Hipertrensi

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penyakit hipertensi pada kehamilan berperan besar dalam morbiditas dan mortalitas
maternal dan perinatal.Hipertensi diperkirakan menjadi komplikasi sekitar 7% sampai 10%
seluruh kehamilan.Dari seluruh ibu yang mengalami hipertensi selama masa kehamilan,setengah
sampai dua pertiganya didiagnosis mengalami preeklamsia atau eklamsia (Brown, 1991).
Hipertensi yang menyertai kehamilan merupakan penyebeb utama morbiditas da mortalitas ibu
dan bayi. Preeklamsia-eklamsia bisa mempredisposisi ibu mengalami komplikasi yang lebih letal,
seperti solusio plasenta, DIC, perdarahan otak, dan gagal ginjal akut(Consensus, Report, 1990).
Preeklamsia berperan dalam kematian intra uterin dan mortalitas prenatal. Penyebab
utama kematian neonatus akibat preeklamsia adalah insufisiensi plasenta dan solusio plasenta.
Retardasi pertumbuhan dalam rahim(IUGR, intra uterine growth retardation) juga sering dijumpai
pada bayi yang ibunya menderita preeklamsia (Robert, 1990: sibai,1990). Perlu ditekankan
bahwa sindrom preeklamsia ringan dengan hipertensi, udema, proteinuria sering tidak diketahui
atau tidak diperhatikan oleh wanita yang bersangkutan, sehingga tanpa disadari dalam waktu
singkat dapat timbul preeklamsia berat.

B. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Makalah ini bertujuan, agar mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan
maternitas pada klien dengan “PREEKLAMSIA”.

2. TUJUAN KHUSUS
Diharapkan dengan di susunnya makalah ini mahasiswa mampu :
a. menjelaskan konsep dasar tentang asuhan keperawatan pada klien preeklamsia
b. menjelaskan pengkajian dan masalah preeklamsia
c. membuat diagnosa keperawatan dengan masalah preeklamsia
d. menyusun intervensi dengan masalah preeklamsia
e. menbuat evaluasi dengan masalah preeklamsia

C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup makalah ini hanya terbatas pada masalah persalinan dengan”
PREEKLAMSIA”.

D. METODE PENULISAN
Dalam penulisan makalah ini penulis hanya metode studi kepustakaan yaitu dengan
mengumpulkan buku-buku sebagai bahan rujukan yang berhubungan dengan judul makalah ini.

E. SISTEMATIKA PENULISAN
Makalah ini terdiri dari IV BAB yang secara sistematis disusun sebagai berikut;
BAB I : pendahuluan meliputi latar belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup, metode penulisan
dan sistematika penulisan.
BAB II : tinjauan teoritis meliputi pengetian, etiologi, patofisiologi, manifestasiklinis,
komplikasi, diagnosis banding, pencegahan, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan
BAB III : asuhan keperawatan maternitas pada klien dengan preeklamsia yang meliputi
pengkajian, dignosa keperawatan, intervensi dan evaluasi
BAB IV : penutup yang meliputi kesimpulan
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. DEFENISI
Preeklamsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan
setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan.(Fakultas kedok teran UI,2001).
Preeklamsia merupakan suatu kondisi spesifik kehamilan di mana hipertensi terjadi setelah
minggu ke-20.(Keperawatan maternitas,edisi 4).
Preeklamsia ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi,edem dan proteinuria yang timbul
karena kehamilan.(Ilmu Kebidqanan,edisi 3).

