Manajemen Kel.3

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH MANAJEMEN BK

TENTANG PENTINGNYA BK DI SEKOLAH DASAR

Dibuat untuk memenuhi mata kuliah Manajemen BK yang diampu oleh Ibu Asni,M.pd

Oleh :

Anggita Widyarani (1801015025)

Nabilah Ramadhita (1801015040)

Diana Irnawati (1801015060)

Osi Hawasi(1801015065)

Nadya Citra Palmita (1801015095)

Pandu Dwi Putra (1801015110)

Tasya Nur Aziza (1801015125)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAL ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan kasihNya atas
anugerah hidup dan kesehatan serta petunjukNya sehingga memberikan kemampuan dan
kemudahan bagi kami dalam penyusunan makalah ini.Kami menyadari bahwa keterbatasan
pengetahuan dan pemahaman, menjadikan keterbatasan kami untuk memberikan penjabaran
yang lebih dalam tentang masalah ini, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.Harapan kami,
semoga makalah ini memberikan manfaat, setidaknya membuka cakrawala berfikir tentang
metode dokumentasi dan biografis.Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini, terutama kepada rekan satu
kelompok atas kerjasamanya, dan dosen mata kulian Pemahaman Individu yang telah
membimbing dalam penyusunan makalah ini.

Jakarta,26 Maret 2020

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan Masalah..............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Hakikat Bimbingan Konseling di SD.......................................................2-7


B. Pentingnya Bimbingan Konseling di SD.................................................7-11
C. Jenis-Jenis masalah dalam SD.................................................................11-12
D. Peran Guru dalam Bimbingan Konseling di SD……………………....13-15

BAB III PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................17
ii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengaturan pelayanan bimbingan dan konseling perlu dilakukan. Suatu program
pelayanan bimbingan konseling di sekolah tidak mungkin tersusunm apabila tidak diatur
dalam sistem manajemen yang baik. Manajemen yang baik itu sendidri akan banyak
ditentukan oleh kemampuan manajer pendidikan disekolah dalam merencanakan,
mengorganisasikan, mengaktifkan, dan mengontrol sumber daya yang ada.Pelaksanaan
manajemen bimbingan konseling harus dirumuskan secara matang baik dari segi program
pelayanan Bimbingan Konseling, meneliti hal-hal apa sajakah yang dibutuhkan oleh para
peserta didik, satuan layanan dan kegiatan dalam bimbingan konseling, dapat merumuskan
dengan baik pelaksanaan bimbingan dan konseling, dan mengevaluasi program yang telah
dilaksanakan dalam bimbingan konseling.Makalah ini membahas tentang manajemen
bimbingan konseling di sekolah. Semoga makalah ini dapat membantu kita untuk
memahami bagaimana manajemen Bimbingan dan konseling di sekolah

B. Rumusan Masalah
1) Apa hakikat dari bimbingan dan konseling di SD?
2) Apa saja pentingnya Bimbingan Konseling di SD?
3) Jenis-Jenis masalah apa saja yang ada di SD?
4) Bagaimana Peran Guru Dalam Bimbingan Konseling di SD?
C. Manfaat Makalah
1) Mengetahui hakikat dari bimbingan dan konseling di SD
2) Mengetahui pentingnya bimbingan dan konseling di SD
3) Memahami jenis-jenis masalah yang ada di SD
4) Mengetahui peranan guru dalam bimbingan dan konseling di sd
1

