Neurologi

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 12

Use is

Diagnosis neurologis Tatalaksana:


1. Diagnosis klinis: gejala-gejala yang abortif nonspesifik: NSAID (parasetamol
dirasakan berdasarkan anamnesis dan 500-1000 mg/6-8 jam atau ibuprofen
pemeriksaan fisik, misal nyeri kepala, 400-800 mg/6 jam)
penurunan kesadaran, hemiparesis dekstra
abortif spesifik: gol. agonis 5HT (sumatriptan
2. Diagnosis topis: perkiraan lokasi lesi 6 mg subkutan atau 50-100 mg/oral) dan gol.
tanpa melihat hasil pemeriksaan radiologis, derivate ergot (ergotamine 1-2 mg/oral,
misal hemisfer sinistra, pons subkutan, atau rektal)

3. Diagnosis etiologis: etiologi, misal infeksi nonfarmako: kurangi coklat, keju, MSG,
bakteri, perdarahan, emboli cahaya terang, tempat yg tinggi

4. Diagnosis patologis: ditentukan oleh profilaksis: sleep hygiene, eating schedules,


gambaran patologi anatomi, misal infark, exercise, drinking water, stress reduction
inflamasi, hematoma, lewy bodies pada (SEEDS)
substansia nigra
Note: sumatriptan tidak boleh diberikan saat
5. Diagnosis kerja: diagnosis yang dibuat ada aura
berdasarkan keluhan utama atau keluhan
yang memerlukan penatalaksanaan Tension-Type Headache (4A)
kegawatdaruratan, misal herniasi uncal dan
epidural hematom Etiologi: posisi kepala ditekuk ke bawah terus-
menerus sehingga otot belakang tegang

Nyeri kepala Faktor risiko: hipotensi, anemia, stress &


Migrain (4A) depresi, sensitisasi sentral dan perifer
(turunnya ambang nyeri karena nyeri dan
Kriteria diagnosis: stress yg berulang -> nyeri lebih mudah
Migrain tanpa aura: muncul oleh penyebab yg sederhana sekalipun
- nyeri kepala 4-72 jam dan durasi yg lebih panjang)
- minimal 2: unilateral, kualitas berdenyut,
intensitas nyeri sedang-berat, Gejala: nyeri kepala bilateral, menekan dan
diperberat dg aktivitas fisik, mengikat, intensitas ringan-sedang, tidak
- salah satu: mual muntah, fotofobia/ memberat dg aktivitas fisik, dapat ditemukan
fonofobia trigger point (daerah otot yg tegang
mengalami nyeri tekan)
Migrain dengan aura: gejala migrain + aura
tipikal (visual, sensoris, atau gangguan
Bahasa) <60 menit sebelum nyeri kepala

Faktor risiko: BB berlebih, hipertensi,


hiperkolesterolemia, gangguan sensitivitas
insulin, stroke
Kriteria diagnosis: profilaksis: verapamil 120-160 mg 3-4 kali/
- minimal 10 episode serangan dengan rata2 hari, prednisolone 50-75 mg/hari
<1 hari/bulan
- nyeri kepala 30 menit hingga 7 hari Neuralgia Trigeminal (3A)
- minimal 2 gejala khas: bilateral, menekan &
mengikat, intensitas ringan-sedang, tidak Definisi: dikenal juga dg tic douloureux,
diperberat dg aktivitas fisik nyeri akibat lesi di sepanjang cabang nervus
- tidak ada: mual muntah, fotofobia/fonofobia trigeminus
- tidak berkaitan dg kelainan lain (bukan
sekunder) Gejala: nyeri pada wajah unilateral bersifat
episodic, spontan, tidak menjalar, menusuk
Tatalaksana: seperti tersetrum pd wajah yg dipersarafi
nonfarmako: modifikasi gaya hidup, relaksasi, oleh percabangan N V, nyeri progresif
CBT, terapi fisik (latihan postur, masase, dalam 20 detik, menghilang dan menyisakan
kompres panas/dingin, TENS) rasa terbakar yg hilang dalam beberapa
menit
farmako: aspirin 1000 mg/hari, parasetamol
1000 mg/hari, ibuprofen 800 mg/hari, kafein Faktor pencetus: sentuhan, berbicara,
65 mg (analgesic ajuvan) makan, minum, mengunyah, menyikat gigi,
menyisir rambut, terkena air saat mandi,
Cluster-type Headache (3A) titik picu nyeri: plika nasolabialis

