3.1 EP 6 - 1. (SK) Keluhan Dan Saran Pelanggan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

KLINIK MEDISSRA

Jalan. Sultan No. 101 Rengat – INHU

KEPUTUSAN PENANGGUNG JAWAB KLINIK MEDISSRA


NOMOR: 42 /MED-SK/ I / 2023
TENTANG PELAYANAN KLINIS DI KLINIK MEDISSRA

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu


pelayanan kesehatan di Klinik Medissra perlu disusun
kebijakan pelayanan klinis;
b. bahwa berdasarkan point a diperlukan pelayanan klinis
mulai dari pendaftran, rekam medis, pengkajian, rencana
asuhan, pemberian asuhan sampai proses pemulangan,
serta proses rujukan bila memerlukan rujukan dengan
memperhatikan keselamatan pasien dan petugas,
sehingga memperoleh pelayanan klinis yang bermutu dan
aman bagi pasien serta petugas;
c. bahwa berdasarkan a dan b tersebut diatas maka perlu
menetapkan keputusan Kepala Puskesmas Rumbai
tentang Pelayanan Klinis.
Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009, tentang Kesehatan;
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2014, tentang Tenaga Kesehatan;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan Dan
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
14 Tahun 2021, tentang Standar Kegiatan Usaha dan
Produk pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha
Berbasis Risiko Sektor Kesehatan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 8
Tahun 2022, tentang Indikator Nasional Mutu Pelayanan
Kesehatan Tempat Praktik Mandiri Dokter Dan Dokter
Gigi, Klinik, Pusat Kesehatan Masyarakat, Rumah Sakit,
Laboratorium Kesehatan Dan Unit Transfusi Darah;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
34 Tahun 2022, tentang Akreditasi Pusat Kesehatan
Masyarakat, Klinik, Laboratorium Kesehatan, Unit
Transfusi Darah, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan
Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi.
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN PENANGGUNG JAWAB KLINIK MEDISSRA


TENTANG PELAYANAN KLINIS DI KLINIK MEDISSRA

KESATU : Proses pelayanan klinis pasien harus memperhatikan


keselamatan pasien baik penilaian kegawatdaruratannya
maupun proses identifikasi pasien serta kesehatan dan
keselamatan petugas
KEDUA : Proses pelayanan klinis dilaksanakan sebagaimana
tercantum dalam SOP Pelayanan Klinis

KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan


ketentuan akan dilakukan koreksi apabila ternyata di
kemudian hari terdapat perubahan atau kekeliruan.

Ditetapkan di : Rengat
Pada tanggal : 3 Januari 2023

Penanggung Jawab Klinik Medissra

dr. RIKA CORNELLIA


Lampiran I: Keputusan Penanggung jawab
Klinik Medissra
Nomor : 42 MED-SK/I/ Tahun 2023
Tanggal : 3 Januari 2023

PELAYANAN KLINIS KLINIK MEDISSRA

A. PENDAFTARAN PASIEN DAN REKAM MEDIS


1. Pendaftaran pasien harus dipandu dengan prosedur yang benar dan di
dokumentasi dalam rekam medis, memperhatikan kebutuhan dan
keselamatan
2. Identitas pasien harus dipastikan minimal dengan dua cara dari cara
identifikasi sebagai berikut: nama pasien, tanggal lahir pasien, alamat/ tempat
tinggal dan nomor rekam medis
3. Informasi tentang jenis pelayanan klinis yang tersedia dan informasi lain yang
dibutuhkan masyarakat meliputi: tarif, jenis pelayanan, jadwal pelayanan dan
informasi tentang kerja sama dengan fasilitas kesehatan yang lain harus dapat
disediakan ditempat pendaftaran
4. Hak dan kewajiban pasien harus diperhatikan pada keseluruhan proses
pelayanan yang dimulai dari proses pendaftaran.
5. Kendala fisik, bahasa, dan budaya serta penghalang lain wajib diidentifikasi
dan ditindak lanjuti.
6. Dalam rekam medis mencakup data pasien dari pasien datang sampai pasien
pulang
7. Penyimpanan rekam medis secara sentralisasi dengan menggunakan metode
tertentu untuk mempermudah pengambilan atau penemuan kembali
(retrieving) berkas rekam medis.

