Lembar Refleksi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak usia dini adalah sosok individual yang sedang menjalani


sesuatu proses perkembangan dengan pesat dan punda mental bagi kehidupan
selanjutnya. Anak usia dini berada pada rentang usia 0 – 8 tahun pada masa ini
proses pertumbuhan dan perkembangan dalam sidang mengalami masa yang
cepat dalam rentang perkembangan hidup manusia. Proses perkembangan
sebagai bentuk perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan
karakteristik yang memiliki setiap tahapan perkembangan anak.maka
diperlukan adanya usaha yang sesuai dengan kondisi anak masing-masing.
Upaya ini bisa dilakukan dengan berbagai macam cara termasuk melalui
berhitung permulaan.

Berhitung di TK tidak hanya terkait dengan kemampuan kognitif


saja, tetapi juga kesiapan mental sosial dan emosional, karena itu dalam
pelaksanaanya harus dilakukan secara menarik, bervariasi dan menyenangkan.
Metode berhitung merupakan dari bagian matematika, hal ini diperlukan untuk
menumbuh kembangkan keterampilan berhitung yang sangat diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari, terutama konsep bilangan yang merupakan juga
dasar bagi perkembangan kemampuan mate-matika maupun kesiapan untuk
mengikuti pendidikan selanjutnya (Depdiknas2007,I)

Pendidikan taman kanak-kanak merupakan salah satu bentuk


pendidikan pra sekolah yang terdapat dijalur pendidikan sekolah ( PP no,27
tahun 1990). Sebagai lembaga pendidikan pra sekolah,tugas utama TK adalah
mempersiapkan anak memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap prilaku,
keterampilan dan intelektual agar dapat melakukan adaptasi dengan kegiatan
belajar yang sesunguhnya di sekolah dasar.

1
Tujuan pendidikan taman kanak-kanak adalah membantu meletakkan
dasar kearah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta
yang diperlukan oleh anak didik dalam penyesuaian diri dengan
lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya
(depdikbud, 1998 : 2). Untuk mencapai tujuan semua itu, perlu perhatian
khusus terutama pendidikan sejak dini yaitu sebuah pendidikan ditaman
kanak-kanak yang dapat diselenggarakan kegiatan belajar mengajar sesuai
dengan kurikulum yang berlaku agar anak dapat mengembangkan seluruh
kemampuan yang dimilikinya sesuai tahap perkembangannya.

Masa kanak-kanak merupakan masa golden age (usia emas). Pada masa
ini pertumbuhan dan perkembangan anak akan berkembang secara pesat dan
optimal. Oleh karena itu peran orang tua dan guru sangat penting dalam
membantu pengembangan potensi-potensi yang ada pada diri anak.

Menurut j.piaget dalam yuliani nurani sujiono (2004 : 3.4) menyatakan


bahwa perkembangan kognitif anak usia dini berada pada tahapan pra
operasional yaitu anak mengunakan simbol dan penyusunan tanggapan
internal. Pada masa ini anak masih berada pada tahap belajar sambil bermain (
Learning Bi Doing).

Dalam Undang-Undang Nomer 20 Tahun 2003 pada pasal I butir 14


disebutkan “ pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam
tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan anak
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasukin pendidikan lebih lanjut “ sesuai
kurikulum pendidikan. Pendidikan anak usia dini bertujuan mengembangkan
kemampuan fisik, bahasa, sosial emosional, moral dan nilai agama, kognitif.
Pendidikan ini mencakup dalam tiga rumpun pengembangan yaitu moral dan
agama, sosial emosional serta kemampuan bahasa kognitif dan fisik
(kurikulum pendidikan anak usia dini 2010.diknas).

2
Permainan berhitung permulaan diberikan secara bertahap, diawali
dengan menghitung benda-benda atau pengalaman peristiwa kongkrit yang di
alami melalui pengamatan terhadap alam sekitar. Kegiatan berhitung
permulaan diberikan melalui berbagai macam permainan tentunya akan lebih
efektip karena bermain merupakan wahana belajar dan bekerja bagi anak.
Pemainan berhitung permulaan di taman kanak-kanak seyogyanya dlakukan
melalui tiga tahapan penguasaan berhitung di jalur matematika yaitu :
penguasaan konsep, masa transisi, dan lambang. Jalur pembelajaran
matematika merupakan proses yang terus menerus dan anak perlu tahapan
dari yang kongkrit kearah yang abstrak. Anak di harapkan mampu mengenal
dan memahami konsep bilangan. Transisi dan lambang sesuai dengan jumlah
benda-benda pengenalan bentuk lambang dan dapat mencocok sesuai dengan
lambang bilangan.

