Ekonomi Koperasi (Kelompok 3) .

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 20

BOOK CHAPTER

KOPERASI SEBAGAI UNIT USAHA YANG MEMPUNYAI


TUJUAN EKONOMI

DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 3 :
ADE FITRI (210904502005)
DIAN PRATIWI (210904501036)

PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2024
BAB I
PENDAHULUAN
Koperasi adalah suatu organisasi yang berbentuk badan hukum dan bertujuan
untuk melayani kepentingan bersama dengan menjalankan usaha bersama. Selain untuk
mencari keuntungan, kegiatan koperasi dimaksudkan untuk meningkatkan aktivitas dan
kesejahteraan finansial para anggotanya. ditangani secara efektif di dalam keluarga
untuk membangun landasan kerja yang produktif bagi semua pihak. Untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial, koperasi—yang merupakan organisasi
bisnis yang didirikan oleh, untuk, dan bersama para anggotanya—seharusnya
menawarkan peluang pengembangan bisnis baik bagi anggota individu maupun
masyarakat lokal secara luas. Karena koperasi adalah badan usaha, maka perlu
dibicarakan apa yang dimaksud dengan badan usaha, bagaimana koperasi berfungsi
sebagai badan usaha, dan bagaimana koperasi berbeda dengan jenis badan usaha
lainnya. Sebagai salah satu jenis organisasi komersial, koperasi memainkan peran
penting dalam memperkuat perekonomian lokal.
Di Indonesia, masyarakat sudah lama mengenal koperasi sebagai organisasi
ekonomi kerakyatan; bahkan Dr. Muhammad Hatta, seorang penganjur Republik
Indonesia, dianggap sebagai bapak koperasi Indonesia. Koperasi adalah badan usaha
koperasi yang bergerak dalam perekonomian. Biasanya, anggotanya berasal dari negara
dengan perekonomian lemah dan bergabung secara bebas atas dasar persamaan hak dan
tanggung jawab untuk menjalankan perusahaan yang dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan mereka. Salah satu cara yang efisien untuk mendorong pembangunan
ekonomi lokal (PEL) adalah melalui koperasi. Hal ini dilakukan sesuai dengan
fungsinya sebagai katalis akses pasar, peningkatan keterlibatan demokrasi, dan mesin
kemajuan ekonomi (Shava & Hofisi, 2019). Menurut studi CICOPA (2014), koperasi
manufaktur, pengrajin, dan penyedia jasa manufaktur di sejumlah negara di seluruh
dunia berkontribusi secara signifikan terhadap pembangunan melalui penciptaan
lapangan kerja jangka panjang dan keamanan di komunitas lokal serta dengan
menawarkan layanan yang menjawab permasalahan yang ada. kebutuhan masyarakat
umum. masyarakat, termasuk layanan sosial, kesehatan, dan pendidikan.
Karena koperasi dapat mendorong inklusi sosial, demokrasi, pertumbuhan
pendapatan, kesadaran lingkungan, dan pengaruh ekonomi yang besar terhadap
perekonomian global, koperasi juga diakui sebagai mitra penting dalam mencapai
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Iyer, 2020). Koperasi Indonesia merupakan
organisasi usaha pribumi yang merupakan perwujudan semangat dan karakter
masyarakat Indonesia yang sangat khas. Tanpa seorang pemimpin, operasi kelompok
tidak mungkin menjadi lebih baik.
Karena bisnis dimulai dan didanai oleh anggotanya, signifikansinya sebagai
bentuk lapangan kerja semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah peserta.
Karyawan akan dapat meningkatkan keselamatan kolektif melalui kolaborasi ini. Ada
kerja sama dan perlu mendorong perluasan perusahaan-perusahaan kecil di lingkungan
sekitar. Pemilik bisnis tidak perlu mengeluarkan banyak uang untuk menggunakan
layanan manajemen bisnis yang sesuai dengan kebutuhannya baik operasional maupun
lainnya. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan kecil yang saat ini beroperasi
diharapkan dapat berekspansi tanpa menghadapi kesulitan keuangan. Jumlah usaha di
hampir setiap kota juga akan dipengaruhi oleh meningkatnya pemahaman masyarakat
tentang pentingnya usaha serta kemudahan dalam memulai usaha.

