Manajemen Kel.3
Manajemen Kel.3
Manajemen Kel.3
Dibuat untuk memenuhi mata kuliah Manajemen BK yang diampu oleh Ibu Asni,M.pd
Oleh :
Osi Hawasi(1801015065)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan kasihNya atas
anugerah hidup dan kesehatan serta petunjukNya sehingga memberikan kemampuan dan
kemudahan bagi kami dalam penyusunan makalah ini.Kami menyadari bahwa keterbatasan
pengetahuan dan pemahaman, menjadikan keterbatasan kami untuk memberikan penjabaran
yang lebih dalam tentang masalah ini, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.Harapan kami,
semoga makalah ini memberikan manfaat, setidaknya membuka cakrawala berfikir tentang
metode dokumentasi dan biografis.Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini, terutama kepada rekan satu
kelompok atas kerjasamanya, dan dosen mata kulian Pemahaman Individu yang telah
membimbing dalam penyusunan makalah ini.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan Masalah..............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengaturan pelayanan bimbingan dan konseling perlu dilakukan. Suatu program
pelayanan bimbingan konseling di sekolah tidak mungkin tersusunm apabila tidak diatur
dalam sistem manajemen yang baik. Manajemen yang baik itu sendidri akan banyak
ditentukan oleh kemampuan manajer pendidikan disekolah dalam merencanakan,
mengorganisasikan, mengaktifkan, dan mengontrol sumber daya yang ada.Pelaksanaan
manajemen bimbingan konseling harus dirumuskan secara matang baik dari segi program
pelayanan Bimbingan Konseling, meneliti hal-hal apa sajakah yang dibutuhkan oleh para
peserta didik, satuan layanan dan kegiatan dalam bimbingan konseling, dapat merumuskan
dengan baik pelaksanaan bimbingan dan konseling, dan mengevaluasi program yang telah
dilaksanakan dalam bimbingan konseling.Makalah ini membahas tentang manajemen
bimbingan konseling di sekolah. Semoga makalah ini dapat membantu kita untuk
memahami bagaimana manajemen Bimbingan dan konseling di sekolah
B. Rumusan Masalah
1) Apa hakikat dari bimbingan dan konseling di SD?
2) Apa saja pentingnya Bimbingan Konseling di SD?
3) Jenis-Jenis masalah apa saja yang ada di SD?
4) Bagaimana Peran Guru Dalam Bimbingan Konseling di SD?
C. Manfaat Makalah
1) Mengetahui hakikat dari bimbingan dan konseling di SD
2) Mengetahui pentingnya bimbingan dan konseling di SD
3) Memahami jenis-jenis masalah yang ada di SD
4) Mengetahui peranan guru dalam bimbingan dan konseling di sd
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. HAKIKAT BIMBINGAN SD
a. Pengertian Bimbingan dan Konseling
yaitu asas bimbingan dan konseling yang menunjuk pada tujuan umum
bimbingan dan konseling, yakni: konseli (konseli) sebagai sasaran pelayanan
bimbingan dan konseling diharapkan menjadi konseli-konseli yang mandiri dengan
ciriciri mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil
keputusan, mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri. Guru pembimbing hendaknya
mampu mengarahkan segenap pelayanan bimbingan dan konseling yang
diselenggarakannya bagi berkembangnya kemandirian konseli.
6. Asas Kekinian
yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar objek sasaran
pelayanan bimbingan dan konseling ialah permasalahan konseli (konseli) dalam
kondisinya sekarang. Pelayanan yang berkenaan dengan “masa depan atau kondisi
masa lampau pun” dilihat dampak dan/atau kaitannya dengan kondisi yang ada dan
apa yang diperbuat sekarang.
7. Asas Kedinamisan
yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar isi pelayanan
terhadap sasaran pelayanan (konseli) yang sama kehendaknya selalu bergerak maju,
tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan
dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.