B. PENGKAJIAN, KEPUTUSAN DAN PERENCANAAN LAYANAN


1. Kajian awal dilakukan secara paripurna dan dilakukan oleh tenaga yang
kompeten.
2. Kajian awal meliputi kajian medis, kajian keperawatan, kajian kebidanan,
kajian nyeri dan kajian lain oleh tenaga profesi kesehatan sesuai dengan
kebutuhan
3. Proses kajian dilakukan mengacu pada standar profesi dan standar asuhan
4. Proses kajian dilakukan dengan memperhatikan tidak terjadinya pengulangan
yang tidak perlu
5. Informasi kajian baik medis, keperawatan, kebidanan dan profesi kesehatan
lain, wajib diidentifikasi dan dicatat dalam rekam medis
6. Proses kajian dilakukan sesuai dengan langkah-langkah SOAP
7. Pasien dengan kondisi gawat darurat harus diprioritaskan dalam pelayanan
8. Kajian dan perencanaan asuhan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan
profesional yang kompeten
9. Jika dilakukan pelayanan secara tim,tim kesehatan antar profesi harus
tersedia
10. Pendelegasian wewenang diberikan baik dalam kajian maupun keputusan
layanan harus dilakukan melalui proses pendelegasian wewenang.
11. Pendelegasian wewenang diberikan kepada tenaga kesehatan profesinal
yang memenuhi persyaratan
12. Proses kajian,perencanaan dan pelaksanaan layanan dilakukan dengan
peralatan dan tempat yang memadai
13. Peralatan dan tempat pelayanan wajib menjamin keamanan pasien dan
petugas
14. Rencana layanan dan pelaksanaan layanan dipandu oleh prosedur klinis yang
dibakukan
15. Jika dibutuhkan rencana layanan terpadu,maka kajian awal, rencana layanan
dan pelaksanaan layanan disusun secara kolaboratif dalam tim layanan yang
terpadu
16. Rencana layanan disusun untuk tiap pasien dan melibatkan pasien
17. Penyusunan rencana layanan mempertimbangkan kebutuhan biologis,
psikologis, social, spiritual dan memperhatikan tata nilai budaya pasien
18. Rencana layanan disusun dengan hasil dan waktu yang jelas dengan
memperhatikan efisiensi sumber daya
19. Risiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan layanan harus diidentifikasi
20. Efek samping dan risiko pelaksanaan layanan dan pengobatan harus
diinformasikan kepada pasien
21. Rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis
22. Rencana layanan harus memuat pendidikan/penyuluhan pasien

C. PELAKSANAAN LAYANAN
1. Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan prosedur pelayanan
klinis
2. Pedoman dan prosedur layanan klinis meliputi: pelayanan medis,
keperawatan, kebidanan, dan pelayanan profesi kesehatan yang lain
3. Pelaksanaan layanan dilakukan sesuai rencana layanan
4. Pelaksanaan layanan dan perkembangan pasien harus dicatat dalam rekam
medis
5. Jika dilakukan perubahan rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis
6. Tindakan medis/pengobatan yang berisiko wajib diinformasikan pada pasien
sebelum mendapatkan persetujuan
7. Pemberian informasi dan persetujuan pasien (informed consent) wajib
didokumentasikan
8. Pelaksanaan layanan klinis harus dimonitor, dievaluasi, dan ditindak lanjut
9. Evaluasi harus dilakukan terhadap evaluasi dan tindak lanjut
10. Kasus-kasus gawat darurat harus diprioritaskan dan dilaksanakan sesuai
prosedur pelayanan pasien gawat darurat
11. Kasus-kasus berisiko tinggi harus ditangani sesuai dengan prosedur
pelayanan kasus berisiko tinggi
12. Kasus-kasus yang perlu kewaspadaan universal terhadap terjadinya infeksi
harus ditangani dengan memperhatikan prosedur pencegahan (kewaspadaan
universal)
13. Pemberian obat/cairan intravena harus dilaksanakan dengan prosedur
pemberian obat/cairan intravena yang baku dan mengikuti prosedur aseptik.
14. Kinerja pelayanan klinis harus dimonitor dan dievaluasi dengan indikator yang
jelas
15. Hak dan kebutuhan pasien harus diperhatikan pada saat pemberian layanan.
16. Keluhan pasien/keluarga wajib diidentifikasi, didokumentasikan dan ditindak
lanjuti
17. Pelaksanaan layanan dilaksanakan secara tepat dan terencana untuk
menghindari pengulangan yang tidak perlu
18. Pelayanan mulai dari pendaftaran, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang,
perencanaan layanan, pelaksanaan layanan, pemberian obat/tindakan,
sampai dengan pasien pulang atau dirujuk harus dijamin kesinambungannya
19. Pasien berhak untuk menolak pengobatan
20. Pasien berhak untuk menolak jika dirujuk ke sarana kesehatan lain
21. Penolakan untuk melanjutkan pengobatan maupun untuk rujukan dipandu
oleh prosedur yang baku.
22. Jika pasien menolak untuk pengobatan atau rujukan, wajib diberikan informasi
tentang hak pasien untuk membuat keputusan, akibat dari keputusan, dan
tanggung jawab mereka berkenaan dengan keputusan tersebut
23. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dipandu dengan prosedur baku
24. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dilaksanakan oleh petugas yang
kompeten
25. Sebelum melakukan anestesi dan pembedahan harus mendapatkan informed
consent
26. Status pasien wajib dimonitor setelah pemberian anestesi dan pembedahan
27. Pendidikan/penyuluhan kesehatan pada pasien dilaksanakan sesuai dengan
rencana layanan.