BAB II
PEMBAHASAN

A. KOPERASI SEBAGAI BADAN USAHA


1. Pengertian Koperasi
Dalam bisnis, kolaborasi adalah sebuah gagasan. Istilah koperasi yang artinya
kerja sama, berasal dari kata koperasi. Koperasi peduli terhadap masyarakat sebagai
individu yang unik dan bagaimana mereka hidup dalam masyarakat. Individu
adalah makhluk sosial; mereka tidak dapat berfungsi sebagai satu kesatuan; mereka
memerlukan bantuan orang lain. Koperasi adalah kumpulan individu yang berbagi
tujuan atau keuntungan. Hasilnya, kolaborasi dilaksanakan oleh tim yang terdiri
dari individu-individu yang bekerja untuk mencapai tujuan bersama. Orang-orang
ini sekarang menjadi mitra bisnis. Landasan koperasi adalah gagasan kekeluargaan
dan gotong royong, khususnya untuk mendukung anggota yang membutuhkan
barang atau pinjaman untuk pembangunan. Dalam rangka memberdayakan
masyarakat menengah ke bawah sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945, koperasi
berupaya memajukan kesejahteraan masyarakat. anggotanya baik secara umum
maupun khusus. Mereka juga turut andil dalam pembentukan Tatanan
Perekonomian Nasional. Dalam pernyataan tujuan tersebut disebutkan bahwa
kerjasama meningkatkan kepekaan anggota terhadap permasalahan individu dan
masyarakat secara umum. Pernyataan di atas memuat gagasan bahwa kesejahteraan
karyawan merupakan agenda utama dalam kerjasama bisnis.
2. Koperasi Sebagai Badan Usaha
Salah satu kerjasama dalam kemitraan bisnis adalah organisasi yang
menggabungkan kerjasama menengah dengan para pemimpin dari berbagai
produsen dan pabrikan. Kolaborasi masih sangat penting. Ketika perusahaan-
perusahaan ini bekerja sama dengan baik dan mengikuti prinsip ekonomi yang
sama. Pintu tersebut akan digunakan untuk suatu konsep sistem yang berjalan
dengan baik, melalui kerjasama yang baik dan kombinasi yang baik, dalam
aktivitas, informasi dan teknologiBadan usaha adalah badan ekonomi dan hukum
yang menghasilkan keuntungan melalui tenaga kerja dan modal. Suatu badan usaha
harus didirikan untuk menjual atau mengoperasikan barang dan jasa tertentu,
memutuskan bagaimana memasarkan jasa yang akan diberikan, menetapkan dasar
dan harga jual jasa, mempekerjakan staf, mengatur secara internal,
mempublikasikan, dan memilih yang sesuai. jenis badan usaha. Bekerja sama
sebagai mitra bisnis mencakup hal-hal berikut: Sebuah bisnis harus: a) mengikuti
hukum dan prinsip-prinsip ekonomi yang sehat; b) mampu menghasilkan uang dan
membangun perusahaan dan organisasi yang lebih kuat; c) mampu memiliki dan
memanfaatkan jasa usaha; dan d) memerlukan sistem pengelolaan usaha yang
mencakup keuangan, teknologi, organisasi, dan informasi. Koperasi dilandasi oleh
keekonomian bisnis dan cita-cita koperasi dalam kapasitasnya sebagai badan
komersial. Terkait dengan kolaborasi, ada empat faktor utama yang perlu
diperhatikan untuk memenuhi tujuan bekerja sama sebagai mitra bisnis:
a. Status dan motif anggota koperasi
Anggota koperasi dianggap sebagai mitra usaha, pemilik dan pengguna.
Sebagai pemilik bisnis, merupakan kewajiban karyawan untuk melakukan
investasi atau membayar persyaratan bisnis. Namun, sebagai peserta Anda
harus memanfaatkan dukungan bisnis yang diberikan oleh kerja tim secara
maksimal. Satu-satunya faktor dalam kelompok kooperatif yang
mempengaruhi keberhasilan kelompok adalah para anggotanya. Pemilik
koperasi serta pengguna jasanya dianggap sebagai peserta koperasi. Sebagai
pegawai, anggota wajib ikut serta dalam anggaran koperasi dengan
membayar sejumlah yang disepakati, memberikan kewaspadaan dan
kontribusi yang sebesar-besarnya terhadap perjanjian Anggota, sedangkan
anggota sebagai nasabah atau pengguna wajib memberikan penggunaan
dana, jasa. dan fasilitas koperasi. Oleh karena itu, keanggotaan memegang
peranan penting dalam organisasi koperasi. Namun, beberapa anggota tidak
mampu menjalankan tanggung jawabnya untuk berperan aktif sebagai
konsumen atau pemilik. Kenyataannya, sering terjadi anggota koperasi tidak
menyadari tanggung jawab atau status mereka dalam organisasi.
Peningkatan keterlibatan anggota dapat dicapai melalui beberapa cara, yang
tentu saja disesuaikan dengan kebutuhan spesifik koperasi. Mengingat
betapa pentingnya keterlibatan anggota, organisasi koperasi harus
mengharapkan anggotanya diundang secara eksplisit untuk berpartisipasi
daripada menunggu mereka melakukannya. Calon anggota harus memenuhi
minimal dua syarat, yaitu:
- Calon anggota tidak lagi tergolong miskin, atau paling tidak, kepentingan
dan potensi ekonominya telah berubah.
- Berinvestasi pada usaha koperasi yang mempunyai potensi sangatlah
mudah karena calon anggota koperasi diharuskan memperoleh sejumlah
uang tertentu.
b. Kegiatan Usaha
Wiraswasta dapat dilakukan satu kali atau berkelanjutan. Manajemen
operasional dalam satu perusahaan adalah pengelolaan operasional pada
suatu industri atau bidang usaha tertentu. Manajemen operasional adalah
pengelolaan beberapa kegiatan usaha dalam satu atau lebih industri atau
sektor. Aspek terpenting dalam mengelola bisnis adalah: a) pertumbuhan, b)
potensi, dan c) kebutuhan karyawan. Bagi dunia usaha Indonesia, bidang
usaha didefinisikan dalam Pasal 43 Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992
yang menyatakan:
- Perusahaan yang terikat langsung dengan kepentingan anggotanya dalam
memajukan usaha dan kesejahteraan dikenal dengan istilah koperasi.
