4269-Article Text-12108-1-10-20231024

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 8

Prosiding Nasional Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi XVIII

Tahun 2023 (ReTII)


November 2023, pp. 267~274
ISSN: 1907-5995 ❒ 267

Identifikasi Bahaya Dan Penilaian Resiko (Ibpr) Pada Unit Peleburan


Timah Di Pt Menara Cipta Mulia Kecamatan Kelapa Kampit
Kabupaten Belitung Timur Provinsi Keplauan Bangka Belitung

Jesika Septiana Naema Oan*1, Andy Erwin Wijaya2, Bayurohman Pangacella Putra3
1Jurusan
Teknik Pertambangan, Intitut Teknologi Nasional Yogyakarta, Indonesia
Korespondensi : *[email protected], [email protected], [email protected]

ABSTRAK
PT Menara Cipta Mulia adalah perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan timah di
Kecamatan Kelapa Kampit, Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Salah satu
kegiatan utama yang di lakukan oleh PT Menara Cipta Mulia adalah kegiatan pengolahan berupa
peleburan dengan tingkat resiko dan keselamatan kerja yang tinggi sehingga menimbulkan potensi tidak
aman dan mengakibatkan kecelakaan kerja seperti terjadinya ledakan, percikan material panas, semburan
api, terpapar debu hingga tertimpa ingot. Dari kecelakan kerja yang ada pada proses peleburan tersebut
perlu adanya identifikasi potensi bahaya supaya mengetahui lebih jelas asal mula kecelakaan tersebut
terjadi lalu melakukan penilaian resiko dari kecelakaan yang ada apakah kecelakaan tersebut termasuk
kategori tinggi, sedang, atau rendah. Dan perlunya melalukan pengendalian resiko Untuk mengantisipasi
atau mengurangi kecelakaan yang ada pada proses peleburan tersebut. Maka dari itu diperlukan
identifikasi bahaya dan penilaian resiko pada kegiatan peleburan dengan menggunakan metode HIRADC
(Hazard Identification, Risk Assessment and Determining Control) yang bertujuan untuk mengidentifikasi
bahaya yang dapat ditimbulkan setiap pekerjaan dalam sebuah organisasi yang kemudian dilakukan
penilaian risiko dan pengendalian terhadap resiko tersebut. Hasil dari penelitian ini terdapat beberapa
potensi bahaya kecelakaan kerja yang ada di PT Menara Cipta Mulia seperti ledakan, percikan material
panas, semburan api, terpapar debu hingga tertimpa ingot .kemudian hasil dari penilaian resiko terdapat 3
kategori yaitu Tinggi, Sedang, Rendah. Sedangkan pengendalian dengan melakukan perbaikan pada
setiap alat yang digunakan dan bisa juga membuat alternatif yang memudahkan proses peleburan,
peningkatan penggunaan APD, peningkatan keamanan pada area operasional.
Kata kunci : Potensi bahaya, Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3), HIRADC

ABSTRACT
PT Menara Cipta Mulia is a company engaged in tin mining in Kelapa Kampit District, East
Belitung Regency, Bangka Belitung Islands Province. One of the things that is important in terms of
mining or more significant in terms of smelting activities is the condition of occupational safety and
health, namely conditions where workers can work safely and comfortably. In carrying out the smelting
process, the stages of the activity are not paid attention to, causing potential unsafe conditions and
resulting in work accidents such as explosions, splashes of hot material, bursts of fire, exposure to dust
and falling on ingots. From the work accidents that occurred in the smelting process, it is necessary to
identify potential hazards in order to find out more clearly the origin of the accident and then carry out a
risk assessment of the existing accident whether the accident is in the high, medium or low category. And
the need to carry out risk control to anticipate or reduce accidents that exist in the smelting process.
Therefore it is necessary to identify hazards and risk assessments in smelting activities using the HIRADC
(Hazard Identification, Risk Assessment and Determining Control) method which aims to identify the
hazards that can be caused by each job in an organization which is then carried out a risk assessment
and control of these risks. The results of this study are that there are several potential work accident
hazards at PT Menara Cipta Mulia. Then the results of the risk assessment are 3 categories, namely
High, Medium, Low. Meanwhile, control is carried out by making improvements to each tool used and
can also make alternatives that facilitate the smelting process, increase the use of PPE, increase security
in operational areas.
Keywords: Potential hazard, Occupational Safety and Health (K3), Hiradc