Pada kenyataannya, pembelajaran berhitung masih terasa sulit


terutama bagi anak usia dini. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor
permasalahan baik dari guru, siswa maupun sumber belajar sebagai
pendukungnya. Oleh karena itu untuk memecahkan permasalahan tersebut
diperlukan Pemantapan Kemampuan Profesional sebagai upaya perbaikan
pelaksanaan pembelajaran berhitung permulaan untuk anak TK, hal ini
ditandai dengan kondisi sebagai berikut:

1. Dari 30 anak baru 15 anak atau 47% paham lambang bilangan sedangkan
15 atau 53% belum paham lambang bilangan.
2. Untuk memahami proses berhitung tambah kurang sederhana hanya 13
anak atau 33% yang paham dan mampu sementara 17 anak atau 67%
belum mampu dan tidak paham untuk melakukan proses berhitung
sederhana.
3. Dari jumlah anak 30 yang mengikuti pembelajaran berhitung sekitar 12
anak atau 33% sedangkan yang lainnya masih pasif tidak mau mengikuti
pembelajaran berhitung.

3
Adapun masalah yang ada pada guru adalah :

1. Metode yang digunakan dalam kegiatan kurang menarik dan


menyenangkan.
2. Alat peraga dalam pembelajaran masih terbatas .

Oleh karena itu untuk memecahkan permasalahan diatas peneliti mencoba


mencari jalan keluar upaya perbaikan pembelajaran yang menarik dan dapat
memotivasi anak untuk mengikutinya.

B. Identifikasi masalah
Berdasarkan pengamatan dan penelitian masalah yang teridentifikasi yaitu :
1. Kurangnya metode pembelajaran berhitung permulaan yang mudan dan
menarik bagi anak.
2. Masih terbatasnya alat peraga untuk berhitung permulaan.
3. Motivasi anak untuk belajar berhitung belum maksimal.
4. Sebagian besar anak belum memahami proses berhitung tambah kurang
secara sederhana

C. Batasan masalah

Dari masalah-masalah yang teridentifikasi, masalah-masalah yang


dipilih oleh peneliti untuk melakukan perbaikan pembelajaran anak kelompok
B TK Tunas Harapan Kurungan Nyawa III yaitu :

1. Kurangnya metode pembelajaran berhitung permulaan yang mudah dan


menarik bagi anak.
2. Motivasi anak untuk belajar berhitung belum maksimal. Dengan
mengunakan benda anak-anak akan merasa senang dan mudah dalam
mengikutinya, karena disampaikan dengan gembira dan mengunakan
benda-benda menarik yang tidak akan pernah ketinggalan ataupun terlupa
dimana menyimpannya. Disamping itu belajar dengan mengunakan benda
yang tidak akan memberatkan memori otak anak.

4
D. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dalam penelitian ini


dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah melalui benda dapat meningkatkan kemampuan berhitung


permulaan anak kelompok B TK Tunas Harapan Kurungan Nyawa III ?
2. Bagaimana upaya meningkatkan kemampuan berhitung permulaan melalui
mengunakan benda ?

E. Tujuan perbaikan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka dapat


dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut :

1. Untuk meningkatkan kemampuan berhitung permulaan tambah kurang


secara sederhana.
2. Untuk meningkatkan kemampuan dan memotivasi anak di kelompok B
TK Tunas Harapan Kurungan Nyawa III tahun pelajaran 2017/2018 dalam
berhitung permulaan melalui mengunakan benda yang lebih mudah dan
menyenangkan.

F. Manfaat Perbaikan

Sesuai dengan tujuan, hasil penelitian diharapkan mampu memberikan


kontribusi yang baik bagi siswa, guru dan peneliti dalam memperbaiki proses
pembelajaran berhitung permulaan di kelompok B.

