LP Anemia-Haura Al Banina
LP Anemia-Haura Al Banina
LP Anemia-Haura Al Banina
LAPORAN PENDAHULUAN
KANKER SERVIKS
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktik klinik Keperawatan Maternitas
Disusun oleh:
Haura Al banina
221FK06100
2023/2024
2
I. PENDAHULUAN............................................................................................3
A. Pengertian......................................................................................................3
B. Etiologi..........................................................................................................3
D. Patofisiologi..................................................................................................4
E. Pemeriksaan Diagnostik................................................................................6
F. Penatalaksanaan............................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
LAPORAN PENDAHULUAN
KANKER SERVIKS
3
I. PENDAHULUAN
A. Pengertian
Kanker serviks adalah suatu proses keganasan yang terjadi pada
adanya suatu perubahan dari sel leher rahim normal menjadi sel
abnormal yang kemudian membelah diri tanpa terkendali. Sel leher rahim
yang abnormal ini dapat berkumpul menjadi tumor. Tumor yang terjadi
dapat bersifat jinak ataupun ganas yang akan mengarah ke kanker dan
B. Etiologi
Penyebab Kanker serviks tidak diketahui secara pasti. Menurut
yaitu:
yang sangat berbahaya adalah HPV tipe 16, 18, 45 dan 56. Sekitar 90-99%
jenis kanker serviks disebabkan oleh HPV. Virus ini bisa ditransfer
rahim.
mempunyai risiko 3 kali lebih besar daripada yang menikah pada usia
histone dapat bereaksi dengan DNA sel leher rahim. Sperma yang bersifat
penyakit kelamin. Risiko terkena kanker serviks menjadi 10 kali lipat pada
darah sehingga terjadi perubahan megaloblastik sel epitel leher rahim dan
serviks pada wanita Yahudi jauh lebih rendah dibandingkan dengan wanita
smegma.
C. Manifestasi klinis
Gejala akan muncul saat sel kanker serviks sudah menginvasi jaringan di
Helps, 2010):
biasanya
D. Patofisiologi
Fungsi ovarium yang abnormal dapat menyebabkan penimbunan
oosit mature. Folikel yang ruptur akan menjadi korpus luteum, yang
tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan
gradual akan mengecil selama kehamilan. Kista ovari yang berasal dari
(Nugroho, 2010)
E. PATHWAY
7
F. Pemeriksaan Diagnostik
Tidak jarang tentang penegakkan diagnosis tidak dapat
diperolehkepastian sebelum dilakukan operasi, akan tetapi pemeriksaan
yang cermat dan analisis yang tajam dari gejala-gejala yang ditemukan
8
G. Penatalaksanaan
1. Pengobatan kiste ovarii yang besar biasanya adalah pengangkatan
melalui tindakan bedah. Jika ukuran lebar kiste kurang dari 5 cm dan
tampak terisi oleh cairan atau fisiologis pada pasien muda yang sehat,
menghilangkan kiste.
A. Pengkajian
1. Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama dan alamat,
Biasanya klien merasa nyeri pada daerah perut dan terasa ada massa di daerah
3. Riwayat Kesehatan
menular/keturunan.
d. Riwayat perkawinan
kista ovarium.
10
kista ovarium.
5. Riwayat menstruasi
6. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
1) Hygiene rambut
2) Keadaan rambut
b. Mata
1) Sklera : ikterik/tidak
2) Konjungtiva : anemis/tidak
3) Mata : simetris/tidak
c. Leher
d. Dada
e. Pernapasan
1) Jenis pernapasan
2) Bunyi napas
f. Abdomen
11
g. Ekstremitas
h. Eliminasi, urinasi
1) Adanya konstipasi
2) Susah BAK
Kista ovarium dapat terjadi pada semua golongan masyarakat dan berbagai
8. Data Spritual
kepercayaannya.
9. Data Psikologis
maka hal ini akan mempengaruhi mental klien yang ingin hamil/punya
keturunan.
Data laboratorium
a. Pemeriksaan Hb
B. Diagnosa Keperawatan
C. Intervensi Keperawatan
Monitor Untuk
analgetik Untuk
Terapeutik mengetahui
nonfarmakologis budaya
bermain) keberhasilan
ruangan, diberikan
pencahayaan, Untuk
kebisingan) mengetahui
nyeri Kontrol
Edukasi lingkungan
menggunakan berkurang
tepat Untuk
Kolaborasi Untuk
meredakan
nyeri
Untuk
mengetahui
memonitor
nyeri secara
mandiri
Agar
penggunaan
analgesik
secara tepat
16
untuk
mengurangi
nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika
perlu
D. Implementasi Keperawatan
Setelah intervensi keperawatan, selanjutnya rencana tindakan tersebut
diterapkan dalam situasi yang nyata untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Tindakan keperawatan harus mendetail. Agar semua tenaga keperwatan dapat
menjalankan tugasnya dengan baik dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.
Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat dapat langsung memberikan
pelayanan kepada ibu dan atau dapat juga didelegasikan kepada orang lain yang
dipercayai dibawah pengawasan yang masih seprofesi dengan perawat. (Rustam
Mochtar, 2008)
E. Evaluasi Keperawatan
Setelah intervensi keperawatan, selanjutnya rencana tindakan tersebut
diterapkan dalam situasi yang nyata untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Tindakan keperawatan harus mendetail, agar semua tenaga keperawatan dapat
menjalankan tugasnya dengan baik dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.
Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat dapat langsung memberikan
pelayanan kepada ibu dan atau dapat juga didelegasikan kepada orang lain yang
dipercayai dibawah pengawasan yang masih seprofesi.(Rustam Mochtar, 2008)
17
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, Lowdermilk, & Jensen. (2004). Buku Ajar Keperawatan Maternitas,
alih bahasa
Benson Ralp C dan Martin L. Pernoll. 2008. Buku Saku Obstetri dan
Ginekologi.