BAB II

PEMBAHASAN

A. HAKIKAT BIMBINGAN SD
a. Pengertian Bimbingan dan Konseling

Pengertian Bimbingan dan Konseling Menurut Prayitno (2004), bimbingan dan


konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun
kelompok agar mandiri dan bisa berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi,
sosial, belajar maupun karier melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung
berdaarkan norma-norma yang berlaku. Bimbingan dan konseling merupakan upaya
proaktif dan sistematik dalam memfasilitasi individu mencapai tingkat perkembangan
yang optimal, pengembangan perilaku yang efektif, pengembangan lingkungan, dan
peningkatan fungsi atau manfaat individu dalam lingkungannya. Semua perubahan
perilaku tersebut merupakan proses perkembangan individu, yakni proses interaksi antara
individu dengan lingkungan melalui interaksi yang sehat dan produktif. Bimbingan dan
konseling memegang tugas dan tanggung jawab yang penting untuk mengembangkan
lingkungan, membangun interaksi dinamis antara individu dengan lingkungan,
membelajarkan individu untuk mengembangkan, merubah dan memperbaiki perilaku.
Bimbingan dan konseling bukanlah kegiatan pembelajaran dalam konteks adegan
mengajar yang layaknya dilakukan guru sebagai pembelajaran bidang studi, melainkan
layanan ahli dalam konteks memandirikan peserta didik. (ABKIN, 2007). Oleh karena
itu, bimbingan dan konseling merupakan layanan ahli oleh konselor (guru bimbingan dan
konseling).

Konselor adalah salah satu kualifikasi pendidikan, yaitu tenaga kependidikan,


yaitu tenaga kependidikan yang memiliki kekhususan pada bidang bimbingan dan
konseling, yang berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Fungsi, Prinsip dan
Asas Bimbingan dan Konseling Layanan bimbingan dan konseling di sekolah memiliki
peran yang sangat penting. Oleh karena itu, sebelum kita membahas lebih jauh alangkah
baiknya kita mengetahui fungsi, prinsip, dan asas bimbingan dan konseling.

b. Fungsi Bimbingan dan Konseling


1. Fungsi pemahaman
Yaitu fungsi membantu peserta memahami diri dan lingkungan
2. Fungsi Pencegahan
Yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mampu mencegah atau menghindari diri
dari berbagai permasalahan yang dapat menghambat perkembangan dirinya
3. Fungsi Pengentasan
Yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mengatasi masalah yang didalamnya
4. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan
Yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memlihara dan menumbuhkembangkan
berbagai potensi dan kondisi positif yang dimilikinya
5. Fungsi Advokasi
Yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memperoleh pembelaan atas hak dan atau
kepentingannya yang kurang mendapat perhatian.
c. Prinsip Bimbingan dan Konseling
Terdapat beberapa prinsip dasar yang dipandang sebagai pondasi atau landasan
bagi pelayanan bimbingan dan konseling. Prinsip-prinsip ini berasal dari konsep-
konsep filosofis tentang kemanusiaan yang menjadi dasar bagi pemberian pelayanan
bantuan atau bimbingan, baik di Sekolah/Madrasah maupun di luar Sekolah/ Madrasah.
Prinsip-prinsip tersebut yaitu bimbingan dan konseling:
1. Diperuntukkan bagi semua konseling
Prinsip ini berarti bahwa bimbingan diberikan kepada semua konseli atau konseli,
baik yang tidak bermasalah maupun yang bermasalah; baik pria maupun wanita;
baik anak-anak, remaja, maupun dewasa. Dalam hal ini pendekatan yang digunakan
dalam bimbingan lebih bersi fat preventif dan pengembangan dari pada
penyembuhan (kuratif); dan lebih diutamakan teknik kelompok dari pada
perseorangan.
2. Sebagai proses individuasi
Setiap konseli bersifat unik (berbeda satu sama lainnya), dan melalui bimbingan
konseli dibantu untuk memaksimalkan perkembangan keunikannya tersebut.
3
Prinsip ini juga berarti bahwa yang menjadi fokus sasaran bantuan adalah konseli,
meskipun pelayanan bimbingannya menggunakan teknik kelompok
3. Menekankan hal yang positif
Dalam kenyataan masih ada konseli yang memiliki persepsi yang negatif terhadap
bimbingan, karena bimbingan dipandang sebagai satu cara yang menekan aspirasi .
Sangat berbeda dengan pandangan tersebut, bimbingan sebenarnya merupakan
proses bantuan yang menekankan kekuatan dan kesuksesan, karena bimbingan
merupakan cara untuk membangun pandangan yang positif terhadap diri sendiri,
memberikan dorongan, dan peluang untuk berkembang
4. Merupakan Usaha Bersama
Bimbingan bukan hanya tugas atau tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas
guru-guru dan kepala Sekolah/ Madrasah sesuai dengan tugas dan peran
masingmasing. Mereka bekerja sebagai teamwork
5. pengambilan keputusan
Merupakan hal yang esensial dalam bimbingan dan konseling . bimbingan
diarahkan untuk membantu konseli agar dapat melakukan pilihan dan mengambil
keputusan. Bimbingan mempunyai peranan untuk memberikan informasi dan
nasihat kepada konseli, yang itu semua sangat penting baginya dalam mengambil
keputusan. Kehidupan konseli diarahkan oleh tujuannya, dan bimbingan
memfasilitasi konseli untuk mempertimbangkan, menyesuaikan diri, dan
menyempurnakan tujuan melalui pengambilan keputusan yang tepat. Kemampuan
untuk membuat pilihan secara tepat bukan kemampuan bawaan, tetapi kemampuan
yang harus dikembangkan. Tujuan utama bimbingan adalah mengembangkan
kemampuan konseli untuk memecahkan masalahnya dan mengambil keputusan
d. Asas Bimbingan dan Konseling
Keterlaksanaan dan keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling sangat
ditentukan oleh diwujudkannya asas-asas berikut, yaitu:
1. Asas kerahasiaan
yaitu asas bimbingan dan konseling yang menuntut dirahasiakanya segenap data
dan keterangan tentang konseli (konseli) yang menjadi sasaran pelayanan, yaitu data
atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui oleh orang lain.
4
Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban penuh memelihara dan menjaga
semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaanya benarbenar terjamin.
2. Asas kesukarelaan
yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki adanya kesukaan dan
kerelaan konseli (konseli) mengikuti/menjalani pelayanan/kegiatan yang diperlukan
baginya. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban membina dan mengembangkan
kesukarelaan tersebut.
3. Asas keterbukaan
yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar konseli (konseli)
yang menjadi sasaran pelayanan/kegiatan bersifat terbuka dan tidak berpura-pura, baik
di dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima
berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya.
Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban mengembangkan keterbukaan konseli
(konseli).
4. Asas kegiatan
yaitu asas bimbingan dan konseling Bimbingan dan Konseling Sekolah yang
menghendaki agar konseli (konseli) yang menjadi sasaran pelayanan berpartisipasi
secara aktif di dalam penyelenggaraan pelayanan/ kegiatan bimbingan. Dalam hal ini
guru pembimbing perlu mendorong konseli untuk aktif dalam setiap
pelayanan/kegiatan bimbingan dan konseling yang diperuntukan baginya.
5. Asas kemandirian