ReTII XVIII : 267 - 274


268

ReTII XVIII ISSN: 1907-5995 ❒

PENDAHULUAN
PT Menara Cipta Mulia adalah perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan timah di
Kecamatan Kelapa Kampit, Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Salah satu
yang penting dalam hal penambangan atau lebih signifikan dalam hal kegiatan peleburan adalah kondisi
keselamatan dan kesehatan kerja yaitu kondisi pekerja dapat bekerja dengan aman dan nyaman. Pada
dasarnya kecelakaan kerja disebabkan oleh dua faktor yaitu manusia dan lingkungan. Faktor manusia
yaitu tindakan tidak aman dari manusia seperti sengaja melanggar peraturan keselamatan kerja yang di
wajibkan dan kurang terampilnya pekerja itu sendiri. Sedangkan faktor lingkungan yaitu keadaan tidak
aman dari lingkungan kerja yang menyangkut antara lain peralatan atau mesin-mesin. Apabila dalam
melaksanakan pekerjaan terjadi kecelakaan, maka akan bertambah biaya pengeluaran, yang pada
akhirnya mengurangi keuntungan perusahaan. Dalam melakukan proses peleburan tahapan kegiatan
kurang diperhatikan sehingga menimbulkan potensi tidak aman dan mengakibatkan kecelakaan kerja
seperti terjadinya ledakan, percikan material panas, semburan api, terpapar debu hingga tertimpa ingot
Maka dari itu diperlukan identifikasi bahaya dan penilaian resiko pada kegiatan peleburan dengan
menggunakan metode HIRADC (Hazard Identification, Risk Assessment and Determining Control) yang
bertujuan untuk mengidentifikasi bahaya yang dapat ditimbulkan setiap pekerjaan dalam sebuah
organisasi yang kemudian dilakukan penilaian risiko dan pengendalian terhadap resiko tersebut. Rencana
luaran untuk pengendalian resiko pada PT Menara Cipta Mulia ini adalah dengan membuat dan
menambahkan rencana pengendalian resiko pada kegiatan peleburan. Untuk melancarkan proses produksi
serta mengurangi dan menghilangkan kerugian langsung maupun tidak langsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan aman dan lancar. Lalu dilakukan penilaian risiko (risk assessment) dengan cara memberi
penilaian pada tingkat resikonya dan membandingkan hasil akhirnya apakah nilai tersebut termasuk
kategori tingkat tinggi, sedang, dan rendah selanjutnya dilakukan pengendalian risiko (risk control)
dengan cara melihat secara langsung potensi yang terjadi dan mengamati serta memberikan solusi berupa
rencana luaran yang berkaitan dengan kegiatan smelter dan refining yang dapat dilakukan untuk
mengurangi bahaya yang terjadi.

METODE PENELITIAN
Metode pada penelitian ini adalah :
Studi Literatur
Studi literatur ini dilakukan sebelum melakukan penelitian yang memiliki beberapa tujuan, salah
satunya adalah mencari penelitian terdahulu mengenai identifikasi bahaya dan penilaian resiko dan juga
penelitian yang pernah dilakukan disekitar lokasi penelitian untuk menjadi acuan. dengan mencari bahan-
bahan pustaka yang menunjang, diperoleh dari perpustakaan, internet, laporang penelitian terdahulu, dan
informasi-informasi dari instansi terkait.
Penelitian Di Lapangan
Penelitian di lapangan dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap proses yang
terjadi, mewawancarai pembimbing lapangan mengenai keadaan di area peleburan tersebut serta
mengumpulkan data-data yang diperlukan.
Pengambilan Data
Untuk pengambilan data sendiri terbagi menjadi dua bagian yaitu data primer dan data sekunder.
Data Primer
Data primer adalah data yang di ambil langsung di lapangan saat kegiatan penelitian berlangsung.
1. Data hasil observasi potensi bahaya ,resiko pada tahapan peleburan
2. Data hasil wawancara kepada supervisor, Operator, mekanik, dan Bagian K3 terhadap kecelakaan
yang terjadi di area peleburan
3. Dokumentasi Lapangan
Data sekunder
Data sekunder adalah data pendukung dari data primer, data sekunder di dapat dari literatur dari
perpustakaaan , internet, atau arsip perusahaan itu sendiri.
1. Peta Kesampaian daerah Penelitian
2. Data Karyawan pekerja
3. Data peralatan APD
4. Data program K3

