Bangunan Air 1st Edition F Yiniarti Eka Kumala Full Chapter Download PDF
Bangunan Air 1st Edition F Yiniarti Eka Kumala Full Chapter Download PDF
Bangunan Air 1st Edition F Yiniarti Eka Kumala Full Chapter Download PDF
Kumala
Visit to download the full and correct content document:
https://ebookstep.com/product/bangunan-air-1st-edition-f-yiniarti-eka-kumala/
More products digital (pdf, epub, mobi) instant
download maybe you interests ...
https://ebookstep.com/product/tiger-check-automating-the-us-air-
force-fighter-pilot-in-air-to-air-combat-1950-1980-fino/
https://ebookstep.com/product/deja-l-air-fraichit-1st-edition-
florian-ferrier/
https://ebookstep.com/product/les-courants-d-air-1st-edition-
nathalie-bianco/
https://ebookstep.com/product/mengenal-bangunan-bangunan-masa-
kolonial-di-jakarta-octaviadi-abrianto-s-s-dr-iwan-hermawan-m-pd-
oerip-bramantyo-boedi-s-s-m-hum/
Penerapan Konsep Dekonstruksi pada Rancangan Arsitektur
Bangunan Museum Galih Prakasa
https://ebookstep.com/product/penerapan-konsep-dekonstruksi-pada-
rancangan-arsitektur-bangunan-museum-galih-prakasa/
https://ebookstep.com/product/penerapan-konsep-analogi-pada-
rancangan-arsitektur-bangunan-museum-muhammad-muslim/
https://ebookstep.com/product/wajah-bangunan-kolonial-di-kota-
gorontalo-dr-irfanuddin-wahid-marzuki/
https://ebookstep.com/product/vortex-visions-air-awakens-vortex-
chronicles-book-1-1st-edition-elise-kova/
https://ebookstep.com/product/filsafat-pendidikan-islam-sebuah-
bangunan-ilmu-islamic-studies-dr-sehat-sultoni-dalimunthe/
BANGUNAN AIR
Oleh:
F. Yiniarti Eka Kumala
~ penerbit itenas
Cetakan 1, 2019
1. Tajuk Subjek.
I. F. Yiniarti Eka Kumala II. Judul
627
ISBN: 978-602-53531-3-0
Penerbit Itenas,
Jl. PKH. Mustopha No.23 Bandung
Telp.: +62 22 7272215, Fax: +62 22 7202892
Email: [email protected]
KATA PENGANTAR
Bangunan air merupakan prasarana fisik yang diperlukan dalam pengelolaan dan
pembinaan sungai, yang pada umumnya dibangun di sungai dan berfungsi untuk
pemanfaatan, perlindungan, pengendalian dan pengembangan sumber daya sungai.
Bangunan irigasi meliputi seluruh bangunan pada jaringan irigasi yaitu bangunan-
bangunan yang diperlukan untuk mengalirkan, mengukur dan mengatur air sesuai
dengan kebutuhan, termasuk bangunan kelengkapannya
Pengetahuan mengenai bangunan irigasi dan bangunan air sangat diperlukan dalam
teknik hidraulik terutama bidang teknik sipil agar diperoleh gambaran mengenai
fungsi dan manfaat bangunan air di sungai dan selanjutnya agar dapat digunakan
sebagai dasar dalam merencanakan bangunan irigasi dan bangunan air khususnya
bendung dan bangunan kelengkapannya.
Oleh karena itu, mata kuliah "Bangunan Air" merupakan salah satu mata kuliah
terapan dalam bidang keairan yang diberikan pada Semester 6 di Fakultas Teknik
Sipil dan Perencanaan, Program Studi Teknik Sipil, Institut Teknologi Nasional
(Itenas ), Bandung.
