Bab 1-3 Rinda Kurnia Sandy Reg B3

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 30

PENGARUH KOMPRES HANGAT TERHADAP

PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI


DI SMP 2 MUARA ENIM

Kelas B3
Disusun Oleh :
Rinda Kurnia Sandy (22.14201.92.14.P)

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dismenore atau nyeri haid merupakan salah satu keluhan yang
paling sering dialami oleh wanita muda. Dismenore adalah nyeri
menusuk yang terasa di perut bagiam bawah ini terjadi karna ketidak
seimbangan hormon progesteron, stress dan aktivitas berlebih.(Riset
2021).
Angka kejadian dismenore didunia sangat tinggi lebih dari 50%
wanita di setiap negara mengalami dismenore, kejadian dismenore
dampaknya harus mendapatkan perhatian dan penanganan yang
efektif.(Pangesti, Lestari, and Riyanto 2017).
Nyeri haid merupakan salah satu masalah yang paling sering
terjadi lebih dari 50% wanita tidak mampu melakukan aktivitas harian 1
sampai 3 hari setiap bulannya dari sekitar 10% wanita. Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi nyeri haid antara lain faktor kejiwaan ,usia
dan penyakit menahun. Dismenore tidak hanya menyebabkan
gangguan aktivitas tapi juga fisik dan fisiologis.(Rahmadhayanti,
Afriyani, and Wulandari 2017).
Menurut world health organization (WHO) menyatakan bahwa
sebanyak 90% wanita mengalami dismenore atau nyeri haid pada
wanita yang sedang menstruasi.(Marlina 2018).
Di Indonesia angka kejadian dismenorea sebesar 107.673 jiwa
(64,25%), yang terdiri dari 59.671 jiwa (54,89%) mengalami dismenorea
primer dan 9.496 jiwa (9,36%) mengalami dismenorea sekunder.
(Dhirah and Sutami 2019)
Di Palembang berdasarkan data dari dinkes kota, kejadian
nyeri haid sebesar 56%. Nyeri haid banyak terjadi dan ditemukan pada
wanita remaja. (Rahmadhayanti, Afriyani, and Wulandari 2017).
Masa remaja merupakan masa peralihan dari pubertas ke
dewasa atau proses tumbuh kearah kematangan mental, emosional,
sosial dan fisik. Pada masa remaja terjadi perubahan fisik yang pesat
disertai dengan perubahan organ reproduksi.(Rattu et al. 2021)
Melihat dampak dari nyeri haid tersebut dapat dikatakan bahwa
nyeri haid merupakan salah satu problema dalam kehidupan remaja.
(Rahmadhayanti, Afriyani, and Wulandari 2017).
Untuk mengatasi nyeri haid atau dismenore dapat dilakukan
dengan melalui terapi farmakologis dan non farmakologis. Terapi
farmakologis dengan cara pemberian obat analgesik dan anti inflamasi,
sedangkan terapi non farmakologi dengan cara pemberian berupa
kompres hangat. Penggunaan kompres hangat di area perut bertujuan
untuk melebarkan pembuluh darah sehingga meningkatkan sirkulasi
darah ke bagian nyeri. (Rattu et al. 2021)
Kompres hangat dapat dilakukan sendiri oleh wanita remaja di
rumah sebagai alternatif mengurangi nyeri akibat dismenore, dari hasil
yang didapatkan bahwa kompres hangat sangat berpengaruh dalam
penurunan tingkat nyeri dismenore. Kompres hangat biasanya
dilakukan dengan meletakan botol kosong atau kantong tebal berisi air
hangat yang di balut sebuah kain sehingga menghasilkan panas dari
botol tersebut ke perut bawah. (Marlina 2018)
Pemberian kompres hangat pada wanita dengan dismenore
dapat menimbulkan efek bagi rahim yakni, melunak kan ketegangan
otot dinding rahim akibat kontraksi diritmik dan melebarkan pembuluh
darah yang menyempit atau vasodilitasi sehingga oksigen akan mudah
bersirkulasi.(Rattu et al. 2021)
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang menyatakan
bahwa terdapat perbedaan yang bermakna sebelum dan setelah
dilakukan terapi kompres hangat. Berdasarkan hasil penelitian yang
diperoleh maka peneliti berkesimpulan bahwa ada pengaruh terapi
kompres hangat terhadap dismenore pada remaja putri.(Rattu et al.
2021)
B. Rumusan Masalah
Dismenore atau nyeri haid merupakan salah satu keluhan yang
paling sering dialami oleh wanita muda. Dismenore adalah nyeri
menusuk yang terasa di perut bagiam bawah ini terjadi karna ketidak
seimbangan hormon progesteron, stress dan aktivitas berlebih.(Riset
2021).
Di Palembang berdasarkan data dari dinkes kota, kejadian
nyeri haid sebesar 56%. Nyeri haid banyak terjadi dan ditemukan pada
wanita remaja. (Rahmadhayanti, Afriyani, and Wulandari 2017).
Berdasarkan uraian tersebut, maka rumusan masalah penelitian ini adalah
“ pengaruh kompres hangat terhadap penurunan dismenore pada remaja
putri di SMP 2 Muara Enim”.