1. Bagi Anak.
Dapat meningkatkan kemampuan berhitung dengan mengunakan benda-
benda yang mudah dan menyenangkan.
2. Bagi Guru

5
Menambah pengetahuan dan mengembangkan kemampuan guru dalam
mengunakan benda pembelajaran berhitung permulaan yang lebih menarik
dan menyenangkan sehingga tercipta suasana pembelajaran yang lebih
baik.
3. Bagi sekolah.
Kemampuan guru dalam melakukan PKP dengan berbagai strategi
perbaikan pembelajaran, diharapkan dapat meningkatkan khualitas
pendidikan secara optimal dan hasilnya bisa disebarluaskan kesekolah lain.

6
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian pustaka
Kajian pustaka merupakan sajian tentang hasil penelitian terdahulu
berupa skripsi tentang masalah yang berkaitan dengan pembinaan
anak.melalui pemeriksaan terhadap daftar skripsi pada perpustakaan PG
PAUD dan perpustakaan institutdiketahui belum ada mahasiswa yang meneliti
atau membahas judul tersebut.
1. Pengertiaan tentang kemampuan

Didalam kamus bahasa indonesia kemampuan berasal dari kata


“ mampu “ yang berarti luas (kuasa, sanggup melakukan sesuatu, dapat,
berada, kaya, mempunyai harta berlebihan) kemampuan adalah suatu
kesanggupan dalam melakukan sesuatu yang harus dilakukan.

Menurut charolin ability (kemampuan, kecakapan, ketangkasan,


bakat, kesangupan) merupakan tenaga (daya kekuatan) untuk melakukan
suatu perbuatan. Sedangkan menurut robbins kemampuan bisa merupakan
kesanggupan bawaan sejak lahir, atau merupakan has latihan atau praktek,
ada pula pendapat lain menurut akhmat sudrajat menghubungkan
kemampuan dengan kata kecakapan, setiap individu memiliki kecakapan
yang berbeda-beda dalam melakukan suatu tindakan. Kecakapan ini
mempengaruhi potensi yang ada dalam diri individu tersebut. Proses
pembelajaranmengharuskan siswa mengoptimalkan segala kecakapan yang
dimiliki.(WWW.lan43.wordpress.com)

Anak-anak dapat belajar melalui interaksi langsung dengan benda-


benda yang ada dilingkungan sekitarnya. Pemanfaatan lingkungan dalam
pembelajaran di PAUD dapat membantu anak dalam belajar, mendorong

7
anak untuk mengunakan bahasa, merasa ingin tau anak, dan membantu
anak untuk mengunakan konsep-konsep. Hal ini semua berkaitan dengan
pengembangan aspek kognitif/itelektual anak.(PAUD 4204).

Kemampuan anak TK tentu tidak sama dengan kemampuan anak


pada jenjang yang lebih tinggi, mengingat usia kematangan cara berfikir
anak belum maksimal (PGTK 2402).

Menurut muhammad zain dalam milman yusdi (2010:10)


mengartikan bahwa kemampuan kesanggupan, kecakapan, kekuatan kita
berusaha dengan diri kita sendiri. Robbin (2007:57) mengunakan
kemampuan berarti kapasitas seseorang individu untuk melakukan
beragam tugas dalam suatu pekerjaan.

2. Pengertian tentang berhitung permulaan

Secara umum permainan berhitung permulaan di TK bertujuan


agar anak mengetahui dasar-dasar pembelajaran berhitung, sehingga pada
saatnya nanti anak akan lebih siap mengikuti pembelajaran berhitung pada
jenjang pendidikan selanjutnya. Secara khusus permainan berhitung
permulaan di TK bertujuan agar anak :

a. Dapat berfikir logis dan sitematis sejak dini, melalui pengamatan


terhadap benda-benda konkrit gambar atau angka-angka yang terdapat
disekitar anak.
b. Dapat menyesuaikan dan melibatkan diri dalam kehidupan
bermasyarakat yang dalam kesehariannya memerlukan keterampilan
berhitung.
c. Memiliki ketelitian, konsentrasi, abstraksi dan daya apresiasi yang
tinggi.
d. Memiliki kepahaman konsep ruang dan waktu serta dapat
memperkirakan kemungkinan urutan peristiwa yang terjadi
disekitarnya.