Bahan ajar ini disusun dengan mengacu pada berbagai sumber penulisan (literature),
SNI, dan Kriteria Perencanaan yang berkaitan dan mampu memberikan informasi
yang memadai, sehingga akan mempermudah mahasiswa Itenas dalam mengikuti dan
memahami materi perkuliahan Bangunan Air .
Penulisjuga menyadari bahwa bahan ajar ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi
materi, susunan maupun tata bahasanya. Oleh karena itu perbaikan/koreksi dan
penyempumaan akan diberikan pada saat perkuliahan dilaksanakan.
Sebagai akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kepercayaan dan kesempatan kepada penulis untuk memberikan kuliah
Bangunan Air di Itenas. Semoga bermanfaat.
DAFI'ARISI 11
1. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tinj auan Mata Kuliah . 1
1. 3. Tujuan, Jenis dan Metoda . 2
2. BANGUNAN IRIGASI 5
2.1. Bangun.an Pengontrol . 5
2.1.1. Ambang Tajam 6
2.1.2. Bangunan Ambang Le bar . 7
2.1.3. Alat Ukur Parshall . 8
2.1.4. Alat Ukur Cipoletti . 9
2.1.5. Alat Ukur Romijn . 10
2.1. 6. Alat Ukur Crump de Gruyter . 11
2.1. 7. Pipa Sadap Sederhana . 12
2.1.8. Alat Ukur Constant Head Orifice (CHO) . 13
2.1.9. Pintu Sorong . 14
2.1.10. Pintu Skotbalk . 15
2.2. Bangunan Pembawa/ Pelengkap 16
2.2.1. Ban.gunan.Terjun . 16
2.2.2. Got Miring . 17
2.2.3. Ban..gunan.Silang . 18
3. DASAR-DASAR PERENCANAAN 21
3.1. Faktor Pertimbangan Desain 21
3 .2. Penentuan Tipe Bendung . 22
3.3. Bangun.an Kelengkapan Bendung . 23
3 .4. Debit Rencana . 25
3.5. Data Yang diperlukan 26
3. 6. Tahap Perencan.aan . 32
11
4 .1. 5. Tembok Pangkal dan Tembok Sayap . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 42
111
6.3. CaraPembilasan. 100
6.4. Kondisi Aliran.. .. .. 102
6.5. Dimensi Hidraulik Kantong Sediinen...................................................... 103
6.6. Kecepatan.Endap 106
6.7. Bangunan Kelengkapan dan Tata Letak.................................................. 107
6.8. Pemeriksaan Kinerja dan Nilai Fungsi 111
6.8.1. Efisiensi Pengendapan 111
6.8.2. Efektivitas Pembilasan................................................................. 113
LAMPIRAN - LAMPIRAN
.
lV
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 .
•
Bangunan Air pada Sistem Sungai
Lampiran 2 .. Bangunan Kelengkapan Bendung Tetap
Lampiran 3 Grafik-grafik Peredam Energi MDO/MDS/MDL
Lampiran 4 .
•
Grafik-graftk Peredam Energi USBR
Lampiran 5 Bangunan Pembilas Bawah dan Samping
Lampiran 6 .. Bangunan Pengendali Dasar Sungai
Lampiran 7 Bangunan Penangkap Sedimen
v
PENDAHULUAN
Beberapa bentuk usaha tersebut adalah melakukan pembangunan bangunan air, antara
lain bendung, bendungan dan lain-lain, yang lebih diprioritaskan guna penyediaan air
irigasi maupun untuk kebutuhan air baku bagi masyarakat banyak; pembangunan
bangunan-bangunan untuk pengendalian banjir, pembangunan jembatan sebagai sarana
penunjang dalam bidang transportasi.
