8.1 LP M1 Feyla Enggar

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN MINGGU KE 1

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA


NY. D USIA 29 TAHUN AKSEPTOR KAB SUNTIK 3 BULAN

OLEH:
FEYLA ENGGAR W,N
NIM P01740523061

Pembimbing Akademik

Yenni Puspita,SKM.,MPH
NIP. 198201142005022001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES
BENGKULU
2024
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan

“ASUHAN KEBIDANAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA


NY. D USIA 29 TAHUN AKSEPTOR KAB SUNTIK 3 BULAN”

Oleh:
FEYLA ENGGAR W,N
NIM P01740523061

Menyetujui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Yenni Puspita,SKM.,MPH Senni Riani Manik,S.Tr.Keb


NIP. 198201142005022001 NIP.197712132009032001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Diah Eka Nugraheni, SST,M.Keb


NIP.198012102002122002
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, sehingga dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan ini.
Penulisan laporan ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas Praktik Asuhan
Kebidanan Kesehatan Reproduksi. Laporan ini terwujud atas bimbingan,
pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu dan pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :

1. Ibu Yuniarti,S,ST,M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes


Kemenkes Bengkulu.
2. Ibu Diah Eka Nugraheni,M,Keb selaku Ketua Prodi Profesi Bidan Jurusan
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Bengkulu.
3. Ibu Yenni Puspita,SKM.,MPH selaku Pembimbing Akademik.
4. Ibu Senni Riani Manik,S.Tr.Keb selaku Pembimbing Lahan.

Mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, penulis menyadari


bahwa penulisan laporan ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Akhir
kata, penulis berharap semoga laporan pendahuluan ini bermanfaat bagi semua
pihak.

Curup, Februari 2024

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv

BAB I TINJAUAN TEORI............................................................................ 1


A. Konsep Teori Kesehatan reproduksi .................................................... 1
B. Konsep Teori KB 3 Bulan..................................................................... 16

BAB II KONSEP ASUHAN KEBIDANAN ................................................ 24


A. Data Subjektif ...................................................................................... 24
B. Data Objektif ....................................................................................... 29
C. Analisa ................................................................................................. 33
D. Penatalaksanaan ................................................................................... 33

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 34
BAB I
TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan teori Keluarga Berencana