- Kebutuhan masyarakat umum yang bukan karyawan dapat dipenuhi
dengan meningkatkan kapasitas operasional. Perlu disebutkan bahwa
jumlah uang dan sumber daya yang tersedia untuk mendukung individu
yang terlibat adalah hal yang paling penting dalam hal kapasitas.
- Koperasi mengelola bisnis dan memainkan peran penting dalam banyak
aspek perekonomian lokal.
c. Permodalan Koperasi
Dalam arti terbatas, modal mengacu pada sejumlah uang tertentu atau
sejumlah uang tertentu yang digunakan untuk menutupi seluruh pengeluaran
perusahaan. Selain itu, modal mengacu pada semua persediaan baik material
maupun finansial yang dibutuhkan bisnis untuk beroperasi. Dua komponen
modal kerja adalah investasi dan kerja. Berikut adalah beberapa contoh dari
dua gaya yang sedang beraksi:
- Modal investasi adalah sejumlah uang yang ditanamkan atau digunakan
untuk membeli aset-aset operasional perusahaan yang tidak mudah
ditebus (tidak likuid), seperti real estat, peralatan tempat kerja, gedung,
mesin, dan sebagainya.
- Modal kerja adalah uang yang diinvestasikan oleh suatu bisnis pada
asetnya saat ini atau digunakan untuk mendanai operasi jangka
pendeknya, seperti membayar karyawan, pajak, tagihan listrik, dan
pembelian bahan mentah.
- Modal sendiri dan utang termasuk dalam pembahasan modal koperasi di
Indonesia. Simpanan Pokok para anggota, atau jumlah yang harus
dibayarkan setiap anggota kepada koperasi pada saat bergabung,
merupakan sumber ekuitas. Selama Anda masih menjadi anggota,
simpanan pokok ini tidak dapat diubah dan bersifat permanen.
- Simpanan wajib, atau sejumlah simpanan yang harus disumbangkan
anggota kepada koperasi dalam jangka waktu tertentu; penghematan ini
tidak harus sama. Selama seseorang masih terdaftar, mereka tidak dapat
mengakses tabungan yang diwajibkan tersebut.
- Dana cadangan adalah jumlah yang dipotong dari sisa keuntungan usaha
dan disisihkan untuk mengimbangi kerugian penting koperasi.
- Hadiah atau kontribusi adalah ketika seseorang memberikan uang atau
produk dengan nilai tertentu kepada orang lain tanpa mengharapkan
imbalannya.
- Pinjaman yang diperoleh melalui perjanjian kerjasama antar koperasi dari
koperasi lain atau anggotanya.
- Pinjaman bank dan lembaga keuangan lainnya yang dilakukan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan terkait.
- Penerbitan obligasi dan surat utang lainnya, khususnya uang yang
diterima sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku dari penerbitan
obligasi dan surat utang lainnya.
- Data tambahan yang relevan, termasuk pinjaman yang diambil dari
anggota tanpa diajukan ke penawaran publik.
d. Sisa Hasil Usaha
Pendapatan koperasi dari satu tahun fiskal dikurangi pengeluaran,
penyusutan, dan kewajiban lainnya, seperti pajak pada pembukuan terkait,
merupakan sisa hasil usaha koperasi. Dalam kaitannya dengan koperasi,
disebutkan bahwa sisa hasil usaha yang dihasilkan dalam suatu tahun
anggaran tidak hanya diberikan kepada anggota saja, tetapi juga
dipergunakan untuk keperluan yang besarnya peruntukannya ditentukan
dalam rapat. Kebutuhan tambahannya adalah sebagai berikut: 1) perumahan;
2) pendidikan; 3) pelayanan sosial; 4) pembangunan ruang kerja; dan e)
memenuhi kebutuhan pendidik, koordinator, dan peserta didik.
3. Macam-Macam Koperasi Badan Usaha
a. Badan Usaha Berdasarkan Kegiatan.
Berbagai macam kegiatan usaha dapat dilakukan oleh pelaku usaha.
Akibatnya, berbagai jenis bisnis dikategorikan berdasarkan operasinya
masing-masing. Menurut kegiatannya, kategori badan usaha berikut ini:
- Organisasi yang menjalankan usaha di bidang pertanian disebut Agraria.
- Pengembangan dan pengelolaan sumber daya alam merupakan domain
industri ekstraktif. Misalnya batu bara, hasil laut, dan lain sebagainya.
- Industri adalah proses mengubah sumber daya mentah menjadi barang
atau produk jadi. Misalnya industri pakaian jadi, sepatu, dan lainnya
- Layanan adalah perusahaan yang menawarkan layanan untuk memenuhi
permintaan kliennya. Misalnya angkutan barang atau jasa angkutan.
- Perdagangan adalah penjualan produk tanpa mengubah bentuknya.
Misalnya, perdagangan mungkin terjadi.
b. Badan Usaha Berdasarkan Kepemilikan Modal
Memiliki modal menawarkan banyak keuntungan ketika memulai bisnis.
Suatu perusahaan tidak dapat berfungsi secara efektif tanpa modal yang
cukup. Pemilik suatu perusahaan menentukan bagaimana perusahaan
tersebut dijalankan.
- Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yaitu badan usaha yang dimiliki
langsung oleh negara dengan menggunakan uang yang diambil dari
cadangan negara.
- Badan Usaha Milik Swasta (BUMS), yaitu badan usaha yang bermodal
korporasi dan menjadi milik swasta. Pemerintah dari negara lain atau
pemerintah dari negara lain mungkin terlibat dalam hal ini.
- Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), istilah yang mengacu pada usaha
yang dimiliki oleh pemerintah daerah.
- Perusahaan yang modalnya dimiliki baik oleh pemerintah maupun
swasta disebut dengan badan usaha campuran.
c. Badan Usaha Berdasarkan Wilayah Negara
Anda dapat mengkategorikan badan usaha berdasarkan negara.
Penggolongan jenis ini terlihat dari sumber permodalannya. Jenisnya
tercantum di bawah ini:
- Badan usaha penanaman modal dalam negeri, yaitu badan usaha yang
beroperasi di dalam negeri dan memperoleh pendanaan dari sana.
- Badan usaha asing, yang sering disebut dengan penanaman modal asing,
