41 SOP Pneumonia, Bronkhopneumonia
41 SOP Pneumonia, Bronkhopneumonia
41 SOP Pneumonia, Bronkhopneumonia
PKM_PABELAN/SOP/PU/041/2019
STATUS NO.
NO. PEMEGANG DOKUMEN
DOKUMEN SALINAN
3 Koordinator PU Copy 2
DISAHKAN OLEH
dr.Rr Rismayanti
PEMERINTAH
NIP.197702172010012001
KABUPATEN
SEMARANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PUSKESMAS PABELAN NAMA SOP PEMERIKSAAN DAN PENGOBATAN
PNEUMONIA, BRONKOPNEUMONIA
1. TUJUAN
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan pneumonia dan
bronkopneumonia.
2. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Prosedur ini meliputi: pemeriksaan subyektif, pemeriksaan obyektif,
Assasment , rujukan, tindakan, dan pemberian resep untuk pasien Pelayanan Umum dan
Rawat Inap di Puskesmas Pabelan
3. DEFINISI
Pneumonia adalah peradangan/inflamasi parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis
yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli, sertamenimbulkan konsolidasi jaringan
paru dan gangguan pertukaran gas setempat. Sebagian besar disebabkan oleh
mikroorganisme (virus/bakteri) dan sebagian kecil disebabkan oleh hal lain (aspirasi, radiasi
dll). Pneumonia yang dimaksud di sini tidak termasuk dengan pneumonia yang disebabkan
oleh Mycobacterium tuberculosis. Pneumonia merupakan penyebab utama morbiditas dan
mortalitas anak berusia di bawah lima tahun (balita). Diperkirakan hampir seperlima
kematian anak diseluruh dunia, lebih kurang 2 juta anak balita, meninggal setiap tahun
akibat pneumonia, sebagian besar terjadi di Afrika dan Asia Tenggara. Menurut survei
kesehatan nasional (SKN) 2001, 27,6% kematian bayi dan 22,8% kematian balita di
Indonesia disebabkan oleh penyakit sistem respiratori, terutama pneumonia. Lima provinsi
yang mempunyai insiden dan prevalensi pneumonia tertinggi untuk semua umur adalah Nusa
Tenggara Timur (4,6% dan 10,3%), Papua (2,6% dan 8,2%), Sulawesi Tengah (2,3% dan
5,7%), Sulawesi Barat (3,1% dan 6,1%), dan Sulawesi Selatan (2,4% dan 4,8%) berdasarkan
RISKESDAS 2013.
4. PROSEDUR
PELAKSANA MUTU BAKU KE
NO. KEGIATAN
Paramedis Medis Pasien Kelengkapan Waktu Output T
Petugas melakukan anamnesa :
Gambaran klinik biasanya ditandai dengan :
1 a. Demam, menggigil, suhu tubuh meningkat dapat melebihi 40°C 1 menit
b. Batuk dengan dahak mukoid atau purulen kadang-kadang disertai darah
c. Sesak napas
d. Nyeri dada
Petugas melakukan pemeriksaan fisik,
Pemeriksaan fisik
Temuan pemeriksaan fisik dada tergantung dari luas lesi di paru.
a. Inspeksi : dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas
2 b. Palpasi : fremitus dapat mengeras pada bagian yang sakit Senter, 1 menit
c. Perkusi : redup di bagian yang sakit
d. Auskultasi : terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronkial yang
mungkin disertai ronki basah halus, yang kemudian menjadi ronki basah
kasar pada stadium resolusi
Petugas membuat rujukan pemeriksaan penunjang {bila diperlukan}
a. Pewarnaan gram
3 b. Pemeriksaan lekosit Blangko lab 30 detik
c. Pemeriksaan foto toraks jika fasilitas tersedia
d. Kultur sputum jika fasilitas