1. Pengertian Program Keluarga Berencana
Pengertian Keluarga Berencana (KB) menurut UU No. 10 Tahun
1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan
Keluarga Sejahtera adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran
serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP),
pengaturan usia kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga,
peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
( Sujiyatini, 2018).
Keluarga Berencana menurut UU No. 10 Tahun 1992 Progran KB
Nasional diartikan sebagai upaya peningkatan kependudukan, peran
serta masyarakat melalui pengendalian kelahiran, pembinaan
ketahanan keluarga daan peningkatan kesejahteraan keluarga dalam
rangka melembagakan dan membudayakan Norma Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera (NKKBS). Pengaturan kelahiran melalui
progaram KB berdampak signifikan terhada peningkatan
kelangsungan hidup ibu, bayi dan anak. Oleh karenanya progaram KB
telah diakui secara internasional sebagai salah satu upaya pokok
dalam program safe motherhood and child survival. (Rismalinda, dkk,
2010).
2. Tujuan Program Keluarga Berencana
Untuk mencapai keberhasilan program KB Nasional diperlukan
suatu tujuan dalam memberikan arah yang jelas. Adapun tujuan
Program Nasional Kependudukan dan Keluarga Berencana adalah :
a. Tujuan Demografis : yaitu dapat dikendalikannya tingkat
pertumbuhan penduduk sebagai usaha mencapai penurunan
fertilitas.
b. Tujuan Normatif : yaitu dapat dihatyati Norma Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) yang pada waktunya akan
menjadi falsafah hidup masyarakat Indonesia.
Jadi tujuan KB nasional dilihat dari segi demografis dan normatif
adalah mengendalikan tingkat pertumbuhan penduduk dengan
menjadikan KB sebagai falsafah hidup masyarakat Indonesia agar
diperoleh suatu Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera yang dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya. (Rismalida, dkk, 2010).
Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan
kekuatan sosial ekonomi suatu keluargaa, dengan cara pengaturan
kelahiran anak agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera
yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Tujuan utama program KB nasional adalah untuk memenuhi
perintah masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi
yang berkualitas, menurunkan tingkat atau angka kematian ibu, bayi
dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi dalam
rangka membangun keluarga kecil berkualitas sedangkan tujuan
program Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) adalah untuk
meningkatkan pemahaman, pengetahuan, dan perilaku positif remaja
tentang kesehatan dan haka – hak reproduksi, guna meningkatkan
derajat kesehatan reproduksinya, untuk mempersiapkan kehidupan
dalam mendukung upayamkeningkatkan kualitas generasi mendatang.
3. Sasaran Keluarga Berencana
Adapun sasaran program KB nasional lima tahun ke depan seperti
tercantum dalam RPJM 2004 – 2009 adalah sebagai berikut :
a. Menurunnya rata – rata laju pertumbuhan penduduk (LPP) secara
nasional menjadi satu, 14 % pertahun
b. Menurunkan angka kelahiran Total Fertility Rate (TFR) menjadi
2,2 er perempuan
c. Meningkatnya peserta KB pria menjadi 4, 5 %
d. Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang efektif dan
efisien
e. Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbauh
dan kembang anak
f. Meningkatnya jumlah keluarga persejahtera dan keluarga
sejahtera 1 yang akti dalam usaha ekonomi produktif
g. Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi.
4. Jenis-Jenis Kontrasepsi
a. Metode Alamiah
1) Metode Kalender
a) Defenisi
Metode kalender adalah metode yang digunakan
berdasarkan masa subur dimana harus menghindari
hubungan seksual tanpa perlindungan kontrasepsi pada
hari ke 8-19 siklus menstruasi.
2) Metode Suhu Basal
a) Defenisi
Suatu metode kontrasepsi yang dilakukan dengan
mengukur suhu tubuh untuk mengetahui suhu tubuh basal,
untuk menentukan masa ovulasi. Metode suhu basal tubuh
mendeteksi kapan ovulasi terjadi. Keadaan ini dapat
terjadi karena progesteron, yang dihasilkan oleh korpus
luteum, menyebabkan peningkatan suhu basal tubuh.
Sebelum perubahan suhu basal tubuh dipertimbangkan
sebagai masa ovulasi, suhu tubuh terjadi peningkatan
sekitar 0,4◦F (0,2-0,5◦C) diatas 6 kali perubahan suhu
sebelumnya yang diukur. Pendeteksian peningkatan suhu
tubuh ini kemudian dapat mengidentifikasi dua fase siklus
menstruasi, yakni fase luteum dan fase pasca ovulasi.
3) Metode Lendir Serviks
Metode kontrasepsi dengan menghubungkan pengawasan
terhadap perubahan lendir serviks wanita yang dapat
dideteksi di vulva. Metode ovulasi didasarkan pada
pengenalan terhadap perubahan lendir serviks selama siklus
menstruasi yang menggambarkan masa subur dalam siklus
dan waktu fertilisasi maksimal dalam masa subur.
Angka kegagalan metode kontrasepsi sederhana MOB ini
adalah 0,4 – 39,7 per 100 wanita pertahun.
4) Metode Amenore Lakatasi (MAL)
Metode amenore laktasi adalah kontrasepsi yang
mengtandalkan pemberian ASI secara eksklusif, artinya