adalah perusahaan yang menjalankan usahanya di dalam negeri namun
sumber pendanaannya berasal dari luar negeri.
4. Bentuk Badan Usaha di Indonesia
Kami sering menggunakan berbagai jenis dokumen bisnis, termasuk PT, CV, dan
Perum. Beberapa bentuk bisnis yang ada di Indonesia antara lain sebagai berikut:
a. Koperasi
Koperasi adalah salah satu jenis organisasi komersial yang didirikan
berdasarkan konsep kekerabatan. Tujuan dibentuknya asosiasi ekonomi ini
adalah untuk mendapatkan keuntungan bersama. Koperasi adalah
perusahaan (atau organisasi ekonomi) yang dimiliki dan dijalankan oleh
para anggotanya untuk melayani kepentingan bersama di pasar. Ini
menyatakan perekonomian menjadi mandiri, demokratis, dan terbuka.
Koperasi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1) pemilik koperasi dapat
berupa orang perseorangan atau badan hukum; 2) rapat anggota
memutuskan kewenangan dan kebijakan koperasi; 3) rapat anggota adalah
rapat anggota; 4) Pengurus bertugas mengelola koperasi; 5) Anggota
bertanggung jawab atas segala kewajiban dan risiko yang timbul; f) koperasi
mempunyai perangkat organisasi; 6) merupakan lembaga ekonomi; 7)
berfungsi sebagai; 8) berfungsi untuk meningkatkan sumber daya manusia
di masyarakat; 9) bekerja sebagai sekutu m) Modal sendiri dan hutang
merupakan modal koperasi.
b. BUMN (Badan Usaha Milik Negara)
- Perjan (perusahaan lowongan).
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) meliputi Perjan,
suatu badan usaha milik negara. Perjanjian tersebut bertujuan untuk
memberdayakan masyarakat dengan memberikan pelatihan dan
pendidikan. Hal ini dilakukan dengan sedikit pertimbangan terhadap
keekonomian, kemanjuran, sensitivitas, atau kualitas layanan. BUMN
saat ini belum memiliki kontrak. Tidak ada usaha yang boleh dijadikan
lintasan karena usaha tersebut sebelumnya telah bertransformasi menjadi
badan hukum atau badan usaha. Contoh umum dari perjalanan panjang
adalah perjalanan menjadi seorang pemilik bisnis.
- Persero (Persahaan Tanggung Jawab).
Badan Usaha Milik Negara adalah perseroan terbatas publik. Perusahaan
mengejar keuntungan dengan memiliki seluruh atau sebagian saham
(minimal 51%) kepemilikan atas Negara Republik Indonesia. Ketika
merelokasi seseorang, menteri memindahkan orang tersebut ke presiden,
dengan mempertimbangkan berbagai keadaan.
- Perum (Perusahaan Umum)
Perum merupakan badan usaha milik pemerintah sepenuhnya. Perum
ingin menyediakan barang dan jasa yang berguna dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam operasional perusahaan, manajemen umum juga harus
mempertimbangkan kualitas dan profitabilitas. Anggaran harus disusun
melalui konsultasi dengan presiden, menteri keuangan, dan badan usaha
milik negara. Bersama Menteri Keuangan dan Menteri Teknis, Menteri
Badan Usaha Milik Negara menyampaikan komentarnya kepada Presiden
setelah membahas hal-hal mendasar. Perum memfasilitasi perdagangan
dengan menawarkan produk dan layanan premium kepada masyarakat
umum dengan biaya yang wajar. Hal ini masih dapat dicapai dengan
memanfaatkan sistem bisnis yang efektif. Perusahaan gadai dan
perusahaan transportasi adalah dua contohnya.
c. BUMS (Badan Usaha Milik Swasta)
- BUMS merupakan suatu badan usaha milik negara, sesuai dengan
namanya. Tujuan pengembangan BUMS adalah memaksimalkan utilitas.
BUMS hadir dalam dua rasa: nasional dan internasional. Kategori BUMS
berikut ini dapat digunakan untuk mengelompokkannya berdasarkan
kegunaannya:
- Kepala Staf Vennootschap CV adalah pengaturan di mana dua orang atau
lebih menciptakan kemitraan, dengan beberapa anggota memiliki
tanggung jawab tidak terbatas dan yang lain memiliki tugas terbatas. CV
dipisahkan menjadi dua kelompok: pasif (terbatas) dan aktif (saling
melengkapi).
- Bisnis yang dimiliki oleh satu orang disebut sebagai perusahaan swasta
(PO). Anggaran kecil, variasi item dan volume produksi yang luas,
jadwal kerja yang padat, dan teknologi manufaktur yang maju menjadi
ciri sebagian besar PO. Perusahaan atau perusahaan yang dimiliki,
dijalankan, dan dikendalikan oleh individu dikenal sebagai perusahaan
swasta. Oleh karena itu, masyarakat menaruh perhatian pada operasi dan
bahaya bisnis.
- Firma (Fa) perusahaan adalah organisasi yang terdiri dari satu atau lebih
individu yang bekerja sama untuk menjalankan bisnis bersama dengan
tujuan mendapatkan keuntungan dari Bisnis Tersebut. Agaknya,
perusahaan mempekerjakan minimal dua orang. Para peserta ini akan
bertanggung jawab kepada dunia usaha dan menyediakan dana yang
ditentukan dalam akta pendirian perusahaan.
- Perseroan Terbatas (PT) merupakan badan usaha yang dilindungi
undang-undang yang modalnya berupa saham. Seseorang dapat
digolongkan sebagai pemilik PT jika ia mempunyai jumlah uang yang
besar. Selama masa PT, pemilik saham dapat menjualnya kepada orang
lain. Hal ini menunjukkan bahwa besar kemungkinan suatu perusahaan
akan menjadi pemilik tanpa perlu melakukan penggabungan atau
reorganisasi. Karena PT ditentukan oleh durasinya, maka diperlukan
setidaknya dua orang untuk membuatnya.
- Usaha bersama Joint venture merupakan kemitraan antara beberapa
perusahaan dari berbagai negara yang pada akhirnya bergabung menjadi
satu perusahaan untuk mencapai stabilitas perekonomian. Perusahaan
patungan harus berstatus hukum PT atau Terbatas di bidangnya.
Perusahaan patungan ini didirikan oleh Direksi dengan tujuan untuk
memperdagangkan saham.

