Artikel

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

1

JSME
Volume …, Nomor …., ………………. 2015 ISSN :
Halaman ……. E-ISSN :

Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Menggunakan Penilaian Kinerja Terhadap Hasil
Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Modoinding

Deyhanita Claudia Mareiani Tamuntuan1, Marthen Kumajas 2, S. W. Mongan3

INFO ARTIKEL
Pendidikan sains lebih menekankan pada pengalaman melakukan observasi dan
eksperimen, baik langsung maupun simulasi. Keterampilan proses sains akan
1. Diterima
membuat siswa belajar secara aktif. Pentingnya peningkatan proses dan hasil
belajar siswa, maka dilakukan penelitian dengan menerapkan model discovery
learning. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan
………………………… rancangan penelitian treatment by subject. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas VIII SMP N I Tondano. Sampel penelitian ditentukan secara
2. Disetujui acak berjumlah 25 orang. Tehnik analisis data menggunakan statistic deskriptif
dan persentasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model
discovery learning efektif dapat meningkatkan proses dan hasil belajar IPA fisika
………………………… siswa SMP N 1 Tondano. Hasil observasi selama kegiatan pembelajaran
menunjukkan rata-rata skor perolehan kategori baik >60%. Peningkatan hasil
3. Dipublikasikan belajar berdasarkan uji statistic hipotesis menolak H 0 dan menerima Ha yaitu
thitung > ttabel (4,333 > 2,064) dengan taraf signifikan a=0 , 05 dengan derajat
kebebasan 25-1 = 24. Maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model
………………………… discovery learning efektif dapat meningkatkan proses dan hasil belajar IPA fisika
siswa.
ABSTRAK

Kata kunci : Proses Belajar, Hasil Belajar. Discovery Learning

ABSTRACT
More emphasis on science education experience performing
observation and experimentation, either direct or simulation.
Science process skills will make students learn actively. The
importance of process improvement and student achievement
learning, the research done by applying a model of discovery
learning. The method of research used are the method
experiment with the treatment by subject. The population in
this research is the whole students of SMP N 1 Tondano. The
research sample is determined randomly numbered 25
persons. Data analysis techniques using descriptive statistics
and presentation. This research aims to find out whether the
model of discovery learning can effectively improve the
processes and achievement learning SCIENCE physics
students of SMP N 1 Tondano. Observations during learning
activities shows the average score gains good > 60% category.
Improved achievement learning based on hypothesis test
statistics rejects H0 and receive the thitung > ttabel Ha (4,333 >
2,064) with a = 0.05 significant levels by 25-1 degrees of
freedom = 24. Then it can be concluded that the application of
the model of effective discovery learning can improve the
processes and achievement learning SCIENCE physics
students.

Keywords: Learning Process, Achievement Learning, Discovery Learning


2

1
Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Manado, [email protected]
2
Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Manado, @ymail.com
3
Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Manado, @yahoo.com

