Surat Ke OJK
Surat Ke OJK
Surat Ke OJK
Kepada Yth.
OTORITAS JASA KEUANGAN
Gedung Soemitro Djojohadikusumo,
Jl. Lapangan Banteng Timur 2-4,
Jakarta Pusat
Dengan hormat,
Untuk dan atas nama Klien kami, Yusuf Afandi Zaelani, berdasarkan Surat Kuasa Khusus
tertanggal 05 Oktober 2023 (copy terlampir), dengan ini kami sampaikan Surat Mohon
Perlindungan Hukum dan Tindakan Tegas Sehubungan Dengan Sikap dan/atau Tindakan Tidak
Profesional Dalam Melakukan Pelayanan dan Keterbukaan Informasi serta Arogansi Atas
Hilangnya Uang Nasabah Selama 5 (lima) Hari Yang Dilakukan Oleh PT. Bank Pembangunan
Daerah Djakarta Raya (BANK DKI), sebagai berikut :
1. Bahwa Klien kami merupakan nasabah PT. Bank Pembangunan Daerah Djakarta Raya
(selanjutnya disebut “BANK DKI”) dengan nomor rekening 5142904571 KCP Dinas
Lingkungan Hidup. (Lampiran-1)
2. Bahwa pada tanggal 28 April 2023, Sdri. Mutiara Herlambang (istri Klien kami) melakukan
transfer sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta Rupiah) melalui aplikasi layanan keuangan digital
atau teknologi finansial (fintech) Flip ke Rekening Bank DKI milik Klien kami tersebut.
Traksaksi tersebut telah sukses terkirim dan terkonfirmasi atas Surat dari Flip sebagaimana
Surat Nomor: 005/LC/VI/203, Perihal: Surat Tanggapan Permohonan Informasi dan
Klarifikasi tertanggal 9 Juni 2023. (Lampiran – 2)
3. Bahwa alangkah terkejutnya Klien kami karena pada tanggal 29 April 2023 uang tersebut
tidak ada sama sekali dan tersisa sebesar Rp. 11.997,- (sebelas ribu sembilan ratus sembilan
puluh tujuh ribu Rupiah), padahal Klien kami sangat membutuhkan uang tersebut untuk
membeli sembako untuk kebutuhan rumah tangga, yang mana Klien kami memiliki 2 (dua)
orang anak balita yang butuh asupan makanan dan gizi.
4. Bahwa akibat hal tersebut, terpaksa Klien kami harus meminjam kepada orang lain bahkan
harus meminjam dengan Pinjaman Online (pinjol) dengan bunga yang besar.
5. Bahwa pada tanggal 02 Mei 2023, Klien kami mendatangi kantor cabang Bank DKI KC
Bekasi yang beralamat di Komplek Ruko Bekasi Mas Blok D No. 5-6B, Jl. Jend. Ahmad Yani,
1 of 6
Kayuringin Jaya, Bekasi Selatan, RT.004/RW.003, Marga Jaya, Bekasi, Jawa Barat 17144
dengan tujuan untuk meminta mutasi rekening/rekening koran transaksi tanggal 28 April 2023.
6. Bahwa pada saat menemui Customer Sevice (CS), Klien kami mendapatkan informasi bahwa
pada tanggal 28 April 2023 terjadi transaksi uang masuk (kredit) sebesar Rp. 1.000.000,- (satu
juta Rupiah) dan pada saat bersamaan terjadi uang keluar (debit) sebesar Rp. 1.000.000,- (satu
juta Rupiah).
Informasi tersebut dikuatkan dengan Customer Service (CS) menunjukkan bukti transaksi
tersebut, tetapi tidak diperbolehkan untuk dimiliki Klien kami sehingga Klien kami hanya
dapat memfoto transaksi tersebut . (Terlampir-3)
7. Bahwa pada tanggal 2 April 2023, uang sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta Rupiah) tersebut
telah masuk ke rekening Klien kami dan oleh karena itu Klien kami meminta untuk mencetak
mutasi dan/atau rekening koran, namun sungguh disayangkan pihak BANK DKI menyatakan
rekening koran tersebut dapat diambil pada tanggal 3 April 2023.
Sungguh sangat disayangkan pelayanan tersebut sangat merugikan Klien kami yang telah
kehilangan uang selama 5 (lima) hari, telah kehabisan waktu, energi, pikiran dan biaya untuk
meminta rekening koran pada tanggal 2 April 2023, tetapi masih disuruh untuk datang pada
tanggal 3 April 2023.
8. Bahwa akhirnya pada tanggal 3 April 2023, Klien kami menerima Rekening Koran atas
rekening milik Klien kami, tetapi ternyata dalam Rekening Koran tersebut transaksi tanggal 28
April 2023 tidak ada, yang mana hal tersebut diduga telah dihapus oleh pihak BANK DKI
sehingga diduga pula telah terjadi kejanggalan transaksi pada tanggal 28 April 2023.
(Terlampir-4)
“Pasal 49 UU Perbankan
(1) Anggota Dewan Komisaris, Direksi atau pegawai bank yang dengan sengaja:
c. Mengubah, mengaburkan an, menyembunyikan, menghapus, atau menghilangkan
adanya suatu pencatatan dalam pembukuan atau dalam laporan, maupun dalam
dokumen atau laporan kegiatan usaha, laporan transaksi atau rekening suatu bank,
atau dengan sengaja mengubah, mengaburkan, menghilangkan, menyembunyikan
atau merusak catatan pembukuan tersebut, diancam dengan pidana penjara
sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun serta
denda sekurang-kurangnya Rp10.000.000.000,00(sepuluh miliar Rupiah) dan paling
banyak Rp200.000.000.000,00 (dua ratus miliar Rupiah).”
10. Bahwa atas tindakan tersebut, Klien kami telah mengirimkan 3 (tiga) surat kepada BANK
DKI, sebagai berikut:
2 of 6
Pada surat ini, pada intinya Klien kami meminta konfirmasi dan jawaban serta keterangan
terkait transaksi tanggal 28 April 2023 yang mengakibatkan kerugina kepada Klien kami
karena uang tersebut hilang selama 5 (lima) hari.
b. Surat Somasi Kedua tertanggal 9 Mei 2023; (Lampiran-6)
Pada surat ini, pada intinya Klien kami meminta konfirmasi dan jawaban serta keterangan
terkait transaksi tanggal 28 April 2023 yang mengakibatkan kerugina kepada Klien kami
karena uang tersebut hilang selama 5 (lima) hari.
c. Surat Jawaban dan Somasi Ketiga (Terakhir) tertanggal 19 Mei 2023. (Terlampir-7)
Pada surat ini, pada intinya Klien kami menanggapi surat jawaban BANK DKI atas
somasi kedua Klien kami dan Klien kami tetap meminta Konfirmasi dan jawaban serta
mengadakan pertemuan kepada BANK DKI.
11. Bahwa Klien kami juga telah menyurati dan/atau melaporkan peristiwa tersebut kepada Bank
Indonesia sebagaimana Surat tertanggal 9 Juni 2023 Perihal: Aduan Masyarakat tentang
“Pelayanan Mutu Nasabah yang Buruk” dan “Tidak Tercatatnya Transaksi tertanggal 28 April
2023 secara Real Time dan Kejanggalan Transaksi tertanggal 2 Mei 2023”. (Lampiran-8)
12. Bahwa Klien kami juga menyurati dan/atau melaporkan peristiwa tersebut kepada Ketua
Komisi C- DPRD DKI Jakarta sebagaimana Surat tertanggal 9 Juni 2023 Perihal: Aduan
Masyarakat tentang “Pelayanan Mutu Nasabah yang Buruk” dan “Tidak Tercatatnya Transaksi
tertanggal 28 April 2023 secara Real Time dan Kejanggalan Transaksi tertanggal 2 Mei 2023”.
(Lampiran-9)
13. Bahwa atas Somasi kepada BANK DKI sebagaimana poin 10 diatas, BANK DKI telah
memberikan tanggapan sebagaimana Surat Nomor: 08/11/HKM/V/2023 Perihal: Jawaban
Somasi tertanggal 11 Mei 2023 (Lampiran-10), yang pada intinya sebagai berikut:
a. Bahwa pada tanggal 28 April, sistem operasional yang digunakan untuk bertransaksi Bi-
Fast sedangkan mengalami maintenance, sehingga transaksi keuangan tersebut
mengalami reversal transaksi, dengan kata lain transaksi sejumlah uang yang
sebelumnya telah berhasil ditransaksikan dengan menggunakan siste Bi-Fast akan
otomatis terdebet kembali.
b. Bahwa maintenance tersebut, BANK DKI telah menindaklanjuti pada tanggal 2 Mei
2023 dengan mengkreditkan kembali sejumlah uang ke rekening Klien kami sebesar
Rp. 1.000.000,- (satu juta Rupiah).
c. Bahwa terjadinya permasalahan yang dialami telah ditindaklanjuti, maka dugaan bahwa
BANK DKI melakukan kejahatan sebagaimana diatur dalam UU Nomor 10 tahun 1998
Pasal 49 ayat 1 huruf a,b dan c tidaklah benar dan terlebih saudara juga telah melakukan
penarikan (pendebetan) pada tanggal 3 Mei 2023 sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta
Rupiah).
14. Bahwa terkait dengan jawaban BANK DKI tersebut, dengan ini kami sampaikan tanggapan
kepada Deputi Dewan Komisioner Pengawasan Perilaku Usaha Jasa Keuangan dan
Perlindungan Konsumen, sebagai berikut:
3 of 6
non) maka uang tersebut otomatis kembali kepada pengirim dan tidak ada
transaksi kredit pada tanggal 28 April 2023 (vide Lampiran-3)
c. Bahwa BANK DKI DENGAN AROGANSINYA MENYATAKAN DUGAAN
KEJAHATAN YANG DILAKUKAN BANK DKI SEBAGAIMANA PASAL 49
AYAT 1 AYAT A,B,C UU NOMOR 10 TAHUN 1998 TIDAKLAH BENAR DAN
TERLEBIH KLIEN KAMI TELAH MELAKUKAN PENARIKAN
(PENDEBITAN) PADA TNAGGAL 3 MEI 2023.
15. Bahwa tindakan BANK DKI tersebut juga telah melanggar salah satu prinsip perbankan, yaitu
PRINSIP KEPERCAYAAN padahal prinsip kepercayaan merupakan tulang punggung bagi
dunia perbankan yang mendukung kemajuan bank dan dengan kuatnya kepercayaan dari
masyarakat untuk perbankan, maka Bank in casu BANK DKI akan dapat menunjukkan
eksistensinya dan value yang baik.
Untuk menjaga kepercayaan nasabah dan/atau masyarakat in casu Klien kami, apakah sulit
MEMINTA MAAF atas kejadian yang dialami Klien kami???
Bagaimana dengan nominal kecil tersebut terjadi kepada 1.000 bahkan 10.000
nasabah ??? tentu nominal menjadi besar.
Bagaimana apabila terjadi pada nasabah yang membutuhkan darurat karena sakit
bahkan sedang sekarat???
Bahkan customer service (CS) ataupun call center sebagai garda terdepan tidak pernah
lupa untuk menyampaikan kata MAAF dan TERIMA KASIH, tetapi justru pihak
Manajemen yang sulit dan/atau tidak mau melakukan hal tersebut.
16. Bahwa atas surat laporan kepada Bank Indonesia, telah ditanggapi oleh Bank Indonesia, yang
pada intinya Bank Indonesia menyatakan telah menindaklanjuti dengan mengirimkan surat
kepada BANK DKI untuk menyelesaikan pengaduan Klien kami sebagaimana Surat Nomor
25/294/Jkt/Srt/Rhs tertanggal 4 Juli 2023. (LAMPIRAN-11)
17. Bahwa akhirnya pada tanggal 25 Mei 2023, Klien kami melakukan pertemuan dengan Bpk.
Raju dan Bpk. Banu (tim Legal BANK DKI) selaku perwakilan BANK DKI di Journey
Coffee Tebet untuk membicarakan penyelesaian permasalahan antara Klien kami kepada
BANK DKI (LAMPIRAN-12) , dan hasil pertemuan tersebut, tercapai pembicaraan dan
kesepakatan sebagai berikut:
4 of 6
a. Klien kami meminta agar BANK DKI membuat Permintaan Maaf secara tertulis
kepada Klien kami agar permasalahan ini dapat diselesaikan dengan
musyawarah.
b. Bpk. Raju dan Bpk. Banu bahkan menawarkan dan menyatakan BANK DKI akan
membuat surat permintaan maaf, bahkan surat tersebut akan dikirim dan diantar
langsung oleh pimpinan BANK DKI Cabang Bekasi.
18. Bahwa setelah pertemuan tersebut, apa yang telah disepakati dan/atau dijanjikan oleh Bpk.
Raju dan Bpk. Banu tidak terealiasi hingga akhirnya Klien kami menempuh segala upaya
hukum, salah satunya dengan membuat Laporan Polisi atas dugaan tindak pidana Pasal 49 ayat
1 huruf c UU Perbankan pada Kepolisian Daerah Metro Jaya sebagaimana Laporan Polisi
Nomor: LP/B/6046/X/2023/SPKT/POLDA METRO JAYA tanggal 10 Oktober 2023.
(LAMPIRAN-13)
19. Bahwa tindakan BANK DKI yang meremehkan dan/atau menyepelekan kejadian yang dialami
pada Klien kami sangatlah tidak dapat diterima terlebih BANK DKI telah menjanjikan suatu
permintaan maaf tetapi hal tersebut tidak terealisasi, sehingga kami menduga baik Direksi
maupun Dewan Komisaris tidak mampu menyelesaikan permasalahan pelanggaran
prinsip kepercayaan ini.
20. Bahwa sangatlah pantas dan wajar kami meminta dan/atau memohon kepada Deputi Dewan
Komisioner Pengawasan Perilaku Usaha Jasa Keuangan dan Perlindungan Konsumen untuk
MELAKUKAN PENILAIAN ULANG DAN/ATAU FIT AND PROPER TEST
KEMBALI KEPADA DIREKTUR UTAMA DAN KOMISARIS UTAMA BANK DKI,
yang mana hal tersebut sesuai dengan Pasal 6 ayat (1) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
Nomor 34/POJK.03/2018 tentang Penilaian Kembali Bagi Pihak Utama Lembaga Jasa
Keuangan,yang kami kutip sebagai berikut:
21. Bahwa tindakan penilaian ulang kepada Direktur Utama dan Komisaris Utama BANK
DKI karena adanya indikasi keterlibatan dan/atau bertanggung jawab terhadap
permasalahan integritas baik langsung maupun tidak langsung serta akibat Direktur
Utama adalah yang paling bertanggung jawab atas tindakan BANK DKI dan Komisaris
Utama selaku yang bertanggung jawab atas fungsi pengawasan atas tindakan Direktur
Utama, sebagaimana diatur dalam Pasal 5 huruf a angka 1 dan 3 Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan Nomor 34/POJK.03/2018 tentang Penilaian Kembali Bagi Pihak Utama Lembaga
Jasa Keuangan,yang kami kutip sebagai berikut:
5 of 6
PERMOHONAN :
Berdasarkan hal-hal sebagaimana telah diuraikan di atas, dengan ini kami memohon Perlindungan
Hukum dan Tindakan Tegas Sehubungan Dengan Sikap dan/atau Tindakan Tidak Profesional
Dalam Melakukan Pelayanan dan Keterbukaan Informasi serta Arogansi Atas Hilangnya Uang
Nasabah Selama 5 (lima) Hari Yang Dilakukan Oleh BANK DKI dengan melakukan hal-hal
sebagai berikut:
1. Melakukan pemeriksaan dan pengawasan dengan tegas dan langsung kepada BANK DKI agar
hal serupa tidak terjadi kepada nasabah lainnya
2. Melakukan pemanggilan dan penjelasan dan/atau klarifikasi kepada Direktur Utama dan/atau
Komisaris Utama terkait sistem BANK DKI dan kejadian yang dialami Klien kami.
3. Melakukan Penilaian Ulang dan/atau Fit and Proper Test ulang kepada Direktur Utama dan
Komisaris Utama akibat tidak dapat mempertanggungjawabkan dan/atau tidak
mengedepankan integritas dalam menjalankan fungsi BANK DKI.
Demikian surat permohonan ini kami sampaikan untuk menjadi perhatian. Atas kerjasamanya dan
kebijaksanaannya, kami ucapkan terima kasih.
Hormat kami,
Kuasa Hukum,
Tembusan :
6 of 6