B. ETIOLOGI
Preeklamsia adalah suatu kondisi yang hanya terjadi pada kehamilan manusia.tanda dan
gejala ltimbul selama masa hamil dan menghilang dengan cepat setelah janin dan plasenta
lahir.Tidak ada profil tertentu yang mengidentifikasi wanita yang akan menderira
preeklamsia.akan tetapi ada beberapa faktor resiko tertentu yang berkaitan dengan perkem
bangan penyakit:primigravida,gran multigravida,janin besar,janin lebih dari satu,morbid
obesitas.
 Kira-kira 85% preeklamsia terjadi pada kehamilan pertama.
 Preeklamsia terjadi pada 14% sampai dengan 20% kehamilan dengan janin lebih dari satu.
 30% pasien mengalami anomalia rahaim yang berat.
 Pada ibu yang mengalami hipertensi kronis atau penyakit ginjal,insiden dapat mencapai
25%.(Zuspan,1991).
 Semangkin bertambahnya frekuensi dan usia kehamilan.
 Terjadinya perbaikan keadaan pada penderita dengan kematian janin dalam uterus.
 Terjadinya iskemia plasenta.
Adapun faktor-faktor resiko yang dapat menyebabkan preeklamsia antara lain:
 Primigravida atau multipara dengan usia lebih tua usia <18 atau >35
 Berat:<50 kg atau gemuk
 Adanya proses penyakit kronis:diabetes,penyakit ginjal,penyakit pembaluhan
darah,penyakit pembuluh darah kolagen
 Riwat preeklamsia
 Usia
C. PATOfISIOLOGI
Patofisiologi preeklamsia setidaknya berkaitan dengan perubahan patofisiologis
kehamilan.pada preeklamsia, perubahan volume plasma yang beredar menurun, sehinggaterjadi
hemokonsentrasi dan peningkatan hematokriy maternal.perubahan ini membuat perfusi organ
maternal menurun, termasuk perfusi keunit janin-uteroplasenta.

D. MANIFESTASI KLINIS
Diagnosis preeklamsia ditegakkan berdasarkan adanya dua dari tiga gejala,yaitu
penambahan berat badan yang berlebihan,edema,hipertensi dan proteinuria.
a. Penambahan berat badan yang berlebihan bila terjadi kenaikan 1 Kg seminggu beberapa kali
b. Edema terlihat sebagai peningkatan berat badan,pembengkakan kaki, jari tangan,dan muka.
c. Tekanan darah lebih dari sama dengan140/90 mmHG atau tekanan sistolik meningkat >30
mmHG atau tekanan diastolic >15 mmHG yang diukur setelah pasien beristirahat selama 30
menit.
d. Tekanan diastolic pada trimester kedua yang lebih dari 85 mmHG patut di curigai sebagai
bakal preeklamsia.
e. Proteinuria bila terdapat protein sebanyak 0,3 g/1 dalm air kencing 24 jam atau pemeriksaan
kualitatif menunjukan +1 2tau2 atau kadar protein lebih dari sama dengan g/1 dalam urin
yang dikeluarkan dengan kateter utau urin dalam porsi setengah,diambil minimal 2 kali
dengan jarak waktu 6 jam.
f. Pada preeklamsia ringan tidak ditemukan gejala-gejala subyektif.
g. Disebut preeklamsia berat bila ditemukan gejala sebagai berikut:
 Tekanan darah asistolik lebih dari sama dengan 160 mmHG atau diastolik lebih dari sama
dengan 110 mmHG.
 Proteinuria + ( lebih dari sama dengan 5 g/24 jam atau >3 pada tes celup )
 Oliguria (<400ml dalam24 jam)
 Sakit kepala hebat atau gangguan penglihatan
 Nyeri episgastrium dan ikterus
 Edema paru atau sianosis
 Trombositopenia
 Pertumbuhan janin terhambat
E KOMPLIKASI
Komplikasi terberat dari preeklamsia adalah kematian ibu dan janin. Komplikasi-
komplikasi yang terdapat dibawah ini biasanya terjadi pada preeklamsia berat. Komplikasi-
komplikasi tersebut antara lain seperti :
 Solusio plasenta
 Hipopibrinogenemia
 Hemolisis
 Perdarahan otak
 Kelainan mata
 Edema paru-paru
 Nekrosis hati
 Sindroma HELLP
 Kelainan ginjal
 Prematuritas,dismaturitas,kematian janin intra-uterin.