PENDAHULUAN Penilaian merupakan salah satu kegiatan yang


harus dilakukan oleh guru dan siswa dari
Proses pembelajaran merupakan suatu serangkaian kegiatan belajar mengajar yang
proses yang akan di alami manusia untuk dilakukan. Sebagai pihak yang bertanggung
mengenal lingkungan di sekitarnya. Proses jawab atas keberhasilan pembelajaran, guru
pembelajaran dapat dilakukan dimana saja salah dituntut mampu mempersiapkan dan melakukan
satunya di sekolah. Proses pembelajaran di penilaian dengan baik, sehingga tujuan
sekolah yang dilakukan selama ini masih jauh pembelajaran yang ditetapkan dapat dicapai
dari pada harapan kita. Proses pembelajaran secara optimal.
masih berpusat pada guru, guru aktif dalam Penilaian adalah suatu proses untuk
pembelajaran dengan menggunakan metode mengetahui apakah proses dan hasil dari suatu
ceramah, tanya jawab, diskusi dan memberikan program kegiatan telah sesuai dengan tujuan atau
tugas. Hal inilah yang menyebabkan hasil belajar kriteria yang telah ditetapkan dan harus
dari siswa kurang. Pembelajaran seharusnya dilakukan oleh guru sebagai bagian dari sistem
menjadikan siswa itu menjadi manusia yang yang direncanakan yang dapat dilakukan di
berkualitas dan berdaya saing tinggi dalam kelas. Untuk mengetahui hasil belajar siswa
kehidupan yang semakin modern ini. Perubahan dapat dinilai dengan menggunakan beberapa
cara pandang terhadap siswa sebagai objek teknik penilaian. Salah satu teknik penilaian yang
menjadi subjek dalam proses pembelajaran dapat digunakan yaitu teknik penilaian kinerja.
menjadi titik tolak ditemukannya berbagai Teknik penilaian kinerja adalah teknik penilaian
pendekatan pembelajaran yang inovatif. Dalam yang menuntut siswa mendemonstrasikan
kegiatan belajar mengajar guru dituntut agar kemahirannya dalam melakukan suatu kegiatan.
dapat memilih model pembelajaran yang dapat Tujuan dari teknik penilaian ini adalah untuk
membangkitkan semangat siswa untuk aktif menilai hasil belajar siswa dan
dalam kegiatan belajar. mempertanggungjawabkan penyelanggaraan
Pembelajaran Berbasis Masalah pendidikan secara umum serta mengetahui sejauh
merupakan inovasi dalam pembelajaran karena mana kemampuan dan kemajuan hasil belajar
dalam Pembelajaran Berbasis Masalah siswa dalam proses belajar mengajar.
kemampuan berpikir siswa betul-betul
dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok TUJUAN PENELITIAN
atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat
memberdayakan, mengasah, menguji, dan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengembangkan kemampuan berpikirnya secara mengetahui pengaruh Model Pembelajaran
berkesinambungan (Rusman, 2010: 229). Berbasis Masalah dengan menggunakan
Pengajaran berdasarkan masalah ini juga telah penilaian kinerja terhadap hasil belajar siswa.
dikenal sejak zaman John Dewey. Menurut
Dewey (dalam Trianto, 2009:91) belajar METODE PENELITIAN
berdasarkan masalah adalah interaksi antara Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri
stimulus dan respon, merupakan hubungan antara 1 Modoinding kelas X. Waktu pelaksanaan
dua arah belajar dan lingkungan. Lingkungan disesuaikan dengan jadwal pelajaran fisika kelas
memberikan masukan kepada peserta didik X semester genap tahun ajaran 2014/2015 bulan
berupa bantuan dan masalah, sedangkan sistem januari.
saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu Penelitian ini menggunakan metode
secara efektif sehingga masalah yang dihadapi Eksperimen dengan Design by Subject. Dimana
dapat diselidiki, dinilai, dianalisis, serta dicari hanya digunakan satu kelas sebagai subject
pemecahannya dengan baik. Pendekatan penelitian namun dibagi menjadi dua periode.
pembelajaran berbasis masalah adalah konsep Tabel Rancangan Penelitian
pembelajaran yang membantu guru menciptakan
lingkungan pembelajaran yang dimulai dengan
Tes Tes
masalah yang penting dan relevan (bersangkut- Perlakuan
Periode Awal
(Treatment)
Akhir
paut) bagi peserta didik, dan memungkinkan (T1) (T2)
peserta didik memperoleh pengalaman belajar
yang lebih realistik (nyata). Periode
1 T1 - T2
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan
berjalan seiring dengan kegiatan penilaian.
3

Periode T1 X T2 perolehan masuk persentasi kriteria baik (>60%)


2 dan sangat baik >70%. Begitu pun pada LKS II
dan LKS III mengenai praktikum periode getaran
dan praktikum III gelombang pada permukaan
air, semua indikator proses dicapai dengan skor
Populasi terjangkau dalam penelitian
perolehan masuk persentasi kriteria baik (>60%)
adalah siswa SMA Negeri 1 Modoinding
dan sangat baik >56%.
semester genap Tahun Ajaran 2014/2015.
Populasi target penelitian ini adalah kelas Xc
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh
yang berjumlah 20 siswa.
selama pembelajaran melalui penilaian kinerja.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian
Prestasi ini menunjukan adanya peningkatan
ini adalah tes. test yang digunakan berupa soal
hasil belajar siswa pada setiap pertemuan melalui
objektif yaitu pada pre-test dan post-test periode
penerapan model Pembelajaran Berbasis
I dan II. Sebelum diadakan test, soal tersebut
Masalah. Hal ini dapat ditunjukkan, dengan skor
diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui
perolehan indikator proses mendapat kriteria
kualitas item soal seperti uji validitas dan uji
reabilitas menggunakan excel.. Instrumen proses persentasi baik ( >70 %) sangat baik (≥ 76%).
dibuat dalam bentuk rubrik dengan indikator Uji Prasyarat
yang akan dinilai. Salah satu syarat uji statistik hipotesis (uji t)
Dalam Penelitian ini, teknik analisis data adalah data yang diperoleh harus berdistribusi
menggunakan uji t. normal. Pengujian normalitas data dilakukan
Md untuk mengetahui apakah sampel berasal dari
populasi yang ber distribusi normal. Pengujian