yaitu asas bimbingan dan konseling yang menunjuk pada tujuan umum
bimbingan dan konseling, yakni: konseli (konseli) sebagai sasaran pelayanan
bimbingan dan konseling diharapkan menjadi konseli-konseli yang mandiri dengan
ciriciri mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil
keputusan, mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri. Guru pembimbing hendaknya
mampu mengarahkan segenap pelayanan bimbingan dan konseling yang
diselenggarakannya bagi berkembangnya kemandirian konseli.

6. Asas Kekinian

yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar objek sasaran
pelayanan bimbingan dan konseling ialah permasalahan konseli (konseli) dalam
kondisinya sekarang. Pelayanan yang berkenaan dengan “masa depan atau kondisi
masa lampau pun” dilihat dampak dan/atau kaitannya dengan kondisi yang ada dan
apa yang diperbuat sekarang.

7. Asas Kedinamisan
yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar isi pelayanan
terhadap sasaran pelayanan (konseli) yang sama kehendaknya selalu bergerak maju,
tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan
dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.
8. Asas Keterpaduan

yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar berbagai pelayanan
dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing
maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis, dan terpadu. Untuk ini kerja sama
antara guru pembimbing dan pihak-pihak yang berperan dalam penyelenggaraan
pelayanan bimbingan dan konseling perlu terus dikembangkan. Koordinasi segenap
pelayanan/kegiatan bimbingan dan konseling itu harus dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya

9. Asas Keharmonisan
yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar segenap pelayanan
dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada dan tidak boleh bertentangan
dengan nilai dan norma yang ada, yaitu nilai dan norma agama, hukum dan peraturan,
adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan yang berlaku. Bukanlah pelayanan
atau kegiatan bimbingan dan konseling yang dapat dipertanggungjawabkan apabila isi
dan pelaksanaannya tidak berdasarkan nilai dan norma yang dimaksudkan i tu. Lebih
jauh, pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling justru harus dapat
meningkatkan kemampuan konseli (konseli) memahami, menghayati, dan
mengamalkan nilai dan norma tersebut

10. Asas Keahlian

yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pelayanan dan
kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah
profesional. Dalam hal ini, para pelaksana pelayanan dan kegiatan bimbingan dan
konseling hendaklah tenaga yang benar-benar ahli dalam bidang bimbingan dan
konseling.

11. Asas Alih Tangan Kasus

yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pihak-pihak yang
tidak mampu menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling secara tepat dan
tuntas atas suatu permasalahan konseli (konseli) mengalihtangankan permasalahan itu
kepada pihak yang lebih ahli. Guru pembimbing dapat menerima alih tangan kasus
dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain. Demikian pula guru pembimbing dapat
mengalihtangankan kasus kepada guru mata pelajaran/praktik dan lain-lain.

B. PENTINGNYA BIMBINGAN dan KONSELING DI SD


Bimbingan merupakan suatu bentuk bantuan yang diberikan kepada individu agar
dapat mengembangkan kemampuannya seoptimal mungkin, dan membantu siswa agar
memahami dirinya (self understanding), menerima dirinya (self acceptance),
mengarahkan dirinya (self direction), dan merealisasikan dirinya (self realization).
Konseling merupakan upaya bantuan yang diberikan kepada seseorang supaya dia
memperoleh konsep diri dan kepercayaan pada diri sendiri, untuk dimanfaatkan olehnya
dan memperbaiki tingkah lakunya pada masa yang akan datang (Mungin Eddy Wibowo,
1986:39).
Perlunya Bimbingan dan Konseling di SD jika ditinjau secara mendalam,
setidaknya ada tiga hal utama yang melatar belakangi perlunya bimbingan yakni ditinjau
secara umum, sosio kultular dan aspek psikologis. Secara umum, latar belakang perlunya
bimbingan berhubungan erat dengan pencapaian tujuan pendidikan nasional, yaitu :
1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yaitu manusia yang beriman
dan bertaqwa terhadap Tuhan yang maha Esa

7
2. Berbudi pekerti luhur
3. Berkepribadian
4. Berdisiplin
5. Bekerja keras
6. Tangguh
7. Bertanggung jawab
8. Mandiri
9. Cerdas dan terampil
10. Serta sehat jasmani dan rohani

Sekolah dasar bertanggung jawab memberikan pengalaman-pengalaman dasar


kepada anak, yaitu kemampuan dan kecakapan membaca, menulis, dan berhitung;
pengetahuan umum yaitu sikap terbuka terhadap orang lain, penuh inisiatif, kreatifitas,
dan kepemimpinan; ketrampilan serta sikap bertanggung jawab guru sekolah dasar
memegang peranan dan memikul tanggung jawab untuk memahami anak dan membantu
perkembangan sosial pribadi anak.

C. JENIS-JENIS MASALAH YANG TERJADI DI SD


1. Masalah Pribadi
Permasalahan pribadi anak-anak usia dini sekolah dasar terutama berkenaan dengan
kemampuan intelektual, kondisi fisik, kesehatan, dan kebiasaan-kebiasaannya. Di kelas
satu atau kelas dua, tidak jarang ditemukan anak yang semestinya belajar pada sekolah
luar biasa tetapi mereka tetap disertakan dan disejajarkan dengan siswa yang mempunyai
kemampuan normal. Kejadian ini muncul sebagai akibat ketidakmampuan guru di dalam
mengidentifikasi kemampuan mereka secara cini. Anak-anak yang memiliki kelemahan
intelektual tergolong ringan, baru diketahui setelah menganjak kelas kelas yang lebih
tinggi, munculnya gejala perilaku malas, malas datang ke sekolah, bahkan sering
mengakibatkan bertambahnya vidual yang dilakukan pihak sekolah yang didasarkan atas
kemampuan intelektual anak.