hanya memberikan ASI saja tanpa pemberian makanan
tambahan atau minuman apapun. Efektifitas metode amenore
laktasi tinggi (keberhasilan 98% pada 6 bulan I pasca
persalinan).
5) Senggama Terputus
Metode kontrasepsi dimana senggama diakhiri sebelum
terjadi ejakulasi intra – vagina. Ejakulasi terjadi jauh dari
genitalia eksterna.
Efektif bila dilaksanakan dengan benar. Efektivitas
tergantung pada kesediaan pasangan untuk melakukan
senggama terputus setiap melaksanakannya (angka kegagalan
4- 18 kehamilan dari 100 perempuan per tahun). Efektivitas
akan jauh menurun apabila sperma dalam 24 jam sejak
ejakulasi masih melekat pada penis.
b. Metode Alat/Hormonal
1) Pil
Pil kombinasi merupakan pil kontrasepsi yang berisi hormon
sintesis esterogen dan progesteron. Efektivitas tinggi, 1
kehamilan / 1000 perempuan dalam tahun pertama
pengguanaan
2) Implant
Salah satu jenis kontrasepsi yang berupa susk yang terbuat
dari sejenis karet silastik yang berisi hormon, dipasang pada
lengan atas. Menhambat ovulasi, menghambat perkembangan
siklis dari endometrium.
3) AKDR/IUD
Suatu alat atau benda yang dimasukkan ke dalam rahim yang
sangat efektif, reversibel dan berjangka panjang, dapat
dipakai oleh semua perempuan usia produktif, Mencegah
terjadinya pembuahan dengan mengeblok bersatunya ovum
dengan sperma.
4) Sterilisasi
a. Tubektomi
Mencegah terjadinya pembuahan dengan mengeblok
bersatunya ovum dengan sperma. Mekanisme kerja
Dengan mengoklusi tuba falopii (mengikat dan
memotong atau memasang cincin), sehingga sperma
tidak dapat bertemu dengan ovum.
b. Vasektomi
Kontrasepsi mantap merupakan salah satu metode
kontrasepsi yang sangat efektif bagi pria dan perempuan,
tidak memiliki efek samping klinis karena bersifat non
hormonal, pengaruhnya jangka lama dengan sekali
tindakan saja. Vasektomi adalah prosedur klinik untuk
menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan
melakukan oklusi vas deferensia sehingga jalur
tranportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi
penyatuan dengan ovum tidak terjadi.
B. Suntik Kb 3 Bulan (Depo Medroxy Progesterone Acetate)
1. Pengertia KB suntik 3 Bulan
Suntikan KB ini mengandung hormon Depo medroxy
progesterone Acetate (hormon progestin) 150mg. Sesuai dengan
namanya, suntikan ini diberikan setiap 3 bulan (12 Minggu). Suntikan
pertama biasanya diberikan 7 hari pertama periode menstruasi Anda,
atau 6 minggu setelah melahirkan. Suntikan KB 3 Bulan ada yang
dikemas dalam cairan 3ml atau 1ml (Raidanti dan Wahidin, 2021).
Kontrasepsi suntik merupakan suatu progestin yang mekanisme
kerjanya bertujuan menhambat sekresi hormon pemicu folikel (FSH)
dan (LH) serta lonjakan LH. Apabila suntikan dimulai dalam lima hari
sejak awal menstruasi, maka efek kontrasepsi akan muncul dengan
cepat karena ovulasi tidak akan terjadi pada bulan pertama. Apabila
suntikan mulai diberikan lebih dari lima hari setelah menstruasi, maka
klien harus menggunakan metode kontrasepsi penunjang selama
beberapa minggu karena kemungkinan ovulasi tidak dapat dicegah
pada bulan pertama tersebut. Mekanisme kerja yang ke dua adalah
pengentalan lendir serviks, yang kemudian menjadi penghambat
sperma, dan perubahan kondisi endometrium sehingga endometrium
tidak lagi merupakan lingkungan yang sesuai bagi ovum yang telah
dibuahi (Varney, Helen, dkk.2019).
2. Macam-Macam Kontrasepsi Suntik
Menurut Sujiyatni (2018) macam – macam dari kontrasepsi suntik
adalah :
a. Suntik Kombinasi Ada dua jenis kontrasepsi kombinasi :
1) Suntikan kombinasi yang berisi 2 mg Depo
Medroksiprogesteron Asetat dan 5 mg esterogen sipionat
yang diberikan secara injeksi IM.
2) Suntikan yang berisi 50 mg noretindron enantat dan 5 mg
estrodiol valerat yang diberikan secara injeksi IM
b. Suntik Progestin
Tersedia 2 jenis kontrasepsi suntik yang hanya mengandung
progestin, yaitu :
1) Depo medroksiprogesteron asetat (depo provera),
mengandung 150 mg DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan
dengan cara disuntik secara IM.
2) Depo noretisteron enantat (depo noristerat), yang
mengandung 200 mg noretdron enantat, diberikan setiap 2
bulan dengan cara disuntik secara IM
3. Mekanisme kerja kontrasepsi suntik DMPA
Menurut Prawihardjo (2011) mekanisme kontrasepsi suntik
DMPA yaitu:
a. Obat ini menghalangi terjadinya ovulasi dengan jalan menekan
pembentukan releasing hormon dari hipotalamus.
b. Lendir serviks bertambah kental, sehingga menghambat penetrasi
sperma melalui serviks uteri.
c. Implantasi ovum dalam endometrium dihalangi. Efek DMPA
terlihat dengan membuat endometrium menjadi kurang layak /
baik untuk implantasi dari ovum yang telah di buahi, yaitu
mempengaruhi perubahan – perubahan menjelang stadium
sekresi, yang diperlukan sebagai persiapan endometrium untuk
memungkinkan nidasi dari ovum yang telah dibuahi.
d. Kecepatan transpor ovum melalui tuba berubah.
4. Efek samping
Menurut Putri (2019), efek samping dari penggunaan suntik
DMPA adalah:
a. Rusaknya pola pendarahan terutama pada bulan-bulan pertama
dan sudah 3-12 bulan umumnya berhenti dengan tuntas.