B. KEWIRAUSAHAAN KOPERASI
Pemilik bisnis adalah seseorang yang dapat mengamati dan menilai beberapa
aspek perusahaan, memperoleh data yang diperlukan untuk mengoptimalkan
profitabilitas, dan membuat keputusan yang tepat untuk menjamin kesuksesan,
menurut Merdith dkk. (1984). Pemilik bisnis cenderung optimis, berorientasi pada
tujuan, dan bermotivasi tinggi untuk mengambil risiko yang diperhitungkan untuk
mencapai tujuan mereka. Namun demikian, mereka juga termasuk orang-orang
yang enggan dan kurang mampu menyuarakan pendapatnya ketika ada sesuatu
yang perlu dilakukan.
Tidak setiap pilihan dibuat melalui trial and error; sebaliknya, setiap
kemungkinan bisnis telah diperiksa secara menyeluruh dan informasi penting telah
dikumpulkan sebelum keputusan diambil. Selain itu, dibandingkan dengan
kebanyakan orang, wirausahawan termasuk wirausaha kolaboratif memiliki
kepribadian dan atribut yang berbeda. Sifat-sifat dan sifat-sifat karakter tersebut
dijelaskan sebagai berikut: a) memiliki rasa harga diri yang kuat; b) berorientasi
pada tujuan, berorientasi pada keuntungan, gigih, dan bertekad untuk bekerja keras;
c) mampu mengambil risiko yang diperhitungkan dan mengambil keputusan
dengan cepat; d) mempunyai jiwa kepemimpinan dan keinginan untuk mampu
menanggapi kritik dan saran; e) berdaya cipta, kreatif, dan rajin; f) mengawasi masa
depan.
Menurut Hendar dan Kusnadi (1999), kewirausahaan kolaboratif ditandai
dengan sikap mental positif dan komitmen bekerja sama untuk memenuhi
kebutuhan aktual dan meningkatkan kesejahteraan bersama melalui inisiatif
inovatif, pengambilan risiko, dan kepatuhan pada prinsip identitas kolaboratif.
Selain itu, ada beberapa unsur definisi yang perlu diperhatikan, seperti penjelasan
sebagai berikut: Collaborative Entrepreneurship adalah sikap mental yang baik
dalam berusaha bekerja sama. Hal ini berarti bahwa mereka yang terlibat dalam
kewirausahaan kolaboratif, atau kewirausahaan kolaboratif, perlu bersiap untuk
mengusulkan organisasi kolaboratif, termasuk koperasi dan perusahaan lain.
perusahaan harus dilakukan secara kooperatif dalam arti bahwa setiap usaha
perusahaan koperasi harus memperhatikan kebutuhan para anggotanya.
Mengadopsi ide-ide inovatif, atau mencari, menemukan, dan memanfaatkan
peluang yang ada demi kebaikan bersama, adalah tanggung jawab utama
kewirausahaan kooperatif (Drucker, 1988). Seseorang tidak hanya harus bertindak
kreatif ketika meluncurkan sebuah perusahaan, namun juga ketika perusahaan
tersebut beroperasi bahkan ketika sebuah perusahaan koperasi mengalami
kegagalan.
Sekaligus meluncurkan perusahaan untuk memungkinkan koperasi
berkembang dengan cepat dan menghasilkan pendapatan. Kemudian, segera setelah
usaha koperasi itu berjalan, paling tidak agar koperasi itu dapat tetap
menyelenggarakan usaha koperasi dengan lancar. Kegiatan inovatif selama periode
menurunnya upaya bersama, atau stagnasi, jauh lebih penting. Agar koperasi dapat
memasuki siklus hidup yang baru pada saat itu diperlukan kewirausahaan koperasi.
Pengusaha harus berani mengambil peluang. Hal-hal yang diharapkan tidak selalu
sesuai dengan kenyataan yang ada di muka bumi karena dunia penuh dengan
ketidakpastian. Oleh karena itu, diperlukan wirausahawan yang berani mengambil
peluang untuk menghadapi tantangan seperti ini. Wajar saja, penerimaan risiko
seperti itu dilakukan setelah melalui pertimbangan yang matang.
Dalam sebuah perusahaan, risiko tidak memenuhi ekspektasi dapat meningkat
karena strategi bisnis yang lebih fokus pada pasar internal. Karena kerja sama
internal didasarkan pada anggota organisasi, hal itu memungkinkan mereka semua
menjadi mitra. Karena itu, masuk akal jika para anggota tidak dapat menghalangi
kerja sama satu sama lain. Bahkan dalam kasus kegagalan operasional, risikonya
akan dibagi, menghasilkan risiko yang relatif rendah untuk setiap peserta. Namun,
jika strategi bisnis lebih fokus pada pasar eksternal, seperti Kubernetes, risiko
kegagalan akan sama dengan yang dihadapi pelanggan. Dibandingkan dengan
tingkat partisipasi angkatan kerja yang sebagian besar terkonsentrasi pada pasar
dalam negeri, kondisi saat ini memiliki tingkat partisipasi angkatan kerja yang lebih
besar. Prinsip identitas koperasi, yang mengharuskan keanggotaan baik sebagai
karyawan maupun kadang-kadang sebagai pelanggan, harus dijunjung tinggi oleh
manajemen koperasi.
Prioritaskan kepedulian karyawan agar mereka mau berpartisipasi aktif dalam
kerja tim. Karena itu, pekerja kolaboratif memiliki kewajiban untuk meningkatkan
layanan dengan menyediakan berbagai kebutuhan kepada anggota. Tujuan utama
dari setiap perusahaan koperasi adalah untuk memenuhi kebutuhan anggotanya dan
meningkatkan rasa persahabatan mereka. Tantangan yang dihadapi oleh seorang
wirausahawan kolaboratif, cukup jelas, cukup berat karena banyaknya pemangku
kepentingan dalam ekosistem kolaboratif, termasuk karyawan, perusahaan
patungan, anggota masyarakat setempat, dan lain-lain. Kadang-kadang, mitra bisnis
mengalami kesulitan dengan pengaturan kepentingan antara masing-masing
organisasi. Jika dia lebih fokus pada bisnis kooperatif, dia tentu perlu
memperhatikan pasar eksternal, yang akan mengurangi jumlah bantuan yang dia
terima dari pasangannya.
Sebaliknya, ketika orientasi terjadi dalam organisasi dan setiap individu
dihargai, kolaborasi berubah menjadi sebuah tugas. Anggota yang beroperasi ada di
kalangan pengurus, birokrat, dan katalisator yakni orang-orang yang mempunyai
kepedulian terhadap pengembangan koperasi di antara para anggota. Motivasi dan
perilaku yang berbeda terdapat dalam berbagai bentuk usaha koperasi, yang pada
akhirnya menentukan tingkat efektivitas yang berbeda-beda.

