41 SOP Pneumonia, Bronkhopneumonia

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PEMERIKSAAN DAN PENGOBATAN


PNEUMONIA, BRONKOPNEUMONIA
Nomor Dokumen:

PKM_PABELAN/SOP/PU/041/2019

Disahkan oleh: Diperiksa oleh: Dibuat oleh:

dr.Rr Rismayanti drg. Faizal Ardika Yustian dr. Elisabet S W


NIP.19770217 201001 2 001 NIP.19920326 201902 1 002 NIP. 19730601 200604 2022

Isi Dokumen ini sepenuhnya merupakan milik PUSKESMAS PABELAN KABUPATEN


SEMARANG dan tidak boleh diperbanyak baik sebagian maupun seluruhnya kepada Pihak lain
tanpa izin tertulis dari Kepala Puskesmas Pabelan Kabupaten Semarang

PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG


PUSKESMAS PABELAN
Jl.Pemuda No. 98 Pabelan, Kec.Pabelan
DISTRIBUSI DOKUMEN

STATUS NO.
NO. PEMEGANG DOKUMEN
DOKUMEN SALINAN

1 Kepala Tata Usaha MASTER -

2 Ketua Tim Mutu Copy 1

3 Koordinator PU Copy 2

DAFTAR PERUBAHAN DOKUMEN

REVIS DIUBAH PENJELASAN


NO. DOKUMEN TANGGAL
I OLEH PERUBAHAN

Format di sesuaikan dengan


Peraturan Bupati Semarang
no. 30 tahun 2017 tentang
Pedoman Penyusunan
1 September
1 SOP/VII/PU/07/2016 Unit PU Standar Operasional
2019
Prosedur dalam
Penyelenggaraan
Pemerintahan di lingkungan
pemerintah Kab. Semarang
NOMOR SOP : PKM_PABELAN/SOP/PU/041/2019
TANGGAL
: 1 September 2019
PEMBUATAN
TANGGAL REVISI :
TANGGAL EFEKTIF : 1 Oktober 2019

DISAHKAN OLEH
dr.Rr Rismayanti
PEMERINTAH
NIP.197702172010012001
KABUPATEN
SEMARANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PUSKESMAS PABELAN NAMA SOP PEMERIKSAAN DAN PENGOBATAN
PNEUMONIA, BRONKOPNEUMONIA

DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA


1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 1. Dokter memilki surat Ijin praktek
2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat; 2. Perawat, dengan kualifasi pendidikan
2. Pengobatan Dasar Puskesmas. DepKes RI 2004 minimal D3
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia 3. Memiliki STR
Nomor 46 tahun 2015, tentang Akreditasi Fasilitas 4. Sabar
Kesehatan Tingkat Pertama; 5. Teliti
4. Peraturan Mentri Kesehatan RI Nomor 44 tahun 6. Tanggung jawab
2016 tentang Pedoman Managemen Puskesmas.
5. Peraturan mentri Kesehatan RI Nomor 4 tahun 2019
tentang standar teknis pemenuhan mutu pelayanan
dasar pada standar pelayanan minimal bidang
kesehatan.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor HK.02.02/Menkes/514/2015 tentang
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.
7. Perbup Semarang Nomor 30 Tahun 2017 tentang
pedoman penyusunan standar operasional prosedur
dalam penyelenggaraan pemerintahan di lingkungan
pemerintah Kabupaten Semarang;
8. SK Kepala UPTD Puskesmas Pabelan Nomor
449.1/2226/VII/2019 tentang Kebijakan Pelayanan
Klinis UPTD Puskesmas Pabelan;
9. Pedoman Mutu Puskesmas Pabelan
KETERKAITAN PERALATAN/PERLENGKAPAN
1. SOP Pendaftaran pasien baru a. Alat :
2. SOP Pendaftaran Pasien lama 1. Senter
3. SOP Layanan klinis 2. Stetoskop
4. Ruang Pemeriksaan Umum 3. Tensimeter
4. Jam
5. Pulse oxymeter (jika fasilitas tersedia)
6. Pemeriksaan darah rutin
7. Radiologi (jika fasilitas tersedia)
8. Oksigen
b. Bahan :
1. RM
2. Register RJ
3. Resep
4. Form rujukan Lab
PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN
1. Safety first 1. Rekam Medis
2. Universal Precoution 2. Buku Register Rawat Jalan
3. Semua alat yang digunakan dalam pemeriksaan 3. Kunjungan BPJS
harus ada 4. Laporan Harian Penyakit Rawat Jalan
4. Pasien dalam wilayah Kab Semarang tidak 5. Buku Surat Keterangan Sakit
dikenakan biaya/ gratis 6. Blangko Surat Keterangan Sakit
5. Semua bahan untuk tindakan harus tersedia di 7. Resep
tempat 8. Surat Rujukan