F DIAGNOSA BANDING
 Kejang, bisa disebabkan ensefalopati hipertensi, epilepsy, tromboemboli, intoksikasi, obat,
trauma, hipoglikemia, hipokalsemia, atau alkaholis.
 Koma, bisa disebabkan oleh epilepsi, sinkop, intoksikasi, alcohol atau obat, asidosis,
hipoglikemia, atau azotemia.

G PENCEGAHAN
Pada umumnya preeklamsia dapat dicegah, atau frekuensinya dapat dikurangi.Usaha-
usaha untuk menurunkan preeklamsia terdiri atas :
 Meningkatkan jumlah balai pemeriksaan antenatal dan mengusahakan agar semua wanita
hamil memeriksakan diri sejak hamil muda
 Mencari pada tiap pemeriksaan tanda-tanda preeklamsia dan mengobatinya segera apabila
ditemukan
 Mengakhiri kehamilan sedapat-dapatnya pada kehamilan 37 mingguke atas apabila
setelah dirawat tanda-tanda preeklamsia tidak juga dapat dihilangkan.
 Beberapa penelitian menunjukan pendekatan nutrisi, antara lain:
 Diet rendah garam
 Diet tinggi protein
 Suplemen kalsium dan magnesium
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Periksaan penunjang dapat dilakukan antara lain :
 Urin : protein, reduksi, bilirubin, sedimen urin.
 Darah : trombosit, ureum, creatinin, SGOT, LDH, bilirubin.
 USG

I. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan pada preeklamsia ringan :
 Secara klinis, pastikan usia kehamilan, kematangan servik, dan kemungkinan
pertumbuhan janin terhambat.
 Pada pasien rawat jalan, anjurkan klien untuk istrahat siang selama 2 jam dan tidur pada
malam hari lebih dari 8 jam. Bila sukar tidur dapat diberikan penobarbital 1-2 x 30 mg,
dan dapat juga diberikan asetosal 1 x 80 mg.
 Rawat pasien bila tidak ada perbaikan selama 2 minggu pengobatan, rawat jalan, berat
badan meningkat ( lebih 1 kg / minggu, selama 2 x berturut-turut ).
 Bila keadaan ibu membaik dan tekanan darah dapat dipertahankan 140 – 150 / 90 mmhg
tunggu persalinan aterem, sehingga ibu dapat berobat jalan dan anjurkan mermeriksakan
diri tiap minggu.
 Tunggu usia kehamilan sampai 40 minggu, kecuali terdapat pertumbuhan janin terhambat,
kelainan fungsi hepar atau ginjal dan peningkatan proteinuria. Pada kehamilan lebih dari
32 minggu dengan servik matang, lakukan induksi persalinan.
Penatalaksanaan pada preeklamsi berat :
 Upaya pengobatan ditujukan untuk mencegah kejang, memulihkan organ vital pada
keadaan normal dan melahirkan bayi dengan trauma sekecil-kecilnya.
 Segera rawat pasien dirumah sakit. Berikan MGSO4 dalam infuse dexstrosa 5 % dengan
kecepatan 15-20 tetes/menit.
 Berikan nifedipin 3-4 x mg oral, bila pada jam ke 4 tekanan diastolic belum turun sampai
20 %, berikan tambahan 10 mg oral ( dosis maksimum 80 mg / hari )
 Pemeriksaan tekanan darah, nadi dan pernafasan tisp jam.
 Lakukan USG kardiotografi ( KTG ), pemeriksaan KTG sebaiknya dilakukan sekurang-
kurangnya 2x / hari,
 Dilakukan penanganan konservatif bila kehamilan < 35 minggu tanpa disertai tanda-tanda
impending eklampsia dan keadaan janin juga baik.
 Penangana aktif bila kehamilan >35 minggu, ada tanda-tanda impending eklamsia,
kegagalan terapi konservatif, ada tanda gawat janin atau pertumbuhan janin trrhambat.
 Bila dari hasil KTG fungsi dinamika janin plasenta , rencanakan partus pervaginam.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL
DENGAN PREEKLAMSIA

