4269-Article Text-12108-1-10-20231024
4269-Article Text-12108-1-10-20231024
4269-Article Text-12108-1-10-20231024
Jesika Septiana Naema Oan*1, Andy Erwin Wijaya2, Bayurohman Pangacella Putra3
1Jurusan
Teknik Pertambangan, Intitut Teknologi Nasional Yogyakarta, Indonesia
Korespondensi : *[email protected], [email protected], [email protected]
ABSTRAK
PT Menara Cipta Mulia adalah perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan timah di
Kecamatan Kelapa Kampit, Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Salah satu
kegiatan utama yang di lakukan oleh PT Menara Cipta Mulia adalah kegiatan pengolahan berupa
peleburan dengan tingkat resiko dan keselamatan kerja yang tinggi sehingga menimbulkan potensi tidak
aman dan mengakibatkan kecelakaan kerja seperti terjadinya ledakan, percikan material panas, semburan
api, terpapar debu hingga tertimpa ingot. Dari kecelakan kerja yang ada pada proses peleburan tersebut
perlu adanya identifikasi potensi bahaya supaya mengetahui lebih jelas asal mula kecelakaan tersebut
terjadi lalu melakukan penilaian resiko dari kecelakaan yang ada apakah kecelakaan tersebut termasuk
kategori tinggi, sedang, atau rendah. Dan perlunya melalukan pengendalian resiko Untuk mengantisipasi
atau mengurangi kecelakaan yang ada pada proses peleburan tersebut. Maka dari itu diperlukan
identifikasi bahaya dan penilaian resiko pada kegiatan peleburan dengan menggunakan metode HIRADC
(Hazard Identification, Risk Assessment and Determining Control) yang bertujuan untuk mengidentifikasi
bahaya yang dapat ditimbulkan setiap pekerjaan dalam sebuah organisasi yang kemudian dilakukan
penilaian risiko dan pengendalian terhadap resiko tersebut. Hasil dari penelitian ini terdapat beberapa
potensi bahaya kecelakaan kerja yang ada di PT Menara Cipta Mulia seperti ledakan, percikan material
panas, semburan api, terpapar debu hingga tertimpa ingot .kemudian hasil dari penilaian resiko terdapat 3
kategori yaitu Tinggi, Sedang, Rendah. Sedangkan pengendalian dengan melakukan perbaikan pada
setiap alat yang digunakan dan bisa juga membuat alternatif yang memudahkan proses peleburan,
peningkatan penggunaan APD, peningkatan keamanan pada area operasional.
Kata kunci : Potensi bahaya, Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3), HIRADC
ABSTRACT
PT Menara Cipta Mulia is a company engaged in tin mining in Kelapa Kampit District, East
Belitung Regency, Bangka Belitung Islands Province. One of the things that is important in terms of
mining or more significant in terms of smelting activities is the condition of occupational safety and
health, namely conditions where workers can work safely and comfortably. In carrying out the smelting
process, the stages of the activity are not paid attention to, causing potential unsafe conditions and
resulting in work accidents such as explosions, splashes of hot material, bursts of fire, exposure to dust
and falling on ingots. From the work accidents that occurred in the smelting process, it is necessary to
identify potential hazards in order to find out more clearly the origin of the accident and then carry out a
risk assessment of the existing accident whether the accident is in the high, medium or low category. And
the need to carry out risk control to anticipate or reduce accidents that exist in the smelting process.
Therefore it is necessary to identify hazards and risk assessments in smelting activities using the HIRADC
(Hazard Identification, Risk Assessment and Determining Control) method which aims to identify the
hazards that can be caused by each job in an organization which is then carried out a risk assessment
and control of these risks. The results of this study are that there are several potential work accident
hazards at PT Menara Cipta Mulia. Then the results of the risk assessment are 3 categories, namely
High, Medium, Low. Meanwhile, control is carried out by making improvements to each tool used and
can also make alternatives that facilitate the smelting process, increase the use of PPE, increase security
in operational areas.
