SEJARAH DAN KONSEP EPIDEMIOLOGi
SEJARAH DAN KONSEP EPIDEMIOLOGi
SEJARAH DAN KONSEP EPIDEMIOLOGi
Secara sederhana sejarah perkembangan epidemiologi dapat dibedakan atas empat tahap,
yakni :
1. Tahap Pengamatan.
Cara awal untuk mengetahui frekuensi dan penyebaran suatu masalah kesehatan serta
faktor-faktor yang mempengaruhi ini dilakukan dengan pengamatan (observasi). Hasil
pengamatan hipocrates berhasil menyimpulkan adanya hubungan antara timbul atau tidaknya
penyakit dengan lingkungan tetapi Hipocrates tidak berhasil membuktikan pendapatnya karena
pengetahuan untuk itu belum berkembang. Dari yang dikemukakan oleh Bapak ilmu kedokteran
dipandang merupakan landasan perkembangan epidemiologi. Tahap perkembangan
epidemiologi ini dikenal dengan nama tahap penyakit dan lingkungan.
2. Tahap Perhitungan
Tahap perkembangan selanjutnya dari epidemiologi disebut dengan tahap perhitungan.
Pada tahap ini upaya untuk mengukur frekuensi dan penyebaran suatu masalah kesehatan
dilakukan dengan bantuan ilmu hitung. Jonh Graunt, menyimpulkan bahwa frekuensi dan
penyebaran angka kematian ternyata lebih tinggi pada bayi serta berbeda antara penduduk pria
dan penduduk wanita.
3. Tahap Pengkajian
Tekhnik pengkajian pertama kali diperkenalkan oleh William Farr pada tahun 1839 yang
melakukan pengkajian terhadap data yang ada dan dari pengkajian ini berhasil dibuktikan
adanya hubungan statistik antara peristiwa kehidupan dengan keadaan kesehatan masyarakat,
adanya hubungan antara angka kematian dengan status perkawinan serta adanya hubungan
antara tingkat social ekonomi dengan tingkat kematian penduduk.
Dengan cara kerja yang sama John Snow pada tahun 1849 berhasil membuktikan adanya
hubungan antara timbulnya penyakit kolera dengan sumber air minum penduduk.
Tekhnik yang dilakukan oleh William Farr dan John Snow ini hanya melakukan pengkajian data
yang telah ada, dalam arti yang terjadi secara alamiah, bukan dari hasil percobaan, sehingga
dikenal dengan tahap eksperimen alamiah.
4. Tahap Uji coba
Cara kerja ini telah lama dikenal dikalangan kedokteran. Pada tahun 1774 Lind
melakukan pengobatan kekurangan vitamin C dengan pemberian jeruk. Jenner pada tahun
1796 juga melakukan uji coba klinis terhadap vaksin cacar terhadap manusia.
Di dalam perkembangan batasan epidemiologi selanjutnya mencakup sekurang-
kurangnya 3 elemen yaitu:
1. Mencakup semua penyakit
Epidemiologi mempelajari semua penyakit, baik penyakit infeksi maupun penyakit non
infeksi, seperti kanker, penyakit kekurangan gizi (malnutrisi), kecelakaan lalu lintas
maupun kecelakaan kerja, sakit jiwa dan sebagainya. Bahkan di negara-negara maju,
epidemiologi ini mencakup juga kegiatan pelayanan kesehatan
2. Populasi
Apabila kedokteran klinik berorientasi pada gambaran-gambaran dari penyakit-penyakit
individu maka epidemiologi ini memusatkan perhatiannya pada distribusi penyakit pada
populasi masyarakat atau kelompok.
3. Pendekatan ekologi
Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada keseluruhan lingkungan
manusia baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Hal inilah yang dimaksud
pendekatan ekologis. Terjadinya penyakit pada seseorang dikaji dari manusia dan total
lingkungannya. (http://epidemiolog.wordpress.com/sejarah epidemiologi)
B. Jangkauan Epidemiologi
Seperti berbagai cabang ilmu lainnya, Epidemiologi juga mempunyai jangkauan
kegiatan tersendiri yang secara sederhana dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu:
1) Subjek dan Objek Epidemiologi adalah masalah kesehatan
Pada tahap awal perkembangan epidemiologi masalah kesehatan yang dimaksud
adalah penyakit infeksi dan menular saja, karena pada waktu itu penyakit tersebut
mempunyai frekuensi yang tinggi dan menyebar secara meluas di masyarakat.Pada
tahap selanjutnya berdasarkan penelitian, akhirnya diketahui bahwa penyakit yang
tidak bersifat infeksi dan menular dapat pula berada dalam frekuensi tinggi serta
menyebar secara meluas di masyarakat. Perkembangan tersebut mendorong
bertambahnya ruang lingkup Epidemiologi, yaitu mulai pula mencakup penyakit-
penyakit yang tidak bersifat infeksi dan menular yang ada di masyarakat.Pada tahap
perkembangan yang mutakhir,ruang lingkup epidemiologi makin lebih dikembangkan
yakni telah mencakup semua masalah kesehatan yang ditemukan di masyarakat
termasuk masalah kesehatan yang bukan penyakit, seperti program KB, program
perbaikan lingkungan pemukiman,program pengadaan tenaga dan sarana
pelayanan kesehatan. Cara kerja yang ditempuh sama, yaitu meninjau frekuensi,
penyebaran serta faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi dan penyebaran yang
dimaksud.