b. Terjadinya keputihan dalam menggunakan suntik DMPA karena
hormon progesteron mengubah flora dan pH vagina, sehingga
jamur mudah tumbuh dan menimbulkan keputihan.
c. Seringkali berat badan bertambah sampai 2-4 kg dalam waktu 2
bulan karena pengaruh hormonal, yaitu progesterone.
d. Timbul pendarahan ringan (bercak) pada awal pemakaian Rasa
pusing, mual, sakit di bagian bawah perut juga sering dilaporkan
pada awal penggunaan
e. Kemungkinan kenaikan berat badan 1–2kg. Namun hal ini dapat
diatasi dengan diet dan olahraga yang tepat
f. Berhenti haid (biasanya setelah 1 tahun penggunaan, namun bisa
lebih cepat). Namun, tidak semua wanita yang menggunakan
metode ini terhenti haidnya.
g. Kesuburan biasanya lebih lambat kembali. Hal ini terjadi karena
tingkat hormon yang tinggi dalam suntikan 3 bulan, sehingga
butuh waktu untuk dapat kembali normal (biasanya sampai 4
bulan)
h. Progesterone dalam alat kontrasepsi tersebut berfungsi untuk
mengentalkan lendir serviks dan mengurangi kemampuan rahim
untuk menerima sel yang telah dibuahi. Namun hormon ini juga
mempermudah perubahan karbohidrat menjadi lemak, sehingga
seringkali efek sampingnya adalah penumpukan lemak yang
menyebabkan berat badan bertambah (Saroha, 2015).
5. Kelebihan dari penggunaan kontrasepsi suntikan
a. Kontrasepsi suntikan adalah kontrasepsi sementara yang paling
baik, dengan angka kegagalan kurang dari 0,1% pertahun.
b. Suntikan KB tidak mengganggu kelancaran air susu ibu (ASI)
c. Suntikan KB mungkin dapat melindungi ibu dari anemia
(kurang darah)
d. Memberi perlindungan terhadap radang panggul dan untuk
pengobatan kanker bagian dalam rahim.
e. Kontrasepsi suntik yang tidak mengandung estrogen tidak
mempengaruhi secara serius pada penyakit jantung dan reaksi
penggumpalan darah.
f. Kontrasepsi suntik memiliki resiko kesehatan yang sangat
kecil, tidak berpengaruh pada hubungan suami-istri.
Pemeriksaan dalam tidak diperlukan pada pemakaian awal dan
dapat dilaksanakan oleh tenaga paramedis baik perawat
maupun bidan.
g. Oleh karena tindakan dilakukan oleh tenaga medis /
paramedis, peserta tidak perlu menyimpan obat suntik, tidak
perlu mengingat setiap hari, kecuali hanya untuk kembali
melakukan suntikan berikutnya (Marmi, 2016).
6. Kelemahan dari penggunaan kontrasepsi suntikan
Menurut BKKBN (2015), kelemahan dari suntikan DMPA
adalah:
a. Sering ditemukan gangguan haid, seperti:
1) Siklus haid yang memendek atau memanjang
2) Perdarahan yang banyak atau sedikit
3) Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting)
4) Tidak haid sama sekali
b. Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan
(harus kembali untuk suntikan)
c. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikut
d. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular
seksual, hepatitis B virus, atau infeksi virus HIV
e. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian
f. Terlambatnya kembali kesuburan bukan karena terjadinya
kerusakan/kelainan pada organ genetalia, melainkan karena belum
habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya (tempat suntikan)
g. Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka
panjang
h. Pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan
kepadatan tulang (densitas)
i. Pada pengguna jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan
pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit
kepala, nervositas, jerawat
7. Indikasi Kontrasepsi 3 Bulan
Menurut Rusmini dkk (2017) indikasi dari kontrasepsi suntik 3 bulan
adalah :
a. Usia reproduksi.
b. Nulipara dan telah memiliki anak.
c. Menghendaki kontrasepsi jangka panjang.
d. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.
e. Setelah abortus atau keguguran.
f. Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi.
g. Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung esterogen.
h. Menggunakan obat untuk epilepsy (fenitoin dan barbiturate) atau
i. Obat tuberculosis (rifampisin).
j. Tekanan darah
8. Kontraindikasi Suntik 3 Bulan
a. Hamil atau dicurigai hamil.
b. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
c. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid.
d. Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
e. Diabetes mellitus disertai komplikasi (peningkatan libido, kulit
dan kilit kepala berminyak, ruam dan pruritus, edema. (Rusmini
dkk, 2017)
9. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan metode
kontrasepsi Suntik DMPA
a. Umur
Umur merupakan hal yang sangat berperan dalam
penentuan untuk menggunakan alat kontrasepsi karena pada fase-
fase tertentu dari umur menentukan tingkat reproduksi seseorang.
Umur yang terbaik bagi seorang wanita adalah antara 20-30 tahun
karena pada masa inilah alat-alat reproduksi wanita sudah siap
dan cukup matang untuk mengandung dan melahirkan anak. Bila
ditinjau pola dasar penggunaan kontrasepsi yang rasional maka
masa mencegah kehamilan (30 tahun) dianjurkan untuk
menggunakan kontrasepsi dengan urutan kontap, AKDR/IUD,
implant, suntik, pil KB, dan kondom. Dengan demikian umur
akan menentukan dalam pemilihan jenis kontrasepsi yang
digunakan (Rizali,2015).