8. Asas Keterpaduan
yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar berbagai pelayanan
dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing
maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis, dan terpadu. Untuk ini kerja sama
antara guru pembimbing dan pihak-pihak yang berperan dalam penyelenggaraan
pelayanan bimbingan dan konseling perlu terus dikembangkan. Koordinasi segenap
pelayanan/kegiatan bimbingan dan konseling itu harus dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya
9. Asas Keharmonisan
yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar segenap pelayanan
dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada dan tidak boleh bertentangan
dengan nilai dan norma yang ada, yaitu nilai dan norma agama, hukum dan peraturan,
adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan yang berlaku. Bukanlah pelayanan
atau kegiatan bimbingan dan konseling yang dapat dipertanggungjawabkan apabila isi
dan pelaksanaannya tidak berdasarkan nilai dan norma yang dimaksudkan i tu. Lebih
jauh, pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling justru harus dapat
meningkatkan kemampuan konseli (konseli) memahami, menghayati, dan
mengamalkan nilai dan norma tersebut
yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pelayanan dan
kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah
profesional. Dalam hal ini, para pelaksana pelayanan dan kegiatan bimbingan dan
konseling hendaklah tenaga yang benar-benar ahli dalam bidang bimbingan dan
konseling.
yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pihak-pihak yang
tidak mampu menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling secara tepat dan
tuntas atas suatu permasalahan konseli (konseli) mengalihtangankan permasalahan itu
kepada pihak yang lebih ahli. Guru pembimbing dapat menerima alih tangan kasus
dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain. Demikian pula guru pembimbing dapat
mengalihtangankan kasus kepada guru mata pelajaran/praktik dan lain-lain.
7
2. Berbudi pekerti luhur
3. Berkepribadian
4. Berdisiplin
5. Bekerja keras
6. Tangguh
7. Bertanggung jawab
8. Mandiri
9. Cerdas dan terampil
10. Serta sehat jasmani dan rohani
8
2. Masalah Penyesuaian Sosial
Anak belajar bukan hanya dari seorang guru, tetapi juga dan teman-temannya, dan bukan
hanya kemampuan kognitif yang ia pelajari, melainkan termasuk kemampuan sosial pun
dipelajarinya. Dalam mengembangkan kemampuan sosial, baik dengan teman-teman
maupun dengan guru, anak-anak banyak mengalami permasalahan. Misalnya, perasaan
rendah hati, ketergantungan pada kawan, iri hati, cemburu, curiga, persaingan,
perkelahian, permusuhan, terbentuknya klik, dan sebagainya, itu merupakan
permasalahan penyesuaian dengan teman-teman. Adapun permasalahan penyesuaian
sosial dengan guru misalnya, anak tidak menyenangi guru, tidak ada gairah belajar atau
masalah lain yang berhubungan dengan kedisiplinan. Gejala perilaku di atas muncul
sebagai akibat adanya masalah dalam keluarga, perbedaan latar belakang sosial ekonomi,
sosial budaya keluarga, atau adanya penyimpangan kepribadian anak. Dari pihak sekolah
permasalahan ini muncul sebagai akihat kesalahan atau kelemahan guru dalam
memperlakukan anak, baik perlakuan pilih kasih, tidak konsisten, atau penampilan guru
yang kadang kadang kurang pada tempatnya.
3. Masalah Akademik
Masalah akademik dapat ditemui hampir setiap siswa dalam setiap kelas dan setiap mata
pelajaran atau bidang studi. Pernasalahan akademis bisa berupa tidak dikuasainya
kemampuan atau materi yang ditargetkan sebagai tujuan pem belajaran. Seperti ini
dikenal sebagai anak yang berprestast rendah, baik karena lambat belajar (slow learner)
maupun prestasinya di bawah kemampuan yang dimilikinya (under achiver).
Dengan demikian, ketidakberhasilan mereka dalam mencapai prestasi belajar yang tinggi
bukan hanya disebabkan oleh kecerdasan saja, tetapi mungkin juga sebagai akibat dari
kesalahan dalam cara belajar, kurang motivasi belajar, kurang nya fasilitas dan dukungan
orang tua, atau karena kesalahan- kesalahan guru dalam cara mengajarnya sebagai akibat
dari kurang memahami materi ajarnya. Pendekatan yang harus digunakan atau kurangnya
pemahaman terhadap karakteristik anak-anaknya.