2) Masalah kesehatan yang dimaksud menunjuk kepada masalah kesehatan yang
ditemukan pada sekelompok manusia.
Epidemiolog dalam mempelajari masalah kesehatan berupa penyakit tersebut,
memanfaatkan data dari kajian terhadap sekelompok manusia,untuk kemudian
sesuai dengan penyebab yang ditemukan dan disusun upaya untuk
menanggulanginya.
3) Dalam merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan dimanfaatkan
data tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan tersebut.
4) Dengan epidemiologi akan diketahui tentang suatu masalah kesehatan termasuk
penyebab timbulnya masalah kesehatan tersebut. Cara yang ditempuh adalah
dengan menganalisa data tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan
yang ada di masyarakat.dengan memanfaatkan keterangan tentang perbedaan
frekuensi yang ditemukan di masyarakat kemudian dibantu berbagai macam uji
statistik dapat dirumuskan penyebab masalah kesehatan yang dimaksud (Azrul
A,1988).
Di era perkembangan tekhnologi seperti saat ini memicu jangkauan epidemiologi
semakin meluas. Secara garis besar jangkauan epidemiologi meliputi:
1. Epidemiologi Penyakit Menular: Telah banyak memberikan peluang dalam usaha
pencegahan dan penanggulangan penyakit menular tertentu.
2. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular : Memegang peranan dalam timbulnya berbagai
masalah penyakit tidak menular seperti kanker, penyakit sisdtemik serta berbagai penyakit
menahun lainya, termasuk masalah meningkatnya kecelakaan lalulintas dan penyalah
gunaan obat-obatan tertentu.
3. Epidemiologi Klinik: Bentuk ini merupakan salah satu bidang epidemiologi yang sedang
dikembangkan oleh para klinisi yang bertujuan untuk membekali para klinisi /dokter tentang
cara pendekatan masalah melalui disiplin ilmu epidemiologi.
4. Epidemiologi kesehatan lingkungan dan Kesehatan Kerja :bentuk ini merupakan salah satu
bagian epidemiologi yang mempelajari serta menganalisis keadaan kesehtan tenaga kerja
akibat pengaruh keterpaparan pada lingkungan kerja,serta kebiasaan hidup para pekerja.
5. Epidemiologi Kependudukan: merupakan salah satu cabang ilmu epidemiologi yang
menggunakan system pendekatan epidemiologi dalam menganalisis berbagai
permasalahan yang berkaitan dengan bidang demografi serta factor-faktor yang
mempengaruhi berbagai perubahan demografis yang terjadi di dalam masyarakat.
6. Epidemiologi Kesehatan Jiwa: merupakan salah satu dasar pendekatan dan analisis
masalah gangguan jiwa dalam masyarakat yang mempengaruhi timbulnya gangguan jiwa
dalam masyarakat
7. Epidemiologi Gizi: dewasa ini banyak digunakan dalam analisis masalah gizi masyarakat
dimana masalah ini erat hubungannya dengan berbagai factor yang menyangkut pola hidup
masyarakat.
8. Epidemiologi Pelayanan Kesehatan : Bentuk ini merupakan salaah satu system pendekatan
manajemen dalam menganalisis masalah, mencari factor penyebab timbulnya suatu
masalah serta penyusunana rencana pemecahan masalah tersebut secara menyeluruh dan
terpadu.
9. Epidemiologi Perilaku
10. Epidemiologi Genetik
11. Epidemiologi kesehatan Darurat
12. Epidemiologi Remaja
13. Epidemiologi Kesehatan Reproduksi
14. Epidemiologi Kausalitas
15. Epidemiologi Perencanaan . (http:// epidemiolog.wordpress.com)
Semakin luasnya jangkauan epidemiologi karena disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
1. Kemajuan teknologi yang sangat pesat pada dasawarsa terakhir.
2. Kebutuhan dan masalah yang berhubungan dengan kesehatan dan kehidupan menjadi
komplek
3. Metode yang digunakan untuk penyakit menular dapat digunakan untuk penyakit non infeksi
dan non penyakit.
4. Meningkatnya kebutuhan penelitian terhadap penyakit non infeksi dan non penyakit.
5. metode epidemiologi dapat digunakan untuk mempelajari asosiasi sebab akibat . missal
asosiasi rokok dengan karsinoma paru dan asosiasi pelayanan kesehatan kesehatan dengan
status kesehatan masyarakat.(http://epidemiolog.wordpress.com/deasar-dasar epidemiologi).