Faktor risiko: vasodilator, alcohol, trauma, Kriteria diagnosis:


operasi kepala, merokok, stressor - serangan nyeri paroksismal beberapa
detik hingga 2 menit yg melibatkan 1 atau
Kriteria diagnosis: lebih cabang nervus trigeminus
- minimal 5 serangan - minimal 1 gejala khas nyeri: kuat, tajam,
- nyeri hebat-sangat hebat di orbita, superfisial, rasa tertikam, dicetuskan
supraorbital, temporal yg unilateral, oleh faktor pencetus
berlangsung 15-180 menit bila tidak diobati - jenis serangan stereotipik pada tiap
- minimal 1 gejala: injeksi konjungtiva/lakrimasi individu
ipsilateral, kongesti nasal/rhinorrhea - tidak ada deficit neurologis
ipsilateral, edema palpebral ipsilateral, dahi - tidak berkaitan dengan kelainan lain
dan wajah berkeringat ipsilateral, miosis/
ptosis ipsilateral, gelisah/agitasi, frekuensi Tatalaksana:
serangan 1x/2 hari sampai 8x/hari farmako: karbamazepin 100-600 mg/hari,
- tidak berkaitan dg kelainan lain pregabalin 150-300mg/hari, gabapentin
1200-3600mg/hari
Tatalaksana:
inhalasi oksigen 100% 7 L/menit selama 15 nonfarmako: terapi pembedahan
menit dg sungkup, dihidroergotamin 0,5-1,5 (radiosurgery, injeksi gliserol)
mg/IV, sumatriptan 6 mg/subkutan, anestesi
local lidokain 4% 1 ml diteteskan pd kapas dan
letakkan di lubang hidung
Pemeriksaan fisik umum: tanda-tanda trauma
Kejang kepala, tanda infeksi, kelainan kongenital,
Epilepsi (4A) kecanduan alcohol/NAPZA, kelainan kulit,
tanda keganasan
Kriteria diagnosis:
- terjadi minimal 2 bangkitan tanpa provokasi/ Pemeriksaan neurologis: tanda deficit
refleks dengan jarak waktu antar bangkitan > neurologis fokal atau difus yg berhubungan
24 jam dg bangkitan, gangguan kesadaran, afasia
- satu kali bangkitan tanpa provokasi/refleks
dan kemungkinan terjadinya bangkitan Pemeriksaan penunjang: EEG (untuk melihat
berikutnya hampir sama dengan risiko adanya aktifitas listrik di otak), pencitraan
timbulnya bangkitan setelah terjadi 2 kali otak untuk deteksi lesi epileptogenic (CT,
bangkitan tanpa provokasi dalam 10 tahun ke MRI, PET scan, SPECT, MRS, USG doppler
depan pada neonatus)
- ditegakkan diagnosis epilepsy oleh dokter
Pemeriksaan laboratorium: HB, leukosit, diff
Etiologi: structural, genetic, infeksi, metabolic, count, hematocrit, trombosit, elektrolit (Na,
imun, idiopatik K, Ca, Mg), gula darah, SGOT/SGPT, ureum,
kreatinin, albumin, pemeriksaan kadar OAE
Anamnesis: gejala/tanda sebelum, selama, dan dalam darah
pasca kejang, kondisi fisik misal perubahan
perilaku, perasaan lapar, berkeringat, Pemeriksaan penunjang lain: LP, EKG
hipotermi, mengantuk, apakah terdapat aura/
gejala yg dirasakan di awal bangkitan, Tatalaksana: asam valproate untuk kejang
deskripsi bangkitan (deviasi mata, gerakan umum 400-500 mg/hari, carbamazepine
kepala, gerakan tubuh, tipe bangkitan, lidah untuk kejang fokal 400-600 mg/hari,
tergigit, pucat), apakah terdapat lebih dari clobazam 10 mg/hari, gabapentin 900-1800
satu bangkitan? apakah terdapat perubahan mg/hari, lamotrigine 50-100 mg/hari,
bangkitan antara yg satu dengan yg lainnya? levitarecetam 500 mg/hari, oxcarbazepine
waktu terjadinya bangkitan (saat tidur, 300-600 mg/hari, fenitoin 200-300 mg/hari,
berkemih, kapanpun), pasca bangkitan fenobarbital 50-100 mg/hari, pregabalin
(bingung, langsung sadar, nyeri kepala, gaduh 100-150 mg/hari, topiramat, vigabatrin
gelisah, hemiparesis), faktor pencetus
(kelelahan, kurang tidur, alcohol, hormonal), note:
faktor lain (usia awitan, durasi bangkitan, kejang umum (kedua hemisfer): tonik-klonik,
frekuensi bangkitan, kesadaran antar myoklonik, absans
bangkitan), terapi dan respon terhadap obat kejang fokal (1 hemisfer): kesemutan/
sebelumnya, RPS, RPD, RPK, riwayat prenatal, halusinasi/mual
natal, postnatal, tumbuh kembang, kejang
demam