Identifikasi Bahaya Dan Penilaian Resiko (Ibpr) Pada Unit Peleburan Timah Di Pt Menara Cipta Mulia
Kecamatan Kelapa Kampit Kabupaten Belitung Timur Provinsi Keplauan Bangka Belitung.(Jesika
Septiana N.O)
269

❒ ISSN: 1907-5995
5. Data jadwal jam kerja Operasional
Pengolahan Data
Dari hasil pengambilan data yang telah di dapat pada survei di lokasi peleburan data-data tersebut
akan di lakukan penyusunan dengan metode HIRADC secara terperinci dari tahapan kegiatan peleburan,
potensi bahaya,resiko,penilaian resiko hingga pengendalian.
Analisis hasil
Dari data-data yang diperoleh selanjutnya diolah menggunakan metode HIRADC sehingga
didapatkan tingkat nilai resiko pada bahaya yang berpotensi timbul berupa ledakan, percikan material
panas, terpapar debu, terpapar udara panas hingga tertimpa ingot. Adapun data yang di analisis adalah
antara lain perbandingan nilai tingkat peluang dan resiko yang terjadi pada tahapan peleburan setelah
didapatkannya nilai akhir dari penilaian resiko tersebut baru di simpulkan bahwa nilai tersebut
tinggi,sedang, dan rendah.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dianalisa selanjutnya memberikan rekomendasi dengan pembuatan
tabel yang berisi pengendalian dan penilaian yaitu tingkat tinggi, sedang, dan rendah dari tahapan
peleburan.

HASIL DAN ANALISIS


Analisis Penilaian Resiko
Penilaian Resiko dilakukan dengan bertujuan untuk menentukan skala prioritas dalam melakukan
pencengahan bahaya terhadap risiko dari suatu pekerjaan.Definisi kemungkinan adalah nilai yang
menggambarkan kecenderungan terjadinya konsekuensi dari sumber resiko pada setiap tahapan pekerjaan
semisalnya apakah saat melakukan kegiatan peleburan tersebut karyawan memiliki kemungkinan terpapar
langsung pada kecelakaan atau insiden tersebut penialain resiko pada kemungkinan ini memiliki
tingkatan.
Tabel 1. Nilai Kemungkinan (likelihood)
Tingkat Nilai Penjelasan
1 Sangat jarang Secara teori insiden dapat terjadi tetapi secara nyata tidak
pernah terjadi atau belum pernah terjadi dimanapun

2 Kecil Kemungkinan kecil terjadi insiden biasanya tidak terjadi


Kemungkinan namun masih ada kemungkinan untuk terjadi insiden
setiap saat
3 Mungkin Mungkin terjadi insiden dan tidak terjadinya insiden
Terjadi memiliki kemungkinan yang sama
4 Sangat Mungkin Sangat Mungkin Terjadi
Terjadi
5 Hampir selalu Sangat mungkin atau hampir dapat dipastikan akan
terjadi terjadi pada setiap kesempatan

Kekerapan adalah seberapa sering resiko tersebut terpapar dengan karyawan cara penilaiannya bisa
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2. Nilai Kekerapan
Level Penjelasan
25 Beberapa karyawan terpapar beberapa kali dalam satu shift
20 - 24 Beberapa karyawan satu kali setiap shift
15 – 19 Dua atau tiga kali seminggu
10 – 14 Satu kali per bulan
5-9 Satu kali atau dua kali per tahun
0 Tidak pernah

