Anjeli PTK
Anjeli PTK
Anjeli PTK
Oleh:
Anjeli Putri
NIM. 1986206007
BAB I
PENDAHULUAN
siswa, (4) guru juga kurang memupuk kemampuan peserta didik untuk
memecahkan suatu masalah nyata yang ada di sekitarnya, (5) kurangnya
kesempatan yang diberikan kepada peserta didik dalam mengungkapkan
pendapat, (6) pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher center), (7)
kurangnya penggunaan media sebagai alat bantu agar peserta didik dapat
lebih memahami materi yang diajarkan, (8) dalam pembelajaran guru masih
mengarah kepada KTSP, (9) RPP yang digunakan oleh guru masih belum
sesuai dengan yang diharapkan, karena langkah-langkah yang terdapat
dalam rpp tidak sesuai dengan kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran,
(10) kegiatan pembelajaran yang terdapat pada rpp masih berpusat kepada
guru.
Dari permasalahan yang muncul di atas membawa pengaruh
terhadap hasil belajar peserta didik. Dilihat dari nilai hasil belajar peserta
didik pada ujian tengah semester 1, hasil belajar peserta didik tersebut masih
tergolong rendah, masih sebagian besar peserta didik yang belum mencapai
hasil yang memuaskan.
Untuk mengatasi masalah yang dikemukakan di atas, salah satu
upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melaksanakan pembelajaran
menggunakan model Problem Based Learning (PBL). Model Problem
Based Learning (PBL) adalah suatu model yang dikembangkan berdasarkan
suatu masalah yang diberikan oleh guru sehingga bisa merangsang peserta
didik untuk aktif serta memperoleh pengalaman langsung dari proses
menemukan konsep yang dipelajarinya. Dengan demikian proses
pembelajaran tidak terpusat pada guru sehingga pembelajaran berlangsung
secara aktif, dan menyenangkan bagi peserta didik.
Menurut Kemendikbud (2014: 25) pembelajaran berbasis masalah
(Problem Based Learning) merupakan sebuah pendekatan pembelajaran
yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik
untuk belajar dimana peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan
masalah dunia nyata (real world). Model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang mampu menuntut
7
peserta didik untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah, aktif bekerja
sama di dalam kelompok. Setiap peserta didik bebas mengemukakan idenya
dengan teman yang lain, meningkatkan rasa kepercayaan diri peserta didik
dan mengaitkan pengalaman kehidupan nyata peserta didik dengan materi
sehingga peserta didik mampu membangun pengetahuannya sendiri
Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, model Problem
Problem Based Learning mengimplementasikan pembelajaran tematik
terpadu untuk melatih peserta didik memecahkan masalah dunia nyata dan
melatih peserta didik berpikir kritis. Oleh karena itu, peneliti tertarik
melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan
Kemampuan Kognitif Siswa Pada Pembelajaran Tematik
Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) di Kelas IV SD
Negeri 010 Pulau Birandang”.
B. Rumusan Masalah
Birandang?
3. Bagaimanakah kemampuan kognitif siswa pada pembelajaran tematik
menggunakan model Problem Based Learning (PBL) di kelas IV SD
Negeri 010 Pulau Birandang?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini
secara umum untuk mendeskripsikan peningkatan proses pembelajaran
tematik terpadu menggunakan model Problem Based Learning (PBL) di
kelas IV SD Negeri 010 Pulau Birandang.
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar
siswa pada pembelajaran tematik menggunakan model Problem Based
Learning (PBL) di kelas IV SD Negeri 010 Pulau Birandang
2. Pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada
pembelajaran tematik menggunakan model Problem Based Learning
(PBL) di kelas IV SD Negeri 010 Pulau Birandang.
3. Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran
tematik menggunakan model Problem Based Learning (PBL) di kelas IV
SD Negeri 010 Pulau Birandang?
D. Manfaat Penelitian
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan pada pembelajaran tematik terpadu di SD Negeri IV SD
Negeri 010 Pulau Birandang dengan menggunakan model Problem Based
Learning (PBL).
Secara praktis, hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut:
1. Bagi penulis, untuk menambah wawasan pengetahuan tentang
penggunaan model Problem Based Learning (PBL) dalam
pembelajaran tematik terpadu dan dapat membandingkannya dengan
model lain dan menerapkannya di sekolah, khususnya di Sekolah
Dasar.
