Laporan HPPP Komoditi Jagung

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM HAMA DAN PENYAKIT PASCA PANEN


IDENTIFIKASI HAMA PADA KOMODITI JAGUNG

OLEH
ODILIA JERINA NAHAK
2104060025

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2024

1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu kendala dalam proses pasca panen ialah adanya serangan hama
bahan simpanan. Salah satu hama bahan simpanan yang menyerang jagung ialah
S. zeamais. S. zeamais merupakan hama gudang utama di Indonesia (Hasna dan
Hanif, 2010). Hama ini dapat merusak hasil panen berupa polong maupun biji di
tempat penyimpanan maupun di lapangan sebelum panen. Hama ini dapat
menyebabkan kehilangan hasil sebesar 30% dan kerusakan biji 100% (Tenrirawe
et al., 2013).
Hama S. zeamais memiliki siklus hidup dari telur hingga imago selama 25 hari
pada kondisi optimum. Imago S. zeamais dapat hidup lama (beberapa bulan
sampai satu tahun) tergantung jenis pakannya (Ress, 2004). Kehilangan hasil
karena adanya infestasi hama S. zeamais dapat dikendalikan. Salah satu cara
alternatif pengendalian yang tidak menimbulkan resistensi ialah penggunaan inert
dust (Respyan et al., 2015).

1.2 Tujuan praktikum


Untuk mengetahui hama yang merusak komoditi jagung, serta gejala kerusakan
yang ditimbulkannya.

2
BAB II
METODE PRAKTIKUM

2.1 WAKTU DAN TEMPAT


Hari/Tanggal: Kamis, 30 Mei 2024
Waktu : 08:00 – 09:45 WITA
Tempat : Laboratorium Hama Tumbuhan Fakultas Pertanian.
2.2 ALAT DAN BAHAN
Alat: 1. Mikroskop
2. Kamera hp
3. Wadah Toples
4. Kaca preparat
5. Tisu
Bahan: Jagung ,alkohol
2.3 CARA KERJA
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Setelah itu ambil komoditi jagung lalu pisahkan antara jagung yang utuh dan
rusak.
3. Kemudian foto jagung yang rusak
4. Setelah itu amati jagung yang rusak apakah ada hama di jagung tersebut atau
tidak.
5. Setelah diamati jika terdapat hama maka ambil hama tersebut kemudian
masukan kedalam wadah yang sudah berisi alkohol. Tujuannya agar hama
tersebut mati.
6. Kemudian ambil hama yang sudah mati tersebut letakan di atas kaca preparat
7. Lalu letakan di bawah mikroskop untuk diamati setelah hamanya sudah
terlihat jelas maka foto hasilnya.

3
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 HASIL
Tabel 3.1 Identifikasi Hama Dan Gejala Pada Komoditi Jagung
Gambar biji jagung Gambar gejala Gambar Hama

Gejala kerusakannya biji Hama Sitophilus


berlubang, cepat pecah dan
zeamais
hancur, menjadi tepung
sehingga menimbulkan
kerusakan dan kualitas biji
menurun serta kehilangan
bobot.

3.2 PEMBAHASAN
Salah satu jenis hama gudang pada jagung adalah hama bubuk jagung. Sitophilus
zeamais (Motschulsky) (CABI 2014). Sitophilus zeamais merusak jagung di daerah
tropis maupun subtropis (Danho et al.2002). S. zeamais seperti halnya S. oryzae
ditemukan di daerah-daerah panas maupun lembap dan menyerang berbagai jenis
serealia, namun yang utama adalah pada jagung (Morallo dan Rejesus 2001).
Kerusakan yang ditimbulkan hama ini lebih tinggi pada jagung dan sorgum
dibandingkan pada gabah/beras. Sitophilus zeamais meletakkan telur pada biji jagung
sebelum dipanen maupun di gudang penyimpanan. Beberapa hari kemudian, telur
menetas menjadi larva dan makan bagian dalam biji jagung (Nonci et al., 2006).
Larva menyelesaikan siklus hidupnya di dalam biji sehingga biji akan rusak
(Pabbagge et al. 1997).
Sitophilus zeamais tergolong hama utama, mampu merusak dan berkembang dengan
baik pada komoditas yang masih utuh, dan menyelesaikan siklus hidupnya di dalam
biji sehingga mengakibatkan kerusakan yang nyata (Pranata 1985). Deteksi awal
serangan S. zeamais sulit diketahui karena larva merusak/menggerek bagian dalam
biji jagung. Serbuk hasil gerekan larva bercampur dengan kotoran larva di dalam biji.
Jika kerusakannya berat, dalam satu biji bisa terdapat lebih dari satu lubang gerekan.
Salah satu indikasi biji jagung terserang hama bubuk yaitu bila biji tersebut

4
dimasukkan ke dalam air maka biji akan terapung. Untuk biji jagung yang disimpan
dalam gudang yang besar, serangan S. zeamais dapat dideteksi melalui peningkatan
suhu. Namun, tanda serangan yang paling mudah diamati (Nonci & Muis., 2016).
Secara umum Gejala kerusakan yang ditimbulkan oleh Sitophilus zeamais adalah
mengakibatkan biji berlubang, cepat pecah dan hancur, menjadi tepung sehingga
menimbulkan kerusakan dan kualitas biji menurun serta kehilangan bobot. Serangan
hama ini tandai dengan adanya tepung pada butiran yang terserang. Biji dan tepung
akan dipersatukan oleh air liur larva sehingga menyebabkan kualitas biji menurun dan
rusak sama sekali (Kartasapoetra, 1991).