Keywords: Potential hazard, Occupational Safety and Health (K3), Hiradc
PENDAHULUAN
PT Menara Cipta Mulia adalah perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan timah di
Kecamatan Kelapa Kampit, Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Salah satu
yang penting dalam hal penambangan atau lebih signifikan dalam hal kegiatan peleburan adalah kondisi
keselamatan dan kesehatan kerja yaitu kondisi pekerja dapat bekerja dengan aman dan nyaman. Pada
dasarnya kecelakaan kerja disebabkan oleh dua faktor yaitu manusia dan lingkungan. Faktor manusia
yaitu tindakan tidak aman dari manusia seperti sengaja melanggar peraturan keselamatan kerja yang di
wajibkan dan kurang terampilnya pekerja itu sendiri. Sedangkan faktor lingkungan yaitu keadaan tidak
aman dari lingkungan kerja yang menyangkut antara lain peralatan atau mesin-mesin. Apabila dalam
melaksanakan pekerjaan terjadi kecelakaan, maka akan bertambah biaya pengeluaran, yang pada
akhirnya mengurangi keuntungan perusahaan. Dalam melakukan proses peleburan tahapan kegiatan
kurang diperhatikan sehingga menimbulkan potensi tidak aman dan mengakibatkan kecelakaan kerja
seperti terjadinya ledakan, percikan material panas, semburan api, terpapar debu hingga tertimpa ingot
Maka dari itu diperlukan identifikasi bahaya dan penilaian resiko pada kegiatan peleburan dengan
menggunakan metode HIRADC (Hazard Identification, Risk Assessment and Determining Control) yang
bertujuan untuk mengidentifikasi bahaya yang dapat ditimbulkan setiap pekerjaan dalam sebuah
organisasi yang kemudian dilakukan penilaian risiko dan pengendalian terhadap resiko tersebut. Rencana
luaran untuk pengendalian resiko pada PT Menara Cipta Mulia ini adalah dengan membuat dan
menambahkan rencana pengendalian resiko pada kegiatan peleburan. Untuk melancarkan proses produksi
serta mengurangi dan menghilangkan kerugian langsung maupun tidak langsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan aman dan lancar. Lalu dilakukan penilaian risiko (risk assessment) dengan cara memberi
penilaian pada tingkat resikonya dan membandingkan hasil akhirnya apakah nilai tersebut termasuk
kategori tingkat tinggi, sedang, dan rendah selanjutnya dilakukan pengendalian risiko (risk control)
dengan cara melihat secara langsung potensi yang terjadi dan mengamati serta memberikan solusi berupa
rencana luaran yang berkaitan dengan kegiatan smelter dan refining yang dapat dilakukan untuk
mengurangi bahaya yang terjadi.
METODE PENELITIAN
Metode pada penelitian ini adalah :
Studi Literatur
Studi literatur ini dilakukan sebelum melakukan penelitian yang memiliki beberapa tujuan, salah
satunya adalah mencari penelitian terdahulu mengenai identifikasi bahaya dan penilaian resiko dan juga
penelitian yang pernah dilakukan disekitar lokasi penelitian untuk menjadi acuan. dengan mencari bahan-
bahan pustaka yang menunjang, diperoleh dari perpustakaan, internet, laporang penelitian terdahulu, dan
informasi-informasi dari instansi terkait.
Penelitian Di Lapangan
Penelitian di lapangan dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap proses yang
terjadi, mewawancarai pembimbing lapangan mengenai keadaan di area peleburan tersebut serta
mengumpulkan data-data yang diperlukan.
Pengambilan Data
Untuk pengambilan data sendiri terbagi menjadi dua bagian yaitu data primer dan data sekunder.
Data Primer
Data primer adalah data yang di ambil langsung di lapangan saat kegiatan penelitian berlangsung.