A. PENGKAJIAN
Hal-hal yang dapat ditanyakan pada klien dengan preeklamsi antara lain:
 Riwayat kesehatan masa lalu, seperti: penyakit diabetes melittus, penyakit ginjal dan
hipertensi.
 Riwayat penyakit keluarga seperti : diabetes melittus, hipertensi dan penyakit kronis
lainnya.
 Status perkawinan
 Status gizi
 Budaya
 Tingkat aktifitas
 Kebiasaan yang berhubungan dengan kesehatan seperti : merokok, pengguna obat dan
alcohol.
PENGKAJIAN DATA DASAR PADA KLIEN DENGAN PREEKLAMSI
 Sirkulasi : peningkatan tekana darah menetap melebihi nilai dasar setelah 20 minggu
kehamilan, riwayat hipertensi kronis, nadi mungkin menurun dapat menggalami memar
spontan, perdarahan lama atau epistaksis ( trombositopenia )
 Eliminasi : fungsi ginjal mungkin menurun ( kurang dari 400 ml / 24 jam ) atau tidak ada.
 Makanan / Cairan : mual / muntah, penambahan berat badan atau lebih dalam 1 minggu,
malnutrisi ( kelebihan atau kekurangan berat badan 20% atau lebih besar, edema mungkin
ada dari ringan sampai berat / umum dan dapat meliputi wajah, ekstremitas dan sistim
organ ( misal : hepar dan otak )
 Neurosensori : pusing, sakit kepala frontal, penglihatan kabur, hiper repleksia, kacau
mental – tonik, kemudian fase tonik – klonik, diikuti dengan kesadaran, pemeriksaan
funduskopy dapat menunjukan edema atau spasme vascular.
 Nyeri / Ketidak nyamanan : nyeri epigastrik ( region kuadran atas kanan)
 Pernafasan : pernafasan mungkin kurang dari 14 / menit, krekels mungkin ada

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan pada klien dengan preeklamsi adalah :
1. Ansietas berhubungan dengan preeklamsi dan efeknya pada ibu dan janin.
2. Risti gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan udem paru
3. Risti cidera pada ibu berhubungan dengan iritabilitas SSP akibat edema otak.
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal sumber- sumber informasi.
5. Penurunan curah jantung berhubungan dengan hipovolemia.

C. INTERVENSI
1. Ansietas berhubungan dengan preeklamsi dan efeknya pada ibu dan bayi
 Identifikasi persepsi pasien terhadap ancaman atau situasi
 Catat adanya kegelisahan saat menerima tindakan medis
 Kaji tanda verbal atau nonverbal adanya kecemasan
 Dorong klien untuk megungkapkan rasa cemasnaya
 Diskusi bersama klien tindakan – tindakan yang akan dilakukan

2. Risti gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan udem paru


 Kaji frekuensi,kedalaman pernapasan ,catat penggunaan napas bibir,ketidakmampuan
berbicara / berbincang.
 Tinggikan kepala tempat tidur.
 Bantu klien untuk memilih posisi yang mudah untuk bernapas.
 Dorong nafas dalam perlahan atau nafas bibir sesuai kebutuhan/toleransi indipidu.
 Kaji atau awasi secara rutin kulit dan membrane mukosa.
 Auskultasi bunyi nafas,catat area penurunan penurunan aliran / ada bunyi tambahan.
 Awasi timgkat kesadaran / status mental.
 Evaluasi tingkat toleransi aktivitas
 Berikan lingkungan tenang.
 Batasi aktipitas klien/dorong klien untuk istirahat dikursi selama fase akut