C. Pertanyaan Penelitian
Mengetahui penerapan kompres hangat terhadap penurunan
Dismenore pada remaja putri?

D. Tujuan Studi Kasus


1. Tujuan Umum
Memperoleh hasil penerapan kompres hangat terhadap penurunan
Dismenore pada remaja putri.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi penelitian atau artikel penerapan kompres
hangat terhadap penurunan Dismenore pada remaja putri.
b. Memberikan gambaran penerapan penerapan kompres hangat
terhadap penurunan Dismenore pada remaja putri.
c. Dirumuskannya rekomendasi gambaran penerapan kompres
hangat terhadap penurunan Dismenore pada remaja putri.
d. Memberikan gambaran implementasi keperawatan dismenore
pada remaja putri.
e. Memberikan gambaran evaluasi keperawatan dismenore pada
remaja putri
E. Manfaat
1. Manfaat hasil studi kasus bagi pasien diharapkan bisa menjadi
alternatif untuk mengurangi Dismenore pada saat haid.
2. Manfaat hasil studi kasus bagi perawat agar dapat menjadi alternatif
terapi non farmakologi dalam menurunkan Dismenore pada remaja
putri.

F. Ruang Lingkup Penelitian


Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kompres hangat
terhadap dismenore pada remaja putri. Penelitian ini dilaksanakan di smp
2 Muara Enim yang rencana akan di laksanakan pada bulan april 2023.
Jenis penelitian ini kuantitatif dengan mengunakan desain eksperimen pre
test dan post test desain , sample penelitian sebanyak 20 orang,
instrumen penelitian ini adalah kuisioner numerical rating scale (NRS
)BAB iiII
TINJAUAN iiPUSTAKA

A. Konsep Remaja
Menurut WHO (2018), remaja adalah penduduk dalam rentang
usia 10- 19 tahun, menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25
tahun 2014, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun
dan menurut badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
(BKKBN) tentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah
(Kemenkes RI, 2012).
Perbedaan definisi tersebut menunjukkan bahwa tidak ada
kesepakatan universal mengenai batasan kelompok usia remaja.
Namun begitu, masa remaja itu diasosiasikan dengan masa transisi
dari anak-anak menuju dewasa. Masa ini merupakan periode
persiapan menuju masa dewasa yang akan melewati beberapa
tahapan perkembangan penting dalam hidup.
Selain kematangan fisik dan seksual, remaja juga mengalami
tahapan menuju kemandirian sosial dan ekonomi, membangun
identitas, akuisi kemampuan (skill) untuk kehidupan masa dewasa
serta kemampuan bernegosiasi (abstract reasoning WHO, 2015).
Hasil survei penduduk antar sensus 2015 menunjukkan bahwa
penduduk usia 15-24 tahun mencapai 42.061,2 juta atau sebesar 16,5
persen dari total penduduk Indonesia. Hasil proyeksi penduduk
menunjukkan bahwa jumlah penduduk usia remaja ini akan
mengalami peningkatan hingga tahun 2030 (World Population
Prospects, UN Population 2015 dalam Lembaga Demografi FEB UI,
2017).
Batasan usia remaja dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu
usia 12–15 tahun termasuk masa remaja awal, usia 15–18 tahun
termasuk masa remaja pertengahan, dan usia 18–21 tahun termasuk
masa remaja akhir. (Kusumastuti and Mastuti 2019).
B. Konsep Dasar Menstruasi
1. Definisi Menstruasi
Menstruasi adalah pendarahan berkala dari Rahim yang
dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi secara berkala karena
luruhnya lapisan endometrium rahim. Kondisi ini terjadi karena tidak
terjadi pembuahan sel telur oleh sperma, sehingga lapisan dinding
Rahim yang menebal (endometrium) sebagai persiapan kehamilan
luruh.(Aziz et al. 2018)
Menstruasi adalah bagian normal dari proses siklus alami
yang terjadi pada wanita yang sehat di masa pubertas sampai
dengan akhir reproduksinya, menstruasi dating setiap bulan pada
usian reproduksi, anyak wanita yang mengalami ketidak
nyamananfisik atau merasa tersiksa saat menjelang atau selama
haid berlangsung.(Aziz iiet iial., ii2018)

2. Siklus iiMenstruasi
Menurut (Sinaga 2017)fase-fase pada siklus menstruasi ada
dua yaitu :
a. Siklus iiEndometrium
1) Fase iimenstruasi ii
Fase iiini iiadalah iifase iiyang iiharus iidi iialami iioleh iiseorang
iiwanita iidewasa iisetiap iibulannya.sebab iimelalui iifase iiini
iiwanita iibaru iidi iikatakan iiproduktif. iiOleh iikarena iiitu iifase
iimenstruasi iiselalu iidi iinanti iioleh iipara iiwanita, iiwalaupun
iikedatangan iimembuat iipara iiwanita iimerasa iitidak iinyaman
iiuntuk iiberaktifitas. iiBiasanya iiketidaknyamanan iiini iiterjadi
iihanya ii1-2 iihari, iidimana iipada iiawal iihaid iipendarahan
iiyang iikeluar iilebih iibanyak iidan iigumpalan iidarah iilebih
iisering iikeluar. iiPada iifase iimenstruasi, iiendometrium
iiterlepas iidari iidinding iiuterus iidengan iidisertai iipendarahan.
2) Fase iiproliferasi
Padaiifase iiini, iiovarium iisedang iidalamiiprosesipembentukan
dan iipematangan iiselitelur.iiPadafase proliferasi iiterjadi
ipeningkatan iikadar iihormon iiestrogen, iikarena iifase iiini
ibergantung iipada iirangsangan iiestrogen iiyang iiberasal iidari
ifolikel iiovarium.
3) Fase iisekretori
Fase iisekresi iiberlangsung iidari iiovulasi iisampai iisekitar
iitiga hari iisebelum iiperiode iimenstruasi iiberikutnya.
Umumnya, pada iifase iipasca iiovulasi iiwanita iilebih iisensitif.
iiKarena dalam iivas iiini iihormon iireproduksi ii(FSH, iiLH,
iiestrogen iidan progesteron) iimeningkat.
4) Fase iiiskemik/pramenstruasi
Jika iipembuahan iidan iiimplantasi iitidak iiterjadi, iikorpus
luteum, iiyang iimensekresi iiestrogen iidan iiprogesteron,
menyusut. iiKetika iikadar iiestrogen iidan iiprogesteron
menurun iidengan iicepat, iiarteri iispiralis iispasme, iisehingga
suplai iidarah iike iiendometrium iifungsional iiberhenti iidan
terjadi iinekrosis. iiLapisan iifungsional iiterpisah iidari iilapisan
basal iidan iiperdarahan iimenstruasi iidimulai.

b. Siklus iiovarium
Ovulasi iiadalah iipeningkatan iikadar iiestrogen iiyang
iimenghambat iipelepasan iiFSH, iikemudian iikelenjar iihipofisis
iimensekresi iiLH ii(Lutenizing iiHormone). iiPeningkatan iikadar
iiLH iimerangsang iipelepasan iioosit iisekunder iidari iifolikel.
iSehingga iilapisan iifungsional iiendometrium iitidak iidapat
iibertahan iidan iiakhirnya iiluruh.

Gambar ii2.1
siklus menstruasi ii ii ii ii ii ii ii ii

(Sinaga 2017)

3. Masalah iiMenstruasi
Menurut ii(Sinaga 2017) iiHaid iiyang iitidak iiteratur iiatau masalah
iilainnya iimerupakan iimasalah iiyang iipaling iisering dialami iioleh iiperempuan
iidan iipaling iisering iimenyebabkan mereka iimencari iibantuan iidalam iisistem
iipelayanan iipublik. Gangguan iimenstruasi iiyang iisering iiterjadi iiantara iilain
dismenore, iiamenore, iipolimenore, iidan iimenoragia.
a. Dismenore
Dismenore iijuga iidikenal iisebagai iikram
iimenstruasi iiatau iinyeri iihaid. iiNyeri iihaid
iiterjadi iiterutama iidi iiperut iibagian iibawah iinamun
iibisa iimenjalar iike iipunggung iibawah, iipinggang,
iipanggul, iipaha iiatas, iihingga iibetis. iiNyeri iijuga
iibisa iidisertai iidengan iikram iiperut iiyang iiparah.
iiKram iitersebut iiberasal iidari iikontraksi iiotot
iirahim iiyang iisangat iiintens iisaat iimengeluarkan
iidarah iimenstruasi iidari iidalam iirahim.

b. Amenore
Amenore iiadalah iikeadaan iidimana iimenstruasi iiberhenti
iiatau iitidak iiterjadi iipada iimasa iisubur iiatau iipada iisaat iiyang
iiseharusnya iimenstruasi iiterjadi iisecara iiteratur. iiHal iiini iitentu
iisaja iitidak iitermasuk iiberhenti iimenstruasi iipada iiwanita iiyang
iisedang iihamil, menyusui iiatau iimenopause. Ii
c. Polimenorea

Polimenorea iiadalah iigangguan iisiklus


iimenstruasi iiyang iimenyebabkan iiwanita iimengalami
iimenstruasi iiberkali-kali iidalam iisebulan, iibisa iidua
iiatau iitiga iikali iiatau iibahkan iilebih.

d. Menoragia

Menorrhea iiadalah iiistilah iimedis iiuntuk


iipendarahan iimenstruasi iiyang iiberlebihan. iiDalam
iisatu iisiklus iimenstruasi iiyang iinormal, iirata-rata
iiwanita iikehilangan iisekitar ii30-40 iimililiter iidarah
iiselama iisekitar ii5-7 iihari iimenstruasi. iiJika
iiperdarahannya iimelebihi ii7 iihari/terlalu iibanyak
ii(lebih iidari ii80 iimililiter), iimaka iidikategorikan
iimenstruasi iiberat.

C. Konsep Disminore ii
1. Definisi
Dismenore iiadalah iinyeri iiperut, iikram iidan iinyeri
iipunggung bawah iisaat iimenstruasi. iiDismenore iipada iiremaja
iiputri iidapat menyebabkan iigangguan iitubuh iikarena iinyeri.(Rattu
et al.,2021).

2. Klasifikasi iiDismenore
Menurut ii(Sinaga 2017) iidisminore iidibagi iimenjadi iidua
berdasarkan iijenisnya iiyaitu:

a. Berdasarkan iijenis iinyeri


a. Disminore iispasmodic
Dismenore iispasmodic iiadalah iinyeri iiyang iidirasakan
di bagian iibawah iiperut iidan iiterjadi iisebelum iiatau iisegera
setelah iihaid iidimulai.
b. Disminore iikongestif
Dismenore iikongestif iidapat iidiketahui iibeberapa iihari
iisebelum iihaid iidatang.iiBahkan iisetelah iihari iipertama iihaid,
iipenderita iidismenore iikongestif iiakan iimerasa iilebih iibaik.

b. Disminoreiberdasarkaniiadaiitidaknya iikelainan
a. Disminore iiprimer
Adalah rasa nyeri yang timbul pada saat menstruasi
berlangsung selama beberapa hari.
b. Disminore iiSekunder ii
Rasa iinyeri iiyang iitimbul iidisebabkan iikarena iiadanya
kelainan iiimisalnya iiendometriosis, iimioma iiuteri ii(tumor
iijinak kandungan), iistenosis iiserviks, iidan iimalposisi iiuterus.

3. Anatomi iidan iiFisiologi ii


a. Genetelia iiEksternal

Gambar ii2.2
Genetalia Eksternal

Sumber: ii(Ratnawati 2018)


1) Mons iiVeneris
Mons iiveneris iiatau iilebih iisering iidikenal dengan
imons iipubis iiadalah iitonjolan iiyang iditutupi iikulit iiyang
iimengandung iijaringan iilemak dan iimenutupi iitulang
iikemaluan.iimons iipubis memiliki iifungsi iipelindung iialat
iikelamin iiwanita dari iihal-hal iiyang iikotor iidapat
iimenyebabkan infeksi iiatau iipenyakit iiyang iiserius.
2) Klitoris
Seperti iihalnya iipria, iiwanita iijuga iibisa iimendapatkan
iiereksi iisaat iimuncul iinafsu iibirahi. iiGenitalia iieksterna
iimemiliki iidua iikorvus iiatau iijaringan iierektil iiyang iiberfungsi
iisebagai iirespon iiterhadap iirangsangan iiseksual. iiJadi iisaat
iiwanita iimerasa iiterangsang iimaka iipembuluh iidarah iidi
iiklitoris iiakan iiterisi iidarah, iidan iimembuatnya iimembengkak
iiatau iimembesar.
3) Labia iimayora ii
adalah iilapisan iilemak iiyang iimengandung iipembuluh
iidarah iivena, iidi iibagian iiluarnya iidilapisi iikulit. iidan iitubuh
iibeberapa iirambut iikemaluan iiseperti iimons iipubis. iiLabia
iimayora iiterletak iidi iimons iipubis iidan iimenonjol iike iibawah
iidan iimembentuk iibentuk iiseperti iibibir. iiLabia iimayora
iiberfungsi iisebagai iipelindung iialat iikelamin iibagian iidalam
iidan iikotoran iiyang iiakan iimasuk iidan iimengancam
iikesehatan iireproduksi.
4) Labia iiminora
iLabia iiminora iimemiliki iinama iiyang iimirip iidengan
iilabia iimayora, iiyang iitidak iimembuat iilabia iiminora
iimemiliki iitugas iiyang iisama. iiTugas iilabia iiminora iiadalah
iiuntuk iimelindungi iisaluran iikemih iidan iikelenjar iiyang
iidihasilkannya, iiyang iibertanggung iijawab iiuntuk iimelindungi
iisilsilah iidari iiserangan iibakteri.
5) i Vestibulum
iVestibulum iiadalah iirongga iikemaluan iiyang iidibatasi
iioleh iiklitoris,iidan iilabia iiminora. iiPada iiwanita iiyang iitelah
iimengalami iipubertas iiakan iimemiliki iienam iilubang iiyaitu
iisaluran iikemih iiatau iiuretra, iiorifisium iiatau iivagina,
iikelenjar iiBartholin iidan iiparaurethral iiatau iiSkene iiyang
iimasing-masing iiterdiri iidari iidua iikelenjar.
6) iSelaput iidara
iSelaput iidara iiadalah iidarah iiyang iimudah robek.
iiFungsinya iiuntuk iimelindungi iisaluran vagina.iiSelaput iidara
iimemiliki iilubang iiyang berfungsi iisebagai iitempat iikeluarnya
iidarah iihaid setiap iibulannya.
7) Perineum ii
Perineum iiadalah iialat iikelamin iiyang iiterletak iidi
iidekat iianus iidan iitepat iidi iibawah iivulva.

b. Genetalia Internal
Gambar 2.3
Genetalia Internal

Sumber: ii(Ratnawati 2018)


1) Ovarium
Ovarium iiberbentuk iilonjong, iiterletak iidi iikanan iikiri iidekat
dengan iidinding iirahim, iitepatnya iidi iibelakang iirahim.
Ovarium iiterdiri iidari iimedula iidan iikorteks iiyang iiberfungsi
memproduksi iihormon iiseks iidan iisel iitelur. iiJumlah iisel
iitelur yang iidihasilkan iiovarium iisangat iibanyak iidan
semuanya dikelilingi iioleh iifolikel.
2) Tuba iiFallopii
Tuba iifallopi iiterletak iidi iikiri iidan iikanan iirahim.
Iimembentuk seperti iipipa iiair iiyang iimelengkung iitetapi
iitidak iiberaturan.
3) Rahim i
Rahim iiberbentuk iiseperti iibuah iipir iidengan iiposisi iiterbalik.

4. Etiologi iiDisminore ii
Menurut ii(Ratnawati, 2018) Penyebab iiadanya disminore
iimeliputi iibanyak iihal, iidari iimulai iifactor iiendokrin sampai
iipisikologis, iimunculnya, iipenyebab iimunculnya disminore iiantara
iilain: ii ii
a. Merokok
b. Menstruasi pada usia dini, kurang dari 12 tahun
c. Berusis Di iibawah ii30 iitahun
d. Mengalami iipendarahan iihebat iisaat iiterjadi iisiklus haid
e. iRiwayat iikeluarga iidismenore
f. iiMengalami iiadenomiosis
g. iiKista iiovarium
h. iianemia
i. Wanita iidengan iigangguan iiendometrium
5. Patofisiologi iiDisminore
Menurut ii(NAULI iiRAHMAWATI, ii2018) iiDismenore iidapat
iiterjadi iiakibat iiprostaglandin iiyang iiterkandung iidalam
iiendometrium iidalam iijumlah iiyang iitinggi, iihal iiini iidisebabkan
iioleh iiprogesteron iipada iifase iiluteal iisiklus iimenstruasi,
iiprostaglandin iimencapai iipuncak iimaksimumnya iipada iiawal
iimenstruasi iisehingga iimenyebabkan iikontraksi iimiometrium iiyang
iikuat iidan iimampu iimenyempitkan iidarah. iipembuluh iidarah,
iimenyebabkan iiiskemia, iidisintegrasi iiendometrium, iiperdarahan
iidan iinyeri.

6. Manifestasi iiKlinis iiDisminore


Menurut ii(Ratnawati, ii2018) iigejala-gejala iidismenore iiyang
iibiasa iiterjadi iiadalah iinyeri iipada iiperut iibagian iibawah, iipusing,
iimual iihingga iimuntah, iidan iinyeri iidi iibagian iipaha iidalam iiserta
iipinggang. iiGejala iidismenore iijuga iidi iibagi iimenjadi iitiga
iiberdasarkan iiderajatnya ii:
a. Derajat iiI ii: iiNyeri iiyang iidialami iiberlangsung ihanya iibeberapa
saat, iidan iipenderita iimasih iibisa melakukan iiaktivitas iisehari-
harinya. ii
b. Derajat iiII ii: iiRasa iinyeri iiyang iidialami iicukup iimengganggu,
sehingga iipenderita iimemerlukan iiobat iipenghilang iirasa iinyeri
seperti iiparacetamol, iiibuprofen iiatau iilainnya. iiPenderita iiakan
merasa iibaikan iijika iisudah iimeminum iiobat iidan iibisa
iikembali melakukan iiaktivitasnya.
c. Derajat iiIII ii: iiPenderita iimengalami iinyeri iiyang luar iibiasa
ihingga iimembuatnya iibutuh iiwaktu untuk iiberistirahat
iibeberapa ihari. iiBiasanya iijuga penderita iimengalami iisakit
iikepala iihingga pingsan, iigangguan iimetabolism iihingga
menyebabkan iidiare, iisakit iipinggang iidan iipaha bagain
iibawah.
7. Komplikasi ii
Beberapa iikomplikasi iiDismenore:
a. Nyeri iiperut iibagian iibawah ii
b. Muntah
c. Mual
d. Diare
e. Cemas ii
f. Depresi
g. Pusing iidan iiNyeri iiKepala
h. Letih-Lesu iibahkan iisampai Pingsan. (Muhammad, ii2017)

8. Penatalaksanaan iiDisminore
Menurut ii(Ratnawati, ii2018) iitatalaksana iidismenore iidibagi
iimenjadi iidua iibagian iiberdasarkan iitingkat iikeseriusannya, iiyaitu:
a. Dismenore iiringan iisampai iisedang
Penderita iidismenore iiringan iidan iisedang dapat
imelakukan iipengobatan iisendiri iitanpa pengobatan iimedis
iiyang iserius. Penatalaksanaannya iiberupa iipemijatan iipada
daerah iyang iinyeri, iiminum iiobat iianalgetik, pemberian
iikompres iipada idaerah iiyang iiterasa nyeri, iinutrisi iiseimbang,
iidan iiistirahat iyang cukup.
b. Dismenore iiparah
Pada iipenderita iidismenore iiberat, iipenanganan iiyang
iidilakukan iisangat iiberbeda iidengan iisebelumnya, iikarena
iidismenore iiberat iimemerlukan iipenanganan iiyang iilebih iiserius
iidari iitenaga iimedis.iikarena iipenyakit iilain iiyang iimembuat
iipenderitanya iimengalami iidismenorea iiberat.
D. Konsep nyeri
1. Definisi Nyeri
Nyeri adalah berupa kondisi yang tidak menyenangkan karna
perasaan nyeri berbeda pada setiap oran, dan hanya orang tersebut
yang dapat menjelaskan rasa nyeri yang dialaminya(Persari 2018)
Menurut international association for the study of the pain
nyeri sebagai sensori obyektif dan pengalaman emosional yang tidak
menyenangkan dan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang
aktual yang di rasakan kejadian kerika terjadi kerusakan. (Apiola
2020)

2. Klasifikasi Nyeri
Nyeri berdasarkan jenisnya dibagi menjadi dua yaitu(Apiola
2020):
a. Nyeri akut
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan aktual dan fungsional. Nyeri akut
kadang disertai dengan aktivasi sistem saraf simpatis yang akan
memperlihatkan gejala-gejala seperti peningkatan respirasi,
tekanan darah, dan denyut nadi
b. Nyeri kronik
Nyeri kronik merupakan pengalaman sensorik atau emosional
yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional.
Nyeri kronik adalah nyeri konstan yang menetap sepanjang suatu
periode waktu, nyeri kronik sering disebut nyeri yang berlangsung
selama enam bulan atau lebih.

3. Faktor yang mempengaruhi nyeri


Beberapa faktor yang mempengaruhi nyeri (Persari 2018) :
a. Usia
Usia merupakan variabel yang mempengaruh nyeri, perbedaan
yang di temukan diantara kelompok usia ini dapat mempengaruhi
seseorang bereaksi terhadap nyeri.
b. Jenis kelamin
Jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
nyeri, secara umum pria dan wanita tidak berbeda terhadap
respon nyeri.
c. Kebudayaan
Kebudayaan mempengaruhi cara seseorang mengatasi nyeri
d. Ansietas
Hubungan antara nyeri dan ansietas sangat kompleks. Ansietas
seringkali meningkatkan persepsi nyeri tetapi juga dapat
menimbulkan suatu perasaan ansietas

4. Pengkajian Nyeri
Setiap individu memiliki pengalaman nyeri, perawat
diharapkan dapat membantu pasien dengan mengontrol rasa nyeri.
Karna itu pengkajian nyeri terhadap pasien harus dilakukan secara
komperhensif meliputi data subjektif, respon verbal, emosional, data
objektif, respon fisiologi dan perilaku. Untuk mendapatkan data
secara komperensif dapat menggunakan standar pengkajian nyeri.
Metode pengukuran intensitas nyeri menurut ada dua
yaitu(Apiola 2020):
a. Skala Numerik
Gambar 2.4
Skala Numerik

(Apiola 2020)
b. Skala Nyeri Wajah
Gambar 2.5
Skala wajah

(Apiola 2020)

E. Asuhan iiKeperawatan iiPasien iiDismenore ii


1. Pengkajian ii
Tanyakan iiriwayat iimenstruasi, iieksplorasi persepsi iiwanita
iimengnai iikondisinya, iipengaruhu budaya iiatau iietnis, iigaya iihidup
iidan iipola iiadaptasi evaluasi iiseberapa iiberat iirasa iinyeri iiatau
iipendarahan yang iidialami iidan iiefeknya iipada iiaktivitas iisehari-
hari. IiTuliskan iiberbagai iipengobatan iirumah iidan iiobat obatan
yang iidigunakan iiuntuk iimengurangi iiketidaknyamanan iiselama
iimenstruasi. iCatatan iitentang iigejala iiemosi, iiprilaku iifisik, iipola
iidiet, iipola iilatihan iidan iipola iiistirahat. (ana iiratnawati, ii2020)

2. Diagnosa
Nyeri iiAkut
a. Definisi: iipengalaman iisensorik iiatau emosional iiyang
iiberkaitan dengan kerusakan ijaringan iiaktual iiatau iifungsional,
iidengan onset iimendadak iiatau iilambat iidan berintensitas
iiringan iihinga berat iiyang iberlangsung iikurang iidari ii3 iibulan.
b. Penyebab: ii
1) iAgen iipencedera iifisiologi ii(mis. Inflamasi, iskemia,
ineoplasma)
2) Agen iipencedera iikimiawi ii(mis. Terbakar, Ibahan iikimia
iiritan)
3) Agen iipencedera iifisik ii(mis. Abses, amputasi, iiterbakar,
terpotong, menggangkat iiberat, iiprosedur iioperasi, trauma,
latihan iifisik iiberlebihan)
c. Gejala iidan iiTanda iiMayor
1) Subjektif :a) Mengeluh iinyeri
2) Objektif :b) Tampak iimeringis
bersikap iiprotektif ii(mis. iiWaspada, iiposisi
iimenghindari iinyeri
c) Gelisah
d) frekuensi iinadi iimeningkat
e)isulit iitidur
d. Gejala iidan iiTanda iiMinor
1) Subjektif : (tidak iitersedia)
2) Objektif : a) iTekanan iidarah iimeningkat ii
b)iiPola iinapas iiberubah
c) iNafsu iimakan iiberubah
d) iiProses iiberpikir iiterganggu
e) iiMenarik iidiri
f) iiBerfokus iipada iidiri iisendiri
g) iiDiaforesis.
(Tim Pokja SDKI DPP PPNI 2019)