1. TUJUAN
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan pneumonia dan
bronkopneumonia.

2. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Prosedur ini meliputi: pemeriksaan subyektif, pemeriksaan obyektif,
Assasment , rujukan, tindakan, dan pemberian resep untuk pasien Pelayanan Umum dan
Rawat Inap di Puskesmas Pabelan

3. DEFINISI
Pneumonia adalah peradangan/inflamasi parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis
yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli, sertamenimbulkan konsolidasi jaringan
paru dan gangguan pertukaran gas setempat. Sebagian besar disebabkan oleh
mikroorganisme (virus/bakteri) dan sebagian kecil disebabkan oleh hal lain (aspirasi, radiasi
dll). Pneumonia yang dimaksud di sini tidak termasuk dengan pneumonia yang disebabkan
oleh Mycobacterium tuberculosis. Pneumonia merupakan penyebab utama morbiditas dan
mortalitas anak berusia di bawah lima tahun (balita). Diperkirakan hampir seperlima
kematian anak diseluruh dunia, lebih kurang 2 juta anak balita, meninggal setiap tahun
akibat pneumonia, sebagian besar terjadi di Afrika dan Asia Tenggara. Menurut survei
kesehatan nasional (SKN) 2001, 27,6% kematian bayi dan 22,8% kematian balita di
Indonesia disebabkan oleh penyakit sistem respiratori, terutama pneumonia. Lima provinsi
yang mempunyai insiden dan prevalensi pneumonia tertinggi untuk semua umur adalah Nusa
Tenggara Timur (4,6% dan 10,3%), Papua (2,6% dan 8,2%), Sulawesi Tengah (2,3% dan
5,7%), Sulawesi Barat (3,1% dan 6,1%), dan Sulawesi Selatan (2,4% dan 4,8%) berdasarkan
RISKESDAS 2013.
4. PROSEDUR
PELAKSANA MUTU BAKU KE
NO. KEGIATAN
Paramedis Medis Pasien Kelengkapan Waktu Output T
Petugas melakukan anamnesa :
Gambaran klinik biasanya ditandai dengan :
1 a. Demam, menggigil, suhu tubuh meningkat dapat melebihi 40°C 1 menit
b. Batuk dengan dahak mukoid atau purulen kadang-kadang disertai darah
c. Sesak napas
d. Nyeri dada
Petugas melakukan pemeriksaan fisik,
Pemeriksaan fisik
Temuan pemeriksaan fisik dada tergantung dari luas lesi di paru.
a. Inspeksi : dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas
2 b. Palpasi : fremitus dapat mengeras pada bagian yang sakit Senter, 1 menit
c. Perkusi : redup di bagian yang sakit
d. Auskultasi : terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronkial yang
mungkin disertai ronki basah halus, yang kemudian menjadi ronki basah
kasar pada stadium resolusi
Petugas membuat rujukan pemeriksaan penunjang {bila diperlukan}
a. Pewarnaan gram
3 b. Pemeriksaan lekosit Blangko lab 30 detik
c. Pemeriksaan foto toraks jika fasilitas tersedia
d. Kultur sputum jika fasilitas

Petugas menulis hasil anamnesa, pemeriksaan fisik, hasil pemeriksaan


4 RM 30 detik RM
penunjang

Petugas menegakkan Diagnosa :