note: aura di awal bangkitan artinya kejang


umum yg didahului kejang fokal (pada keadaan
ini, kejang fokal disebut sebagai aura)
Klasifikasi bangkitan
Status Epilektikus (3B) Pemeriksaan penunjang: EEG, imaging (MRI
atau CT scan kepala), pemeriksaan darah
Definisi: bangkitan epileptic yg berlangsung (HB, leukosit, hematocrit, apus darah tepi,
secara terus menerus selama minimal 30 menit elektrolit (Na, K, Ca, Mg), gula darah),
atau berulang tanpa pulihnya kesadaran di fungsi hati (SGOT, SGPT, gamma GT, alkali
antara bangkitan fosfatase), ureum, kreatinin, pemeriksaan
cairan serebrospinal
Etiologi: penyakit serebrovaskular, infeksi CNS,
penyakit neurodegenerative, tumor intracranial, Kejang Demam (4A)
trauma kepala, alcohol, intoksikasi, gangguan
metabolic, autoimun, dll Definisi:
- bangkitan kejang pada anak usia 6 bulan
Tatalaksana: sampai 5 tahun yg mengalami demam
Fase stabilisasi (0-5 menit): stabilisasi pasien - Suhu >38C
(ABCDE), oksigenasi, monitor EKG, periksa gula - Tidak disebabkan oleh proses intracranial
darah (jika <60 mg/dl beri tiamin 100 mg IV lalu - Jika ada riwayat kejang tanpa demam
dekstrosa 50% 50 ml IV), ambil sampel darah maka tidak disebut kejang demam
untuk pemeriksaan, resusitasi cairan jika TD - Bayi < 1 bulan = kejang neonatus
sistolik <90 mmHg atau MAP <70 mmHg - Kejang tidak dapat diprovokasi, timbul
kapan saja, dengan tahanan kejang tidak
Fase terapi inisial (5-20 menit): benzodiazepine berhenti
(midazolam IM 10 mg atau diazepam IV
0,15-0,2 mg/kgBB dapat diulang 1 kali max dosis Etiologi: faktor demam (cepatnya
10 mg atau diazepam rektal 0,2-0,5 mg/kgBB peningkatan suhu tubuh, adanya infeksi
maks 20 mg) atau fenobarbital IV 15 mg/kgBB selain infeksi intracranial, pasca imunisasi),
faktor umur (6 bulan-5 tahun), faktor gen
Fase terapi lini kedua (20-40 menit): fosfenitoin (KD pada keluarga, mutase reseptor GABA)
IV 20 mg/kgBB, fenitoin IV 20 mg/kgBB, asam
valproate IV 20-40 mg/kgBB, fenobarbital IV 15 Gejala: semua KD berbentuk tonik-klonik
mg/kgBB (kalo umum), kesemutan/baal/halusinasi/
rasa takut/marah/merinding/mual (kalo
Fase terapi lini ketiga (40-60 menit): mengulang fokal)
obat lini kedua atau obat anestesi (thiopental
2-7 mg/kgBB IV bolus atau midazolam 0,2 mg/ Klasifikasi:
kgBB IV, propofol 1-2 mg/kgBB IV), pemantauan • kejang demam sederhana: kejang <15
EEG menit, bersifat umum: serangan kejang
1x 24 jam

• kejang demam kompleks: kejang >15


menit, bersifat fokal: serangan kejang
>1x 24 jam
Pemeriksaan: Pemeriksaan penunjang: darah lengkap,
pemeriksaan laboratorium untuk evaluasi GDS, elektrolit, ureum, kreatinin, lumbal
sumber infeksi penyebab demam, pemeriksaan pungsi (disosiasi sitoalbumin: protein
lumbal pungsi jika ada tanda/gejala rangsang meningkat tanpa peningkatan sel),
meningeal dan kecurigaan infeksi SSP, elektrodiagnostik serial pada 3 saraf motoric
pemeriksaan EEG jika kejang bersifat fokal dan sensorik dalam 4-6 minggu pertama,
untuk tentukan topis, pencitraan CT atau MRI serologi (antibody antiganglioside), MRI (jika
kepala jika ada kelainan neurologis fokal GBS pada otak dan medulla spinalis)
menetap seperti hemiparesis atau paresis
nervus kranialis Tatalaksana:
suportif: ventilatory support (ABCD), terapi
Tatalaksana: ABCD, diazepam 0,2-0,5 mg/ disfungsi otonom (infeksi nokosomial,
kgBB IV atau 5-10mg rektal, antipiretik aritmia, TD), pencegahan nyeri radikuler
(paracetamol 10-20 mg/kgBB) (opoid, antikonvulsan),
imunoterapi: intravenous immunoglobulin
(IVIG), plasma exchange
Penyakit Saraf Perifer
note: kortikosteroid tidak bermanfaat
Guillain-Barre Syndrome (GBS) (3B)
DD: Poliomyelitis
Definisi: polineuropati akut akibat reaksi
autoimun terhadap saraf perifer Myastenia gravis (3B)

Etiologi: infeksi Campylobacter jejuni, Definisi: penyakit autoimun yg merusak


cytomegalovirus, EBV, Mycoplasma sistem neuromuskuler sehingga terjadi
pneumoniae, Haemophilus influenza, Varicella- penurunan fungsi otot, khas: kelemahan
zoster memburuk saat aktivitas dan membaik saat
istirahat
Gejala: progresif, gejala LMN; paralisis
flaccid, refleks tendon hilang, ascending Etiologi: infeksi, stress, kelelahan, heat
paralysis (dari tungkai ke lengan), simetris, (sauna, hot tubs, berjemur)
gangguan sensorik, motoric, otonom, kelainan
nervus VII Patofisiologi: adanya autoantibodi (reseptor
asetilkolin) pada membran pasca sinaps
Kriteria diagnosis: pada neuromuscular junction
- Tanda minimum: kelemahan progresif,
hiporefleksia/arefleksia Gejala: ptosis, diplopia, disfonia, disartria,
- Tanda memperkuat: deficit neurologis disfagia, drop head, leher kaku, kelemahan
simetris, gangguan sensorik, gangguan otot otot proksimal ekstremitas atas, gangguan
fasialis (N VII) bilateral, nyeri, disfungsi saraf pernafasan, atrofi (-), ukuran pupil normal
otonom, peningkatan protein pd LCS,
elektrodiagnostik Penegakan diagnosis: uji tensilon, uji
prostigmin, ice test (kompres es pada mata
yg ptosis, kalo membaik (+)), wartenberg
test, tes hitung, repetitive nerve stimulation
Pemeriksaan laboratorium: antistriated muscle Bell’s palsy (4A)
(anti-SM) antibody, anti-muscle-specific kinase
(MuSK) antibodies, anti-asetilkolin reseptor Definisi: kelemahan LMN pada N VII
antibody unilateral

Tatalaksana: acetilkolinesterase inhibitor Etiologi: idiopatik, HSV 1


(mestinon 30-120 mg/3-4 jam/oral, 6 mg/4-6
jam/IV), kortikosteroid (prednisone 10-20 mg/ Patofisiologi: demyelinisasi segmental/
hari), imunosupresif (azatioprin 2-3 mg/kgBB/ kerusakan aksonal N VII
hari/oral), plasma exchange (PE), IVIG,
timektomi (pd MG generalisata) Faktor risiko: DM, hipertensi, kehamilan

DD: Sindrom Eaton-Lambert, bedanya kalo Gejala: nyeri belakang aurikuler, paresis N
Lambert-Eaton tidak membaik saat istirahat VII unilateral, penurunan lakrimasi,
penurunan salivasi ipsilateral, penurunan
Myasthenia Gravis vs Guillain-Barre Syndrome: indera pengecap
MG: descending, permanen, seringan asimetris
GBS: ascending, nonpermanen, simetris Kriteria diagnosis: berdasarkan gejala,
EMG (blink reflex), MRI kepala
Poliomyelitis (3B)
Tatalaksana: Glukokortikoid (prednisolone
Definisi: infeksi viral akut, menular melalui fekal- 25 mg/12 jam (10 hari) atau prednisolone 60
oral, oral-oral mg/24 jam (5 hari)) tapering off 10 mg pada
hari ke 6, antivirus (acyclovir 5-10 mg/
Etiologi: viruspoliomyelitis (RNA) yg merusak kgBB/8 jam IV (7 hari))
kornu anterior medulla spinalis dan batang otak

Faktor risiko: imunodefisiensi, malnutrisi,


tonsilektomi, kehamilan

Gejala: demam, nyeri kepala, kaku punggung,


kelemahan otot asimetris, sensitive sentuhan,
sulit menelan, nyeri otot, rekleks turun,
iritabilitas, konstipasi, bisa juga asimptomatik

Pemeriksaan laboratorium: serologi (+) jika


kenaikan titer 4x atau lebih, LCS: pleiositosis
<500/mm3, disosiasi sitoalbumin (protein >0,55
g/l, limfosit <10)

Tatalaksana: simptomatis, mencegah komplikasi,


exercise
Vertigo Meniere’s Disease (3A)
BPPV (Benign Paroxysmal Positional Vertigo)
(4A) Definisi: gangguan kronis telinga dalam,
mengganggu kualitas hidup, tidak fatal, 4
Definisi: vertigo vestibular perifer, berulang gejala: vertigo (episodic, ringan-berat, 20
dan singkat, berkaitan dengan perubahan menit-24 jam), penurunan pendengaran,
posisi kepala tinnitus, rasa penuh dalam telinga

Etiologi: idiopatik, simptomatik: pasca trauma, Etiologi: genetic, stroke, autoimun,


pasca labirinitis virus, stroke vertebrobasal, otosklerosis, alergi local telinga dalam,
pasca operasi, ototoksisitas infeksi virus (HSV, EBV, CMV), trauma
kapitis, psikis
Patofisiologi: terlepasnya otokonia/otolith dari
macula otrikulus yg sudah berdegenerasi Faktor pencetus: otitis media, alergi, infeksi
menempel pd permukaan kupula kanalis saluran napas akut, kehamilan, kelelahan,
semisirkularis kopi, makanan asin, gula, alcohol,
menstruasi, trauma
Anamnesis: timbul mendadak pada perubahan
posisi kepala, serangan singkat 10-30 detik, Patofisiologi: ketidakseimbangan tekanan
rasa berputar, mual muntah, melayang, cairan antara ruang endolimfatik dengan
menghilang dalam beberapa minggu, kambuh ruang perilimfatik

