RPP - Konten Kreator 2
RPP - Konten Kreator 2
RPP - Konten Kreator 2
Konten Kreator
Kompetensi Awal Menyusun dan menerapkan manajemen produksi secara efektif dan
efisien dalam bentuk kerja mandiri pada tahap pra produksi, produksi,
dan pasca produksi sehingga konten yang diproduksi mencapai target
audiens dan keuntungan
Profil Pelajar Pancasila Beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhak
mulia, mandiri, bernalar kristis, dan kreatif.
Model Pembelajaran Disvcovery Learning dan Project Base Learning
Moda Pembelajaran Luring
Metode Pembelajaran Diskusi, presentasi, tanya jawab
Penilaian - Assesmen Formatif : Diskusi, Praktik
Pembelajaran - Assesmen Sumatif : Tes
Media Pembelajaran Video Pembelajaran, Internet
Sumber Belajar Modul, Internet
Target Peserta Didik 1. Siswa TJKT kelas XI
Tujuan Pembelajaran 1. Menyusun manajemen produksi konten digital secara mandiri
maupun kolaborasi
Pemahaman Setelah proses pembeajaran peserta didik mendapatkan
Bermakna inspirasi untuk menyusun konten dalam bentuk tulisan, rekayasa
gambar, audio, atau audio visual
Pertanyaan Pemantik Apa yang anda ketahui tentang Manajemen produksi konten
digital?
Dalam menyusun konten digital ddibutuhkan alat apa saja?
Pertemuan 1 LURING
Kegiatan Awal 1. Guru menyampaikan salam pembuka.
2. Guru dan peserta didik berdoa sebelum memulai
pembelajaran
3. Guru memastikan kehadiran peserta didik.
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
5. Guru memberikan pertanyaan tentang materi yang akan
disampaikan sebagai pretest.
6. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik yang
akan menjawab
Kegiatan Inti 1. Guru menyampaikan materi pembelajaran tentang
Manajemen produksi konten digital
2. Guru memberikan pertanyaan tentang Manajemen produksi
konten digital yang diketahui oleh peserta didik.
3. Peserta didik Peserta didik mencermati Manajemen
produksi konten digital
4. Peserta didik melakukan observasi tentang Manajemen
produksi konten digital dengan bersumber sosial media yang
sedang banyak digunakan masyarakat sekarang ini
5. Peserta didik mempresentasikan hasil observasi yang telah
dilakukan
6. Guru melakukan memberikan masukan kepada peserta
didik terhadap hasil observasi yang telah dilakukan
Kegiatan Penutup 1. Peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya kepada
guru tentang hal yang belum dipahami
2. Guru memberikan konfirmasi dan penguatan dari
pertanyaan yang disampaikan peserta didik.
3. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan
pesan dan motivasi tetap semangat belajar
4. Guru menyampaikan salam penutup
Refleksi Penyampaian materi, tanya jawab, diskusi, presentasi
Lembar Kegiatan - Assesmen diagnostik
- Assesmen formatif
- Assesmen sumatif
- Dll
Berikut adalah empat tahap dasar dalam proyek multimedia (Vaughan, 2011 : 196-197) :
1) Planning and costing / Perencanaan dan penetapan biaya
Perencanaan dan penetapan biaya : Sebuah proyek selalu dimulai dengan ide atau
kebutuhan dengan menguraikan pesan dan tujuannya atau dalam bentuk outline.
Identifikasi bagaimana Anda akan membuat setiap pesan dan tujuan bekerja dalam
sistem. Sebelum Anda mulai mengembangkan, rencanakan keterampilan menulis, seni
grafis, musik, video, dan keahlian multimedia lainnya yang akan diperlukan. Kembangkan
“look and feel” yang kreatif (apa yang dilihat pengguna di layar dan bagaimana dia
berinteraksi dengannya), serta struktur dan sistem navigasi yang memungkinkan pemirsa
mengunjungi pesan dan konten. Perkirakan waktu yang Anda perlukan untuk melakukan
semua elemen, lalu siapkan anggaran.