3. Perencanaan / Intervensi Keperawatan


Perencanaan keperawatan yang dilakukan pada pasien
Dismenore adalah manajemen nyeri dengan mengajarkan pasien
Teknik non farmakologis berupa Teknik kompres hangat untuk
menurunkan nyeri akut. (Tim Pokja SIKI DPP PPNI 2019)
Dengan diharapkan tingkat nyeri menurun dengan kriteria
hasil keluhan nyeri menurun, meringis menurun, sikap protektif
menurun, gelisah menurun, kesulitan tidur menurun. (Tim Pokja SLKI
DPP PPNI 2019)
4. Implementasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan maka Tindakan
yang dapat diberikan adalah Tindakan yang sesuai dengan
intervensi sebelumnya yaitu manajemen nyeri dengan mengajarkan
pasien teknik kompres hangat(Tim Pokja SIKI DPP PPNI 2019)

5. Evaluasi ii
Evaluasi yang dilakukan setelah Tindakan yaitu mengkaji
tingkat nyeri setelah itu menanyakan respon pasien serta
mengapresiasi atas kebeerhasilan pasien dalam melakukan
prosedur tindakan untuk mengurangi nyeri dengan Teknik kompres
hangat.

F. Konsep Kompres Hangat


1. Definisi
Kompres iihangat iiadalah iicara iiyang iidapat iidilakukan
iiuntuk iimengurangi iinyeri, iikompres iihangat iidapat iidigunakan
iipada iipengobatan iinyeri iidan iimerelaksasikan iiotot-otot iiyang
iitegang. iiRasa iihangat iidi iibagian iiperut iidapat iimeningkatkan
iirelaksasi iidan iirasa iinyaman iidengan iiadanya iirasa iinyaman
iidapat iimenurunkan iirespon iinyeri iiyang iidi iirasakan. ii(Dahlan,
ii2017)

Kompres iihangat iimerupakan iipemanfaat iisuhu iihangat


iidan iimemberikan iiefek iirelaksasi iidan iidapat iimelancarkan
iisirkulasi iiperedaran iidarah iidan iidapat iimeredakan iinyeri iipada
iiwanita iidengan iidismenore. ii(Marlina 2018)

2. Manfaat iiKompres iiHangat


Manfaat iikompres iihangat iidapat iimeredakan iinyeri, iidan
iisebagai iipengganti iiobat iifarmakologi. iiPemanfaatan iikompres
iihangat iiadalah iiberupa iiterapi iinon iifarmakologis iiyang
iisederhana iidan iiakan iimemberikan iiefek iibagi iirahim iidari
iikonduksi iikalor iiyang iimelunakan iiketegangan iiotot iidinding
iirahim. (Marlina 2018)
Kompres iihangat iidapat iimengurangi iinyeri iihaid iikarna
iiberfungsi iimemperlancar iisirkulasi iidarah, iikompres iihangat
iimemberikan iirasa iihangat iiuntuk iimemenuhi iirasa iinyaman,
iimengurangi iinyeri iidan iimecegah iispasme iiotot iidan iimemberikan
iirasa iihangat iipada iidaerah iitertentu.(Rattu et al. 2021)
Pemberian kompres hangat pada wanita dengan dismenore
dapat menimbulkan efek bagi rahim yakni, melunakan ketegangan
otot dinding rahim akibat kontraksi diritmik dan melebarkan
pembuluh darah yang menyempit atau vasodilitasi sehingga oksigen
akan mudah bersirkulasi.(Rattu et al. 2021)

3. Jenis iiTerapi iiKompres i


a. Kompres iiHangat
Kompres iihangat iiadalah iimemberikan iirasa iihangat iipada
iidaerah iitertentu iimenggunakan iiair iihangat iiatau iialat iiyang
iimenimbulkan iirasa iihangat.Kompres iihangat iiyang iidigunakan
iiberfungsi iiuntuk iimelebarkan iipembulu iidarah, iimenstimulasi
iisirkulasi iidarah, iimengurangi iikekakuan iidan iimenghilngkan
iisensai iirasa iisakit.(Rattu et al. 2021)
Kompres iihangat iiakan iimemberikan iiefek iibagi iirahim,
iiyakni iimelunakan iiketeganggan iiotot iidinding iirahim iidan
iimelebarkan iipembulu iidarah iiyang iimenyempit iiatau
iivasodilatasi iipembuluh iidarah iisehingga iioksigen iiakan iimudah
iibersirkulasi.(Pangesti et al., 2017)
b. Kompres iiDingin
Kompres iidingin iibekerja iidengan iimenstimulasi
iipermukaan iikulit iiuntuk iimengontrol iinyeri. iiKompres iidingin
iidapat iidiletakan iipada iidaerah iiyang iiterasa iinyeri iibiasanya
iipada iibagian iipinggang, iiperut iibagian iibawah iiatau iilipatan
iipaha.(Seingo iiet iial., ii2018).
Kompres iidingin iidiberikan iiunutk iimenghilangkan iirasa
iinyeri iiakibat iitrauma iiatau iiedema iidan iimempersempit
iipembulu iidarah iidan iimengurangi iialiran iidarah iidarah iilokal.
(Wahyuningsih et al., 2021)
KERANGKA KONSEP

MENSTRUASI

Peningkatan hormone
progesteron pada fase
luteal

NYERI HAID 1. Derajat Ringan


2. Derajat Sedang
3. Derajat Berat
4. Derajat Sangat Berat

Terapi Farmakologi : Terapi Non- Farmakologi :


1. Senam Dismenore
1. Feminax
2. Hipnoterapi
2. Aspirin
3. Paracetamol 3. kompres hangat

4. dan lain-lain 5. Kompres Hangat


KERANGKA TEORI

Faktor risiko yang Faktor-faktor penyebab:


mempengaruhi dismenore a. Faktor kejiwaan
a. Menstruasi pertama pada b. Faktor konstitusi
usia dini. c. Faktor obstruksi kanalis
b. Periode menstruasi yang servikalis

Lama. d. Faktor endokrin

c. Aliran menstruasi yang

Cepat.
d. Merokok
Dismenore

Nyeri

Terapi untuk mengatasi nyeri


dismenore

1. Farmakologis pereda nyeri


(analgesik) golongan Non
Steroid Anti Inflamasi (NSAI)
2. Non farmakologis :
kompres hangat
BAB III
METODE PENELITIAN

PENGARUH KOMPRES HANGAT TERHADAP PENURUNAN


DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI SMP 2 MUARA ENIM
A. Desain Penelitian
Desain yang di pakai yaitu studi kasus deskriptif untuk
mengetahui pengaruh kompres hangat terhadap rasa nyeri pada
remaja putri dengan dismenore di smp 2 Muara Enim, dengan
pendekatan Observasional analitik dan rancangan cross sectional
yang menggambarkan respon pasien terhadap penerapan kompres
hangat

B. Kerangka Konsep
Keranngka konsep penelitian adalah kerangka hubungan antar
variabel yang ingin diamati dan diukur melalui penelitian yang akan
dilakukan.

Pengaruh Kompres Dingin

Nyeri disminore Nyeri disminore


sebelum dilakukan setelah dilakukan
kompres Hangat kompres Hangat

C. Hipotesis
Hipotesis yang dapat dirumuskan penelitian ini adalah pengaruh
kompres hangat terhadap penurunan Dismenore pada remaja putri di
SMP 2 Muara Enim.

Variabel Definisi Parameter Alat ukur Skala Skor


Operasional

Variabel Pengetahua 1. Pengertian Kuesione r Ordinal Pengetahua n


independent n remaja dismenore tentang dismenorea
putri tentang a
Tingkat a. Baik, jika jawaban
dismenorea 2. Klasifikasi
pengetahua
dismenore
>76%
n remaja
a
putri tentang
3. Tanda dan benar
dismenorea
gejala
b.Cukup, jika
dismenore
jawaban 56-75%
a
benar.
4. Penyebab
disminore a
c. Kurang, jika

D. Definisi Operasional (DO, alat ukur, cara ukur, hasil ukur, skala )
5. Faktor jawaban
risiko
<55%
disminore

benar

d.Benar : 1,
salah : 0
Variabel Penanganan 1. Relaksasi Kuesione Ordinal Penanganan
dependen pertama 2. Suhu r pertama
Penanganan dismenorea hangat dismenorea
pertama 3. Aroma
a. Baik,
dismenore terapi
jika
4. Terapi
jawaban
kompleme
benar
t-er
5. Obat-obat
8-10
an
b. Cukup,
jika
jawaban
benar 5-7
c. Kurang,
jika
jawaban
benarku
E. Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Validitas merupakan suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu
benar-benar mengukur apa yang diukur.
2. Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukan sejauh mana suatu
alat ukur itu dapat dipercaya atau diandalkan. Bila sudah ada
instrument pengumpulan data yang standar, maka bisa digunakan
oleh peneliti (Saryono, 2011). Kuesioner pengukuran nyeri secara uji
validitas dan reliabilitas dinyatakan valid dikarenakan sering
digunakan dalam pengukuran nyeri seperti yang dikemukakan
menurut Flaherty dalam Ningsih (2011), Numeric Rating Scale (NRS)
merupakan skala yang mudah dipahami dan digunakan. Kuesnioer ini
juga sudah teruji validitas dan reliabiltasnya dengan nilai validitas
0,56-0,90 dan nilai konsistensi interval dengan menggunakan rumus
Alpha-Cronbach untuk skala ini yaitu (0,78-0,89) dan dinyatakan
reliabel. Secara umum, untuk mengetahui validitasnya, dengan
membandingkan hasil r hitung tabel product moment. Bila r hitung
lebih besar dari r tabel maka pertanyaan tersebut valid dan dapat
digunakan sebagai alat ukur. Bila r hitung lebih kecil dari r tabel maka
pertanyaan tersebut tidak valid sehingga pertanyaan tersebut
diperbaiki, digugurkan atau tidak digugurkan.
F. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah remaja siswa putri yang
mengalami dan mengeluhkan nyeri saat dismenore di SMP N 1
Bandongan sejumlah 378 siswa.
2. Sampel
Sampel adalah sebuah bagian dari jumlah populasi yang diambil
dengan cara tertentu yang mewakili karakteristik tertentu jelas,
lengkap, serta dapat mewakili suatu populasi (Sarwono, 2010).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rumus yang dikemukakan
oleh Menurut Notoatmojo (2010).

Anda mungkin juga menyukai