Dian Febriani 3120210032 Tugas Proposal Skripsi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 30

PENGARUH PEMBERIAN REMEDIAL TERHADAP HASIL

BELAJAR MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK


DI Mts MUHAMMADIYAH 02
KOTA BEKASI

PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan sebagai Tugas untuk Memenuhi Salah Satu Syarat-syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam
Pada Fakultas Pendidikan Agama Islam

Disusun oleh :
Nama : DIAN FEBRIANI

NIM : 3120210032

FAKULTAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH
2024
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur ke hadirat Allah SWT. Atas lindungan dan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis alhamdulillah telah menyelesaikan penulisan Proposal Skripsi
ini dengan judul “PENGARUH PEMBERIAN REMEDIAL TERHADAP PRESTASI
BELAJAR MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK DI Mts MUHAMMADIYAH 02
KOTA BEKASI”. Bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak mulai dari persiapan penelitian
sampai selesai penulisan ini, baik moral maupun spiritual, tak terhingga penulis terima. Untuk
itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kami
ucapkan kepada :
1.Pimpinan Fakultas Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Asy-Syafi’iyah
2.Dosen Pembimbing Fakulktas Agama Islam Universitas Islam Asy-Syafi’iyah yang telah
memberikan kesempatan dan peluang serta bimbingan yang berharga
3.Ketua Program Fakultas Pendidikan Agama Islam
Akhirnya, serangkaian kebanggaan dan terima kasih sepenuhnya kepada keluarga
tercinta. Atas motivasi dan dukungannya yang rela terbatas waktu untuk berdekatan dengan
keluarga saat pada penyelesaian Skripsi ini, terlebih saat-saat pelaksanaan penelitian serta
penyusunan proposal skripsi yang dilakukan.
Kepada semuanya penulis sangat berterima kasih dan berdo’a semoga apa yang telah
diberikan kepada penulis dapat dicatat oleh Allah sebagai suatu amal kebaikan dan
mendapatkan balasan yang lebih baik di dunia dan di akhirat kelak. Aamiin.
Akhirnya penulis sadari, bahwa proposal skripsi ini masih banyak kekurangan penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk lebih sempurnanya dalam penulisan
selanjutnya. Dengan harapan semoga proposal skripsi ini bermanfaat bagi penulis umumnya
yang membaca proposal skripsi ini.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan perlindungan, hidayah dan taufiq-Nya
kepada kita semua. Aamiin
Bekasi, Juli 2024

Dian Febriani

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................i


DAFTAR ISI .........................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN .......................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................1
B. Identifikasi Masalah ...............................................................4
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah.....................................4
D. Tujuan dan Signifikasi Penelitian ..........................................4
E. Sistematika Penyusunan ........................................................5
BAB II : KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR,
HIPOTESIS..................................................................................
A. Remedial ................................................................................6
1. Pengertian Remedial ..................................................6
2. Hakekat Pembelajaran Remedial ...............................7
3. Prinsip Pembelajaran Remedial..................................8
4. Pelaksanaan Pembelajaran Remedial........................10
5. Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Remedial ..........11
6. Waktu Pelaksanaan Pembelajaran Remedial ...........11
7. Hasil Belajar Siswa ..................................................12
8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar. 14
B. Aqidah Akhlak .....................................................................16
1. Pengertian dan Ruang Lingkup Aqidah Akhlak ......16
2. Fungsi dan Tujuan Aqidah Akhlak...........................18
3. Pendekatan Pelajaran Aqidah Akhlak.......................19
4. Alokasi Waktu..........................................................19
5. Kemampuan Dasar....................................................19
C. Kerangka Berfikir ................................................................20
D. Hipotesis ..............................................................................21

ii
BAB III : KERANGKA METODOLOGIS .............................................22
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..............................................22
B. Metode Penelitian ................................................................22
C. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan .............................22
D. Instrumen Penelitian ............................................................22
E. Teknik Pengumpulan Data...................................................23
F. Tekhnik Analisa Data ..........................................................24

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................25

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam menciptakan sumber
daya manusia. Tak heran jika saat ini pemerintah memberikan perhatian yang
ekstra pada sektor pendidikan ini, mulai dari program wajib belajar sembilan
tahun, dana bos termasuk bos buku, program sekolah gratis hingga pembangunan-
pembangunan sarana dan prasarana pendidikan. Tentu hal ini adalah ditujukan
untuk pengembangan pendidikan agar menjadi lebih baik dan mampu bersaing
dengan negara- negara lain.
Pendidikan juga merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, dan
bangsa Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh tingkat keberhasilan pendidikan.
Keberhasilan pendidikan akan dicapai suatu bangsa apabila ada usaha untuk
meningkatkan mutu pendidikan bangsa itu sendiri. Pendidikan adalah usaha sadar
untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia (SDM). Fungsi dan
tujuan pendidikan nasional menurut pasal 3 UU No. 20 tahun 2003 menyatakan
bahwa :
"Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan untuk berkembangnya potensi untuk
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri, dan
menjadi warga Negara yang demokratis serta tanggung bertanggung jawab”.1

Pendidikan yang berkualitas itu bukan hanya kualitas dari segi ilmu
pengetahuan saja, tetapi juga iman dan ketakwaan peserta didik agar nantinya
pendidikan dan pembangunan yang terjadi menjadi seimbang antara pembangunan
ekonomi maupun pembangunan sosial di masyarakat. Hal ini juga dirasakan sangat
penting mengingat keadaan remaja dan peserta didik kita saat ini pada umumnya
telah terpengaruh oleh arus globalisasi yang belakangan berlangsung dengan
sangat cepat Apalagi teknologi informasi dan komunikasi yang semakin

