cucu Adam As) yang melalui perantara ibu-ayahnya.
3
Namun proses penyempurnaan Adam As tidak di uraikan didalam Al-Qur’an. Seperti
yang di nyatakan Abbas Al-Aqab seorang ilmuan dan ulama Mesir kontemporer dalam
bukunya Al-Insan fi Al-Qur’an” mempersilahkan setiap muslim untuk menerima atau
menolak teori Darwin berdasarkan penelitian ilmiah, tanpa melibatkan Al-Qur’an
sedikitpun. Sebab Al-Qur’an sendiri tidak berbicara secara rinci tentang kejadian manusia
pertama.”
4
7. Nafsu dan Berbagai Dorongan (Drives) Meliputi: (a) nafsu lawwamah (perbuatan tercela
yang merendahkan orang lain) disebut egosentris, (b) nafsu ammarah (perbuatan merusak,
membunuh), (c) nafsu birahi (perbuatan seksual) (d) nafsu muthmainah (ketaatan kepada
Allah Yang Maha Segala-galanya.
8. Karakter (watak asli) atau Tabiat Manusia Merupakan kemampuan psikologis yang
terbawa sejak lahir, dan selalu terkait dengan tingkah laku, moral, sosial dan etika seseorang.
Secara normatif, tujuan penciptaan manusia adalah untuk menyembah kepada Allah,
sebagaimana firman Allah dalam QS.Adz-Dzaariyaat ; 56
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia ,elainkan supaya mereka menyembahku”
2. Fungsi Penciptaan Manusia
Merujuk pada tujuan Allah menciptakan manusia untuk beribadah kepada-Nya, maka fungsi
penciptaan manusia, sebagai khalifah-Nya.
Sebagaimana dalam firman Allah QS. Al-Baqarah ; 30 dan QS. AlAn’am ; 165
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat”sesungguhnya aku hendak
menjadikan seorang khalifah dimuka bumi”
“Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa dibumi dan Dia meninggikan
sebahagian kamu atas sebahagian(yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa
yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu Amat cepat siksaan-Nya dan
sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”
Kedua ayat tersebut tegas sekali Allah menyatakan bahwa fungsi manusia di bumi ialah
sebagai Khalifatullah. Oleh karena itu mereka bertugas untuk menciptakan kemakmuran di
dunia dan membangun berbagai segi kehidupan.
Adapun tugas yang dibebankan kepada manusia, yaitu:
5
a. Tugas kekhalifahan terhadap diri sendiri, seperti menuntut ilmu pengetahuan yang
berguna bagi dirinya atau orang lain atau masyarakat umum dan menghiasi diri dengan
akhlak mulia merupakan kewajiban yang harus disadari dan dilakukan oleh setiap orang.
b. Tugas kekhalifahan didalam keluarga atau rumah tangga. Hal ini sangat erat sekali
hubungannya dengan penyaluran nafsu seksual yang ada dalam diri setiap manusia yang
bermoral.
c. Tugas kekhalifahan di dalam masyarakat.Setiap manusia didunia tidak bisa lepas dengan
bantuan orang lain, karena itu antara satu dan lainnya saling membutuhkan, sehingga perlu
mengadakan hubungan yang positif dan bermanfaat bagi semuanya.
Manusia sebagai khalifatullah menempati dua posisi ganda (double position) diruang
publik (public sphere) yang sangat luas. Di satu sisi merupakan agen pencerahan, namun
pada saat bersamaan manusia justru menjadi agen kerusakan (al-fasid).
Ada 2 hal yang harus diperhatikan oleh setiap orang dalam menyikapi orientasi hidup, yaitu:
1. Orientasi Hidup yang salah
Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an QS. Al-Baqarah ayat 200, bahwa ada
di antara manusia yang orientasi hidupnya didunia hanya mengejar kenikmatan duniawi,
sehingga ia lupa bahkan tidak pernah memikirkan nasib hidupnya di akhirat kelak.
Hal ini sesuai dengan firman Allah QS. Al-Baqarah ; 200 ayat ini menjelaskan bahwa
ada sebagian di antara manusia yang berdo’a kepada Allah “ya Tuhan kami, berilah
kami kebahagiaan di dunia”. Maksudnya seseorang yang memohon kepada Allah apa
yang diharapkan didunia ini untuk menyenangkan hatinya, namun di sisi lain si
pemohon (orang yang berdo’a) tidak bermohon untuk kehidupan di dunia yang
khasanah, dan juga tidak berdo’a sesuatu apapun yang menyangkut akhirat. Oleh karena
itu, Allah mungkin akan mengabulkan permohonan mereka, tetapi tidak ada baginya
sedikitpun bagian yang menyenangkan di akhirat, karena dia tidak mengharapkannya
apalagi berusaha meraihnya.
Bertolak pada orientasi hidup semacam ini, maka karakteristik yang dimiliki
orang tersebut hanyalah; Obsesi mengejar kenikmatan dunia, Bertambahnya ambisi
untuk memperbanyak kesenangan hidup diduniawi, merasa senang atas apa yang
6
diperoleh dari kesenangan duniawi, merasa berat untuk berjuang dijalan Allah, dan
memandang kehidupan didunia sebagai satusatunya kehidupan dan dunia segala-
galanya.
2. Orientasi Hidup yang Benar Allah
Allah tidak menghendaki kehidupan manusia yang memberatkan, justru
sebaliknya yang dikehendaki Allah adalah kehidupan yang mudah.
Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Baqarah ; 256: “Tidak ada paksaan untuk
(memasuki) agama (islam); Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan
yang sesat. Karena itu Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut (syaitan dan apa saja
yang disembah selain Allah) dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah
berpegang kepada buhul tali yang Amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha
mendengar lagi Maha mengetahui”
Adapun jaminan Allah yang diberikan kepada orang-orang yang mengikuti jalan
yang benar maka ia akan dipermudah ketika menghadapi kesulitan, urusannya dijadikan
mudah oleh Allah, dihapus kesalahannya, disediakan surga yang luas seluas langut dan
bumi, Allah senantiasa bersama orang-orang yang taqwa, akan mendapat berkah dari
langit dan dari bumi, hidupnya tidak akan merasa takut dan sedih, hidupnya tidak akan
celaka dan tersesat, Allah akan menjadikan hidupnya di dunia dengan kebaikan dan
memberinya pahalayang besar di akhirat.
Uraian diatas telah menggambarkan jalan kehidupan di dunia yang harus dipilih oleh
setiap manusia sebagai makhluk Allah yang mulia, yaitu jalan yang benar dan jalan yang
salah. Untuk itu, maka Al-Qur’an menjelaskan tentang kehidupan di dunia yang harus
dilalui oleh setiap manusia, sehingga dia dapat meraih kesuksesan hidup didunia dan
akhirat sebagai berikut:
Manusia dituntut untuk melakukan pengembangan diri secara seimbang, antara aspek
spritualitas yang lebih mengarah untuk menjalin hubungan harmonis kepada Allah Yang
7
Maha Agung, juga pengembangan fungsi ilmu dan akal dalam rangkah untuk
memahamititah Allah dimuka bumi secara praktis. Dari kedua hal terebut akan membawa
manusia pada pola hidup yang seimbang, dan akan nampak sempurna diperkuat do’a
yang setiap saat selalu dibaca dalam QS.Al-Baqarah ; 201 “Dan di antara mereka ada
orang yang berdo’a: “Ya Tuhan Kami, berilah kami kebaikan dunia dan kebaikan di
akhirat dan pelihara lah kami dari siksa neraka”
Untuk itu, maka beberapa cara yang dapat dapat dilakukan oleh seseorang untuk meraih
keseimbangan duniawi dan ukhrowi, yaitu dengan memahami makna hidup, dan
memahami Al-Qur’an sebagai petunjuk hidup manusia, mengasah kepekaan hati masing-
masing, menghindari perbuatan yang mengarah pada kemaksiatan atau dosa.
Setiap manusia berhak dan layak untuk menggapai ketiga-tiganya dengan berbagai
cara. Maka dari itu, seseorang dapat memanfaatkan dan memaksimalkan potensi
pemberian Allah yang lainnya, seperti akal fikiran maupun panca inderanya.
Adapun cara yang dapat ditempuh dalam mencari, menggali, dan mengembangkan
ilmu pengetahuan melalui:
a. Panca Indera, seperti sama’ (pendengaran) yang biasanya bersifat verba, dan bashar
(penglihatan) yang biasanya menghasilkan ilmu pengetahuan.
e. Akal, kalbu atau fuad, seperti menangkap ayat-ayat Allah pada kejadian alam semesta.
Perhatikan firman Allah pada QS.Al-Baqarah ; 164 tentang penciptaan langit dan bumi,
8
yang didalamnya terdapat bergantinya malam dan siang, lautan yang dapat digunakan
untuk berlayar dan pemanfaat sumber daya alamnya, Allah menurunkan air dari langit
untuk menghidupkan manusia, hewan dan tanaman agar tidak mati, dan lain sebagainya.
a. seseorang yang mengandalkan ilmu pengetahuan yang luas, tetapi lemah iman dan
kepekaan emosionalnya, maka akan terjadi ketimpangan dan membuat hidupnya dalam
keadaan frustasi.
b.Seseorang yang memiliki iman dengan keyakinan yang kukuh, sedangkan ilmunya
tidak berkembang dan kepekaan emosional yang sangat rendah, maka akan membuat
seseorang mengalami kehidupan yang tidak mampu berbuat sesuatu.
c. Seseorang yang kepekaan emosionalnya kuat, namun tidak didasari dengan iman dan
ilmu.
9
BAB III
A. KESIMPULAN
Dari serangkaian penjelasan tentang “Manusia dan Kehidupan” ini dapat
disimpulkan bahwa Allah menjadikan manusia dari beberapa unsur penting seperti air
dan tanah, yang diberi bentuk. Dan terdapat beberapa potensi yang dimiliki manusia dan
kelebihannya atas makhluk lain diantaranya ialah, instink atau naluri, indera dan
perasaan, akal, agama, ilmu, bakat dan kecerdasan, nafsu dan berbagai dorongan, dan
karakter. Adapun Tujuan dan Fungsi Penciptaan Manusia melainkan untuk menyembah
Allah/beribadah sesuai jalan Allah, dan fungsinya ialah sebagai khalifatullah . Manusia
sebagai khalifatullah menempati posisi ganda (double position) diruang publik (public
sphere) yang sangat luas. Di satu sisi merupakan agen pencerahan, namun pada saat
bersamaan manusia justru menjadi agen kerusakan (al-fasid). Maka jalan kehidupan
didunia yang harus dipilih oleh setiap manusia sebagai makhluk Allah yang mulia yaitu
jalan yang benar atau jalan yang salah.
B. SARAN
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat
dibutuhkan oleh penulis untuk memperbaiki kualitas makalah ini.
10
DAFTAR PUSTAKA
11