Sedangkan keparahan adalah bahaya atau konsekuensi akibat yang timbul dari suatu proses yang
sedang berlangsung ataupun yang akan datang, serta keparahan juga bisa di artikan dengan suatu proses
analisa untuk menilai resiko serta mengidentifikasi tindakan-tindakan yang diperlukan guna
menghilangkan atau mengurangi resiko sehingga kondisi diatas dapat dikategorikan sebagai “Acceptable
Risk” (resiko yang diterima). Penilaian resiko pada tingkat keparahan ini dilakukan dengan cara melihat
apakah pada setiap kegiatan peleburan tersebut menimbulakan kecelakaan atau cidera pada karyawan.

ReTII XVIII : 267 - 274


270

❒ ISSN: 1907-5995
Tabel 3. Nilai Keparahan
Level Kriteria Penjelasan
1 Sangat ringan
Tidak terdapat cedera dan penyakit
2 Ringan
Cedera ringan, tergores, memar tenaga kerja dapat
langsung bekerja kembali
3 Sedang Cedera yang memerlukan perawatan medis dan tidak ada
hilang jam kerja lebih dari 1x24 jam
4 Berat Memerlukan tindakan medis lanjut/rujukan, cacat
permanen, amputasi, yang hilang jam kerja > 1x24 jam
5 Fatal Kematian, keracunan hingga luar area dengan efek
gangguan, aktivitas terhenti > 1 minggu, kerugian finansial
sangat besar
Penilaian Resiko pada Pemanasan Tanur Listrik
Pada kegiatan Pemanasan Tanur listrik ada dua kemungkinan potensi yang bahaya yang terjadi
akibat kurang di perhatikannya bahaya yang akan terjadi dan kurang memahami prosedur yang ada . pada
hasil Penilaian resiko kali ini terdapat 1 tingkat resiko low dan 1 tingkat resiko medium
Tabel 4. Penilaian resiko Pemanasan Tanur Listrik
1. PEMANASAN TANUR LISTRIK
Penilaian Risiko
NO Tahapan Pekerjaan Potensi Bahaya Risiko
Kemungkinan Kekerapan Keparahan Tingkat Risiko Pengendalian
1 Persiaapan
2 Penggunaan APD
Mengetahui cara
mengendalikan tegangan
Menghidupkan trafo listrik untuk suply listrik
3 Tersengat listrik luka bakar 3 5 3 3x5x3 = 45 (Medium) listrik tersebut , dan
tanur
melakukan sesuai prosedur
IK dan SOP
4 memasukan kokas kedalam tanur listrik Terjatuh dari ketinggian Patah tulang, luka 1 5 4 1x5x4 = 20 (low) di buatkan pagar pelindung

Penilaian Resiko pada Persiapan Umpan Tanur


Pada kegiatan Persiapan Umpan Tanur ada dua kemungkinan potensi yang bahaya yang terjadi
akibat kurang di perhatikannya bahaya yang akan terjadi dan kurang memahami prosedur yang ada . pada
hasil Penilaian resiko kali ini terdapat terdapat 1 tingkat resiko low dan 1 tingkat resiko medium.
Tabel 5. Penilaian Resiko Persiapan Umpan Tanur
2. PERSIAPAN UMPAN TANUR
Penilaian Risiko
NO Tahapan Pekerjaan Potensi Bahaya Risiko
Kemungkinan Kekerapan Keparahan Tingkat Risiko Pengendalian
1 Persiaapan
2 Penggunaan APD
membuat jalur tersendiri
Melakukan Penimbangan pada anthracite luka dan sesak untuk forklift agar tidak
3 Terjepit, terhidup debu 3 8 2 3x8x2 = 48 (Medium)
dan kapur nafas terjadi bahaya yang tidak di
inginkan