9
E. Definisi Operasional
1. Kemampuan Kognitif
BAB II
A. Kajian Teori
1. Hakikat Proses Pembelajaran
a. Pengertian Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran merupakan interaksi yang terjadi
antara guru dengan siswa di dalam kelas guna tercapainya tujuan
pembelajaran. Menurut Sanjaya (2011:9), proses pembelajaran
pada hakikatnya diarahkan untuk membelajarkan peserta didik
agar dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Selanjutnya menurut Hosnan (2014:18) berpendapat
bahwa “Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan suatu
proses interaksi komunikasi antara sumber belajar, guru, dan
peserta didik”.
Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
proses pembelajaran adalah proses interaksi komunikasi aktif
antara peserta didik dengan guru, maupun dengan komponen
pembelajaran yang lain dalam kegiatan pendidikan.
b. Tujuan Proses Pembelajaran
Tujuan proses pembelajaran adalah membantu peserta
didik agar memperoleh berbagai pengalaman, dengan
pengalaman itu tingkah laku peserta didik bertambah atau
berubah, baik kuantitas maupun kualitasnya. Menurut Slameto
(dalam Hamdani, 2011:20) tujuan proses pembelajaran adalah
“Untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya”.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa tujuan proses pembelajaran itu adalah untuk
memperoleh kemampuan yang ingin dicapai setelah melakukan
11
Tinggalku ).
a. Perencanaan
Sesuai dengan rumusan masalah hasil studi pendahuluan,
penulis membuat rencana tindakan yang akan dilakukan dalam
proses pembelajaran tematik terpadu menggunakan model
Problem Based Learning. Kegiatan perencanaan ini difokuskan
pada persiapan pelaksanaan tindakan yaitu dengan kegiatan
berikut:
berdasarkan
materi.
masing-masing kelompok.
4. Kerangka Teori
Kerangka teori memuat tentang hasil belajar pada pembelajaran
31
Hasil Belajar Siwa Pada Pembelajaran Tematik di kelas IV SD Negeri 010 Pulau
Birandang Masih Rendah
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di SD Negeri 010 Pulau Birandang.
Lokasi ini dipilih sebagai tempat penelitian dengan pertimbangan
sebagai berikut. Pertama, sekolah sudah menerapkan kurikulum
2013. Kedua, karena guru di kelas IV kurang menerapkan kegiatan
memecahkan masalah di dalam kelompok. Ketiga, karena sekolah
tersebut bersedia menerima pembaharuan terhadap kegiatan
pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Keempat, kepala sekolah
memberikan izin dan guru kelas IV juga mau bekerja sama dengan
penulis untuk melakukan penelitian disekolah ini.
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan peserta didik
kelas IV semester II SD Negeri 010 Pulau Birandang. Jumlah
peserta didiknya, yaitu 27 orang, yang diantaranya 12 orang
perempuan dan 15 orang laki – laki yang terdaftar pada tahun ajaran
2019/2020. Di samping itu, penulis sebagai praktisi (guru) pada
kelas IV SD Negeri 010 Pulau Birandang dan satu orang pengamat
(observer) yaitu guru kelas.
2. Rancangan Penelitian
1. Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian
a. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Adapun pendekatan
kualitatif menurut Bogdan dan Taylor (dalam Basrowi, 2008:1)
mengatakan bahwa “Pendekatan kualitatif merupakan
pendekatan yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat
diamati”.
b. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Mulyasa (2013: 11)
mengemukakan bahwa :
2. Alur Penelitian
Alur penelitian ini terdiri dari empat komponen dimulai dari
tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan untuk melihat
pelaksanaan pembelajaran, dan diakhiri dengan refleksi. Penelitian
tindakan kelas menggunakan model siklus modifikasi /
dikembangkan dari Kemmis dan Mc Taggart (dalam Uno,2011:87)
“Model siklus ini mempunyai empat komponen yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi”. Alur penelitian dijelaskan
dalam bagan berikut :
36
Studi Pendahuluan: Observasi awal di SD, penerapan pembelajaran tematik kelas IV SD Negeri
010 Pulau Birandang masih rendah.
Pelaksanaan Pembelajaran
Siklus I Perencanaan 1
1. Orientasi peserta didik kepada masalah.
2. Mengorganisasi peserta didik untuk belajar.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3. Membimbing penyelidikan individual dan
1 kelompok.
4. Mengembangkandan menyajikan hasil
Pelaksanaan dan pengamatan karya.
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah.
Refleksi 1 Belum Berhasil
Pelaksanaan Pembelajaran
Siklus II Perencanaan II
1. Orientasi peserta didik kepada
masalah.
Rencana PelaksaanaanPembelajaran II 2. Mengorganisasi siswa untuk belajar.