1. Data hasil observasi potensi bahaya ,resiko pada tahapan peleburan
2. Data hasil wawancara kepada supervisor, Operator, mekanik, dan Bagian K3 terhadap kecelakaan
yang terjadi di area peleburan
3. Dokumentasi Lapangan
Data sekunder
Data sekunder adalah data pendukung dari data primer, data sekunder di dapat dari literatur dari
perpustakaaan , internet, atau arsip perusahaan itu sendiri.
1. Peta Kesampaian daerah Penelitian
2. Data Karyawan pekerja
3. Data peralatan APD
4. Data program K3
Identifikasi Bahaya Dan Penilaian Resiko (Ibpr) Pada Unit Peleburan Timah Di Pt Menara Cipta Mulia
Kecamatan Kelapa Kampit Kabupaten Belitung Timur Provinsi Keplauan Bangka Belitung.(Jesika
Septiana N.O)
269
❒ ISSN: 1907-5995
5. Data jadwal jam kerja Operasional
Pengolahan Data
Dari hasil pengambilan data yang telah di dapat pada survei di lokasi peleburan data-data tersebut
akan di lakukan penyusunan dengan metode HIRADC secara terperinci dari tahapan kegiatan peleburan,
potensi bahaya,resiko,penilaian resiko hingga pengendalian.
Analisis hasil
Dari data-data yang diperoleh selanjutnya diolah menggunakan metode HIRADC sehingga
didapatkan tingkat nilai resiko pada bahaya yang berpotensi timbul berupa ledakan, percikan material
panas, terpapar debu, terpapar udara panas hingga tertimpa ingot. Adapun data yang di analisis adalah
antara lain perbandingan nilai tingkat peluang dan resiko yang terjadi pada tahapan peleburan setelah
didapatkannya nilai akhir dari penilaian resiko tersebut baru di simpulkan bahwa nilai tersebut
tinggi,sedang, dan rendah.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dianalisa selanjutnya memberikan rekomendasi dengan pembuatan
tabel yang berisi pengendalian dan penilaian yaitu tingkat tinggi, sedang, dan rendah dari tahapan
peleburan.
Kekerapan adalah seberapa sering resiko tersebut terpapar dengan karyawan cara penilaiannya bisa
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2. Nilai Kekerapan
Level Penjelasan
25 Beberapa karyawan terpapar beberapa kali dalam satu shift
20 - 24 Beberapa karyawan satu kali setiap shift
15 – 19 Dua atau tiga kali seminggu
10 – 14 Satu kali per bulan
5-9 Satu kali atau dua kali per tahun
0 Tidak pernah
Sedangkan keparahan adalah bahaya atau konsekuensi akibat yang timbul dari suatu proses yang
sedang berlangsung ataupun yang akan datang, serta keparahan juga bisa di artikan dengan suatu proses
analisa untuk menilai resiko serta mengidentifikasi tindakan-tindakan yang diperlukan guna
menghilangkan atau mengurangi resiko sehingga kondisi diatas dapat dikategorikan sebagai “Acceptable
Risk” (resiko yang diterima). Penilaian resiko pada tingkat keparahan ini dilakukan dengan cara melihat
apakah pada setiap kegiatan peleburan tersebut menimbulakan kecelakaan atau cidera pada karyawan.