t= 2
∑x d normalitas data untuk penelitian ini
menggunakan uji normalitas liliefors.
N ( N −1)
(Sugiyono, 2013; 274) 1. Uji Normalitas Data Pre-test Periode
Untuk melihat hasil yang dicapai siswa selama I
pembelajaran, digunakan lembar penilaian Berdasarkan hasil pengujian normalitas data
kinerja. Data hasil yang dicapai siswa diolah tes awal (pre-test) periode I, diperoleh L
dengan menggunakan presentasi sebagai berikut : observasi senilai 0,170. Tabel nilai kritis L uji
Nilai = Lilliefors pada α =0 , 05 dengan n = 20 adalah
jumlah skor yang diperoleh 0.190, jadi L observasi lebih kecil dari L tabel
x 100 %
jumlah skor maksimum (0,170 < 0,190). Sesuai kriteria pengujian jika Lo
76% – 100% = Sangat baik < Lt maka Ho diterima, sehingga kesimpulan
51% – 75% = Baik pengujian adalah sampel berasal dari populasi
26% – 50% = Kurang baik yang berdistribusi normal.
2. Uji Normalitas Data Post-test Periode
0% – 25% = Tidak baik
I
Berdasarkan hasil pengujian normalitas data
HASIL DAN PEMBAHASAN tes akhir (post-test) periode I, diperoleh L
Tabel berikut ditunjukan skor perolehan observasi senilai 0,159. Tabel nilai kritis L uji
siswa berdasarkan lembar penilaian kinerja, Lilliefors pada α =0 , 05 dengan n = 20 adalah
dengan aspek yang diukur adalah 1) Aktifitas
0.190, jadi L observasi lebih kecil dari L tabel
siswa berpartisipasi dalam kegiatan diskusi, 2)
(0,159 < 0,190). Sesuai kriteria pengujian jika Lo
Ketepatan dalam menjawab pertanyaan, 3)
< Lt maka Ho diterima, maka kesimpulan
Kemampuan siswa dalam mengembangkan
pengujian adalah sampel berasal dari populasi
pendapatnya, 4) Kemampuan siswa dalam
yang berdistribusi normal.
mengembangkan aspek berpikirnya, 5)
Kemampuan siswa dalam membantah pendapat
3. Uji Normalitas Data Pre-test Periode
orang lain, 6) Kemampuan siswa dalam
II
melontarkan pertanyaan, 7) Kemampuan siswa
Berdasarkan hasil pengujian normalitas data tes
dalam menarik kesimpulan, 8) Sikap siswa
awal (pre-test) periode II, diperoleh L observasi
terhadap proses diskusi.
senilai 0,41. Tabel nilai kritis L uji Lilliefors
Hasil Penilaian Kinerja pada α =0 , 05 dengan n = 20 adalah 0.190, jadi
100.00% L observasi lebih kecil dari L tabel (0,141 <
0,190). Berdasarkan kriteria pengujian jika Lo <
Berdasarkan penilaian keterampilan proses
95.00% Lt maka Ho diterima, maka kesimpulan
sains pada pengamatan tiga kegiatan praktikum, pengujian adalah sampel berasal dari populasi
Perte-
siswa yang berdistribusi normal.
90.00%mampu mela kukan proses sains dengan
muan 1
persentasi kategori baik dan sangat baik. Ini
Perte- 4. Uji Normalitas Data Post-test Periode
sesuai pada LKS I mengenai praktikum muan
frekuensi 2 II
85.00%
getaran, semua indikator dicapai denganPerte-
skor
muan 3
80.00% Perte-
muan 4
75.00%
1 2 3 4 5 6 7 8