4. Jenis-jenis masalah
Jenis-jenis masalah yang dialami murid sekolah dasar bisa bermacam-macam. Prayitno
(1985) menyusun serangkaian masalah murid sekolah dasar. Masalah-masalah itu
diklarifikasikan atas:
1. kemampuan akademik, yaitu keadaan siswa yang diperkirakan memiliki intelegensi yang
cukup tinggi, tetapi tidak dapat memanfaatkannya seacara optimal
2. ketercepatan dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang memiliki IQ 130 atau lebih tetapi
masi memerlukan tugas-tugas khusus untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan
belajar yang amat tinggi
3. sangat lambat dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang memiliki akademik yang kurang
memadai dan perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan pendidikan atau pengajaran
khusus.
4. kurang motivasi dalam belajar, yaitu keadaan dimana siswa yang kurang bersemangat
dalam belajar mereka seolah-olah tampak jera dan malas
5. bersikap dan berkebiasaan buruk dalam belajar, yaitu kondisi siswa yang perbuatan dan
kegiatan belajarnya sehari-hari antagonistic dengan yang seharusnya, seperti suka
menunda-nunda tugas, mengulur waktu, membenci guru, tidak mau bertanya untuk hal-
hal yang tidak diketahuinya dan sebagainya
Peran guru kelas dalam melaksanakan BK diSD Berkaitan dengan guru kelas
memiliki peran sebagai pembimbing, guru kelas memahami semua karakteristik dan
kemampuan setiap siswanya, guru kelas mengajarkan kemampuan bertingkah laku dan
berhubungan sosial, guru kelas selalu membantu siswa dalam menyelesaikan
permasalahannya atau kesulitan yang dihadapinya, dan guru kelas membantu siswa
dalam mengembangkan disiplin belajar.
10
Arifin (2013) dalam penelitiannya menunjukkan peran guru adalah membantu dan
memberi semangat kepada para siswanya khususnya bagi siswa sekolah dasar yang masih
dalam masa pertumbuhan dan perkembangan melalui bimbingan belajar.
Interaksi tersebut dilakukan dalam proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas
maupun di luar kelas. Pengembangan sikap dan bertingkah laku peserta didik untuk menjalin
hubungan sosial yang harmonis juga dilakukan guru dengan mengikutsertakan peserta didik
dalam kegiatan sekolah dan melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran dengan
kegiatan berkelompok.
11
1. Layanan Orientasi
Bagi peserta didik, layanan orientasi bertujuan agar peserta didik mendapatkan
informasi tentang lingkungan pendidikan sekolah yang baru dimasukinya. Layanan orientasi
diberikan guru kelas kepada siswa pada awal siswa memasuki kelas barunya/awal tahun/pada
saat kegiatan MOS (Masa Orientasi Sekolah).
2. Layanan Informasi
Layanan informasi yang diberikan guru kelas kepada siswa yaitu informasi tentang
hidup sehat kepada siswa, tentang perlunya berkomunikasi dengan bahasa yang baik dan
benar, tentang bagaimana mempersiapkan diri untuk mengikuti tes/ujian kepada siswa, serta
layanan informasi tentang syarat-syarat naik kelas/lulus dan akibat tidak naik kelas atau
lulus. Safithry (2015) dalam penelitiannya menyatakan bahwa materi layanan 6 informasi
yang diberikan salah satunya adalah menunjukkan pada peserta didik hal-hal yang dilakukan
tidak benar dan meminta pada mereka untuk melakukan kembali dengan benar dan sebaik-
baiknya. Dari informasi yang diberikan guru kelas, diharapkan siswa dapat memahami dan
melaksanakan kegiatan berdasarkan informasi yang diperoleh.
12
Layanan penempatan dan penyaluran juga dilakukan guru kelas saat membentuk
kelompok belajar siswa. Kelompok dibentuk secara proporsional, yaitu siswa yang
akademiknya bagus digabungkan dengan siswa yang akademiknya kurang bagus atau
berdasarkan letak tempat duduk siswa. Sama halnya penelitian yang dilakukan oleh Atikah
(2016) materi layanan penempatan dan penyaluran yang diberikan guru kelas antara lain
mengatur posisi duduk peserta didik didalam kelas sesuai dengan kondisi siswa,
menempatkan siswa dalam kelompok sesuai dengan kemampuan bakat dan minatnya,
menyalurkan peserta didik dalam kegiatan ektrakurikuler maupun club sesuai dengan
kebutuhan siswa.