Terhirup debu, menghindari dari alat


Mengadukan material di lantai CMP luka dan sesak
4 tertabrak atau terbentur 1 8 2 1x8x2 = 16 (low) tersebut saat proses
menggunakan loader nafas
loader berlangsung

Penilaian Resiko pada Drop Charge


Pada kegiatan Drop Charge ada tiga kemungkinan potensi yang bahaya yang terjadi akibat kurang
di perhatikannya bahaya yang akan terjadi dan kurang memahami prosedur yang ada . pada hasil
Penilaian resiko kali ini terdapat 1 tingkat resiko yang low dan 2 tingkat resiko medium.
Tabel 6. Penilaian Resiko Drop Charge
3. DROP CHANGE
Penilaian Risiko
NO Tahapan Pekerjaan Potensi Bahaya Risiko
Kemungkinan Kekerapan Keparahan Tingkat Risiko Pengendalian
1 Persiaapan
2 Penggunaan APD
menerapkan jarak aman dan
memasukan material komposisi secara Patah Tulang, menggunakan alat pembantu
3 tertimpa material 4 5 4 4x5x2 = 40 (Medium)
bertahap ke dalam tanur sesak nafas yang cukup panjang saat
membuka jumbo bag
menghindari area tersebut
Menutup lubang tanur setelah material
4 terjadi ledakan luka bakar 4 5 3 4x5x3 = 60 (medium) dan Membuat penutup
komposisi dimasukkan kedalam tanur
lubang tanur secara otomatis
memahami cara mengatur
Melakukan pengaturan elektroda karbon elektroda karbon dan supply
5 tersengat listrik luka bakar 1 5 3 1x5x3 = 15 (low)
dan supply listrik listrik tersebut sesuai
kententuan IK dan SOP

Penilaian Resiko pada Peleburan

ReTII XVIII : 267 - 274


271

❒ ISSN: 1907-5995
Pada kegiatan Peleburan ada dua kemungkinan potensi yang bahaya yang terjadi akibat kurang di
perhatikannya bahaya yang akan terjadi dan kurang memahami prosedur yang ada . pada hasil Penilaian
resiko kali ini terdapat 1 tingkat low dan 1 tingkat resiko high.
Tabel 7. Penilaian Resiko Peleburan
4. PELEBURAN
Penilaian Risiko
NO Tahapan Pekerjaan Potensi Bahaya Risiko
Kemungkinan Kekerapan Keparahan Tingkat Risiko Pengendalian
1 Persiaapan
2 Penggunaan APD
Tegangan listrik yang
digunakan harus disesuaikan
Mengontrol penggunaan listrik panel dan terpapar gas panas, dan sesak nafas dan
3 1 8 3 1x8x3 = 24 (low) dengan standar yang sudah
elekroda karbon api luka bakar
di tentukan yaitu maksimal
8000 KVA
lebih menjaga jarak saat
melakukan kontrol dan pembersihan material tersentuh material yang
4 luka bakar 5 8 3 5x8x3 = 120 (high) pembersihan tersebut
yang mengeras/kerak panas
berlangsung

Penilaian Resiko pada Tapping Off


Pada kegiatan Tapping off ada empat kemungkinan potensi yang bahaya yang terjadi akibat kurang
di perhatikannya bahaya yang akan terjadi dan kurang memahami prosedur yang ada pada hasil Penilaian
resiko kali ini terdapat 2 tingkat resiko yang medium dan 2 tingkat resiko high.
Tabel 8. Penilaian Resiko Tapping Off
5. TAPPING OFF
Penilaian Risiko
NO Tahapan Pekerjaan Potensi Bahaya Risiko
Kemungkinan Kekerapan Keparahan Tingkat Risiko Pengendalian
1 Persiaapan
2 Penggunaan APD
dilakukan pengawasan saat
terhirup udara
Melakukan pengontrolan panel elektroda sesak nafas dan proses berlangsung dan
3 panas,asap mengepul 5 5 3 5x5x3 = 75 (high)
karbon agar suhu dalam tanur stabil luka bakar menerapkan sesuai prosedur
dan terkena api
IK Dan SOP
menggunakan alat pembantu
terhirup debu dan
4 Membuka penutup aliran material sesak nafas 5 5 2 5x5x2 = 50 (medium) yang cukup panjang seperti
terpapar udara panas
linggis atau besi panjang
menerapkan jarak aman dan
Mengeluarkan timah cair dan slag dari dalam
5 debu sesak nafas 5 5 2 5x5x2 = 50 (medium) melakukan sesuai prosedur
tanur
IK dan SOP
Mengalirkan timah cair dan slag melalui Menghindari area tersebut
terpapar udara panas,
6 syphon box ke bak penampungan yang 5 5 3 5x5x3 = 75 (high) saat proses pengaliran
terpecik material panas
berbeda Luka bakar menuju bak penampungan

