Bab 1-3 Rinda Kurnia Sandy Reg B3
Bab 1-3 Rinda Kurnia Sandy Reg B3
Bab 1-3 Rinda Kurnia Sandy Reg B3
Kelas B3
Disusun Oleh :
Rinda Kurnia Sandy (22.14201.92.14.P)
A. Latar Belakang
Dismenore atau nyeri haid merupakan salah satu keluhan yang
paling sering dialami oleh wanita muda. Dismenore adalah nyeri
menusuk yang terasa di perut bagiam bawah ini terjadi karna ketidak
seimbangan hormon progesteron, stress dan aktivitas berlebih.(Riset
2021).
Angka kejadian dismenore didunia sangat tinggi lebih dari 50%
wanita di setiap negara mengalami dismenore, kejadian dismenore
dampaknya harus mendapatkan perhatian dan penanganan yang
efektif.(Pangesti, Lestari, and Riyanto 2017).
Nyeri haid merupakan salah satu masalah yang paling sering
terjadi lebih dari 50% wanita tidak mampu melakukan aktivitas harian 1
sampai 3 hari setiap bulannya dari sekitar 10% wanita. Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi nyeri haid antara lain faktor kejiwaan ,usia
dan penyakit menahun. Dismenore tidak hanya menyebabkan
gangguan aktivitas tapi juga fisik dan fisiologis.(Rahmadhayanti,
Afriyani, and Wulandari 2017).
Menurut world health organization (WHO) menyatakan bahwa
sebanyak 90% wanita mengalami dismenore atau nyeri haid pada
wanita yang sedang menstruasi.(Marlina 2018).
Di Indonesia angka kejadian dismenorea sebesar 107.673 jiwa
(64,25%), yang terdiri dari 59.671 jiwa (54,89%) mengalami dismenorea
primer dan 9.496 jiwa (9,36%) mengalami dismenorea sekunder.
(Dhirah and Sutami 2019)
Di Palembang berdasarkan data dari dinkes kota, kejadian
nyeri haid sebesar 56%. Nyeri haid banyak terjadi dan ditemukan pada
wanita remaja. (Rahmadhayanti, Afriyani, and Wulandari 2017).
Masa remaja merupakan masa peralihan dari pubertas ke
dewasa atau proses tumbuh kearah kematangan mental, emosional,
sosial dan fisik. Pada masa remaja terjadi perubahan fisik yang pesat
disertai dengan perubahan organ reproduksi.(Rattu et al. 2021)
Melihat dampak dari nyeri haid tersebut dapat dikatakan bahwa
nyeri haid merupakan salah satu problema dalam kehidupan remaja.
(Rahmadhayanti, Afriyani, and Wulandari 2017).
Untuk mengatasi nyeri haid atau dismenore dapat dilakukan
dengan melalui terapi farmakologis dan non farmakologis. Terapi
farmakologis dengan cara pemberian obat analgesik dan anti inflamasi,
sedangkan terapi non farmakologi dengan cara pemberian berupa
kompres hangat. Penggunaan kompres hangat di area perut bertujuan
untuk melebarkan pembuluh darah sehingga meningkatkan sirkulasi
darah ke bagian nyeri. (Rattu et al. 2021)
Kompres hangat dapat dilakukan sendiri oleh wanita remaja di
rumah sebagai alternatif mengurangi nyeri akibat dismenore, dari hasil
yang didapatkan bahwa kompres hangat sangat berpengaruh dalam
penurunan tingkat nyeri dismenore. Kompres hangat biasanya
dilakukan dengan meletakan botol kosong atau kantong tebal berisi air
hangat yang di balut sebuah kain sehingga menghasilkan panas dari
botol tersebut ke perut bawah. (Marlina 2018)
Pemberian kompres hangat pada wanita dengan dismenore
dapat menimbulkan efek bagi rahim yakni, melunak kan ketegangan
otot dinding rahim akibat kontraksi diritmik dan melebarkan pembuluh
darah yang menyempit atau vasodilitasi sehingga oksigen akan mudah
bersirkulasi.(Rattu et al. 2021)
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang menyatakan
bahwa terdapat perbedaan yang bermakna sebelum dan setelah
dilakukan terapi kompres hangat. Berdasarkan hasil penelitian yang
diperoleh maka peneliti berkesimpulan bahwa ada pengaruh terapi
kompres hangat terhadap dismenore pada remaja putri.(Rattu et al.
2021)
B. Rumusan Masalah
Dismenore atau nyeri haid merupakan salah satu keluhan yang
paling sering dialami oleh wanita muda. Dismenore adalah nyeri
menusuk yang terasa di perut bagiam bawah ini terjadi karna ketidak
seimbangan hormon progesteron, stress dan aktivitas berlebih.(Riset
2021).
Di Palembang berdasarkan data dari dinkes kota, kejadian
nyeri haid sebesar 56%. Nyeri haid banyak terjadi dan ditemukan pada
wanita remaja. (Rahmadhayanti, Afriyani, and Wulandari 2017).
Berdasarkan uraian tersebut, maka rumusan masalah penelitian ini adalah
“ pengaruh kompres hangat terhadap penurunan dismenore pada remaja
putri di SMP 2 Muara Enim”.
C. Pertanyaan Penelitian
Mengetahui penerapan kompres hangat terhadap penurunan
Dismenore pada remaja putri?
A. Konsep Remaja
Menurut WHO (2018), remaja adalah penduduk dalam rentang
usia 10- 19 tahun, menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25
tahun 2014, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun
dan menurut badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
(BKKBN) tentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah
(Kemenkes RI, 2012).
Perbedaan definisi tersebut menunjukkan bahwa tidak ada
kesepakatan universal mengenai batasan kelompok usia remaja.
Namun begitu, masa remaja itu diasosiasikan dengan masa transisi
dari anak-anak menuju dewasa. Masa ini merupakan periode
persiapan menuju masa dewasa yang akan melewati beberapa
tahapan perkembangan penting dalam hidup.
Selain kematangan fisik dan seksual, remaja juga mengalami
tahapan menuju kemandirian sosial dan ekonomi, membangun
identitas, akuisi kemampuan (skill) untuk kehidupan masa dewasa
serta kemampuan bernegosiasi (abstract reasoning WHO, 2015).
Hasil survei penduduk antar sensus 2015 menunjukkan bahwa
penduduk usia 15-24 tahun mencapai 42.061,2 juta atau sebesar 16,5
persen dari total penduduk Indonesia. Hasil proyeksi penduduk
menunjukkan bahwa jumlah penduduk usia remaja ini akan
mengalami peningkatan hingga tahun 2030 (World Population
Prospects, UN Population 2015 dalam Lembaga Demografi FEB UI,
2017).
Batasan usia remaja dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu
usia 12–15 tahun termasuk masa remaja awal, usia 15–18 tahun
termasuk masa remaja pertengahan, dan usia 18–21 tahun termasuk
masa remaja akhir. (Kusumastuti and Mastuti 2019).
B. Konsep Dasar Menstruasi
1. Definisi Menstruasi
Menstruasi adalah pendarahan berkala dari Rahim yang
dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi secara berkala karena
luruhnya lapisan endometrium rahim. Kondisi ini terjadi karena tidak
terjadi pembuahan sel telur oleh sperma, sehingga lapisan dinding
Rahim yang menebal (endometrium) sebagai persiapan kehamilan
luruh.(Aziz et al. 2018)
Menstruasi adalah bagian normal dari proses siklus alami
yang terjadi pada wanita yang sehat di masa pubertas sampai
dengan akhir reproduksinya, menstruasi dating setiap bulan pada
usian reproduksi, anyak wanita yang mengalami ketidak
nyamananfisik atau merasa tersiksa saat menjelang atau selama
haid berlangsung.(Aziz iiet iial., ii2018)
2. Siklus iiMenstruasi
Menurut (Sinaga 2017)fase-fase pada siklus menstruasi ada
dua yaitu :
a. Siklus iiEndometrium
1) Fase iimenstruasi ii
Fase iiini iiadalah iifase iiyang iiharus iidi iialami iioleh iiseorang
iiwanita iidewasa iisetiap iibulannya.sebab iimelalui iifase iiini
iiwanita iibaru iidi iikatakan iiproduktif. iiOleh iikarena iiitu iifase
iimenstruasi iiselalu iidi iinanti iioleh iipara iiwanita, iiwalaupun
iikedatangan iimembuat iipara iiwanita iimerasa iitidak iinyaman
iiuntuk iiberaktifitas. iiBiasanya iiketidaknyamanan iiini iiterjadi
iihanya ii1-2 iihari, iidimana iipada iiawal iihaid iipendarahan
iiyang iikeluar iilebih iibanyak iidan iigumpalan iidarah iilebih
iisering iikeluar. iiPada iifase iimenstruasi, iiendometrium
iiterlepas iidari iidinding iiuterus iidengan iidisertai iipendarahan.
2) Fase iiproliferasi
Padaiifase iiini, iiovarium iisedang iidalamiiprosesipembentukan
dan iipematangan iiselitelur.iiPadafase proliferasi iiterjadi
ipeningkatan iikadar iihormon iiestrogen, iikarena iifase iiini
ibergantung iipada iirangsangan iiestrogen iiyang iiberasal iidari
ifolikel iiovarium.
3) Fase iisekretori
Fase iisekresi iiberlangsung iidari iiovulasi iisampai iisekitar
iitiga hari iisebelum iiperiode iimenstruasi iiberikutnya.
Umumnya, pada iifase iipasca iiovulasi iiwanita iilebih iisensitif.
iiKarena dalam iivas iiini iihormon iireproduksi ii(FSH, iiLH,
iiestrogen iidan progesteron) iimeningkat.
4) Fase iiiskemik/pramenstruasi
Jika iipembuahan iidan iiimplantasi iitidak iiterjadi, iikorpus
luteum, iiyang iimensekresi iiestrogen iidan iiprogesteron,
menyusut. iiKetika iikadar iiestrogen iidan iiprogesteron
menurun iidengan iicepat, iiarteri iispiralis iispasme, iisehingga
suplai iidarah iike iiendometrium iifungsional iiberhenti iidan
terjadi iinekrosis. iiLapisan iifungsional iiterpisah iidari iilapisan
basal iidan iiperdarahan iimenstruasi iidimulai.
b. Siklus iiovarium
Ovulasi iiadalah iipeningkatan iikadar iiestrogen iiyang
iimenghambat iipelepasan iiFSH, iikemudian iikelenjar iihipofisis
iimensekresi iiLH ii(Lutenizing iiHormone). iiPeningkatan iikadar
iiLH iimerangsang iipelepasan iioosit iisekunder iidari iifolikel.
iSehingga iilapisan iifungsional iiendometrium iitidak iidapat
iibertahan iidan iiakhirnya iiluruh.
Gambar ii2.1
siklus menstruasi ii ii ii ii ii ii ii ii
(Sinaga 2017)
3. Masalah iiMenstruasi
Menurut ii(Sinaga 2017) iiHaid iiyang iitidak iiteratur iiatau masalah
iilainnya iimerupakan iimasalah iiyang iipaling iisering dialami iioleh iiperempuan
iidan iipaling iisering iimenyebabkan mereka iimencari iibantuan iidalam iisistem
iipelayanan iipublik. Gangguan iimenstruasi iiyang iisering iiterjadi iiantara iilain
dismenore, iiamenore, iipolimenore, iidan iimenoragia.
a. Dismenore
Dismenore iijuga iidikenal iisebagai iikram
iimenstruasi iiatau iinyeri iihaid. iiNyeri iihaid
iiterjadi iiterutama iidi iiperut iibagian iibawah iinamun
iibisa iimenjalar iike iipunggung iibawah, iipinggang,
iipanggul, iipaha iiatas, iihingga iibetis. iiNyeri iijuga
iibisa iidisertai iidengan iikram iiperut iiyang iiparah.
iiKram iitersebut iiberasal iidari iikontraksi iiotot
iirahim iiyang iisangat iiintens iisaat iimengeluarkan
iidarah iimenstruasi iidari iidalam iirahim.
b. Amenore
Amenore iiadalah iikeadaan iidimana iimenstruasi iiberhenti
iiatau iitidak iiterjadi iipada iimasa iisubur iiatau iipada iisaat iiyang
iiseharusnya iimenstruasi iiterjadi iisecara iiteratur. iiHal iiini iitentu
iisaja iitidak iitermasuk iiberhenti iimenstruasi iipada iiwanita iiyang
iisedang iihamil, menyusui iiatau iimenopause. Ii
c. Polimenorea
d. Menoragia
C. Konsep Disminore ii
1. Definisi
Dismenore iiadalah iinyeri iiperut, iikram iidan iinyeri
iipunggung bawah iisaat iimenstruasi. iiDismenore iipada iiremaja
iiputri iidapat menyebabkan iigangguan iitubuh iikarena iinyeri.(Rattu
et al.,2021).
2. Klasifikasi iiDismenore
Menurut ii(Sinaga 2017) iidisminore iidibagi iimenjadi iidua
berdasarkan iijenisnya iiyaitu:
b. Disminoreiberdasarkaniiadaiitidaknya iikelainan
a. Disminore iiprimer
Adalah rasa nyeri yang timbul pada saat menstruasi
berlangsung selama beberapa hari.
b. Disminore iiSekunder ii
Rasa iinyeri iiyang iitimbul iidisebabkan iikarena iiadanya
kelainan iiimisalnya iiendometriosis, iimioma iiuteri ii(tumor
iijinak kandungan), iistenosis iiserviks, iidan iimalposisi iiuterus.
Gambar ii2.2
Genetalia Eksternal
b. Genetalia Internal
Gambar 2.3
Genetalia Internal
4. Etiologi iiDisminore ii
Menurut ii(Ratnawati, 2018) Penyebab iiadanya disminore
iimeliputi iibanyak iihal, iidari iimulai iifactor iiendokrin sampai
iipisikologis, iimunculnya, iipenyebab iimunculnya disminore iiantara
iilain: ii ii
a. Merokok
b. Menstruasi pada usia dini, kurang dari 12 tahun
c. Berusis Di iibawah ii30 iitahun
d. Mengalami iipendarahan iihebat iisaat iiterjadi iisiklus haid
e. iRiwayat iikeluarga iidismenore
f. iiMengalami iiadenomiosis
g. iiKista iiovarium
h. iianemia
i. Wanita iidengan iigangguan iiendometrium
5. Patofisiologi iiDisminore
Menurut ii(NAULI iiRAHMAWATI, ii2018) iiDismenore iidapat
iiterjadi iiakibat iiprostaglandin iiyang iiterkandung iidalam
iiendometrium iidalam iijumlah iiyang iitinggi, iihal iiini iidisebabkan
iioleh iiprogesteron iipada iifase iiluteal iisiklus iimenstruasi,
iiprostaglandin iimencapai iipuncak iimaksimumnya iipada iiawal
iimenstruasi iisehingga iimenyebabkan iikontraksi iimiometrium iiyang
iikuat iidan iimampu iimenyempitkan iidarah. iipembuluh iidarah,
iimenyebabkan iiiskemia, iidisintegrasi iiendometrium, iiperdarahan
iidan iinyeri.
8. Penatalaksanaan iiDisminore
Menurut ii(Ratnawati, ii2018) iitatalaksana iidismenore iidibagi
iimenjadi iidua iibagian iiberdasarkan iitingkat iikeseriusannya, iiyaitu:
a. Dismenore iiringan iisampai iisedang
Penderita iidismenore iiringan iidan iisedang dapat
imelakukan iipengobatan iisendiri iitanpa pengobatan iimedis
iiyang iserius. Penatalaksanaannya iiberupa iipemijatan iipada
daerah iyang iinyeri, iiminum iiobat iianalgetik, pemberian
iikompres iipada idaerah iiyang iiterasa nyeri, iinutrisi iiseimbang,
iidan iiistirahat iyang cukup.
b. Dismenore iiparah
Pada iipenderita iidismenore iiberat, iipenanganan iiyang
iidilakukan iisangat iiberbeda iidengan iisebelumnya, iikarena
iidismenore iiberat iimemerlukan iipenanganan iiyang iilebih iiserius
iidari iitenaga iimedis.iikarena iipenyakit iilain iiyang iimembuat
iipenderitanya iimengalami iidismenorea iiberat.
D. Konsep nyeri
1. Definisi Nyeri
Nyeri adalah berupa kondisi yang tidak menyenangkan karna
perasaan nyeri berbeda pada setiap oran, dan hanya orang tersebut
yang dapat menjelaskan rasa nyeri yang dialaminya(Persari 2018)
Menurut international association for the study of the pain
nyeri sebagai sensori obyektif dan pengalaman emosional yang tidak
menyenangkan dan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang
aktual yang di rasakan kejadian kerika terjadi kerusakan. (Apiola
2020)
2. Klasifikasi Nyeri
Nyeri berdasarkan jenisnya dibagi menjadi dua yaitu(Apiola
2020):
a. Nyeri akut
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan aktual dan fungsional. Nyeri akut
kadang disertai dengan aktivasi sistem saraf simpatis yang akan
memperlihatkan gejala-gejala seperti peningkatan respirasi,
tekanan darah, dan denyut nadi
b. Nyeri kronik
Nyeri kronik merupakan pengalaman sensorik atau emosional
yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional.
Nyeri kronik adalah nyeri konstan yang menetap sepanjang suatu
periode waktu, nyeri kronik sering disebut nyeri yang berlangsung
selama enam bulan atau lebih.
4. Pengkajian Nyeri
Setiap individu memiliki pengalaman nyeri, perawat
diharapkan dapat membantu pasien dengan mengontrol rasa nyeri.
Karna itu pengkajian nyeri terhadap pasien harus dilakukan secara
komperhensif meliputi data subjektif, respon verbal, emosional, data
objektif, respon fisiologi dan perilaku. Untuk mendapatkan data
secara komperensif dapat menggunakan standar pengkajian nyeri.
Metode pengukuran intensitas nyeri menurut ada dua
yaitu(Apiola 2020):
a. Skala Numerik
Gambar 2.4
Skala Numerik
(Apiola 2020)
b. Skala Nyeri Wajah
Gambar 2.5
Skala wajah
(Apiola 2020)
2. Diagnosa
Nyeri iiAkut
a. Definisi: iipengalaman iisensorik iiatau emosional iiyang
iiberkaitan dengan kerusakan ijaringan iiaktual iiatau iifungsional,
iidengan onset iimendadak iiatau iilambat iidan berintensitas
iiringan iihinga berat iiyang iberlangsung iikurang iidari ii3 iibulan.
b. Penyebab: ii
1) iAgen iipencedera iifisiologi ii(mis. Inflamasi, iskemia,
ineoplasma)
2) Agen iipencedera iikimiawi ii(mis. Terbakar, Ibahan iikimia
iiritan)
3) Agen iipencedera iifisik ii(mis. Abses, amputasi, iiterbakar,
terpotong, menggangkat iiberat, iiprosedur iioperasi, trauma,
latihan iifisik iiberlebihan)
c. Gejala iidan iiTanda iiMayor
1) Subjektif :a) Mengeluh iinyeri
2) Objektif :b) Tampak iimeringis
bersikap iiprotektif ii(mis. iiWaspada, iiposisi
iimenghindari iinyeri
c) Gelisah
d) frekuensi iinadi iimeningkat
e)isulit iitidur
d. Gejala iidan iiTanda iiMinor
1) Subjektif : (tidak iitersedia)
2) Objektif : a) iTekanan iidarah iimeningkat ii
b)iiPola iinapas iiberubah
c) iNafsu iimakan iiberubah
d) iiProses iiberpikir iiterganggu
e) iiMenarik iidiri
f) iiBerfokus iipada iidiri iisendiri
g) iiDiaforesis.
(Tim Pokja SDKI DPP PPNI 2019)
5. Evaluasi ii
Evaluasi yang dilakukan setelah Tindakan yaitu mengkaji
tingkat nyeri setelah itu menanyakan respon pasien serta
mengapresiasi atas kebeerhasilan pasien dalam melakukan
prosedur tindakan untuk mengurangi nyeri dengan Teknik kompres
hangat.
MENSTRUASI
Peningkatan hormone
progesteron pada fase
luteal
Cepat.
d. Merokok
Dismenore
Nyeri
B. Kerangka Konsep
Keranngka konsep penelitian adalah kerangka hubungan antar
variabel yang ingin diamati dan diukur melalui penelitian yang akan
dilakukan.
C. Hipotesis
Hipotesis yang dapat dirumuskan penelitian ini adalah pengaruh
kompres hangat terhadap penurunan Dismenore pada remaja putri di
SMP 2 Muara Enim.
D. Definisi Operasional (DO, alat ukur, cara ukur, hasil ukur, skala )
5. Faktor jawaban
risiko
<55%
disminore
benar
d.Benar : 1,
salah : 0
Variabel Penanganan 1. Relaksasi Kuesione Ordinal Penanganan
dependen pertama 2. Suhu r pertama
Penanganan dismenorea hangat dismenorea
pertama 3. Aroma
a. Baik,
dismenore terapi
jika
4. Terapi
jawaban
kompleme
benar
t-er
5. Obat-obat
8-10
an
b. Cukup,
jika
jawaban
benar 5-7
c. Kurang,
jika
jawaban
benarku
E. Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Validitas merupakan suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu
benar-benar mengukur apa yang diukur.
2. Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukan sejauh mana suatu
alat ukur itu dapat dipercaya atau diandalkan. Bila sudah ada
instrument pengumpulan data yang standar, maka bisa digunakan
oleh peneliti (Saryono, 2011). Kuesioner pengukuran nyeri secara uji
validitas dan reliabilitas dinyatakan valid dikarenakan sering
digunakan dalam pengukuran nyeri seperti yang dikemukakan
menurut Flaherty dalam Ningsih (2011), Numeric Rating Scale (NRS)
merupakan skala yang mudah dipahami dan digunakan. Kuesnioer ini
juga sudah teruji validitas dan reliabiltasnya dengan nilai validitas
0,56-0,90 dan nilai konsistensi interval dengan menggunakan rumus
Alpha-Cronbach untuk skala ini yaitu (0,78-0,89) dan dinyatakan
reliabel. Secara umum, untuk mengetahui validitasnya, dengan
membandingkan hasil r hitung tabel product moment. Bila r hitung
lebih besar dari r tabel maka pertanyaan tersebut valid dan dapat
digunakan sebagai alat ukur. Bila r hitung lebih kecil dari r tabel maka
pertanyaan tersebut tidak valid sehingga pertanyaan tersebut
diperbaiki, digugurkan atau tidak digugurkan.
F. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah remaja siswa putri yang
mengalami dan mengeluhkan nyeri saat dismenore di SMP N 1
Bandongan sejumlah 378 siswa.
2. Sampel
Sampel adalah sebuah bagian dari jumlah populasi yang diambil
dengan cara tertentu yang mewakili karakteristik tertentu jelas,
lengkap, serta dapat mewakili suatu populasi (Sarwono, 2010).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rumus yang dikemukakan
oleh Menurut Notoatmojo (2010).