8
2. Masalah Penyesuaian Sosial
Anak belajar bukan hanya dari seorang guru, tetapi juga dan teman-temannya, dan bukan
hanya kemampuan kognitif yang ia pelajari, melainkan termasuk kemampuan sosial pun
dipelajarinya. Dalam mengembangkan kemampuan sosial, baik dengan teman-teman
maupun dengan guru, anak-anak banyak mengalami permasalahan. Misalnya, perasaan
rendah hati, ketergantungan pada kawan, iri hati, cemburu, curiga, persaingan,
perkelahian, permusuhan, terbentuknya klik, dan sebagainya, itu merupakan
permasalahan penyesuaian dengan teman-teman. Adapun permasalahan penyesuaian
sosial dengan guru misalnya, anak tidak menyenangi guru, tidak ada gairah belajar atau
masalah lain yang berhubungan dengan kedisiplinan. Gejala perilaku di atas muncul
sebagai akibat adanya masalah dalam keluarga, perbedaan latar belakang sosial ekonomi,
sosial budaya keluarga, atau adanya penyimpangan kepribadian anak. Dari pihak sekolah
permasalahan ini muncul sebagai akihat kesalahan atau kelemahan guru dalam
memperlakukan anak, baik perlakuan pilih kasih, tidak konsisten, atau penampilan guru
yang kadang kadang kurang pada tempatnya.
3. Masalah Akademik
Masalah akademik dapat ditemui hampir setiap siswa dalam setiap kelas dan setiap mata
pelajaran atau bidang studi. Pernasalahan akademis bisa berupa tidak dikuasainya
kemampuan atau materi yang ditargetkan sebagai tujuan pem belajaran. Seperti ini
dikenal sebagai anak yang berprestast rendah, baik karena lambat belajar (slow learner)
maupun prestasinya di bawah kemampuan yang dimilikinya (under achiver).
Dengan demikian, ketidakberhasilan mereka dalam mencapai prestasi belajar yang tinggi
bukan hanya disebabkan oleh kecerdasan saja, tetapi mungkin juga sebagai akibat dari
kesalahan dalam cara belajar, kurang motivasi belajar, kurang nya fasilitas dan dukungan
orang tua, atau karena kesalahan- kesalahan guru dalam cara mengajarnya sebagai akibat
dari kurang memahami materi ajarnya. Pendekatan yang harus digunakan atau kurangnya
pemahaman terhadap karakteristik anak-anaknya.
4. Jenis-jenis masalah
Jenis-jenis masalah yang dialami murid sekolah dasar bisa bermacam-macam. Prayitno
(1985) menyusun serangkaian masalah murid sekolah dasar. Masalah-masalah itu
diklarifikasikan atas:

1. masalah perkembangan jasmani dan kesehatan.


2. masalah keluarga dan rumah tangga.
3. masalah-masalah psikologis.
4. masalah-masalah social.
5.masalah kesulitan dalam belajar.
6.masalah motivasi dan pendidikan pada umumnya.
Masalah masalah belajar memiliki bentuk yang beragam, menurut Prayitno,
mengemukakan masalah-masalah belajar sebagai berikut:

1. kemampuan akademik, yaitu keadaan siswa yang diperkirakan memiliki intelegensi yang
cukup tinggi, tetapi tidak dapat memanfaatkannya seacara optimal
2. ketercepatan dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang memiliki IQ 130 atau lebih tetapi
masi memerlukan tugas-tugas khusus untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan
belajar yang amat tinggi
3. sangat lambat dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang memiliki akademik yang kurang
memadai dan perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan pendidikan atau pengajaran
khusus.
4. kurang motivasi dalam belajar, yaitu keadaan dimana siswa yang kurang bersemangat
dalam belajar mereka seolah-olah tampak jera dan malas
5. bersikap dan berkebiasaan buruk dalam belajar, yaitu kondisi siswa yang perbuatan dan
kegiatan belajarnya sehari-hari antagonistic dengan yang seharusnya, seperti suka
menunda-nunda tugas, mengulur waktu, membenci guru, tidak mau bertanya untuk hal-
hal yang tidak diketahuinya dan sebagainya