Pemeriksaan fisik: tes dixhalpike (+), normal Kriteria diagnosis:


(idiopatik), kelainan neurologic fokal - Minimal 2 episode vertigo, minimal durasi
(simptomatik) 20 menit
- Audiometri: tuli sensori minimal 1x
Kriteria diagnosis: - Tinnitus atau rasa penuh di telinga yg sakit
- Vertigo vestibuler regular - Penyebab vertigo lain tidak dapat
- Durasi serangan <1 menit disingkirkan
- Gejala dipicu perubahan posisi kepala
- Tidak disebabkan oleh kelainan lain Tatalaksana:
farmako: antivertigo (betahistin 48 mg/
Tatalaksana: hari), diuretic (HCT/acetazolamide 50mg/
farmako: dimenhidrinat 4x25-50 mg, hari), steroid (prednisone 80mg/hari), KCl,
difenhidramin HCl 4x25-50mg, betahistin antihistamin
mesylat 3x12mg
nonfarmako: diet rendah garam (1,5-2 g/
rehabilitasi: maneuver epley dan semont, hari), tinggi K, tinggi protein, hidrasi cukup,
latihan brandt-daroff, latihan log roll hindari kopi, tembakau, alcohol, stress

DD: Meniere’s disease


TIA (Transient Ischemic Attack) (3B) Stroke Iskemik (3B)

Definisi: defisit neurologis akut yg Definisi: kumpulan gejala akibat gangguan


disebabkan oleh kelainan vascular serta pulih fungsi otak akut baik fokal maupun global yg
dalam waktu <24 jam mendadak, disebabkan oleh berkurang atau
hilangnya aliran darah pada parenkim otak,
retina, atau medulla spinalis
Faktor risiko: umur >85 tahun, laki2,
hipertensi, fibrilasi atrial, DM, merokok,
Lokasi tersering: arteri serebri media
alcohol
Stroke dengan deficit motoric murni, lesi:
kapsula interna (hemiparesis aja)
Patofisiologi: berkurang/berhentinya aliran Stroke dengan deficit sensorik murni:
darah serebral sehingga menimbulkan thalamus
neurologis fokal Vertigo: cerebellum
Gangguan gerak: putamen
Gejala: tipikal (kelemahan unilateral dari
wajah, lengan, tungkai, perubahan sensasi Faktor risiko: hipertensi, DM, merokok,
unilateral, disfasia, hemianopia, kebutaan obesitas, asam urat, hiperkolesterol
sesisi), gangguan perilaku, bahasa, memori,
dan gerakan Patofisiologi: adanya sumbatan pembuluh
darah oleh trombus atau emboli (mendadak)
Pemeriksaan penunjang: EKG, pencitraan yg mengakibatkan sel otak mengalami
otak: CT scan non kontras, CT angiografi, gangguan metabolisme karena tidak
MRI, MRA, Doppler karotis dan vertebralis, mendapat suplai darah, oksigen, dan energi
Doppler transcranial, laboratorium:
Gejala: kelumpuhan sesisi/kedua sisi,
hematologi rutin, GDS, fungsi ginjal (ureum,
kelumpuhan satu ekstremitas, kelumpuhan
kreatinin), GDPP, HbA1C, profil lipid, CRP, otot-otot penggerak bola mata, kelumpuhan
LED, hematologis: APTT, PT, INR, enzim otot-otot untuk proses menelan, bicara, dll,
jantung (troponin, CKMB), fungsi hati, tes uji gangguan fungsi keseimbangan, penghidu,
fungsi trombosit, elektrolit penglihatan, pendengaran, somatic sensoris,
kognitif (atensi, memori, broca, Wernicke),
Tatalaksana: gangguan global berupa gangguan
farmako: antitrombolitik kombinasi kesadaran
dipiridamol 200 mg lepas lambat ditambah khas: FAST (facial droop, arm weakness,
aspirin 25 mg (lini pertama), klopidogrel 75 speech difficulties, time to seek medical help)
mg
Tentukan stroke iskemik/hemorrhagic: score
nonfarmako: pola hidup, stop merokok & siriraj, algoritme gajahmada
alcohol
Pemeriksaan fisik neurologis: penurunan
GCS, kelumpuhan saraf kranial, kelemahan
motoric, deficit sensorik, gangguan otonom,
gangguan fungsi kognitif
Pemeriksaan penunjang: EKG, pencitraan otak: Stroke Hemorrhagic (3B)
CT scan non kontras (gold standard untuk
buktikan iskemik/hemorrhagic), CT angiografi, Gejala:
MRI, MRA, Doppler karotis dan vertebralis, - Subarachnoid hemorrhage: nyeri kepala
Doppler transcranial, laboratorium: hematologi hebat tiba2, hilang kesadaran sementara,
rutin, GDS, fungsi ginjal (ureum, kreatinin), mual muntah, tanda meningismus, tidak
GDPP, HbA1C, profil lipid, CRP, LED, tahan suara/cahaya
hematologis: APTT, PT, INR, enzim jantung - Intraserebral hemorrhage: kehilangan
(troponin, CKMB), fungsi hati, tes uji fungsi kesadaran, muntah proyektil, defisit
trombosit, elektrolit neurologis