Dengan demikian, bangunan air merupakan prasarana fisik yang diperlukan dalam
pengelolaan dan pembinaan sungai, yang pada umumnya dibangun di sungai dan
berfungsi untuk pemanfaatan, perlindungan, pengendalian dan pengembangan sumber
daya sungai. Sedangkan bangunan irigasi meliputi seluruh bangunan pada jaringan
irigasi yaitu bangunan-bangunan yang diperlukan untuk mengalirkan, mengukur dan
mengatur air sesuai dengan kebutuhan, termasuk bangunan kelengkapannya
Oleh karena itu, mata ku1iah "Bangunan Air" merupakan salah satu mata kuliah terapan
dalam bidang keairan yang diberikan pada Semester 6 di Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan, Program Studi Teknik Sipil, Institut Teknologi Nasional (Itenas),
Bandung.
Untuk memudahkan penguasaan materi dalam bahan ajar ini, mahasiswa harus sudah
memahami hidraulika dasar terutama mengenai aliran dalam saluran terbuka, hidrologi,
teknik sungai, irigasi, mekanika tanah dan teknik fundasi.
1
Materi yang disusun dalam bahan ajar ini direncanakan untuk diberikan dalam satu
semester dengan 16 kali pertemuan masing-masing pertemuan selama 2 x 50 menit.
Bahan Ajar ini sebaiknya dibahas secara berurutan, walaupun tidak menutup
kemungkinan untuk dipilih beberapa bah yang tidak berurutan, misalnya dalam
mempelajari bah tujuh mengenai bangunan air khusus, tidak hams dipelajari masalah
bangunan irigasi, perencanaan bendung tetap dan bangunan pengendali/pengelak
sedimen.
Bahan Ajar ini bertujuan memberikan pengetahuan terapan bagi mahasiswa Teknik
Sipil, Itenas dalam mempelajari bangunan air di sungai, secara khusus dibahas lebih
mendalam mengenai dasar-dasar perencanaan bendung tetap.
Apabila mahasiswa ingin memperdalam materi yang tersedia dalam bahan ajar ini,
dianjurkan untuk membaca/mempelajari buku referensi yang tercantum dalam daftar
pustaka.
Dengan demikan setelah mempelajari bahan ajar ini, mahasiswa diharapkan dapat:
1) mendapatkan gambaran umum mengenai fungsi dan manfaat bangunan air di
.
sungai,
2) menentukan kriteria perencanaan bangunan irigasi,
3) menentukan dasar-dasar perencanaan bangunan air,
4) membuat perencanaan hidraulik bendung tetap,
5) membuat perencanaan struktur bendung tetap,
6) menentukan kriteria dan merencanakan bangunan pengendali/mengelak sedimen,
7) memahami beberapa bangunan air khusus, antara lain bangunan saringan bawah,
bendung gerak, bendung karet dan bendung gerjaji.
Walaupun bahan ajar ini sudah diusahakan disusun dengan teratur tetapi tentu masih
banyak kekurangan baik dari segi materi, susunan maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu beberapa perbaikan/koreksi dan penyempurnaan akan diberikan pada saat
perkuliahan dilaksanakan. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, kritik, perbaikan
dan umpan balik dari pembaca sangat diharapkan.
2
5) melestarikan potensi dan pra sarana sungai,
6) mengamankan/menanggulangi kendala sungai,
Macam/jenis bangunan air ditinjau dari fungsinya dalam sistem sungai terbagi dalam
tiga kelompok:
1) Bangunan pemanfaatan, antara lain:
• bendung (bendung tetap/bendung gerak),
• bangunan sadap bebas,
• bendungan/waduk/embung
• pra sarana pompa,
• bangunan pembangkit tenaga air,
• bangunan navigasi,
• alur pengerukan.
2) Bangunan konservasi antara lain:
• dam penahan sedimen (Sabo Dam),
• pengendali/pelindung dasar sungai,
• pelindung tebing langsung
• sudetan,
• banjir kanal,
• pelindung tebing tak langsung/pengarah arus (krib),
• tanggul banjir,
• pelimpah banjir,
• bangunan pengatur sedimen,
• bangunan pembagi banjir,
• tanggul penutup,
• bangunan retensi banjir,
• bangunan pengendali pasang dan air asin.