Penilaian Resiko pada Flame Oven


Pada kegiatan Flame Oven ada tiga kemungkinan potensi yang bahaya yang terjadi akibat kurang
di perhatikannya bahaya yang akan terjadi dan kurang memahami prosedur yang ada pada hasil Penilaian
resiko kali ini terdapat 1 tingkat resiko low, 1 tingkat medium, 1 tingkat resiko high.
Tabel 9. Penilaian Resiko Flame Oven
6. FLAME OVEN
Penilaian Risiko
NO Tahapan Pekerjaan Potensi Bahaya Risiko
Kemungkinan Kekerapan Keparahan Tingkat Risiko Pengendalian
1 Persiaapan
2 Penggunaan APD
menerapkan pembatas jarak
aman saat penyemprotan api
3 Melakukan proses pencairan crude tin, dross terkena api luka bakar 5 5 3 5x5x3 = 75 (high)
menggunakan Portable
buner

dibuatnya penutup flame


oven secara otomatis saat
melakukan proses pembakaran pada lump semburan gas panas proses pembakaran tersebut
4 luka bakar 3 5 3 3x5x3 = 45 (medium)
dross dan api berlangsung dan melakukan
sesuai prosedur IK dan
SOP

Melakukan sesuai prosedur


5 Melakukan Pengurasan fine dross Terpapar debu sesak nafas 3 5 2 3x5x2 = 30 (low)
IK dan SOP

Penilaian Resiko pada Crystallizer


Pada kegiatan Crystallizer ada tiga kemungkinan potensi yang bahaya yang terjadi akibat kurang
di perhatikannya bahaya yang akan terjadi dan kurang memahami prosedur yang ada pada hasil Penilaian
resiko kali ini terdapat 2 tingkat resiko yang medium dan 1 tingkat resiko hig

Tabel 10. Penilaian resiko Crystallizer

ReTII XVIII : 267 - 274


272

❒ ISSN: 1907-5995
7. CRYSTALLIZER
Penilaian Risiko
NO Tahapan Pekerjaan Potensi Bahaya Risiko
Kemungkinan Kekerapan Keparahan Tingkat Risiko Pengendalian
1 Persiaapan
2 Penggunaan APD
Melakukan pengisian Umpan ke dalam terjepit,tertimpa dan Patah Tulang, melakukan sesuai prosedur
3 4 5 4 4x5x4 = 80 (high)
palong crystallizer Percikan material panas luka IK dan SOP
menerapkan batas jarak
terkenal percikan
4 Penyemrpotan Air ke palong crystallizer luka , melepuh 3 5 3 3x5x3 = 45 (medium) aman dan melakukan sesuai
material cair dan debu
prosedur IK dan SOP
menerapkan batas jarak
terpapar udara panas,
5 melakukan drossing luka bakar 4 5 3 4x5x3 = 60 (medium) aman dan melakukan sesuai
terpecik material cair
prosedur IK dan SOP

