SEJARAH DAN KONSEP EPIDEMIOLOGi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

SEJARAH DAN KONSEP EPIDEMIOLOGi

A. Sejarah Epidemiologi Gizi


Epidemiologi pada mulanya diartikan sebagai ilmu mengenai epidemic. Hal ini berarti
bahwa epidemiologi hanya mempelajari penyakit-penyakit menular saja, tetapi dalam
perkembangannya yang selanjutnya epidemiologi juga mempelajari penyakit-penyakit non
infeksi, sehingga pada saat ini epidemiologi dapat diartikan sebagai ilmu mengenai penyebaran
penyakit pada manusia di dalam konteks lingkunganya. Mencakup juga ilmu mengenai pola –
pola penyakit serta pencarian determinan-determinan penyakit tersebut. (Soekidjo,2003).
Perkembangan mengenai pengertian epidemiologi ini karena transisi pola penyakit yang terjadi
pada masyarakat, pergeseran pola hidup, peningkatan pola social ekonomi masyarakat dan
semakin luasnya jangkauan kesehatan masyarakat. Pergeseran pola penyakit dari penyakit –
penyakit menular kearah penyakit-penyakit degeneratif seperti penyakit jantung dan pembuluh
darah (kardiovaskuler), penyakit kanker dan penyakit gangguan jiwa yang banyak diderita
masyarakat saat ini. Sehingga pengertian dari epidemiologi yang pada mulanya hanyalah
menekankan pada penyakit-penyakit menular ( pencegahan dan pemberantasan penyakit
menular), kini berkembang mempelajari masalah-masalah kesehatan yang terjadi pada
masyarakat atau sekelompok manusia mengenai frekuensi, distribusi masalah kesehatan dan
factor-faktor yang mempengaruhinya ( Nasrul,1998).
Epidemiologi sebagai suatau ilmu berkembang dari waktu ke waktu. Hal ini dilatar
belakangi oleh beberapa hal, diantaranya :
1. Tantangan zaman dimana terjadi perubahan masalah dan perubahan pola penyakit.
Dewasa ini telah terjadi perubahan pola penyakit ke arah penyakit tidak menular dan
epidemiologi tidak hanya dihadapkan dengan masalah penyakit semata tetapi hal yang
berkaitan langsung atau pun tidak langsung dengan penyakit serta masalah kesehatan
secara umum. Hal ini berbeda pada zaman John Snow epidemiologi diarahkan untuk
masalah penyakit tidak infeksi dan wabah saja.
2. Perkembangan ilmu pengetahuan lainya .Perkembangan ilmu kedokteran dan ilmu-ilmu
lain seperti biostatistik, administrasi dan ilmu perilaku yang berkembang pesat
meniupkan angin kesegaran untuk perkembangan epidemiologi.
Dengan perkembangan tersebut para ahli kesehatan masyarakat dari masa ke masa
juga mempunyai perkembangan pandangan terhadap proses terjadinya penyakit yang
dikemukakan dengan beberapa konsep atau teori, diantaranya:
1).Contagion Theory
Teori ini mengemukakan bahwa terjadinya penyakit diperlukan adanya kontak antara
satu person dengan person lain. Teori ini di kembangkan berdasarkan situasi penyakit pada
masa itu yang kebanyakan adalah penyakit yang menular karena adanya kontak langsung.Teori
ini bermula pada pengamatan terhadap epidemic dan penyakit Lepra di Mesir.
2). Hippocratic Theory
Teori ini di pelopori oleh Hippocrates yang lebih mengarahkan kausa pada suatu factor
tertentu.Menurutnya bahwa kausa penyakit berasal dari alam : cuaca dan lingkungan. Teori ini
mampu menjawab masalah penyakit pada waktu itu dan di pakai hingga tahun 1800an dan teori
ini ternyata tidak mampu menjawab berbagai penyakit infeksi lain yang mempunyai rantai
penularan yang lebih berbelit-belit.
3). Miasmatic Theory
Teori ini menunjukan gas-gas busuk dari perut bumi yang menjadi kausa penyakit
namun tidak dapat menjawab pertanyaan tentang penyebab berbagai penyakit.
4). Epidemic Theory
Teori ini menghubungnkan terjadinya penyakit dengan cuaca dan factor geografis. Zat
organic dari lingkungan dianggap sebagai pembawa penyakit . Teori ini diterapkan oleh John
Snow dalam menganalisis diare di London.
5).Thery Kuman (Grem Theory).
Kuman (mikroorganisme) ditunjuk sebagai kausa penyakit . Kuman dianggap sebagai
kausa tunggal penyakit namun teori ini mendapat t antangan dari berbagai penyakit kronis
misalnya jantung dan kanker.
6). Theory Multi kausa
Teori ini disebut sebagai konsep multi factorial yang menekankan bahwa suatu penyakit
terjadi sebagai hasil dari interaksi berbagai factor misalnya interaksi lingkungan yang berupa
factor biologis , kimiawi, dan social memegang peranan dalam terjadinya penyakit.