3) Bangunan silang (pelintasan), antara lain:
• bangunan lintas atas sungai:
- jembatan,
- talang,
- pipa hisap.
• bangunan lintas bawah sungai:
- sifon,
- gorong-gorong,
- bangunan pipa.
3
4
BANGUNAN IRIGASI
Bangunan irigasi meliputi seluruh bangunan pada jaringan irigasi yaitu bangunan-
bangunan yang diperlukan untuk mengalirkan, mengukur dan mengatur air sesuai
dengan kebutuhan, termasuk bangunan kelengkapannya.
Kondisi hidraulik ini dimanfaatkan dalam perencanaan dan perancangan pintu-pintu air,
yang semuanya didasarkan pada sifat pengaliran yang sempurna. Jika tenyata aliran
yang terjadi adalah bukan aliran sempurna, biasanya dalam aplikasinya pintu-pintu
tersebut diberi tabel-tabel koreksinya.
5
2.1.1. Ambang Tajam
Alat uk:ur ambang tajam adalah bangunan pengukur yang konstruksinya terbuat dari
pelat dari bahan logam atau bahan lain dengan tebal 1- 2 mm. Bangunan ukur ambang
tajam baik untuk digunakan pada lokasi di mana dimungkinkan untuk memperoleh
perbedaan tinggi muka air udik dan hilir yang cukup sehingga kondisi aliran yang
terjadi selalu aliran sempurna.
8
Q=-.Cd.~2.g
15
e
.tg-.
2
( H+ a v; )Yi (av; )Yi
2.g
-
2.g
.
'
dimana:
Q debit
=
Cd = koefisien debit
Va= kecepatan datang (mis)
a = koefisien Coriolis
0 = sudut celah (O)
g = percepatan, gravitasi (m/s')
b = lebar ambang (m)
H = kedalaman air di atas mercu (m)
Perencanaan hidraulik ambang tajam trapesium, adalah penjumlahan dari ambang tajam
segitiga dan persegi panjang.
Tinggi muka air udik, H, diukur sebagai kedalaman air di atas mercu. Pengukuran harus
dilalrukan pada lokasi 3 h,naks sampai dengan 4 hinaks di udik ambang, dengan h,naks
adalah tinggi muka air udik maksimum yang diijinkan untuk mendapatkan hasil
pengukuran yang teliti.
6
8
T..
..1
Gambar 2.1 Ambang Taj am Segitiga
arah aliran
.. 1-2mm
I++-
Potongan A - A
Keterangan gambar:
B = lebar saluran (m)
H = tinggi muka air yang terukur (m)
p = tinggi mercu di atas dasar saluran (m)
Gambar 2.2 Ambang Tajam Segiempat
Perencanaan hidraulik:
Secara umum persamaan hidraulik ambang lebar sama dengan ambang tajam.
Tinggi muka air udik, hi, diukur sebagai kedalaman air di atas mercu. Pengukuran harus
dilakukan pada lokasi 3 h1naks sampai dengan 4 hinaks di udik ambang, dengan h1naks
adalah tinggi muka air udik maksimum yang diijinkan untuk mendapatkan basil
pengukuran yang teliti.
Kelebihan:
bentuk hidraulis fleksibel dan sederhana
konstruksi kuat, sederhana dan tidak mahal
7
benda hanyut dapat dilewatkan dengan mudah
eksploitasinya mudah
Kelemahan:
hanya dapat dipakai sebagai bangunan pengukur saja
pengukuran teliti hanya untuk kondisi aliran sempurna.
R>2 H1maks
r = 0.2 H maks
Kelebihan:
- mampu mengukur debit dengan kehilangan tinggi energi yang relatifkecil
- cukup teliti untuk kondisi aliran tenggelam
- benda hanyut mudah dilewatkan
- tidak mudah diubah-ubah oleh petani untuk mendapatkan air melebihi jatah
- tidak terpengaruh oleh kecepatan datang.