Berdasarkan hasil pengujian normalitas data Kansil Aprilia. 2013. Pengaruh


tes akhir (post-test) periode II, diperoleh L Penilaian Kinerja Dalam Pembelajaran
observasi senilai 0,184. Tabel nilai kritis L uji Berbasis Masalah terhadap Hasil
Lilliefors pada α =0 , 05 dengan n = 20 adalah Belajar Fisika dengan Mengontrol
0.190 jadi L observasi lebih kecil dari L tabel Kemampuan Awal Siswa. (Skripsi).
(0,184 < 0,190). Sesuai kriteria pengujian jika Lo Tondano : Fisika FMIPA UNIMA
< Lt maka Ho diterima, maka kesimpulan Nurhayati Nufus, A.Furqon As. 2009. Buku
pengujian adalah sampel berasal dari populasi Fisika SMA/MA. Jakarta : Pusat
yang berdistribusi normal. Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional
Analisis Data Hasil Belajar Siswa Puluhulawa Suharti. 2014. Pengaruh Penerapan
Pembelajaran Berbasis Masalah
a. Hasil Uji t Pos-test periode I dan Pre- dengan Penilaian Kinerja terhadap
test periode II Peningkatan Hasil Belajar IPA Siswa
Berdasarkan perhitungan diperoleh t hitung Kelas IX SMP Negeri 3 Tondano.
sebesar 0,437 dari derajat kebebasan dihitung db (Skripsi). Tondano : Fisika FMIPA
= 19 dan taraf signifikan α =0 , 05 maka UNIMA
diperoleh t tabel yang sesuai dengan daftar Purwanto, 2013. Evaluasi Hasil Belajar.
distribusi adalah =± 2,093. Dari hasil – 2,093 < Yogyakarta: Pustaka Belajar
Rusman, 2013. Model-Model Pembelajaran;
0,437 < 2,093 maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Mengembangkan Profesionalisme
Jadi, kesimpulan pengujian adalah tidak terdapat
Guru. Jakarta:Rajagrafindo Persada
peningkatan hasil belajar fisika. Karena,
Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran
pemberien pre-test untuk kedua periode ini masih
Mengembangkan Profesionalisme Guru.
menggunakan model pemebelajaran
Bandung: Rajawali Pers
konvensional.
Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses
b. Hasil Uji t Pos-test periode I dan
Belajar Mengajar. (Cet. XV). Bandung:
Post-test periode II
PT. Ramaja Rosdakarya.
Sesuai perhitungan diperoleh t hitung =
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan R
4,595 dari derajat kebebasan dihitung db = 19
& D. Bandung: Alfabeta
dan taraf signifikan α =0 , 05 maka diperoleh t
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan
tabel yang sesuai dengan daftar distribusi adalah Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
=± 2,093. Dari hasil - 2,093 < 4,595 > 2,093 R&D. Bandung: Alfabeta.
berada diluar daerah penerimaan H0 dengan kata Suwandi, Sarwiji 2010. Model Assesment dalam
lain H0 ditolak dan Ha diterima, maka kesimpulan pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka
pengujian adalah terdapat peningkatan hasil Tarigan Ratelit. 2013. Pengaruh Strategi
belajar fisika setelah penggunaan model Pembelajaran berdasarkan Masalah
pembelajaran berbasis masalah. dengan Pembelajaran Konvensional
terhadap Hasil Belajar Siswa. Vol.2
KESIMPULAN
No.1, juni 2013. (diakses tanggal 03
Penggunaan model pembelajaran berbasis
Maret 2015. Pukul 10.00 WITA)
masalah dengan menggunakan penilaian kinerja
Tri Widodo, 2009. Buku fisika SMA untuk
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
SMA/MA. Jakarta : Pusat Perbukuan,
mata pelajaran fisika khususnya materi Suhu dan Departemen Pendidikan Nasional
Kalor siswa kelas X SMA Negeri 1 Modoinding.
Trianto, 2009.” Pembelajaran Berbasis Masalah
Hal ini berdasarkan analisis data peningkatan
(Problem Based Learning)
hasil belajar yang dibandingkan dari hasil belajar
periode I dan hasil belajar periode II juga dengan
menggunakan penilaian kinerja dalam proses
kegiatan belajar.

DAFTAR PUSTAKA
I Wayan Dasna, : Pembelajaran
Berbasis Masalah (Problem Based
Learning)” dari
http://lubisgafura.worpress.com/2014/10
/24 pembelajaran berbasis masalah
Kanginan Marthen. 2013. Fisika untuk
SMA/MA kelas X. Cimahi. Erlangga
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: PT RinekaCipta

Anda mungkin juga menyukai