Penilaian Resiko pada Refining


Pada kegiatan Refining ada tiga kemungkinan potensi yang bahaya yang terjadi akibat kurang di
perhatikannya bahaya yangakan terjadi dan kurang memahami prosedur yang ada pada hasil Penilaian
resiko kali ini terdapat 2 tingkat resiko Tinggi dengan nilai presentase nya Tinggi 100%.
Tabel 11. Penilaian Resiko Refining
8. REFINING
Penilaian Risiko
NO Tahapan Pekerjaan Potensi Bahaya Risiko
Kemungkinan Kekerapan Keparahan Tingkat Risiko Pengendalian
1 Persiaapan
2 Penggunaan APD
menerapkan batas jarak
Memasukan umpan crude tin kedalam ketel luka bakar
3 terpercik timah cair 4 8 3 4x8x3 = 96 (high) aman dan melakukan sesuai
pemurnian ,melempuh
prosedur IK dan SOP
menerapkan batas jarak
terpecik timah cair , luka bakar, sesak
4 melakukan drossing/skimming 5 8 3 5x8x3 = 120 (high) aman dan melakukan sesuai
terhirup debu nafas
prosedur IK dan SOP

Penilaian Resiko pada Casting


Pada kegiatan Casting ada 1 kemungkinan potensi yang bahaya yang terjadi akibat kurang di
perhatikannya bahaya yang akan terjadi dan kurang memahami prosedur yang ada pada hasil Penilaian
resiko kali ini terdapat 1 tingkat resiko yang low.
Tabel 12. Penilaian Resiko Casting
9. CASTING
Penilaian Risiko
NO Tahapan Pekerjaan Potensi Bahaya Risiko
Kemungkinan Kekerapan Keparahan Tingkat Risiko Pengendalian
1 Persiaapan
2 Penggunaan APD

dilakukan pendinginan
terlebih dahulu dengan
luka bakar, patah
3 pengangkatan ingot dari cetakan tertimpa 1 5 4 1x5x4 =20(low) menggunakan blower dan
tulang
saat pengangkatan ingot
menggunakan pengait

Penilaian Resiko pada Pengolahan debu


Pada kegiatan Pengolahan Debu ada 1 kemungkinan potensi yang bahaya yang terjadi akibat
kurang di perhatikannya bahaya yang akan terjadi dan kurang memahami prosedur yang ada pada hasil
Penilaian resiko kali ini terdapat 1 tingkat resiko yang extreme.
Tabel 13. Penilaian Resiko Pengolahan Debu
10. PENGOLAHAN DEBU
Penilaian Risiko
NO Tahapan Pekerjaan Potensi Bahaya Risiko
Kemungkinan Kekerapan Keparahan Tingkat Risiko Pengendalian
1 Persiaapan
2 Penggunaan APD
Melakukan pengurusan debu pada menjaga jarak aman agar
terpapar debu dan
3 Regenarator dan colling tower serta dust sesak nafas 5 25 2 1x25x4 =250(extreme) tidak terpapar debu dan
udara panas
collector udara panas tersebut

Penilaian Resiko pada Stock Take


Pada kegiatan Stock Take ada 1 kemungkinan potensi yang bahaya yang terjadi akibat kurang di
perhatikannya bahaya yang akan terjadi dan kurang memahami prosedur yang ada pada hasil Penilaian
resiko kali ini terdapat 1 tingkat resiko yang extreme.
Tabel 14. Penilaian Resiko Stock Take

Identifikasi Bahaya Dan Penilaian Resiko (Ibpr) Pada Unit Peleburan Timah Di Pt Menara Cipta Mulia
Kecamatan Kelapa Kampit Kabupaten Belitung Timur Provinsi Keplauan Bangka Belitung.(Jesika
Septiana N.O)
273

❒ ISSN: 1907-5995
11. STOCK TAKE
Penilaian Risiko
NO Tahapan Pekerjaan Potensi Bahaya Risiko
Kemungkinan Kekerapan Keparahan Tingkat Risiko Pengendalian
1 Persiaapan
2 Penggunaan APD
3 Melakukan Proses stocktaking Debu sesak nafas 5 20 2 5x20x2 =200(extreme) penggunaan APD

Tabel 15. Persentase Tingkat pada kegiatan Smelting dan Refining


Tingkat Resiko Jumlah Resiko Persentase
Low 6 25%
Medium 9 37,5%
high 7 29,2%
Extreme 2 8,4%
Total 24 100%