Kelemahan:
- pelaksanaannya harus teliti, relatif sulit dan mahal
- tidak mudah dikombinasikan dengan bangunan lain sehingga kurang cocok dipakai
untuk pintu sadap.
8
D
PLi\
·---8----F t G -.-
E
-
..
•
Ll'ff • Joor
• • •
• • •• •
•
LK
srcr 01\ L·L
Gambar2.4 Alat Ukur Parshall
Q = Cd CV~ Hgbh/.5
dimana:
Q = debit
Cd = koefisien debit
Va= kecepatan datang (m/s)
a = koefisien Coriolis
0 = sudut celah (O)
g = percepatan, gravitasi (m/s')
b = lebar ambang (m)
H = kedalaman air di atas mercu (m)
Kelebihan:
- bangunan sederhana dan mudah dibuat dengan biaya yang tidak terlalu mahal.
- jika diberi papan duga berskala liter, petani akan mudah mencek persediaan air
mereka.
9
Kelemahan:
- sedimentaasi terjadi di udik bangunan, benda-benda hanyut tidak mudah
dilewatkan, dapat menyebabkan kerusakan dan mengganggu ketelitian pengukuran
debit.
- tidak dapat mengukur debit jika muka airnya lebih tinggi dari celah pengukur.
- kehilangan energi besar, sehingga tidak cocok untuk daerah yang datar.
p~JOc111
tompok hulu
2 2 1.5
Q == Cd CV - -gbhl
3 3
Cd= 0,93 + 0, 10 H1/L
Dimensi standar yang umum digunakan:
Lebar, m H1 maks, m Debit, m3/s
0,50 0,33 0,000 - 0,160
0,50 0,50 0,030 - 0,300
0,75 0,50 0,040 - 0,450
1,00 0,50 0,050 - 0,600
1,25 0,50 0,070 - 0,750
1,50 0,50 0,080 - 0,900
10
Kelebihan:
- dapat mengukur debit sekaligus mengatur muka air
- dapat membilas sedimen halus
- kehilangan tinggi energi relatif kecil
- cukup teliti
- eksploitasinya mudah
Kelemahan:
- pembuatannya rumit dan mahal
- muka air di saluran harus cukup tinggi
- bisa dioperasikan oleh yang tidak berwenang
- peka terhadap fluktuasi muka air di saluran pengarah
..,........
~-o; i .J\..r----+ ahran
PIIJIOII
.I..,,.,
....
,., ,....,
Perencanaan hidrau1ik:
Q = Cd b w '12 g (hi - w)
di mana:
Q debit
= (m3Is)
Cd = koefisien debit ( 0,94)
b = lebar bukaan pintu (m )
w = tinggi bukaan pintu, m (< 0,63 m hi)
g = percepatan gravitasi (m/s")
hi = tinggi air di atas ambang (m)
11
Kelebihan:
- bangunan ini dapat mengukur sekaligus mengatur
- tidak ada masalah dengan sedimen
- eksploitasi mudah dan pengukuran teliti
- bangunan kuat
Kelemahan:
pembuatannya rumit dan mahal
biaya pemeliharaannya mahal
kehilangan tinggi energi cukup besar
ada masalah dengan benda-benda hanyut
potongan memanjana
iote
1ada bangunan stander p' 1 d at disetel
I
L 2 h, maks in u a
tan w s 0,63 h1 jembatan
-· - Ahl
w
P1
L.....:. _
perencanaan variabel
A. L peralihan pelebaran
..
·A
peralihan penyempitan leher
- -
I i
:
2h1 maka
~~~-~--- -
De
--- ----
111~ ---- ----
---- --
......... 1--' .--- -
bentuk .... ,, ••
alternatif
. ,, '
, . ,
--- - - ,
0,375 0,125 H1
aetengah 0,5
den ah
12
l!!P.:!! ,..,;10,1 M.A.• ""'ko o;, ~ "'°'t.Aoft
t~m:f~r.::·::-:··=-·=~~- ~ *'-' ...
pa Xf"'llos\
'. >O
"'"'!':ti.'···~~·,,. .