b. Pendidikan
Semakin tinggi tingkat pendidikan akan jelas
mempengaruhi pribadi seseorang dalam berpendapat, berpikir,
bersikap, lebih mandiri dan rasional dalam mengambil keputusan
dan tindakan. Hal ini juga akan mempengaruhi secara langsung
seseorang dalam hal pengetahuannya akan orientasi hidupnya
termasuk dalam merencanakan keluarganya. Pendidikan juga
akan meningkatkan kesadaran wanita terhadap manfaat yang
dapat dinikmati bila ia mempunyai jumlah anak sedikit. Tinggi
rendahnya tingkat sosial ekonomi yang dimiliki oleh responden,
membuat responden sangat susah untuk membiayai atau
melanjutkan pendidikannya, disatu sisi pemenuhan kebutuhan
sehari-hari sangat penting untuk dipenuhi (Rozali, 2015)
c. Pekerjaan
Pekerjaan adalah suatu kegiatan atau aktifitas seseorang
untuk memperoleh suatu penghasilan guna kebutuhan hidupnya
sehari-hari. Lama kerja merupakan pengalaman individu yang
akan menentukan pertumbuhan dalam pekerjaan. Pertumbuhan
dalam pekerjaan dapat dialami oleh setiap orang hanya apabila
dijalani proses belajar dan berpengalaman, diharapkan orang yang
bersangkutan memiliki kecakapan (pengetahuan) kerja yang
bertambah baik serta memiliki keterampilan kerja akan
menambah kualitas dan kuantitas (Wanti, 2013).
BAB II