D. PERAN GURU KELAS DALAM KEGIATAN BIMBINGAN dan KONSELING DI


SD

Peran guru kelas dalam melaksanakan BK diSD Berkaitan dengan guru kelas
memiliki peran sebagai pembimbing, guru kelas memahami semua karakteristik dan
kemampuan setiap siswanya, guru kelas mengajarkan kemampuan bertingkah laku dan
berhubungan sosial, guru kelas selalu membantu siswa dalam menyelesaikan
permasalahannya atau kesulitan yang dihadapinya, dan guru kelas membantu siswa
dalam mengembangkan disiplin belajar.

10

Arifin (2013) dalam penelitiannya menunjukkan peran guru adalah membantu dan
memberi semangat kepada para siswanya khususnya bagi siswa sekolah dasar yang masih
dalam masa pertumbuhan dan perkembangan melalui bimbingan belajar.

Samisih (2014) dimana peran guru sebagai pembimbing dalam melaksanakan


proses belajar-mengajar, sebagai berikut:

1. menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan setiap siswa merasa aman, dan


berkeyakinan bahwa kecakapan dan prestasi yang dicapainya mendapat penghargaan dan
perhatian.
2. mengusahakan agar siswa-siswa dapat memahami dirinya, kecakapan-kecakapan, sikap,
minat, dan pembawaannya.
3. mengembangkan sikap-sikap dasar bagi tingkah laku sosial yang baik.
4. menyediakan kondisi dan kesempatan bagi setiap siswa untuk memperoleh hasil yang
lebih baik
5. membantu memilih jabatan yang cocok, sesuai dengan bakat, kemampuan dan minatnya.
Tugas pertama guru dalam bimbingan adalah mengetahui atau mengenal permasalahan
belajar siswa. Pekerjaannya di dalam kelas serta kegiatan bimbingannya tidak akan
memperoleh hasil yang memadai, jika seorang guru belum/ tidak memahami murid-
muridnya. Maka agar proses bimbingan dapat berjalan dengan baik dengan hasil yang
optimal, guru harus mengenal dan memahami siswa-siswinya terlebih dahulu. Hasil
penelitian menyatakan bahwa guru membantu peserta didik dalam mengembangkan
kemampuan berinteraksi sosial secara positif dengan menggunakan komunikasi lisan dan
tertulis.

Interaksi tersebut dilakukan dalam proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas
maupun di luar kelas. Pengembangan sikap dan bertingkah laku peserta didik untuk menjalin
hubungan sosial yang harmonis juga dilakukan guru dengan mengikutsertakan peserta didik
dalam kegiatan sekolah dan melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran dengan
kegiatan berkelompok.

11

a. BENTUK LAYANAN YANG DILAKUKAN OLEH GURU KELAS DI SD

Bentuk-bentuk bimbingan konseling dilakukan oleh guru kelas dalam melaksanakan BK


Sebagaimana dengan kegiatan layanan bimbingan dan konseling yang disampaikan oleh
Kemendikbud (2016: 38-40), pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling oleh guru kelas
di SD yaitu melaksanakan bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan
bimbingan karier. Empat bidang bimbingan tersebut diselenggarakan melalui tujuh jenis
layanan yaitu:

1. Layanan Orientasi
Bagi peserta didik, layanan orientasi bertujuan agar peserta didik mendapatkan
informasi tentang lingkungan pendidikan sekolah yang baru dimasukinya. Layanan orientasi
diberikan guru kelas kepada siswa pada awal siswa memasuki kelas barunya/awal tahun/pada
saat kegiatan MOS (Masa Orientasi Sekolah).

Kegiatan yang dilakukan dalam layanan orientasi yaitu informasi mengenai


lingkungan sekolah. Selain itu guru kelas juga membantu siswa untuk mengenali serta
beradaptasi dengan lingkungan sekolah baik dengan cara mengajak berkeliling lingkungan
sekolah maupun mengajak siswa untuk belajar di lingkungan sekolah.