2) Designing and producing / Merancang dan memproduksi
Merancang dan memproduksi : Lakukan setiap tugas yang direncanakan untuk membuat
produk jadi. Selama tahap ini, mungkin ada banyak masukan dan revisi yang disampaikan
klien sampai mereka senang.
3) Testing / pengujian:
Pengujian : Uji program Anda untuk memastikan bahwa program tersebut sudah sesuau
dengan tujuan proyek Anda, bekerja dengan baik pada platform pengiriman yang
diinginkan, dan memenuhi kebutuhan klien atau pengguna akhir Anda.
4) Delivering / penyajian
Mengemas dan mengirimkan proyek ke pengguna akhir. Bersiaplah untuk meluangkan
waktu untuk perbaikan dan revisi konten.
Ketika membahas spesifik tentang media online, maka manajemen konten media online
adalah salah satu bagian dari perusahaan yang bertugas untuk mengelola isi atau pesan yang
disampaikan melalui internet. Pada media online, konten akan dikelola oleh tim redaksi yang
ada di sebuah media. Tim redaksi terdiri dari banyak unsur yang terlibat didalamnya. Dari
mulai penulis, reporter/ fotografer, redaktur/ editor, redaktur pelaksana, pemimpin redaksi,
kontributor, koresponden, dan lain lain. Secara isi, media online hampir sama dengan media
cetak, baik koran, tabloid maupun majalah. Hal yang membedakan adalah kemasannya.
Informasi di media online tidak hanya berbentuk teks dan gambar (foto), tapi juga dalam
bentuk audio, video (visual), grafis, animasi, link, kolom komentar dan lain lain.
Produksi konten media digital, tidak sekedar membutuhkan keahlian dan penguasaan pada sisi
teknis teknologi. Ada persyaratan lainnya yang juga harus dipenuhi setiap content
creator untuk bisa menghasilkan konten yang menarik dan tentu saja sesuai dengan target
audiens. Vaughan (2011) menyebut hal itu sebagai elemen tak berwujud yang dibutuhkan
untuk membuat multimedia yang bagus, yakni : Creativity, Organization, Communication
Creativity : Aset paling berharga yang dibutuhkan dalam membuat konten multimedia adalah
kreativitas. Inilah yang membedakan antara konten multimedia yang biasa dengan konten
multimedia yang menarik dan bisa memenangkan penghargaan.
Organization : Sangat penting bagi Anda untuk mengembangkan outline atau garis besar
produksi yang terorganisir dan terencana yang secara rasional, dengan merinci secara detail
keterampilan, waktu, anggaran, alat, dan sumber daya yang diperlukan untuk sebuah konten.
Ini harus ada sebelum Anda mulai membuat grafik, suara, dan komponen lainnya, dan protokol
harus dibuat untuk penamaan file sehingga Anda dapat mengaturnya untuk pengambilan
cepat saat dibutuhkan.
Communication : Banyak aplikasi multimedia dikembangkan dalam kelompok kerja yang
terdiri dari desainer, penulis, pembuat grafis, programer, dan musisi yang terletak di ruang
atau gedung kantor yang sama. Komputer sesama tim kerja biasanya terhubung pada jaringan
area lokal (LAN). Semuanya membutuhkan komunikasi yang baik. (Vaughan, 2011 : 197-199)
Dalam produksi konten media secara umum, akan melibatkan banyak kru. setiap kru memiliki
tugas dan fungsi masing masing. koordinasi dan komunikasi menjadi hal yang penting,
sehingga proses produksi bisa berjalan lancar. dan hasil dari produksi itu sesuai dengan
rencana. Musberger dan Kindem (2009) menjabarkan bahwa tim produksi diatur secara
hirarkis dan kooperatif.