1
Departemen Pendidikan Nasional, UU No.20 Tahun 2023 (Jakarta, Depdiknas, 2004) h.1
1
2

berkembang mau tidak mau akansangat banyak digeluti pada kehidupan para
remaja kita. Hal ini tentu harus menjadi perhatian khusus, karena arus globalisasi
ini tak dapat ditolak jika kita tidak mau menjadi negara yang tertinggal dari
negara-negara lain yang atrinya kita harus memberikan alternatif pencegahan dan
penanggulangan terhadap krisis yang terjadi dengan para remaja, salah satunya
adalah melalui pendidikan. Pendidikan yang merupakan dasar bagi kegiatan
pengajaran dapat dilakukan di lingkungan keluarga maupun di sekolah.
Namun dewasa ini peran sekolah menjadi sangat besar sehubungan
dengan kesibukan-kesibukan orang tua murid dan kepercayaannnya terhadap
instansi ini. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar
merupakan kegiatan yang paling pokok, yang berarti berhasil tidaknya pencapaian
tujuan pendidikan bergantung bagaimana proses belajar yang dialami siswa
sebagai anak didik. Untuk itu, sekolah sebagai oraganisasi adalah wadah
intelektual individu yang bekerja sama kearah yang telah ditetapkan sehingga
menghasilkan peserta didik yang baik dan berkualitas. Namun, pada
pelaksanaannya proses belajar siswa tidak selalu berjalan dengan lancar kadang
ditemukan kegagalan (kesulitan belajar) dalam mata pelajaran tertentu ataupun
bab-bab tertentu. Hasil belajar di sekolah sering diindikasikan sebagai ukuran
keberhasilan belajar siswa. Jika siswa mendapat nilai yang baik maka dia adalah
siswa yang tidak mengalami kesulitan dan dapat dikatakan sebagai siswa yang
berhasil dalam belajar sedangkan jika nilai yang didapat kecil maka dia tergolong
siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar. Kesulitan belajar yang dialami oleh
siswa dapat menyebabkan menurunnya motivasi belajar mereka. Untuk mengatasi
kegagalan ataupun kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa maka perlu
diadakan upaya untuk dapat mengatasi kegagalan ataupun kesulitan-kesulitan
belajar tersebut.
Aqidah Akhlaq di sekolah alokasi waktunya di rasakan kurang memadai
karena materi pelajaran Aqidah Akhlaq sangat luas, oleh karena itu guru harus
menempatkan waktu tersebut dengan sebaik-baiknya dan berusaha mencari
alternatif lain untuk menambah pengetahuan agama terhadap peserta didik dengan
menambah ajaran di luar jam belajar dengan mengadakan peringatan hari besar
islam, pesantren kilat, tadabbur alam, rohis, serta organisasi lainnya. Merupakan
alternatif lain yang mampu menambah pengetahuan agama terhadap siswa yang
3

dirasakan masih kurang.


Sebagai tolak ukur keberhasilan Aqidah Akhlaq dapat di lihat dari prestasi
belajar siswa dengan adanya perubahan akhlaq siswa, hasil pengajaran di
aplikasikan dalam kehidupan mereka baik melalui lingkukngan sekolah, rumah,
maupun di lingkungan masyarakat.
Setiap guru menyadari bahwa dalam proses belajar mengajar selalu ada
siswanya yang mengalami kesulitan belajar sehingga siswa tidak mampu mencapai
ketuntasan belajar. Kesadaran tersebut belum sepenuhnya ditindaklanjuti oleh guru
untuk mengupayakan solusinya. Salah satu bentuk bantuan yang dapat diberikan
oleh guru untuk mencapai ketuntasan belajar yaitu memberikan kegiatan remedial.
Setiap siswa berpotensi untuk mencapai ketuntasan belajar, asalkan
kepadanya diberi waktu dan layanan yang sesuai. Akan tetapi sistem pendidikan
umum di Indonesia terikat dengan waktu dalam pengertian bahwa sejumlah materi
pelajaran harus diselesaikan dalam kurun waktu tertentu, satu semester misalnya.
Oleh karenanya siswa yang tergolong lamban belajar perlu dibantu dengan
pengajaran remedial agar mereka dapat mencapai ketuntasan belajar.
Berdasarkan penelitian pendahuluan masih dijumpai siswa yang masih di
bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada setiap evaluasi awal, sehingga
diharuskan untuk remedial, yaitu adanya pengulangan- pengulangan materi mata
pelajaran yang telah diberikan.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas penulis tertarik untuk
meneliti lebih rinci permasalahan ini kedalam sebuah judul "Pengaruh Pemberian
Remedial Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq di Mts
Muhammadiyah 02 Kota Bekasi".
Penulis memilih judul tersebut di atas dengan alasan sebagai berikut:
1. Pemberian pengajaran remedial sangat penting bagi siswa untuk membantu
mencapai ketuntasan belajar.
2. Aqidah Akhlaq sangat penting bagi siswa apalagi siswa waktu yang tersedia di
Mts Muhammadiyah 02 Kota Bekasi kurang memadai.
3. Hasil belajar merupakan cerminan dari seluruh aktifitas pengajaran yang harus
senantiasa di tingkatkan.
4. Penulis ingin mengetahui lebih dalam mengenai pengaruh pemberian remedial
terhadap hasil belajar mata pelajaran bidang studi Aqidah Akhlaq.
4

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut di atas, penullis dapat
mengidentifikasi masalah masalah yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa
bidang studi Aqidah Akhlaq sangat komplek, meliputi faktor internal maupun
external siswa.
Hal-hal yang dapat di lakukan oleh seorang guru agama kaitannya dengan
upaya peningkatan hasil belajar siswa bidang Aqidah Akhlaq, antara lain faktor
yang berkaitan dengan :
1. Pemberian pembelajaran remedial akan membantu dalam meningkatkan hasil
belajar siswa.
2. Profesionalitas guru yang tinggi berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
3. Sarana dan prasarana yang memadai akan membantu siswa dalam mencapai
hasil belajar.
4. Motivasi dan minat belajar siswa dapat mempengaruhi hasil belajar siswa

C. Pembatasan Dan Perumusan Masalah


1. Pembatasan masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis membatasi Skripsi ini
hanya pada "Pengaruh Pemberian Remedial Terhadap Hasil Belajar Mata
Pelajaran Aqidah Akhlaq di Mts Muhammadiyah 02 Kota Bekasi, pada tahun
pelajaran 2023/2024.

2. Perumusan masalah
Agar permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini jelas dan
terarah maka perlu adanya perumusan masalah, yaitu Adakah Pengaruh yang
signifikan pemberian remedial terhadap hasil belajar mata pelajaran Aqidah
Akhlaq di Mts Muhammadiyah 02 Kota Bekasi.

D. Tujuan dan Signifikansi Penelitian


a.Tujuan penelitian
Dalam pembahasan Skripsi ini penulis bertujuan untuk :
5

a. Mengetahui ruang lingkup tentang remedial dan Aqidah Akhlaq di Mts


Muhammadiyah 02 Kota Bekasi.
b. Mengetahui berapa besar pengaruh remedial terhadap hasil belajar
siswa bidang studi Aqidah Akhlaq di Mts Muhammadiyah 02 Kota
Bekasi.

2. Signifikansi penelitian
Signifikansi dari penelitian ini di harapkan dapat mengungkapkan aspek
yang mempengaruhi siswa di Mts Muhammadiyah 02 Kota Bekasi, terutama
dari pembelajaran remedial oleh guru agama, apabila penelitian Ini secara
empiris di ketahui bahwa pembelajaran remedial memiliki keterkaitan terhadap
hasil belajar siswa, maka hasil penelitian ini di harapkan dapat di jadikan
sebagai masukan bagi lembaga pendidikan untuk melakukan perbaikan guna
meningkatkan hasil belajar siswa, selain itu temuan penelitian ini juga dapat
menjadi informasi dan pertimbangan, Bagaimana bagi para guru dan kepala
sekolah dalam mengambil kebijakan yang berkaitan dengan hasil belajar siswa
Di samping itu penelitian ini di harapkan dapat memberikan sumbangan
bagi dunia pendidikan dan dunia penelitian khususnya mengenai bagaiamana
upaya peningkatan hasil belajar siswa yang di miliki melalui pembelajaran
remedial yang di lakukan guru pendidikan agama islam di Madrasah
Tsanawiyah (Mts) Muhammadiyah 02 Kota Bekasi.