C. KOPERASI SEBAGAI SISTEM EKONOMI


Koperasi adalah struktur ekonomi yang berbeda dalam sistem ekonomi,
sebagaimana dibuktikan oleh aspek sosial dan ekonomi dari identitas mereka.
Namun tidak dapat disangkal bahwa koperasi merupakan produk kelompok sosialis
yang mengembangkan sistem perekonomian, khususnya Owen, King, Howarth,
Raiffeisen, dan Schulze. Namun pada kenyataannya, kerja sama tidak hanya
terbatas pada badan usaha milik negara saja; sebaliknya, ini lebih sering merupakan
jenis koreksi kesalahan di mana suatu sistem dibangun dengan menggabungkan
upaya ekonomi dari orang-orang yang mempunyai kepentingan dalam kegiatan
ekonomi tertentu. Kolaborasi tidak berpusat pada penelitian laboratorium yang
mendukung tuntutan pelaku ekonomi yang memiliki minat yang sama.
Bekerja sama tidak selalu harus mengikuti pedoman UMKM. Koperasi juga
dapat digunakan untuk menciptakan usaha skala besar berdasarkan modalitas yang
dapat dihasilkan dari individu-individu yang menjadi anggota koperasi karena
adanya insentif finansial yang kuat. Penjual yang kooperatif, misalnya, bertujuan
untuk mengasah keterampilannya agar memperoleh kualitas yang lebih tinggi,
waktu pengiriman yang lebih cepat, dan harga yang lebih kompetitif. Selain itu,
koperasi yang mengelola operasional petani, nelayan, dan individu lain dengan
desain sistemik serupa memiliki peraturan unik yang berfungsi sebagai konvensi
bagi para pelaku ekonomi yang bertanggung jawab atas operasional tersebut.
Diantaranya adalah sistem yang menekankan bagaimana koperasi tidak hanya
berfungsi sebagai entitas komersial tetapi juga sebagai pembangkit ekonomi yang
dapat diciptakan secara sistematis untuk membantu mereka yang tidak memiliki
landasan finansial yang kuat. Oleh karena itu, kolaborasi tidak dianggap sebagai
alat untuk mencapai tujuan, melainkan sebagai aktivitas ekonomi. Di luar prinsip-
prinsip ekonomi juga terdapat prinsip-prinsip panduan koperasi. Koperasi berbeda
dari kelompok lain karena tujuan khusus, sasaran, dan bahkan seperangkat
aturannya. Meskipun istilah "kerjasama" mempunyai banyak arti yang berbeda,
pada dasarnya istilah ini mengacu pada penciptaan suatu sistem yang dirancang
untuk mengantisipasi berbagai jenis distorsi yang dapat mengancam stabilitas
perekonomian dunia.