.bl.-'.\··'f"'.
z .t-:!!f".~!··:': .• ;··:' :~f:';",;
. .·. ... .. . . . . .. . . . .. . .. . . .. ..
~·4': •••• : • • • • • •
I • • • • • •
• • • •
• • •
. . . . . . . . . .. . . :
.. . ..... ..
. .
' . . .
Kelemahan:
pembuatannya hams teliti dan biayanya cukup mahal
eksploitasinya harus cermat
ada masalah dengan benda hanyut dan sedimentasi
kurang cocok untuk daerah yang bersedimen tinggi
13
.;
r- -----,
,--11
I .
I,- I I .
.
II
II
If
II II
I
- I
I
.
.•
I
l
:!J ~
..
I
.,,_,_,_,
·-·-·-· .
I
I
!
.
I
..
I
I
I
:
UI I
.
I
-·
OENAH
.
I
I
14
•
•
Perencanaan hidraulik:
3:3g b h t.s
1
di mana:
Q debit
=
Cd = koefisien debit
Cv = koefisien kecepatan datang
g = percepatan, gravitasi (m/s'')
B = lebar pintu (m)
hl = kedalaman air di atas mercu
Hl/L < 1,5
hl/(hl + p) < 0,35
Kelebihan:
konstruksi sederhana
biaya pembuatan murah
eksploitasi murah
15
Kelemahan:
hanya sebagai bangunan penguk:ur saja
ekploitasinya memerlukan minimum 2 orang
banyak memakan waktu
beda tinggi akibat penambahan/pengurangan balok cukup besar
penurunan muka air di udik cukup besar
mudah dioperasikan oleh orang yang tidak berwenang
mudah dicuri
1.311...---------------,.----.----,
L b
1.20 ,,,,
,, ,, /
/
/
~ /
~ 1.10
-
.Q
G>
t-r-.-,............-.-,............--,-..--,---,-.......,.--,--,----,.-"-t------t-------1;-
/
/
/
~
cG>
-
C/1 Jika I\ I (hi+ Pl) l: 0.35
pa.kai hi = Hi 0
e0
Bangunan terjun tegak digunakan jika perbedaan tinggi energi (dalam hal ini boleh
dianggap perbedaan dasar saluran) kurang dari 1,50 m. Jika lebih dapat digunakan
bangunan terjun miring,
~ z = (~ H + Hd)-Hl, dengan Hd 11,67 Hl
vu=-,,/2g~z
16
Fru = vu I --./ g yu
I
-· -----....-----------~~-
bagian pengontrol
H1 ye
t.H
am bang
UJUn
H.
\ i\(
\O(\C'o
bidang persamaan H,
Y,
panjang kemiringan
bulat r = 0,5 H, Lj
potongan u
alternalif peralihan
t.Z
panjang kemiringan
diperpendek
17
blok halang
ljok muka
-
- - - - - - - -
I
·!... -
;·
-- - - - - -
__ .r:>: -
,
--
-- - - - - - .~-
Ii
-- - -------
- .;:::: --------~
- - - - - - - J\.'
-!:.W'lj2 ~
\
den ah
Lp
potongan memanjang
kolam olak
Umumnya luas basah gorong-gorong lebih kecil dari pada luas basah saluran sebelah
udik dan hilirnya. Agar tidak ada masalah dengan benda-benda hanyut dan
mempermudah perhitungan hidraulik sebaiknya aliran yang terjadi di dalam gorong-
gorong adalah aliran terbuka.