2.Tokoh –tokoh Epidemiologi


a. Antonio Van Leeuwenhoek (1632-1732).
Dia seorang ilmuan yang menemukan Mikroskop, penemu bakteri dan parasit, penemu
spermatozoa.Penemuan bakteri telah membuka tabir suatu penyakit yang berguna untuk
analisis epidemiologi selanjutnya.
b. Robert Koch
Dia memperkenalkan Tubekulin yang dipakai untuk mendeteksi adanya riwayat infeksi
Tuberkulosis sebagai perangkap diagnosis tbc pada anak-anak.Dia juga terkenal dengan
Postulac Koch yang mengemukakan tentang konsep untuk menentukan kapan mikroorganisme
dapat dianggap penyebab suatu penyakit.
c). Max Van Patternkofer
Dia mengidentifikasikan penyebab sebuah penyakit , dia ingin membuktikan bahwa
vibrio bukanlah penyebab kolera.
d). John Snow, 1854
Dia menggunakan pendekatan epidemiologi dengan menganalisis factor tempat orang
dan waktu. Dia dianggap sebagai The Father Of Epidemiology.
e). Percival Pott
Dia menganalisis tentang meningginya kejadian kanker skrotum di kalangan pekerja
pewmbersih cerobong asap dan dia menemukan bahwa tar yang terdapat pada cerobong asap
itulah yang menjadi biang keladinya. Dia dianggap sebagai bapak epidemiologi modern.
f). James Lind, 1747
Dia mengamati bahwa ada kelompok tertentu dalam suatu pelayaran panjang yang
mengalami Scurvy(kurang vitamin c)hal ini dikarenakan mereka semuanya memakan makanan
kaleng. Dia dikenal sebagai bapak Trial Klinik.
g). Dool dan Hill,1950
Mereka adalah peneliti pertama yang mendesain penelitian yang melahirkan bukti
adanya hubungan antara rokok dan kanker paru. Keduanya adalah pelopor penelitia di bidang
epidemiologi klinik.(Bustan,1997).
Dalam perkembangan ilmu epidemiologi sarat dengan hambatan-hambatan karena
belum semua ahli bidang kedokteran setuju metode yang di gunakan pada epidemioogi. Hal ini
disebabkan karena perbedaan paradigma dalam menangani masalah kesehatan antara ahli
pengobatan dengan metode epidemiologi terutama pada saat berlakunya paradigma bahwa
penyakit disebabkan oleh roh jahat
Dari tokoh-tokoh tersebut paling tidak telah meletakkan konsep epidemiologi yang masih
berlaku hingga saat ini. Konsep-konsep tersebut antara lain :
1. Pengaruh lingkungan terhadap kejadian suatu penyakit
2. Penggunaan data kuantitatif dan statistic
3. Penularan penyakit
4. Eksperimen pada manusia

Secara sederhana sejarah perkembangan epidemiologi dapat dibedakan atas empat tahap,
yakni :
1. Tahap Pengamatan.
Cara awal untuk mengetahui frekuensi dan penyebaran suatu masalah kesehatan serta
faktor-faktor yang mempengaruhi ini dilakukan dengan pengamatan (observasi). Hasil
pengamatan hipocrates berhasil menyimpulkan adanya hubungan antara timbul atau tidaknya
penyakit dengan lingkungan tetapi Hipocrates tidak berhasil membuktikan pendapatnya karena
pengetahuan untuk itu belum berkembang. Dari yang dikemukakan oleh Bapak ilmu kedokteran
dipandang merupakan landasan perkembangan epidemiologi. Tahap perkembangan
epidemiologi ini dikenal dengan nama tahap penyakit dan lingkungan.
2. Tahap Perhitungan
Tahap perkembangan selanjutnya dari epidemiologi disebut dengan tahap perhitungan.
Pada tahap ini upaya untuk mengukur frekuensi dan penyebaran suatu masalah kesehatan
dilakukan dengan bantuan ilmu hitung. Jonh Graunt, menyimpulkan bahwa frekuensi dan
penyebaran angka kematian ternyata lebih tinggi pada bayi serta berbeda antara penduduk pria
dan penduduk wanita.
3. Tahap Pengkajian
Tekhnik pengkajian pertama kali diperkenalkan oleh William Farr pada tahun 1839 yang
melakukan pengkajian terhadap data yang ada dan dari pengkajian ini berhasil dibuktikan
adanya hubungan statistik antara peristiwa kehidupan dengan keadaan kesehatan masyarakat,
adanya hubungan antara angka kematian dengan status perkawinan serta adanya hubungan
antara tingkat social ekonomi dengan tingkat kematian penduduk.
Dengan cara kerja yang sama John Snow pada tahun 1849 berhasil membuktikan adanya
hubungan antara timbulnya penyakit kolera dengan sumber air minum penduduk.
Tekhnik yang dilakukan oleh William Farr dan John Snow ini hanya melakukan pengkajian data
yang telah ada, dalam arti yang terjadi secara alamiah, bukan dari hasil percobaan, sehingga
dikenal dengan tahap eksperimen alamiah.
4. Tahap Uji coba
Cara kerja ini telah lama dikenal dikalangan kedokteran. Pada tahun 1774 Lind
melakukan pengobatan kekurangan vitamin C dengan pemberian jeruk. Jenner pada tahun
1796 juga melakukan uji coba klinis terhadap vaksin cacar terhadap manusia.
Di dalam perkembangan batasan epidemiologi selanjutnya mencakup sekurang-
kurangnya 3 elemen yaitu:
1. Mencakup semua penyakit
Epidemiologi mempelajari semua penyakit, baik penyakit infeksi maupun penyakit non
infeksi, seperti kanker, penyakit kekurangan gizi (malnutrisi), kecelakaan lalu lintas
maupun kecelakaan kerja, sakit jiwa dan sebagainya. Bahkan di negara-negara maju,
epidemiologi ini mencakup juga kegiatan pelayanan kesehatan
2. Populasi
Apabila kedokteran klinik berorientasi pada gambaran-gambaran dari penyakit-penyakit
individu maka epidemiologi ini memusatkan perhatiannya pada distribusi penyakit pada
populasi masyarakat atau kelompok.
3. Pendekatan ekologi
Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada keseluruhan lingkungan
manusia baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Hal inilah yang dimaksud
pendekatan ekologis. Terjadinya penyakit pada seseorang dikaji dari manusia dan total
lingkungannya. (http://epidemiolog.wordpress.com/sejarah epidemiologi)

B. Jangkauan Epidemiologi
Seperti berbagai cabang ilmu lainnya, Epidemiologi juga mempunyai jangkauan
kegiatan tersendiri yang secara sederhana dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu:
1) Subjek dan Objek Epidemiologi adalah masalah kesehatan
Pada tahap awal perkembangan epidemiologi masalah kesehatan yang dimaksud
adalah penyakit infeksi dan menular saja, karena pada waktu itu penyakit tersebut
mempunyai frekuensi yang tinggi dan menyebar secara meluas di masyarakat.Pada
tahap selanjutnya berdasarkan penelitian, akhirnya diketahui bahwa penyakit yang
tidak bersifat infeksi dan menular dapat pula berada dalam frekuensi tinggi serta
menyebar secara meluas di masyarakat. Perkembangan tersebut mendorong
bertambahnya ruang lingkup Epidemiologi, yaitu mulai pula mencakup penyakit-
penyakit yang tidak bersifat infeksi dan menular yang ada di masyarakat.Pada tahap
perkembangan yang mutakhir,ruang lingkup epidemiologi makin lebih dikembangkan
yakni telah mencakup semua masalah kesehatan yang ditemukan di masyarakat
termasuk masalah kesehatan yang bukan penyakit, seperti program KB, program
perbaikan lingkungan pemukiman,program pengadaan tenaga dan sarana
pelayanan kesehatan. Cara kerja yang ditempuh sama, yaitu meninjau frekuensi,
penyebaran serta faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi dan penyebaran yang
dimaksud.
2) Masalah kesehatan yang dimaksud menunjuk kepada masalah kesehatan yang
ditemukan pada sekelompok manusia.
Epidemiolog dalam mempelajari masalah kesehatan berupa penyakit tersebut,
memanfaatkan data dari kajian terhadap sekelompok manusia,untuk kemudian
sesuai dengan penyebab yang ditemukan dan disusun upaya untuk
menanggulanginya.
3) Dalam merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan dimanfaatkan
data tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan tersebut.
4) Dengan epidemiologi akan diketahui tentang suatu masalah kesehatan termasuk
penyebab timbulnya masalah kesehatan tersebut. Cara yang ditempuh adalah
dengan menganalisa data tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan
yang ada di masyarakat.dengan memanfaatkan keterangan tentang perbedaan
frekuensi yang ditemukan di masyarakat kemudian dibantu berbagai macam uji
statistik dapat dirumuskan penyebab masalah kesehatan yang dimaksud (Azrul
A,1988).
Di era perkembangan tekhnologi seperti saat ini memicu jangkauan epidemiologi
semakin meluas. Secara garis besar jangkauan epidemiologi meliputi:
1. Epidemiologi Penyakit Menular: Telah banyak memberikan peluang dalam usaha
pencegahan dan penanggulangan penyakit menular tertentu.
2. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular : Memegang peranan dalam timbulnya berbagai
masalah penyakit tidak menular seperti kanker, penyakit sisdtemik serta berbagai penyakit
menahun lainya, termasuk masalah meningkatnya kecelakaan lalulintas dan penyalah
gunaan obat-obatan tertentu.
3. Epidemiologi Klinik: Bentuk ini merupakan salah satu bidang epidemiologi yang sedang
dikembangkan oleh para klinisi yang bertujuan untuk membekali para klinisi /dokter tentang
cara pendekatan masalah melalui disiplin ilmu epidemiologi.
4. Epidemiologi kesehatan lingkungan dan Kesehatan Kerja :bentuk ini merupakan salah satu
bagian epidemiologi yang mempelajari serta menganalisis keadaan kesehtan tenaga kerja
akibat pengaruh keterpaparan pada lingkungan kerja,serta kebiasaan hidup para pekerja.
5. Epidemiologi Kependudukan: merupakan salah satu cabang ilmu epidemiologi yang
menggunakan system pendekatan epidemiologi dalam menganalisis berbagai
permasalahan yang berkaitan dengan bidang demografi serta factor-faktor yang
mempengaruhi berbagai perubahan demografis yang terjadi di dalam masyarakat.
6. Epidemiologi Kesehatan Jiwa: merupakan salah satu dasar pendekatan dan analisis
masalah gangguan jiwa dalam masyarakat yang mempengaruhi timbulnya gangguan jiwa
dalam masyarakat
7. Epidemiologi Gizi: dewasa ini banyak digunakan dalam analisis masalah gizi masyarakat
dimana masalah ini erat hubungannya dengan berbagai factor yang menyangkut pola hidup
masyarakat.
8. Epidemiologi Pelayanan Kesehatan : Bentuk ini merupakan salaah satu system pendekatan
manajemen dalam menganalisis masalah, mencari factor penyebab timbulnya suatu
masalah serta penyusunana rencana pemecahan masalah tersebut secara menyeluruh dan
terpadu.
9. Epidemiologi Perilaku
10. Epidemiologi Genetik
11. Epidemiologi kesehatan Darurat
12. Epidemiologi Remaja
13. Epidemiologi Kesehatan Reproduksi
14. Epidemiologi Kausalitas
15. Epidemiologi Perencanaan . (http:// epidemiolog.wordpress.com)

Semakin luasnya jangkauan epidemiologi karena disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
1. Kemajuan teknologi yang sangat pesat pada dasawarsa terakhir.
2. Kebutuhan dan masalah yang berhubungan dengan kesehatan dan kehidupan menjadi
komplek
3. Metode yang digunakan untuk penyakit menular dapat digunakan untuk penyakit non infeksi
dan non penyakit.
4. Meningkatnya kebutuhan penelitian terhadap penyakit non infeksi dan non penyakit.
5. metode epidemiologi dapat digunakan untuk mempelajari asosiasi sebab akibat . missal
asosiasi rokok dengan karsinoma paru dan asosiasi pelayanan kesehatan kesehatan dengan
status kesehatan masyarakat.(http://epidemiolog.wordpress.com/deasar-dasar epidemiologi).

Anda mungkin juga menyukai