❒ ISSN: 1907-5995
Tabel 3. Nilai Keparahan
Level Kriteria Penjelasan
1 Sangat ringan
Tidak terdapat cedera dan penyakit
2 Ringan
Cedera ringan, tergores, memar tenaga kerja dapat
langsung bekerja kembali
3 Sedang Cedera yang memerlukan perawatan medis dan tidak ada
hilang jam kerja lebih dari 1x24 jam
4 Berat Memerlukan tindakan medis lanjut/rujukan, cacat
permanen, amputasi, yang hilang jam kerja > 1x24 jam
5 Fatal Kematian, keracunan hingga luar area dengan efek
gangguan, aktivitas terhenti > 1 minggu, kerugian finansial
sangat besar
Penilaian Resiko pada Pemanasan Tanur Listrik
Pada kegiatan Pemanasan Tanur listrik ada dua kemungkinan potensi yang bahaya yang terjadi
akibat kurang di perhatikannya bahaya yang akan terjadi dan kurang memahami prosedur yang ada . pada
hasil Penilaian resiko kali ini terdapat 1 tingkat resiko low dan 1 tingkat resiko medium
Tabel 4. Penilaian resiko Pemanasan Tanur Listrik
1. PEMANASAN TANUR LISTRIK
Penilaian Risiko
NO Tahapan Pekerjaan Potensi Bahaya Risiko
Kemungkinan Kekerapan Keparahan Tingkat Risiko Pengendalian
1 Persiaapan
2 Penggunaan APD
Mengetahui cara
mengendalikan tegangan
Menghidupkan trafo listrik untuk suply listrik
3 Tersengat listrik luka bakar 3 5 3 3x5x3 = 45 (Medium) listrik tersebut , dan
tanur
melakukan sesuai prosedur
IK dan SOP
4 memasukan kokas kedalam tanur listrik Terjatuh dari ketinggian Patah tulang, luka 1 5 4 1x5x4 = 20 (low) di buatkan pagar pelindung
❒ ISSN: 1907-5995
Pada kegiatan Peleburan ada dua kemungkinan potensi yang bahaya yang terjadi akibat kurang di
perhatikannya bahaya yang akan terjadi dan kurang memahami prosedur yang ada . pada hasil Penilaian
resiko kali ini terdapat 1 tingkat low dan 1 tingkat resiko high.
Tabel 7. Penilaian Resiko Peleburan
4. PELEBURAN
Penilaian Risiko
NO Tahapan Pekerjaan Potensi Bahaya Risiko
Kemungkinan Kekerapan Keparahan Tingkat Risiko Pengendalian
1 Persiaapan
2 Penggunaan APD
Tegangan listrik yang
digunakan harus disesuaikan
Mengontrol penggunaan listrik panel dan terpapar gas panas, dan sesak nafas dan
3 1 8 3 1x8x3 = 24 (low) dengan standar yang sudah
elekroda karbon api luka bakar
di tentukan yaitu maksimal
8000 KVA
lebih menjaga jarak saat
melakukan kontrol dan pembersihan material tersentuh material yang
4 luka bakar 5 8 3 5x8x3 = 120 (high) pembersihan tersebut
yang mengeras/kerak panas
berlangsung
❒ ISSN: 1907-5995
7. CRYSTALLIZER
Penilaian Risiko
NO Tahapan Pekerjaan Potensi Bahaya Risiko
Kemungkinan Kekerapan Keparahan Tingkat Risiko Pengendalian
1 Persiaapan
2 Penggunaan APD
Melakukan pengisian Umpan ke dalam terjepit,tertimpa dan Patah Tulang, melakukan sesuai prosedur
3 4 5 4 4x5x4 = 80 (high)
palong crystallizer Percikan material panas luka IK dan SOP
menerapkan batas jarak
terkenal percikan
4 Penyemrpotan Air ke palong crystallizer luka , melepuh 3 5 3 3x5x3 = 45 (medium) aman dan melakukan sesuai
material cair dan debu
prosedur IK dan SOP
menerapkan batas jarak
terpapar udara panas,
5 melakukan drossing luka bakar 4 5 3 4x5x3 = 60 (medium) aman dan melakukan sesuai
terpecik material cair
prosedur IK dan SOP
dilakukan pendinginan
terlebih dahulu dengan
luka bakar, patah
3 pengangkatan ingot dari cetakan tertimpa 1 5 4 1x5x4 =20(low) menggunakan blower dan
tulang
saat pengangkatan ingot
menggunakan pengait
Identifikasi Bahaya Dan Penilaian Resiko (Ibpr) Pada Unit Peleburan Timah Di Pt Menara Cipta Mulia