Tatalaksana: ABCD, pengendalian TIK (elevasi Tatalaksana: ABCD, pengendalian TIK


kepala 30 derajat, tujuan: menurunkan ICP (elevasi kepala 30 derajat, tujuan:
(jaga: <15 mmHg), meningkatkan CPP (jaga: menurunkan ICP (jaga: <15 mmHg),
>60-70mmHg), menurunkan MAP ((S+2D)/3) meningkatkan CPP (jaga: >60-70mmHg),
(jaga: 70-100 mmHg, Sistolik <160mmHg), menurunkan MAP ((S+2D)/3) (jaga: 70-100
meminimalkan edema otak, memudahkan proses mmHg, Sistolik <160mmHg), meminimalkan
menelan, mannitol 20% 0,25-0,50 g/kgBB edema otak, memudahkan proses menelan,
selama >20 menit), kejang: diazepam 0.2-0.3 mannitol 20% 0,25-0,50 g/kgBB selama >20
mg/kgBB IV, antiplatelet: aspirin 325 mg, menit), kejang: diazepam 0.2-0.3 mg/kgBB
antikoagulan: warfarin 2 mg, antihipertensi: IV
nikardipin 5 mg/jam IV
Khusus:
Gold standard stroke iskemik onset di bawah subarachnoid hemorrhage: neurosurgery,
4,5 jam: rTPA (antitrombolitik) 0,9 mg/kgBB nimodipin (vasodilator untuk vasospasme),
nikardipin 5 mg/jam IV,
Stroke iskemik dg atrial fibrilasi: antikoagulan intracerebral hemorrhage: evakuasi surgery

NIHSS ≤ 5 tidak diberikan rTPA


NIHSS ≥ 5 diberikan rTPA

Tanda2 TIK: hipertensi, nadi menurun, napas


menurun (kebalikan dari shock)
"Cushing triad": bradikardi relatif, increased
sistolic, irregular respiration (cheyne-stokes)
Pemeriksaan radiologi:

Stroke iskemik
Hipoperfusi
Trombus/emboli
Lacunar infarction
Hipodens

Stroke hemorrhagic
2 tipe: intracerebral &
subarachnoid
Intracerebral:
hypertensive
hemorrhage (predileksi:
thalamus, pons,
cerebellum, basal
ganglia), amyloid
angiopathy,
coagulopathy,
hemorrhage into a
tumor, drug abuse,
ruptured vascular
malformation, hiperdens

Subarachnoid:
traumatic, ruptured
cerebral aneurysm,
coagulopathy,
neoplasm, AVM
rupture, hypertension,
vasculitis, venous
rupture
Hiperdens with sulcus &
gyrus

Anda mungkin juga menyukai