2. Layanan Informasi

Layanan informasi yang diberikan guru kelas kepada siswa yaitu informasi tentang
hidup sehat kepada siswa, tentang perlunya berkomunikasi dengan bahasa yang baik dan
benar, tentang bagaimana mempersiapkan diri untuk mengikuti tes/ujian kepada siswa, serta
layanan informasi tentang syarat-syarat naik kelas/lulus dan akibat tidak naik kelas atau
lulus. Safithry (2015) dalam penelitiannya menyatakan bahwa materi layanan 6 informasi
yang diberikan salah satunya adalah menunjukkan pada peserta didik hal-hal yang dilakukan
tidak benar dan meminta pada mereka untuk melakukan kembali dengan benar dan sebaik-
baiknya. Dari informasi yang diberikan guru kelas, diharapkan siswa dapat memahami dan
melaksanakan kegiatan berdasarkan informasi yang diperoleh.

12

3. Layanan Penempatan dan Penyaluran


Guru kelas dalam memberikan layanan penempatan dan penyaluran kepada siswa
yaitu dengan cara memberikan pengarahan kepada siswa jika terdapat siswa yang mengalami
kebingungan dalam menentukan ektrskurikuler yang dipilih. Guru kelas mengarahkan siswa
untuk mengikuti ekstrakurikuler sesuai dengan minat dan bakat siswa. Akan tetapi
sebenarnya sekolah memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk memilih
ektrskurikuler yang diminatinya dengan mengisi lembar ektrakurikuler yang harus diisi
dengan panduan orang tua.

Layanan penempatan dan penyaluran juga dilakukan guru kelas saat membentuk
kelompok belajar siswa. Kelompok dibentuk secara proporsional, yaitu siswa yang
akademiknya bagus digabungkan dengan siswa yang akademiknya kurang bagus atau
berdasarkan letak tempat duduk siswa. Sama halnya penelitian yang dilakukan oleh Atikah
(2016) materi layanan penempatan dan penyaluran yang diberikan guru kelas antara lain
mengatur posisi duduk peserta didik didalam kelas sesuai dengan kondisi siswa,
menempatkan siswa dalam kelompok sesuai dengan kemampuan bakat dan minatnya,
menyalurkan peserta didik dalam kegiatan ektrakurikuler maupun club sesuai dengan
kebutuhan siswa.

4. Layanan Pembelajaran
Layanan pembelajaran dapat berupa: pengenalan siswa yang mengalami
permasalahan belajar, pengembangan motivasi, sikap, kebiasaan belajar yang baik,
pengembangan keterampilan belajar, pengajaran perbaikan, dan program 7 pengayaan.
Layanan pembelajaran yang diberikan guru kelas kepada siswa diberikan secara kondisional.
Jika terdapat siswa yang mengalami kesulitan belajar, guru kelas bertugas memberikan
pendampingan kepada siswa di luar kegiatan belajar mengajar. Pendampingan itu berupa
pemberian soal tambahan kepada siswa untuk dikerjakan. Penelitian ini didukung dengan
hasil penelitian dari Rahman (2017) bahwa materi layanan bimbingan belajar meliputi
peningkatan motivasi belajar siswa kegiatan peningkatan motivasi, peningkatan keterampilan
belajar dan pengembangan sikap belajar dan kebiasaan belajar.

13

5. Layanan Konseling Perorangan


Dengan layanan ini, membantu menumbuhkan pemahaman pada diri individu atas
permasalahannya, sehingga individu tersebut dapat mengembangkan persepsinya ke arah
positif. Layanan konseling perorangan yang diberikan oleh guru kelas kepada siswa
dilakukan secara kondisional. Dalam artian bahwa layanan diberikan apabila terdapat siswa
yang mengalami permasalahan tertentu. Jika memang diperlukan, guru kelas juga melakukan
kunjungan ke rumah siswa untuk melakukan komunikasi dengan orang tua siswa mengenai
permasalahan yang dialami siswa saat di sekolah.