TINJAUAN ASUHAN KEBIDANAN

ASUHAN KEBIDANAN KESEHATAN REPRODUKSI

Pengkajian Dilakukan Pada :

a. Hari, Tanggal :
b. Pukul :
c. Tempat :
d. Pengkajian Oleh :

I. PENGKAJIAN DATA SUBYEKTIF


a. Biodata
Nama Ibu : (sesuai KTP) Nama Suami :
(sesuai KTP)
Umur : (sesuai KTP) Umur :
(sesuai KTP)
Agama : (sesuai KTP) Agama : (sesuai KTP)
Suku Bangsa : (sesuai KTP) Suku Bangsa : (sesuai KTP)
Pendidikan : (sesuai KTP) Pendidikan :
(sesuai KTP)
Pekerjaan : (sesuai KTP) Pekerjaan :
(sesuai KTP)
Alamat : (sesuai KTP) Alamat :
(sesuai KTP)

b. Alasan Datang :
Pasien datang ke puskesmas perumnas mengatakan ingin melakukan
kunjungan ulang suntik KB 3 bulan, ibu mengatakan saat ini sedang menyusui
anaknya, anak terkecil berusia 6 bulan, ibu mengeluh tidak menstruasi.

c. Riwayat Fungsi Reproduksi


1. Riwayat Menstruasi
Menarche : 10-15 tahun Warna :normal
Siklus : 28 hari-30 hari Bau :khas
Lamanya : ±5-7 hari Dismenorhoe :
ada/tidak
Banyaknya : (2-5x ganti pembalut)
2. Kebiasaan Seksual
Berapakali hubungan suami istri dilakukan dalam satu minggu

3. Riwayat Perkawinan
Lamanya : lama masa perkawinan berlangsung dengan suami
saat ini
Umur waktu kawin : usia saat melakukan perkawinan

4. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu

Umur Jenis Ditolon Tahun Nifas/ Anak


No Penyul
Kehamila Persalina g Persalina Lakta J B Keadaa
. it
n n oleh n si K B n

d. Riwayat KB
a. Pernah mendengar tentang KB : pernah/tidak pernah
b. Pernah menjadi akseptor KB : pernah/tidak pernah
c. Jenis Kontrasepsi yang digunakan : suntik/iud/pil/kondom/MAL
d. Lamanya menjadi akseptor KB : lama penggunaan KB
e. Keluhan Selama Menggunakan KB : Amenorea/flek/kenaikan BB
f. Alasan berhenti menjadi akseptor KB : alasan droup out KB

e. Riwayat Ginekologi
Tumor : Ada/Tidak Ada
Kanker : Ada/Tidak Ada
Kista/Miom : Ada/Tidak Ada

f. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat penyakit yang diderita pasien: HIV/IMS/Hipertensi/DM/Jantung
2. Riwayat penyakit keluarga/ keturunan: HIV/IMS/Hipertensi/DM/Jantung
3. Riwayat operasi yang pernah dijalani : ada/Tidak ada, Sebutkan..