4. Layanan Pembelajaran
Layanan pembelajaran dapat berupa: pengenalan siswa yang mengalami
permasalahan belajar, pengembangan motivasi, sikap, kebiasaan belajar yang baik,
pengembangan keterampilan belajar, pengajaran perbaikan, dan program 7 pengayaan.
Layanan pembelajaran yang diberikan guru kelas kepada siswa diberikan secara kondisional.
Jika terdapat siswa yang mengalami kesulitan belajar, guru kelas bertugas memberikan
pendampingan kepada siswa di luar kegiatan belajar mengajar. Pendampingan itu berupa
pemberian soal tambahan kepada siswa untuk dikerjakan. Penelitian ini didukung dengan
hasil penelitian dari Rahman (2017) bahwa materi layanan bimbingan belajar meliputi
peningkatan motivasi belajar siswa kegiatan peningkatan motivasi, peningkatan keterampilan
belajar dan pengembangan sikap belajar dan kebiasaan belajar.
13
Menurut Arifin (2013) dalam penelitiannya menyatakan bahwa upaya yang dapat
dilakukan guru dalam membantu dan memberi semangat kepada para siswanya khususnya
bagi siswa sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah yang masih dalam masa pertumbuhan dan
perkembangan melalui bimbingan belajar, salah satunya adalah dengan pengayaan perbaikan
yaitu bentuk pengajaran yang bersifat menyembuhkan atau membetulkan pengajaran yang
membuat menjadi lebih baik. Dari pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa membimbing
siswa untuk disiplin itu sangat penting untuk membantu siswa tumbuh secara normal.
14
7. Layanan Konseling Kelompok
Layanan konseling kelompok diberikan guru kelas secara kondisional, yaitu ketika
terdapat suatu kelompok siswa yang memiliki permasalahan yang sama. Dalam hal ini guru
kelas harus menguasai metode khusus dalam mengelompokkan masalah-masalah yang
dihadapi siswa, selanjutnya dari masalah tersebut guru kelas perlu memprioritaskan masalah
mana yang harus dipecahkan sesegera mungkin. Menurut Kemendikbud (2016: 50-51)
menyatakan bahwa konseling kelompok termasuk dalam cara pemberian layanan bimbingan
dan konseling secara langsung. konseling kelompok dapat memberikan anak-anak
kesempatan untuk pengembangan keterampilan, mengevaluasi diri mereka sendiri, dan
mencapai hubungan yang memungkinkan mereka untuk lebih siap dari kelompok besar yang
belajar dari pengalaman.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bimbingan dan Konseling merupakan suatu proses bantuan psikologis dan kemanusiaan
secara ilmiah dan profesional yang dibekali oleh pembimbing kepada yang dibimbing
( peserta didik ) agar ia dapat berkembang secara optimal.Bila dicermati dari sudut sosio
kultural, yang melatar belakangi perlunya proses bimbingan dan konseling adalah adanya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat sehingga berdampak disetiap
dimensi kehidupan.Perlunya Bimbingan dan Konseling di SD jika ditinjau secara mendalam,
setidaknya ada tiga hal utama yang melatar belakangi perlunya bimbingan yakni tinjauan
secara umum, sosio kultural dan aspek psikologis. Peran guru dalam kegiatan BK, yaitu
sebagai informator, organisator, motivator, director, inisiator, transmitter, fasilitator,
mediator, dan evaluator..
16
DAFTAR PUSTAKA
Alfina Zia Khabibah. 2017. Peran Guru Kelas Sebagai Pelaksana Bimbingan Konseling Bagi
Peserta Didik di SD Muhammadiyah 13 surakarta. Hlm.3-6
Ahmadi, Abu & Rohani, Ahmad. (1991). Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Aqib, Zainal. Ikhtisar Bimbingan & Konseling di Sekolah. Bandung: Yrama Widya.
Kamaludin H. 2011. Bimbingan dan Konseling diSekolah. Vol. 17, Nomor 4. Hlm 448-451