6. Layanan Bimbingan Kelompok


Layanan bimbingan kelompok yang diberikan guru kelas kepada siswa dilakukan
pada saat siswa berada dalam satu kelompok atau guru dengan sengaja mengumpulkan siswa
dalam satu kelompok. Materi layanan bimbingan kelompok yang diberikan yaitu tentang tata
tertib dan penekanan adab-adab baik (adab seorang murid kepada guru, adab berteman, adab
makan dan minum, serta adab saat di kamar mandi). Tujuan dari bimbingan kelompok yang
ada adalah untuk membimbing siswa agar bertakwa kepada Allah SWT dan membimbing
siswa untuk hidup hemat, disipin serta mandiri. Untuk mengajarkan kemandirian, anak diberi
tanggung jawab terhadap sepatu dan sandal masing-masing untuk ditata di rak.

Menurut Arifin (2013) dalam penelitiannya menyatakan bahwa upaya yang dapat
dilakukan guru dalam membantu dan memberi semangat kepada para siswanya khususnya
bagi siswa sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah yang masih dalam masa pertumbuhan dan
perkembangan melalui bimbingan belajar, salah satunya adalah dengan pengayaan perbaikan
yaitu bentuk pengajaran yang bersifat menyembuhkan atau membetulkan pengajaran yang
membuat menjadi lebih baik. Dari pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa membimbing
siswa untuk disiplin itu sangat penting untuk membantu siswa tumbuh secara normal.

14
7. Layanan Konseling Kelompok
Layanan konseling kelompok diberikan guru kelas secara kondisional, yaitu ketika
terdapat suatu kelompok siswa yang memiliki permasalahan yang sama. Dalam hal ini guru
kelas harus menguasai metode khusus dalam mengelompokkan masalah-masalah yang
dihadapi siswa, selanjutnya dari masalah tersebut guru kelas perlu memprioritaskan masalah
mana yang harus dipecahkan sesegera mungkin. Menurut Kemendikbud (2016: 50-51)
menyatakan bahwa konseling kelompok termasuk dalam cara pemberian layanan bimbingan
dan konseling secara langsung. konseling kelompok dapat memberikan anak-anak
kesempatan untuk pengembangan keterampilan, mengevaluasi diri mereka sendiri, dan
mencapai hubungan yang memungkinkan mereka untuk lebih siap dari kelompok besar yang
belajar dari pengalaman.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bimbingan dan Konseling merupakan suatu proses bantuan psikologis dan kemanusiaan
secara ilmiah dan profesional yang dibekali oleh pembimbing kepada yang dibimbing
( peserta didik ) agar ia dapat berkembang secara optimal.Bila dicermati dari sudut sosio
kultural, yang melatar belakangi perlunya proses bimbingan dan konseling adalah adanya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat sehingga berdampak disetiap
dimensi kehidupan.Perlunya Bimbingan dan Konseling di SD jika ditinjau secara mendalam,
setidaknya ada tiga hal utama yang melatar belakangi perlunya bimbingan yakni tinjauan
secara umum, sosio kultural dan aspek psikologis. Peran guru dalam kegiatan BK, yaitu
sebagai informator, organisator, motivator, director, inisiator, transmitter, fasilitator,
mediator, dan evaluator..
16

DAFTAR PUSTAKA

Alfina Zia Khabibah. 2017. Peran Guru Kelas Sebagai Pelaksana Bimbingan Konseling Bagi
Peserta Didik di SD Muhammadiyah 13 surakarta. Hlm.3-6
Ahmadi, Abu & Rohani, Ahmad. (1991). Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Aqib, Zainal. Ikhtisar Bimbingan & Konseling di Sekolah. Bandung: Yrama Widya.
Kamaludin H. 2011. Bimbingan dan Konseling diSekolah. Vol. 17, Nomor 4. Hlm 448-451

Dapat diakses https://media.neliti.com/media/publications/122855-none-2c17f8fa.pdf. dan


diunduh pada 28

Maliki.2016.Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar.Jakarta:Kencana

Sugiyo.2010.Manajemen Bimbingan dan Konseling di sekolah.Semarang : Widya karya


Ahmadi, Abu & Rohani, Ahmad. (1991). Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Aqib, Zainal. Ikhtisar Bimbingan & Konseling di Sekolah. Bandung: Yrama Widya.
17

Anda mungkin juga menyukai