g. Perilaku Kesehatan
Penggunaan alkohol / NAFZA/obat sejenisnya : pernah/Tidak Pernah
Obat / jamu yang sering digunakan : pernah/Tidak Pernah
Rokok, Makan sirih : pernah/Tidak Pernah
Irigasi vagina : pernah/Tidak Pernah

h. Pola Kebiasaan Sehari-hari


 Pola Nutrisi
 Makan :
Porsi : kecil/sedang/banyak
Jenis makan : Nasi,Sayur,Lauk Pauk
 Pagi : Nasi,Sayur,Lauk Pauk
 Siang : Nasi,Sayur,Lauk Pauk
 Malam : Nasi,Sayur,Lauk Pauk

 Minum
Banyaknya : 7-8 gelas/hari
Jenis : air putih/teh manis/kopi

 Eliminasi
 BAB : 1-2x/hari
Konsistensi : lembek/keras
Bau : khas
 BAK : 5-7 x/hari

 Istirahat
Siang : 1-2 jam
Malam : 6-8 jam

 Pola Aktivitas
Aktivitas yang dilakukan ibu sehari-hari

 Personal Hygiene
Ganti celana dalam : 1-2x/hari
Mandi : 1-2x/hari
Sikat gigi : 2-3x/hari

II. PENGKAJIAN DATA OBYEKTIF


 PemeriksaanFisik
KU : baik
Kesadaran : composmentis
Status emosional : baik
TB : 145-160 cm
BB :
 Tanda-tanda Vital
TD : 120/80 mmHg
RR : 21 x/m
Pulse : 80 x/m
Suhu : 36,5°c

 Inspeksi
Wajah Oedema/tidak, pucat/tidak.

Mata Konjungtiva merah muda/pucat, sklera putih/kuning.

Mulut kebersihan, warna, gangguan pada mulut

Leher Pembesaran kelenjar tiroid, limfe dan vena jugularis.

Payudara Kebersihan,bentuk.

Abdomen Bentuk, Ada bekas luka operasi/tidak.

Genetalia Kebersihan, Hemoroid.

Ekstremitas Atas : bentuk, gangguan/kelainan,

Bawah : bentuk, oedem, varises, refleks patella (+/-)

III. ANALISA DATA

Ny. D usia 29 tahun Akseptor Kb suntik 3 bulan

IV. PENATALAKSANAAN
1) Beritahu ibu mengenai hasil dan tindakan yang sudah dilakukan.
2) Beri penjelasan kepada ibu bahwa amenore adalah salah satu efek samping
dari KB suntik 3 bulan dan tidak perlu cemas dengan keadaannya.
3) Anjurkan ibu untuk memakan makanan yang bergizi.
4) Beri tahu ibu untuk selalu menjaga kebersihan dirinya.
5) Melakukan penyuntikan pada ibu.
6) Beritahu ibu untukmelakukan kunjungan ulang
DAFTAR PUSTAKA

Arsina. 2010. Asuhan Kebidanan komunitas


BKKBN. 2015. Materi Konseling. Medan
BKKBN. 2015. Peserta KB Aktif. Padangsidimpuan
Dinkes. 2015. Kontrasepsi Hormonal. Medan
Depkes 2013. Izin dan Penyelengaraan Praktek Bidan. Peraturan Menteri
Kesehatan (Permenkes) Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010.
Handayani Sri. 2017. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana: Yogyakarta. CV.
RIHAMA-ROHIMA
Kementerian Kesehatan RI. 2017. Standar Demografi Kesehatan Indonesia
(SDKI). Kemenkes RI.
Pinem Saroha. 2010. Pelayanan Keluarga Berencana: Yogyakarta. Nuha Medika.
Prawirohardjo Sarwono. 2016. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohadjo.
Rismalinda. 2010. Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: Trans Info Media.
Sujiyatini. 2018. Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Susilo Endang. 2010. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka B2aru.
WHO. 2014. Manajemen Asuhan Kebidanan pada KB Aktif. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai