Askan Mastektomy
Askan Mastektomy
S DENGAN DIAGNOSA
Disusun Oleh:
PENDA
HULUA
A. Latar Belakang
TINJAUAN KASUS
Pasien Ny. S datang ke RSUD Cibinong dengan keluhan nyeri payudara, setelah
dilakukan pengkajian didapatkan diagnose Carsinoma Mammae yang akan
direncanakan operasi MRM (Modified Radical Mastectomy dengan general
anestesi tekhnik intubasi ETT
e. Riwayat Operasi
f. Alergi Obat :
g. Riwayat Merokok :
4. Status Gizi
a. BB : 60 kg
b. TB : 152 cm
c. TMT : 60 = 60 = 2,8 (normal)
(1,52)2 2,32
5. Pemeriksaan Fisik
a. Kesadaran Umum dan Tanda-Tanda
Vital Kesadaran : Composmentis
GCS : 15 E4 V5 M6
TD : 120/75 mmHg
Nadi : 90x/menit
SpO2 : 100%
RR : 22x/menit
b. Status Generalis
1. Kepala
Normal, mesochephal , tulang kepala umumnya bulat dengan tonjolan frontal di
bagian anterior dan oksipital dibagian posterior.
(normal/tidak normal)
2. Mata
Tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Konjungtiva agak anemis, tidak
ikterik.
(normal/tidak normal)
3. Hidung
Bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan
(normal/tidak normal)
4. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada kelainan
(normal/tidak normal)
5. Thoraks
Pulmo
Inspeksi : Pengembangan paru kiri dan kanan semetris,
Palpasi : Tidak ada benjolan
Perkusi : Resonan atau sonor, seperti dug, dugm dug
Auskultasi : Vesikuler
(normal/tidak normal)
Jantung
Inspeksi : Detak jantung normal
Palpasi : Detak jantung terasa pada pasien
Perkusi : Bunyi pekak/ datar
Auskultasi : Bunyi Lup-Dup
(normal/tidak normal)
c. Pemeriksaan B1-B6
1) B1 (Breating):
a) Tidak ada sumbatan jalan nafas
b) Klien tidak sesak nafas
c) Suara nafas vesikuler
d) Tidak tampak pernafasan cuping hidung
e) Tidak tampak retraksi dada
2) B2 (Blood) :
a) Suara jantung normal dan tidak ada suara tambahan
b) Tidak ada kelainan pada jantung
c) Tekanan darah dalam rentang normal
d) Bentuk dada sama
3) B3 (Brain) :
a) GCS 15 kesadaran composmentis
4) B4 (Bleader):
a) Retensi urine
5) B5 (Bowel) :
a) Pasien puasa 6 jam
b) Tidak ada pembesaran hepar
c) Terdengar bising usus 10 x/menit
6) B6 (Bone) :
a) Tidak ada fraktur
b) Tidak ada kelainan pada tulang belakang
6. Ektremitas
a. Atas : Terpasang infus RL di tangan sinistra 20 tpm
b. Bawah : Inspeksi Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris), tidak terdapat fraktur,
dan tidak terdapat luka ataupun edema
7. Pemeriksaan Psikologis
Pasien tampak cemas akan dilakukan operasi MRM
8. Pemeriksaan LEMON
L (Look) = Tidak ada trauma wajah, gigi seri normal, gigi tidak goyang, tidak ada gigi
palsu.
E (Evaluate) = Kemampuan membuka mulut 3 jari, jarak laring ke dagu 3 jari,
jarak laring ke trakea 2 jari
M (Mallampati) = Terlihat palatum molle, uvula, dan pilar faring (Skor Mallampati
1) O (Obstruction) = Tidak ada
N (Neck Mobility) = Tidak ada gangguan pergerakkan leher
9. Pemeriksaan Skor Mallampati
Grade 1 = Terlihat palatum molle, uvula, dan pilar faring
Grade 2 = Hanya terlihat palatum molle dan uvula
Grade 3 = Hanya terlihat palatum molle
Grade 4 = Tidak tampak palatum molle, uvula, dan pilar faring
Pada pemeriksaan skor mallampati pada Ny.S mendapat hasil skor mallampati grade 1
10. Pemeriksaan Penunjang
Radical Mastectomy dengan General anesthesia ETT. Pasien status fisik ASA 2.
B. Persiapan Penatalaksanaan Anestesi
a. Persiapan Pasien
1. Mengecek kelengkapan status klien
2. Klien telah puasa sejak pukul 00.00 WIB
3. Menanyakan keluhan pasien saat di ruang penerimaan IBS, dari
pasien mengatakan takut dan cemas menjalani operasi.
4. Klien sudah terpasang infus line pada tangan kiri infus lancar
5. Klien telah memakai baju dan topi operasi
6. Memposisikan klien
b. Persiapan Mesin
1. Mengecek sumber gas apakah sudah terpasang dan tidak ada kebocoran
2. Mengecek isi volatil agent
3. Mengecek kondisi sodalime
4. Mengecek apakah ada kebocoan mesin
5. Persiapan bedside monitor yaitu pulse oxymetri dan spignomanometer
c. Persiapan Alat
1. Persiapan STATICS
a. Scope : laryngoskop dan Stetoskop.
b. Tube : Endotraceal Tube no 6.5, 7.0 dan 7.5,LMA
c. Airway : OPA dan Sungkup Muka no 3, 4 dan 5
d. Tape : Plester / Hipafix
e. Introducer : Stilet dan Margil Forcep
f. Connector : Penghubung antara mesin anestesi dengan sungkup muka
dan penghubung lainnya.
g. Suction : Kanul Suction dan mesin Suction.
2. Spuit 3 cc, 5 cc dan 10 cc
3. Spuit 10 cc untuk mengisi cuff
4. Handscoon
5. Jelly
d. Persiapan Obat
1. Premedikas:
Fentanyl 100 mcg
Ondancetron 4 mg
2. Induksi :
Propofol 100 mg
3. Muscle
Relaxan :
Atracurium 25 mg
4. Obat
Antiperdara
han :
5. Asam
Traneksamat
1000 mg
6. Obat
Analgetik
Ketorolac 30 mg
7. Obat
Antiperadan
gan :
Dexamethason 10 mg
8. Obat
Reverse
Sulfat Atropin 0,25 IU/mL
Neostigmin
9. Agen
Inhalasi
Sevofluran 2 %
C. Pengkajian Intra Anestesi
= 2 cc x 6 jam x 60 kg
= 720 cc
Post-anestesi
DS: - DO: Risiko jatuh Efek obat anestesi
- Pasien belum sadar
penuh
- Gerak tangan tidak
terkontrol
- TTV TD:100/53
mmHg N:93
SPO2: 100%
RR: 20x/menit
DS: Hipotermi Terpapar suhu lingkungan
rendah
- Pasien mengatakan
kedinginan
DO:
- Kulit dingin
- Pasien tampak pucat
- TTV:
TD: 140/80
mmHg
N: 94x/menit
SPO2: 99%
Suhu:350C
F. Diagnosa Kepenataan dan Prioritas Masalah
1. Pre-Anestesi
a. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi
b. Nyeri kronis berhubungan dengan Infiltrasi kanker
2. Intra-Anestesi
a. Risiko syok berhubungan dengan Hipotensi
3. Post-Anestesi
a. Risiko jatuh berhubungan dengan efek obat anestesi
b. Hipotermi berhubungan dengan terpapar suhu lingkungan rendah
G. Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi
N: 80x/menit
RR:20x/menit
A: Masalah teratasi
sebagian
P:Intervensi dilanjutkan
Intra-anestesi
Risiko syok b.d Jum’at, 03 Mei 2024 Jum’at, 03 Mei 2024 Jum’at, 03 Mei 2024
Jum’at, 03 Mei 2024
hipotensi - Monitor status - Memonitorstatus S: -
Setelah dilakukan
kardiopulmonal kardiopulmonal( nadi
O:
tindakan selama 5 menit
(nadi, tekanan ,tekanan darah)
Terapi farmakologi
kepenataan, risiko syok darah) TD:80/53
- Monitor status Ephedrine HCl 10 mg
teratasi dengan kriteria mmHg
oksigenasi
hasil: - Memonitor status telah diberikan
- Kolaborasi
oksigenasi Tekanan darah dan nadi
pemberian terapi
-Tekanan darah sistolik Pernapasan pasien
- Farmakologis membaik
spontan dengan
membaik
terpasang LMA RR: TD: 100/67mmHg
- Tekanan darah 22x/menit
SPO2: 99% N: 87x/meit
diastolik
meningkat SPO2: 99%
- Nadi membaik RR: 21x/menit
- Saturasi oksigen A:Masalah teratasi
membaik I:Intervensi
- Frekuensi napas dihentikan
membaik
Risiko trauma jalan napas Jum’at, 03 Mei 2024 Jum’at, 03 Mei 2024 Jum’at, 03 Mei 2024 Jum’at, 03 Mei 2024
Setelah dilakukan - Melakukan intubasi S : - O :
b.d prosedur intubasi - Lakukan intubasi dengan
tindakan kepenataan dengan smooth. TD :130/77
cara smooth
- Memastikan ETT masuk
- Pastikan ETT masuk
anestesi selama intra kedalam trakea dan kedalam trakea dan N :76
anestesi diharapkan tidak pastikan udara masuk ke pastikan udara masuk ke SpO2 :100%
terjadinya trauma jalan paru kanan kiri seimbang paru kanan kiri seimbang. RR : 16x/menit
napas dengan criteria - Berikan ventilasi sesuai - Memberikan ventilasi Tidak terdapat suara napas
hasil: dengan berat badan (6-8 sesuai dengan berat badan tambahan, pengembangan
- Tidak terdapat cc/kgBB) (6-8 cc/kgBB) 6- dada seimbang.
pembengkak/edema jalan - Lakukan fixasi dengan 8ccx60kg = 360cc-480cc A : Risiko trauma jalan
napas benar dan sesuaikan - Melakukan fixasi dengan napas teratasi
- Tidak ada dengan daerah operasi. benar dan sesuaikan P : Hentikan intervensi
- Terjadinya kepatenan dengan daerah operasi.
jalan napas
Post Operasi
Risiko jatuh, efek obat Jum’at, 03 Mei 2024 Jum’at, 03 Mei 2024 Jum’at, 03 Mei 2024
Jum’at, 03 Mei 2024
anestesi Identifikasi faktor risiko Mengidentifikasi faktor S: -
Setelah dilakukan
jatuh: risiko jatuh: pasien O: - Roda tempat
tindakan kepenataan
- Pastikan roda dalam masih terpengaruh efek tidur telah terkunci
selama 15menit,
keadaan terkunci anestesi umum -Handrail tempat
diharapkan:
- Pasang handrail GCS: 15(E4M6V5), tidur terpasang
- Pasien tidak jatuh
tempat tidur Aldretescore:10 -Pasien tidak jatuh dari
dari tempat tidur
- Memastikan roda tempat tidur
- Tidak jatuh saat
-Pasientidak Jatuh saat
dipindahkan tempat tidur dalam dipindahkan
kondisi terkunci -GCS: 15
Memasang handrail -Aldretescore:10
tempat tidur A:Masalah teratasi
I:Intervensi dihentikan
Hipotermi Jum’at, 03 Mei 2024 Jum’at, 03 Mei 2024 Jum’at, 03 Mei 2024
Jum’at, 03 Mei 2024
b.d terpapar suhu
- Monitor suhu tubuh - Memonitor suhu S:Pasien mengatakan
lingkungan rendah
Setelah dilakukan asuhan
- Monitor tanda dan tubuh Suhu:350C sudah tidak kedinginan
kepenataan,diharapkan:
gejala akibat O:
- Memonitor tanda
- Warna kulit
hipotermia
dan gejala akibat - Penghangatan aktif
pucat menurun
- Lakukan
hipotermia: eksternal dengan
- Suhu kulit
penghangatan aktif
selimut dan warmer
meningkat - pasien tampak
eksternal
440C telah diberikan
- Menggigil menurun menggigil, kulit
- Kulit hangat
- Hipoksiam dingin dan pucat
- Pasien tampak tenang
e nurun - Melakukan
A:Masalah teratasi
penghangatan aktif
P:Intervensi dihentikan
eksternal dengan
selimut
Hipotermi Jum’at, 03 Mei 2024 Jum’at, 03 Mei 2024 Jum’at, 03 Mei 2024
Jum’at, 03 Mei 2024
- Monitor suhu - Memonitor suhu S:Pasien mengatakan
b.d terpapar suhu
Setelah dilakukan asuhan
tubuh tubuh Suhu:350C sudah tidak
lingkungan rendah
kepenataan,diharapkan:
- Monitor tanda dan kedinginan
- Memonitor tanda
- Warna kulit pucat
gejala akibat
dan gejala akibat O:
menurun
hipotermia
hipotermia:
- Suhu kulit - Penghangatan aktif
- Lakukan
meningkat - pasien tampak eksternal dengan
penghangatan aktif
- Menggigil menurun menggigil, kulit selimut dan warmer
eksternal
- Hipoksia menurun dingin dan pucat 440C telah diberikan
- Melakukan - Kulit hangat
penghangatan aktif - Pasien tampak tenang
eksternal dengan A:Masalah teratasi
P:Intervensi dihentikan
selimut
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masalah kepenataan pre anestesi dan intra anestesi sudah teratasi sesuai dengan
rencana kepenataan yang telah direncanakan, tetapi untuk masalah kepenataan post anestesi
tetap melanjutkan intervensi di bangsal.
B. Saran
1. Bagi institusi rumah sakit dan tenaga kesehatan
a. Diharapkan institusi dan tenaga kesehatan untuk mempertahankan serta
mengembangkan Standard Operating Procedure (SOP) pada pasien perioperatif
demi pelayanan kesehatan yang optimal
b. Seorang penata anestesi harus mahir dalam melakukan pengkajian, merumuskan
diagnosa, menetapkan intervensi, melaksanakan implementasi dan mengevaluasi
respon pasien pada tahap pre anestesi, intra anestesi, hingga pasca anestesi
2. Bagi mahasiswa
Mahasiswa diharapkan mampu berpikir kritis dalam pemberian asuhan
kepenataan perianestesi.
DAFTAR PUSTAKA
Nurarif,A.H.,&Kusuma,H.(2015).NANDANIC-NOC(RevisiJil).MediAction.
Savitri, A., Larasati, A., & Utami, E. D. R. (2015). Kupas Tuntas KANKER