Dalam situasi hirarkis, perintah mengalir ke bawah dari produser ke sutradara, dan dari
produser ke staf kreatif atau kru produksi lainnya. sementara dalam produksi dengan
oraganisasi kooperatif, setiap anggota tim produksi memiliki wewenang dan kendali yang
sama, dan keputusan dibuat secara kolektif. Sebagian besar situasi produksi menggabungkan
aspek model hierarkis dan kooperatif. Menggabungkan pendekatan hirarkis dan koperatif bisa
dilihat misalnya saat produser atau sutradara membuat sebagian besar keputusan penting.
tetap disaat bersamaan, masukan, ide dan dukungan dari semua staf kreatif dan kru teknis
sangat dibutuhkan dan penting untuk dijalankan. (2009 : 49-50)
Seperti telah disebut, bahwa penyajian cerita atau berita dengan memanfaatkan multimedia
memberi banyak keuntungan dan kemudian bagi organisasi media. Menurut Dunham (2020),
setidaknya ada 14 keuntungan ketika sebuah konten media disajikan dengan memanfaatkan
multimedia, yakni :
1) Multimedia membantu anda membangun sebuah cerita
2) Multimedia dapat menambah kedalaman dan pemahaman sebuah cerita.
3) Multimedia dapat menceritakan fakta lebih baik dari pada hanya menggunakan teks atau
kata kata.
4) Elemen multimedia menambah memberi ruang bagi warga untuk bersuara
5) Multimedia memungkinkan pembaca berinteraksi dengan cerita
6) Multimedia memperindah tampilan penceritaan/berita
7) Galeri foto dapat menambah atau menggantikan cerita dalam versi cetak
8) Slideshow dengan suara dikombinasikan dengan visual menjadi audio storytelling
9) Podcast mampu menyajikan cerita denga lebih detail
10) Penyajian video lebih baik dari pada bercerita / audio
11) Peta interaktif menyajikan lokasi dengan lebih detail
12) Animasi atau grafis interaktif menjelaskan konsep cerita/ fakta yang kompleks dengan
lebih detail
13) Visualisasi data memudahkan audiens berinteraksi dengan informasi dan menemukan
cerita/fakta dalam bentuk data
14) Multimedia meningkatkan kredibilitas karena didukung oleh pasokan data dan dokumen
(2020 : 14).
Pembagian dan alur kerja tim produksi multimedia interaktif digambarkan dalam tabel
dibawah ini :
A. LEMBAR ASSESMEN DIAGNOSTIK
I. Assesmen Non-kognitif
1. Coba pikirkan jika anda di suruh mediskripsikan tentang konten digital.
A B C
Sepenuhnya
benar
Paham sebagian
Tidak faham
Kelas
Proses Tanya Pesdik tdk mampu Pesdik mampu Pesdik mampu Pesdik mampu
Jawab tanya jawab tanya jawab menjawab dng menjawab
kurang...... singkat bahkan
berpendapat
dng baik
Keterangan:
Peserta didik yang belum kompeten maka harus mengikuti pembelajaran remidi.
Peserta didik yang cukup kompeten diperbolehkan memperbaiki pekerjaanya sehingga
mencapai level Kompeten
Aspek Penilaian
Jumlah
No Nama Teman Bergotong Kreatif Berpikir Spopan skor
Royong Kritis
Pensekoran Kriteria
Pedoman Penilaian.
NILAI = Jumlah skor yg diperoleh : Skor maksimal X 100 = ....
7. Seorang content creator memiliki tugas dan tanggung jawab utama, berikut ini yang
bukan termasuk tugas dan tanggung jawab conten creator adalah
A. Menulis, meninjau, mengedit, dan membuat konten untuk platform yang digunakan
perusahaan untuk marketing.
B. Melakukan riset dan interview untuk mempelajari tren terkini serta dalam
pengembangan konten.
C. Bekerja sama dengan tim kreatif untuk mempersiapkan materi promosi.
D. Menggunakan media sosial untuk consumer engagement, merespons komplain, dan
mempromosikan produk/layanan perusahaan.
E. Menyiapkan lowongan pekerjaan
8. Ada beberapa cara yang dapat kamu lakukan agar bisa menjadi seorang content creator
yang sukses, diantaranya:
A. Pilih Konten Sesuai Passion
B. Buat Karya duplikat
C. Tidak harus selalu update dengan hal-hal kekinian:
D. Seorang content creator tidak perlu mengetahui topik yang sedang ramai
dibicarakan.
Dalam membuat konten, seorang konten kreator tidak harus menghasilkan konten
yang orisinil.