. . . . - . - . - . . . . . - . - - - -•
gorong-gorong komposit tengge1am
C +·-·, 0 +·-i
~-~
• • •• •
I• • • • • • • • • • • • "' • • • • • • "'
' I I I
I • • • • • • • • • • • • •
• • • • • • • I
2) Talang
Talang adalah bangunan yang dibuat untuk melewatkan aliran di atas badan saluran
lain, di atas sungai, di atas badanjalan, jalan kereta api dan sebagainya yang mana
bangunan tersebut tidak boleh menjadi penghalang bagi lintasan yang dilewatinya.
Aliran yang terjadi dalam talang harus diusahakan aliran saluran terbuka, sehingga
berlaku hukum-hukum hidraulika saluran terbuka.
Talang dapat dibuat dari bahan beton, baja, kayu dan sebagainya asal dapat menahan
kebocoran. Agar konstruksi kuat, aliran yang terjadi diusahakan bukan aliran super
kritis dengan cara mengatur kemiringan dasar saluran talang.
Dari pengalaman, ruang jagaan minimum talang yang melintasi:
saluran intern 7 FB = Qs + 0,501n
saluran ekstern/sungai 7 FB = Q2s + 11,00 m
19
- _, I,.__
I I I I I I I I I I I I /:~ :
~-. -. - ..... ; I
- · <. ,. -~
' I •• 11
.1 I I ~
.
- .
'.,
\.'\'! i SP:,.. ;-.,-
· .I~ · - · - · - · - · - ~r.. . ::~·::L' ·.. ·. ::·f:: .· :... J::-:::lt§ ···-~
. .. .:.....
~
·.1::·... - . - . -t
-
I
•
.
I
I I
I 11\lllll
iiog';°n-
,'s_
~
~I -
'"'::%
~
I
i
j
L -
..t!:!ff Lp-
I
- ~1
~
0..
j
'
I
~
l.!iiiiB
.... ,:
.:.r.JL:.[JL:.[Jt:l'...U..J...1-.J-L.1~?,·
/ ::- . . ':
~ ~ 1 ~
____, _
•
donah
- 5~--bnAMO-- . -. -
Gambar 2.16 Talang
---
---
3) Siphon
Pada jaringan irigasi sistem terbuka, penggunaan siphon dianjurkan jika pemakaian
talang sudah tidak layak (dapat menjadi penghambat lintasan yang dilewatinya).
Perencanaan aliran dalam siphon menggunakan kaidah aliran dalam pipa, di mana
besarnya tekanan pada tiap titik dapat berbeda yang menyebabkan fluida dapat
mengalir.
Pada pintu masuk dan pintu keluar siphon harus diberi pintu pengontrol yang berfungsi
mengatur muka air agar kecepatan yang terjadi dalam siphon terjaga dengan baik
sehingga bahaya gerusan dan sedimentasi dapat dikurangi.
\,u::••.\
......
I SJJ \ ....... .. .,.,..., .............
•••
-
.-
• I
20
DASAR-DASAR PERENCANAAN
21
5) Faktor hidraulik dan angkutan sedimen yang diperlukan, meliputi:
(1) pola aliran kecepatan, arah, tekanan dan kemiringan pada walctu debit
besar (banjir), sedang, dan kecil;
(2) tinggi (kedalaman) dan lebar muka air pada waktu debit besar, sedang dan
kecil;
(3) potensi dan distribusi angkutan sedimen oleh sungainya sendiri, dan
materi yang mungkin terangkut mencakup jenis, ukuran dan bentuk yang
masuk ke jaringan pengairan;
(4) tinggi muka air pada debit desain.
6) Faktor geoteknik yang diperlukan adalah kondisi geoteknik tempat bangunan dan
sekitarnya dalarn kaitannya dengan:
(1) potensi terhadap gerusan dan atau erosi karena arus;
(2) potensi terhadap kestabilan baik alamiah maupun karena pengaruh
bangunan antara lain longsoran lereng atau tebing, daya dukung,
deformasi, rembesan dan lilruifaksi;
(3) tersedianya bahan bangunan di dekat dan di sekitar tempat bangunan;
(4) potensi kegempaan termasuk likuifaksi;
7) Faktor lingkungan yang perlu diperhatikan adalah :
(1) penggunaan lahan di tempat, di sekitar dan di daerah udik dan hilir
bangunan;
(2) kemungkinan pengembangan daerah udik dan hilir atau di sekitar
bendung;
(3) kemungkinan perubahan morfologi sungai di tempat, di udik dan hilir
bangunan;
(4) kemungkinan kemudahan dalam pelaksanaan pembangunan;
( 5) pengambilan material dari badan sungai atau pembuangan material ke
palung sungai;
(6) gangguan manusia atau gangguan alamiah lain.
22
ambang hilir, balok muka, balok lantai;
(2) bendung dengan peredam energi cekung masif atau bergigi;
(3) bendung dengan peredam energi berganda;
(4) bendung dengan peredam energi bertangga;
(5) bendung tanpa peredam energi;
(6) bendung tanpa peredam energi kolam loncat air;
(7) bendung dengan peredam energi jaring-jaring;
Pemilihan tipe peredam energi sangat bergantung antara lain kepada
faktor tinggi perribendungan, keadaan geoteknik tanah dasar (jenis batuan,
lapisan, kekerasan tekan, kekerasan abrasi, diameter butir dan
sebagainya), angkutan sedimen yang terbawa oleh aliran sungai,
kemungkinan degradasi yang akan terjadi di hilir bendung dan keadaan
aliran yang terjadi di peredam energi;
3) Tipe mercu atau kepala bangunan pelimpah yang digunakan sebagai bendung
tetap atau sebagai arribang gerak:
(1) bendung dengan pelimpah bentuk mercu bulat satu atau duajari-jari;
(2) bendung dengan pelimpah ambang lebar;
(3) bendung dengan pelimpah tipe khusus; dalam pemilihan tipe pelimpah
harus diperhatikan faktor-faktor koefisien dan kapasitas pelimpah, besar
debit desain dan tinggi muka air dan hilir yang akan terjadi, kemungkinan
terjadinya kavitasi, jenis dan volume angkutan sedimen yang terbawa
aliran, kemudahan cara pelaksanaan;
4) Kemiringan hilir tubuh bendung (bendung gerak, miring dan landai),
kemiringan tubuh bendung tergantung pada jenis angkutan sedimen yang
terbawa aliran, penghindaran kavitasi dan stabilitas bendung.
Title: Taikaviitta
Language: Finnish
Kirj.
Kálman Mikszáth
Suomentanut
Urho Kivimäki
1.
Terävin äly oli sentään herra Porossnokilla, sillä hän huomasi heti,
että kurutsipäällikkö tahtoi saada esimiehestä kaksisataa kultarahaa
ja että muulijuttu oli vain naljailua. Hän kalvoi esiin kukkaronsa,
tavanomaisen sukan, ja antoi kullan kulista. "Sata virheetöntä
kappaletta, ei kolikkoakaan enempää. Joko viemme kullan
mukanamme kotiin tai esimiehen. Riippuu teistä, urhon herra."
Isä Brunon ei tarvinnut olla koira, sillä se oli todellakin isä Litkei;
hänen jättiläishahmonsa voi jo kaukaa tuntea, — hänen
seuralaisensa eivät tosin olleet juhlakulkueväkeä, vaan turkkilaisia
sotilaita. Heitä johti Ali Mirze aga, se hirsipuujoudukas. "Hyvää
ehtoota, hyvää ehtoota", huusi hän ajaessaan matkalaistemme ohi,
"kuljetatteko hengenmiestä kotiin, te kelpo ihmiset? Niinpä mekin
omaamme."
Aga virnisteli, munkki Litkei toisteli Jeesuksen nimeä, isä Bruno
viittoili hänelle nenäliinallaan. "Sinutkin me kyllä lunastamme, rakas
poikani."
2.
"Hän on senaatissa."