D. KOPERASI SEBAGAI GERAKAN EKONOMI


Kebanyakan kapitalis di Rochdale terlibat dalam gerakan perlawanan rakyat
yang mereka dukung dengan membangun modal dan memperkuat pasar. Tujuan
dari program ini adalah untuk membangun jenis perekonomian baru yang berfokus
pada kebutuhan masyarakat dan bukan fokus pada kekuatan pasar dan nilai mata
uang yang ditawarkan oleh kapitalisme. Gerakan ekanami kerakyatan berupaya
memenuhi kebutuhan mereka yang tergabung dalam suatu kelompok dan
diterapkan sedemikian rupa sehingga bermanfaat bagi mereka sebagai pelaku usaha
yang merugikan dirinya sendiri atau sebagai pelaku hasil usaha yang merugikan
masyarakat. Informasi tersebut di atas mengarah pada kesimpulan bahwa kerjasama
semacam ini tidak mengikuti formalitas perusahaan. Lebih tepatnya, kerja sama
merupakan strategi ekonomi yang didasarkan pada kebutuhan masyarakat umum.
Faisal Basri (2009) membahas konsep kolaborasi sebagai cara menata sumber
daya masyarakat kurang mampu dalam konteks pertumbuhan ekonomi. Bekerja
sama bukanlah solusi ajaib untuk meluncurkan sebuah perusahaan; sebaliknya, hal
ini merupakan sebuah taktik untuk melemahkan kemampuan masyarakat khususnya
di daerah pedesaan untuk melawan pengaruh modal yang semakin berkurang.
Secara umum, gagasan pengelolaan koperasi berkaitan dengan pengelolaan yang
membentengi tiga pilar ekonomi berikut:
a. Peningkatan output yang membantu meningkatkan efisiensi dan
produktivitas; perluasan koperasi diperkirakan akan memperkuat sistem
yang bergantung pada sumber daya lokal. Kemajuan teknologi
memungkinkan perbaikan manufaktur yang lambat sambil mempertahankan
standar kualitas yang lebih tinggi. Dimungkinkan untuk menghitung biaya
produksi secara bersamaan. Yang lebih penting lagi, jumlah output yang
dihasilkan oleh industri yang berasal dari luar negeri tidak berpengaruh
terhadap UKM.
b. Mendirikan "serikat buruh rakyat" sebagai wadah UMKM. Tidak mungkin
bagi UKM untuk hanya menerima kendala kapitalisme. Biaya pengumpulan
yang tinggi akan menurunkan harga output UKM, memungkinkan UKM
untuk memiliki bagian yang lebih besar dari hasil. Jalur distribusi yang
efisien juga akan menetapkan harga barang yang lebih rendah di ambang
konsumen dan harga yang lebih tinggi di ambang UMKM.
c. Untuk menjamin distribusi uang mendekati nol (lintas kecamatan dan
kabupaten/kota, bahkan lintas provinsi), dukung lembaga keuangan mikro
(LKM) dan bentuk LKM induk (perusahaan induk).
Pengembangan koperasi secara menyeluruh sangat diselaraskan dengan
potensi masyarakat, baik potensi sumber daya manusia (SDM) maupun sumber
daya ekonomi lainnya, dengan menjadikan koperasi sebagai gerakan ekonomi
kerakyatan. Dengan kata lain, mereka memanfaatkan koperasi yang dimilikinya
untuk menunjukkan keunggulan komparatifnya dengan menyesuaikannya dengan
kebutuhan lingkungan sekitar. Diasumsikan bahwa keunggulan kompetitif yang
berpotensi berdampak pada perekonomian lokal dan perekonomian kelompok
secara keseluruhan dapat dicirikan sebagai keunggulan komparatif dalam
pengelolaan ekonomi.
Selain terkena dampak negatif dari berbagai faktor terkait dengan
menurunnya pertumbuhan ekonomi, salah satu faktor dominan yang berdampak
negatif terhadap kondisi kerja sama di Indonesia adalah kurangnya penekanan pada
kerja sama dalam launching proyek sebagai upaya meniru upaya kerja sama negara
lain. Koperasi Indonesia lebih cenderung lemah di sektor bisnis dibandingkan di
sektor manufaktur, sehingga tidak memungkinkan bagi mereka untuk memberikan
kontribusi yang signifikan kepada anggota yang bergerak di bidang manufaktur
atau penjualan. Selain itu, bagi anggota yang memerlukan model untuk ditarik
untuk digunakan. Karena fakta bahwa kerjasama bisnis yang mendasarinya adalah
kerjasama bisnis daripada kerjasama kredit, kebutuhan kredit bisnis kemungkinan
akan menjadi lebih besar.
E. KOPERASI SEBAGAI BADAN USAHA
Koperasi berfungsi sebagai organisasi bisnis selain sebagai penggerak
perekonomian. Mereka mencapai hal ini terutama dengan mengatur beragam
sumber daya keuangan untuk penciptaan barang dan jasa. Koperasi diharapkan
dapat memainkan kedua peran tersebut gerakan ekonomi dan badan usaha serta
mampu menghadapi distorsi pasar dan menciptakan keseimbangan dengan
menggunakan prinsip-prinsip usaha yang benar secara ekonomi. Mereka juga
diharapkan mampu menciptakan efisiensi karena tingginya efisiensi dan
ketergantungan terhadap tenaga manusia anggotanya sebagai pemilik dan
pelanggan. Terakhir, koperasi didukung oleh kekuatan sumber daya ekonomi
lainnya, antara lain modal, posar, mesin, dan metode. Menurut Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 1992, koperasi adalah badan hukum korporasi yang mendasarkan
kegiatan usahanya pada pengurusan koperasi, dengan anggota rapat, pengurus, dan
pengawas yang merupakan tim pengurus koperasi. Koperasi adalah badan usaha
yang terdaftar berdasarkan undang-undang ini.
Kaitannya dengan akibat, sebagai badan usaha yang terikat pada batasan-
batasan kepemilikan seperti akta pendirian, timah, TDP, SIUP, dan sebagainya.
Status hukum koperasi juga sama dengan badan usaha ini. Selain itu, kerja sama
sebagai mitra bisnis perlu dievaluasi berdasarkan beberapa karakteristik utama,
yang meliputi: 1. Bisnis didirikan dimiliki oleh anggota yang bersedia mengambil
sikap menentang masalah ekonomi bersama. 2. Faktor ekonomi yang sama
dipengaruhi oleh salah satu faktor ekonomi yang berkaitan dengan faktor sosial
yang dipengaruhi oleh sikapselingi tolong menolong. 3. Kerja sama didasarkan
pada kemauan untuk membangun usaha bersama di tingkat individu dan kelompok.
4. Didirikan koperasi didasarkan pada sumber daya ekonomi yang dapat diakses
oleh setiap anggota, antara lain sumber daya manusia, modalitas, pasar, jaringan,
dan sumber daya lain yang sesuai. 5. Mekanisme yang didasarkan pada rapt
anggota kerja sama harus diikuti dengan cermat untuk mendorong dan memelihara
kerja sama. 6. Saat memulai usahanya, tujuan utama kerja sama tersebut adalah
untuk mendukung dan meningkatkan kepentingan ekonomi para anggotanya.
Status koperasi sebagai badan usaha memiliki kedudukan yang sama dengan
badan usaha lainnya, seperti usaha, CV, PT, dan lain sebagainya. Karena itu, saat
memulai bisnis, biasanya ada prinsip-prinsip bisnis yang luas yang perlu diikuti
untuk memulai usaha koperasi dan, akibatnya, menerapkan prinsip-prinsip
koperasi. Karena itu, bisnis meluncurkan tiga aktivitas utama di dalam aktivitas
mikro, termasuk produksi, konsumsi, dan distribusi total, sebagai cara untuk
menangani masalah ekonomi anggota secara efektif. Produk keluarga produsen
(RTP) merupakan kegiatan yang menghasilkan berbagai produk, baik barang
maupun jasa. Tujuan utama kerja sama dalam memulai kegiatan produksi adalah
untuk memenuhi kebutuhan atau konsumsi para pihak yang terlibat, selain sebagai
penyeimbang terhadap kondisi ekonomi yang berdampak buruk terhadap modalitas
tersebut. Ketika terlibat dalam kegiatan produksi, individu bersama-sama
melakukan dua jenis kegiatan konsumsi. Karena kelompok konsumen (RTK) dapat
membeli produk dan jasa akibat penundaan pekerjaan yang terjadi dalam aktivitas
distribusi atau pertukaran RTP, teknik ini dapat meningkatkan permintaan
konsumen terhadap barang dan jasa. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat menciptakan
Baru dalam bentuk pasar, yang terdiri dari sumber daya yang dikonsumsi serta
kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dengan berbagai cara yang cenderung
menimbulkan masalah dengan berbagai distorsi yang mengakibatkan pasar yang
terus-menerus dipengaruhi oleh status keuangan penjual.
Karena kemampuannya mempertahankan keempat peran tersebut di atas,
kerja sama sebagai sistem ekonomi akan dapat memanfaatkan sepenuhnya potensi
perekonomian untuk mencapai tujuan utama dari sistem kerja sama tersebut, yaitu
meningkatkan perekonomian anggota, khususnya masyarakat umum. Untuk
mencapai semua tujuan tersebut, sangat penting bagi peserta mako untuk
memobilisasi berbagai kemitraan.