3. Membimbing penyelidikan individual
dan kelompok.
Pelaksanaan Dan Pengamatan 4. Mengembangkan dan menyajikan
hasil karya.
5. Menganalisis dan mengevaluasi
Refleksi II Berhasil Laporan
proses pemecahan masalah.
3. Prosedur Penelitian
37
a. Perencanaan
Dalam penelitian tindakan kelas ini, penulis bersama guru
membuat rencana pelaksanaan/tindakan yang akan dilakukan pada
pembelajaran tematik terpadu dengan menggunakan model
Problem Based Learning (PBL). Pada tahap perencanaan
pelaksanaan/tindakan ini, perlu dilihat kembali refleksi awal yang
telah dilakukan.
Kegiatan perencanaan difokuskan pada persiapan
pelaksanaan tindakan yang meliputi:
1. Menyusun rancangan tindakan berupa rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan tahapan pembelajaran
model Problem Based Learning. Hal ini meliputi tahapan RPP
dan langkah-langkah Model Problem Based Learning. Adapun
komponen RPP adalah kompetensi inti, kompetensi dasar,
indikator, menetapkan tujuan pembelajaran, memilih dan
menetapkan materi, pelaksanaan proses pembelajaran, memilih
media, sumber belajar dan evaluasi. Sedangkan langkah-
langkah Model Problem Based Learning adalah sebagai
berikut: (1) Orientasi peserta didik pada masalah, (2)
Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar, (3)
Membimbing penyelidikan individu dan kelompok, (4)
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya, (5) Menganalisis
dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
2. Menyusun alat pedoman lembar observasi pengamatan RPP,
pengamatan aktivitas guru dan peserta didik.
b. Pelaksanaan Tindakan Kelas
Pada tahap pelaksanaan penulis akan melaksanakan
pembelajaran tematik terpadu dengan penggunaan model Problem
Based Learning (PBL) sesuai dengan rencana pembelajaran yang
telah disusun. Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa siklus.
Penulis sebagai praktisi melaksanakan kegiatan pembelajaran di
38
c. Pengamatan
Pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan pembelajaran
tematik terpadu di kelas IV SD Negeri 010 Pulau Birandang dengan
menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dilaksanakan
secara intensif, objektif, dan sistematis. Pengamatan terhadap
tindakan pembelajaran tematik terpadu dilakukan bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan. Pengamatan dilakukan oleh guru sebagai
observer pada waktu penulis melaksanakan tindakan pembelajaran
tematik terpadu.
d. Refleksi
Refleksi diadakan setelah setiap tindakan yang dilaksanakan
berakhir. Dalam tahap ini guru dan penulis mengadakan diskusi
terhadap tindakan yang baru dilakukan. Hal-hal yang didiskusikan
adalah : 1) menganalisis tindakan yang baru dilakukan, 2) mengulas
dan menjelaskan perbedaan rencana dan tindakan yang dilakukan, 3)
melakukan interferensi, pemaknaan, dan penyimpulan data yang
diperoleh.
a. Observasi
Observasi, dilakukan untuk mengamati proses
pembelajaran yang berlangsung dengan berpedoman pada
lembar observasi yang telah disediakan
b. Tes
Tes adalah alat yang digunakan untuk mengukur dan
memperoleh data atas kemampuan pengetahuan siswa dalam
pembelajaran Tematik Terpadu dengan model Problem
Based Learning ( PBL ).
41
c. Non Tes
Non tes digunakan untuk mengukur dan memperoleh data
tentang sikap dan keterampilan siswa dalam pembelajaran
Tematik Terpadu dengan menggunakan model Problem
Based Learning ( PBL ).
2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan pada
saat teknik pengumpulan data penelitian. Instrumen pengumpulan
data berupa lembar observasi. Untuk lebih jelas berikut adalah
uraiannya:
a. Lembar Observasi
Lembar observasi terdiri atas :
1. Lembar Observasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Lembar observasi ini akan digunakan untuk
mengamati Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tematik
terpadu dengan menggunakan model Problem Based Learning
guna meningkatkan proses pembelajaran. Semua yang diamati
dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ditandai
dengan memberikan ceklist di kolom yang telah tersedia pada
lembar pengamatan RPP.
ASPEK NILAI
PENILAIAN /
1 2 3 4
INDIKATOR
6. Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan
menggunakan model analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif.
Dengan demikian analisis dari penelitian ini adalah analisis deskripsi
kualitatif dan kuantitatif.
44
a. Data Kualilatif
b. Data Kuantitatif
Peringkat Nilai
Kurang (D) ≤ 60
46