Kecamatan Kelapa Kampit Kabupaten Belitung Timur Provinsi Keplauan Bangka Belitung.(Jesika
Septiana N.O)
273
❒ ISSN: 1907-5995
11. STOCK TAKE
Penilaian Risiko
NO Tahapan Pekerjaan Potensi Bahaya Risiko
Kemungkinan Kekerapan Keparahan Tingkat Risiko Pengendalian
1 Persiaapan
2 Penggunaan APD
3 Melakukan Proses stocktaking Debu sesak nafas 5 20 2 5x20x2 =200(extreme) penggunaan APD
KESIMPULAN
Dari Kegiatan Smelting dan Refining jumlah bahaya yang teridentifikasi sebanyak 24 potensi bahaya
dengan pembagian
a. Kegiatan Smelting terdapat 13 Potensi Bahaya
b. Kegiatan Refining terdapat 11 Potensi Bahaya
Hasil penilaian resiko pada kegiatan Semelting dan Refining adalah
a. Tingkat Resiko Low 25%
b. Tingkat Resiko Medium 37,5%
c. Tingkat Resiko High 29,2%
d. Tingkat Resiko Extreme 8,4%
Program pelaksanaan K3 yang diterapkan di PT. Menara Cipta Mulia adalah Evacuation Drill, Safety
Talk, Bulan K3 Nasional meskipun dalam pelaksanaannya belum dilakukan dengan efisien waktu yang
lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Adelita, E. O. 2019, Skripsi, Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Metode
Hazard Identification, Risk Assessment, And Risk Control (HIRARC) Di PT. Arga Wastu
Kabupaten Rembang Jawa Tengah, Yogyakarta: Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Yogyakarta
[2] Cipto, T. (2010). Analisis potensi bahaya dengan menggunakan metode job dafety analysis
(JSA) pada bagian produksi di PT PP Lonsum Indonesia (Skripsi, Universitas Sumatera Utara).
[3] Ghaisani. (2015). Identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko pada Proses
blasting di PT Cibaliung Sumberdaya Banten (Skripsi, Universitas Airlangga).
[4] Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 1827.K/30/MEM/2018 tentang
Pelaksanaaan Kaidah Teknik Pertambangan yang Baik, Jakarta.
[5] Keputusan Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral Nomor 185.K/37.04/DJB/2019 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Keselamatan
Pertambangan dan Pelaksanaan, Penilaian, dan Pelaporan Sistem Manajemen Keselamatan
Pertambangan Mineral dan Batubara
[6] Mukifin, M.A; Sutanto S; Suprapto S. 2017. Studi Karakteristik Mineralisasi Timah Primer
Tipe Endapan Greisen Blok Lembah Jambu, Tempilang, Bangka Barat, Kepulauan Bangka
Belitung. Prosiding Seminar Nasional Kebumian ke-10 Teknik Geologi UPN Veteran
Yogyakarta. Hal: 1149 – 1164.
[7] OHSAS 18001: 2007 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
[8] Pamapersada N. (1999). Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko, Jakarta: PT. Pamapersada
Nusantara
❒ ISSN: 1907-5995
[9] Roehan, K. R. A, Yaniar dan Desrianty, A. 2014, Usulan Perbaikan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Menggunakan Metode Hazard identification and
Risk Assesment (HIRA). Jurnal Online Institut Teknologi Nasional. Vol. 2, No. 2, Bandung:
Institut Teknologi Nasional bandung.
[10] Pangkey, F dan Malingkas G. Y. 2012, Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) pada Proyek Konstruksi di Indonesia. Jurnal Ilmiah Media
Engineering. Vol. 2, No. 2, Manado: Universitas Sam Ratulangi.
Identifikasi Bahaya Dan Penilaian Resiko (Ibpr) Pada Unit Peleburan Timah Di Pt Menara Cipta Mulia
Kecamatan Kelapa Kampit Kabupaten Belitung Timur Provinsi Keplauan Bangka Belitung.(Jesika
Septiana N.O)