8
e. Memiliki kreatifitas imajinasi dalam menciptakan sesuatu secara
spontan.

Dalam berhitung permulaan harus memperhatikan prinsip-prinsip


permainan berhitung permulaan yaitu :

a. Permainan berhitung diberikan secara bertahap, diawali dengan


berhitung benda-benda atau pengalaman peristiwa konkrit yang
dialami melalui pengamatan terhadap alam sekitar.
b. Pengetahuan dan keterampilan pada permainan berhitung diberikan
secara bertahap menurut kesukaanya, misal dari konkrit ke
abstrak,mudah dan sukar,dan dari sederhana ke yang lebih kompleks.
c. Permainan berhitung akan berhasil jika anak-anak berberi kesempatan
berpartisipasi dan dirangsang untuk menyelesaikan masalah-masalah
sendiri.
d. Permainan berhitung membutuhkan suasana menyenangkan dan
memberikan rasa aman serta kebebasan bagi anak. Untuk itu
diperlukan alat peraga atau media yang sesuai dengan benda
sebenarnya (tiruan), menarik dan bervareasi,mudah digunakan dan
tidak membahayakan.
e. Bahasa yang digunakan dalam pengenalan konsep berhitung
seyogyanya bahasa yang sederhana dan jika memungkinkan
mengambil contoh yang terdapat dilingkungan sekitar anak.
f. Dalam permainan berhitung anak dapat dikelompokkan sesuai tahap
penguasaanya yaitu tahap konsep, masa transisi dan lambang.
g. Dalam mengevaluasi hasil perkembangan anak harus dimulai dari awal
sampai akhir kegiatan (depdiknas.2007:2)
3. Hakikat matematika usia dini

dalam pembelajaran matematika terdapat banyak keterampilan


yang dapat dikuasai anak didik. Namun, bagi usia dini khususnya anak
TK, keterampilan anak matematika yang dapat diajarkan pada mereka

9
tidak sebanyak dan sesulit anak-anak diatas usianya. Adapun keterampilan
yang dapat dilatih bagi anak-anak TK.

B. Hasil penelitian yang relevan

Hasil penelitian yang relevan untuk melengkapi penelitian ini adalah


penelitian tentang peningkatan kemampuan berhitung permulaan yang pernah
dilakukan oleh :

1. riset dari Rindha kurniawan (2013) melakukan riset hasil dari pengamatan
anak mampu dalam bidang pengembangan kemampuan berhitung 1-20 dan
menghitung benda-benda.
2. Umi kayvan (WWW.permainan kreatif.com2009). melakukan penelitian
berjudul “57 permainan kreatif untuk mencerdaskan anak “ hasil
penelitiannya yaitu : pada tahap pertama pembelajaran matematika anak-
anak dilatih untuk mampu menghitung mengenali angka-angka, menafsir,
menambahkan, mengurangi, dan memahami konsep sederhana seperti :
bahwa I mewakili satu orang unit dan 2 untuk dua unit.
C. Karangka Berpikir

Perkembangan kognitif merupakan salah satu aspek perkembangan


anak. Pada tahap perkembangan kognitif anak usia 5-6 tahun termasuk dalam
tahapan perkembangan kognitif pra-operasional. Pada tahap pra-operasional,
anak belajar melalui kehadiran benda-benda konkret dan dalam tahap ini anak
sudah memiliki kemampuan menggunakan simbol yang mewakili suatu
konsep. Oleh karena itu anak belajar secara nyata dengan melihat, merasakan
dan melakukan dengan tangan mereka sendiri. Namun ada faktor-faktoryang
dapat mempengaruhi perkembangan kognitif meliputi faktor internal yaitu
faktor keturunan, kematangan, minat dan bakat, sedangkan faktor eksternal
yaitu lingkungan, pembentukan dan kebebasan. Sehingga kegiatan yang dapat
mengembang kognitif adalah kegiatan matematika.

10
D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka diatas dapat diajukan hipotesis bahwa melalui


berhitung mengunakan media benda dapat meningkatkan kemampuan
berhitung permulaan bagi anak kelompok B TK Tunas Harapan Kurungan
Nyawa III.

11

Anda mungkin juga menyukai