Diagnosis pasti pneumonia komuniti ditegakkan jika pada foto toraks terdapat
infiltrat baru atau infiltrat progresif ditambah dengan 2 atau lebih gejala di
bawah ini:
5 a. Batuk-batuk bertambah 30 detik
b. Perubahan karakteristik dahak / purulen
c. Suhu tubuh > 38°C (aksila) / riwayat demam
d. Pemeriksaan fisik : ditemukan tanda-tanda konsolidasi, suara napas
bronkial dan ronki.
e. Leukosit > 10.000 atau < 4500
6 Petugas mencatat hasil diagnosa di RM RM 30 detik RM

Petugas menyusun Penatalaksanaan


Penatalaksanaan:
a. Dalam hal mengobati penderita pneumonia perlu diperhatikan keadaan
klinisnya. Bila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat dapat
diobati di rumah. Juga diperhatikan ada tidaknya faktor modifikasi yaitu
keadaan yang dapat meningkatkan risiko infeksi dengan mikroorganisme
patogen yang spesifik.
b. Pengobatan suportif / simptomatik
1) Istirahat di tempat tidur
2) Minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi
3) Bila panas tinggi perlu dikompres atau minum obat penurun panas
4) Bila perlu dapat diberikan mukolitik dan ekspektoran
c. Terapi definitif dengan pemberian antibiotik yang harus diberikan kurang
dari 8 jam.
d. Penatalaksaan Pasien Rawat Jalan
1) Pasien yang sebelumnya sehat dan tidak ada risiko kebal obat :
a) Makrolid: azitromisin, klaritromisin atau eritromisin (rekomendasi
7 kuat) 1 menit
b) Doksisiklin (rekomendasi lemah)
2) Terdapat komorbid seperti penyakit jantung kronik, paru, hati atau
penyakit ginjal, diabetes mellitus, alkoholisme, keganasan, kondisi
imunosupresif atau penggunaan obat imunosupresif, antibiotik lebih
dari 3 bulan atau faktor risiko lain infeksi pneumonia :
a) Florokuinolon respirasi : moksifloksasisn, atau levofloksasin (750
mg) (rekomendasi kuat)
b) β-lactam + makrolid : Amoksisilin dosis tinggi (1 gram, 3x1/hari)
atau amoksisilin-klavulanat (2 gram, 2x1/hari) (rekomendasi
kuat). Alternatif obat lainnya termasuk ceftriakson, cefpodoxime
dan cefuroxime (500 mg, 2x1/hari), doksisiklin
e. Pasien perawatan, tanpa rawat ICU
1) Florokuinolon respirasi (rekomendasi kuat)
2) β-laktam+makrolid (rekomendasi kuat), Agen β-laktam termasuk
sefotaksim, seftriakson, dan ampisilin; ertapenem untuk pasien
tertentu; dengan doksisiklin sebagai alternatif untuk makrolid.
Florokuinolon respirasi sebaikanya digunakan untuk pasien alergi
penisilin.
8 Petugas mencatat tatalaksana sesuai hasil pemeriksaan RM 30 detik RM

Petugas memberikan Konseling dan Edukasi :


a. Edukasi
Edukasi diberikan kepada individu dan keluarga mengenai pencegahan
9 infeksi berulang, pola hidup sehat termasuk tidak merokok dan sanitasi 1 menit
lingkungan.
b. Pencegahan
Vaksinasi influenza dan pneumokokal, terutama bagi golongan risiko
tinggi (orang usia lanjut atau penderita penyakit kronis)

10 Petugas menulis hasil Konseling dan edukasi. RM 15 Detik RM

Petugas mempertimbangkan merujuk ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut (bila


di perlukan)
Kriteria Rujukan :
a. Kriteria CURB Surat
11 (Conciousness, kadar Ureum, Respiratory rate>30 x/menit, tekanan Surat rujukan 1 menit
rujukan
darah: sistolik<90 mmHg dan diastolik <60 mmHg; masing masing bila
ada kelainan bernilai 1).
Dirujuk bila total nilai 2.
b. Kriteria PORT (patient outcome research team)
RM, Buku RM, Buku
12 Petugas memcatat hasil pemeriksaan di buku register 30 detik
register RJ register RJ

Anda mungkin juga menyukai