KESIMPULAN
Dari Kegiatan Smelting dan Refining jumlah bahaya yang teridentifikasi sebanyak 24 potensi bahaya
dengan pembagian
a. Kegiatan Smelting terdapat 13 Potensi Bahaya
b. Kegiatan Refining terdapat 11 Potensi Bahaya
Hasil penilaian resiko pada kegiatan Semelting dan Refining adalah
a. Tingkat Resiko Low 25%
b. Tingkat Resiko Medium 37,5%
c. Tingkat Resiko High 29,2%
d. Tingkat Resiko Extreme 8,4%
Program pelaksanaan K3 yang diterapkan di PT. Menara Cipta Mulia adalah Evacuation Drill, Safety
Talk, Bulan K3 Nasional meskipun dalam pelaksanaannya belum dilakukan dengan efisien waktu yang
lebih baik.

UCAPAN TERIMA KASIH


Terima kasih kepada PT. Menara Cipta Muliakhususnya rekan-rekan mentor di Operasional
yang telah memberikan ilmu dan dukungan dalam proses penelitian, serta tim dosen Program Studi
Teknik Pertambangan Institut Teknologi Nasional Yogyakarta yang telah membimbing dalam pengerjaan
skripsi ini hingga selesai.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Adelita, E. O. 2019, Skripsi, Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Metode
Hazard Identification, Risk Assessment, And Risk Control (HIRARC) Di PT. Arga Wastu
Kabupaten Rembang Jawa Tengah, Yogyakarta: Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Yogyakarta
[2] Cipto, T. (2010). Analisis potensi bahaya dengan menggunakan metode job dafety analysis
(JSA) pada bagian produksi di PT PP Lonsum Indonesia (Skripsi, Universitas Sumatera Utara).
[3] Ghaisani. (2015). Identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko pada Proses
blasting di PT Cibaliung Sumberdaya Banten (Skripsi, Universitas Airlangga).
[4] Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 1827.K/30/MEM/2018 tentang
Pelaksanaaan Kaidah Teknik Pertambangan yang Baik, Jakarta.
[5] Keputusan Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral Nomor 185.K/37.04/DJB/2019 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Keselamatan
Pertambangan dan Pelaksanaan, Penilaian, dan Pelaporan Sistem Manajemen Keselamatan
Pertambangan Mineral dan Batubara
[6] Mukifin, M.A; Sutanto S; Suprapto S. 2017. Studi Karakteristik Mineralisasi Timah Primer
Tipe Endapan Greisen Blok Lembah Jambu, Tempilang, Bangka Barat, Kepulauan Bangka
Belitung. Prosiding Seminar Nasional Kebumian ke-10 Teknik Geologi UPN Veteran
Yogyakarta. Hal: 1149 – 1164.
[7] OHSAS 18001: 2007 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
[8] Pamapersada N. (1999). Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko, Jakarta: PT. Pamapersada
Nusantara

ReTII XVIII : 267 - 274


274

❒ ISSN: 1907-5995
[9] Roehan, K. R. A, Yaniar dan Desrianty, A. 2014, Usulan Perbaikan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Menggunakan Metode Hazard identification and
Risk Assesment (HIRA). Jurnal Online Institut Teknologi Nasional. Vol. 2, No. 2, Bandung:
Institut Teknologi Nasional bandung.
[10] Pangkey, F dan Malingkas G. Y. 2012, Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) pada Proyek Konstruksi di Indonesia. Jurnal Ilmiah Media
Engineering. Vol. 2, No. 2, Manado: Universitas Sam Ratulangi.

Identifikasi Bahaya Dan Penilaian Resiko (Ibpr) Pada Unit Peleburan Timah Di Pt Menara Cipta Mulia
Kecamatan Kelapa Kampit Kabupaten Belitung Timur Provinsi Keplauan Bangka Belitung.(Jesika
Septiana N.O)

Anda mungkin juga menyukai