E. Sistematika Penulisan
Sistematika Penulisan Skripsi ini terdiri dari lima bab, dan tiap bab terdiri
dari subbab-subbab, yaitu :
Bab I Pendahuluan terdiri dari Latar Belakang maslah, Identifikasi Masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan signifikansi penelitian,
serta sistematika penulisan.
Bab II Landasan teori terdiri dari deskripsi teori, kerangka berfikir dan hipotesis.
Bab III Kerangka metodologis, terdiri dari metode penelitian, populasi, sample dan
teknik pengumpulan data, instrumentasi penelitian, teknik pengumpulan
data, dan teknik analisis data.
6

Bab IV Hasil penelitian terdiri dari deskripsi institusi, deskripsi karakteristik


responden, penyajian data dan interprestasi hasil analisis data.
Bab V Penutup, terdiri dari kesimpulan dan Rekomendasi.
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, HIPOTESIS

A. Remedial
1. Pengertian Remedial
Ditinjau dari arti kata, "remedial" berarti "sesuatu yang berhubungan
dengan perbaikan"2. Dengan demikian pembelajaran remedial, adalah suatu
bentuk pembelajaran yang bersifat penyembuhan atau bersifat perbaikan.
Pembelajaran remedial merupakan bentuk kasus pembelajaran, yang bermaksud
membuat baik atau menyembuhkan.
Sebagaimana pengertian pada umumnya proses pembelajaran bertujuan
agar murid dapat mencapai hasil belajar yang optimal, jika ternyata hasil belajar
yang dicapai tidak memuaskan berarti murid masih dianggap belum mencapai
hasil belajar yang diharapkan sehingga diperlukan suatu proses pembelajaran
yang dapat membantu murid agar tercapai hasil belajar seperti yang diharapkan.
Proses pembelajaran remedial ini sifatnya lebih khusus karena disesuaikan
dengan karakteristik kesulitan belajar yang dihadapi murid Proses bantuan lebih
ditekankan pada usaha perbaikan cara mengajar, menyesuaikan materi
pelajaran, arah belajar dan menyembuhkan hambatan-hambatan yang dihadapi
Jadi dalam pembelajaran remedial yang diperbaiki atau yang disembuhkan
adalah keseluruhan proses belajar mengajar yang meliputi metode mengajar,
materi pelajaran, cara belajar, alat belajar dan lingkunagn turut mempengaruhi
proses belajar mengajar.
Melalui pembelajaran remedial, murid yang mengalami kesulitan belajar
dapat diperbaiki atau disembuhkan sehingga dapat mencapai hasil yang
diharapkan sesuai dengan kemampuan. Kesulitan belajar yang dihadapi murid
mungkin beberapa mata pelajaran atau satu mata pelajaran atau satu
kemampuan khusus dari mata pelajaran tertentu. Penyembuhan ini mungkin
mencakup sebagian aspek kepribadian atau sebagian kecil saja.
Demikian pula proses penyembuhan, ada yang dalam jangka waktu lama
2
Wijaya, Pendidikan remedial : Sarana Pengembangan Mutu Sumber Daya Manusia, (Bandung : PT. Rernaja
Rosdakarya, 1996), h. 34
7
8

atau dalam waktu singkat. Hal ini tergantung pada sifat, jenis dan latar belakang
kesulitan belajar yang dihadapi murid.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran remedial
sebagai bentuk khusus pembelajaran yang bertujuan untuk memperbaiki
sebagian atau seluruh kesulitan belajar yang dihadapi oleh murid. Perbaikan
diarahkan untuk mencapai hasil belajar yang optimal sesuai dengan kemampuan
masing-masing melalui perbaikan keseluruhan proses belajar mengajar dan
keseluruhan kepribadian murid.

2. Hakekat Pembelajaran Remedial


Pembelajaran adalah kegiatan dari belajar yang dilakukan oleh guru
terhadap siswanya agar siswa dapat memiliki keterampilan, pengetahuan, dan
perubahan tingkah laku yang relatif menetap. Pembelajaran remedial
merupakan layanan pendidikan yang diberikan kepada peserta didik untuk
memperbaiki prestasi belajarnya sehingga mencapai kriteria ketuntasan yang
ditetapkan.
Untuk memahami konsep penyelenggaraan model pembelajaran remedial,
terlebih dahulu perlu diperhatikan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) yang diberlakukan berdasarkan Permendiknas 22,23, 24 Tahun 2006
dan Permendiknas No. 6 Tahun 2007 menerapkan sistem pembelajaran berbasis
kompetensi, sistem belajar tuntas, dan sistem pembelajaran yang
memperhatikan perbedaan individual peserta didik. Sistem dimaksud ditandai
dengan dirumuskannya secara jelas standar kompetensi (SK) dan kompetensi
dasar (KD) yang harus dikuasai peserta didik Penguasaan SK dan KD setiap
peserta didik diukur menggunakan sistem penilaian acuan kriteria Jika seorang
peserta didik mencapai standar tertentu maka peserta didik dinyatakan telah
mencapai ketuntasan.
Pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi dan pembelajaran tuntas,
dimulai dari penilaian kemampuan awal peserta didik terhadap kompetensi atau
materi yang akan dipelajari. Kemudian dilaksanakan pembelajaran
menggunakan berbagai metode seperti ceramah, demonstrasi, pembelajaran
kolaboratif/kooperatif, inkuiri. diskoveri, dsb. Melengkapi metode pembelajaran
digunakan juga berbagai media seperti media audio, video, dan audiovisual
9

dalam berbagai format, mulai dari kaset audio, slide, video, komputer,
multimedia, dsb.
Di tengah pelaksanaan pembelajaran atau pada saat kegiatan pembelajaran
sedang berlangsung, diadakan penilaian proses menggunakan berbagai teknik
dan instrumen dengan tujuan untuk mengetahui kemajuan belajar serta seberapa
jauh penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah atau sedang
dipelajari. Pada akhir program pembelajaran, diadakan penilaian yang lebih
formal berupa ulangan harian. Ulangan harian dimaksudkan untuk menentukan
tingkat pencapaian belajar peserta didik, apakah seorang peserta didik gagal
atau berhasil mencapai tingkat penguasaan tertentu yang telah dirumuskan pada
saat pembelajaran direncanakan
Apabila dijumpai adanya peserta didik yang tidak mencapai penguasaan
kompetensi yang telah ditentukan, maka muncul permasalahan mengenai apa
yang harus dilakukan oleh pendidik. Salah satutindakan yang diperlukan adalah
pemberian program pembelajaran remedial atau perbaikan. Dengankata lain,
remedial diperlukan bagi peserta didik yang belum mencapai kemampuan
minimal yang ditetapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.
Pemberian program pembelajaran remedial didasarkan atas latar belakang
bahwa pendidik perlu memperhatikan perbedaan individual peserta didik.
Dengan diberikannya pembelajaran remedial bagi peserta didik yang belum
mencapai tingkat ketuntasan belajar, maka peserta didik ini memerlukan waktu
lebih lama daripada mereka yang telah mencapai tingkat penguasaan. Mereka
juga perlu menempuh penilaian kembali setelah mendapatkan program
pembelajaran remedial.