D. PEMULANGAN DAN TINDAK LANJUT


1. Pemulangan dan tindak lanjut pasien dipandu dengan prosedur yang jelas
2. Dokter yang menangani bertanggung jawab untuk melaksanakan proses
pemulangan/rujukan
3. Pemberian asuhan menyusun rencana pemulangan bersama dengan pasien
dan keluarga pasien
4. Pemulangan pasien dilakukan berdasarkan kriteria yang ditetapkan pemberi
asuhan dan memastikan kondisi pasien layak untuk dipulangkan dan akan
memperoleh tindak lanjut pelayanan sesudah dipulangkan, misalnya pasien
rawat jalan, pasien dengan kondisi yang memerlukan rujukan, pasien yang
menolak perawatan.
5. Kriteria pemulangan pasien:
a. Rawat jalan:
1. Pasien dalam kondisi stabil
2. Tidak didapatkan tanda-tanda kegawatdaruratan
3. Prognosis baik
4. Mampu minum obat
5. Mampu kontrol apabila obat habis
b. Ruang Gawat Darurat dan rawat inap
1. Pasien dalam kondisi stabil GCS 15
2. Tidak didapatkan tanda gawat darurat yang mengancam jiwa
3. Prognosis Baik
4. Mampu minum obat dan mematuhi petunjuk dokter
5. Mampu kontrol apabila obat habis

E. RENCANA RUJUKAN
1. Rujukan pada pasien dipandu oleh panduan yang baku
2. Dokter yang menangani bertanggung jawab untuk melaksanakan proses
rujukan
3. Umpan balik dari fasilitas rujukan wajib ditindak lanjuti oleh dokter yang
menangani
4. Jika pasien tidak mungkin dirujuk, puskesmas wajib memberikan alternatif
pelayanan
5. Rujukan pasien harus disertai dengan resume klinis
6. Resume klinis meliputi: nama pasien, ondisi klinis, prosedur/tindakan yang
telah dilakukan, dan kebutuhan akan tindak lanjut
7. Pasien diberi informasi tentang hak untuk memilih tempat rujukan
8. Pasien dengan kebutuhan khusus perlu didampingi oleh petugas yang
kompeten
9. Kriteria merujuk pasien meliputi:
1. Dari hasil pemeriksaan , sudah terindikasi bahwa keadaan pasien tidak
dapat diatasi di Puskesmas
2. Dari hasil pemeriksaan fisik dengan pemeriksaan penunjang medis di
puskesmas ternyata tidak mampu diatasi
3. Pasien memerlukan pelayanan medis spesialis/ subspesialis di rumah
sakit berdasarkan keadaan penyakit yang diderita pasien
4. Pasien memerlukan pelayanan penunjang medis yang lebih lengkap
yang tidak tersedia difasilitas pelayanan puskesmas
5. Apabila telah diobati berulang kali di puskesmas ternyata pasien
memerlukan pemeriksaan dan pengobatan disarana kesehatan yang
lebih mampu. Pada saat pemulangan (rawat jalan), pasien/ keluarga
pasien diberi informasi tentang tindak lanjut layanan
10. Pasien berhak menolak untuk jika dirujuk ke sarana kesehatan lain dan
menyertakan bukti dokumentasi dalam bentuk surat penolakan rujukan
11. Jika pasien menolak untuk pengobatan dan rujukan, wajib diberikan
informasi tentang hak pasien untuk membuat keputusan dan akibat dari
keputusan dan tanggung jawab mereka berkenan terhadap keputusan
tersebut

Ditetapkan di : Rengat
Pada tanggal : 3 januari 2023

Penanggung Jawab Klinik Medissra

dr. RIKA CORNELLIA

Anda mungkin juga menyukai