KESIMPULAN
Koperasi merupakan salah satu bentuk organisasi yang memiliki tujuan
ekonomi. Dalam konteks ini, koperasi bertujuan untuk meraih keuntungan dan
pertumbuhan ekonomi bagi anggotanya. Beberapa poin penting yang dapat diambil
sebagai kesimpulan adalah:
1. Kerjasama: koperasi didasarkan pada prinsip kerjasama antar anggota.
Dengan bekerja sama, anggota dapat memperoleh manfaat ekonomi yang
lebih besar daripada jika mereka beroperasi secara individu.
2. Kepemilikan bersama: anggota koperasi memiliki hak kepemilikan dan
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. Keuntungan yang dihasilkan
juga dibagikan secara adil sesuai dengan kontribusi masing-masing anggota.
3. Diversifikasi bisnis: koperasi dapat beroperasi di berbagai sektor ekonomi,
seperti pertanian, perdagangan, keuangan, dan industri. Diversifikasi ini
membantu mengurangi risiko dan meningkatkan stabilitas ekonomi
4. Peningkatan kesejahteraan: koperasi bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan anggotanya melalui kegiatan ekonomi yang berkelanjutan dan
efisien.
5. Peran sosial: selain aspek ekonomi, koperasi juga berperan sosial dalam
memperkuat masyarakat dan memajukan kesejahteraan bersama.
Oleh karena itu, koperasi tidak hanya mencari keuntungan semata, tetapi juga
membangun solidaritas dan keberlanjutan ekonomi bagi anggotanya.

DAFTAR PUSTAKA
Arnawa, G. (2014). Manajemen Koperasi Menuju Kewirausahaan Koperasi. Jurnal
Manajemen, 1(1), 1-12.
CICOPA. (2014). Cooperatives As Builders of Sustainable Development: Applied to
Industrial, Artisanal and Service Producers’ Cooperatives.
Deller, S., Hoyt, A., Hueth, B., & Sundaram-Stukel, R. (2009). Research on the
economic impact of cooperatives. University of Wisconsin Center for
Cooperatives, 231(2209), 232-3.
Fajriati, V. (2023). Upaya Koperasi Unit Desa (KUD) Mitrayasa Dairy Dalam
Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Desa Pagerageung
Menurut Perspektif Islam (Doctoral dissertation, Institut Agama Islam
Latifah Mubarokiyah).
Halilintar, M. (2018). Cooperatives and economic growth in Indonesia.
Iyer, B. (2020). Cooperatives and the sustainable development goals. In Waking the
Asian Pacific Co-Operative Potential (pp. 59–70). Elsevier.
Lauermann, G. J., Moreira, V. R., Souza, A., & Piccoli, P. G. R. (2020). Do
cooperatives with better economic–financial indicators also have better
socioeconomic performance?. VOLUNTAS: International Journal of
Voluntary and Nonprofit Organizations, 31, 1282-1293.
Mulyadi, C. D., Rusmana, F. D., & Juhadi, J. (2023). PERAN KOPERASI DALAM
MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN ANGGOTA PADA KOPERASI
SUSU CIPENDAWA CIANJUR. Jurnal Perbankan Syariah Indonesia
(JPSI), 2(1), 14-26.
Oktaviana, T. (2023). Peran Koperasi Unit Desa Simpan Pinjam Isma Jaya Dalam
Upaya Meningkatkan Ekonomi Masyarakat. Jurnal Bisnis dan Manajemen
(JURBISMAN), 1(1), 9-18.
Rosmiati, E. (2012). Koperasi sebagai implementasi ekonomi kerakyatan. Jurnal Ilmiah
Widya, 218748.
Shava, E., & Hofisi, C. (2019). Cooperatives as strategies of local economic
development in the City of Tshwane. Journal of Contemporary
Management, 16(2), 23–42.
Yadav, G. (2018). Study on the impact of cooperatives on economical
development. International Journal of Research-granthaalayah, 6(5), 238-
245.

Anda mungkin juga menyukai