3. Prinsip Pembelajaran Remedial


Pembelajaran remedial merupakan pemberian perlakuan khusus terhadap
peserta didik yang mengalami hambatan dalam kegiatan belajarnya. Hambatan
yang terjadi dapat berupa kurangnya pengetahuan dan keterampilan prasyarat
atau lambat dalam mencapai kompetensi. Beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan dalam pembelajaran remedial sesuai dengan sifatnya sebagai
pelayanan khusus antara lain a) adaptif, b) interaktif, c) Fleksibilitas dalam
Metode Pembelajaran dan Penilaian, d) Pemberian Umpan Balik Sesegera
10

Mungkin, e) Kesinambungan dan Ketersediaan dalam Pemberian Pelayanan3

a. Adaptif
Setiap peserta didik memiliki keunikan sendiri-sendiri. Oleh karena itu
program pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta didik
untuk belajar sesuai dengan kecepatan, kesempatan, dan gaya belajar masing-
masing Dengan kata lain, pembelajaran remedial harus mengakomodasi
perbedaan individual peserta didik.

b. Interaktif
Pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta didik untuk
secara intensif berinteraksi dengan pendidik dan sumber belajar yang
tersedia. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa kegiatan belajar peserta
didik yang bersifat perbaikan perlu selalu mendapatkan monitoring dan
pengawasan agar diketahui kemajuan belajarnya. Jika dijumpai adanya
peserta didik yang mengalami kesulitan segera diberikan bantuan.

c. Fleksibilitas dalam Metode Pembelajaran dan Penilaian


Sejalan dengan sifat keunikan dan kesulitan belajar peserta didik yang
berbeda-beda, maka dalam pembelajaran remedial perlu digunakan berbagai
metode mengajar dan metode penilaian yang sesuai dengan karakteristik
peserta didik.

d. Pemberian Umpan Balik Sesegera Mungkin


Umpan balik berupa informasi yang diberikan kepada peserta didik
mengenai kemajuan belajarnya perlu diberikan sesegera mungkin. Umpan
balik dapat bersifat korektif maupun konfirmatif. Dengan sesegera mungkin
memberikan umpan balik dapat dihindari kekeliruan belajar yang berlarut-
larut yang dialami peserta didik

e. Kesinambungan dan Ketersediaan dalam Pemberian Pelayanan


Program pembelajaran reguler dengan pembelajaran remedial merupakan
satu kesatuan, dengan demikian program pembelajaran reguler dengan
remedial harus berkesinambungan dan programnya selalu tersedia agar setiap
3
Ischak S.W. & Warji R. (1987). Program Remedial dalam Proses Belajar Mengajar, (Yogyakarta : Liberty,
1987), h. 35
11

saat peserta didik dapat mengaksesnya sesuai dengan kesempatan masing-


masing.

4. Pelaksanaan Pembelajaran Remedial


Pembelajaran remedial pada hakikatnya adalah pemberian bantuan bagi
peserta didik yang mengalami kesulitan atau kelambatan belajar. Sehubungan
dengan itu, langkah-langkah yang perlu dikerjakan dalam pemberian
pembelajaran remedial meliputi dua langkah pokok, yaitu pertama
mendiagnosis kesulitan belajar, dan kedua memberikan perlakuan (treatment)
pembelajaran remedial.4

a. Diagnosis Kesulitan Belajar


Tujuan diagnosis kesulitan belajar dimaksudkan untuk mengetahui
tingkat kesulitan belajar peserta didik. Kesulitan belajar dapat dibedakan
menjadi kesulitan ringan, sedang dan berat. 1) Kesulitan belajar ringan
biasanya dijumpai pada peserta didik yang kurang perhatian di saat
mengikuti pembelajaran. 2) Kesulitan belajar sedang dijumpai pada peserta
didik yang mengalami gangguan belajar yang berasal dari luar diri peserta
didik, misalnya faktor keluarga, lingkungan tempat tinggal, pergaulan, dsb.
3) Kesulitan belajar berat dijumpai pada peserta didik yang mengalami
ketunaan pada diri mereka, misalnya tuna rungu, tuna netra, tuna daksa, dsb.

b. Teknik-Teknik yang dapat digunakan untuk mendiagnosis kesulitan belajar


antara lain: tes prasyarat (prasyarat pengetahuan, prasyarat keterampilan), tes
diagnostik, wawancara, pengamatan, dsb. 1) Tes prasyarat adalah tes yang
digunakan untuk mengetahui apakah prasyarat yang diperlukan untuk
mencapai penguasaan kompetensi tertentu terpenuhi atau belum. Prasyarat
ini meliputi prasyarat pengetahuan dan prasyarat keterampilan. 2) Tes
diagnostik digunakan untuk mengetahui kesulitan peserta didik dalam
menguasai kompetensi tertentu. 3) Wawancara dilakukan dengan
mengadakan interaksi lisan dengan peserta didik untuk menggali lebih dalam
mengenai kesulitan belajar yang dijumpai peserta didik Pengamatan
(observasi) dilakukan dengan jalan melihat secara cermat perilaku belajar

4
Wijaya, Op.Cit. h. 54
12

peserta didik. Dari pengamatan tersebut diharapkan dapat diketahui jenis


maupun penyebab kesulitan belajar peserta didik.

5. Bentuk Pelaksanaan pembelajaran Remedial


Setelah diketahui kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik. langkah
berikutnya adalah memberikan perlakuan berupa pembelajaran remedial.
Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran remedial antara lain.5

a. Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda.


Pembelajaran ulang dapat disampaikan dengan cara penyederhanaan materi,
variasi cara penyajian, penyederhanaantes/ pertanyaan. Pembelajaran ulang
dilakukan bilamana sebagian besar atau semua peserta didik belum mencapai
ketuntasan belajar atau mengalami kesulitan belajar.

b. Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan. Dalam


hal pembelajaran klasikal peserta didik mengalami kesulitan, perlu dipilih
alternatif tindak lanjut berupa pemberian bimbingan secara individual
Pemberian bimbingan perorangan merupakan implikasi peran pendidik
sebagai tutor. Sistem tutorial dilaksanakan bilamana terdapat satu atau
beberapa peserta didik yang belum berhasil mencapai ketuntasan.

c. Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus. Dalam rangka menerapkan


prinsip pengulangan, tugas-tugas latihan perlu diperbanyak agar peserta didik
tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan terakhir. Peserta didik perlu
diberi latihan intensif (drill) untuk membantu menguasai kompetensi
yangditetapkan.

d. Pemanfaatan tutor sebaya. Tutor sebaya adalah teman sekelas yang memiliki
kecepatan belajar lebih. Mereka perlu dimanfaatkan untuk memberikan
tutorial kepada rekannya yang mengalami kelambatan belajar. Dengan teman
sebaya diharapkan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar akan lebih
terbuka dan akrab.

6. Waktu Pelaksanaan Pembelajaran Remedial


Terdapat beberapa alternatif berkenaan dengan waktu atau kapan

5
Surya & Amin, Pengajaran Remedial, (Jakarta : PD Andreola, 1980), h. 33
13

pembelajaran remedial dilaksanakan. Pertanyaan yang timbul, apakah


pembelajaran remedial diberikan pada setiap akhir ulangan harian, mingguan,
akhir bulan, tengah semester, atau akhir semester. Ataukah pembelajaran
remedial itu diberikan setelah peserta didik mempelajari SK atau KD tertentu?
Pembelajaran remedial dapat diberikan setelah peserta didik mempelajari KD
tertentu. Namun karena dalam setiap SK terdapat beberapa KD, maka terlalu
sulit bagi pendidik untuk melaksanakan pembelajaran remedial setiap selesai
mempelajari KD tertentu. Mengingat indikator keberhasilan belajar peserta
didik adalah tingkat ketuntasan dalam mencapai SK yang terdiri dari beberapa
KD, maka pembelajaran remedial dapat juga diberikan setelah peserta didik
menempuh tes SK yang terdiri dari beberapa KD. Hal ini didasarkan atas
pertimbangan bahwa SK merupakan satu kebulatan kemampuan yang terdiri
dari beberapa KD. Mereka yang belum mencapai penguasaan SK tertentu perlu
mengikuti program pembelajaran remedial.
Hasil belajar yang menunjukkan tingkat pencapaian kompetensi melalui
penilaian diperoleh dari penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian proses
diperoleh melalui postes, tes kinerja, observasi dan lain-lain. Sedangkan
penilaian hasil diperoleh melalui ulangan harian, ulangan tengah semester dan
ulangan akhir semester.

7. Hasil Belajar Siswa


Setiap proses belajar akan menuai hasil belajar. Menurut Jhon M. Keller,
hasil belajar merupakan keluaran dari suatu system pemrosesan berbagai
masukan yang berupa informasi.6 Menurut Winkel, hasil belajar adalah suatu
aktifitas mental dan psikis yang berlangsung dalam interaktif dengan
lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
keterampilan, dan nilai sikap.7 Perubahan ini bersifat relatif konstan, dan
berbekas Hasil belajar adalah informasi tentang pengetahuan sikap-sikap dan
prilaku serta keterampilan selama rentang waktu tertentu.
Perubahan tingkah laku hasil belajar dikatakan positif, dalam arti bahwa
tingkah laku dan pengalaman baru yang muncul sebagai hal yang diharapkan
dan bersifat normatif. Dengan kata lain, perilaku dan pengalaman yang tidak
6
Mulyono, Metodologi Pengajaran, (Jakarta : Bina Aksara, 2003), h. 39
7
Winkell, WS, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, (Jakarta : Gramedia, 1999), h. 53
14

dinginkan bukan merupakan bagian dari karakteristik belajar Perilaku positif ini
berarti mempengaruhi kriteria yang diterapkan dalam tujuan proses belajar
Perbuatan dan hasil belajar dapat dimanifestasikan dalam bentuk
penambahan ilmu pengetahuan yang berupa a) fakta, informasi, prinsip atau
hukum atau kaidah, prosedur atau pola kerja, teori, dan sistem nilai, b)
penguasaan pola-pola perilaku kognitif (pengamatan, proses berpikir,
mengingat atau mengenal kembali), perilaku afektif (sikap apresiasi,
penghayatan, dsb), perilaku psikomotor (ketrampilan- ketrampilan dan yang
bersifat ekspresif); c) perubahan dalam sifat-sifat kepribadian baik yang
tangible maupun yang intangible.8
Selanjutnya Abin Syamsudin mengemukakan bahwa belajar adalah suatu
proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau
pengalaman tertentu9. Sumadi Suryabrata mengemukakan dari sudut sifat-sifat
yang umum dari aktivitas manusia bahwa yang dominan mempengaruhi
perkembangan dari hasil belajar siswa adalah berkenaan dengan sifat-sifat
aktivitas individu yang meliputi perhatian, pengamatan, tanggapan, fantasi,
ingatan, berpikir, perasaan, dan motif-motif.10
Untuk memberikan suatu penilaian hasil belajar, maka harus dilakukan
pengukuran sampai sejauh mana perubahan akan menetap menjadi sebuah
perilaku Akan tetapi, mengukur hasil belajar yang diperoleh siswa tidak hanya
nampak dalam bentuk perubahan tingkah laku saja melainkan secara
menyeluruh (komprehensif) yang terdiri dari unsur kognitif, afektif, dan
psikomotorik secara terpadu pada diri siswa. Kegiatan belajar yang dilakukan
siswa tentunya mengharapkan semua hasil belajar yang diperoleh itu akan
membentuk suatu sistem nilai yang dapat membentuk kepribadian siswa,
sehingga akan memberi warna dan arahan dalam segala bentuk tindakan dan
perbuatannya.
Howard Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yaitu a) ketrampilan
dan kebiasaan; b) pengetahuan dan pengertian; c) sikap dan cita-cita. 11
Sedangkan Gagne mengemukakan lima macam tipe hasil belajar, yaitu a) verbal

8
Abin Syamsudin Makmun, Psikologi Pendidikan, (Bandung : Pustaka Martiana, 1981), h. 138
9
Abin Syamsudin Makmun, Ibid, h. 134
10
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1995), h. 13
11
Gory, H. Kingsley, The Nature Condition of Learning, (Yenglewood Cliffs, New Jersey), 1970, p. 13
15

information; b) intelektual skill, c) cognitive strategy: d) attitude, dan e) motor


skill. Sedangkan tipe perbuatan belajar, yaitu a) belajar signal, b) belajar
mereaksi perangsang melalui penguatan, c) belajar membentuk rangkaian, d)
belajar asosiasi verbal, e) belajar membedakan hal yang majemuk, f) belajar
konsep; g) belajar kaidah atau belajar prinsip, h) belajar memecahkan masalah.12
Terjadinya suatu perubahan tingkah laku merupakan suatu hasil dari
proses belajar dalam konteks pendidikan di sekolah, bila mengedepankan
pendekatan aspek kognitif sebagai dasar berpikir dari pengertian 'belajar, maka
akan identik dengan istilah 'hasil belajar dan akan mengandung makna prestasi.
Sebagaimana yang dikemukakan Saifuddin Azwar bahwa "prestasi belajar
adalah tercapainya sejumlah kemampuan tertentu setelah terjadi proses belajar
dan hanya dapat diukur melalui test". 13 Prestasi belajar yang dimaksud di atas
merupakan kompetensi-kompetensi yang dicapai seseorang setelah mengalami
proses belajar baik berupa kompetensi aspek kognitif, aspek afektif maupun
aspek psikomotor yang telah diuji tingkat keberhasilannya. Dengan demikian,
bahwa belajar dapat dilihat dari sudut pandang proses belajar dan hasil belajar
atau prestasi belajar seseorang atau siswa di sekolah.
Dari uraian di atas bahwa hasil belajar tidak hanya berupa pengetahuan
yang diterima seseorang dalam bentuk angka, namun dapat berupa prilaku atau
aktifitas siswa yang dinyatakan dalam bentuk kata-kata, misalnya baik, cukup,
dan kurang. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan ukuran
keberhasilan siswa dalam memahami pelajaran yang diberikan oleh guru yang
dapat dilihat dari nilai tes yang diberikan dalam bentuk angka atau skor.

8. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Bila melihat berbagai pendapat para ahli bahwa hasil belajar atau prestasi
belajar merupakan tujuan utama dari proses pendidikan (belajar) di sekolah.
Hasil belajar yang dicapai seseorang atau siswa dapat dipegaruhi banyak faktor,
paling tidak ada dua faktor antara lain faktor dari diri siswa (internal) dan faktor
dari luar diri siswa (eksternal).
Nana Sudjana mengemukakan bahwa faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar siswa adalah faktor kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada faktor
12
Leslie J. Brigfs (Ed), Intructional Design, (Englewood Cliffs, New Jersey, 1981), p. 126
13
Saifuddin Azwar, Tes Prestasi (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 1998), h. 2
16

lain, seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar,
14
ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis. Berdasarkan hasil
penelitian para ahli bahwa faktor kemampuan siswa merupakan pengaruh yang
paling besar dalam mencapai prestasi belajar. Seperti yang dikemukakan oleh
Clark bahwa hasil belajar atau prestasi belajar siswa di sekolah 70%
dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh faktor
lingkungan.15 Pada hakikatnya bahwa perbuatan belajar yang dilakukan oleh
seseorang atau siswa adalah perubahan tingkah laku yang harus diniati dan
disadarinya, dan merupakan suatu kebutuhan untuk berprestasi dalam mencapai
hasil belajar.
Menurut Slameto bahwa yang mempengaruhi perkembangan hasil belajar
siswa adalah: 1) faktor jasmaniah, yang meliputi faktor kesehatan dan cacat
tubuh; 2) faktor psikologis, yang meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat,
16
kematangan, dan kesiapan; dan 3) faktor kelelahan. Dari banyak faktor
internal, bahwa yang dapat mempengaruhi tingkat prestasi belajar siswa,
menurut Bobbi De Porter adalah faktor motivasi yang paling mendominasi
dalam mempengaruhinya. 17
18
Menurut Ngalim Purwanto bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
belajar dibedakan menjadi dua golongan a) faktor yang ada pada diri organisme
itu sendiri yang kita sebut faktor individual, dan b) faktor yang ada di luar
individu yang kita sebut faktor sosial. Yang termasuk ke dalam faktor individual
antara lain faktor kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan
faktor pribadi. Sedangkan yang termasuk faktor sosial antara lain faktor
keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang
dipergunakan dalam belajar-mengajar, lingkungan dan kesempatan yang
tersedia, dan motivasi sosial.
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil atau prestasidalam
keefektifan perilaku belajar secara fundamental menurut Dollar dan Miller
sebagaimana yang dikutip oleh Abin Syamsudin, antara lain: a) adanya motivasi
14
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Algensindo, 2004), h. 39-40
15
Richard Clark, Calvin Bovy, Cognitif Prescriptive Theory and Psycho-educational Design, (University of
Southern California, 1981), p. 12
16
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta, 1991), h. 4
17
De Porter, Bobbi, Penterjemah : Ary Nilandari, Quantum Teaching, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1998), h. 34
18
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1996), h. 102
17

(drives), siswa harus menghendaki sesuatu (the learner must want something);
b) adanya perhatian dan tahu sasaran (cue), siswa memperhatikan sesuatu (the
leaner must notice something), c). Adanya usaha (respons), siswa harus
melakukan sesuatu (the learner do something); dan d) adanya evaluasi dan
pemantapan hasil belajar (reinforcement), siswa harus memperoleh sesuatu (the
learner get something). 19
Dalam mengukur tarap keberhasilan prestasi belajar dari siswa harus
mempertimbangkan tingkat keshohehan (validitas), dan dapat dipercaya
(reliable), selanjutnya diperlukan informasi dan data yang obyektif dan
memadai tentang indikator-indikator perubahan tingkah laku dan pribadi siswa.
Sudah barang tentu sangat sulit untuk dapat mengungkap keberhasilan prestasi
belajar secara representatif dari keseluruhan perubahan baik aspek kognitif,
afektif dan psikomotor. Untuk mencapainya diperlukan kecermatan, ketepatan,
kepercayaan, keobyetifan serta di diagnosa dengan pengambilan keputusan dan
kesesuaian penggunaan alat tes untuk menguji tingkat keberhasilan belajar
siswa yang di dukung oleh informasi, fakta dan data yang diperoleh.

Sekalipun masing-masing orang ada perbedaan, hal itu tidak menutup


peluang bagi tiap orang untuk maju, berhasil dalam hidup, termasuk belajar.
Pada umumnya, ada ciri-ciri yang dimiliki orang orang berhasil, antara lain
memiliki tujuan yang jelas, ada ambisi, ada usaha dan kemauan yang kuat, kerja
keras, disiplin individu. Ciri-ciri tersebut perlu dipahami guru-guru dan
ditanamkan kepada para siswa.

B. Aqidah Akhlaq
1. Pengertian dan Ruang Lingkup Aqidah Akhlaq
Pendidikan Aqidah Akhlaq adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, dan
mengimani Allah Swt, dan merealisasikannya dalam perilaku akhlaq mulia
dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan,
penggunaan pengalaman dan pembiasaan.20

19
Abin Syamsudin Makmun, Op.Cit., h. 142
20
Departemen Agama, Standar Kompetensi, (Jakarta : Dirjen Kelembagaan Agama Islam, 2004), h. 17
18

Pendidikan Aqidah Akhlaq di Madrasah Tsanawiyah sebagai bagian


integral dari pendidikan agama, memang bukan satu-satunya factor yang
menentukan dalam pembentukan watak dan kepribadian peserta didik. Tetapi
secara substansial mata pelajaran Aqidah Akhlaq memiliki kontribusi dalam
memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan nilai-nilai
keyakinan keagamaan (tauhid) dan akhlaqul karimah dalam kehidupan sehari-
hari.
Dalam kehidupan masyarakat yang majemuk dalam bidang keagamaan,
pendidikan Aqidah Akhlaq diarahkan pada peneguhan aqidah di satu sisi dan
peningkatan budi pekerti yang mulia, toleransi serta saling menghormati dengan
penganut agama lain dalam rangka mewujudkan kesatuan dan persatuan bangsa.
Ruang lingkup pelajaran Aqidah Akhlaq meliputi :
a) Aspek keimanan
Aspek keimanan ini meliputi sub-sub aspek Iman kepada Allah Swt,
dengan alas an pembuktian yang sederhana, memahami dan meyakini rukun
iman, tanda-tanda orang yang beriman, beriman kepada malaikat, dan iman
kepada rosul Allah Swt
b) Aspek akhlaq
Aspek akhlaq yang meliputi akhlaq di rumah, akhlaq di madrasah,
akhlaq di perjalanan, akhlaq dalam keadaan bersin, menguap, dan meludah,
akhlaq dalam bergaul dengan yang lemah. akhlaq dalam membantu dan
menerima tamu, perilaku akhlaq pribadi yang terpuji, akhlaq dalam
bertetangga, akhlaq dalam alam sekitar, akhlaq dalam beribadah, akhlaq
dalam berbicara, melafalkan dan membiasakan kalimah tayyibah, akhlaq
terhadap orang yang sakit, syukur nikmat, dan menghindari akhlaq yang
tercela.
c) Aspek kisah keteladanan
Aspek keteladanan yang meliputi keteladanan Nabi Muhammad Saw,
kisah Nabi Musa, dan Nabi Yusuf As, kisah Mashitoh dan Ashabul Kahfi.

2. Fungsi dan Tujuan Aqidah Akhlaq


a. Fungsi Mata Pelajar Aqidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah untuk :
1) Penanaman nilai dan ajaran Islam sebagai pedoman mencapai
19

kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.


2) Peneguhan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Swt, serta
pengembangan akhlaq mulia peserta didik seoptimal mungkin.
3) Penyesuaian mental dan diri peserta didik terhadap lingkungan fisik dan
sosial dengan bekal Aqidah Akhlaq.
4) Perbaikan kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan peserta didik
dalam keyakinan, pengamalan ajaran agama Islam dalam kehidupan
sehari-hari.
5) Pencegahan peserta didik dari hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari
budaya asing yang akan dihadapinya sehari-hari.
6) Pengajaran tentang informasi dan pengetahuan keimanan dan akhlaq.
7) Pembekalan peserta didik untuk mendalami Aqidah Akhlaq pada jenjang
pendidikan yang lebih tinggi
b. Tujuan Aqidah Akhlaq
Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq bertujuan untuk menumbuhkan dan
meningkatkan keimanan peserta didik yang diwujudkan dalam akhlaqnya
yang terpuji, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan,
pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang aqidah dan akhlaq Islam,
sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dan meningkat
kualitas keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah Swt, serta berakhlaq
mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,
serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

3. Pendekatan Pelajaran Aqidah Akhlaq


Pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan dalam mata pelajaran
Aqidah Akhlak ini adalah :
a) Pendekatan rasa (kalbu), yaitu pendekatan untuk menggugah perasaan siswa
dalam memahami dan meyakini kebenaran ajaran dan syariat Islam dengan
menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam sejarah Islam.
b) Pendekatan rasional, yaitu usaha untuk memberikan peranan rasio (akal)
dalam memahami peristiwa sejarah dan perkembangan peradaban Islam.
c) Pendekatan keteladanan, yaitu usaha menanamkan nilai melalui
keteladanan, baik yang langsung melalui penciptaan kondisi pergaulan yang
20

akrab antar personal sekolah, perilaku para pendidik dan tenaga


kependidikan lain, maupun dengan menampilkan kisah- kisah teladan
Adapun pendekatan yang tepat untuk pelajaran Akhlak adalah pendekatan
keteladanan, pembiasaan dan pengalaman. Sedangkan pendekatan yang cocok
untuk Aqidah adalah pendekatan emosional dan rasional.
Atas dasar penentuan pendekatan-pendekatan tersebut, guru dapat
menentukan metode pengajaran/pembelajaran yang dianggap tepat dan efektif.
Beberapa metode yang dapat digunakan antara lain:
a) Metode ceramah/bercerita
b) Metode tanya jawab
c) Metode sosiodrama
d) Metode diskusi

4. Alokasi Waktu
Di Madrasah Tsanawiyah mata pelajaran Aqidah Akhlak dibagi menjadi 2
semester. Pengaturan waktu yang tersedia tidak merupakan sesuatu yang kaku,
tetapi bersifat luwes dengan menyesuaikan pada taraf perkembangan siswa dan
kondisi sekolah.

5. Kemampuan Dasar
Kemampuan dasar yang diharapkan dari siswa setelah menamatkan
pendidikan di Madrasah Tsanawiyah adalah:
a) Mengetahui dan meyakini rukum iman yang enam.
b) Dapat mengamalkan akhlak terpuji dan menjauhi akhlak tercela.
c) Mengetahui sopan santun senantiasa mengamalkannya, baik dalam hubungan
manusia dengan Allah, dengan diri sendiri, sesama manusia maupun dengan
lingkungan.

C. Kerangka Berfikir
Pembelajaran remedial mempunyai peranan penting dalam keseluruhan proses
belajar mengajar, khususnya dalam mencapai hasil belajar yang optimal.
Pembelajaran remedial merupakan pelengkap dari proses pembelajaran secara
21

keseluruhan
Dalam melaksanakan tugas, peranan seorang guru bukan hanya sekedar
penyampai pengetahuan kepada murid tetapi juga mempunyai peranan sebagai
pembimbing yang harus dapat membantu murid memahami dirinya dan mampu
mengatasi hambatan-hambatan di dalam dirinya. Dalam kaitan inilah pembelajaran
remedial merupakan salah satu upaya yang dapat dilaksanakan oleh seorang guru
dalam memberikan peluang besar bagi setiap murid untuk dapat mencapai prestasi
belajar secara optimal dan maksimal.
Pembelajaran remedial diperlukan dalam melaksanakan proses belajar
mengajar yang sebenarnya. Pada dasarnya belajar yang sesungguhnya dapat
diartikan sebagai sesuatu proses perubahan tingkah laku secara keseluruhan
Adanya gejala kesulitan belajar merupakan indikasi belum adanya perubahan
tingkah laku secara keseluruhan, oleh karena itu masih diperlukan proses belajar
mengajar khusus yang dapat membantu pencapaian keseluruhan perubahan tingkah
laku sebagai hasil belajar Dengan demikian dapat dipahami bahwa pembelajaran
remedial mempunyai peranan yang penting terhadap keberhasilan proses belajar
mengajar secara keseluruhan.
Tujuan pembelajaran remedial sebenarnya tidak berbeda dengan tujuan
pangajaran pada umumya, yaitu agar murid dapat mencapai prestasi belajar sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan. Secara khusus pembelajaran remedial
bertujuan agar murid yang mengalami kesulitan belajar dapat mencapai prestasi
belajar yang diharapkan melalui proses penyembuhan atau perbaikan, baik segi
proses belajar mengajar maupun kepribadian murid
Jika hal tersebut dilaksanakan dengan baik, tidak mustahil pendidikan akan
semakin maju khususnya prestasi belajar siswa akan semakin meningkat.
Berdasarkan pemaparan di atas dapat diduga bahwa pembelajaran remedial akan
memberikan pengaruh yang positif terhadap peingkatan prestasi beajar siswa, baik
pelajaran umum maupun pelajaran agama.

D. Hipotesis
Dalam penyusunan skripsi ini penulis membuat hipotesis sebagai berikut
H1 : “Ada pengaruh yang signifikan pembelajaran remedial terhadap hasil belajar
siswa bidang studi Aqidah Akhlaq di Mts Muhammadiyah 02 Kota Bekasi.
22

HO : “Tidak ada pengaruh yang signifikan pembelajaran remedial terhadap hasil


belajar siswa bidang studi Aqidah Akhlaq di Mts Muhammadiyah 02 Kota
Bekasi".
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Untuk penelitian ini bertempat di Kota Bekasi tepat di Perguruan
Muhammadiyah Kota Bekasi dan yang akan di teliti yaitu Mts Muhammadiyah 02
Kota Bekasi, adapun waktu penelitian mengikuti pengesahan dan jadwal pada
kegiatan pembelajaran di sekolah tersebut.

B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Hal ini
penulis secara langsung ke lapangan tempat dilaksanakan penelitian

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengungmpulan Sampel


Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa siswi kelas V Mts
Muhammadiyah 02 Kota Bekasi yang berjumlah 25 siswa. Karena jumlah populasi
kurang dari 100 maka penulis menetapkan seluruh populasi dijadikan sebagai
sampel penelitian.

D. Instrumentasi Penelitian
Data yang dikumpulkan dalam penelitian adalah pemberian remedial dan
hasil belajar Aqidah Akhlaq. Variable pemberian remedial dikumpulkan melalui
kuesioner. Data dikumpulkan dengan menggunakan instrument yang berbentuk
skala likert terhadap pernyataan dengan jawaban berskala lima, dengan kategori a.
selalu, b. sering, c. kadang-kadang, d pernah, d. tidak pernah.
Sedangkan variable hasil belajar Aqidah Akhlaq diambil dari nilai Aqidah
Akhlaq dari buku legger yang ada di sekolah Pada penelitian ini pengukuran
dilakukan pada situasi nyata sesuai dengan penilaian dari responden apa yang
dialami, instrument yang digunakan disusun dalam bentuk pernyataan.

E. Teknik Pengumpulan Data


Untuk mendapatkan data yang diperlukan, penulis menggunakan teknik
pengmpulan data seperti di bawah ini:

23
24

1. Observasi
Penulis mengadakan pengamatan langsung secara cermat terhadap obyek sasaran
yang akan diteliti.
2. Wawancara
Penulis mengadakan wawancara dengan Kepala Sekolah, guru agama yang
bersangkutan untuk memperoleh data yang diperlukan dengan akurat, cermat dan
tapat sasaran.
3. Angket
Penulis membuat angket sebanyak 20 pertanyaan dengan lima alternatif jawaban,
dan tiap-tiap jawaban penulis beri skor sebagai berikut: a=5, b = 4, c = 3, d = 2,
dan e = 1.
4. Studi dokumentasi
Tujuan teknik ini untuk mengetahui data-data yang lebih akurat tentang nilai
prestasi belajar siswa dengan mengambil dari buku legger prestasi siswa dalam
mata pelajaran Aqidah Akhlaq.

F. Teknik Analisis Data


Setelah data yang diperlukan terkumpul, langkah selanjutnya adalah
mengolah data untuk membuktikan hipotesa. Dalam analisa data penulis
menggunakan analisa statistik, dengan menggunakan pendekatan hubungan dua
variabel, yaitu variable pemberian remedial (variabel X) dan hasil belajar PAI
(variabel Y) dengan cara menghitung koefisien korelasi antara variabel X dan
variabel Y menggunakan rumus Tata jenjang dari Spearman:
6 ΣΟ²
Rxy = 1- -----------------
N (N2 - 1)
Keterangan:
Rxy = koefisien korelasi Tata Jenjang
ΣΙ = Difference (Beda antar jenjang setiap subyek)
N = Banyaknya subyek

Dari korelasi di atas dapat diinterpretasikan guna untuk mengetahui


besar kecilnya korelasi digunakan ketentuan sebagai berikut:
25

N Interval Keterangan
o
1 0,00 - 0,20 Sangat Rendah
2 0,21 - 0,40 Rendah
3 0.41 - 0,60 Cukup
4 0.61 - 0,80 Tinggi
5 0.81 - 1,00 Sangat Tinggi
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Saifuddin Tes Prestasi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998)

Clark, Richard, Calvin Bovy, Cognitif Prescriptive Theory and Psycho- educational
Design, University of Southern Califronia, Califronia, 1981)

Departemen Agama Standar Kompetensi MI (Jakarta, Departemen Agama, 2004)

Gorry, H. Kingsley, The Nature and Conditions of Learning, YEnglewood Cliffs,


New Jersey, 1970)

Ischak S. W. & Warji R. Program remedial dalam proses belajar mengajar,


(Yogyakarta: Liberty, 1987)

Leslie J. Briggs (Ed), Intructional Design, {Englewood Cliffs, New Jersey. 1981

Makmun, Abin Syambsudin, Psikologi Kependidikan, (Bandung Pustaka Martiana,


1981)

Mulyono, Metodologi Pengajaran, (Jakarta: Bina Aksara, 2003)

Purwanto, M Ngalim, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996)

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka


Cipta, 1991)

Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Algensindo,


2004)

Surya & Amin, Pengajaran remedial, (Jakarta: PD Andreola, 1980)

Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995)

Wijaya, Pendidikan remedial: Sarana pengembangan mutu sumber daya manusia,


(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1996)

Winkell, WS, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, (Jakarta: Gramedia,


1999), h. 53

----------------------,Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional

26

Anda mungkin juga menyukai