Karakteristik Sitophilus zeamais adalah sebagai berikut:


1. Ukuran Tubuh:
Imago betina S. zeamais lebih besar dibanding imago jantan.
Panjang tubuh imago muda S. zeamais adalah rata-rata 2,54 mm (kisaran 2,4-2,7
mm), sedangkan imago tua adalah 4,78 mm (kisaran 3,7-4,7 mm).
2. Morfologi:
Sitophilus zeamais memiliki struktur tubuh yang sedikit lebih besar dibanding
Sitophilus oryzae.
3. Perbedaan Jantan dan Betina:
Perbedaan morfologi antara jantan dan betina dapat dilihat dari ukuran tubuh.
4. Kerusakan yang Diakibatkan:
Sitophilus zeamais dapat menyebabkan kerusakan pada biji jagung, seperti pecah
dan remuk, serta menghasilkan lubang-lubang pada biji.
5. Faktor yang Mempengaruhi Populasi:
Faktor-faktor yang mempengaruhi populasi S. zeamais meliputi faktor makanan,
kelembaban, suhu, dan kondisi fisik gudang.
6. Siklus Hidup:
Siklus hidup S. zeamais meliputi stadium larva, pupa, dan imago. Stadium larva
berlangsung di dalam biji jagung, dan stadium pupa berlangsung di dalam biji dengan
cara membentuk ruang pupa.
7.Kerugian:
Serangan S. zeamais dapat menyebabkan susut bobot jagung dan kerusakan biji,
serta menghasilkan gumpalan pada bahan pascapanen.

5
BAB 1V
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa :
Salah satu jenis hama gudang pada jagung adalah hama bubuk jagung.
Sitophilus zeamais (Motschulsky) (CABI 2014). Sitophilus zeamais merusak jagung
di daerah tropis maupun subtropis (Danho et al.2002).Sitophilus zeamais tergolong
hama utama, mampu merusak dan berkembang dengan baik pada komoditas yang
masih utuh, dan menyelesaikan siklus hidupnya di dalam biji sehingga
mengakibatkan kerusakan yang nyata (Pranata 1985). Deteksi awal serangan S.
zeamais sulit diketahui karena larva merusak/menggerek bagian dalam biji jagung.
Serbuk hasil gerekan larva bercampur dengan kotoran larva di dalam biji. Jika
kerusakannya berat, dalam satu biji bisa terdapat lebih dari satu lubang gerekan.
Gejala kerusakan yang ditimbulkan oleh Sitophilus zeamais adalah
mengakibatkan biji berlubang, cepat pecah dan hancur, menjadi tepung sehingga
menimbulkan kerusakan dan kualitas biji menurun serta kehilangan bobot. Serangan
hama ini tandai dengan adanya tepung pada butiran yang terserang. Biji dan tepung
akan dipersatukan oleh air liur larva sehingga menyebabkan kualitas biji menurun dan
rusak sama sekali (Kartasapoetra, 1991).

6
DAFTAR PUSTAKA

CABI. 2014. Sitophilus zeamais (Motschulsky). CABI Invasive Species


Compendium. Wallingford, UK: CABI.
Danho, M., C. Gaspar, and E. Haubruge. 2002. The impact of grain quantity on the
biology of Sitophilus zeamais Motschulsky (Coleoptera: Curculionidae):
oviposition, distribution of egg, adult emergence, body weight and sex ratio. J.
Stored Products Res. 38: 259-266.
Hasnah dan U. Hanif. 2010. Efektivitas Ekstrak Bawang Putih Terhadap Mortalitas
Sitophilus zeamais M. Pada Jagung di Penyimpanan, Jurusan Hama dan
Penyakit Tumbuhan. Fakultas Pertanian Unsyiah. Darussalam Banda Aceh
Kartasapoetra, A.G. 1991. Hama Hasil Tanaman dalam Gudang. Rineka Cipta,
Jakarta.
Morallo-Rejesus, B. 2001. Biologi kumbang jagung, Sitophilus zeamais Motschulsky
(Coleoptera: Curculionidae). Philippine Entomologist 15(1): 17-28.
Nonci, N., & Muis, A. (2016). Biologi, gejala serangan, dan pengendalian hama
bubuk jagung Sitophilus zeamais Motschulsky (Coleoptera: Curculionidae).
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 34(2), 61- 70.
Pranata. R.I. 1985. Mengamankan hasil panen dari serangga hama. Balai Informasi
Pertanian Ciawi, hlm, 42
Respyan, G., Rahardjo, B. T., & Astuti, L. P. (2015). Pengaruh Inert Dust Terhadap
Mortalitas Sitophilus zeamais Mostchulsky Pada Biji Jagung Dalam
Simpanan. Jurnal Hama dan Penyakit Tumbuhan, 3(2), pp-31.
Ress, D. P. 2004. Insect of Stored Product, CSIRO Publising. Australia. p. 181.
Tenrirawe, A., M. S. Pabbage, dan A. Takdir. 2013. Pengujian Ketahanan Galur
Jagung Hibrida Umur Genjah Terhadap Hama Kumbang Bubuk Sitophilus
zeamais Mostchulsky. Balai Penelitian Tanaman Seralia.

Anda mungkin juga menyukai