3. Risti cidera pada ibu berhubungan dengan iritabilitas SSP akibat edema otak.
MANDIRI
 Kaji adanya masalah SSP ( misal : sakit kepala, peka rangsang, gangguan penglihatan
atau perubahan pada pemeriksaan funduskopy )
 Tekankan pentingnya klien melaporkan tanda-tanda / gejala-gejala yang berhubungan
dengan SSP.
 Perhatikan peru bahan pada tingkat kesadaran.
 Kaji tanda-tanda eklamsia yang skan datang : hiperaktifitas, klonus pergelangan kaki,
pe nurunan nadi dan pernafasan, nyeri epigastrik, dan oliguria ( kurang dari 50 ml /
jam ).
 Lakukan tindakan untuk menurunkan kemungkinan kejang : misalnya :pertahankan
lingkungan tenang, batasi pengunjung, rencanakan dan atur perawatan dan tingkatkan
istirahat.
 Pada kejadian kejang miringkan klien, pasang jalan nafas / blik gigitan bila mulut
rileks, isap daerah nasofaring, sesuai indikasi berikan oksigen, lepaskan pakaian yang
ketat, jangan membatasi gerakan, dan dokumentasikan masalah motorik, durasi kejang
dan perilaku pasca kejang.
 Pantau tanda-tanda dan gejala-gejala persalinan atau kontraksi uterus.
 Periksa perdarahan vagina.
KOLABORASI
 Rawat dirumah sakit bila ada masalah SSP.
 Berikan amobarbital atau diazepam.
 Berikan MgSO4 I.M atau I.V.
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal sumber-sumber informasi
MANDIRI
 Kaji pengetahuan klien atau pasangan tentang proses penyakit, berikan informasi
tentang komplikasi terhadap ibu dan janin, rasional intervensi, prosedur tes sesuai
kebutuhan.
 Berikan informasi tentang tanggal / gejala yang mengidentifikasikan kondisi yang
semangkin buruk, dan instruksikan klien kapan pemberian perawatan kesehatan.
 Pertahankan supaya klien tetap mendapat informasi tentang kondisi kesehatan, hasil
tes, kesejahteraan janin.
 Instruksikan klien bagaimana cara memantau berat badannya sendiri dirumah.
 Bantu anggota keluarga dalam mempelajari prosedur untuk memonitor TD dirumah
sesuai indikasi, tinjau ulang pembatasan diet dan penatalaksanaan stress.
 Berikan informasi tentang jaminan protein adekuat dalam diet klien dengan
kemungkinan atau preeklamsia.
 Tinjau ulang tes sendiri terhadapa protein urin.
5. Penurunan curah jantung berhubungan dengan hipovolemia.
MANDIRI
 Pantau TD dan nadi.
 Kaji krekels dan dispenia, perhatiakan frekuensi / upaya pernafasan.
 Lakukan tirah baring pada klien dengan posisi miring kiri.
KOLABORASI
 Beriakan obat anti hipertensi seperti Hidralazin ( apesoline ) IV, sehingga diastolic
menjadi antara 90 dan 110 mmhg. Ikuti dengan pemberian metildopa ( aldomez )
untuk mempertahankan terapi sesuai kebutuhan.
 Pantau TD dan efek samping obat anti hipertensi, berikan propanolol dengan tepat.
 Siapkan untuk kelahiran janin dengan sesaria, bila kelahiran pervagina tidak
memungkinkan.

D. EVALUASI
Hasil yang diharapkan dari klien yang mengalami preeklamsi adalah :
1. Ibu akan mengenali dan segera melaporkan tanda dan gejala abnormal untuk mencegah
keadaan memburuk.
2. Ibu akan tetap menjalani pengobatan medis untuk mengurangi resiko terhadap dirinya
sendiri dan janinnya.
3. Orang terdekat lain akan terlibat untuk memberi dukungan dalam perawatan dan
penatalaksanaan penyakit untuk mengoptimalkan prognosis, emosi dan fisik.
4. Ibu akan mengungkapkan rasa takut dan kekhawatirannya dalam mengatasi keadaannya.
5. Ibu dan janin akan mengalami efek samping preeklamsi atau penatalaksanaannya
6. Ibu tidak akan mengalami eklamsia dan bahaya akibat komplikasi.
7. Janin tidak akan mengalami distress, bayi akan lahir dalam keadaan optimal tanpa akibat
yang merugikan kondisi maternal dan penatalaksanaannya.
8. Ibu akan melahirkan dalam keadaan optimal tanpa akibat tertentu pada kondisi dan
penatalaksanaannya.
9. Keluarga akan mampu mengatasi secara efektif resiko tinggi yang akan dialami ibu.
BAB IV
KESIMPULAN

 Preeklamsi merupakan suatu penyakit vasospastik yang melibatkan banyak system dan
ditandai oleh hemokonsentrasi, hipertensi, dan proteinuria.
 Preeklamsi adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan
setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan.
Penyebab terjadinya preeklamsia antara lain : primigravida, multigravida, kehamilan
dengan janin lebih dari satu, hipertensi kronis, penyakit ginjal, berat badan lebih dari 50 kg,
riwayat preeklamsi pada kehamilan sebelumnya.
Tanda dan gejala yang dapat dilihat pada klien yang mengalami preeklamsia antara lain
seperti :
 Peningkatan berat badan yang terlalu berlebihan
 Edema
 Hipertensi
 Proteinuria
 Pada preeklamsia berat dapat ditemukan gejala seperti berikut :
 Tekanan darah sistolik lebih dari 160 mmhg atau diastolic 110 mmhg.
 Proteinuria lebih dari 5 gr / 24 jam.
 Uliguria
 Sakit kepala hebat
 Nyeri evigastrium
 Trombositufenia
Komplikasi – komplikasi yang terjadi akibat preeklamsia adalah :
 Solusio plasenta
 Hipopibrinogenemia
 Hemolisis
 Perdarahan otak
 Kelainan mata
 Edema paru-paru
 Nekrosis hati
 Sindroma HELLP
 Kelainan ginjal
 Prematuritas,dismaturitas,kematian janin intra-uterin.
Pencegahan yang dapat dilakukan pada klien dengan preeklamsia adalah :
 Meningkatkan jumlah balai pemeriksaan antenatal dan mengusahakan agar semua wanita
hamil memeriksakan diri sejak hamil muda
 Mencari pada tiap pemeriksaan tanda-tanda preeklamsia dan mengobatinya segera apabila
ditemukan
 Mengakhiri kehamilan sedapat-dapatnya pada kehamilan 37 mingguke atas apabila setelah
dirawat tanda-tanda preeklamsia tidak juga dapat dihilangkan.
 Beberapa penelitian menunjukan pendekatan nutrisi, antara lain:
 Diet rendah garam
 Diet tinggi protein
 Suplemen kalsium dan magnesium
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada klien dengan preeklamsia adalah dengan
Penata laksanaan pada preeklamsi dibagi menjadi dua, yaitu : penanganan pada
preeklamsi ringan dan preeklamsi berat, selain itu penatalaksanaan pada preeklamsi juga
menggunakan obat-obatan yang berfungsi menurunkan tekanan darah.
Referensi :

Bobak; lowdermik ; Jensen. (2004). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. (Edisi 4).
Jakarta : EGC
Doenges, M.E: Moorhouse, M.F; Geissler, A.C. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan :
Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumantasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC
Fakultas Kedokteran UI. ( 2001). Kapita Selekta kedokteran. (Edisi 3). Jakarta : Media
Aesculapius
Lippincott’s ( 1992 ). Maternal Newborn Nursing. New York : J.B. Lippincott Company.
Prawirohardjo, sarwono. (2005). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai