Wa0158.

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 121

ReHaT

Renungan Hari Toraya


Edisi Mei – Agustus 2024

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya1


Renungan Harian Toraya

Diterbitkan dalam Bahasa Indonesia (untuk kalangan sendiri oleh):


BADAN PEKERJA SINODE GEREJA TORAJA
Jalan Ahmad Yani 45 Rantepao, 91831, Toraja Utara, Sulawesi Selatan
Surel: [email protected]
Situs: www.bps.gerejatoraja.org

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya2


Penulis ReHaT Edisi Mei – Agustus 2024
(berdasarkan abjad)

Prop. Anugerah D. P. Kiding, Pdt. Armand Dannari,


Pdt. C.S. Rappan Paledung, Prop. Dalfin Pakanda, Pdt. Elvis L. Saladan,
Pdt. Frans Pangrante, Pdt. Gabriel Allo Linggi’, Prop. Kornelius Rante
Baan, Pdt. Marga Sisong, Pdt. Marlin Tandiarrang, Pdt. Narto Lome,
Prop. Paul Cakra, Rannu Sanderan, Pdt. Riana Paeolongan, Prop. Sepson
Sambara, Pdt. Suleman Allo Linggi’, Pdt. Yulianus Tandisau’,
Pdt. Yusran Lobo’

Penanggungjawab:
 Pdt. Suleman Allo Linggi’ (Ketua 1 BPS Gereja Toraja)
 Komisi Pembinaan Warga Gereja

Penyunting dan Layout:


 Pdt. C.S. Rappan Paledung
 Prop. Anugerah D.P. Kiding
 Prop. Sepson Sambara
Desain Sampul:
 Rantivianto Kendenan

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya3


Rabu, 1 Mei 2024
Yohanes 14:18-31

PERCAYA AKAN JANJI-NYA


Umpatongan Pangallu’-Na

Sebuah grup musik bernama Pasto memiliki sebuah lagu yang


berjudul Aku Pasti Kembali. Berikut penggalan lagunya “Aku hanya
pergi ’tuk sementara. Bukan ’tuk meninggalkanmu selamanya. Aku
pasti ’kan kembali pada dirimu. Tapi kau jangan nakal. Aku pasti
kembali.” Singkatnya, lagu ini berisikan pesan kepada kekasih yang
akan ditinggal sementara waktu agar sang kekasih tetap setia.
Lagu tersebut mirip dengan peristiwa dalam pembacaan kita saat
ini. Dalam bacaan, terjadi kegiatan pembasuhan kaki para murid oleh
Yesus sesaat sebelum penangkapan. Ia tahu bahwa waktu bersama
murid-murid-Nya oleh sebab itu para murid diberi janji peneguhan.
Ada beberapa hal yang dijanjikan-Nya, yakni Penolong (ay. 16-17),
Penghibur yakni Roh Kudus (ay. 26); Damai Sejahtera (ay. 26); dan
berjanji akan datang kembali, tidak pergi untuk selama-lamanya (ay.
28). Pada ayat 28, Yesus mengatakan “Aku pergi tetapi Aku akan
datang kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan
bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih
besar daripada Aku.” Peneguhan inilah yang mesti diyakini oleh para
murid dan semua orang percaya. Yesus meninggalkan damai
sejahtera, meminta mereka bersukacitalah dalam-Nya karena Ia telah
menggenapi janji-Nya dengan menganugerahkan Roh Kudus.
Rumusan penting dalam ajaran Tritunggal adalah Sang Bapa,
Anak, dan Roh tidak terpisahkan. Karena itu, kehadiran Roh Kudus
semestinya dipahami sebagai kehadiran Yesus dan Bapa. Kemarin,
kini, dan esok kita tetap bersama Kristus dalam menjalani kehidupan
beriman. Amin.

Kamis, 2 Mei 2024


Kisah Para Rasul 10:1-33

PERCAYA AKAN FIRMAN-NYA


Umpatongan Kadan-Na

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya4


Pada pembacaan kita kemarin, Injil Yohanes menyatakan bahwa
barangsiapa yang mengasihi Yesus, ia akan menuruti Firman-Nya
dan begitupun sebaliknya. Kornelius yang adalah orang yang
dianggap najis karena ia non Yahudi justru menerima dan
menghidupi perintah Yesus ini. Dalam ayat 2 dijelaskan bahwa
Kornelius adalah seorang yang saleh, memberi banyak sedekah, dan
senantiasa berdoa bahkan ia dan seisi rumahnya takut akan Allah.
Jika tidak percaya kepada Yesus, maka Kornelius tidak akan
digambarkan sebagiamana sosok di atas. Sekali lagi, Kornelius, yang
adalah seorang perwira, bukan dari kalangan biasa, tidak akan
mungkin serta-merta melakukan apa yang diperintahkan malaikat
Tuhan kepada-Nya dengan memerintahkan langsung dua orang
hambanya dan satu prajurit kepercayaannya untuk menjemput Simon
Petrus di Yope. Semua ini adalah wujud percaya dan kasih Kornelius
yang dinyatakan kepada Yesus, Sang Firman Hidup itu.
Kalau Kornelius saja telah mewujudnyatakan tanda percaya dan
kasihnya kepada Yesus, bagaimana dengan kita? Apakah kita juga
telah dengan sungguh-sungguh menyatakan iman percaya kita
kepada Sang Firman itu yakni Yesus Kristus?. Firman Tuhan dari
Yakobus 1:22-23 mengatakan “…tetapi hendaklah kamu menjadi
pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak
demikian kamu menipu diri sendiri. Sebab, jika seorang hanya
mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama
seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di
depan cermin.” Terpuji nama Tuhan. Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya5


Jumat, 3 Mei 2024
Kisah Para Rasul 10:34-43

PENGAMPUNAN DOSA BAGI YANG PERCAYA


Kadipa’deian Kasalan Lako To Ma’patongan

Perikop ini adalah kesaksian jawaban Petrus akan penampakan


Tuhan. Kepadanya dinyatakan bahwa Kristus berkenan juga kepada
bangsa lain. Melalui kisah Kornelius yang adalah kaum non Yahudi
di ayat-ayat sebelumnya, didapati bahwa Allah tidak membeda-
bedakan orang untuk menerima keselamatan. Dengan kata lain,
pengampuanan dosa dan penyelamatan dianugerahkan kepada semua
manusia.
Ayat 43 pembacaan kita hari ini menyebutkan bahwa “Tentang
Dialah semua nabi bersaksi, bahwa barangsiapa percaya kepada-Nya,
ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena nama-Nya.” Ayat
ini tidak menyebutkan bahwa pengampunan dosa hanya bagi orang
Yahudi saja, bagi golongan tertentu, tapi kepada barangsiapa atau
kepada semua orang yang percaya kepadaNya tanpa kecuali. Selain
Kornelius, sida-sida dari tanah Etiopia juga dibaptis oleh Filipus
setelah meyatakan pengakuan ImanNya bahwa Yesus Kristus adalah
Anak Allah (Kis. 8:37).
Pengurbanan Kristus di kayu salib memberikan pengampunan
dosa bagi siapapun yang percaya kepadaNya. Dengan demikian, kita
yang telah diampuni serta diselamatkan selayaknya setia dalam iman
dan pengakuan bahwa Yesus Kristus itulah Tuhan dan Juruselamat
sebagaimana inti dari Pengakuan Gereja Toraja. Karya Tuhan ini
menjadi pengingat dan semangat bagi kita untuk senantiasa
mengampuni sesama serta memberitakan kebaikan Tuhan.
Diberkatilah kita yang senantiasa memelihara iman dan kepercayaan
kepada Kristus dalam sepanjang kehidupan kita. Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya6


Sabtu, 04 Mei 2024
Markus 10:42-45

KEPEMIMPINAN YANG MELAYANI


Pa’pana’ta’ tu disoyanan ma’kamaya

Sen Sendjaya dalam bukunya yang berjudul Jadilah Pemimpin


Demi Kristus menjelaskan bahwa gereja semestinya menerapkan
prinsip dan pola kepemimpinan yang alkitabiah bukan
sebaliknyaSementara di sisi lain, dunia bisnis yang dianggap dunia
kotor, duniawi, dan keras, justru semakin gencar mengadopsi prinsip
dan pola kepemimpinan yang alkitabiah.
Berbicara mengenai kepemimpinan yang melayani, Yesus dalam
pembacaan kita menjelaskan perbedaan pemerintah atau pemimpin
diantara bangsa-bangsa dan pemimpin diantara para murid.
Pemimpin bangsa-bangsa memerintah dengan tangan besi sedangkan
Allah menghendaki para muridNya menjadi pelayan dan hamba bagi
yang lain jika hendak menjadi yang terbesar dan terkemuka.
Gereja tidak menunjuk pada gedungnya tetapi menunjuk kepada
orang-orang yang telah dipanggil Allah untuk mennjadi saksi
keselamatan yang dari Allah, namun sepertiya Gereja tidak lagi
punya visi yang jelas, kurang bertanggungjawab dalam menjalankan
kewajiban, tidak lagi maksimal memberdayakan sesama sebagai
bagian tubuh Kristus, tidak lagi menjadi pemimpin seperti yang
Tuhan kehendaki seperti dalam pembacaan kita yakni pemimpin
yang melayani sesama.
Kepemimpinan Yesus meneladankan bagi kita untuk benar-benar
melayani dalam ketulusan hati, bukan untuk kepentingan apalagi
untuk mendapatkan sanjungan atau popularitas. Pelayanan Kasih
bagi orang-orang yang menderita sangat menjadi kepedulian Yesus.
Semoga motivasi pelayanan Yesus memberi semangat bagi kita baik
sebagai pribadi maupun sebagai Persekutuan umat untuk benar-benar
menjadkannya sebagi contoh dalam memimpin dan melayani. Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya7


Minggu, 05 Mei 2024
1 Timotius 6:11-12

DIDIKLAH ANAKMU
Ada’i tu Anakmu
Orang tua yang bertanggungjawab terhadap anak-anaknya, pasti
akan mengupayakan agar anak-anak mereka bisa mendapatkan yang
terbaik dalam hidup di dunia ini maupun di kehidupan yang akan
datang.
Timotius adalah anak Paulus yang sah dalam iman (1 Tim. 1:2)
Sebagai orang tua, ia menulis surat Timotius ini kepada Timotius
yang mesti dijauhi dan mesti dikerjakan oleh Timotius. Menurut
Matthew Henry, Paulus dalam perikop ini menasihatkan Timotius
agar (1) berhati-hati terhadap sikap cinta uang yang telah merusak
banyak orang, (2) mengejar hal-hal yang baik dengan cara
mempersenjatai diri Timotius dari rasa cinta pada dunia ini, dan (3)
mendorong Timotius bersikap seperti pejuang dalam melakukan
bagiannya.
Semua yang dinasihatkan Paulus bertujuan agar Timotius tetap
fokus mengerjakan tugas tanggungjawabnya dalam jemaat sembari
tetap fokus mengejar dan merebut hidup yang kekal yang telah Allah
anugerahkan kepada setiap orang yang percaya kepadaNya. Ia
mendidik Timotius sebegitu rupa. Bagaimana dengan kita? Apakah
kita sudah mengajarkan hal-hal yang benar kepada anak-anak kita?
Mendidik anak agar memiliki skills yang luar biasa, mendidik
anak agar memiliki kemampuan intektual yang mempuni tidaklah
salah, namun apakah kita juga sudah mendidik, membimbing anak
kita yang seperti kata Paulus dalam ayat 11, yakni mengejar keadilan,
ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran, dan kelembutan; serta bertanding
dalam pertandingan iman yang benar dan merebut mahkota hidup
yang kekal, keselamatan dalam Kristus? Roh Kudus memampukan
kita. Terpujilah nama Tuhan. Amin.

Senin, 6 Mei 2024


Pa’pudian 93:1-5
TANG BALLE KASA’BIANNA

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya8


Peraturan-Nya Sangat Teguh

Den ba’tu pira-pira a’gan mepamagiang sia meparanggang inaa


lan lino totemo. Nenne’ dirangi ba’tu ditiro ullendu’ televisi ba’tu
iatemai disanga media sosial. Tae’mo malesona tu dikua peuranan
sia pealloan; samalassu-lassunnamo disa’ding. Iamoto na denmo
banua ba’tu kantoro’ inde Toraya umpakemo AC. Dirangi duka tu
kareba kumua iatu kasirarianna Ukraina na Rusia, mendadi sala
misa’na passabaran napourung kendek temai allian barra’ sia
ma’rupa-rupa tu dikandena. Pussak tongan tanga’ta’ sia buyu’
penaanta, anta torro mekutana kumua ba’tu la umba-umbamo susi te
katuan ditingayo lako. Sia lan a’gan susi te ma’din mekutana ki
apamora tu dadi anna butung to tang manassa kama’diorenanNa
Puang.
Mindara untoe gontingna lino, umpoissan mintu’na angge
maritik? Mindara tu sumpu makuasa la umpalulakoi kameloan tu
a’ganna lino? Nakua iate Pa’pudian 93 “Puang untoe kapayungan,
tae’ anna la tiberu susuk” (ay. 1). Iatu kapayunganna masae lako (ay.
2); iatu kasa’bianNa tang balle (ay. 5). Onggo’ salu sia mariakna
tasik tang la mepamagiang sia tang la dikataku’ belanna mintu’na to
mendadi misa’ tanda kumua den kuasa tang ma’anggean tu unnato’
tu mintu’nato (ay. 4). Ongo’ salu sia mariakna tasik mendadiri
sangtaan gamara sikore lan te lipu daenan umpudi kuasanNa Puang.
Masaimo anna sabu’ tu mintu’ angge menono’ dao te kuli’na
padang kenna la balle tu kasa’bianNa (kadanNa) Puang tu ungkuasai
sia unnato’ mintu’ pa’padadinNa. Iamoto, iake ma’patonganki’ anta
ma’sattuan lako Puang, Datu matontongan, ta tontongmo umpamisa’
gamara sisola mintu’ pa’padadi umpudi Puang, tu mangka
umpapayan sundun kuasa sia kamamaseanNa lan kamatean sia
kamalimbangunan-Na Yesu Kristus, untaloi kamatean. Amin.
Selasa, 7 Mei 2024
Ulangan 11:1-17
BERKAT MELIMPAH DALAM KETAATAN
Natilempanni Rongko’ Lan Kamengkaolan
Rangkaian perintah yang disampaikan Musa kepada Israel
sebelum memasuki tanah perjanjian diuraikan dalam pola: (1)
ringkasan pengalaman umat Israel bersama kasih, penyertaan,

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya9


kesetiaan pada janji, serta didikan Allah; (2) antisipasi terhadap rupa
kemungkinan yang akan dijumpai ketika mendiami tanah perjanjian;
(3) perintah yang harus ditaati, disampaikan dengan peneguhan
bahwa hidup mereka akan berhasil dan langgeng jika mereka taat,
mengasihi Allah,menaati perintah-Nya, dan tidak beribadah kepada
ilah lain.
Sepintas, formula ketaatan dan berkat melimpah seperti
menempatkan usaha manusia mendahului berkat Allah. Sebenarnya
tidak demikian, sebab jika ditempatkan dalam konteks keseluruhan
dan keutuhan karya Allah yang membebaskan, maka ketaatan
merupakan tanggapan kasih umat yang bersyukur dan bersukacita
atas pembebasan mereka. Sebagaimana maksud Allah memanggil
dan membebaskan mereka untuk beribadah (Kel. 10:3), demikianlah
ibadah dalam arti ketaatan sepenuhnya kepada Allah menjadi jalan
untuk terus menikmati hidup dalam kelimpahan berkat Allah.
Mengingat-ingat karya Tuhan pasti semakin meneguhkan
keyakinan bahwa hanya Ia-lah jaminan kehidupan dan keselamatan
kita, sebagaimana yang telah dialami umat Israel. Semakin kita
mengalami hidup penuh berkat dalam ketaatan kepada-Nya, semakin
terasa kedekatan dan keakraban kita dengan-Nya. Itulah pengalaman
puncak beriman, sebab kita menikmati kehadiran-Nya dalam
ketaatan yang dijiwai sukacita karena Dia yang lebih dahulu
mengasihi kita. Mengikuti perintah secara terpaksa atau karena suatu
motif cinta diri pasti membuat hidup terasa penuh beban dan
paksaan. Belajarlah menikmati hidup dengan memeroleh sedikit dari
jalan benar adalah berkat sejati. Amin.
Rabu, 8 Mei 2024
Ulangan 11:18-21

DI MANAPUN DAN KAPANPUN


Dio Mintu’ Inan sia Lan Mintu’ Attu
Begitu pentingnya Taurat Tuhan (sebagai jaminan kehidupan
langgeng di negeri yang dijanjikan Tuhan maka berbagai cara yang
dipandang efektif untuk menanamkannya (membuatnya dimengerti
dan dihayati) diatur oleh Musa. Menaruhnya sebagai simbol pada
bagian tubuh menjadikan firman selalu menjadi bagian dari ingatan,
kesadaran, dan kesiapsiagaan hidup. Menaruhnya pada pintu rumah

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya10


dan gerbang menghadirkan tampilan publik yang membuat firman itu
menjadi bagian dari keseharian di ruang publik.
Firman itu juga harus menjadi inti pendidikan di semua tempat
dan waktu. Pewarisannya menjadi hal yang paling pokok. Generasi
pelanjut dari perjanjian Allah dan umat-Nya hanya akan terpelihara
jika firman Tuhan terwariskan melalui Pendidikan kepercayaan yang
dilakukan dengan kesungguhan hati dan berkelanjutan.
Beberapa tahun terakhir, muncul kegelisahan terkait dengan
dampak negatif dari penggunaan teknologi informasi. Keluhan
tentang kesulitan mendampingi anak dalam menggunakan gawai
(HP) tampaknya semakin sering terdengar dan meluas. Di negara-
negara maju pun, masalah yang sama sedang menjadi pergumulan.
Fenomena tersebut dikaitkan dengan fakta bahwa anak-anak dan
remaja terlalu banyak menghabiskan waktu di depan layar gawai
dibanding firman Tuhan. Kita sedang berada dalam situasi yang amat
menantang. Bagaimanakah pendidikan kepercayaan harus dilakukan
di tengah situasi, yang di sana anak-anak (juga orang tua) semakin
banyak menghabiskan waktu di depan monitor gawai? Kapan dan di
mana firman didengar atau disampaikan? Amin.

Kamis, 9 Mei 2024


Markus 16: 19-20
DITEGUHKAN DENGAN TANDA-TANDA
Dipamatoto’ Ullendu’ Tanda Kalle-kalean
Injil Markus berakhir dengan kisah kebangkitan Yesus dan
penampakan diri sebelum ia mengutus murid-murid-Nya dengan satu
amanat agung untuk pergi memberitakan Injil kepada segala mahluk
(Mrk. 16:15). Pengutusan itu disertai dengan penegasan mengenai
perjanjian baru atau perjanjian terakhir bahwa bagi yang percaya
akan diselamatkan (16:16). Pengutusan itu juga diteguhkan dengan
jaminan bahwa tanda-tanda akan menyertai pemberitaan mereka.
Demikian yang terjadi bahwa pemberitaan murid-murid Yesus
disertai dengan tanda-tanda (ay. 20). Dalam ayat 18, beberapa dari
tanda-tanda yang dimaksud itu disebutkan. Lalu, tanda-tanda apakah
yang menyertai perjalanan pemberitaan Injil sampai pada masa kini?
Tanda-tanda yang berupa “mujizat” memang jarang dicatat. Namun,
GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya11
darah para martir pun dimengerti sebagai tanda, bahkan disebut
sebagai benih gereja. Keberanian dan kerelaan berkorban demi
kebenaran adalah suatu yang tidak biasa dan hanya dimungkinkan
oleh kasih Allah. Pelayanan kesehatan yang baik, pendidikan
berkualitas yang berpusat pada Tuhan juga dapat dihayati sebagai
bagian dari tanda-tanda yang menyertai pemberitaan Injil di masa
sekarang.
Apakah pemberitaan Injil yang kita lakukan disertai tanda-tanda
dari Tuhan? Apakah hidup dan kerja mencerminkan bahwa kita
sungguh adalah utusan yang telah dan sedang menikmati Injil?
Pengajar yang berwibawa adalah dia yang menghidupi
pengajarannya. Pengajar yang hanya pandai berbicara akan
diragukan. Ibarat guru olahraga, ia tidak mungkin mengajar berenang
kalau ia sendiri tidak bisa berenang. Seorang petani yang menikmati
dan memberitakan Injil secara utuh akan sangat berwibawa dan
efektif jika keteladanannya dalam bertani berdampak positif bagi
sekitarnya, bagi segala mahluk. Amin.
Jumat, 10 Mei 2024
Markus 24: 15-18
BERPUASA DALAM KEMULIAAN ALLAH
Ma’puasa lan Kamala’biranNa Puang

Musa begitu terkenal bahkan sampai pada zaman Yesus. Musa


sangat menonjol dan tokoh tunggal yang pada periode tertentu. Hal
itu bukan karena usahanya, melainkan karena Allah sendiri yang
memilih dan menetapkannya sebagai pemimpin umat-Nya.
Bacaan hari ini merupakan potongan kisah yang juga
meneguhkan Musa sebagai tokoh sentral. Ia dipisahkan dari umat
yang dipimpinnya, lalu dibawa ke tempat tinggi untuk mengalami
kemulian Allah yang diselimuti misteri dan kesucian. Musa
mengalami kemuliaan Allah dalam awan yang menutupi Sinai dan
api yang menghanguskan. Perjumpaan yang ilahi dan insani tidak
menjadi pengalaman biasa untuk semua orang. Hanya untuk orang
tertentu yang dipilih-Nya Allah berkenan dijumpai.
Begitu pentingnya perjumpaan itu, Musa pun berpuasa dalam
menanggapinya. Berpuasa selama empat puluh hari dan empat puluh
malam, suatu sikap penyangkalan diri yang amat dalam dan total.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya12


Untuk suatu perkara besar dalam rancangan dan maksud Tuhan, umat
menanggapi dengan berpuasa dan berdoa.
Jika acara gerejawi cenderung ditandai dengan pesta jamuan
makan yang cenderung besar, fokus pada seremonial saja,
pertanyaannya adalah masih adakah ruang dan waktu khusus untuk
memaknai puasa? Jamuan makan adalah baik dalam rangka
merayakan hidup berbagi dengan sesama, tetapi masih harus selalu
ada ruang dan waktu untuk juga memaknai puasa. Perjumpaan
dengan Allah dalam ruang dan waktu khusus adalah suatu yang
selalu mengingatkan kita mengenai anugerah-Nya bagi kita yang
sama sekali tidak layak. Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya13


Sabtu, 11 Mei 2024
Yohanes 16:4-11
SUPAYA KAMU INSAF
Kumua Ammi Kanassai

Kehilangan sosok andalan dari kehidupan sehari-hari memang


sangat mendukakan. Betapa tidak, yang tersisa hanya kenangan
manis dan indah. Namun, bagaimanapun hidup harus berjalan atau
life must go on kata orang-orang yang sadar akan hakekat hidup.
Fokus pada kenangan dengan sosok tertentu rupanya bisa
mengganggu jalannya kehidupan.
Yesus telah mengantisipasi goncangan yang akan dialami dan
dihadapi murid-murid-Nya, ketika Ia tidak lagi hadir dalam rupa
badani. Hal yang serupa belakangan dialami orang-orang Kristen
perdana, ketika tidak ada lagi saksi mata. Pernyataan janji tentang
penghibur, disampaikan Yesus untuk menolong murid-murid-Nya
melihat dan merasakan kehadiranNya dalam sisi yang lain. Dengan
begitu, Yesus hendak menekankan sesuatu yang sama pentingnya
dengan kehadiran-Nya dalam wujud Roh Penghibur yang salah satu
karya-Nya adalah menginsafkan manusia akan dosa, kebenaran, dan
penghakiman (ay. 8-11).
Karya Kristus yang telah mati dan bangkit mesti berlanjut
dengan karya Roh yang menginsafkan. Tanpa keinsafan, manusia
tetap celaka dan terhukum. Inilah alasan adanya akta pengakuan dosa
dalam setiap liturgi Gereja Toraja. Akta ini selalu menjadi bagian
penting yang di dalamnya karya Roh yang menginsafkan itu dialami.
Tentu saja, keinsafan itu bukan sesuatu yang bersifat liturgis belaka
melainkan senantiasa terjadi dalam hidup sehari-hari. Untuk itu
dalam akta pengakuan dosa disetiap ibadah penting untuk benar-
benar mengajak kita untuk menginsafi betapa hidup kita selalu
dicemari dengan dosa, dan jangan seakan-akan pengakuan dosa itu
hanyalah kebiasaan saja atau pelengkap liturgi. Marilah senantiasa
insaf akan segala dosa kita di hadapan Tuhan. Amin.

Minggu, 12 Mei 2024


Keluaran 28:29-38
MEMELIHARA KEKUDUSAN HIDUP
GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya14
Ungkanandai kamaseroanna katuoan

Pakaian jabatan bagi seorang imam adalah hal yang sangat


penting dan menyimbolkan kewibawaan imam. Semua yang melekat
pada pakaian itu disebut perhiasan kemuliaan dan Allah sendirilah
yang menetapkan semua kelengkapan tersebut, seperti bentuknya
yang berupa kemeja, serban (penutup kepala), ikat pinggang, dan
celana yang terbuat dari lenan halus. Pakaian itu harus dikenakan saat
melaksanakan tugas imamat dalam Kemah Pertemuan maupun dalam
Kemah Suci (ay. 39-43).
Khusus imam besar, pakaiannya dilengkapi dengan baju efod,
penutup bahu dan sabuk, tutup dada, serta gamis panjang (jubah)
dengan giring-giring dan buah delima di bagian bawah, serta patam
(pelat) emas di dahi (ay. 4-38). Kelengkapan pakaian tersebut
menunjukkan indah dan mulianya jabatan seorang imam. Untuk itu
pula, seorang imam harus menjaga diri agar tidak tercemari dirinya
dengan nafsu duniawi sehingga keberadaaannya di tengah-tengah
umat benar-benar menunjukkan wibawa yang patut diteladani oleh
umat Allah.
Gereja Toraja dan juga gereja-gereja lain menetapkan bentuk
pakaian jabatan pendeta yang tidak hanya menunjukkan kewibawaan
sebagai pelayan Tuhan, tetapi juga melekat simbol-simbol yang
menunjukkan tugas dan wewenang seorang pendeta. Untuk itu,
pendeta harus menyadari bahwa pada dirinya terdapat tanggung
jawab yang sungguh mulia sehingga harus menjaga kekudusan hidup
di hadapan Allah.
Demikian pula dalam pelayanan di tengah-tengah umat,
keteladanan hidup merupakan hal yang mutlak. Yesus adalah
Gembala yang patut diteladani. Karena itu, hendaknya semua
pelayan bahkan orang percaya mengikuti keteladanan-Nya. Amin.
Senin, 13 Mei 2024
Filipi 1:3-11

TONTONG PARANNU LAN PUANG


Senantiasa Bersyukur di dalam Tuhan

Ianna dipelalan tu kalingkanna Paulus umpessa’bian kareba


Kaparruan manassa inang maparri’ sia magasa tu a’gan naolai. Iamo

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya15


kada nenne’ dirangi kumua maparri’ tu umpokada katonganan.
Susimo a’gan urrampoi Paulus annaurunganni ditarungku. Iamito na
alai pa’tuladanan tu apa marassan dadi lako kalena, ma’pakilala lako
taunna Puang dio Filipi kumua da’anna ranggang untingayoi tomai
ma’rupa-rupa kamaparisan, kumua moi anna marassan ditarungku tu
Paulus, tontongbang batta’ sia ma’kurre sumanga’ belanna nakua iatu
kaditarungkuanna tangiara belanna umpogau’ kakadakean
sangadinna ditarungku belanna katonganna Kristus.
Iatu mandu napoparannu Paulus kumua ia tu buanna kareba
kaparannuan tu mangka napessa’bian dio Filipi tae’ anna torro sala
belanna ia tu to ma’patongan tontong matoto’ sia batta’ untinayoi tu
ma’rupa-rupa parri’, ondongpi kasisanginaanna kombongan tontong
manassa (ay. 4-5) nakua, “tontongna’ parannu lan mintu’
passambayangku umpangandoangkomi tu belanna kasisanginaammi
lan kadipalolanganna Kareba-kaparannuan tempon dio mai allo
diparandukna sae lako te totemo”.
Nenne’ki’ butung to ditarungku belanna kapessa’bian diona
Kare kaparannuan, butung nagasaiki’ tanga’ta sia nao’tonni
kamatakuran belanna dikua dako’mani dipokada anna kabiri’moki’
tau. Nakua lan 2 Timotius 4:2, “palolangi tu kada iato, matoto'ko
umparampoi, la iake nakamorai la iake nakanokai tau, pakanassanni
tu salana tau, ta'tanni, pakilalai situru' kama'tanan penaa sia situru'
pangadaran”. Iamoto la tontongki’ batta’ sia parannu lan
kapatonganan mendadi sa’binna Kristus. La manappa’ki’ kumua
Kristus la umpapataloki’ untingoi tomai ma’rupa-rupa a’gan. Amin.
Selasa, 14 Mei 2024
Titus 1:1-9

BERPEGANG KEPADA PERKATAAN YANG BENAR


Manda’ Untoe Kada Manappa’

Seseorang dapat dipercaya karena perkataannya. Orang Toraja


sering menyebut “ia tu to sipatu dikatappai’ iamo tu to ma’kada
tongan”. Artinya, perkataan yang benar adalah perkataan yang punya
dasar dan dapat dipertanggungjawabkan.
Paulus menasehati Titus bahwa untuk melanjutkan
pelayanannya, ia perlu memersiapkan para pelayan, yakni para
penatua yang akan mengangkat pelayanan di tengah-tengah jemaat.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya16


Kepada Titus, Paulus mengingatkan agar tetap berpegang kepada
ajaran yang benar, baik yang diajarkannya, terlebih Firman Tuhan.
Paulus menegaskan agar Titus harus ketat dalam memilih mereka
yang mengatur Rumah Allah. Kriteria tersebut adalah “orang-orang
yang tak bercacat, yang mempunyai hanya satu isteri, yang anak-
anaknya hidup beriman dan tidak dapat dituduh karena hidup tidak
senonoh atau hidup tidak tertib” (ay. 6).
Seringkali terjadi dalam jemaat, ukuran menjadi pejabat gerejawi
adalah mereka yang dikenal dalam masyarakat (mempunyai
kedudukan sosial, ekonomi, atau mungkin saja karena keturunan).
Namun, Paulus mengingatkan Titus agar jangan gegabah dalam
memilih dan menetapkan pelayan Tuhan. Ukuran-ukuran tersebut di
atas tidak menjadi syarat.
Yang dibutuhkan dari seorang pelayan adalah ketulusan dan
kemurnian hati untuk mengangkat pelayanan dan tidak dengan
motivasi untuk mendapatkan keuntungan (ay. 8-9). Pada bagian
terakhir bacaan ini, Paulus menegaskan lagi bahwa dengan semua
karakter pelayan seperti itu, mereka dapat menasihati orang karena ia
juga melakukannya. Sebab itu, bagi siapa saja yang pada dirinya
melekat jabatan gerejawi atau pelayanan apa saja yang dilakukannya
dalam jemaat, hendaknya dilakukan berdasarkan ajaran yang benar
menurut Firman Tuhan. Amin.
Rabu, 15 Mei 2024
Ezra 9:5-15

JANGAN KOMPROMI DENGAN DOSA LAGI!


Da’ Ammu Sikadamak omo Dosa!

Pengalaman adalah guru yang baik merupakan ungkapan


terkenal dari John Lennon (1940-1980). Artinya, melalui pengalaman
kita dapat belajar banyak hal, entah pengalaman yang baik atau yang
menyakitkan, kesuksesan atau kegagalan.
Bangsa Israel sudah mempunyai banyak pengalaman yang
seharusnya menjadi guru bagi mereka, khususnya saat mereka
mengalami pembuangan di Babel. Sebenarnya, kesempatan telah
diberikan saat Allah membawa mereka kembali ke negerinya.
Mereka sudah seharusnya mengetahui akibat jika mereka terus

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya17


berkompromi dengan bangsa-bangsa penyembah berhala. Namun,
ternyata pengalaman itu tidak mengajari mereka apa-apa.
Ezra duduk tertegun melihat kelakuan Israel yang sudah seperti
orang-orang yang tenggelam dalam “lumpur“ dosa. Ia tidak larut
dalam duka melihat keadaan Israel, tetapi ia segera bangkit dan
berdoa kepada Tuhan “Ya Allahku, aku malu dan mendapat cela,
sehingga tidak berani menengadahkan mukaku kepada-Mu, ya
Allahku, karena dosa kami telah menumpuk mengatasi kepala kami
dan kesalahan kami telah membubung ke langit“ (ay. 6). Dengan
sujud Ezra berdoa kepada Tuhan dan sangat gemetar karena tidak
seorangpun yang dapat tahan berdiri di hadapan Tuhan.
Mumpung Allah masih memberi kita waktu untuk bertobat.
Melalui banyak pengalaman kita, Allah mengingatkan kita bahwa
dosa sungguh memperdaya dan melemahkan kita. Karena itu,
segeralah bertobat dan janganlah kembali lagi berbuat dosa. Kristus
telah menebus kita, jangan lagi menodai kekudusan hidup yang telah
dianugerahkan kepada kita. Jangan kompromi terhadap dosa! Amin.
Kamis, 16 Mei 2024
Mazmur 33:12-22

POPULARITAS atau TAKUT KEPADA TUHAN?


Katandan ba’tu Ungkataku’ Puang?

Membuat panggung untuk mencari popularitas sepertinya


semakin marak dalam kehidupan manusia dewasa ini. Mungkin
karena media sudah mudah diakses dan siapapun dapat
mengaktualisasikan diri dengan mempersaksikan hidup kita kepada
banyak orang? Entahlah! Lalu ketika apa yang ditampilkan mendapat
pujian atau sanjungan dari banyak orang, maka secara otomatis kita
merasa bangga dengan sanjungan itu. Hal tersebut merupakan cobaan
yang harus diwaspadai. Karena, ia sangat berpotensi untuk
menggiring kita menonjolkan diri dan bahkan dapat membuat kita
arogan serta selalu merasa yang paling hebat dibanding orang lain.
Pemazmur mengingatkan bahwa seorang pemimpin yang
mengandalkan kekuasaan yang ada pada dirinya sebesar apapun
kekuasaannya tidak akan mampu menyelamatkannya. Para pahlawan
dalam peperangan yang hanya mengandalkan kekuatan dan peralatan

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya18


perang tidak akan bertahan lama dari kekuatan musuh, serta untuk
semua harapan terhadap hal seperti itu sia-sia belaka.
Dalam tradisi Yahudi diaspora Spanyol, Mazmur 33 selalu
dibacakan dalam doa pribadi saat memulai hari baru dan
dimazmurkan dengan semangat. Mazmur ini mengajarkan untuk
memulai hari dengan keyakinan bahwa kekuatan kita hanya
bersumber dari Tuhan, dan pertolongan itu hanya bagi orang-orang
yang takut, dan senantiasa berharap kasih setia-Nya (ay. 18). Karena
itu, jangan sekali-kali bersandar pada kemampuan sendiri atau
apapun yang dipandang hebat oleh manusia. Tidak perlu mencari
popularitas agar kita mendapat pujian dan sanjungan manusia.
Takutlah kepada-ya dan bersandarlah terhadap kedaulatan kuasa-
Nya, maka dengan demikian mata Tuhan akan selalu tertuju
kepadamu. Amin.
Jumat, 17 Mei 2024
Ayub 37:1-13

KUASANYA DAHSYAT
Kalle-kallean tu kuasan-Na

Sesuatu yang mungkin sangat sulit untuk dilakukan adalah


menceritakan kemahakuasaan Allah ketika kita sedang mengalami
penderitaan. Namun, tidak dengan Ayub. Ia dikenal dengan
ketegarannya dalam mengalami penderitaan. Pertanyaannya,
mengapa orang saleh seperti ia mengalami penderitaan berat dalam
waktu yang cukup lama, dan juga mengapa ia terus setia bertahan
dalam imannya kepada Tuhan?
Elihu, sahabat Ayub, mengajaknya untuk terus menyaksikan
kedahsyatan kuasa Tuhan yang dinyatakan-Nya kepada seluruh
ciptaan. Kuasa Allah adalah kuasa yang menjangkau seluruh ciptaan
dan tidak satupun yang luput dari kekuasaan-Nya. Kemampuan dan
pengetahuan manusia tidak akan dapat menjangkau pengetahuan
Allah. Hal itulah yang membuat Ayub tetap bertahan pada prinsip
imannya untuk tetap setia percaya kepada Tuhan. Penderitaan yang
dialaminya tidak membuat imannya menjadi surut, tetapi justru
semakin mengokohkan sikapnya untuk memilih tetap percaya kepada
Tuhan walaupun istrinya dan teman-temannya berusaha
membujuknya meninggalkan Tuhan.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya19


Harold Khusner, penulis buku Derita Kutuk atau Rahmat
mengatakan bahwa di hadapan penderitaan yang menimpa kita, alih-
alih mencari mengapa Tuhan tidak membuat dunia ini lebih baik,
sebaiknya kita bertanya bagaimana seharusnya kita menghadapi
semuanya ini. Di hadapan pergumulan dan penderitaan, sosok Ayub
dan percakapan dengan Elihu mengajarakan bahwa kuasa Tuhan
menjangkau setiap sisi keberadaan kita. Tidak ada satu sisi di dunia
ini yang luput dari pandangan-Nya. Karena itu, kesetiaan iman akan
menguatkan sembari melatih kita melihat dengan iman kehadiran
Allah di dalam penderitaan kita. Amin.
Sabtu, 18 Mei 2024
Yohanes 7:37-39

HAUS DI TENGAH PESTA


Ma’rang lan Tanga-tangana Pa‘maruasan

Hari Pondok Daun adalah hari raya selama tujuh minggu yang
mempersembahkan buah pertama penuaian gandum (Kel. 34:22). Di
samping itu, perayaan ini dirayakan untuk mengenang peristiwa
pengembaraan Israel selama 40 tahun di padang gurun dan hanya
tinggal di dalam pondok daun. Pada akhir perayaan tersebut, terdapat
penekanan mengenai kebutuhan hujan untuk menghadapi masa
tanam berikutnya. Ada prosesi unik yang dilakukan, yakni para imam
pergi ke kolam Siloam dan diikuti oleh umat untuk mengisi air ke
dalam bejana kemudian dibawa ke Bait Suci.
Saat mereka dalam perjalanan menuju Bait Allah, Yesus datang
dan berdiri menyerukan kepada mereka bahwa Dialah Sumber air
yang akan memberi hidup kepada mereka (ay. 38). Yesus
menegaskan bahwa Dialah yang mengalirkan air hidup yang tidak
akan pernah berhenti. Air yang bersumber dari Yesus adalah air yang
melegakan mereka yang haus.
Tidak sedikit orang mengalami kehausan dalam banyak hal;
kedudukan, kekuasaan, dan harta. Ingat! Orang yang tidak percaya
akan selalu haus terhadap keinginannya dan tidak pernah akan
menjadi puas. Hanya di dalam Yesus kita akan mendapatkan
kelegaan. Mungkin juga ada orang yang rohaninya tidak pernah puas
sehingga tidak menetap dalam sebuah kepercayaan (agama). Hal ini
juga karena disebabkan oleh keinginan hati (kepuasan lahiriah).

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya20


Kepuasan lahiriah tidak akan pernah terpenuhi tanpa kepuasan
rohani. Untuk itu, bagi orang percaya adalah merawat iman kepada
Kristus. “Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai
perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk
memuaskan keinginannya“ (Rm. 13:14). Percayalah dengan sungguh
kepada Yesus sebagai sumber air hidup. Amin.
Minggu, 19 Mei 2024
Yoel 2:28-29

ROH-KU AKAN KUCURAHKAN JUGA


La Kubongsoran tu Penaangku

Sebuah kisah viral tahun 2021, Jamal Hinton yang berkulit hitam
tiba-tiba diundang makan malam bersama keluarga Wanda Dench
(kulit putih). Undangan tersebut awalnya ditujukan kepada cucu
Dench, namun cucunya sudah mengganti nomor HP, akhirnya pesan
undangan tersebut nyasar ke Hinton. Namun setelah dikonfirmasi,
Hinton tetap diajak untuk ikut makan bersama keluarga Dench.
Kekerabatan dan makan bersama ini masih tetap berlangsung sampai
sekarang, tanpa batas golongan dan kelompok sosial.
Yoel menyampaikan nubuat tentang pencurahan Roh-Nya “atas
semua manusia.” Nubuat tersebut adalah janji yang luar biasa, karena
sebelumnya Roh Kudus hanya dicurahkan kepada kaum tertentu,
yakni para nabi dan pemimpin Israel saja. Dalam Perjanjian Baru,
janji ini dipenuhi pada peristiwa Pentakosta, ketika Roh Kudus turun
atas semua pengikut Yesus, maka dimulailah era baru. Allah bicara
tentang janji-Nya untuk menumpahkan Roh-Nya atas semua orang.
“…Aku akan mencurahkan Roh-Ku atas semua orang,” katanya.
Janji tersebut melampaui batas golongan, bukan hanya untuk orang
tertentu. Allah tidak mempertimbangkan ras, status sosial, atau
keturunan kita. Tiap orang memiliki akses kepada Allah. Karena,
Roh Allah sendiri yang akan memandu dan membantu tiap insan
mampu melewati kesulitan. Ia menolong kita hidup yang penuh
dengan keterbatasan.
Nubuat tersebut adalah janji yang penuh harapan bagi kita
semua. Roh Kudus yang sama yang dicurahkan pada hari Pentakosta
masih tersedia bagi kita hari ini. Ia memberi kita kuasa untuk hidup

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya21


dalam ketaatan kepada Allah, melayani Dia dengan penuh kasih, dan
menjadi saksi-Nya di dunia. Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya22


Senin, 20 Mei 2024
1 Korintus 12:4-11
MINTU’NA NAATO’ TU PENAA MISA’
Semuanya Dikerjakan Oleh Roh Yang Satu

Mangkamo nasorongan Puang tu kapaissanan lako mintu’


taunNa, tu dipa’pasusi diona mintu’ lesoan kale. Naala panganderan
rasulu’ Paulus tu patunna simisa’-misa’ lesoan, kumua tae’vang
misa’ tu lesoan kale la losong anna lesoan kale senga’ bellan pantan
den nasang patunna sia pada nasang angga’na. Susi dukamoto lan
kombongan, kumua mintu’ tau pantan dennasangmo serongna diona
pa’kamase mempenaa ludiomai Penaa Masallo’ tu pantan umpopatu
patunna situru’ pa’kamase tu diseronganni.
Susinnamo tudikua den pira-pira tau diben kapaissanan diona
umbengan pa’pangadaran, na den duka tu tau matipa untundui to
senga’ lan pengkarangan, den tu diben kakinaan umpokadai tu lana
pomelona to buda, den duka tu manarang undampi to lan
kamalamman batang kale. Mintu’ te pa’kamase iate na sorongan
Puang dikua na samatoto’-toto’na tu kasipulunganna to ma’patongan.
Iamoto anta sipatu la manassa kumua tae’ ia tau la’bi losong anna
tosenga’ belanna ia tu ma’rupa-rupa uluanna pa’kamase pada nasang
angga’na sia pantan dennasang pempatuanna, kitari torro tolino
nenne’ ussukaranni kumua den bitti’ sia kapua, den sidi’ sia buda,
den tu mandu keangga’ na yatu senga’na.
Sipatu la tontong dipamanassa tu kasianggaran lako padanta
ondongpi tu kita disa’bu’ to sangdunduan pindan, to sangirusan gori-
gori lan kombongan sallo’Na Puang. Ia tu pa’kamase dio kaleta da’na
mendadi kamadaoan penaa sangadinna ladiangkaran lan
kasianggaran sia kasikamayan sisola padanta. Rongko’ moki’ anna
kamaseanki’ Puang pa’kamase anna dipake umpana’ta’ kasiulangan
matoto’ sisola padanta, belanna misa’ri dinai mella’ka’ iamo tu
sangbatang kale lan Kristus. Amin.

Selasa, 21 Mei 2024


1 Korintus 12:12-27
BANYAK ANGGOTA, TETAPI TUBUH HANYA SATU
Buda ia tu lesoan kale, apa misa’ri kale
GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya23
Salam Paulus kepada jemaat dalam 1 Korintus 12:15-20
menceritakan kisah menarik tentang peran penting setiap anggota
gereja dalam tubuh Kristus. Ia menjelaskan bahwa, meskipun
bentuknya berbeda, setiap bagian tubuh sama-sama penting dengan
menggunakan perumpamaan tubuh manusia.
Misalnya, tangan tidak bisa berkata kepada kaki, “aku tidak
membutuhkanmu!” begitu juga setiap anggota gereja tidak boleh
merasa lebih rendah atau lebih tinggi dari orang lain. Setiap peran-
peran yang berbeda dalam tubuh gereja memiliki tujuan tertentu yang
telah ditetapkan oleh Tuhan, dan tidak ada yang dapat dianggap tidak
penting.
Kita sering merasa tertekan untuk menjadi yang terbaik di dunia
yang sangat kompetitif. Bagaimanapun, Paulus menegaskan bahwa
keragaman adalah kekuatan, bukan kelemahan. Kita harus belajar
menghargai setiap bakat dan karunia yang Tuhan berikan kepada
setiap orang yang tinggal di gereja. Penting bagi tiap anggota gereja
untuk memahami bahwa perbedaan yang ada merupakan gambaran
satu tubuh Kristus. Konsekuensinya, kita tidak mungkin hidup
sendiri, tetapi kita butuh orang lain. Tubuh tidak dapat berfungsi
tanpa salah satunya.
Marilah berhenti bersikap bersaing dan membandingkan diri kita
dengan orang lain; sebaliknya, berusahalah untuk saling mendukung,
menghargai, dan memperkuat satu sama lain dalam membangun
gereja Kristus. Marilah merayakan keanekaragaman talenta dalam
gereja dan mengakui bahwa setiap anggota memiliki peran penting
dalam melaksanakan misi duniawi Allah. Dengan demikian, kita
akan berfungsi sebagai saksi yang menghasilkan buah demi kasih
Kristus bagi dunia. Amin.
Rabu, 22 Mei 2024
Yeheskiel 37:1-14

SUPAYA KAMU HIDUP KEMBALI


Dikua ammi Tuo Sule

Pada tahun 2015, kisah Sean O’Brien yang dikenal the Dancing
Man, menjadi viral di media sosial Los Angeles. O’Brien yang
bertubuh sangat gemuk mengalami peristiwa buruk, karena menjadi
target perundungan (bully) dan intimidasi di media sosial. Di sisi
GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya24
lain, ada warganet yang iba dan tersentuh, lantas mengubah
cemoohan menjadi kekaguman.
Yehezkiel menceritakan pengalamannya di lembah tulang kering.
Ia melihat tanah yang penuh dengan tulang-tulang kering, sebagai
simbol kematian dan keputusasaan. Pengalaman itu sekaligus
menggambarkan keadaan Israel di pembuangan.
Atas perintah Allah, tulang-tulang itu mulai berkumpul, bertemu
satu sama lain, dan menghasilkan daging dan kulit. Terakhir, roh
datang dari empat penjuru menghidupkan dan menjadikan mereka
prajurit yang kuat dan hidup. Dari sini kita belajar bahwa jika Allah
memberi penglihatan, maka kita dapat mengubah segalanya menjadi
lebih baik.
Di tengah tantangan, frustasi, atau kehampaan dalam hidup kita,
kadang-kadang kita merasa seperti tulang-tulang kering, dicemooh,
dirundung ataupun terintimidasi. Namun demikian, Allah punya
kekuatan untuk menghidupkan kembali apa pun yang telah mati. Ia
mampu memulihkan kembali segala keputusasaan, tidak peduli
seberapa sedih atau kecewa kita. Dia mampu mengubah
keputusasaan menjadi harapan dan mengalahkan kematian menjadi
kehidupan.
Yakinlah, bahwa Allah selalu punya rencana memperbaiki dan
memulihkan kita kembali. Berserulah kepada-Nya, percaya bahwa
Dia akan menghidupkan kembali setiap aspek hidup kita yang telah
mati, dan memberi-Nya semua kemuliaan yang dapat memperbarui
dan menghidupkan kita kembali. Amin.

Kamis, 23 Mei 2024


Roma 8:1-11

KEINGINAN ROH, HIDUP, DAN DAMAI SEJAHTERA


Naparinaa Penaa, katuoan, na Kamarampasan

Pada perikop ini, kita bisa menemukan pesan yang menggugah


hati mengenai kebebasan dan hidup yang sejati dalam Yesus Kristus.
Firman Tuhan ini diawali dengan proklamasi kemerdekaan bagi
mereka yang berada dalam Kristus Yesus. Tidak ada lagi
penghukuman yang mengancam dan menghantui hidup kita, sebab
Kristus telah tuntas membebaskan kita dari belenggu dosa dan maut.
GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya25
Dalam perjalanan hidup ini, setiap pengikut Yesus Kristus
dihadapkan pada beragam pertarungan kehidupan iman. Pada satu
aspek, kita berjuang antara keinginan daging kita dan kehendak Roh.
Serempak dengan itu, kita pun bertarung dengan dosa dan kebenaran.
Terhadap perjuangan itu, kita hanya bisa menemukan jawaban dalam
Yesus Kristus.
Dalam Dia, kita tidak hidup menurut keinginan daging, tetapi
sebaliknya kita tunduk dan taat menurut kehendak Roh Kudus.
Keinginan daging membawa maut, sementara keinginan Roh
membawa hidup dan damai sejahtera. Tubuh kita mungkin bisa mati
karena dosa, tetapi di dalam Yesus Kristus kita pasti beroleh hidup
kekal oleh pembenaran. Roh yang membangkitkan Yesus dari
kematian juga akan menghidupkan tubuh kita yang fana menjadi
tubuh kekal. Jadi, sesungguhnya kita adalah orang berhutang, bukan
kepada daging, tetapi kepada Roh.
Karena itu, kita semua yang dipimpin oleh Roh Allah adalah
anak-anak Allah. Roh Kudus yang kita terima menjadikan kita anak-
Nya. Roh Kudus menolong dan memberi kita hidup yang sejati,
membawa kita kepada kehidupan dan damai sejahtera. Mari terus
berjalan dalam kebebasan dan kebenaran yang diberikan oleh
Kristus. Amin!

Jumat, 24 Mei 2024


Mazmur 29:1-11

PUJILAH KEAGUNGAN DAN KUASA-NYA


Pudimi tu Kamala’biran kuasanNa Puang

Bayangkan suatu saat anda berada di tengah hutan dan tiba-tiba


badai dahsyat melanda. Suara guntur yang menggelegar dan angin
yang bertiup kencang dapat membuat anda merasa kecil dan tak
berdaya. Namun, di tengah kekacauan itu, anda teringat bahwa
Tuhan yang mengendalikan alam semesta. Lantas anda berubah
terkagum luar biasa, bahwa Dia adalah Raja yang kekal, dan
berkuasa memegang kendali atas segala sesuatu.
Pemazmur menggambarkan suara Tuhan yang menenangkan laut
yang bergelora dan mendatangkan ketenangan di padang gurun,

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya26


kehadiran Tuhan membawa sukacita dan kehidupan, bahkan di
tempat-tempat yang tandus dan terpencil. Kekuatan Tuhan tak hanya
menggetarkan alam, tetapi juga mendatangkan kedamaian. Suara
guntur yang menggelegar digambarkan sebagai nyanyian pujian alam
semesta kepada Sang Penguasa. Kekuatannya yang tak tertandingi
terpancar dari gemuruh badai yang menggetarkan gunung-gunung
dan membelah pohon-pohon yang kokoh.
Sebagai Raja yang kekal dan berkuasa atas segala ciptaan, kita
diingatkan akan keadilan-Nya yang tulus. Allah memerintah dengan
keadilan dan memberikan kekuatan kepada umat-Nya. Di tengah-
tengah badai dan badai kehidupan, kita dapat mengandalkan-Nya
sebagai benteng perlindungan yang kokoh.
Pemazmur mengajak kita merenungkan ragam fenomena alam
sebagai bukti keagungan Sang Pencipta. Jika alam dipersonifikasi
memuji dan menyembah Tuhan Allah, maka manusia pun sebagai
ciptaan-Nya sepantasnya mengakui dan merayakan keagungan Tuhan
dalam hidup kita; patut bersujud di hadapan-Nya dan memuji
kebesaran-Nya. Andalkan kekuatan-Nya, dan hiduplah dalam
pengharapan akan kasih-Nya yang tak tergoyahkan. Amin.
Sabtu, 25 Mei 2024
Yohanes 15:26-27
IA AKAN MEMBERI KESAKSIAN TENTANG AKU
Iamo la ungkatottongi diona Aku
Pengalaman yang umum dirasakan mahasiswa tingkat akhir
adalah perasaan saat hendak menghadapi ujian berat. Namun, meski
kekuatiran, tekanan, kecemasan mungkin menghantui, banyak juga
mahasiswa yang tetap tenang dan percaya bahwa Roh Kudus akan
memberi pengertian dan kekuatan menyelesaikan tugas akhir. Saat
ujian dilalui dengan keberanian dan ketulusan, hal itu kemudian
berubah menjadi kesaksian hidup tentang kuasa Roh Kudus yang
bekerja memberi ketenangan serta menuntunnya.
Injil Yohanes menunjukkan bahwa Yesus sendiri menekankan
tentang pentingnya peran Roh Kudus dalam kehidupan kita sebagai
pengikut-Nya. Sebab itu, Yesus menjanjikan kedatangan Roh Kudus
yang hendak bersaksi tentang Dia.
Setiap pengikut Yesus Kristus, perlu memahami bahwa Roh
Kudus bukanlah kekuatan yang abstrak atau jauh dari kita. Akan

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya27


tetapi, Dia adalah Pribadi yang hadir dalam hidup kita, memberi
bimbingan, kekuatan, dan pengertian atas Firman Allah. Roh Kudus
sendiri yang membantu kita untuk mengetahui kehendak Bapa dan
menerima kebenaran tentang Yesus serta menguatkan iman kita.
Dalam kehidupan sehari-hari, peran Roh Kudus seringkali
tercermin dalam kesaksian hidup kita. Ketika kita menyatakan kasih
dan senantiasa bersukacita, ketika kita bersaksi tentang damai
sejahtera, sabar, murah hati, setia, maka kuasa Yesus dalam hidup
kita. Roh Kudus sendiri yang memampukan setiap orang untuk hidup
jujur, menguasai diri dan penuh kasih; hal itu adalah bukti nyata
kehadiran Roh Kudus dalam diri kita.
Teruslah membuka hati dan menerima karya Roh Kudus dalam
hidup kita, sehingga kita menjadi saksi-saksi yang berbuah bagi kasih
dan kuasa Yesus di dunia ini. Amin.
Minggu, 26 Mei 2024
Bilangan 9:15-23

TIANG AWAN SEBAGAI TANDA


Lentong Gaun Na Potanda

Terkadang dalam pergumulan yang dihadapi, seseorang dengan


begitu gampang meragukan atau menyangsikan pemeliharaan atau
keberpihakan Tuhan Allah atas hidupnya. Beban kuat yang
menghimpit, kesukaran yang menekan berat kerap mengacaukan
jalan pikiran dan hati, sampai-sampai meragukan bahkan tidak
percaya pada kehadiran Allah.
Perjalanan bangsa Israel dari Mesir ke negeri perjanjian kerapkali
dipenuhi kesukaran. Kesukaran tersebut menjadi alasan bagi mereka
untuk bersungut-sungut dan menyalahkan Musa serta Harun. Tidak
jarang juga mereka melawan terhadap rencana Allah atas hidup
mereka. Terhadap hal yang demikian, Allah terus menyatakan
hadirNya di tengah gumul juang Israel yang tidak mudah dan kerap
diwarnai sungut-sungut. Salah satu wujud hadir Allah dalam
perjalanan mereka adalah tiang awan yang menaungi mereka. Awan
menjadi panduan bagi Musa dan umat Israel, apakah mereka dapat
melanjutkan perjalanan ataukah istirahat di tempat awan itu berhenti.
Saat awan itu bergerak naik, maka itu pertanda Tuhan meminta
mereka untuk berangkat, melanjutkan perjalanan. Saat awan itu
GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya28
berdiam di atas Kemah Suci, mereka akan menetap sementara di
tempat itu dan melaksanakan peribadahan kepada Tuhan.
Hidup kita juga tidaklah luput dari pasang surut suka dan duka,
kegembiraan dan kesesakan, atau manis dan pahit. Namun, firman
Tuhan mengingatkan untuk tidak pernah ragu pada kesetiaan Tuhan
dalam menuntun dan memelihara hidup umat-Nya, seperti tiang awan
yang selalu ada bagi Israel. Imani dan kenalilah setiap tanda dari-Nya
yang menjadi penuntun langkah kehidupan. Amin.

Senin, 27 Mei 2024


Pa’pudian 20:1-10

IA UMPEBALII
Tuhan Memberi Jawab

Buda pekutana ma’din bu’tu lan penaanta diona apa tu bu’tu lan
lingkanna katuoan tu marassan dipatengka. Sala misa’ pekuta tu
nenne’ bang bu’tu: manassa raka ma’dioren tu Puang sia sadia raka
tu Puang metundui sia umpasakkeki’ lan lingkannna te katuoan?
Mendadi kapessa’bianna Daud lako Puang tonna untingayoi
ualianna lan kasirarian kumua manassa Puang Matua
ungkamaseanni kapataloan diomai ualinna. Tenmito tu diona mintu’
tu apa dio kalena susinnamo kaditokkoanna mendadi datunna Israel
sia ma’rupa-rupa parea dio kalena, mintu’na to belanna buanna
kapassatuan lako Puang Matua. ”Totemo kukanassaimo kumua
Naba'gi kapataloan PUANG tu to Natokko, Ia umpebalii lan mai
suruga, inan kabusunganNa tete dio kamatotoran lima kananNa
tu merampanan. Den tu tau ussattuan kareta, sia den ussattuan
darang, apa iatu kita ussattuangki' sanganNa PUANG
Kapenombanta” (ay.7,8).
Massa tangballe tu Puang lako to nakaboroi’,lako minda-minda
tu tontong massattuan lako kalena. Manassa maparrang temai a’gan
lino mukkunbang disirarian. Buda temai kamaduangan lino
moraibang umpungoki’ sia inang nenne’ki’ tu sumarro belanna
kamaparranganna lamorai ussanggang katuoanta. Pa’tuladanan
kapatongananna Daud umpamatoto’ki’ kumua ia tu Puan tae’ anna
ma’pakappa lako to tontong mengkaola lako kalena. Ia ke
sumarroki’, melo ke sumarro lakoki’ Puang belanna diorimai kaleNa

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya29


tu katilendokan. Ta tontongmo ungkatappai’ kumua kita tu to
nakaboroi’ tae’ annala ussa’bianganki’ lana palinda’ temai ualinta.
KuasanNa iamo la umbangunanki’ ke tobangki’ belanna ualinta. Ta
tontongmo makaritutu massatuan lako kaleNa.Amin.

Selasa, 28 Mei 2024


Keluaran 25:1-22

AKU AKAN BERTEMU DENGANMU


La Kusitammuangko

Untuk sesuatu yang penting bagi dua pihak yang berhubungan,


mereka dapat membuat kesepakatan tentang waktu dan tempat untuk
bertemu. Keduanya akan tawar menawar untuk menentukan waktu
dan tempat untuk membangun percakapan yang lebih mendalam dan
seksama.
Kepada Musa, Tuhan berjanji akan bertemu dengannya ketika
Kemah Suci dan Tabut Pendamaian telah dibuat detail berdasarkan
penyampaian Tuhan. Ia akan menyatakan diri dan tidak hanya
menyampaikan Firman-Nya, ketetapan-Nya, dan hukum-hukum-Nya,
tetapi juga menjadi kesempatan bagi Musa atas nama umat Allah
menyampaikan doa dan harapan. Kemah Suci dan Tabut Perjanjian
yang terbuat dari persembahan-persembahan terbaik semua yang
terlibat, tentulah menyenangkan hati Allah dan membuat-Nya
berkenan hadir di dalamnya. Taurat pun diletakkan pula di dalamnya
untuk selalu menjadi pedoman bagi perjalanan hidup umat Israel.
Perjumpaan dengan Allah tidak saja menjadi penanda perkenan
kehadiran Allah, tetapi juga menjadi membangkitkan harapan yang
sungguh tentang kasih, keadilan, kuasa, dan kebenaran-Nya, serta
tentang kepastian keselamatan dalam menempuh perjalanan yang
tidak mudah.
Perjalanan hidup yang kita tempuh dapat berliku dan berat.
Perjumpaan dengan Allah dalam kehidupan baik secara pribadi pun
sebagai komunitas umat akan selalu menghadirkan energi kehidupan
yang kokoh, yang selalu menyatakan pengharapan yang teguh dan
keyakinan yang tak tergoyahkan. Kehadiran Allah dengan kuasa,
kasih, dan firman-Nya akan senantiasa menyertai Langkah hidup
kita. Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya30


Rabu, 29 Mei 2024
Markus 4:21-25

PERHATIKAN APA YANG KAMU DENGAR!


Pemarangai tu apa Murangi!

Telinga adalah organ tubuh yang berfungis menerima suara dan


meneruskannya kepada otak kita. Akan tetapi, perhatian atau fokus
seseorang merupakan faktor penting agar informasi yang masuk ke
telinga kita tersimpan di benak. Karena itu, tanpa perhatian,
informasi hanya akan ”masuk telinga kanan, keluar telinga kiri.”
Ungkapan tersebut bermakna apa yang didengar tidak disimak
dengan baik.
Pada suatu momen di tepi danau, Yesus menyampaikan
pengajaran dalam berbagai perumpamaan kepada banyak orang yang
datang mencari-Nya. Ada perumpamaan tentang penabur yang
benihnya jatuh di berbagai dan tumbuh dalam kondisi yang berbeda.
Demikian pula dengan pelita yang harus menerangi gelap dan serta
ukuran dalam menilai sesuatu atau seseorang. Dalam pengajaran-
Nya, Yesus selalu menekankan supaya mereka mendengar dan
sungguh-sungguh mendengar. Ia menginginkan agar pengajaran-Nya
disimak dengan sungguh serta ditanamkan dalam hati dan pikiran.
Semua pengajaran tersebut seharusnya menjadi pedoman menjalani
agar hidup jadi berarti dan berkenan kepada Allah.
Dewasa ini, penting bagi kita untuk memerhatikan setiap hal
yang didengarkan.Kita perlu menyimak dan menganilisis dengan
seksama segala bentuk informasi dan ajaran yang bererdar.
Kecenderungan kita ialah meneruskan sesuatu yang sudah kita simak.
Jangan sampai kita kita menjadi pemberita kebohongan atau hoax
bahkan ajaran sesat. Justru kitalah pemberita kebaikan dan ajaran
yang benar. Intinya, Yesus Kristus menginginkan kita
memaksimalkan fungsi pendengaran kita untuk memahami dan
meneruskan apa yang Tuhan kenan dalam hidup kita. Amin.
Kamis, 30 Mei 2024
Kisah Para Rasul 25:1-12

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya31


MEMBELA DIRI
Umpembuloi kale

Pada sebuah proses peradilan, terdakwa selalu diberikan


kesempatan untuk memberi pembelaan diri atas tuduhan yang
dialamatkan kepadanya. Hal tersebut bertujuan supaya seseorang
tidak mendapat perlakuan semena-mena atas dakwaan yang belum
teruji kebenarannya. Hal itu merupakan hak tiap orang yang berada
dalam situasi tersebut.
Demikian pula saat Paulus dibawa ke hadapan Festus. Imam-
imam kepala dan orang Yahudi yang datang dengan segala tuduhan
yang diarahkan kepadanya, memberi pembelaan diri terhadap semua
tuduhan yang ditujukan padanya. Paulus dengan tegas mengatakan
aku sedikit pun tidak bersalah, baik terhadap Hukum Taurat orang
Yahudi, Bait Allah, ataupun terhadap Kaisar. Ia pun dengan tegas
mengatakan bahwa ia siap mati jika semua yang dituduhkan
kepadanya benar. Tuduhan-tuduhan tersebut terkait dengan
kelompok Nasrani yang lahir dari pengajaran Paulus (lih. 24:5,14).
Demi apa yang diimani sebagai sebuah kebenaran, Paulus tidak
gentar sekalipun terhadap ancaman, hasutan bahkan terhadap praktik
peradilan yang tidak adil sekalipun. Baginya, iman pengajarannya
tentang kebenaran Allah dalam Yesus Kristus sebagai kegenapan
Taurat merupakan sesuatu yang mutlak untuk dipertahankan dan
pertanggungjawabkan kepada siapapun yang menentangnya.
Lalu bagaimana dengan kita? Untuk setiap kebenaran, khususnya
mengenai iman kepada Kristus adalah sesuatu yang harus kita
nyatakan walaupun kadang kita harus menanggung resiko. Tetapi
ingat bahwa dalam situasi semacam itu, hikmat dan kekuatan dari
Tuhan akan selalu melingkupi kita. Amin.

Jumat, 31 Mei 2024


Mazmur 139:13-18

AJAIB APA YANG KAU BUAT


Memangngan tu Mintu’ PenggauramMi

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya32


Banyak orang begitu bangga dengan apa yang melekat pada
dirinya. Orang bisa menilai dirinya berparas elok, berwajah rupawan,
pandai, pintar, dlsb. Namun, terkadang juga orang merasa tidak puas
dengan apa yang ada pada dirinya: kurang cantik, kurang percaya
diri, dlsb. Baik orang yang bangga maupun pesimis atas dirinya dapat
membuat mereka melupakan tentang pribadi yang berdaulat atas
hidup setiap pribadi. Ketidaksadaran diri tentang kedaulatan Allah
atas setiap orang, kerapkali membuat seorang memperlakukan
dirinya dengan tidak benar dan bertanggungjawab.
Bagi pemazmur, bagaimanapun kondisi diri dan hidupnya, ia
meyakini bahwa Allah saja yang telah menenun setiap orang itu
menurut kuasa dan rancanganNya. Dan, bagi-Nya proses
terbentuknya seseorang, kelahiran, dan jalan hidup adalah hal yang
rumit untuk diselami sebab begitu ajaib dan tak terselami. Penciptaan
seorang manusia menurut gambaran dan rancangan Allah adalah
sesuatu yang begitu luar biasa dan yang mestinya senantiasa diingat
dan disyukuri. Semakin seseorang menyelami bagaimana ia dibentuk
dan diciptakan oleh Allah, semestinya semakin membuat kita
semakin merendahkan diri dan mengakui Allah. Kesadaran
melahirkan sikap bersyukur dan memuliakan Allah dalam hidup.
Jika sudah menginsafi bahwa kitapun telah dibentuk dengan
begitu heran, ajaib, dan dahsyat oleh Allah, maka sikap yang benar
ialah memuliakan Allah dengan diri dan hidup kita. Bukan
mencemarkannya dengan hawa nafsu dan keinginan daging yang
semu serta mengimani ada maksud dibalik lahirnya kita dalam dunia
ini. Amin.

Sabtu, 1 Juni 2024


1 Samuel 2:1-10

HATIKU BERGEMBIRA
Sende-Sende Penaangku

Saat sesuatu yang sudah lama dinantikan atau diharapkan telah


diperoleh mendatangkan sukacita. Ibarat mimpi yang menjadi
kenyataan, ibarat doa yang terjawab, demikianlah suasana hati Hana,
istri Elkana, seorang yang bertahun-tahun bergumul untuk sebuah
GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya33
harapan beroleh anak dari kandungannya. Ia menjalani masa-masa
yang sulit karena cemooh dari Penina, istri pertama Elkana. Hana
merasa Tuhan telah menutup kandungannya dan membiarkan dirinya
dalam kesedihan berkepanjangan.
Getirnya hidup, sakit hati, dan tangisan telah membawa Hana
yang terluka datang ke rumah Tuhan dengan doa dalam pengharapan
kiranya Tuhan berkenan menjawab dan mengubah gumulnya menjadi
kegembiraan. Semuanya itu tidak sia-sia karena telah menjadi sebuah
kenyataan. Hana yang terluka menjadi perempuan yang berbahagia,
dia yang bercucuran air mata derita kini menangis. Mendapatkan apa
yang dirindukannya dalam hidup rumah tangganya telah
membuatnya bersukacita dan memiliki hati yang berlimpah gembira.
Ia percaya Allah berdaulat atas hidup dan mati seseorang, serta
berdaulat merendahkan. dan meninggikan seseorang, dan melindungi
langkah orang-orang yang dikasihi-Nya.
Ada banyak gumul hidup yang dapat membuat kita menjadi
orang-orang terluka dan pesimis menjalani hidup. Keteguhan doa dan
harap seperti Hana menjadi pendorong bagi kita untuk percaya pada
kedaulatan Allah yang dapat menjadikan hati kita senantiasa
bergembira. Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya34


Minggu, 2 Juni 2024
Mazmur 99:1-9

BERANI BERBEDA
Barani Tangturu’

Perikop ini berisi kekaguman pemazmur yang lahir dari


pengalaman dan pengenalannya kepada Allah. Kekaguman itu
didasarkan pada keyakinan bahwa Ia penegak kebenaran, maha
besar, maha kuasa, maha adil, dan penuh kasih. Seluruh pengalaman
tersebut membuatnya menyimpulkan bahwa Allah itu Raja yang
kudus. Kekudusan seperti apa yang dimaksudkan oleh pemazmur?
Pengakuan kekudusan Allah yang terbagi rapi di dalam tiga ayat
(ay. 3, 5, &9) amat penting. Pengakuan yang diulang sebanyak tiga
kali biasa disebut trisagion. Hal itu menandaskan kekudusan Allah
yang teramat tinggi. Kata kudus yang dipakai dalam 3 ayat tersebut
berasal dari kata Ibrani qadosh yang dapat diartikan “berbeda dari
yang lain”. Pemazmur ingin menekankan bahwa Allah yang dipuji
dan dipuja olehnya adalah Allah yang berbeda dengan allah
sesembahan bangsa lain. Ia merupakan Allah yang “mampu
menggetarkan bumi” dalam arti menguasai seluruh yang tercipta.
“Zaman edan (gila)” merupakan istilah yang seringkali
digunakan untuk menggambarkan keadaan zaman sekarang.
Kehidupan orang-orang terkadang sulit terkontrol dan kadang
berlaku di luar, dampak dari perkembangan zaman. Korupsi menjadi
kebiasaan para penguasa, seks diluar nikah banyak merebak di
kalangan remaja/pemuda, ketidakadilan di mana-mana, masalah
sosial dan amoral, kekerasan, dlsb, menjadi tontonan yang tak pernah
tamat. Di tengah-tengah situasi itu, kita sebagai anak-Nya dipanggil
untuk berani berbeda. Berani berbeda bukan berarti menarik diri dari
dunia ini, tetapi tidak ikut-ikutan melakukan kejahatan dan dosa
seperti di atas. Kita dituntut hidup kudus (baca: berbeda), karena
Allah kita kudus. Amin.
Senin 3 Juni 2024
Roma 1:19-29

MEKAALUK TONGAN
Beragama dengan benar

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya35


Inang malesomo lako kita kumua iatu aluk lan nasangmo tu ladi
pomelona sipori katongan. Apa umbattuananni tu ianna to biasanna
disanga yamanna tu male menomba dio pa’mingguan sia sang lindo
susinna. Tae’ra anna sala kumua menomba dio banua kabusungan
iamo salamisa’ dinai umpapayanni tu kasipulungan lan Kristus sisola
kombongan. Apa biasa ia tu kamatutturan male menomba lako banua
kabusungan dinai nenne’ umpasun ulelean ussanga kale la’bi na iatu
to senga’ tu. Iamote tu nasanga John R. W. Stott (teolog), kumua iatu
aluk (agama) sitonganna tae’na dinai undakai tu Puang, apa dinai ri
umpemambelai kale diomai Puang. Na pokadai susito belanna buda
tau unggaraga rapang-rapang dio lu kalena tu butung iamo na
sangamo puang. Biasa duka dinai membuni dikua da’na tiro to
kadakeki’ padanta.
Paulus lan pa’basanta umpamati’tinni napokada lako kombongan
dio Roma nakua moi raka na tandai tu Puang Matua apa tae’ na
bilang Puang Matuai, na ussanga kalena kinaa (ay. 21-22). Nenne’
duka bangmo dadi lan katuoanta tu a’gan susinna. Disangamo inang
kita tu taunNa Puang, apa sitonganna iatu penggauranta tang susi
sitende’na tu passanganNa Puang lako kaleta. Budabangmo dadi sia
ditiro temai apa dipogau’, dikua mukkun dipana’ta’ tomai apa lan
kasaranian apa ia tu mandu dipalosong iamo tu pa’poraian to lino, sia
iamo mandu dipakeangga’ tu kamala’biran lino anna ia tu
kamala’biran-Na Puang Matua.
Iatu Sukaran Alukna Puang Matua iamo la tontong diala sangka’
umpana’ta’I temai mintu’na lan katuoanta. Iadukamoto anna sipatu
dipopengkadiongan tu kaleta lako Puang anna tontong
dipa’pakareban tu katongananNa. Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya36


Selasa, 4 Juni 2024
1 Samuel 2:18-21

KEMURAHAN HATI
Kamasorokan Penaa

Perikop ini merupakan lanjutan kisah Elkana dan Hana (orang


tua Samuel) sekaitan dengan nazar yang telah mereka penuhi. Alih-
alih bersedih karena anak satu-satunya dipersembahkan kepada
Tuhan, mereka justru mendukung pelayanan Samuel dengan
membuatkan jubah kecil tiap tahun kepadanya. Jubah yang dipakai
oleh para imam terbuat dari kain lenan begitupun yang diberikan
kepada Samuel. Mengingat kain lenan merupakan kain yang mahal,
maka dapat dikatakan bahwa betapa mereka serius mendukung
pelayanan Samuel.
Lalu mengapa mereka mendukungnya sedemikian? Pada pasal
sebelumnya dijelaskan bahwa Hana adalah seorang yang sangat taat
kepada Tuhan dan sabar menghadapi tekanan kehidupan akibat tidak
memiliki keturunan. Sebab itu, ia bernazar kepada Tuhan dan
memenuhinya. Ketaatan Hana terhadap nazarnya dan dukungan
penuh kepada Samuel merupakan buah dari kemurahan hati Hana
yang penuh dengan keikhlasan. Pada ayat 21, kemurahan hati Hana
diperhatikan oleh Tuhan sehingga dianugerahkan 5 anak. Artinya,
kemurahan hati dikenan oleh Tuhan. Orang yang murah hati akan
memetik buah yang baik.
Kadangkala kehidupan yang penuh tekanan membuat kita takut
bermurah hati. Ketakutan tersebut berujung pada sikap pementingan
diri sendiri, tidak peduli terhadap kehidupan orang lain. Kita
berusaha menggenggam semua hal yang kita dapatkan. Dari Hana
kita belajar bahwa jangan takut bermurah hati, sebab Tuhan tidak
akan membiarkan mereka terus menderita. Selain itu, salah satu
bentuk kemurahan hati yang paling sederhana adalah mendukung
pelayanan dengan sungguh. Sebab, dukungan terhadap pelayanan
tidak akan pernah sia-sia. Tuhan pasti akan terus memerhatikan kita.
Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya37


Rabu, 5 Juni 2024
Yohanes 5:1-9a
MAUKAH ENGKAU SEMBUH?
Morai ko raka Maleke?

“Maukah engkau sembuh?” Pertanyaan tersebut tentu membuat


orang yang sakit merasa kesal. Bagaimana tidak, semua orang yang
sakit pasti merindukan kesembuhan. Pertanyaan yang sama, pernah
dilontarkan Yesus kepada seorang lumpuh yang selama 38 tahun
mengharapkan kesembuhan sehingga bertahan di kolam Betesda.
Kolam tersebut diyakini dapat menyembuhkan penyakit apapun saat
air kolam berguncang. Apa maksud Yesus melontarkan pertanyaan
tersebut padahal tentu Ia tahu si lumpuh butuh kesembuhan?
Melirik kisah ini, tampaknya orang-orang menaruh pengharapan
besar pada objek “kolam penyembuhan”. Keterikatan pengharapan
itu justru membuat orang mementingkan dirinya dalam kompetisi
mendapat kesembuhan. Bayangkanlah betapa sengsaranya si lumpuh
dan orang-orang lain yang mungkin bernasib sama. Mereka
tenggelam dalam keegoisan orang lain. Kehadiran Yesus
menginterupsi pikiran dan kepercayaan si lumpuh pada “rumah
pengasihan” di mana ia tidak pernah mendapat belas kasih. Sang
Penyembuh memberi pemahaman baru bahwa keyakinan dan
pengharapan pada kesembuhan mesti diletakkan pada-Nya.
Pengalaman si lumpuh mungkin menjadi pengalaman kita dalam
situasi yang berbeda. Mungkin ada di antara kita yang telah lama
terbelenggu penderitaan akibat kesalahan masa lalu, dari keluarga,
pasangan hidup, anak-anak, orang tua, rekan kerja, tetangga, dlsb.
Mungkin sudah sangat lama kita telah meminta pemulihan dan
kesembuhan dan merasa sendirian menghadapi penderitaan. Melalui
kisah si lumpuh, kita belajar teguh dalam pengharapan menanti Sang
Penyembuh dan bahwa tidak membiarkanmu sendiri melaluinya.
Pada saat-Nya, Dia akan menyapamu beserta dengan kesembuhan
dari-Nya. Amin.
Kamis, 6 Juni 2024
1 Petrus 4:7-19

SIAP MENDERITA

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya38


Morai Masussa

Konteks pembacaan ini adalah jemaat di Asia Kecil mengalami


penderitaan karena mengikut Kristus. Domitianus adalah kaisar yang
memerintah saat itu. Seluruh orang yang berada dalam
pemerintahannya, diwajibkan untuk menyembahnya. Mereka yang
tidak tunduk akan dihukum. Di samping itu, orang Kristen juga
didiskriminasi oleh penduduk non-Kristen karena kesetiaan mengikut
Kristus. Penderitaan tersebut menjadi bahan olokan bagi mereka. Di
tengah situasi inilah, Petrus menguatkan mereka.
Petrus menguatkan mereka bahwa sekalipun mereka mengalami
penganiayaan dan penderitaan karena Kristus, mereka mesti
berbahagia, karena penderitaan yang mereka alami akan berujung
pada kemualiaan (ay. 13). Selanjutnya Petrus memeringatkan mereka
bahwa sekalipun perlakuan orang lain tidak baik, mereka tetap harus
mengasihi dengan tulus (ay. 8-11a). Sebab, itulah yang akan
membedakan kehidupan pengikut Kristus dari yang lainnya. Dengan
tegas Petrus meyakinkan mereka bahwa jangan heran dengan
penderitaan mereka karena Kristus (ay. 12), sebab itu memang akan
terjadi bagi pengikut-Nya.
Kristus tidak pernah menjamin bahwa kita bebas dari
penderitaan. Sebaliknya, Ia menegaskan bahwa pengikut-Nya
memang akan menyangkal diri dan memikul salib. Namun,
penguatan yang disampaikan Petrus juga relevan bagi kita dalam
menghadapi penderitaan. Kesadaran akan adanya penderitaan dapat
membuat kita siap sekaligus tidak kecewa ketika penderitaan itu kita
alami. Namun, kesadaran bahwa Allah menganugerahkan kita
kekuatan untuk menghadapinya (ay. 11b) dan menyerahkan diri
kepada Pencipta yang setia (ay. 19) juga penting untuk meneguhkan
kita. Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya39


Jumat, 7 Juni 2024
2 Korintus 5:1-5

PAKAIAN LAMA VS PAKAIAN BARU


Tamaan Kale Matua vs Tamaan Kale Ba'ru

Pengalaman dipenjara tentu membuat orang bersedih karena


penderitaan yang dialami, baik penderitaan fisik ataupun psikis.
Menariknya, pengalaman Paulus dipenjara sangat kontras dengan itu.
Jika memperhatikan ayat-ayat terakhir pasal 4, maka pengalaman
penderitaan di dalam penjara yang kejam, justru dinilai Paulus
sebagai penderitaan yang ringan (4:17). Kendati manusia lahiriahnya
semakin merosot, namun ia tidak tawar hati (4:16). Kesaksian
tersebut tentu bukan tanpa alasan.
Alasan Paulus sangat tegar dan teguh menghadapi
penderitaannya ditemukan di dalam bacaan kita. Ternyata, kekuatan
iman seperti itu didapatkannya dari pengharapan terhadap jaminan
hidup kekal yang ia yakini telah disiapkan oleh Allah (ay. 1).
Keluhan terhadap penderitaan adalah bentuk ketaksiapan untuk
menanggalkan pakaian lama, tetapi sekaligus juga ingin mengenakan
pakaian yang baru (kumande garagadi). Artinya, jika tidak ingin
mengeluh, tanggalkanlah pakaian lama. Cara mengikhlaskannya
adalah teguh dalam pengharapan bahwa pakaian yang baru jauh lebih
baik bahkan tak ternilai harganya.
Sikap tidak pernah merasa puas, acapkali membawa manusia
dalam lubang kehancuran. Itu terjadi karena hasrat berlebih mengejar
kepuasan yang membuat manusia menghalalkan segala cara yang
buruk. Bacaan hari ini mengingatkan kita bahwa prioritas kita adalah
“pakaian yang baru” (hidup kekal) yang telah disediakan Allah.
Namun, itu tidak berarti bahwa tinggal dan pasrah. Kita tetap harus
berusaha mengembangkan diri dan kehidupan sebagai anugerah
Allah. Jika hasrat menggenggam pakaian lama lebih penting, maka
sia-sialah pengharapan di dalam Kristus. Amin.

Sabtu, 8 Juni 2024


Lukas 8:4-15
JADILAH TANAH YANG BAIK
Mendadi Padang Malunak
GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya40
Kisah ini berisi perumpamaan tentang seorang penabur. Ayat 4
menyampaikan bahwa ada begitu banyak orang dari berbagai tempat
berkumpul untuk mendengarkan dan berjumpa dengan Yesus.
Kendati demikian, Lukas tidak menceritakan secara detil motivasi
mereka. Tampaknya, alasan mereka mendatangi Yesus memang tidak
dapat diidentifikasi secara jelas. Menariknya, perumpamaan Yesus
relevan dengan kekaburan dan ragam motivasi mereka. Ia menyasar
seluruh pendengarnya saat itu terkait cara mereka menerima Firman
yang disampaikan-Nya.
Perumpamaan tentang seorang penabur sudah lazim bagi kita.
Pada ayat 11-15, dengan sangat jelas Yesus mengurai makna objek
dalam perumpamaan tersebut. Isinya tentang 4 cara berbeda
menerima Firman Allah yang mereka dengar. Di balik perbedaan itu,
ada 1 kesamaan yang menarik. Dari 4 cara tersebut, semuanya
memerlukan proses, entah berujung pada kematian atau pada
kehidupan. Jelaslah bahwa cara keempat, yaitu “mendengar Firman
dan menyimpannya dalam hati” (ay. 15), merupakan cara yang paling
dikehendaki oleh-Nya.
Sulit memastikan siapa yang menerimanya dengan baik Firman
yang ditabur. Meski begitu, terlepas saat ini kita masih “pinggir
jalan”, “tanah berbatu”, atau “semak duri”, tugas kita adalah menjadi
“tanah yang baik” agar “benih” itu dapat bertumbuh dan berbuah.
Memang proses penggarapannya tidak mudah, banyak tantangan
yang dapat mengganggu dan mempersulit prosesnya. Namun,
keberhasilannya pasti akan membawa sukacita. Ingatlah, proses
penggarapan tidak pernah selesai selama kita masih hidup kini dan di
sini. Jangan terlena dan berhenti menggarap agar kita tidak kembali
menjadi semak duri atau tanah berbatu. Tekun dan sabarlah menanti
saat menuai tiba. Selamat mengusahakan tanah yang baik. Amin.
Minggu, 9 Juni 2024
Mazmur 108:1-14

KEPASTIAN HIDUP DALAM TUHAN


Kamassan Katuoan lan Puang Matua

Senandung pujian yang terungkap dari mulut seseorang,


seringkali merupakan respons terhadap sesuatu yang sedang dialami.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya41


Nyanyian sukacita terungkap dari seseorang yang sedang
bersukacita. Demikian pula jika seseorang sedang berduka, lebih
cenderung menyanyikan nyanyian pengharapan atau nyayian
penghiburan yang membuat hati diteguhkan menghadapi
pergumulan.
Mazmur 108 merupakan kombinasi dari Mazmur 57 dan Mazmur
60. Sebagaimana bahwa Mazmur merupakan tanggapan umat dari
waktu ke waktu, maka hal yang lumrah ketika pemazmur
mengungkapkan perasaannya dengan mengutip bagian mazmur
lainnya yang sesuai. Mazmur ini merupakan respons dari seorang
prajurit yang mengalami pertolongan Tuhan dalam peperangan.
Pemazmur meyakini bahwa Tuhan pasti menjawab pergumulannya
dan bahwa kasih setia Tuhan dapat diandalkan (ay. 1-5). Dia
menyakini dan bergantung pada kuasa Tuhan atas segala suku bangsa
yang ada di sekeliling Israel (ay. 6-9). Karena bergantung pada
penyelamatan manusia hanyalah kesia-siaan belaka.
Bila kita dengan sadar meluangkan waktu merenungkan kasih setia
Tuhan, maka hal tersebut akan melahirkan hati yang bersyukur. Hati
yang bersyukur adalah hati yang senantiasa dipenuhi semangat dan
sukacita dari Tuhan. Dalam Ams. 15:13 „Hati yang gembira membuat
muka berseri-seri, tetapi kepedihan hati mematahkan semangat, Ams.17:22
“Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah
mengeringkan tulang“. Hati yang bersyukur melahirkan keteguhan
iman untuk terus berjuang, walau tantangan silih berganti. Karena
kekuatan dan pengharapan kita ialah kepastian akan pertolongan
Tuhan. Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya42


Senin, 10 Juni 2024
Kada Ombo’ Lako Rasulu’ Yohanes 20:1-6
LAN KRISTUS DEN KAPATALOAN
Bersama Kristus Ada Kemenangan
Buda tu a’gan nenne’ urrampoi katuoanna torro to ma’patongan.
Budamo dirangi sia ditiro kumua den tu dipakario-rio, den duka tu
digagai umpogau’ kamenomban, sia den tu dipatei belanna
umpatongan Puang Yesu.
Natiro Yohanes tu naga, ula’ tua, iamotu deata bulituk narante
bassi malaeka’ sangsa’bu taun masainna, napotanda kumua tae’mo
kapataloanna deata bulituk. Mangkato, nadipembuangan rokko posi’
tana lambe’, sia dipalakoi tanda kumua da’ napapusa taunNa Puang
Matua. Deata bulituk tu dipungo sangsa’bu taunna, misa’ duka tanda
kumua attu iato iamo attu masai. Attu iadukato nanii
dipamalimbangun sule tu to dipatei belanna kama’patoganan lako
Kristus anna ma’parenta sisola Kristus sia tae’mo na la unnolai
kamatean ma’penduan ba’tu kamatean masae lako. Apa iatu tau
senga’na tae’pa nadipamalimbangun sae lako ganna’ sangsa’bu
taunna. Disura’ duka kumua la dirampanan sangattu’ tu deata bulituk,
battuananna kumua moi nadirampanan apa tontong digorrisan tu
lalanna. Moi namale umpapusa to ma’patongan apa tae’
kamatotoranna untaloi tu to ussatuan kuasanNa Yesu, belanna
mangkamo tu Puang Yesu untaloi tu deata bulituk.
Lan Yesu dinii unnappa’ kapataloan. Iatu deata bulituk tontong
bang male umpapusa to ma’patongan, apa tae’ kapataloanna
umpapusaki’ ke tontongki tuo la kuasanNa Kristus, sia tae’ pa’belana
ussakkalanganni Kareba Kamasokanan dipa’peissanan. Iamoto tu
mendadi kaparannuanta lan passanan pa’kamayan belanna kuasanNa
Yesu Kristus tu la tontong umpamatoto’ki’. Belanna iatu to tontong
ussatuan kuasanNa Puang Matua manassa toyang diomai kalena tu
perosona deata bulituk. Katuoanna to ma’sattuan lako Yesu tontong
siria kamarampasan sia tuo lan kapataloan. Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya43


Selasa, 11 Juni 2024
1 Samuel 8:1-22

HIDUP DALAM TUNTUNAN HIKMAT TUHAN


Katuoan tu Napanundu’ Kakinaan-Na Puang Matua

Dalam aturan karya ilmiah, meniru dan melakukan copy paste


terhadap pikiran dan tulisan karya orang lain, memiliki aturan dan
batasan tersendiri. Bila tidak mengikuti aturannya, maka hal itu
disebut plagiat. Tindakan tersebut dapat diberi sanksi.
Orang Israel tergoda meniru bangsa lain di sekitarnya, yang
sistem pemeritahannya dipimpin seorang raja. Samuel sebagai hakim
atas bangsa Israel kini telah memasuki umur lanjut, walaupun ia telah
mengangkat anak-anaknya menjadi hakim, kelakuan mereka
mengecewakan karena hidupnya tidak seperti Samuel. Alasan inilah
yang makin memperkuat keinginanan para tua-tua Israel sehingga
menghadap Samuel dan menyusun rencana lain yakni menghendaki
seorang raja, padahal Tuhan-lah raja atas mereka. Hal itu merupakan
bentuk perlawanan kepada Tuhan. Samuel kecewa, ia berdoa, dan
Tuhan memberikan petunjuk kepadanya. Samuel menjelaskan kepada
tua-tua Israel tentang resiko yang mereka akan alami jika mereka
meminta seorang raja. Namun mereka bersikeras dan mendesak
Samuel mengangkat seorang raja, karena mereka berpikir akan lebih
aman jika dipimpin seorang raja. Mereka mengabaikan petunjuk
Tuhan melalui Samuel.
Meniru adalah salah satu sifat manusia. Meniru tidaklah selalu
salah apabila disertai dengan pertimbangan yang matang. Agar kita
memiliki pertimbangan yang baik dibutuhkan kesiapan mendengar
suara Tuhan yang adalah sumber hikmat yang benar. Sikap seperti itu
melahirkan hidup beriman yang benar. Sangatlah penting
mengandalkan hikmat dan petunjuk dari Tuhan dalam melakukan
apapun. Orang yang mengandalkan hikmat Tuhan pastilah akan
dituntun pada jalan yang benar. Amin.
Rabu, 12 Juni 2024
Lukas 11:14-28

KEPENTINGAN
Kaparalluan
GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya44
Kepentingan adalah teman yang abadi. Dmikianlah prinsip yang
sering kita jumpai dalam dunia politik praktis. Hari ini teman,
berubah menjadi lawan, tergantung pada kepentingan. Kalau
kepentingan sama maka koalisi dimungkinkan terjalin.
Belenggu Iblis membuat orang itu menjadi bisu, namun oleh
kuasa Kristus ia dibebaskan sehingga orang itu dapat berbicara
kembali. Namun beberapa orang menuduh bahwa, Yesus mengusir
setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan. Beberapa orang lain
lagi berusaha mencobai Yesus dengan meminta tanda dari sorga.
Sikap Yesus tegas dan jelas bahwa tidak ada kepentingan yang sama
antara Allah dan Iblis, antara kebenaran dan kejahatan, antara yang
kudus dan dosa. Yesus dapat mengusir setan, dan Ia tidak
membutuhkan kuasa lain karena tidak ada kuasa yang melebihi
kuasa-Nya. Yesus telah membuktikan bahwa Iblis tidak bisa
menahan Yesus dalam kerajaan maut. Yesus telah mengalahkan Iblis
dan mengalahkan kerajaan maut melalui kebangkitan-Nya. Yesus
menegaskan bahwa, “Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku, dan
siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan."
Kepentingan kita adalah menjadikan hidup ini berarti. Tujuan
akhir dari pekerjaan Iblis adalah mencerai-beraikan, bahkan
kebinasaan. Di dalam Kristus ada damai sejahtera dan hidup kekal.
Untuk mencapai kepentingan kita maka jelas yang dibutuhkan adalah
hidup dalam persekutan dengan Kristus, sehingga segala upaya Iblis
yang menghacurkan hidup kita dapat diatasi. Bersekutu dengan
Kristus menolong kita terhindar dari kuasa Iblis, maka hidup kita
akan semakin menghasilkan buah yang baik. Amin

Kamis, 13 Juni 2024


1 Samuel 9:15-27

TANGGUNG JAWAB YANG LEBIH BESAR


Passanan tengko tu Mandu Kapua

Ada masa dalam hidup kita yang tanpa terduga, di mana kita
sampai pada situasi yang sebelumnya kita sendiri tidak pernah

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya45


pikirkan. Kita merencanakan sesuatu hal, tetapi jawabannya tidak
seperti yang direncankan di awal.
Saul dikisahkan sebagai seorang memiliki rasa bertanggung
jawab yang besar, itukah sebabnya ia menaati perintah ayahnya
mencari keledai mereka yang hilang. Ia juga seorang muda yang
tampan dan perkasa. Akan tetapi dia seorang yang rendah diri karena
berasal dari kaum yang kecil dari suku Benyamin. Dia tidak pernah
menduga bahwa Tuhan akan mengangkatnya menjadi seorang raja
bagi sebuah bangsa. Cara Tuhan memilihnya sangat unik. Upaya
mencari keledainya yang hilang itu menuntunnya kepada Samuel.
Samuel sendiri tidak tahu siapa yang akan diurapi menjadi raja,
namun Tuhan memberinya petunjuk. Saul belum mengenal Samuel
sebelumnya, ia mencari Samuel bukan karena Samuel sebagai
seorang imam atau nabi, tetapi karena ia membutuhkan seorang
pelihat untuk mengetahui keberadaan keledai ayahnya yang hilang.
Hal ini dapat menunjukkan bahwa pengalaman beragamanya
sangatlah minim. Tuhan berkenan memilihnya dan jalan hidupnya
berbeda seandainya ia tetap taat kepada Tuhandalam panggilan.
Cara Tuhan berkarya memang sering kali tidak terduga oleh
pikiran dan hikmat manusia. Tuhan dapat menggunakan hal-hal kecil
untuk sebuah karya yang besar. Kadang kita merasa lemah, kecil, dan
miskin pengalaman. Merasa tak bisa melakukan apa-apa karena
berbagai kekurangan pada diri kita, namun bila Tuhan mau memakai
kita maka tidak ada yang dapat mengahalangi Tuhan mewujudkan
kehendak-Nya. Satu hal yang penting menjalani panggilan Tuhan
yaitu tetap taat pada petunjuk-Nya. Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya46


Jumat, 14 Juni 2024
Ibrani 11:4-7

IMAN ADALAH ANUGERAH


Iatu Kapatonganan Iamo Misa’ Pa’kamase

Dibalik sesuatu yang disukai, pasti ada usaha untuk memilikinya.


Dorongan rasa suka yang kuat akan menggerakkan seseorang
memaksimalkan upayanya sampai ia mencapai tujuan. Seseorang
tidak akan merasa terbeban untuk membayar mahal akan sesuatu
yang sangat diinginkan.
Habel digerakkan oleh hidup berimannya sehingga ia
mempersembahkan kepada Allah kurban yang lebih baik daripada
Kain. Dalam ketaatan Habel pada kehendak Allah, ia diterima
sebagai orang benar. Walaupun ia telah mati tetapi kepercayaannya
masih menjadi teladan. Demikian halnya dengan Henokh, ia sama
dengan manusia lainnya, ia juga seorang yang berdosa, bahwa ia
tidak mungkin bisa bertatap muka dengan Allah. Namun dituliskan
bahwa ia bergaul dengan Allah karena imannya. Karena dengan
percayanya, dia terangkat ke surga tanpa mengalami kematian.
Begitupula dengan Nuh, karena iman dan ketaatannya kepada Allah,
dorongan itu membuat ia terus bekerja membangun bahtera sebab ia
percaya pada rencana Allah, dan keluarganya pun juga diselamatkan.
Ketiga tokoh tersebut adalah para pahlawan iman sebelum datangnya
masa Hukum Taurat. Mereka tidak goyah karena iman mereka tertuju
kepada Allah.
Iman adalah anugerah dari Allah dan tidak mungkin seseorang
berkenan kepada Allah tanpa iman. Melalui Yesus Kristus kita
memperolah pendamaian, maka beriman kepada Kristus kita
mendapat pembenaran. Iman mendorong kita taat kepada Allah. Kita
memiliki Alkitab yang di dalamnya tertulis tentang janji-janji Allah,
itu terbukti digenapi dalam sejarah. Hal ini juga semakin mendorong
kita untuk menyakini bahwa apa yang Tuhan katakan pasti digenapi,
dan bahwa tidak ada janji-Nya yang batal. Amin.
Sabtu, 15 Juni 2024
Mazmur 20:1-10

DOA UNTUK PEMIMPIN


GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya47
Passambayang Umpatu To Untoe Passanan

Betapa besar tanggung jawab yang diemban seorang pemimpin.


Ia harus memikirkan kemaslahatan orang banyak. Ia harus berpikir
lebih keras, bertindak dengan penuh hikmat dalam setiap
pengambilan keputusan, agar tercipta kedamaian dan kesejahteraan
di tengah orang-orang yang dipimpinnya.
Raja merupakan tokoh sentral, sementara kemenangannya
menjadi perhatian warga negaranya. Meskipun raja Daud sangat
sibuk dan sering bertempur, dia tetap setia melakukan saat teduhnya.
Daud mempunyai banyak pengawal yakni prajurit yang gagah
perkasa, tetapi ia menyakini bahwa rahasia kemenangan adalah
mengandalkan Tuhan, bukan pada banyaknya perlengkapan perang.
Ketika ia datang ke Bait Allah untuk berdoa bersama umat, ia
memanjatkan syafaat memohon pertolongan Tuhan dalam
pertempuran melawan musuh. Daud menyampaikan kurban
persembahannya kepada Tuhan dan ia mendapatkan jaminan bahwa
Allah melindungi dan memeliharanya. Ia mengajak umat Tuhan
mendoakan raja, ia sangat membutuhkan topangan doa dari orang
lain. Ia punya keyakinan bahwa kekuatan yang berasal dari Sion
merupakan kekuatan rohani, jiwa, dan batiniah manusia.
Setiap orang membutuhkan topangan dari orang lain. Topangan
bisa berupa tenaga, pikiran, moril, dan terutama doa. Demikian
halnya bagi setiap orang yang dikaruniai tanggung jawab dari Tuhan
sebagai pemimpin, ia membutuhkan topangan dari orang lain agar
dapat melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik. Akan tetapi,
topangan dari orang lain khususnya doa, tidaklah menggantikan
doanya secara pribadi. Betapa penting seorang pemimpin memiliki
kedekatan dengan Tuhan, supaya setiap tindakannya dituntun oleh
hikmat Tuhan. Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya48


Minggu, 16 Juni 2024
1 Samuel 13:23 – 14:23
BERTINDAK DENGAN IMAN
Lolang lan Kapatonganan
Iman adalah sebuah kata yang sudah terlalu akrab dengan orang
percaya. Bahkan, ia merupakan ungkapan yang dijadikan senjata
ampuh dalam menghadapi situasi-situasi sulit yang kerap
memberatkan. Tak jarang, kita mengatakan, “Hadapilah dengan
iman”. Lalu iman yang bagaimana?
Yonatan bersama hambanya menampilkan sikap yang sungguh-
sungguh bertindak dengan iman saat menghadapi pasukan Filistin. Ia
menyebrang mendekat ke tempat pengawal pasukan orang Filistin
dan mengalahkan kira-kira 20 orang. Kekalahan itu menimbulkan
kegentaran yang dahsyat di kalangan orang Filistin; di kemah
mereka, di medan pertempuran, dan bagi seluruh rakyat, bahkan
dikatakan bumi pun gemetar (ay. 15). Tentulah kemenangan yang
mengguncang itu terjadi karena Tuhan yang bertindak, menyertai,
dan tidak terletak pada keberanian dan kemampuan Yonatan. Ia tidak
bertindak karena nekad atau karena mengandalkan kemampuannya
sendiri, melainkan percaya pada kuasa dan penyertaan Tuhan.
Kemenangan dalam peperangan tidak terletak pada jumlah atau
banyaknya pasukan, melainkan pada Tuhan yang ada dipihaknya. Ia
mengatakan; …sebab bagi Tuhan tidak sukar untuk menolong, entah
banyak orang, entah dengan sedikit orang (ay. 6b).
Kita belajar bagaimana sikap orang yang bertindak dengan iman
saat menghadapi kesulitan dan ancaman. Seringkali ketika
menghadapi situasi sulit yang memberatkan, kita merasa kecil hati,
pesimis untuk dapat melewatinya. Kita lupa bahwa kuasa Tuhan
melebihi segalanya. Sebab itu, yang kita butuh adalah bertindak
dengan iman. Dengan demikian kita akan melihat bagaimana Tuhan
berkarya secara ajaib yang melampaui pikirkan kita. Dia dapat
memakai berbagai cara dan sanggup memakai siapa saja untuk
menolong kita. Amin.
Senin, 17 Juni 2024
Galatia 6: 11 – 18
MASSATTUAN TETE DIO KAYU PEA’TA’

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya49


Bermegah Hanya Dalam Salib
Biasanna, iake denni tu apa naampui tau la’bi na iatu
naampuinna to senga’, la diona eanan, kamanarangan, passanan ba’tu
senga’-senga’na, napolalan massattuan kale, sia untiro madiongan to
senga’.
Ia tu susinnato dadi duka dio kombongan Galatia. Den pira-pira
to sarani-Yahudi umparuku to tangia Yahudi umpogau’ kabiasanna
iamo tu sunna’. Nasanga kumua, tae’pa na sundun tu kasaranian ke
ma’patongan bangri lako Puang Yesu, sangadinna la napogau’dukapi
tu kabiasanna to Yahudi. Apa ia sia na parukui tu tau la umpogau’i,
nakua bangri da’nadipakario-rio diona kayu pea’ta’na Kristus, sia
anna den duka napolalan massattuan diona tau iatomai (ay. 12-13).
Apa napamaleso Paulus lako tau iato mai kumua, apa dennoupa’ da’
angku massattuan, sangadinna ke diona kayu pea’ta’-Na Puangta
Yesu Kristus, ia dukamo bannangnato anna iate lino tia’ta’mo,
namateanmo kaleku sia susi duka kalekuto lako te lino (ay. 14).
Battuananna mintu’na tae’mo patunna belanna mangkamo dia’ta’ sae
lako mate tu Puang Yesu, anta urunganni digente’ panampa ba’ru.
Massattuan tete dio kayu pea’ta’ tangia manna ma’patongan
kumua mangkamo mate tu Yesu tumangna kasalanta. Apa la
tanannungan duka kumua iate lino turu’ dukamo tia’ta’. Tae’mo
nakuasaii lino tu katuoanta, sangadinna Kristus, belanna na
popendadimoki’ panampa ba’ru, susi tu dipokada lan mai 2 Korintus
5: 17: “iamoto iake denni misa’ tau tuo lan Kristus, iamo pa’padadi
ba’ru; iatu mai apa malaun pa’demo; na tonganna dipopendadi
ba’rumo”. Kita tu digente’ anak-Na Puang tete lan Yesu inang tae’
lalan ussattuan a’gan to linonta, sangadinna dio manna Kristus. Tae’
gai’na unnampui eanan sia kamanarangan ke umpogau’bang siapaki’
tu tang situru’ pa’poraianna Kristus. Amin.
Selasa, 18 Juni 2024
1 Samuel 15:10-23
TAAT DAN MENDENGAR TUHAN
Makaritutu Ma’perangi lako Puang
“Taat” adalah kata yang tidak sulit untuk diucapkan, tetapi
kadang sulit untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Karena,
ia kerap terhalang oleh keakuan dan pikiran sendiri. Dengan berbagai
dalih dan argumentasi, kita sering menolak untuk taat hidup pada

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya50


kebenaran firman Tuhan. Seperti yang yang terjadi pada raja Saul
dalam bacaan kita hari ini.
Tuhan memerintahkan raja Saul untuk mengalahkan dan
menumpas orang Amalek tanpa terkecuali dan bahkan semua yang
dimiliki oleh orang Amalekh (ay. 3). Akan tetapi, ia tidak menaati
perintah itu. Ia malah menyelamatkan Agag raja Amalek. Mereka
juga tidak menumpas kambing domba, lembu-lembu yang terbaik,
dan tambun bahkan semua yang berharga, padahal Tuhan telah
memerintahkan untuk menumpas dengan tiada tersisa. Ketika Samuel
menegurnya, ia justru membenarkan perbuatannya dengan dalih dan
alasan yang kedengaran rohani untuk menutupi ketamakannya,
dengan mengatakan, “…... rakyat membiarkan hidup kambing domba
dan lembu yang terbaik untuk dikorbankan kepada Tuhan, Allahmu,
tetapi selebihnya telah kami musnahkan” (ay. 15). Saul tergiur
dengan kekayaan Amalek, hatinya dikuasai ketamakan dan ingin
memuaskan keinginannya sendiri. Tindakan ketidaktaatan seperti itu
menyedihkan hati Tuhan, sehingga Ia berkata; “Aku menyesal sebab
telah menjadikan Saul raja … (ay. 11).
Ketidaktaatan pada perintah Tuhan akan fatal akibatnya, apapun
alasan untuk berusaha membenarkannya. Kisah Saul telah menjadi
peringatan kepada kita. Karena itu, untuk mewujudkan ketaatan
marilah belajar mendengar kehendak Tuhan, rendah hati, dan belajar
menyesuaikan diri. Yesus sendiri telah memberikan teladan ketaatan
kepada kita dengan merendahkan diri-Nya, taat sampai mati di kayu
salib. Amin.
Rabu, 19 Juni 2024
Lukas 6:43-45
MENARUH FIRMAN DALAM HATI
Umparinaa Kadan-Na Puang

Ada ungkapan lazim “dalamnya laut dapat diukur, dalamnya hati


siapa tahu?”. Kita memang tidak tahu pasti isi hati seseorang, dan
pikirannya. Namun, perbuatan maupun tutur seseorang setidaknya
dapat menjadi penanda untuk mengetahui isi hati sesorang baik atau
jahat. Kalau hatinya berisi kebaikan, maka tentu yang tampak dalam
perbuatannya juga adalah kebaikan. Sebaliknya, jika yang dihasilkan

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya51


adalah kejahatan, maka kita bisa mengatakan hatinya dipenuhi
kejahatan.
Yesus memakai ilustrasi pohon dan buahnya untuk membedakan
manakah yang sejati dan yang palsu. Dalam ayat 43 dikatakan, tidak
ada pohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik, dan
juga tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang
baik. Demikian juga orang yang baik akan akan menghasilkan
perbuatan yang baik karena di dalam hatinya terdapat kebaikan.
Sedangkan, orang jahat hanya melakukan kejahatan karena di dalam
hatinya dipenuhi kejahatan. Ayat 45 menjelaskan bahwa hati seperti
tempat menyimpan segala hal yang baik, tetapi bisa juga hal-hal yang
jahat. Orang mengeluarkan hal yang baik dari hatinya yang baik pula
demikian juga orang mengeluarkan hal yang jahat dari
perbendaharaannya yang jahat.
Sebagai murid Kristus, dengan apakah kita dikenal? Tentu dari
buah-buah perbuatan yang kita hasilkan. Memang kekristenan yang
sejati memancar melalui perbuatan. Banyak orang yang mengaku
Kristen, tetapi buahnya berbeda. Karena itu, penting sekali untuk
menjaga hati. Caranya adalah menaruh Firman Tuhan di hati yang
menerangi gerak-gerik kita. Ingatlah selalu, kita adalah orang-orang
yang telah ditebus, telah menjadi ciptaan yang baru. Roh Kudus akan
menolong untuk terus bertumbuh dan menghasilkan buah yang baik.
Amin.
Kamis, 20 Juni 2024
Mazmur 9:9-20
ALLAH SANG PELINDUNG
Puangmo To perinding pala‘

Semua orang pernah mengalami dan menghadapi masalah.


Namun, tidak semua orang memilih tempat yang tepat untuk
berlindung dan meminta pertolongan. Bahkan,banyak yang
mengharapkan dan meminta pertolongan kepada manusia yang
terbatas hingga mengabaikan Tuhan yang tidak terbatas.
Mazmur ini berisi sikap pemazmur dalam menghadapi masalah.
Masalah-masalah yang dialami disimpulkan dalam ungkapan
penindasan terhadap orang yang terinjak, lemah, miskin dan sengsara
(lih. ay. 10, 13, 19). Bagi pemazmur, Allah adalah hakim adil yang

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya52


membela perkara umat-Nya. Keyakinan itu tentu didasarkan pada
pengalamannya yang telah menyaksikan kasih Allah yang menolong
dan membela umat-Nya. Karena itu, ia minta pertolongan kepada
Allah yang adil, penuh belas kasih, tidak pernah melupakan orang
miskin dan sengsara. Pemazmur meyakini bahwa pada saatnya nanti
ia akan kembali menceritakan perbuatan Allah dan akan bersorak-
sorak atas karya keselamatan-Nya (ay. 15). Berbicara tentang belas
kasih Allah, ia tidak hanya sejarah, bahwa telah terjadi, dialami di
masa lampau, tetapi terjadi di masa kini pun, dan kita percaya akan
terus terjadi dimasa yang akan datang. Di dalam Kristus, kita telah
mengalami keberpihakan Allah. Semestinya, semua itu menjadi
alasan kita untuk terus menceritakan kasih-Nya bagi dunia dan
menggerakkan kita bersandar dan mengandalkan kuasa-Nya.
Kesaksian pemazmur adalah sebuah berita yang melegakan di
tengah hidup yang tidak selalu berjalan mulus. Namun, pada waktu
menghadapi masalah, terbelenggu dalam kesesakan dan
kesengsaraan, Allah adalah pribadi yang dapat kita andalkan.
Ingatlah bahwa Tuhan yang berkuasa yang dapat memakai berbagai
cara untuk menolong kita. Amin.
Jumat, 21 Juni 2024
Kisah Para Rasul 21:1-16
TEGUH MEMBERITAKAN INJIL
Tumanan Umpa’peissanan Kareba Kaparannuan

“Berani karena benar, takut karena salah” merupakan sebuah


ungkapan yang berarti sesorang tidak akan takut bertindak selama ia
berada di pihak yang benar. Demikialah kisah heroik Paulus dalam
pelayanannya memberitakan Injil ketika hendak ke Yerusalem.
Perjalanan pemberitaan Injil Paulus menjangkau berbagai daerah.
Dari Efesus, ia menuju Kos, Fenesia, Tirus, sampai ke Kaiseria (ay.
1-9). Setibanya di Kaeseria, ia tinggal di rumah Filipus. Setelah
beberapa hari, datanglah Agabus, seorang nabi dari Yudea, yang
menubuatkan bahwa Paulus akan ditangkap oleh orang-orang Yahudi
dan akan diserahkan ketangan bangsa-bangsa lain (ay. 11). Ketika
mendengar hal itu, banyak orang yang meminta dan memohon agar
Paulus tidak melanjutkan perjalanannya ke Yerusalem. Namun, ia
membulatkan tekadnya untuk tetap ke Yerusalem dengan keyakinan

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya53


bahwa walau kematian sekalipun menghampirinya, jika itu demi injil
Kristus, maka ia rela. Ia mengatakan, …sebab aku ini rela bukan
saja untuk diikat tetapi juga untuk mati di Yerusalem demi nama
Tuhan Yesus (ay. 13). Teman-teman Paulus juga akhirnya menyadari
bahwa Tuhan menghendaki Paulus ke Yerusalem tersirat dalam
ucapan mereka “…jadilah kehendak Tuhan” (ay.11). Paulus tidak
gentar melanjutkan perjalanannya ke Yerusalem sekalipun telah
menyadari bahwa akan ada bahaya di sana, karena ia mengimani
bahwa hidupnya telah ditebus dan kini hidupnya adalah milik Allah.
Kita mungkin tidak mengalami ancaman seperti yang dialami
oleh Paulus dan juga orang-orang percaya pada masa itu. Namun,
konsekuensi sebagai pengikut Kristus yang setia hidup dalam
kebenaran dan memberitakan injil Kristus, selalu diuji dalam
kehidupan kita setiap hari. Amin.
Sabtu, 22 Juni 2024
Lukas 21:25-28
MENJELANG KEDATANGAN-NYA
La Untammui Attu Kasaean-Na
Menunggu adalah hal yang paling membosankan. Apalagi kalau
menunggu sudah terlalu lama atau menanti dalam ketidakpastian.
Bacaan hari ini menggambarkan kedatanggan Yesus kembali dan
tanda-tanda yang mendahului kedatangan-Nya. Dikatakan bahwa
akan ada peristiwa alam yang dahsyat, terjadi tanda-tanda pada
matahari, bulan, dan bintang-bintang, dan manusia akan mengalami
kecemasan dan ketakutan, dan pada waktu itu orang akan melihat
Anak Manusia datang dalam awan dalam kemulian-Nya (lih. ay. 25-
27). Demikian yang akan terjadi menjelang hari kedatangan-Nya
kembali. Hari itu pasti terjadi atau tergenapi, kendati tidak ada
seorangpun yang tahu kapan waktunya. Namun, Yesus
memeringatkan supaya para murid senantiasa berjaga-jaga.
Kengerian bencana dan malapetaka yang akan terjadi pada hari
kedatangan-Nya membuat seperti tidak akan ada harapan lagi. Akan
tetapi, itu bukanlah akhir dari rencana Tuhan bagi umat-Nya. Sebab,
tujuan akhir dari rancangan Tuhan bagi umat-Nya adalah damai
sejahtera karena hidup dalam persekutuan dengan Dia. Dalam ayat
28, Yesus mengatakan “apabila semua itu mulai terjadi, bangkitlah
dan angkatlah kepalamu sebab pembebasanmu sudah dekat.”

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya54


Kita yang hidup masa kini sedang dalam penantian kedatangan
Kristus kembali. Firman Tuhan memeringatkan agar menjelang hari
kedatangan-Nya, kita tidak terbuai dengan kenyamanan, kenikmatan,
dan kemewahan duniawi, tetapi berjaga-jaga dan berdoa. Firman-Nya
juga meyakinkan kita untuk hidup dalam pengharapan sambil
mewartakan pengharapan kepada mereka yang belum mengenal
Kristus. Jadikanlah Firman-Nya sebagai pedoman untuk membaca
tanda-tanda hari Tuhan dan terus mengingatkan akan kedatangan-
Nya kembali. Amin.
Minggu 23 Juni 2024
1 Samuel 18:6-30

BERHASIL SEBAB TUHAN MENYERTAI


Dipebuai Belanna PangrondongNa Puang

Semua orang tentu berharap memeroleh keberhasilan dalam


pekerjaan, pendidikan, usaha atau apapun yang sedang direncanakan.
Guna memeroleh keberhasilan, diperlukan pihak yang lain untuk
menolongkarena pada dasarnya kita membutuhkan orang lain. Sebab
itu, orang yang hanya mengandalkan diri sendiri seringkali gagal dan
menyesal karena merasa mampu melakukannya sendiri.
Daud juga diberikan tanggung jawab besar oleh Tuhan untuk
menolong orang Israel untuk mengalahkan Goliad. Daud sadar
bahwa ia tidak bisa sendiri. Ia dapat mengalahkankan Goliad karena
penyertaan Tuhan. Tidak hanya itu, Tuhan juga menyertai Daud
terluput dari serangan tombak Saul (ay. 11). Bahkan ketika Saul
hendak menyerahkan Daud ke tangan orang Filistin melalui
pertempuran, Tuhan tetap menyertai Daud sehingga ia dapat
memeroleh keberhasilan. Kendatipun Saul mengatur rencana licik
untuk melenyapkan Daud, penyertaan Tuhan meluputkannya. Tuhan
membuat semua pekerjaan yang dilakukan Daud berhasil. Akhirnya,
Saul menjadi sadar bahwa Tuhan menyertai Daud sehingga selalu
diberikan keselamatan dan keberhasilan.
Dalam perjalanan kehidupan ini, kita seringkali mengandalkan
kemampuan diri sendiri. Bahkan tak jarang dari kita yang berencana
licik seperti Saul. Kita lupa mengandalkan pertolongan Tuhan dalam
pekerjaan, pendidikan dan rencana kita. Hari ini kita disapa dan
diingatkan bahwa penyertaan Tuhan dinyatakan kepada kita yang

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya55


berserah kepada-Nya. Sandarkanlah hidupmu kepada Tuhan, karena
kuasa-Nya melampaui segala sesuatu. Amin.

Senin, 24 Juni 2024


Penggauranna Rasulu’ 27:13-38

KUATLAH HATI SEMUA ORANG ITU


Batta’mi Penaanna Sola Nasangngi

Den kada dolo tu nakua “iatu tasik tae na tontong rapa’”. Den na
sibitti’ri tu bombang sia angina, apa den duka na tu’ba tu bombang
sia bara’ kapua. Iamo to na iatu mintu’ to ma’kappala’ la sadia
belanna tang dikapang rampona tu angin bara’ sia bombang untu’ba
kappala’na. Iate katuoanta butung susi to ma’lembang ba’tu
ma’kappala’ tu unnola tasik kalua’. Den ta lambi’ tu kara-kara
katuoan susi bombang bitti’, apa den duka ta lambi’ tu kamasussan
susi bombang kapua.
Susimo tu ullambi’ katuoanna to ma’kappala’ lan te pa’basanta.
Iate to ma’kappala’ la male umbawa to ditarungku lako
Pa’tarungkuan Roma. Lan kappala’ iato den Paulus tu marassan duka
tama pa’tarungkuan belanna kareba kaparannuan. Apa iatonna
marassan lan tangnga tasik, rampomi tu angin kapua sia talimpuru’ tu
biasa nasanga tau “Yurakulon”. Belanna kapua tu angin sia bombang,
nabawami tu kappala’ lulako ludio mai. Apa lan kamasussan iato,
bendan rasulu’ Paulus umpamatana sia umparapa’ mintu’ tau lan
kappala’. Napakilala tu mintu’ tau kumua anna tontong batta’ tu
penaanna, belanna tae tu la sanggang ke napatongani tu Puang.
Pe’pakananna’ tu napokada Paulus mendadi kabattaran penaa lako
mintu tau lan kappala’ iato. Matototo’ sia batta’mi tu penaanna, anna
kumande (ang. 36).
Susi duka lako kita sola nasang, iate katuoanta butung susi to
marassan ma’kappala’ ullambanni tasik kalua’. Sisonda situka’ bang
te mai angin sia bombang rampo lako kaleta. Den na iatu kara-kara
bu’tu butung susiri angin bitti’, apa den duka na iatu kara-kara bu’tu
susi talimpuru’. Iato kumua, la tontongki ma’sattuan lako Puang anna
Ia mepakatana sia napamatoto’ki’ untingoi temai bombongna lino.
Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya56


Selasa, 25 Juni 2024
Kisah Para Rasul 27:39-44

BERBAGAI CARA TUHAN MENYELAMATKAN


Tangdikapang tu Lalan-Na Puang melendokan

Suatu hari, Tiko hendak pergi ke pasar untuk menjual tempe


buatannya, namun hatinya gelisah karena tempe buatannya masih
belum jadi dengan sempurna. Belum jauh berjalan, ia terpeleset
sehingga pakaiannya kotor dan ia harus membersihkan pakaiannya
dulu serta rela ditinggalkan angkot langganannya. Setelah berjalan
sangat jauh, ia sampai juga di pasar. Sesampainya, ada seorang ibu
yang hendak membeli tempe yang belum jadi sempurna. Ibu tersebut
hendak mengirimkannya kepada anaknya agar tidak membusuk
sampai tujuan. Tidak hanya itu, Tiko terkejut pula mendengar kalau
angkot langgananya baru saja mengalami kecelakaan. Tiko sadar
ternyata ada saja cara Tuhan memberikan keselamatan.
Tuhan juga memberikan pertolongan dan keselamatan kepada
Paulus dalam pembacaan kita. Sekalipun berstatus sebagai tawanan,
tetapi Paulus memiliki peran yang luar biasa dalam perjalanan
rombongan itu menuju Roma. Mereka harus mengalami angin
kencang, ombak yang dasyat, yang membuat kapal mereka menjadi
tidak terkendali bahkan hampir karam. , Para prajurit sudah
berencana membunuh para tawanan daripada bersudaha
menyelamatkannya. Akan tetapi, Tuhan memakai perwira yang ingin
menyelamatkan Paulus. Mereka semua akhirnya dapat keluar dari
kapal itu lalu berenang menuju ke darat.
Dalam perjalanan hidup ini, kita akan menghadapi banyak situasi
sulit bahkan mengancam keselamatan kita. tetapi kita percaya bahwa
Tuhan selalu punya cara untuk menolong dan memberikan
keselamatan bagi kita yang percaya padaNya. Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya57


Rabu, 26 Juni 2024
Markus 6:45-52

TENANGLAH! AKU INI


Akumo Te! Maranga Komi

Berada dalam situasi sulit atau mencekam tentu membuat kita


menjadi panik, kalang kabut, dan tidak tahu apa yang harus
dilakukan. Apalagi jika situasi yang dimaksudkan menyangkut
keselamatan kita. Hal itu dialami pula oleh para murid yang berada di
atas perahu.
Para murid sedang berlayar menuju Betsaida namun tiba-tiba
datang angin kencang dan gelombang danau menerpa. Mereka semua
sangat ketakutakan karena perahu menjadi sulit dikendalikan.
Kemudian datanglah Yesus berjalan di atas air itu dan menghardik
danau itu sehingga berubah menjadi teduh. Namun, para murid justru
mengiraNya hantu. Mereka yang sedang panik karena angin dan
ombak itu, menjadi kabur melihat kuasa Yesus Kristus yang besar.
Akan tetapi, Yesus menyapa mereka dengan kasih dan mengatakan
“Tenanglah! Aku ini”. Yesus hendak menegaskan bahwa hanya Dia
yang sanggup menolong dan kuasa-Nya mampu meredahkan badai.
Mereka semua masih terheran-heran dengan apa yang dilakukan
Yesus, tetapi bagi mereka telah diperlihatkan kuasa Yesus Kristus
yang melampaui badai.
Kita juga mungkin pernah mengalami situasi mencekam atau
menakutkan seperti yang dialami para murid, bahkan sering kita
mendengar adanya ancaman bagi saudara-saudara kita di beberapa
tempat. Tetapi kita percaya bahwa Yesus hadir menolong kita dengan
kuasaNya. Kuasa Yesus melampaui badai kehidupan yang sering
datang dalam hidup kita. Mari terus menyandarkan diri kepada
Tuhan yang dengan kuasa-Nya mampu meredahkan persoalan dan
pergumulan kehidupan kita. Kata Yesus “Tenanglah! Aku ini”, Ia
hadir dan meneduhkan semuanya. Amin.
Kamis, 27 Juni 2024
2 Korintus 7:1-16

ALLAH MENGHIBUR ORANG YANG RENDAH HATI

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya58


Puang Umpakatana To Umpamadiongan Penaa

Semua orang pernah mengalami pergumulan kehidupan yang


seringkali menimbulkan patah semangat atau dukacita. Hal tersebut
kerap kali dialami oleh pemberita Injil. Sekalipun memberitakan
kebenaran firman Tuhan, tetapi pemberita Injil tetap akan mengalami
suka-duka pelayanan. Tak terkecuali Paulus sekalipun juga menderita
karena memberitakan Injil Yesus Kristus. Dalam penderitaan itu,
Tuhan memberikan pertolongan dan penghiburan kepadanya. Lalu
bagaimana cara Tuhan menghibur Paulus?
Dalam penderitaan yang dialami Paulus karena pemberitaan Injil
di Makedonia, Allah mengutus Titus untuk memberikan berita
penghiburan (ay. 6). Kabar tentang kehidupan umat percaya di
Korintus yang disampaikan Titus menjadi penyemangat dan kekuatan
bagi Paulus. Penderitaannya dalam memberitakan injil tidak sia-sia.
Paulus bersyukur karena orang percaya di Korintus memberikan
tempat yang patut kepada Titus untuk memelihara kehidupan jemaat.
Dukacita dan tantangan pelayanan yang dialami Paulus membuahkan
hasil dan mendatangkan sukacita.
Pembacaan ini mengingatkan kita bahwa Tuhan selalu punya
cara untuk memberikan penghiburan bagi umatNya. Ketika kita
mengalami penderitaan, tantangan dan pergumulan hidup karena
pelayanan, kadang-kadang memang membuat kita putus asa dan
mungkin saja mengalami ketakutan karena mendapat ancaman,
apalagi jika kita berada ditengah-tengah kekuatan kuasa yang tidak
memihak kepada kita. Ingat dan Percayalah…!Tuhan akan
memberikan penghiburan. Pernghiburan yang diberikan Tuhan
melalui siapa saja dan dengan cara apa saja menurut kehendakNya.
Amin.
Jumat, 28 Juni 2024
2 Korintus 8:1-7

KAYA DALAM KEMURAHAN


Sugi’ lan Kamamasean

Tidak jarang orang yang menjadikan kekurangan, penderitaan,


dan pergumulan hidup sebagai alasan untuk tidak memberi. Alhasil

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya59


banyak orang yang beranggapan akan menolong dan memberi ketika
sudah kaya atau senang. Kehidupan orang percaya di Makedonia
juga tidak luput dari berbagai penderitaan dan kemiskinan. Akan
tetapi, hal tersebut tidak membatasi mereka untuk menunjukkan
kemurahan dalam hal memberi.
Cara hidup orang percaya di Makedonia ini yang kemudian
dipakai oleh rasul Paulus untuk menyadarkan orang percaya di
Korintus. Kehidupan mereka jauh lebih mapan dan berkecukupan
dibandingkan dengan orang percaya di Makedonia, namun mereka
belum dapat menunjukkan kemurahan. Hal ini terkait bantuan kepada
saudara seiman di Yerusalem yang sedang menderita kelaparan dan
kekurangan. Ternyata kekurangan dan pergumulan yang dialami
orang percaya bukan halangan untuk menolong sesama. Orang
percaya di Makedonia disebut kaya dalam kemurahan, meskipun
mereka sangat miskin. Iman orang Makedonia seharusnya menjadi
teladan jemaat di Korintus. Hendaknya kekayaan mereka itu
dinyatakan melalui pelayanan kasih bukan untuk diri sendiri.
Demikian pula dalam hidup ini, kita seringkali seperti orang di
Korintus yang hanya menikmati kekayaan kita sendiri. Kita tidak
peduli jika ada sesama yang kekurangan dan menderita. Mari kita
meneladani iman orang percaya di Makedonia yang sanggup
memberi dalam kemurahan sekalipun mereka hidup dalam
kemiskinan dan penderitaan. Amin.

Sabtu, 29 Juni 2024


Lukas 4:31-37

ALANGKAH HEBATNYA
Manassa inang Memangngan

Kita sering mendengar atau kagum atas sesuatu yang tidak biasa
dilakukan kebanyakan orang. Kekaguman itu berupa kemampuan
menyembuhkan, kemampuan menciptakan sesuatu, kemampuan
menyelesaikan suatu masalah, atau kemampuan lainnya. Kita kagum
dan memuji dengan mengatakan “hebat sekali” atau “alangkah
hebatnya” atau uangkapan-ungkapan sejenisnya yang hendak
mengekspresikan kekaguman kita.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya60


Ungkapan tersebut juga disampaikan orang banyak yang berada
di rumah ibadah di Kapernaum. Mereka kagum dengan hal yang
terjadi di dalam rumah ibadah. Mereka tidak hanya mendengar
pengajaran yang disampaikan Yesus Kristus, tetapi juga
menyaksikan sesuatu yang hebat. Dengan kuasa, Yesus Kristus yang
menghardik roh jahat yang berada dalam tubuh seseorang. Dengan
kuasa-Nya yang tidak terbatas, Yesus mengusir roh jahat itu,
sehingga orang tersebut menjadi pulih. Betapa kagumnya mereka
karena di satu sisi, Ia mengajar dengan penuh hikmat, dan di sisi lain
ia memberi perintah kepada roh jahat (ay. 36). Mereka
mengekspresikan kekagumannya dengan mengatakan “alangkah
hebatnya”.
Kuasa Kristus sungguh besar dan melampaui apa yang kita
pikirkan. Ia sungguh hebat dalam mengajar dan alangkah hebat
mengusir roh jahat. Kuasa Tuhan mampu melepasakan kita dari
belenggu dosa. KuasaNya pula membebaskan kita dari pergumulan
hidup yang menghimpit. Sehingga pada akhirnya, kita semua
terkagum-kagum oleh kehebatan kuasaNya. Bagimana kita dapat
mengagumi kehebatan kuasa Yesus? Tentu hanya dengan Iman yang
sungguh. Amin.

Minggu, 30 Juni 2024


1 Samuel 23:14-18
HATI YANG TERPAUT KEPADA ALLAH
Penaa tu Mentireke’ Lako Puang
Percaya kepada Allah mungkin merupakan hal yang mudah. Namun
memercayakan diri kepada-Nya bukanlah hal mudah bagi orang percaya.
Kehidupan orang Kristen sejati adalah terus percaya dan memercayakan diri
kepada Allah.
Pembacaan hari ini masih berbicara tentang perjalanan penempahan dan
pembentukan iman Daud. Kendati Daud merupakan orang yang diurapi oleh
Allah bukan berarti ia hidup tanpa “masalah” dan ketakutan (ay. 14-15).
Namun dalam situasi tersebut nampak jelas kasih setia dan pemeliharaan-
Nya kepada Daud (ay. 14b). Melalui hamba-Nya yakni, Yonatan, Allah
terus “menyentuh” (membentuk kekuatan) iman percaya Daud agar ia terus
berani memercayakan dirinya hanya kepada Allah (ay. 16-17). Mengapa
Daud harus takut? Bukankah dalam berbagai pengalamannya ia berhasil
mengatasi banyak masalah termasuk telah mengalahkan Goliat, raksasa

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya61


Filistin itu? Apakah Saul yang lebih “kecil” dari pada Goliat layak menjadi
ancaman bagi Daud? Tentu tidak! Masalah dan ketakutan Daud
sesungguhnya adalah jangan sampai tindakannya tidak sesuai dengan
kehendak Allah. Pengurapan Allah kepadanya menjadi semangat untuk
terus taat kepada-Nya dan bukan seperti Saul yang memandang
pemilihannya sebagai raja untuk berlaku semena-mena menurut kehendak
dirinya.
Hati yang terus terpaut kepada Allah, di satu sisi mendatangkan
ketakutan tetapi di sisi lainnya memberi keberanian; takut untuk mengambil
tindakan yang bertentangan dengan kehendak Allah di satu sisi namun pada
sisi lainnya penuh keberanian untuk menghadapi berbagai tantangan dan
pergumulan hidup dengan keyakinan yang kokoh akan penyertaan- Nya.
Mungkin saat ini ada di antara kita yang mengalami pergumulan yang berat.
Bahkan mungkin kita merasa Allah begitu jauh. Mari membuka hati dan
memberi tempat yang layak bagi-Nya. Di mata Allah tidak ada pergumulan
yang terlalu berat. Dalam kasih Kristus tidak ada yang terlalu jauh untuk
dijangkau. Bukankah Dia jauh lebih besar dari semua pergumulan dan
bukankah Kristus telah datang ke dalam dunia menjumpai manusia? Amin.
Senin, 1 Juli 2024
2 Korintus 8:16-24

UMPARINAA KAMISARAN LAN PA’KAMAYAN


Menyatukan hati dalam pelayanan

Misa’ oi tau senga’ oi kapaissananna, ba’tu biasanna dikua inang


sisengaran tu karakterna tau. Nenne’ te kada iate umpokadai belanna
kasianggaran diona kapaissananna tau. Lako duka taunNa Puang tu
unnambo’ kareba kaparannuan pantan kapaissanan duka, apa misa’ri
garonto’na iamo tu umpakareba pa’kaboro’na Kristus. Angganna
katangpalambiran sia katangmaupuran nenne’ urrandanki, apa
dikanassai kumua iato mintu‘nato Puang ia la umpaupu’i ba’tu
ussundunni.
Susimo Titus sisola da’dua siulu’ tu napa’petandan Paulus,
tumangka duka napilei kombongan dio Korintus dikua na dipana’ta‘
melo tu pengkarangan mala’bi’Na Puang (ay 19). Na pamanassa
duka Paulus kumua ia te to dilappa‘ la umpa’ta‘ pa’kamayan sisola
Titus, manassa tongan tu kamakaritutuanna tangia manna dio oloNa
Puang Matua sangadinna diona kamatinurusanna umpapayan
pa’kaboro‘ lako taunna Puang, sia yadukamo lana angkaran lan

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya62


pa’kamayanna lako mintu’ kombongan (ay 24), sia tangia dukara ia
kalena ussua kalena sangadinna nasua mintu‘ kombongan sia
kamala’biranNa Kriatus.
Lako kita digente’ toma’kamaya tu napileimo Puang ullendu’i
kombongan, manda’ la diparinaa kumua iatu passananta la dipake
umposara’ tongani tu pengkaranganNa Puang. Susi Titus tu
napileimo Puang umpa’petiroananni tu pa’kamase lako kombongan.
Tenmito lako kita kombongan, sipatu duka laditulak temai
toma’kayanta belanna iamo nasua Puang umpanundu’ki‘. Sipatu
ladikamasei sia ditundui lan passananna anna mukkunrorak tu
katonganna Puang sia lobo‘ lulanganngan tu kamisaran lan
pa’kamayan tu ladinai ungkabu’tui karongkosan diomai Puang
Matua. Amin.
Selasa, 2 Juli 2024
Mazmur 18:1-6; 43-45

MEMANTULKAN TERANG TUHAN


Umpaparrang Arrang-Na Puang
Bohlam lampu merupakan salah satu alat penerang. Namun, terang
yang dihasilkan ternyata bukanlah berasal dari dirinya sendiri. Bohlam
hanyalah alat untuk meneruskan terang yang berasal dari kekuatan arus
listrik. Tanpa arus listrik maka bohlam tidak akan pernah bisa menghasilkan
cahaya untuk menerangi.
Kesadaran diri sebagai orang yang sepenuhnya dituntun dan
diselamatkan oleh TUHAN, terus menjadi keyakinan Daud dalam sepanjang
kehidupannya. Apa yang mendorong Daud untuk terus percaya kepada-
Nya? Ay. 1-6 menjelaskan kasih setia TUHAN yang terus menolong Daud
dalam setiap pergumulan hidupnya. Ketika Daud melihat ke masa-masa sulit
dalam hidupnya, di sana ia menemukan pertolongan TUHAN yang sangat
menakjubkan. Dalam bayang-bayang dan jerat kematian sekalipun, ia tetap
dilindungi oleh Sang Sumber Hidup. Demikian pula pada ay. 43-45, Daud
menghayati (hidup dalam keyakinan) serta merasakan kekuatan dan
perlindungan TUHAN yang terus menyertainya dalam menaklukkan musuh-
musuhnya. Itulah yang senantiasa menyadarkan Daud bahwa semua
pencapaian dalam hidupnya bukan berasal dari dirinya sendiri, melainkan
dari-Nya. Karena itu, ia memilih untuk terus memuliakan dan
mengagungkan TUHAN atas seluruh pencapaian dalam hidupnya. Daud
senantiasa menyadari dan memberi diri menjadi alat di tangan TUHAN
untuk menyatakan kemuliaan-Nya.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya63


Bagaimana dengan kita? Apakah kita juga akan bersikap seperti Daud
ketika mengalami situasi sulit dalam hidup kita? Bagaimana kita menilai
dan menghayati masa-masa sulit yang terjadi di waktu lampau? Apakah
yang kita dilakukan dalam menghayati pencapaian-pencapaian dalam hidup
kita? Karya TUHAN melalui kisah Daud tentu menjadi petunjuk bagi setiap
orang percaya untuk merenungkan dengan bijak semua pencapaian dalam
hidupnya. Begitulah seharusnya cara merespons kasih setia TUHAN.
Bagaimana dengan saya? Apakah saya senantiasa sadar bahwa di luar
TUHAN saya tidak dapat menghasilkan sesuatu yang baik? Lebih jauh lagi,
apakah dalam semua pencapaian dalam hidup saya TUHAN-lah yang
dimuliakan?

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya64


Rabu, 3 Juli 2024
Markus 9:14-29
BELAJAR DARI KEGAGALAN
Melada‘ lako Katangloloran
Salah satu penulis ternama, Gary Thomas pernah menuliskan bahwa
kualitas spiritualitas seseorang sangat tergantung pada seberapa kuat
hubungannya dengan TUHAN. Hubungan yang dimaksud dalam hal ini
adalah hubungan yang akrab serta taat; akrab karena selalu ada waktu
pribadi untuk bersekutu dengan TUHAN dan taat karena terus hidup dalam
kehendak TUHAN.
Kisah kegagalan murid-murid yang diceritakan dalam teks Alkitab hari
ini disebabkan oleh penurunan kualitas spiritualitas. Mengapa demikian?
Rupanya ada dua sebabnya, pertama, kurangnya dan lemahnya iman (ay.
19). Kedua, rapuhnya kehidupan doa para murid (ay. 29). Dampaknya,
orang lain yang menyaksikan kehidupan para murid, memertanyakan dan
meragukan kuasa Yesus (ay. 23). Nampaknya, murid-murid telah terlena
dengan pencapaian-pencapaian yang berhasil diraih sehingga mereka
melupakan hal terpenting yang mendukung pencapaian mereka yakni iman
dan doa. Akibatnya, murid-murid bukan saja gagal dalam pelayanan tapi
juga meredupkan kemuliaan Kristus dalam diri mereka. Dalam situasi ini,
Yesus memberikan peringatan kepada para murid sembari bertindak untuk
memulihkan segala sesuatunya. Dimulai dari meneguhkan iman orang tua
anak yang kerasukan setan hingga mengusir setan dari si anak. Selain itu, Ia
mengingatkan para murid untuk kembali menguhkan komitmen disiplin
rohani mereka. Penyembuhan yang dikerjakan oleh Yesus segera menjawab
keraguan orang-orang sekaligus menyadarkan para murid untuk kembali
pada ketekunan beriman dan berdoa.
Ada sebuah ungkapan: “Berkerja untuk TUHAN namun tidak bersama
TUHAN.” Ungkapan ini merupakan sebuah pengingat untuk melihat sejauh
mana kebergantungan dan penyerahan diri seseorang dalam pelayanan dan
semua pencapaian dalam pelayanan. Henry Nouwen pernah mengatakan
“pencapaian terbesar dalam hidup ini bukanlah kesuksesan, nama besar,
kekayaan, dan lain sebagainya, melainkan penyangkalan diri.” Hanya
dengan menyangkal diri maka seseorang dimampukan untuk terus
bergantung kepada TUHAN sekaligus terus hidup dalam relasi yang benar
dengan-Nya. Amin.
Kamis, 4 Juli 2024
1 Korintus 4:8-13

HIDUP ADALAH PERJUANGAN


GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya65
Katuoan Tontong Mengkulle

Kata di Alkitab yang diterjemahkan menjadi ‘rendah hati’ adalah


tapheinophrosune, yang memiliki arti dasar “menganggap orang
lain lebih penting atau lebih tinggi dari pada diri sendiri”. Lawan
dari kata ini adalah menganggap diri lebih penting dan lebih tinggi
dari orang lain, singkatnya: sombong.
Berbagai persoalan yang terjadi di jemaat Korintus disebabkan oleh
kesombongan sebagian orang dalam jemaat. Karena itu, rasul Paulus
memeringatkan mereka untuk tetap menjadi rendah hati sebagaimana
Kristus. Pada bagian sebelumnya (ay. 7), rasul Paulus terlebih dulu
mengingatkan bahwa segala yang dimiliki oleh jemaat merupakan karunia
dari Yesus Kristus. Itulah sebabnya, tidak ada alasan bagi seseorang untuk
menyombongkan diri. Namun dalam kenyataannya, beberapa orang lebih
mengejar kehormatan “duniawi” dari pada kemuliaan karena penderitaan
Kristus. Kemuliaan dalam penderitaan Kristus justru dianggap sebagai
kebodohan dan kehinaan. Sementara itu, bagi para rasul, kemuliaan dalam
penderitaan Kristus adalah sumber “api semangat” yang terus berkobar
dalam diri mereka sehingga membuat mereka terus haus memenangkan
jiwa-jiwa bagi Kristus. Api semangat inilah yang membuat para rasul
memiliki keberanian untuk hidup dalam identitas Kristus.
Mari kita lihat, apa yang menjadi penekanan pelayanan dalam gereja
saat ini, Kehormatan “duniawi” atau kemuliaan Kristus? Apakah jemaat
TUHAN saat ini masih memiliki keberanian untuk hidup rendah hati
(tapheinophrosune); rela dianggap ‘bodoh’ dan ‘hina’ oleh “dunia” demi
menjangkau dan memenangkan jiwa-jiwa bagi Kristus? Ataukah keberanian
itu telah digantikan dengan ketakutan kehilangan kehormatan “duniawi”?
Hidup ini adalah perjuangan tanpa henti. Sebagaimana Kristus terus
berjuang memikul salib hingga tuntas sepenuhnya, maka perjuangan orang-
orang percaya adalah terus hidup fokus pada Kristus yang rendah hati dan
setia. Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya66


Jumat, 5 Juli 2024
2 Korintus 10:7-11

JANGAN TERMAKAN OLEH HASUTAN


Tangnapatipero‘ Peroso

Situasi jemaat di Korintus sejak surat rasul Paulus yang pertama


memerlihatkan potensi-potensi yang menghambat pertumbuhan
jemaat. Sepertinya, Paulus mendengar bahwa terdapat sikap atau sifat
anggota jemaat yang berakibat pada munculnya bibit perpecahan
(munculnya kelompok-kelompok) dalam jemaat. 1 Korintus 12
nampaknya menjadi gambaran utama untuk situasi di Korintus.
Salah satu sikap tersebut ditemukan di dalam pembacaan hari ini.
Tampaknya, Paulus mendengar bahwa ada orang (sekelompok orang)
yang menghasut jemaat di Korintus (ay. 10). Hasutan mereka itu
bertujuan untuk menjatuhkan wibawa pelayanan Paulus. Mereka
mengatakan bahwa ia adalah orang yang tidak berintegritas; tegas di
dalam surat-suratnya, namun lemah dan ucapannya tidak berarti jika
bertatap muka. Lebih lanjut, para penghasut itu merasa lebih benar
dibandingkan Paulus. Karena itu, ia menandaskan bahwa “tengoklah
yang nyata di depan mata!”. Ia ingin jemaat di Korintus tidak
memercayai para penghasut tersebut, dengan melihat kesungguhan
pelayanannya yang telah mereka nikmati.
Situasi yang dialami oleh jemaat di Korintus mungkin akan atau
pernah kita alami. Mungkin kita pernah dihasut untuk memandang
buruk para pelayan Tuhan, atau setidaknya orang-orang yang ada di
sekitar kita. Melalui Firman Tuhan hari ini, kita belajar bahwa jangan
sampai kita termakan oleh hasutan-hasutan seperti itu. Hasutan-
hasutan yang tidak benar hanya akan membuat kita selalu
memandang buruk orang lain, lalu menutup diri untuk berelasi.
Bahkan kemungkinan terburuknya adalah kita malah lebih
memercayai kebohongan daripada kebenaran. Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya67


Sabtu, 6 Juli 2024
Matius 8:18-22

MOTIVASI MENGIKUT YESUS


Mepatilao Unturu’ Yesu

Kalau Saudara ditanya, “Mengapa ingin masuk Surga?” Apa


jawaban Saudara? Untuk pertanyaan ini, setidaknya ada dua jawaban.
Jawaban yang pertama mengatakan: “Karena takut masuk neraka.”
Sedangkan jawaban yang kedua mengatakan: “Karena ingin terus
bersama Yesus.” Jawaban manakah yang Saudara pilih? Jawaban
Saudara tentunya akan menyingkapkan motivasi Saudara dalam
mengikut Yesus.
Pembacaan Alkitab hari ini menjadi perenungan penting bagi setiap
orang Kristen yang menganggap dirinya pengikut Kristus. Ada dua tipikal
orang yang ditampilkan dengan motivasi (alasan) yang berbeda dalam
mengikut Kristus. Orang yang pertama cukup mengejutkan, yakni seorang
ahli Taurat yang penuh semangat mau mengikut Yesus. Namun jawaban
yang Yesus berikan membuatnya kemudian mengurungkan niatnya. Alasan
pengunduran diri sangat jelas yakni tidak sesuai dengan apa yang dia
inginkan dalam mengikut Yesus. Selanjutnya, orang kedua yang hendak
mengikut Yesus menyatakan keinginannya dengan syarat tertentu. Syarat
yang diajukan orang kedua memerlihatkan motivasi yang setengah-setengah
dalam mengikut Yesus: “Biarkanlah aku melakukan “ini” dan “itu” dulu,
nanti kalau ada waktu aku datang lagi.” Kepengikutan sekali-sekali. Hal lain
yang juga nampak, yakni sifat menunda-nunda untuk mengambil keputusan
dan melakukan sesuatu. Singkatnya, orang kedua hendak mengikut Yesus
namun terus dibayang-bayangi perkara-perkara “duniawi”.
Bagaimana dengan kepengikutan saya? Apa yang menjadi dasar dan
tujuan saya dalam mengikut Yesus? Apakah untuk menyelesaikan masalah-
masalah pribadi saya ataukah untuk mendapatkan keinginan-keinginan yang
saya inginkan di masa depan? Bukankah mengikut Yesus dasarnya adalah
memikul salib dan menyangkal diri dan bahwa tujuannya adalah untuk
kemuliaan TUHAN? Mari menguji motivasi diri dalam mengikut Yesus
dalam terang Firman TUHAN. Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya68


Minggu, 7 Juli 2024
2 Samuel 5:1-10

KETAJAMAN EMOSIONAL
Kamatarrusan Penawa

Cerdas atau ketajaman bernalar merupakan kondisi yang


diidamkan. Betapa tidak, orang tua dan guru susah payah mendidik
anaknya agar mereka bisa menjadi cerdas. Akan tetapi, ketajaman
bernalar tidak akan pernah cukup jika tidak disertai dengan ketaman
emosional. Ketajamn emosional ialah kemampuan seseorang
mengelolah berbagai emosi dan perasaan dalam hati dan
menggunakannya sebagai kekuatan positif. Toh, apa gunanya cerdas
jika bersifat tempramental atau pesimis dan hanya dikendalikan
emosi dalam bertindak serta bertutur kata?
Bacaan hari ini, menampilkan bagaiamana Daud ketajaman
emosional Daud. Ejekan orang Yebus merupakan strategi untuk
menakuti Daud beseta prajuritnya. Ada kepercayaan bahwa
menyerang orang buta dan timpang akan mengakibatkan kebutaan
dan ketimpangan. Tidak hanya itu, ejekan tersebut guna merusak
jiwa pemberani pasukan supaya mereka mundur dari medan
pertempuran. Daud tidak dikuasai oleh perasaan negatif sehingga ia
tidak kehilangan akal untuk bisa masuk ke kota, mengalahkan lawan,
dan merebut kota Yerusalem.
Ketajaman emosioal adalah keharusan yang dimiliki tiap orang.
Banyak persoalan yang terjadi jika kita tidak sanggup mengelola
perasaan. Bahkan, ketajaman emosinal merupakan sine qua non atau
kondisi yang diperlukan untuk kepemimpinan, setidaknya memimpin
diri sendiri atau keluarga. Daud mampu untuk sedemikian tangguh
dalam kehidupannya tentu karena hikmat yang membentuknya
sebagai orang yang tajam secara emosional. Ketajaman emosioanl
yang sejati berakar pada hikmat dan penyertaan Allah Tritunggal.
Dari-Nya kita mampu menjalani hidup ini dengan tidak gegabah,
tempramen, serta pesimis karena emosi negatif. Amin.
Senin, 8 Juli 2024
2 Korintus 11:16-33

MALOLO TAMBUK LENDONG

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya69


Tulus Hati
Lan te pa’basanta attu iate, iake di pemarangai butung to sumarro
ba’tu ma’ beru’ tu Paulus lako kombongan sallo’ dio Korintus.
Bannang sarro sia me’beru’na iamotu belanna buda tau ussayui tu
Paulus sia tarru’ budamo to ma’kamaya kelok penawanna tu marassa
mangada’ sala lan tangnga-tangngana kombongan. Ia tu to mangada’
sala, male ri untendeng kalena sia mandaka’ seng. Pa iatu to malolo
tambuk lendong ma’kamaya, tangia kalena tu na tiroan sangadinna
kamala’biranna Puang.
Ma’rupa-rupa tu kamabandaran na olai Paulus lan
pa’kamayanna. Penpiran-piran duka lan ullingkan pa’kamayan
lamorai tu tau ungka’tu sunga’na. Apa mui anna susi to, tang sorong
boko’ tu Paulus belanna na kanassai kumua tontong duka bang na
kulambui taruno Puang Matua lan mintu’ a’ganna. Ia kenna to kelok
penaana untingoi a’gan susi tu dadi lako kalena Paulus, ma’din
masaimo sorong boko‘ belanna kalena manna tu na tiroan sia
ussattuan kalena. Apa belanna malolo tambuk lendong bang te
Paulus, iamoto na pangakui kumua tangiara pa’tendenganna tolino tu
la na daka’ sangadianna Puang ia tu untandai tu mintu’
kamengkaolanna. Lan kamalamanna sia kamsussanna, inde dukamo
to tu na nai untayan sia umperasai mintu’ kamatotoran sia kuasan-Na
Puang tu umpapayan kamamasean sia kamatooran lako kalena.
Ilan mai te pa’nannungan, dipakilala ki’ kumua anta tontong
bang ma’tambuk lendong unnolai te katuoan sia pa’kamyanta. Mui ta
malamma sia buda petoba, iake tontong ki malolo sia tang undaka’
saro, inde dukamo to la na nai payan tu kamtotoran sia passake dio
mai To Mesorong tama lino. Da’ anta sattuan kaleta, sangadinna la
tontongki‘ tuo lan kamalamburan ma’sattuan lako Puang, sia
diangkaran melo temai passananta situru‘ kamengkaolan tongan lako
kaleNa. Amin.
Selasa, 9 Juli 2024
Yakobus 5:7-11
MEMUPUK RASA SALING MENGERTI
Umpalobo‘ Kasipahangan
Peringatan dalam perikop ini juga ditujukan kepada orang kaya
dan desakan kepada orang miskin untuk bersabar. Yakobus
menyatakan penghakiman Allah atas keserakahan. Setelah itu, ia

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya70


menguatkan mereka yang menderita, dengan janji bahwa
“kedatangan Tuhan sudah dekat” (ay. 8).
Apa itu “kesabaran?” Kesabaran merupakan lawan dari
kehidupan yang penuh nafsu. Kesabaran memungkinkan kita hidup
dalam kepuasan yang tertunda, seperti menunggu padi matang untuk
dipanen. Cara hidup yang serba cepat saat ini berbanding terbalik
dengan kesabaran.
Yakobus juga memberi tahu kita untuk tidak saling
mempersalahkan. Kata Yunaninya dapat diterjemahkan sebagai
“erangan perempuan saat bersalin.” Ia menggunakannya untuk
menggambarkan seluruh makhluk juga mengerang dan ingin
dibebaskan. Umat Kristen tidak boleh berdiam diri dari keluh kesah,
dan rasa sakit, melainkan turut bersama seluruh umat manusia dalam
penderitaan mengharapkan keselamatan dari Allah.
Kesabaran, menurut Yakobus, menegaskan bahwa karena kita
hidup dalam terang penghakiman dan keselamatan dari Tuhan, tugas
kita adalah memupuk rasa saling mengerti. Karena itu, jika kita
mencermati ayat-ayat sebelumnya (khususnya pasal 4), maka kita
mendapati pengharapan yang dimaksud Yakobus bukanlah
memandang ke atas pada keselamatan surgawi dan bukan
memandang ke dalam diri, melainkan memandang wajah sesama kita
dan saling mengerti.
Di tengah dunia yang serba cepat ini, firman Tuhan menyapa kita
untuk melambatkan diri dan menata diri dan komunitas untuk
bersabar menanti kedatangan Tuhan di dalam rasa saling mengerti
dan memahami. Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya71


Rabu, 10 Juli 2024
Yohanes 7:1-9

WAKTU TUHAN
Attun-Na Puang Matua

Seringkali buah yang dijual di pasar adalah buah karbitan. Ia


adalah produk yang dipaksa untuk matang sehingga ada perbedaan
rasa dari buah yang matang. Dari situ, kita dapat memahami bahwa
segala sesuatu akan benar-benar baik jika bersabar menunggu segala
sesuatunya matang dengan sempurna. Dalam pengahayatan iman,
kita percaya bahwa segala sesuatu indah dan mulia pada waktu
Tuhan.
Hari pondok daun sejatinya adalah cara orang Yahudi untuk
mengingat sembari mensyukuri segala berkat dan kuasa Tuhan sedari
masa lampau sampai hari ini. Menariknya para sanak saudara Yesus
hendak menyuruh-Nya untuk tampil memerlihatkan kuasa-Nya di
tengah-tengah perayaan tersebut. Hal itu tersebut tidak terlepas dari
kerguan mereka akan keilahian Yesus. “Waktu-Ku belum tiba”
adalah jawaban Yesus yang tidak ingin tergesa-gesa untuk
menunjukkan karya-Nya. Sesungguhnya yang dimaksud-Nya ialah
karya agung-Nya di atas kayu salib dan kebangkitan-Nya. Segala
bentuk keajaiban yang sudah dilakukan Yesus mendapat
kesempuranaan pada peristiwa paskah yang menunjukkan bahwa Ia
adalah Tuhan dan Juruselamat. Oleh sebab itu, menjadi hal konyol
jika ada orang yang seakan mau memaksa Tuhan dalam mewujudkan
sesuatu.
Demikipun dengan kita hari ini, segala seuatu akan indah pada
waktu-Nya. Terkadang dalam doa dan hati, kita serasa mau untuk
memaksa Tuhan mengikuti keinginan kita, padahal kita hanyalah
ciptaan debu belaka. Melalui bacaan ini, kita hendak diperigantkan
bahwa dalam kesabaran menanti penyataan Tuhan, disitulah segala
sesuatu akan terasa lebih berharga. Ia adalah Tuhan yang akan
mewujudkan segala sesuatu pada waktu yang sangat tepat. Waktu
Tuhan selalu indah. Amin.
Kamis, 11 Juli 2024
Kolose 2:1-5

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya72


TANPA PEMBEDAAN
Da’na Den Ma’pasisengaran
Terkadang dalam persekutuan orang percaya memberikan
privilege (hak istimewa) kepada orang-orang yang selalu hadir dalam
persekutuan, punya kwalitas dan dapat diandalkan daripada yang
lain. Masih banyak juga jenis privilege yang terjadi, baik itu kepada
anak-anak, dikalangan anak muda dan lain sebagainya. Dikalangan
anak muda sekarang ini banyak terjadi, seperti ketika melihat orang
yang good looking sehingga mereka lebih memilih berkawan dengan
mereka. Ini menjadi realitas kita selaku umat Tuhan dimasa sekarang
ini.
Disini rasul Paulus mengungkapkan bahwa dia sebenarnya begitu
berat berjuang menilik jemaat Tuhan yang ada di Kolose dan di
Laodikia. Tetapi, karena dia ingin supaya setiap orang itu bersatu
dalam kasih, yakni mementingkan setiap orang dalam hikmat Kristus
(ay. 2). Pada Kristuslah terdapat harta, hikmat dan pengetahuan,
maka tentunya hikmat dari Kristus yang akan membuat kita
mengasihi semua orang tanpa memandang kelebihan yang dimiliki.
Melihat saudara kita yang punya kelebihan menjadi sukacita bagi
kita bukan berarti memberikan privilege tertentu yang membuatnya
lebih dari yang lain. Persekutuan seperti yang di harapkan Paulus
kepada jemaat di Kolose menjadi semangat bagi kita utuk terus
membangun relasi yang tidak membeda-bedakan, atau memilih yang
menurut kita lebih pantas berdasarkan pertimbangan dan nilai
duniawi.
Hikmat dan pengetahuan yang sesungguhnya adalah berasal dari
Kristus dan mengaruniakan kepada kita. Oleh karena itu relasi yang
harus dibangun adalah relasi yang didasarkan pada hikmat yang
benar di dalam Dia. Hanya dengan relasi yang dibangun atas dasar
hikmat Tuhan akan menghasilkan relasi yang penuh kasih dan damai
sejahtera. Amin.
Jumat, 12 Juli 2024
Mazmur 24:1-10
PERBUATAN YANG TIDAK BERKENAN
Gau' Tang Tongan

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya73


Tema perenungan Gereja Toraja dalam minggu ini berbicara
mengenai penerimaan Tuhan terhadap kelemahan manusia. Bahkan
lebih dari itu, Ia menjadikan kelemahan kita sebagai alat untuk
menyatakan kesempurnaan kuasa-Nya. Sepintas, perikop hari ini
terkesan kontras (berlawanan) dengan hal di atas. Apakah benar
demikian?
Pada ayat 3, pemazmur mengajukan pertanyaan tentang siapa
yang dapat berjumpa (mungkin beribadah?) dengan Tuhan. Ia segera
menjawabnya bahwa orang yang bersih tangannya dan murni hatinya
(ay. 4). Sekilas, jawaban tersebut menuntut kesempurnaan hidup
seseorang, bukan? Sebenarnya jika ditelisik, pemazmur juga sadar
bahwa tidak mungkin seseorang mampu mencapai kesempurnaan.
Kesadaran tersebut termuat di dalam dua frasa pada ayat 4b, yakni
“tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan”, dan “tidak bersumpah
palsu”. Perhatikan kata “menyerahkan” dan “bersumpah”. Kedua
kata tersebut merupakan bentuk dosa yang dilakukan secara sengaja.
Seseorang dapat saja tidak melakukan hal tersebut. Artinya, dosa di
atas memang dilakukan secara sengaja. Perbuatan seperti itulah yang
menjadi sorotan pemazmur.
Sama seperti pemazmur, dalam Pengakuan Gereja Toraja (PGT)
kita mengakui bahwa kita tidak mungkin hidup sempurna, tanpa
dosa. Hal itu dikarenakan manusia masih hidup di antara ketegangan
dosa dan anugerah. Namun, hal menarik yang mesti diperhatikan
adalah apakah kita masih hidup berkanjang di dalam dosa? Tuhan
memang menjadikan kelemahan kita sebagai alat untuk menyatakan
kesempurnaan karya-Nya. Tetapi, Ia sungguh tidak berkenan kepada
orang secara sengaja terus berkanjang di dalam dosanya. Itulah
perbuatan yang tidak berkenan bagi-Nya. Amin.
Sabtu, 13 Juli 2024
Bilangan 10 :11-36

KAMU TIDAK PERNAH SENDIRI


Tae’ Ammu Misa-misa

Pernakah anda berada pada titik terendah kehidupan, lalu merasa


tidak ada seorang pun yang peduli dengan anda? Pernakah anda
mengalami kondisi tersebut lalu merasa Tuhan begitu jauh dari anda?
Apakah memang benar demikian? Bacaan hari ini, berkisah tentang

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya74


penyertaan Tuhan di dalam perjalanan bangsa Israel pasca perjanjian
Sinai ke tanah yang perjanjian. Seperti apa penyertaan Tuhan bagi
umat-Nya?
Penyertaan Tuhan bagi bangsa Israel, dapat kita temukan dalam
beragam cara. Pertama, Tuhan memakai Hobab menjadi penunjuk
jalan ke tanah perjanjian (ay. 31). Kedua, tabut perjanjian menjadi
penanda kehadiran Tuhan, yang meyakinkan mereka akan jaminan
perlindungan Tuhan dari para musuh (ay. 33, 35, 36). Ketiga, awan
yang dipakai Tuhan untuk menaungi mereka dari terik matahari (ay.
34). Ketiga cara tersebut dapat dimaknai sebagai bentuk
kesungguhan Tuhan untuk menjaga dan menyertai umat-Nya
sehingga mampu menapaki beratnya perjalanan tersebut. Lebih
lanjut, hal itu juga menegaskan bahwa Tuhan dapat menggunakan
beragam cara menyatakan penyertaan-Nya.
Saudara, Firman Tuhan hari ini ingin menegaskan bahwa
sesungguhnya kita tidak pernah benar-benar sendiri menjalani hidup
ini. Tuhan tidak pernah jauh dari kehidupan kita. Sama seperti
penyertaan-Nya bagi bangsa Israel, Ia juga terus menyertai dan
melindungi kita dengan ragam cara yang terkadang tidak kita
disadari. Jangan pernah merasa putus asa ketika anda berjalan “di
padang gurun” (titik terendah kehidupanmu), sebab “awan-Nya”
akan selalu menaungi dan menyertaimu. Amin.

Minggu, 14 Juli 2024


Mazmur 68:25-36
TANTANGAN DAN PELUANG BERSAMA ALLAH
Sisola Puang untingayo a‘gan sia lalan maluangan

Mazmur ini bernuansa triumfalistik yang berarti gelora


kemenangan. Allah digambarkan sebagai raja yang kembali dari
peperangan dan disambut meriah oleh umat-Nya. Dalam perasaan
terkungkung dan resah, Daud melihat bahwa kehadiran Allah sebagai
raja adalah sumber pertolongan dan kekuatan (ay. 36). Jika demikian,
lantas bagaimana hubungannya dengan kehidupan sehari-hari kita?
Hidup ini adalah perjuangan. Selalu ada tantangan yang menjadi
arena perang kita. Kuatnya hasrat duniawi membujuk kita berkubang
GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya75
di dalamnya. Tantangan sosial-ekonomi pun menjadi tantangan kita
untuk tetap beriman dan berpengharapan teguh kepada Tuhan. Jika
pada masa lalu pemazmur diperhadapkan dengan musuh yang
mengangkat pedang, maka musuh kita pada masa kini lebih beragam.
Maksudnya, musuh kita tidak lagi pada pedang, akan tetapi berupa
gaya hidup, suap pada pemilihan, persoalan keluarga, kenakalan
remaja, narkotika, perjudian, perzinahan, dan lain-lain. Semua
tantangan ini rentan membuat kita terjerumus untuk tidak lagi
mengandalkan Tuhan dalam hidup keseharian kita. Lantas bagiamana
teks ini menjadi pengingat bagi kita?
“Allah sungguh dahsyat dari dalam tempat kudus-Nya; Dialah
Allah Israel, Dia mengaruniakan kekuasaan dan kekuatan kepada
umat-Nya. Terpujilah Allah” (ay. 36). Demikianlah kesaksian
sekaligus doa pemazmur. Dua ayat terakhir senantiasa dikutip oleh
umat Tuhan pada masa lalu ketika hendak memulai aktifitas ditiap
pagi. Dari hal tersebut, kita diingatkan bahwa segala peluang dan
tantangan dapat kita jalani dengan baik jika pengharapan kita
diletakkan kepada Allah yang berkuasa. Amin.

Senin, 15 Juli 2024


2 Samuel 6:1-12
TANGNGIA PANINGOAN TU PUANG MATUA
Tuhan Bukan Permainan

Iatonna den pa sibitti’, mintu’ ki’ den ta ampui sia umpaningoi


paningoan. Buda rupanna tu paningoan ta, susinna: gasing, pelle’,
raga, suling, passayang, goli’, sia buda pa to. Mintu’ tomai paningoan
umpamasannang penaanta belanna ma’din ki unnatoi’ tu paningoan
ta situru’ naalanna penaanta. Iake susi to, apara siumpu’na pa’basanta
lanmai Sura’ Madatu?
Iate pa’basanta untuna’ kamaleanna Daud sisola pa’tondokan
Israel umpalele pattin-Na Puang Matua. Ia mo te patti iate, tu
mendadi tanda kama’diorenan-Na Puang Matua sisola mintu’ taunna.
Umba inan tu na nai te patti, inde duka mo to tu nanai payan mintu’
tanda passakke-Na Puang Matua. Tanda passake iamoto tu na
kamali’ Daud anna urunganni male unnalai tu pattin-Na Puang Matua
lanapalengkai’ lako Yerusalem. Kasalan tu Daud belanna na tiro
paningoan tu patti iato, na posaba’i untengkai atoran-Na Puang
GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya76
Matua kumua iatu patti iapi na dipalengka’ ke dibullei sia tae’ na
ma’din di parumbui lima (Bil 4:15). Mintu’na tu na pondok Puang
Matua tang ma’din la ditengkai kalo’, ondongpi la di tiro
pangingoan. Untengkai kalo’ atoranna Puang Matua umpabu’tu bala’
kasanggangan sia kamatean.
Iate pa’basanta mepakilala kumua tangngia paningoan tu atoran-
Na Puang Matua. Tang ma’din tu umpogau’ punalai temai
pengkarangan dipake lan kemenonmban. Ondong pi katuoanta, tae‘
nama’din dipake sala belanna iate kale sia katuoanta iamo tanda
kamala’biran-Na Puang Matua. Lan mintu’na tengka ke’de’ ta, inang
sipatuki’ tu tontong umposangka’ atoran-Na Puang belanna mintu’ la
dipomelona ma’din dikabu’tui diomai sukaran Aluk-Na Puang
Matua. Lan panganta’na Penaa Masallo’ tu la umpatu’tun ki’ lako
kapaissanan tongan lako sukaran aluk-Na Puang Matua. Amin.
Selasa, 16 Juli 2024
Kisah Para Rasul 23: 12-35
SKENARIO TUHAN
Lalan Pa’tangaran-Na Puang Matua
Sebuah pepatah Latin berbunyi omnia causa fiunt yang bermakna
segala sesuatu terjadi karena ada alasan di baliknya. Sama seperti
rentetan kisah hidup kita, di balik semuanya itu ada pesan kehidupan
yang dapat kita petik atas semua proses kehidupan. Apakah kita sadar
bahwa selalu ada pesan di balik semua yang terjadi? Lantas apa
hubungannya dengan teks bacaan kita hari ini?
Apabila kita membaca teks ini dari perikop sebelumnya, di situ
kita mendapati bahwa oleh hikmat, Paulus dapat memecah
kesepahaman golongan Farisi dan Saduki dalam persidangan
mahkamah agama. Tentu hikmat tersebut tidak lahir dengan
sendirinya tetapi berlangsung dalam tuntunan Roh Kudus. Hikmat
tersebut meneguhkan Paulus untuk berani meyuarakan kebangkitan
Yesus Kristus dari antara orang mati meski hal tersbut menimbulkan
seknario pembeunuhan.
Betapa pun sudah ada skenario oknum orang Yahudi, Allah
Tritunggal pun memiliki skenario tersendiri. Tidak kebetulan
keponakan Paulus mengetahui rencana pembunuhan tersebut. Tidak
secara kebetulan juga Paulus berwarga-negara Roma sehingga
Klaudius Lisias, perwira penjara setempat, merancang pengamanan

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya77


nyawa Paulus. Hal ini lah yang menuntun kita pada suatu
penghayatan bahwa tidak ada yang kebetulan dalam kehidupan
Paulus bahkan kehidupan kita sekalipun. Selalu ada skenario Allah
Tritunggal di balik kehidupan sehari-hari kita.
Pepatah Omnia Causa Fiunt dan bacaan kita pada hari ini
kiranya meneguhkan iman dan pengharapan kita bahwa skenario
Tuhan tidak ada habisnya dalam hidup ini. Tantangan dan peluang
hidup sekalipun mau menunjukkan kepada kita bahwa hidup kita
sebagai orang yang percaya pada Kristus tak pernah lepas dari
pengawasan dan pemeliharaan Allah Tritunggal. Sandarkanlah hidup
dalam tuntunan penyertaan Tuhan. Amin.
Rabu, 17 Juli 2024
2 Samuel 6:15-23
MERENDAH DALAM TUHAN
Umpopengkadiongan kale lan Puang Matua

Seorang novelis asal Skotlandia, J.M. Barrie, pernah berujar


bahwa hidup ini adalah pelajaran panjang akan sikap rendah hati.
Ungkapan tersebut sangat dipengaruhi oleh latar belakang masa
kecilnya yang hidup dalam serba kekurangan. Jika demikian, apa
hubungannya denga teks bacaan kita?
Sikap rendah hati sangat bergantung pada pengosongan diri atau
kenosis (bdk. Filipi 2:7). Pengosongan diri mengisyarakan untuk
tidak mengutamakan segala bentuk kelebihan yang ada pada dirinya
tetapi melihatnya sebagai pemberian yang dipercayakan oleh Tuhan.
Demikian halnya dalam bacaan hari ini, kita mendapati bahwa
jabatan dan tahta yang berada di tangan Daud sumbernya dari Tuhan
semata (ay.21-22). Sehingga, tarian dan luapan sukacita Daud
merupakan caranya untuk merendahkan diri di hadapan hadirat Allah
yang disimbolkan dengan tabut Tuhan. Hal kontras justru
ditunjukkan oleh Mikhal yang tidak senang melihat Daud
merendahkan dirinya.
Hidup ini adalah proses panjang untuk merendahkan diri, kita
diajak untuk senantiasa menghidupi hal tersebut. Kita harus
menanamkan dalam batin kita bahwa segala sesuatu yang kita miliki
berasal dari dan demi untuk Tuhan. Dengan demikian, tidak ada
alasan apapun yang membenarkan kita untuk tinggi hati.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya78


Pola hidup yang merendahkan diri akan mendapat kepenuhannya
dalam karya Yesus Kristus. Ia adalah Juruselamat yang merupakan
kegenapan hukum taurat (bdk. Roma 10:4). Hal ini hendaknya selalu
membarui batin kita bahwa Allah telah merendahkan dirinya dalam
Kristus dan oleh Roh Kudus kita diyakinkan dan dimampukan untuk
mengikuti teladan Kristus. Amin.
Kamis, 18 Juli 2024
Kolose 1:15-23
DALAM KRISTUS
Lan Kristus
Seorang pelayan dari atas mimbar pernah bertanya “siapakah
gambar Allah?” Sontak seorang anggota majelis menjawab:
Manusia! Jawaban anggota majelis tersebut mungkin juga mewakili
pemahaman awal kita mengenai gambar Allah. Akan tetapi, teks
bacaan kita pada hari ini menandaskan bahwa Kristus-lah gambar
Allah dan di dalam Dia diciptakan segala sesuatu (ay. 15-16). Jikalau
demikian, apa dan bagaimana pengaruh gambar Allah dalam situasi
konkrit keseharian kita?
Teks bacaan firman Tuhan pada hari ini merupakan perlawanan
atas ajaran sesat yang mencampur adukkan mitos fana dengan
keselamatan dalam Kristus. Paulus menekankan bahwa di dalam
Kristus segala sesuatu diciptakan oleh Allah. Tuntunan Roh Kudus
memelihara dan meyakinkan kita bahwa Kristus adalah gambar
Allah. Maksudnya ialah, melalui Kristus kita mengenal Allah yang
mencipta dan berkenan untuk menyelamatkan manusia. Berdasar
pada pemahaman tersebut, selayaknya kita sadar bahwa tidak ada
alasan apa pun yang dapat membuat kita menyimpang kepada ajaran
yang sesat. Toh, bukankah segala sesuatu diciptakan dan berada
dalam Kristus. Maka untuk apa menyembah dan mengilahkan
“sesuatu” yang pada dasarnya hanya ciptaan?
Pada masa kini, terlalu banyak hal membuat kita mengilahkan
hal-hal material dan non material, yakni: uang, jabatan, kesenangan
duniawi, panggung perhatian, kepentingan pribadi, dan lainnya.
Semua hal yang sudah disebutkan kadangkala membuat kita terlena
dan tidak lagi mengutamakan Kristus dalam kehidupan keseharian
kita. Bertobatlah jika pernah menyimpang dari Kristus karena kasih-
Nya lebih besar dari pelanggaran kita. Yesus memperdamaikan kita

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya79


dengan Allah dan kuasa Roh Kudus senantiasa menguatkan kita
untuk teguh berpegang dalam Kristus. Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya80


Jumat, 19 Juli 2024
Mazmur 89:20-38
RAJA TERTINGGI
Datu Ma’kalolokanna

Keberlangsungan suatu kerajaan, mau ia makmur atau tidak,


aman atau bermasalah, sangat tergantung pada rajanya. Manakala
seorang raja bertindak gegabah dan hanya memikirkan diri sendiri,
hancurlah kerajaan yang dipimpinnya. Layaknya Saul, karena lebih
mementingkan diri sendiri, akhirnya Israel terancam. Berdasarkan hal
itu, Tuhan memilih seorang dari tengah bangsa untuk memipin umat
Tuhan, yakni Daud. Pilihan Tuhan terhadap Daud sebagai raja
merupakan kisah sejarah Israel di masa lalu, lalu apa pesannya bagi
kita pada masa kini?
Teks bacaan kita hari ini yang mengatakan bahwa sampai
selamanya dinasti Daud tak akan pernah terputus (ay. 37). Kelak
dikemudian hari, dari tunas Daud akan lahir raja tertinggi di antara
raja-raja dunia, yaitu Yesus Kristus. Intervensi Tuhan kini berlaku
bagi seluruh umat manusia. Kedatangan Yesus Kristus menyatakan
Kerajaan Allah di dalam kehidupan manusia. Tanda-tanda dari
kerajaan Allah ialah damai sejahtera, sukacita, kebaikan, dan
puncaknya ialah keselamatan manusia.
Melalui pembacaan hari ini, kita kembali disadarkan bahwa
pemilihan Daud sebagai raja atas Israel hendak mengingatkan betapa
Tuhan-lah raja kekal dan tertinggi dalam hidup kita. Melalui Allah
dan Roh Kudus, kita diyakinkan bahwa kedatangan Yesus Kristus
merupakan gerak cinta kasih Allah yang menyerap dalam kehidupan
sehari-hari kita. Oleh sebab itu, cita kasih Allah Tritunggal senantiasa
berlangsung dalam hidup kita sampai-selamanya. Dengan kata lain,
kehadiran Kristus ke dalam dunia ini adalah bentuk penyataan
Kerajaan Allah bagi dunia. Kita yang telah dihimpunkan-Nya telah
menjadi warga Kerajaan Allah. Maka dengan demikian, sebagai
orang beriman, keselamatan kita dari hari lepas ke hari tetap berada
dalam tangan pengasihan Sang Raja Tertinggi, Yesus Kristus. Amin.
Sabtu, 20 Juli 2024
Lukas 18:35-43

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya81


YESUS, ANAK DAUD, KASIHANILAH AKU!
Yesu, Tarukna Daud, Kamaseina’!

Ucapannya si buta “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” dapat


kita maknai bahwa dalam kebutaannya ia percaya bahwa Yesus
Kristus itulah Juruselamat. Tidak ada keterangan bahwa ia buta
sedari lahir atau pernah melihat sebelumnya. Namun, dalam
kebutaannya ternyata ia tidak terjebak dalam rasa nyaman
kebutaannya. Teriakan tersebut sesungguhnya usaha untuk mendapat
penglihatan dari sumber pertolongan sejati, Yesus Kristus.
Pertanyaannya adalah apa yang membuat orang buta tersebut mau
untuk meminta pengasihan kepada Yesus?
Tidak ada rujukan yang dapat meyakinkan kita bahwa orang buta
ini pernah mendegar ucapan-ucapan Yesus secara langsung. Akan
tetapi, dalam penghayatan iman, satu-satunya hal yang dapat kita
percaya ialah seruannya kepada Yesus berlangsung dalam hikmat
Roh Kudus. Daya kerja Roh Kudus selalu memanggil dan
meyakinkan orang untuk percaya bahwa hidupnya akan diselamatkan
dalam karya Allah melalui kedatangan Yesus Kristus. Penyelamatan
dalam Allah Tritunggal tidak melulu pada zaman akhir tetapi selalu
berlangsung dalam hidup keseharian kita. Penyembuhan penyakit,
penglihatan bagi orang buta, penguatan dalam pergumulan,
merupakan penyataan Kerajaan Allah.
Dalam berbagai bentuk keterbatasan kita, Roh Kudus
menyakinkan kita bahwa Yesus Kristus merupakan wujud nyata dari
Allah yang tidak terjangkau. Pada dasarnya kita semua terbatas
dalam memahami dan mengenal Kristus. Meski demikian, justru
dalam kelemahan kita kuasa Tritunggal memenuhi kita, agar dengan
sepenuh hati kita dapat mengucap “Yesus, Anak Daud, kasihanilah
aku!”. Amin.

Minggu, 21 Juli 2024


2 Samuel 7:18-29
SYUKURILAH!
Kurre Sumanga’i

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya82


Merespons setiap peristiwa dalam hidup ialah tindakan yang
wajar. Ada yang menangis, kecewa, tertawa, ceria, dsb. Respons-
respons ini normal dan hampir terjadi pada semua manusia. Terlebih
ketika manusia menerima dan menikmati berkat Allah. Tentu syukur
yang berisi pengagungan kepada Sang sumber berkatlah yang
mestinya diperlihatkan.
Raja Daud telah memerlihatkan sikap itu. Bersyukur menjadi
responsnya ketika Allah yang ia sembah menyatakan janji yang
sebenarnya telah menjadi kerinduan sang raja, yakni mendirikan
rumah bagi tabut Allah (ay. 2). Bagaimana Daud mengekspresikan
wujud syukurnya? Pertama, hidup dalam kerendahan hati. Ia
menyadari bahkan mengakui bahwa segala pencapaiannya sebagai
raja, semata-mata karena karya Allah baginya. Kedua, mengakui
kebesaran Allah. Dalam kerendahatian dan pengenalan yang benar
tentang Allah, ia mengamini bahwa tidak ada yang dapat menyamai
kasih dan kuasa Allah. Ketiga, ia bersikap untuk terus tunduk pada
pengaturan Tuhan, karena dia sadar bahwa Tuhan menyatakan
kemuliaan-Nya dalam setiap peristiwa kehidupan Daud dan bangsa
Israel.
Semestinya hal tersebut meneguhkan iman kita untuk terus teguh
dalam Kristus. Jika kembali mengingat-ingat, maka tampaknya tidak
salah juga untuk merenungkan bahwa siapakah kita ini di hadapan-
Nya? Sekuat apakah kita menjalani lika-liku kehidupan tanpa
pertolongan-Nya? Ingatlah bahwa kasih-Nya terus mengalir, tiap
pagi rahmat-Nya dinyatakan, bahkan kita yang berdosa-pun, ditebus
dan dikuduskan oleh-Nya. Dengan demikian, tidak ada alasan untuk
tidak merespon karya Allah yang besar itu. Responslah dalam syukur
kepada Dia yang memberi kita kehidupan. Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya83


Senin, 22 Juli 2024
Ibrani 13:17-25
SIPASSAMBAYANGAN KOMI
Saling Mendoakanlah
Matumbari ta nenne’ bang massambayang? Tantu ma’rupa-rupa
tu pebalinta. Den tu massambayang belanna ma’kurre sumanga’, den
duka massambayang umpalaku kamalekean, buda pa to tu
napobannag. Sitonganna apa tonganra tu passambayangan? Ianna
Calvin, iatu passambayangan iamo kasiumpuran sola Puang, belanna
lan kapassambayangan dinii umpakendek kurrean sumanga’,
pa’pudian, rannunnta, sia snga’-senga’na diona katuoanta. Den duka
pa to tu nenne’ bang dirangi, iatu passambayangan disa’bu’ duka
penaa, belanna lan passambayangan siumpu’ tu to lino sisola Oto’na
katuoan, iamotu Puang. Iamoto, inang parallu tu massambayang,
belanna mentama ki’ kasiumpuran sisola Puang Matua.
Susi duka moto tu pangappa’na to ussura’i te sura’ Ibrani kumua
iatu passambayangan, iamo misa’ penggauran melo sia parallu
dipogau’. Iamoto nadipakilala tu to ma’patongan dio Ibrani kumua la
tontong sipassambayangan misa’ sola misa’, saba’ lan
kapassambayangan, dinii sipamatoto’, sipakatana namui raka sisonda
situka’ tu a’gan merrampoi. Parallu duka umpassambayang to
ma’kamaya lan pa’lak-Na Puang Matua belanna tang mekata’ka’
tang mekabo’yo untale’ ambun kadanNa Puang. Dipakilala duka
anna tontong bang umpassambayangan to ma’parenta belanna to
napoparea Puang Matua la umpana’ta kamarampasan, kamaloloan sia
katonganan. Undinna, dipakilala duka anna tontong batta’ tu
kapatongananna to Ibrani lako Yesu. Iatu kapatonganan iato tae nala
ma’angge dio bangri randan dipudukna to ma’patongan, sangadinna
la dipa’petiroan lan lingkana katuoan keallo-keallo.
Kita te digente’ miki’ to maupa, sundun rongko’ta sia disa’bu’
taunNa miki’ Puang Matua belanna rara mala’bi’Na Yesu, iamoto
susi misa’ to dila’bak sia dipamasero lan Kristus, balo’ tu
sipassambayangan, sipakilala sia siangkaran lan Puang. Amin.
Selasa, 23 Juli 2024
Kisah Para Rasul 20:17-38

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya84


JAGALAH DIRIMU DAN SELURUH KAWANAN
Kanandai tu kalemi sia mintu’ tu to sangtuntunan

Dalam rangka pelayanan gerejawi, Gereja Toraja mengenal tiga


jabatan khusus, yakni pendeta, penatua, dan diaken. Jabatan ini
dibentuk untuk memerlengkapi orang-orang kudus bagi
pembangunan tubuh Kristus. Apa itu tubuh Kristus? Gereja Toraja
memahami gereja sebagai tubuh Kristus dengan Yesus sebagai
Kepala. Sebagai tubuh Kristus, gereja dikaruniakan kepelbagaian
karunia yang seharusnya dipakai untuk saling melengkapi dan
menolong satu dengan yang lain.
Sesaat sebelum meninggalkan Efesus, Paulus menekankan hal
tersebut kepada para penatua. Ia berpesan agar para penatua tetap
teguh dan tekun dalam pelayanan bagi umat Allah. Mereka diminta
untuk terus melayani dalam kerendahan hati, tanpa pamrih, dan
dengan tulus menjaga diri dan kawanan domba Allah untuk tetap
berada di jalan-Nya. Paulus memesankan hal ini karena orang
percaya saat itu, rentan terpecah bahkan mudah untuk diombang-
ambingkan oleh pengajaran-pengajaran sesat, yang digambarkan
sebagai serigala-serigala ganas. Sebab itu, orang percaya harus teguh
dalam imannya kepada Yesus Kristus, karena jika tidak, maka akan
sangat mudah untuk dihancurkan oleh serigala-serigala ganas.
Namun, itu semua harus berada dalam kesadaran bahwa hanya
dengan kuasa Roh Kudus, kita dapat teguh dalam iman kepada-Nya.
Menjaga diri dan seluruh kawanan domba Allah adalah tugas kita
semua sebagai anggota tubuh Kristus. Persekutuan ini adalah
anugerah-Nya, olehnya itu semua anggota tubuh Kristus harus hidup
dalam kasih yang tulus untuk melayani Tuhan dan sesama. Amin.

Rabu, 24 Juli 2024


Lukas 15:1-7

MENCARI HINGGA DAPAT


Mandaka' saelako nakabu'tui

Sifat alamiah manusia ketika kehilangan barang berharga adalah


mencari hingga dapat. Ketemu atau tidak itu persoalan lain. Hal
tersebut dilakukan karena rasa kecintaan yang besar terhadap sesuatu

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya85


yang hilang itu. Entah karena barang itu mahal, pemberian orang,
ataupun karena kenangan indah yang telah terukir di dalamnya.
Memerhatikan bacaan ini, ternyata Yesus juga sungguh
mencintai dan memerhatikan milik-Nya. Hal itu digambarkan
melalui perumpamaan seorang gembala yang dengan penuh
kekuatan, mencari seekor domba yang hilang dari kawanan. Jika
dipikir secara sederhana, untuk apa membuang-buang waktu dan
tenaga hanya untuk mencari seekor domba yang hilang, bukankah
masih ada sembilan puluh sembilan ekor yang bisa dirawat dan
dipelihara? Sikap gembala justru memerlihatkan kecintaan yang
besar terhadap miliknya, dan ia tidak menghendaki miliknya tersesat
bahkan binasa. Gembala yang dimaksudkan tentunya merujuk
kepada Yesus yang adalah Gembala Agung dan domba yang hilang
menggambarkan umat manusia yang jatuh ke dalam dosa.
Perumpamaan ini hendak meneguhkan iman kita bahwa karena
dosa, manusia tidak lagi sanggup hidup dalam kebenaran dan
kesucian. Karena itu, Yesus meninggalkan kemuliaan-Nya dan
mengosongkan diri-Nya dengan jalan menjadi manusia sejati untuk
mencari manusia yang berdosa dan membawanya kembali kepada
kebenaran. Renungkanlah, ternyata Yesus sungguh mengasihi milik-
Nya (kita), dan tidak tidak menghendaki milik-Nya itu binasa. Itulah
sebabnya, Yesus terus mencari domba-Nya yang tersesat hingga Ia
mendapatkannya. Amin.

Kamis, 25 Juli 2024


Kolose 1:9-14

BERTUMBUH DAN BERBUAH


Tuo, Lobo’ sia Membua

Tanaman yang terus bertumbuh dan berbuah banyak merupakan


harapan setiap petani. Untuk mencapai harapan tersebut, upaya yang
mesti dilakukan adalah merawat dan memelihara tanaman. Ada yang
memberi pupuk, menjaga kestabilan air, bahkan memotong
rantingnya. Tanaman yang bertumbuh dan berbuah menandakan
pertumbuhan yang baik. Tampaknya hidup keberimananpun
semestinya demikian.
GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya86
Dalam suratnya kepada jemaat di Kolose, Paulus menegaskan
bahwa umat Allah harus terus bertumbuh dan berbuah banyak dalam
dunia. Paulus menegaskannya sebagai respons terhadap pertumbuhan
iman jemaat di Kolose, yang mana jemaat semakin memerlihatkan
keterarahan sepenuhnya kepada Yesus Kristus (ay. 3-8). Untuk terus
bertumbuh dan berbuah, jemaat semestinya memahami kehendak
Allah dalam hikmat dan pengertian yang benar (ay. 9). Hikmat Allah
ini menuntun umat untuk hidup layak dan berkenan di hadapan
Tuhan (ay. 10), kuat dalam pelayanan, serta tekun dan sabar
menanggung segala sesuatu (ay.11). Singkatnya, hikmat Allah
melayakkan umat-Nya untuk menerima pengampunan dosa dan
mendapat bagian dalam Kerajaan-Nya (ay. 12-14).
Kehidupan kita kini dan di sini semestinya berada dalam bingkai
hikmat Allah karena hanya dengan itu kita bisa terus bertumbuh dan
berbuah banyak dalam dunia. Bertumbuh dan berbuah semestinya
berjalan beriringan dan berkesinambungan. Artinya pertumbuhan
iman dalam Yesus hendaknya nampak melalui perkataan dan
perbuatan, dan itulah yang disebut menghasilkan buah. Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya87


Jumat, 26 Juli 2024
Kolose 3:12-17

AKU ISTIMEWA
To Dipatorro Madatu

Pertanyaan awal yang perlu direnungkan, mengapa kita istimewa


dan apa yang membuat kita istimewa? Adakah andil manusia untuk
membuat dirinya istimewa di hadapan Tuhan? Merujuk pada bacaan
hari ini, keistimewaan kita terletak pada anugerah Yesus Kristus
yang memilih kita untuk dikuduskan dan dikasihi-Nya (ay. 12).
Tampaknya, Paulus menegaskan ini untuk meneguhkan jemaat di
Kolose tentang status mereka sebagai umat pilihan Allah. Ini
dilakukannya mengingat konteks Kolose saat itu yang diwarnai
dengan berbagai macam ajaran yang dapat mengganggu
pertumbuhan iman jemaat. Dalam keistimewaan sebagai umat
pilihan, semua orang-orang percaya dituntut untuk terus hidup
sebagai tubuh Kristus dalam kesabaran, kesedian mengampuni yang
lain serta penuh belas kasih seorang terhadap yang lain (ay. 12-14).
Lebih lanjut, Paulus menegaskan bahwa semuanya itu hendaknya
mewujud dalam keseharian, dalam rangka menghadirkan damai
sejahtera bagi semua (ay. 15-16). Namun, perlu juga digarisbawahi,
bahwa untuk menghidupinya, kita membutuhkan bahkan sangat
bergantung pada kuasa Roh Kudus. Tidak ada seorangpun yang dapat
mengasihi, mengampuni, dan hidup dalam kesabaran jika tidak
memberikan hidupnya dituntun sepenuhnya oleh Roh Kudus.
Identitas kita sebagai persekutuan orang-orang percaya yang
dipanggil keluar dari kegelapan untuk masuk ke dalam terang Allah
yang Ajaib, mestinya tidak sekadar tempelan semata. Gereja (kita)
harus terus menghidupi keistimewaannya sebagai umat yang telah
ditebus dan dikuduskan, seraya terus berada dalam tuntunan Roh
Kudus agar dapat menjadi berkat bagi semua. Amin.

Sabtu, 27 Maret 2024


Mazmur 145:10-18

SETIA ITU PENTING


Manassa sipato‘tu Kamakaritutuan

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya88


Salah satu kunci kesuksesan sebuah hubungan ialah kesetiaan.
Ini penting, karena dengan setia, komitmen untuk terus berada dalam
hubungan akan terjaga dan terawat. Namun, perlu diperhatikan,
bahwa kesetiaan hanya dapat terwujud jika dilandaskan pada kasih
setia Tuhan.
Hal itu yang disadari oleh pemazmur, bahwa Tuhan itu pengasih,
penyayang, panjang sabar, dan berlimpah kasih setia-Nya. Pemazmur
mengakui ini karena dalam perjalanan kehidupannya sebagai yang
dipilih Tuhan, ia sungguh menyadari bahwa Tuhan, Allah Israel,
tidak pernah meninggalkannya. Justru dalam setiap gumul
pemazmur, Tuhan hadir menyatakan kuasa kasih-Nya yang
sempurna. Sehingga, dalam refleksi iman yang demikian, pemazmur
mengajak semua orang percaya untuk secara sengaja dan
berkelanjutan menaikkan syukur dan pujian kepada Allah yang Maha
Tinggi (ay. 10). Selain itu, kita juga diwajibkan untuk memberitakan
dan mengajarkan kesetiaan Tuhan kepada generasi-generasi gereja,
bahwa Tuhan itu setia dalam segala perkataan dan perbuatan-Nya
(ay. 11-13). Lebih lanjut, pemazmur dengan tegas menggambarkan
bahwa satu-satunya penopang bagi yang jatuh dan penegak bagi yang
lesu ialah Tuhan yang dalam keadilan-Nya, selalu dekat bagi mereka
yang berseru kepada-Nya (ay. 14-18).
Dalam identitas sebagai umat Allah, kita ditugaskan untuk hidup
dalam kesetiaan. Setia menyangkal diri, memikul salib, dan mengikut
Dia. Sebab itu, dalam rangka pembangunan tubuh Kristus, kesetiaan
itu penting. Mari belajar dari Yesus, yang taat dan setia sampai mati.
Jika Yesus sedemikian setia, bagaimana dengan umat-Nya?
Renungkanlah! Amin.

Minggu, 28 Juli 2024


Yohanes 4:31-38
LEPASKAN SEKAT PEMBERITAAN INJIL
Da mu sapa’i tu Kareba Kaparannuan

Berbagai bentuk pelayanan membuat kita terbuai dalam


kebekuan spiritual hingga kita mengutamakan orang-orang dekat
dalam persekutuan. Kendati itu adalah pola yang berdampak baik

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya89


bagi kehidupan orang percaya, tetapi dapat juga menjadi peringatan
bagi kita yang terbuai dalam kekakuan menjadi saksi Kristus di
tengah dunia dengan begitu rumit. Pertanyaannya, apakah sebagai
pelayan yang sudah meluangkan waktu begitu banyak dalam
berbagai kegiatan gerejawi sudah menghayati dan mengenali maksud
Tuhan? Ataukah status sebagi pelayan membuat kita kaku dalam
pemberitaan Injil?
Bacaan saat ini menyajikan pandangan luas dalam menanggapi
maksud Tuhan. Dalam perjumpaan dengan perempuan Samaria,
Yesus mengatakan kepada murid-Nya bahwa “Pada-Ku ada makanan
yang tidak kamu kenal” (ay. 32). Pernyataan Yesus membingungkan
para murid karena mereka tidak melihat orang memberikan-Nya
makan. Yesus melanjutkan dengan mengatakan bahwa makanan
yang dimaksud adalah melakukan kehendak Bapa yang mengutus-
Nya dan menyelesaikan pekerjaan-Nya (ay. 34). Ia menandaskan
kembali dengan mengatakan bahwa 4 bulan lagi akan tiba musim
tuai. Jelas bahwa bukan hanya pada saat menuai saja kita
melakukannya, tetapi sekarang pun ladang-ladang sudah menguning
dan siap dituai (ay. 35). Hal itu memerlihatkan bahwa tidak perlu
membuat sekat antara pelayanan yang kita kerjakan dengan
pekerjaan Kristus yang kita lakukan tiap hari.
Cobalah lihat sekeliling kita, mungkin saja tuaian itu hadir dalam
orang-orang yang terlihat tidak perlu mendapat perhatian karena
jarang bersekutu. Temukanlah pekerjaan Kristus dalam setiap
kegiatan dan tingkatkan kepekaan kita terhadap dunia ini. Amin.
Senin, 29 Juli 2024
Filipi 4:10-20
SILASANNA LAKO KALE
Mencukupkan diri

Den misa’ kada tu napa’popetandan to Yunani, Plato, iamo tu


sophrosune (keugaharian). Yanna lan basa Toraya disanga
ma’anggean (mawas diri), ba’tu bisa bangsia dikua umpokadai silasa.
Kada iate takua duka ma’din dikaduttu’ lan ba’tengta belanna
budamo tu apa diposara’ nenne’ bangmo ullendu’i tu sipatunna lako
kaleta. Tang balle kumua mintu’na tuladi pogau’ inang dipogau’
ponno penaa, apa den tu pira-pira kabiasan nenne tang diingaran
iamotu disanga silasanna. Ombo’ dukami lako Rasulu’ Paulus lan te
GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya90
pa’basanta kumua na peladai’mo tu disanga umpasilasai tu apa diona
kalena (ay. 11). Na lako kita, dipeladai’ dukamo raka tu disanga
diposilasanna?
Lan te pa’basanta attu totemo na pakanassan Paulus lako
kombongan dio Filipi kumua na issanni tu mangringki-ringki sia
malabo, apa tontong na lanakanassai kumua diona tumintu’na inang
ma’din na pogau’ belanna Kristus tu umpamatoto’i (ay 12-13).
Iamoto, tae’mo kamatakuranna tinde rasulu’ Paulus ullingkananni tu
katuoanna, moi raka na lan pa’tarungkuan tonna attu. Napatarru’
dukai kumua tae’ ia na undaka’ pamengan sangadinna iatu nadaka’
dikua na sakeranganna tu bua kamaseroan, belanna iatemai barang
apa rampo lako katuoanta ma’din la torro melo iake dipadoloi tu
diona kasiumpuran sola Kristus. Ia dukamo la unggannai’ temai
mintu’ diparalluinna ullendu’i Penaa Masallo’.
La tontong dikilalai tu diona panganta’Na Puang lan passanan
tengkota. Ma’din duka dipengkullei tu diona silasanna lako kaleta,
tangia diona manna kande, apa mintu’ diposara’na keallo-kebongi.
La tontong dianga’ tu peta’tanNa Penaa Masallo’ dikua anna
panundu’ki’ umposilasanni temai kaparalluanta sia dikua anna den
toyang diomai kabarakan. La manappa’ki’ kumua Puang la
umpasilasai tu mintu’na lako kaleta. Amin.
Selasa, 30 Juli 2024
Roma 15:22-33
MENIKMATI PERJUMPAAN DALAM KRISTUS
Ungkarimmanni kasitammuan lan Puang

Banyak yang mengatakan bahwa pertemuan dengan tiap orang


harus efektif. Tidak sedikit orang merasa dirugikan untuk berbicara
apalagi berkumpul dengan orang yang dianggapnya tidak
memberikan konstribusi, dalam hal ini tidak ada peningkatan iman.
Tindakan ini sering juga terjadi secara khusus di dalam kehidupan
orang percaya (Kristen). Ada pula yang mengatakan bahwa lebih
baik bertemu dengan teman seiman daripada membuang waktu
bertemu dengna orang yang abai pada Firman. Mungkin saja ini salah
satu bentuk kemalasan spiritual yang mengurung kita dalam
persekutuan yang nyaman.
Dalam perjalanannya, Paulus sangat ingin bertemu dengan umat
Tuhan di Roma. Namun, ia hanya bisa singgah dan menikmati
GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya91
pertemuan dengan orang di sana pada saat jemaat mengantarnya ke
Spanyol (ay. 24). Ia juga sangat menekankan bahwa ketika mereka
bertemu, ia akan melakukannya dengan penuh berkat Kristus (ay.
29). Paulus juga meminta untuk tetap didoakan di dalam
pelayanannya untuk Yerusalem (ay. 31).
Ini memerlihatkan bahwa pertemuan mereka sebenarnya adalah
wujud perjumpaan dalam Kristus. Baik dengan orang-orang yang
jarang terlibat bahkan tidak pernah sama sekali telibat dalam
pelayanan mestinya terjalin perjumpaan di dalam Tuhan.
Meskipun waktu pertemuan kita dengan orang lain begitu
singkat, tetapi jika itu memperlihatkan kehadiran Kristus, maka
nikmatilah itu, seperti Paulus dan jemaat yang ada di Roma. Maka
dari itu, jika kita menghindari pertemuan karena merasa tidak ada
Kristus di dalamnya, jadikanlah pertemuan itu sebagai perjumpaan
dengan Kristus sehingga pertemuan itu dapat membawa makna baik
bagi kita maupun orang yang berjumpa dengan kita. Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya92


Rabu, 31 Juli 2024
Markus 6:35-44
BERISTIRAHAT DAN MELANJUTKAN KARYA
TUHAN
Melayo sia Umpatarru’ Pengkarangan-Na Puang
Siapa yang tidak butuh istirahat? Secara medis waktu istirahat
malam maksimal adalah 8 jam, karena tubuh membutuhkan waktu
cukup untuk beristirahat dan menenangkan semua organ agar dapat
berfungsi baik, termasuk kesehatan mental. Namun, tidak jarang
orang yang waktu istirahatnya kurang akan mengalami kelelahan
yang membawa pada melemahnya fisik.
Masa pelayanan Yesus dipenuhi berbagai pelayanan,
menyembuhkan orang sakit, mengajar, mengunjungi berbagai tempat
bahkan banyak hal lainnya. Namun, di tengah-tengah kesibukan, Ia
tidak pernah melupakan satu hal yaitu menarik diri ke tempat sunyi
dan beristirahat. Secara keseluruhan, perikop ini memerlihatkan
bahwa selama beberapa waktu lamanya, Yesus menarik diri dari
orang banyak untuk beristirahat (ay. 31). Ia melakukannya sebab Ia
mengetahui bahwa penting untuk menyadari setiap pelayanan yang
dikerjakan.
Padatnya pelayanan atau pekerjaan kerap membuat kita lupa
untuk beristirahat. Kelompok ekstravert mengatakan bahwa ia
merasa beristirahat ketika berjumpa dengan orang lain. Apapun itu,
pada dasarnya, beristirahat bukan berarti bermalas-malasan
(rebahan), tetapi memberi ruang dan waktu bagi diri untuk
mengalami perjumpaan dengan Allah. Sibuk untuk Allah, tetapi tidak
sibuk bersama Allah. Ambillah waktu sejenak untuk beristirahat!
Mengambil waktu sejenak dan duduk bersama Allah adalah hal
yang sangat signifikan dalam kehidupan kita. Tidak sedikit orang
yang terbelenggu dengan pekerjaan atau pelayanannya. Mekanisme
kehidupan kita menjadi sangat kaku dan terkesan seperti mesin.
Yesus mengajarkan kepada kita untuk rehat sejenak bersama-Nya
dan setelah itu kembali melanjutkan hidup. Amin.
Kamis, 1 Agustus 2024
1 Korintus 11:17-22
WASPADALAH TERHADAP PUJIAN!

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya93


Matangkin Lako kapudian!
Mungkin sangat sedikit orang yang tidak menyukai pujian,
apalagi jika itu keberhasilan dari jerih payahnya. Tak jarang juga
orang ingin dipuji dan selalu turut dalam hal yang sebenarnya tidak
sejalan dengan apa yang direncanakan. Tidak hanya pujian secara
verbal, banyak orang yang rela melakukan hal-hal yang tidak sejalan
dengan kehendak dan kebenaran Tuhan hanya untuk mencari like
melalui konten.
Dalam surat yang di berikan kepada jemaat di Korintus, Paulus
dengan tegas menegur orang-orang yang melakukan perjamuan
makan hanya untuk kesenangan pribadi (ay. 21). Ada juga yang
melakukannya untuk mempermalukan orang yang tidak punya apa-
apa (ay. 22). Paulus begitu keras menegur mereka dengan
mengatakan bahwa dia tidak memuji apa yang mereka lakukan
meskipun itu kelihatannya baik (ay. 22). Ia tidak tegas menyatakan
kekeliruan karena dia tidak ingin jemaat Tuhan hanya melakukan
tindakan yang dianggap sudah benar, dan telah menghinakan jemaat
Tuhan.
Konteks teguran Paulus dalam surat ini adalah praktik dalam
perjamuan makan. Hal itu sudah jarang terjadi lagi dalam kehidupan
umat percaya masa kini, namun banyak praktik lain yang dekat
dengannya. Pujian kadang tidak selalu kita dapatkan untuk
memerlihatkan kekeliruan kita. Kadang juga pujian membuat kita
terlena dengan keadaan yang malah membuat spiritualitas kita tidak
bertumbuh yang dalam ungkapan orang Toraja mengatakan parallu
ditundan-tundan.
Menjadi perenungan juga bagi yang selalu membutuhkan pujian
melalui media sosial. Bukan untuk membatasi kreativitas dalam
setiap konten, akan tetapi perlu mengingat apakah setiap yang kita
berikan itu hanya untuk kesenangan kita atau untuk kemuliaan
Tuhan? Selamat menjalani kehidupan dalam terang kebenaran
Tuhan. Amin.
Jumat, 2 Agustus 2024
1 Korintus 11:27-34
MENDEKATKAN DIRI PADA PERJAMUAN KUDUS
Umpentirekei‘Katumimburan Sallo’

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya94


Perjumpaan dengan Kristus memang menjadi kerinduan setiap
orang percaya. Kendati demikian, sebenarnya kita selalu bertemu
dengan Kristus setiap hari. Namun, lebih dari itu kita mesti
mengalami tubuh dan darah Kristus yang adalah tanda dan materai
akan kesetiaan kepada umat-Nya. Banyak juga yang mangkir dari
meja perjamuan karena berbagai macam alasan.
Perjamuan Kudus adalah peristiwa yang ditetapkan Yesus dan
diberi perhatian khusus oleh Paulus. Ia menyadari adanya kekeliruan
yang dilakukan jemaat ketika memasuki meja Perjamuan. Paulus
menegur jemaat dengan maksud memerlihatkan ajaran yang lebih
teratur agar jemaat hidup dalam kebenaran di hadapan Tuhan.
Ada beberapa sikap jemaat yang dicela oleh Paulus, yaitu
kecenderungan menjadikan Perjamuan sebagai tempat untuk minum
anggur secara berlebihan hingga mabuk, dan tempat untuk makan
dengan rakus. Di sisi lain, jemaat pun ada yang menjadikan ajang
pamer kekayaan sehingga Perjamuan disalah pahami sebagai tempat
mendapatkan makanan yang banyak. Hal tersebut menghilangkan
makna kasih Allah dalam Perjamuan, sebab ia menyimbolkan
pengorbanan Kristus yang memberikan tubuh dan darah-Nya untuk
menggantikan manusia menanggung kesalahan karena dosa.
Pengahayatan Perjamuan telah lenyap karena kepentingan
tertentu hingga jemaat tidak lagi menghargainya dengan tidak
menyiapan diri bahkan menyadari keberdosaannya. Roh Kuduslah
yang akan meneguhkan kita memaknai Perjamuan. Bahkan sekarang
dalam meja perjamuan, kita bersama dengan anak-anak merasakan
kehadiran Kristus. Mari kita membimbing anak-anak kita untuk turut
merasakan anugerah Allah melalui Perjamuan sekaligus mengajak
kita untuk tidak menjauhkan diri dari Perjamuan. Amin.
Sabtu, 3 Agustus 2024
Hakim-hakim 6:1-10
JANGAN TUNGGU MALAPETAKA
Da’mu kampai dolo Kasanggangan
Sejarah bangsa Indonesia sampai saat ini tidak terlepas dari
berbagai situasi perjuangan yang sangat melelahkan bahkan membuat
banyak peristiwa penting menuju kemerdekaan. Sejarah mencatat
kurang kebih 350 tahun, Belanda menjajah Indonesia dengan
merampas semua kekayaan bumi dengna kerja paksa.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya95


Situasi seperti itu pun pernah dialami oleh Israel. Akan tetapi,
dalam sejarah perjalanan hidup Israel, akibat ketidaktaan dan
ketidaksetiaan mengakibatkan Allah murka dan menyerahkan mereka
pada tangan orang Midian (ay. 1). Selama 7 tahun, Israel hidup di
bawah kuasa orang Midian yang merampas semua yang dimiliki
Israel. Kendati mereka mencari tempat-tempat perlindungan di
pegunungan, orang Midian menemukan dan merampas semua
kepunyaan Israel.
Saat itu pun Israel berseru pada Allah memohon pertolongan
Allah dari orang Midian dan Allah pun menjawab seruan mereka
dengan menghadirkan seorang nabi. Nabi mengingatkan mereka
bahwa hanya Allah yang menuntun mereka keluar dari tanah
perbudakan, melepaskan mereka dari tanga orang Mesir, bahakn dari
tanagn orang yang menindas mereka dan memembrikan tanah untuk
mereka tempati, dan Allah pun mengatakan jangan menyembah
Allah lain. Tetapi Israel tidak mendengar firman Allah karena
kekerasan hati mereka.
Kondisi ini pun membuat Israel tunduk dalam pengahayatan
bahwa sesungguhnya mereka tidak mamapu tanpa Allah. Allah yang
setia bahkan dalam ketidaksetiaan Israel. Kita pun sering
memberontak dan membawa malapetaka. Dia yang selalu mendengar
permohonan kita akan selalu menolong kita. Maka dari itu,
membiarkan kesempatan buruk terjadi karena kekeliruan kita dalam
bersikap membawa kita terjebak dalam jerat diri sendiri. Tetaplah
berpengharapan kepada-Nya. Amin.
Minggu, 4 Agustus 2024
2 Samuel 12:15-25
BERPUASA DEMI MENDAPATKAN HIDUP
Ma'puasa Belanna Ungkabarri Katuoan
Allah menegur Daud melalui Natan karena dosanya merampas
Batsyeba. Ayat 15-16 menceritakan bahwa anak yang dilahirkan
bekas istri Uria bagi Daud mengalami sakit keras. Akibatnya, Daud
sangat bersedih, berbaring di tanah, dan tidak mau makan. Ia
berpuasa selama anak itu sakit dengan harapan semoga Allah
mengasihani anak itu agar tetap hidup. Namun, pada akhirnya anak
itu mati juga. Daud begitu bergumul, merendahkan dirinya,
berkabung, bertobat, menangis, berdoa, dan memohon dengan sangat

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya96


karena penyakit anaknya begitu mendukakan dia. Mazmur 51
merupakan bukti pertobatan Daud atas pengalaman pahit
keberdosaannya.
Daud memerlihatkan sesuatu yang tidak seperti biasanya terjadi,
baik di masa itu maupun di masa sekarang ini. Perbuatannya yang
berhenti berpuasa, berkabung, menangis, dan bergumul ketika anak
itu sudah mati mengherankan bagi para pegawai istana. Ia tidak
meratapi kematian anak itu, melainkan ia mandi, berurap, bertukar
pakaian, dan makan. Sikap yang sangat tegas. Makna berpuasa yang
disematkan Daud begitu dalam, yakni bahwa berpuasa tidak
diarahkannya pada soal perkabungan akan kematian, tetapi Daud
berpuasa untuk memohon kehidupan bagi anaknya.
Kita menjalani kehidupan dengan berbagai gumul dan juang.
Menghadapi kenyatan kehidupan yang demikian, kita patut
menyampaikan doa dan harapan kita kepada Tuhan. Bagaimana
sikap dan penghayatan saat yang kita doakan justru tidak sesuai
dengan permohonan kita? Banyak yang kecewa dan berduka begitu
dalam untuk kenyataan yang demikian. Namun, selaku orang percaya
kita belajar memiliki sikap dan penghayatan seperti Daud. Dengan
penuh harap kita menyampaikan permohonan kita kepada Tuhan,
sembari dengan penuh sabar tunduk pada kehendak, kuasa, dan
kasih-Nya. Amin.
Senin, 5 Agustus 2024
Efesus 4:17-24
PA’KALEAN BA’RU
Manusia baru
Iake denni te mai apa ba’ru, tantu la’bi nakalo’ penaanta umpakei
na iatu malusanna. Na lesang Paulus kumua iatu to mengkaola sia to
mengkatoba’ lan Pa’panundu‘na Penaa Masallo umpokale a’gan
pa’kalean ba’ru. Ma’ondonganna napamati’tin tongan Paulus kumua
inang tae’mo nama’din la umpokalepa sia la umpotamangkalepa
a’gan dolo tu to unnakumo Kristus mendadi Puang sia Jurusalama’.
Tenmito kumua iatu to umpatonganmo Kristus inang torro senga’mo
a’ganna na iatemai to tang ma’patonganpa lako Kristus. Tae’mo
tama’din tuo lan kamailuan diona a’gan lino. Belanna tuo lanmo
Kristus, dila’bakmo, sia dipamaseromo ullendu’i kamaparrisan,

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya97


kamatean sia kamalimbangunan-Na Kristus. Iamoto iatu to
ma’patongan sipatu tuo lan pa’poraian-Na Puang.
Lako kita to naluangmo kasipulungan kombongan sallo’, tae’mo
anna den la nenne’ sikadamak tu penggauran lan kamalillinan
belanna iamo umpamalusai sule tu a’gan ba’ru mangkamo
Nakamaseanki’ Puang. To lumingkamoki’ lan arrang MaindandanNa
Puang, tangiamoki’ to katurak-turak lumingka lan kamalillinan. Apa
nenne’bangpa den pebali ke tilende’ki’ dikua na lan piki’ lino sia to
lino piki’. Inang denbang attunna anna den tilende’ apa tae’ anna la
den mellendokan diomai katilenderan iato kumua na tolinoki’ sia lan
piki’ lino, sangadinna ia tu ladiangkaran iamotu sule ma’sossoran
renge’ dio olona Puang Matua.
La takanandai tongan te katuoanta, kumua to dila’bak sia to
dipamaseromiki’ lan Kristus. Paralluki’ tontong umpokale a’gan
pa’kalean ba’ru ullendui‘ kamengkaolan tongan sia tangungkarera
kapengkatobaran. Penaa Masallo‘ iamo tontong la urrendenki‘
ullolangi te katuoan kumua anna den tontong batta‘ umpamanassai tu
a’gan kadiba’ruanta lan Kristus ullendui buangan kada sia
penggauranta. Amin.
Selasa, 6 Agustus 2024
Mazmur 50:16-23

JANGAN MEMBENCI TEGURAN


Da' Mitumpu Peada'
Gampang menegur tetapi susah menerima teguran merupakan
sikap hidup yang sering mewarnai refleksi ataupun khotbah selama
ini. Artinya, kondisi dan sikap hidup seperti ini tidak benar.
Kesadaran ini menuntut kita untuk menerima teguran dari Firman
Tuhan untuk memperbaiki cara hidup.
Bacaan kita memerlihatkan bahwa ada orang yang kelihatannya
suka membaca Firman Tuhan tetapi perbuatannya fasik. Kefasikan
itu menunjuk kepada ketidaktaatan terhadap teguran berdasarkan
Firman Tuhan. Perasaan lebih baik dari pada orang lain, berkawan
dengan orang jahat, gemar berbuat jahat melalui kata-kata,
memfitnah, merasa diri sederajat dengan Allah, bahkan sampai
kepada sikap melupakan Allah adalah buah dari ketidaktaatan
terhadap teguran Firman Allah. Tentulah ibadah orang-orang fasik ini
tidak akan diterima oleh Tuhan.
GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya98
Kemunafikan orang-orang fasik pasti dihakimi dan dihukum
Allah. Allah menghendaki suatu hidup yang berkenan dan
memuliakan nama-Nya. Suatu kehidupan yang jujur. Bahkan
kehidupan yang bersedia menerima teguran berdasarkan Firman
Allah. Sikap hidup yang bersyukur seperti ini akan mendatangkan
keselamatan dari Allah.
Kita perlu merespons keselamatan dari Allah dengan benar.
Salah satu bentuk sambutan yang benar adalah kesediaan menerima
teguran atas jalan hidup yang kita lalui. Allah dapat memakai orang
lain menegur kita. Karena itu, betapa pentingnya kita membuka diri
terhadap teguran untuk kebaikan kita. Jangan membenci teguran.
Jangan merasa lebih baik dari orang lain. Jalanilah hidup ini dengan
penuh ungkapan syukur, hidup dengan jujur, serta bersedia
memperbaiki kelakuan hidup melalui teguran berdasarkan Firman
Allah. Amin.
Rabu, 7 Agustus 2024
Markus 8:1-10
MENGASAH DAN MEMPERTAJAM KEPEDULIAN
Umpamataran Kasialamasean
Kepedulian terhadap sesama merupakan buah dari kepercayaan
kepada Tuhan. Bacaan kita memerlihatkan ajakan Yesus untuk peduli
kepada orang banyak yang mengikuti mereka. Yesus memulai
ajakannya dengan mengatakan belas kasihan-Nya terhadap orang
yang mengikuti-Nya. Mereka datang dari tempat yang jauh dan
mereka sedang lapar.
Yesus menunggu respons para murid. Terkesan tanggapan
murid-murid sangat kritis. Alasannya masuk akal bahwa tidak
mungkin ada makanan di tempat sunyi. Yang menarik adalah ketika
murid-murid merasa tidak ada daya menyatakan kepedulian. Lalu,
Yesus mengajukan pertanyaan tentang apa yang mereka miliki saat
itu. Ia sesungguhnya mengajar murid-murid bahwa diri-Nya mampu
memberkati potensi yang ada pada mereka untuk menyatakan
kepedulian. Ada tujuh roti dan beberapa ikan untuk kira-kira 4 ribu
orang. Bagi para murid, roti dan ikan yang mereka punya tidak
cukup. Bagi Yesus, potensi ini mendatangkan mujizat yang luar
biasa. Alhasil, mereka makan sampai kenyang, bahkan makanan

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya99


masih tersisa. Itu terjadi oleh karena Yesus memberkati potensi pada
para murid-Nya.
Belajar dari respons para murid, kita sering memiliki pandangan
kritis yang mengerdilkan kepedulian kepada sesama dan
menundanya, karena merasa tidak punya daya untuk melakukannya.
Allah memberi kehidupan, berkat, dan kebaikan sebagai potensi
untuk saling peduli dalam hidup ini. Ada roti & ikan yang
menyadarkan kita bahwa tindakan kepedulian kita kepada sesama
tidaklah diukur hanya melalui pemberian yang banyak. Allah justru
menjadikan potensi seberapapun nilainya untuk menyatakan mujizat.
Kita hanya dituntut mengasah & mempertajam kepedulian terhadap
sesama. Ia telah mengaruniakan potensi untuk melakukannya dalam
hidup ini. Amin.
Kamis, 8 Agustus 2024
Roma 15:1-6
SALING MENGUATKAN DALAM KRISTUS
Sipamatoto’ lan Kristus
Paulus menungkapkan 2 hal, yaitu kelompok yang kuat & lemah.
Kelompok yang kuat berarti telah merdeka dalam Kristus & tidak
berpegang pada cara hidup lama. Mereka mempunyai komitmen
yang teguh. Sebaliknya, kelompok lemah adalah sekumpulan orang
percaya yang masih memertahankan ritual lama. Mereka memandang
iman melalui pengalaman mereka masa lalu. Paulus menyampaikan
ini untuk mengingatkan kepada mereka bahwa mereka satu di dalam
Tubuh Kristus. Untuk itu, mereka yang kuat tidak boleh
mementingkan diri sendiri dan tidak menggerutu apabila ada yang
lemah karena hal itu menunjukkan ketidakdewasaan. Namun, mereka
yang kuat harus peduli dengan yang lemah.
Kristus telah berkarya menyelamatkan kita dan dengan kuasa
Roh Kudus kita merespons keselamatan itu. Namun, itu belum
cukup. Karena, kita harus merespons dengan rasa syukur. Kita yang
sudah hidup dalam Kristus menyatukan kita dalam tubuh-Nya.
Dalam satu tubuh tidak ada kepentingan diri sendiri, melainkan hidup
saling memedulikan satu sama lain. Hidup dalam Kristus bukan
untuk mencari kesenangan sendiri. Artinya, kalau kita tahu bahwa
ada saudara kita yang bergumul, kita harus peduli dan bekerjasama
satu dengan lain untuk menguatkannya. Dalam mengerjakan hal ini,

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya100


Allah mengaruniakan ketekunan dan penghiburan, agar kita mampu
mengerjakannya.
Firman mengajar kita untuk memeriksa hidup. Jika kita yang
menganggap diri lebih kuat dari orang lain, maka wajiblah kita
menanggung kelemahan saudara-saudara kita. Kita yang telah
diselamatkan oleh Kristus sesungguhnya adalah orang-orang yang
telah dikuatkan untuk menolong saudara-saudara kita yang lemah,
khususnya yang imannya masih dilemahkan oleh perkara-perkara
yang sia-sia. Amin.
Jumat, 9 Agustus 2024
Mazmur 130:1-8
TUHAN, DENGARKANLAH SUARAKU!
Puang, Tanding Talingai Gamarangku
Ada luapan perasaan yang begitu sungguh dalam Mazmur 130.
Pemazmur meratap dan berdoa. Dalam suasananya yang begitu
mengenaskan, ia berseru & merendahkan hati di hadapan Allah. Ia
mengakui bahwa Allah begitu mengasihinya dengan tidak mengingat
kesalahan & dosanya. Pemazmur juga mengakui kuasa dan keadilan
Allah sekaligus mengagungkan kesabaran dan kebesaran Allah
menahan diri untuk tidak bersegera menyatakan penghukuman-Nya.
Ia melihat kebaikan Allah melalui pengampunan. Pengakuan ini
sekaligus mengajak semua orang untuk semakin menaruh harap
hanya kepada Allah.
Sikap bergantung sepenuhnya kepada Allah diperlihatkan
pemazmur yang digambarkan melampaui pengawal mengharap pagi.
Gambaran ini sekaligus menegaskan pengharapan bahwa pagi yang
akan tiba adalah gambaran suasana baru ketika Allah mengampuni,
membebaskan, dan memberi semangat baru baginya sebagai orang
tertebus. Kedahsyatan pengampunan Allah bagi pemazmur sungguh
mengalahkan akibat dosa.
Pemazmur mengajarkan untuk berserah kepada kasih Allah.
Penyerahan diri disertai keberanian memperdengarkan suara kepada
Tuhan. Pertanyaannya: siapakah kita hingga kita berani
memperdengarkan suara kita? Apa yang melayakkan kita?
Jawabannya adalah karena Allah setia dan adil. Ia tidak mengingat
kesalahan kita, mengasihi, dan dalam Kristus Yesus, Ia mengadakan
pembebasan. Pembebasan yang memulihkan. Karena Kristus

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya101


melayakkan, kita yang berdosa layak datang memperdengarkan
suara. Sesungguhnya semua orang mendengarkan suara Roh Kudus
yang menginsafkan, tetapi tidak semua orang meresponsnya dengan
keberanian menyampaikan permohonannya. Karena itu, setiap kali
kita diinsafkan, mari datang di hadapan Tuhan memohon
pengampunannya dan kita dikuatkan hidup dalam pertobatan. Amin.
Sabtu, 10 Agustus 2024
Matius 7:7-11
MINTALAH, CARILAH, KETOKLAH!
Palakui, Daka'i sia Dedekki!
Matius 7:7-11 merupakan bagian dari khotbah di bukit yang
merupakan rangkuman seluruh pemberitaan Yesus mengenai
Kerajaan Allah. Kerajaan Allah yang diberitakan Yesus penuh
dengan damai sejahtera.
Sebagai warga Kerajaan Allah, Yesus memberikan 3 cara
memeroleh damai sejahtera. Mintalah, carilah, ketoklah! Meminta,
mencari, dan mengetok adalah hal yang biasa terjadi dalam
kehidupan sehari-hari. Teks yang kita baca memang tidak
menuliskan keterangan mengenai meminta kepada siapa, mencari
kepada siapa, mengetok pintu siapa. Namun, tak dapat diragukan
bahwa yang dimaksudkan Yesus adalah meminta, mencari, dan
mengetuk kepada Allah.
Lihatlah sebuah keindahan hubungan antara Allah dengan kita
manusia yang digambarkan Yesus dalam bacaan ini. Yesus
menggunakan ilustrasi dalam kehidupan kita untuk membuat kita
mengerti bagaimana sampai kepada Allah. Begitu dekatnya Kerajaan
Allah itu dengan kita. Betapa kita sesungguhnya sedang menikmati
Kerajaan Allah itu. Begitu dekatnya sehingga kita dapat meminta,
mencari dan mengetuk pintu Kerajaan Allah itu.
Perbuatan meminta, mencari & mengetuk sama sekali tidak
dimaksudkan bahwa kita dapat mengatur keinginan untuk dipenuhi
oleh Allah. Namun, kita meminta, mencari, & mengetuk karena kita
tahu kepada siapa kita percaya. Allah yang kita percaya adalah Allah
satu-satunya sumber kehidupan, berkat, dan kebaikan. Karena itulah,
kepada-Nya kita meminta, kepada-Nya kita mencari, kepada-Nya
kita mengetuk. Kita percaya bahwa ketika kita meminta Dia akan
memberi, karena Dia memiliki segalanya. Kita percaya bahwa ketika

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya102


kita mencari kepada-Nya, kita akan mendapatkan, karena pada-Nya
segala berkat sungguh ada. Kita percaya bahwa ketika kita datang
mengetuk pintu-Nya kita akan dibukan pintu kehidupan. Amin.
Minggu, 11 Agustus 2024
Efesus 5:1-14

BERHATI-HATI DALAM MENJALANI HIDUP


Matangkin Ullolangan Katuoan

Menjalani kehidupan secara bijaksana berlandaskan apa yang


berkenan bagi Tuhan merupakan penekanan pasal 5. Nasihat tersebut
ditujukan kepada jemaat di Efesus, sebuah kota metropolitan pada
masa penulisan Surat Efesus. Praktik penyembahan kepada Dewi
Artemis (dewi kesuburan) yang disertai dengan pelacuran menjadi
sebuah tantangan besar bagi jemaat Kristen yang ada di Efesus. Ayat
4 memberi penegasan hubungan antara penyembahan berhala dengan
percabulan, kecemaran, dan keserakahan. Disertai beberapa nasihat
lainnya, orang Kristen di Efesus dinasihatkan untuk tidak
menceburkan diri ke dalam perilaku cabul dan cemar tersebut.
Terang dan gelap menjadi dua kata yang dipakai untuk memberi
batas yang jelas bagi jemaat tentang bagaimana mereka harus hidup.
Mereka mesti hidup dalam terang, tidak tertelan praktik
pemberhalaan kekayaan, dan kemakmuran yang disertai dengan
pelacuran dan berbagai bentuk kesenangan duniawi.
Firman Tuhan menjadi pesan yang terus hidup bagi orang
Kristen di sepanjang zaman agar lebih berhati-hati dan bijaksana
dalam menjalani kehidupan. Kita diajak untuk senantiasa menguji
apa yang berkenan kepada Tuhan (ay. 10). Sikap kompromi terhadap
perbuatan jahat dan berdosa tidak dapat dibenarkan. Nasihat-nasihat
untuk berhati-hati terhadap godaan kekayaan, kenikmatan, dan
keserakahan tetap relevan, di tengah dunia yang terus berkembang.
Alih-alih berkompromi dan melarutkan diri, Firman-Nya
mengajarkan dengan sangat tegas bahwa apapun yang bertentangan
dengan iman Kristen tidak dapat dibenarkan dan mesti dijauhi.
Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya103


Senin, 12 Agustus 2024
Pa’pudian 57:1-12

NAPEMBULOI PUANG
Tuhan yang membela

Iake dipelalanni te kadanna to ma’pudi lant e pa’basan,


manassa lendu‘ masangna tu katuoan natingoi. Ia tu to
unkabiri’i sia morai umpatei sangtinti to singa tu lendu‘
metakuranna, umpadukku api kasanggangan, ia tu isinna
susi doke sia tinaran, mataran tu lilana butung la’bo‘.
Denraka kasalanna tu to ma’pudi? Tae’ra kakadakean na
pogau‘ sangadinnari kamabirisanna Saul lako kalena.
Belanna pussak tongan tu to ma’pudi saelako butung la
moro’mo tu kapatongananna, apa tontongsia mengkilala
kumua tae’ anna la unneloranni Puang la sanggang. Iamoto
na lan ay.2 napamanassa tu pengkamoyana lako Puang
situang ungkanappai’ (3) kumua Puang la untundui sia
umpasundunanni tu mintu’na apa. Iamoto belanna lantuk
tongan lan kamassoronganna lako Puang anna urunganni
moi anna talimbungi ualinna apa tontong ma’tan sia rapa’
tu penaanna (8). Male tongan tipasirri’ tu to ma’pudi dolu
buntu sia membuni lan lo’ko’ belanna naula’ manuk-manuk
ualinna, apa belanna kuasanNa Puang tu ungkulamu tarunoi
saelako tae’ lalanna tu to ungkabiri’i la ussanggangi tu
katuoanna.
Pembuda ki’ untungoi temai kamabirisanna tau lako
kaleta belanna umpana’ta’ki’ katonganan. Buda tau pabali-
bali lako temai kameloan dipokada sia dipana’ta’, apa tae’
annaladen sosso’ penaa sia tangla nakamummu’ki’ tu la
tontong mendadi sa’bi katongananNa Puang. Kanappai’
kumua Puang la umpembuloiki’ diomai mintu’ ualinta.
Amin.
Selasa, 13 Agustus 2024
2 Petrus 3:14-18
HARI TUHAN
Allo-Na Puang Matua

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya104


Datangnya Hari Tuhan merupakan salah satu pengharapan yang
sangat kuat hidup dalam jemaat mula-mula. Ia bukanlah hari yang
menakutkan akan tetapi hari saat segala sesuatu dibaharui dalam
kasih Tuhan. Pengharapan itu berdasar pada ajaran-ajaran Yesus
tentang akhir zaman, kedatangan-Nya kembali, kebangkitan, dan lain
sebagainya. Rupanya, ajaran ini telah membangkitkan berbagai
respons di kalangan orang Kristen, tidak jarang jatuh ke dalam
kesesatan. Hal itu bisa terjadi ketika yang menjadi pusat perhatian
dan perenungan Hari Tuhan adalah soal waktu kedatangan Yesus
Kristus kembali (jam, tanggal, bulan, dan tahun).
Bacaan ini merupakan satu pengingat sekaligus nasihat tentang
apa yang utama dalam hidup jemaat dalam menantikan hari Tuhan.
Hal yang penting bukanlah mengetahui kapan itu terjadi (Mat. 24:43-
44), melainkan berjuang untuk hidup tidak bercacat dan bernoda di
hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia (ay. 14). Orang Kristen
senantiasa diajak untuk terus menggumuli hidupnya, berhikmat
menimbang pengajaran yang benar di tengah rupa-rupa pengajaran
sesat (ay. 15-17). Ayat 17 menekankan pentingnya mengenal hukum
dan tidak kehilangan pegangan yang teguh. Pada akhirnya, hal yang
utama adalah jemaat dapat bertumbuh dalam anugerah dan
pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat, yaitu Yesus Kristus (ay.
18).
Pada zaman kini, pesan firman Allah menyapa kita dalam
kehidupan beriman. Kita dengan mudahnya mendapati dalam media
sosial berbagai ajaran atau gaya hidup yang tidak lagi berpadanan
dengan kehendak Kristus. Tak ayal dengan mudahnya kita
menyimpang dari ajaran dan gaya hidup yang menyimpang.
Menyikapi itu semua, kenalilah kehendak Tuhan dalam firman-Nya
yang senantiasa menyapa dan meneguhkan iman serta pengharapan
kita. Amin.
Rabu, 14 Agustus 2024
Yohanes 6:35-40
AKULAH ROTI HIDUP
Akumo Roti Katuoan
Dipasalian rinding, dipaleko’na manangnga adalah ungkapan
Toraja yang dilekatkan pada posisi seseorang yang diabaikan atau
dikucilkan dari komunitas. Dalam konteks kekerabatan orang Toraja

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya105


yang sangat kuat aspek hidup bersama, dipasalian rinding
dipaleko’na manangnga merupakan sesuatu yang sangat tidak
diinginkan. Dari situ kita bisa berefleksi mengenai posisi setiap orang
dalam komunitas orang percaya. Pengajaran Yesus Kristus tentang
Roti Hidup ini sangat menolong kita merenungkannya.
Yesus Kristus menggambarkan penerimaan dan pengalaman
akan inkarnasi diri-Nya sebagai suatu pengalaman imajinatif
memakan Roti Hidup dari sorga. Pengalaman tersebut bertolak dari –
sekaligus sebagai pengganti – pengalaman Israel memakan roti
manna pada zaman Musa. Roti manna mengenyangkan dan
menghilangkan dahaga sesaat, sementara menerima Roti Hidup,
yakni Yesus Kristus, tidak akan membuat lapar dan haus lagi.
Pengalaman spiritual tersebut mewujud dalam sikap datang kepada-
Nya dan menerima pekerjaan Bapa melalui diri-Nya. Orang yang
datang kepada-Nya tidak akan terbuang (dipasalian rinding)
melainkan akan masuk ke dalam komunitas orang percaya yang
menerima keselamatan. Dua kali Yesus Kristus menyampaikan
bahwa pekerjaan yang sedang Ia kerjakan berkaitan langsung dengan
kebangkitan orang percaya di akhir zaman (ay. 39 & 40).
Memakan Roti Hidup membuat kita terhisab ke dalam rancangan
penyelamatan Allah dalam Yesus Kristus. Kita menjadi bagian yang
tidak terpisahkan dari komunitas orang percaya. Marilah kita
bersungguh-sungguh menghayati dan mewujudkan pengalaman
spiritual tersebut ke dalam praksis hidup sehari-hari. Itulah respons
yang benar atas ajakan Juruselamat untuk memakan Roti Hidup.
Amin.
Kamis, 15 Agustus 2024
Kisah Para Rasul 6:8-15

KUASA ROH KUDUS


Kuasa Penaa Masallo’

Kisah Stefanus yang tidak goyah imannya dalam menghadapi


tuduhan dan fitnah merupakan rangkaian peristiwa iman yang terjadi
pasca keturunan Roh Kudus di Yerusalem (Pentakosta - pasal 2).
Penulis kitab Kisah Para Rasul memerlihatkan betapa dahsyatnya
kuasa Roh Kudus bekerja di dalam diri orang-orang yang telah
mengalami Pentakosta, terutama Para Rasul dan pemuka-pemuka

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya106


komunitas Kristen perdana. Roh Kudus membuat semangat mereka
membara untuk memberitakan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan
Juruselamat.
Sejak kemunculan dan karyanya sebagai salah satu dari tujuh
orang yang terpilih untuk pelayanan diakonia, Stefanus digambarkan
sebagai orang yang dipenuhi kuasa Roh Kudus (Kis. 6:5, 6:8, 6:55).
Oleh kuasa Roh Kudus, ia dimampukan bukan saja melakukan
mujizat, tetapi juga memiliki hikmat dalam menerangkan dan
bersoal-jawab tentang isi Kitab Suci dan penggenapannya dalam
Yesus Kristus. Orang-orang Yahudi yang tidak sanggup berdebat
dengan dia kemudian menyeret dia ke hadapan Mahkamah Agama
untuk diadili. Akhirnya ia mati dibunuh karena konsistensi iman dan
pengajarannya.
Menghadapi rupa-rupa situasi yang bisa melemahkan iman kita,
bacaan ini mengajak kita untuk teguh dalam iman dan mengandalkan
kuasa Roh Kudus. Roh Kudus mengaruniakan hikmat yang membuat
kita bisa bersaksi dengan benar. Kuasa Roh Kudus membuat kita
tidak mudah tawar hati ketika kita menegaskan kebenaran iman
meski mengalami penolakan hingga fitnah. Kuasa Roh Kudus
membuat Stefanus memiliki keteguhan jiwa dan ketenangan batin,
termasuk saat-saat ia menyongsong kematian karena Injil yang
diberitakannya. Kiranya itulah yang membuat orang yang
memandangnya bagaikan melihat muka malaikat (ay. 15). Amin.
Jumat, 16 Agustus 2024
1 Raja-Raja 1:28-48
POLITIK ATAS NAMA TUHAN
Politik Situru’ Sangan-Na Puang
Hikmat dan kebijaksanaan sangat penting dalam mengambil
keputusan, terutama dalam situasi genting. Hikmat Daud sebagai raja
yang diurapi Tuhan kembali ditunjukkan ketika menghadapi suksesi
kekuasaan dimana ia harus mewariskan tahta kekuasaan sebagai Raja
Israel. Adonia, seorang anak Daud mengangkat dirinya menjadi raja
dengan mengandalkan kekuatan kereta-kereta dan tentara berkuda
serta 50 pasukan yang berlari di depannya (ay. 5). Ia memenuhi
kualifikasi, bukan hanya karena dia anak Daud, tetapi juga karena
gagah perawakannya (ay. 6). Tetapi dalam hikmat, Daud malah
mengangkat Salomo, bukan Adonia.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya107


Jika kita memerhatikan cara Daud menangani suksesi ini, sangat
jelas bahwa Daud sangat bersandar pada Tuhan. Ia memenuhi
sumpahnya kepada Batsyeba, yang dulu diucapkan demi Tuhan Allah
Israel, bahwa Salomo anak Batsyeba yang akan menggantikannya
menjadi Raja (ay. 29-30). Selain itu, jika Adonia mengangkat dirinya
menjadi raja dengan mempertontonkan kekuatan tentara, Daud justru
memerintahkan pengangkatan Salomo dilakukan oleh Imam Zadok &
Nabi Natan (ay. 34). Nabi dan Imam adalah representasi kehadiran
Allah dalam suksesi ini, sebagaimana dulu Daud juga diurapi oleh
Nabi Samuel (1 Sam. 16:1-13). Hal ini sejalan dengan konsep
pemerintahan Allah yang telah ditetapkan Tuhan sejak Israel menjadi
kerajaan. Dengan demikian, Daud memahami suksesi takhtanya
sebagai pekerjaan Allah.
Mungkin kita sering berhadapan dengan situasi politik yang tidak
menentu. Renungan atas firman Tuhan ini kiranya menjadi penyejuk
di tengah kegersangan dan pendangkalan pemahaman atas politik
yang sedang melanda kita dalam bentuk politik transaksional,
perebutan kekuasaan dan jabatan yang tidak sehat, dlsb. Amin.
Sabtu, 17 Agustus 2024
Yohanes 4:7-26
YESUSLAH RAJA KEBENARAN
Yesumo Datu Katonganan
Pada hari kemerdekaan ini, kita membaca percakapan Yesus
Kristus dengan seorang perempuan Samaria. Percakapan ini akan
menuntun kita untuk merenungkan hakikat kemerdekaan melalui
inkarnasi Allah dalam Yesus Kristus.
Percakapan Yesus Kristus dengan perempuan Samaria mesti
diletakkan dalam dua konteks. Pertama, sikap permusuhan (politis
maupun religius) antara Israel Utara (Samaria) dan Israel Selatan
(Yahudi). Permusuhan itu telah berlangsung sejak abad 6 SZB
(sebelum zaman bersama). Akibatnya, sekalipun sama-sama
mengklaim sebagai keturunan Yakub, mereka saling menolak satu
sama lain (perhatikan ayat 9). Kedua, pengharapan mesianis yang
berkembang subur di tengah bangsa Israel (Yahudi dan Samaria).
Pengharapan tersebut berakar pada kerinduan akan datangnya raja
yang akan memerintah dengan kebenaran dan keadilan di tengah
penjajahan bangsa asing. Hal itu dilatarbelakangi dan berkembang

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya108


dalam situasi politik-religius Israel yang kacau balau selama ratusan
tahun.
Perkataan Yesus Kristus dalam ayat 26, “Akulah Dia, yang
sedang berbicara dengan engkau”, membuka babak baru yang
mengaruniakan kemerdekaan sejati. Yesus sebagai Mesias datang
baik untuk orang Yahudi maupun orang Samaria, bahkan bagi
seluruh umat manusia. Ia mesti diterima dalam iman dan
penyembahan yang benar, karena sejatinya Mesias adalah raja yang
benar dan adil. Karena itu, Ia menyatakan bahwa penyembahan
kepada Bapa tidak lagi tersekat oleh sikap eksklusif dan permusuhan
di Samaria maupun di Yerusalem, melainkan semua yang menerima
Yesus Kristus akan dipersatukan untuk menyembah dalam roh dan
kebenaran (ay. 21-23). Melalui itu, dengan iman dan pengharapan
kita meyakini bahwa kemerdekaan sejati kita adalah penyelamatan
dalam Yesus Sang Mesias. Amin.
Minggu, 18 Agustus 2024
Mazmur 101:1-8

KARAKTER YANG DIKEHENDAKI ALLAH


Pessiparan tu naanga‘ Puang

Mazmur ini ditulis saat Daud baru saja menjadi raja Israel.
Penyalahgunaan kekuasaan dan kekacauan pada tahun-tahun terakhir
pemerintahan Saul yang penuh masalah menjadi prioritas perubahan.
Sebagai wakil Allah, ia menyatakan apa yang diperjuangkan untuk
kerajaan-Nya sebagai cerminan dari kerajaan Allah.
Sebagai raja bagian pertama yang ia perhatikan adalah kasih dan
keadilan (1). Belas kasih-Nya mendorong orang yang paling berdosa
untuk berharap dan penghakiman-Nya melarang orang yang merasa
paling baik untuk berandai-andai. Yang kedua ialah hidup dalam
kebijaksanaan dan kekudusan (2). Sebagai pemimpin hidup dalam
perilaku yang selaras dengan jalan dan kehendak Tuhan adalah
karakter yang harus dipenuhi. Ketiga adalah konsistensi menahan
diri dari nafsu, kesombongan dan fitnah (ay. 3-5). Keempat adalah
komitmen setia menyelesaikan tugas (ay. 6-8)
Setiap kita diberi tanggung jawab untuk kita kerjakan, entah
dalam jemaat pun masyarakat. Tentu tugas itu adalah bentuk
kepercayaan yang diberikan kepada kita, kepercayaan yang tidak

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya109


hanya datang dari orang yang memilih atau memberikan tapi juga
berasal dari Allah sendiri. Tugas-tugas itu tidak hanya akan
memperlihatkan karakter dan kepribadian kita tapi juga
menggambarkan tangan Allah yang memakai kita. Karena itu, 4
karakter dalam perikop ini akan menjadi karakter kita dalam
memimpin dan melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang
diberikan kepada kita. Besar kecinya tanggung jawab yang kita
terima tidak dinilai dari siapa yang memberikan tugas tersebut tapi
komitmen kita untuk menghadirkan karakter yang Tuhan kehendaki
dalam diri kita. Amin.
Senin, 19 Agustus 2024
1 Datu 3:16-28
KAKINAAN LUDIOMAI PUANG MATUA
Hikmat dari Tuhan

Untimbang misa‘ kara tangia apa maraa apa pole‘ ke tae’i


pellesean ladinai unnala kara’tasan. Indemote dinai umparallui tu
pa‘timbangan matarru‘ sia tangla pakayun bimbang. Susimo
dipatingo lako datu salomo umba lanakua untimbangi sia unnalanni
kara’tasan diona kara-karana da’dua indo‘ tu ma’popera’ta‘
mindanna tongan tu indo’na tu pia. Tae’bang tau ladipalakui
pa’timbangan ba’tu la mendadi sa’bi belanna tae’tau untiroi te apa
dadi.
Unnalami kara’tasan tu datu umba lanakua urra’tai‘ te kara-kara.
Tangtama akkala’ te lanapogau’na datu mangra’ta‘ belanna
napa’parentan kumua anna di piak dua tu pia anna sisangsesei te
indo‘ sola dua. Umba susi timbanganna te baine sola dua?
Mengkailing tu indo’ misa’ kumua lo’namo anna sisayuran anakna
assalan da’na dipatei tu pia, apa ia tu misa’ naporaimo tu
passanganna datu kumu ana di pa’dua tu pia (ay.26). Indemote nanai
untandai datu minda sitonganna tu indo’na tende pia belanna
tae’misa’ indo’ la unneloran anakna dipatei dio tingayona. Mintu’ to
Israel tu urrangi te nakuanna datu urra’ta’ kara ma’kada kumua “ Iate
pangra'ta'na datu narangi mintu' to Israel, nakabangnga'mi tu datu,
belanna natiro kumua den kamatarrusanNa Puang Matua lan
ba'tengna, la ma'paolai salu” (28)

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya110


Manassa kumua ia tu kakinaanNa Puang Matua iamo mepatudu
unnala kara’tasan malolo tu mepatoyang diomai pa’poraian to lino.
Tangmaraa tu unnala kara’tasan ke tangmanassai pentoeanta. Iamoto
anna parallu dianga’ tu kakinaanNa Puang Matua ma’parenta lan
penaanta dikua anna lan unnala kara’tasan, Puang la umpatuduki’
dan’ anna den tilende’. Amin.
Selasa, 20 Agustus 2024
1 Raja-Raja 7:1-12

TIDAK MEMBANGUN KEMEGAHAN DIRI


Tae’ anna patunannang kamadaoan Penaa
Ketika kita melihat bangunan besar seperti katedral-katedral di kota
besar atau luar negeri, betapa bangunan ini menunjukkan kemegahan dan
keindahan arsitekturnya. Waktu yang dipergunakan dan dana yang
dihabiskan tentu tidak sedikit, tetapi juga ada bangunan untuk manusia yang
dibangun jauh lebih lama dan lebih mahal dan lebih megah. Hal ini
menggambarkan bahwa pujian itu bukan saja untuk Tuhan, manusia juga
ingin dipuji.
Setelah ia membangun Bait Suci selama tujuh tahun, ia membangun
rumah bagi dirinya sendiri (ay. 1), ia bangun selama tiga belas tahun. Hutan
Lebanon dipilih menjadi tempat ia membangun rumah (ay. 2). Dibangun
dengan segala aspek-aspek keindahan dan menyenangkan (ay. 3-6),
sehingga pekerjaan bisa dilakukan di rumahnya (ay. 7). Dia juga memakai
bahan-bahan yang terbaik, batu fondasi yang mahal dan dikerjakan dengan
baik (ay. 9-11). Bahkan pelataran rumahnya dibuat mirip dengan pelataran
Bait Allah (ay. 12). Hanya saja pembangunan ini memotong jalannya
pembangunan bait Allah (ay. 13-51), apakah ada ketakutan dalam diri
Salomo jika ia disibukkan membangun bagi Allah sehingga melupakan
membangun istananya? Istana itu sendiri dibangun jauh lebih megah
daripada Bait Suci.
Betapa bertolak belakang antara semangat untuk membangun bagi
Allah dan membangun bagi diri sendiri. Kepentingan memuaskan diri
membuat banyak orang melupakan membangun kemuliaan bagi Allah.
Banyak orang dalam pelayanan membangun popularitas untuk dikenang
atau dipuji, bahkan kekayaan bagi diri mereka sendiri dan lupa bahwa segala
yang dikerjakan dan dicapai karena Tuhan. Harusnya Tuhanlah yang lebih
dikenal seluruh dunia, kerendahan hati, kerelaan melayani semua orang
tanpa membedakan harusnya menjadi motivasi utama dalam pelayanan,
bukan mencari kekayaan atau meninggalkan warisan untuk dipuji orang.
Popularitas, kekayaan dan kemegahan diri adalah musuh dalam pelayanan.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya111


Mari kita mengoreksi motivasi diri semoga fokus kita hanya untuk
memuliakan dan membesarkan nama Tuhan saja. Amin.
Rabu, 21 Agustus 2024
1 Raja-Raja 8:1-21
TEMPAT YANG KU PILIH
Inan Tu Kutonno’

Tuhan, kehadiran dan kediaman-Nya, adalah bagian yang tidak


bisa dipisahkan dalam sejarah Israel, baik pada era perjalanan ke
Kanaan maupun ketika mereka telah menjadi satu bangsa di bawa
pemerintahan raja-raja Israel. Pada masa-masa itu kehadiran Tuhan
selalu disimbolkan dengan tabut perjanjian, yang senantiasa dibawa
oleh kelompok imam dan ditempatkan dalam tenda khusus sebagai
simbol tempat Dia berdiam.
Perikop ini dibagi dalam 2 bagian, ayat 1-13, yang berfokus pada
kehadiran Tuhan dalam bait-Nya yang telah selesai dibangun, dengan
membawa masuk semua perlengkapan kemah pertemuan. Bait itu
sendiri tidak hanya di Gibeon, tetapi juga di kota Daud. Salomo
mengumpulkan para tua-tua, kepala suku, dan leluhur orang Israel
untuk ibadah penahbisan Bait Suci. Awan yang memenuhi rumah
Tuhan menjadi penanda kehadiran-Nya yang membuat imam tidak
dapat melanjutkan kebaktian. Kedua, ayat 14-21 menegaskan dasar
pendirian bait suci yang semula telah ditetapkan Tuhan sendiri.
Salomo menyadari bahwa dirinya hanya alat Allah untuk melakukan
pekerjaan-Nya. Tuhan memilih dan menetapkan kediaman-Nya.
Bait Allah kini tidak ada lagi, tetapi tidak berarti Tuhan tidak
punya tempat berdiam. Kediaman-Nya bukanlah batu yang mati,
sebaliknya seluruh kepenuhan Allah berkenan berdiam dalam Yesus
Kristus (Kol. 1:19). Setelah membangun gereja-Nya, jemaat adalah
kepenuhan Kristus dalam dunia (Ef. 1:23). Yesus merupakan
keselamatan bagi dunia sebagaimana Allah menyelamatkan dan
membebaskan Israel. Sementara gereja, sebagai kepenuhan Kristus
dalam dunia, adalah saksi untuk memberitakan keselamatan dari
Tuhan melalui Yesus. Gereja tidak mencari kemuliaan dalam dunia,
tetapi semata-mata menjadi alat bagi pekerjaan di tangan Tuhan.
Amin.
Kamis, 22 Agustus 2024
Mazmur 84:1-13
GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya112
MAKIN LAMA MAKIN KUAT
Sa masasainna sa mawatang-watangna

Mungki saja, ada burung walet yang membuat sarangnya dalam


gereja-gereja kita. Sekalipun sarang-sarangnya telah dibersihkan,
tetap saja mereka membuat sarangnya lagi. Sepertinya mereka
senang bersarang dalam gereja. Mazmur ini merupakan ungkapan
kerinduan kepada Allah dan bait-Nya. Mazmur ini ditulis saat Israel
berada dalam pembuangan di Babel. Namun, Tuhan dan kediaman-
Nya ada di dalam hati pemazmur, karena itu pemazmur begitu rindu
sampai tak bisa lagi ditahan. Sebab itu, pada ayat 3, pemazmur
berkata, “Jiwaku hancur.” Rindu hingga hati sesak, tetapi hati dan
dagingnya bersorak-sorai kepada Allah yang hidup. Rindu yang
bercampur aduk. Lebih baik melayani Tuhan dalam kesendirian
daripada melayani dosa bersama orang banyak (ay. 11)
Pemazmur menyebutkan bahwa orang yang diam di rumah
Tuhan, yang merindukan Tuhan dengan sungguh, yang hatinya
berpaut pada Tuhan, yang ada dalam persekutuan dengan Tuhan,
adalah orang-orang yang berbahagia. Mereka akan mendapat
kekuatan dalam kehidupannya, bahkan melintasi lembah baka bukan
lagi tempat yang menakutkan dan mengkhawatirkan. Lembah baka
adalah lembah air mata dan merupakan ekspresi kesedihan,
kekeringan, dan duka.
Orang benar menaruh hati pada Tuhan dan merindukan rumah-
Nya. Menaruh Tuhan dalam setiap tujuan yang ingin dicapai. Hidup
bagaikan ziarah, perjalanan yang panjang membutuhkan kekuatan
bukan saja fisik tetapi rohani. Orang yang senantiasa menaruh Tuhan
dalam hatinya, akan memeroleh berkat kekuatan dan penghiburan,
sehingga perjalanan ini bukan lagi perjalanan yang mengawatirkan.
Percayalah orang yang berjalan berjalan bersama Tuhan, tidak akan
lemah, tetapi makin lama makin kuat. Amin.
Jumat, 23 Agustus 2024
1 Raja-Raja 4:29-34

TERANG HIKMAT
Arrang Kaninaan

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya113


Hikmat dari Tuhan ibarat lampu yang menerangi jalan. Ia tidak
hanya akan menerangi jalan, tetapi menerangi para pengendara untuk
melihat jalan lebih baik. Cahayanya terlihat sampai jauh, dan
menerangi area yang lebih luas.
Bacaan ini dibagi dalam tiga bagian, pertama, hikmat Salomo
dari Allah (ay. 29), kedua, wawasan yang luas, kebijaksanaannya
melebihi kebijaksanaan semua orang di Timur dan di Mesir sebagai
hasil dari hikmat Allah. Kebijaksanaan Solomon tidak hanya
mencakup pengetahuan yang luas, tetapi juga kemampuan untuk
berkomunikasi dan mengungkapkan pengetahuan melalui berbagai
cara. Dia berbicara tidak hanya tentang manusia tetapi seluruh
makhluk hidup, menunjukkan keberagaman dan kedalaman
pengetahuannya (ay. 30-33). Ketiga, dampak hikmat bagi sesama.
Orang dari segala penjuru bangsa datang mendengarkan
kebijaksanaan Solomon. Hal itu menunjukkan bahwa kebijaksanaan
yang sejati memiliki daya tarik dan menjangkau budaya dan
peradaban (ay. 34).
Hikmat yang sejati bukan hanya tentang pengetahuan, tetapi juga
tentang membawa damai bagi masyarakat maupun bagi semesta.
Hikmat yang menjadi terang menuntun kita untuk memperluas
cakrawala berpikir dan memperluas hati untuk mengembangkan
segala potensi dan talenta dalam diri, tidak hanya untuk keuntungan
pribadi, tetapi juga untuk memberikan kontribusi yang berarti bagi
dunia di sekitar kita. Persaingan hari ini tidak melulu kepintaran,
tetapi keterampilan mengolah potensi diri, dan Tuhan telah menaruh
dalam diri kita segala potensi yang baik. Tinggal dari kita untuk
mengembangkan dan memaksimalkannya bagi kemuliaan Tuhan dan
tentu saja memberikan manfaat bagi banyak orang. Amin.

Sabtu, 24 Agustus 2024


1 Raja-Raja 5:1-12

HIKMAT YANG MEMBERDAYAKAN


Kakinaan Mepamatoto’

Ketika Presiden Jokowi menegaskan aturan tidak mengimpor


bahan mentah ke luar negeri, banyak negara yang melakukan protes
bahkan sampai ke World Trade Organizations (WTO). Hal tersebut

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya114


dilakukan demi mendatangkan investasi. Di sisi lain, Indonesia
menghendaki alih teknologi bagi perusahaan yang ingin berinvestasi
demi membuka peluang pekerjaan bagi banyak orang.
Perikop ini merupakan percakapan antara Salomo dan Hiram,
penguasa Tirus. Pada masa pembangunan Bait Suci, Salomo
membutuhkan bahan berkualitas dan tukang bangunan. Bahan
bangunan mungkin ada padanya, tetapi tidak dengan tukang. Kendati
dalam hal kekuasaan, kekayaan, kehormatan, Hiram jauh lebih
rendah, namun Salomo membutuhkan bantuannya. Hiram pun
mengirimkan tukang terbaik sebanyak 30.000 orang dan Salomo
menjamin makanan semua tukang Hiram.
Hampir tidak ada bagian dari hidup yang tidak membutuhkan
bantuan orang lain, seperti membangun rumah, sampai persoalan
memasang kancing baju. Kita mungkin bisa menjahit tetapi untuk
membuat benang dan kancingnya, kita membutuhkan orang lain. Hal
itu berlaku tidak hanya dalam masyarakat tetapi juga dalam jemaat.
Hikmat tidak menuntun kita untuk bekerja sendiri (one man one
show), tetapi memberdayakan orang-orang lain. Sebagai tubuh
Kristus, baik jika kita tidak bekerja sendiri tetapi saling memajukan
melalui kerja sama. Hikmat tidak mengorbankan dan memanfaatkan
orang lain, hikmat diberi supaya kita saling membangun serta
menghargai kontribusi orang lain. Semua demi kemajuan pelayanan
dan kemuliaan Allah. Amin.
Minggu, 25 Agustus 2024
Efesus 5:20-33
KASIH MENDAHULUKAN YANG LAIN
Pa’kamase Undoloanan To Senga’

Dunia hari ini mengutamakan kompetisi. Semua orang berlomba-


lomba menjadi nomor satu. Bahkan, gereja sekalipun menjadikan
lomba sebagai cara untuk terus memikat orang datang ke gereja.
Padahal, lomba membuat kita menyaingi yang lain. Tentu saja, ini
hanya lomba, namun itu semakin menegaskan bahwa dunia hari ini
adalah dunia kompetisi. Apa kata firman Tuhan tentang ini?
Bacaan ini seringkali dibacakan dalam ibadah perkawinan. Lalu
bagaimana merenungan teks ini tanpa harus dalam ibadah
perkawinan? Penggalan bacaan ini dimulai dari ayat 20 untuk melihat
secara utuh maksud dari ayat 22-33 tentang relasi istri dan suami.
GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya115
Ayat 20 dimulai dengan perintah untuk saling merendahkan diri.
Tindakan tersebut menasihatkan untuk saling mendahulukan yang
lain.
Perintah untuk menundukkan diri pada dasarnya berarti
mendahulukan yang lain. Allah sendiri telah menjadi contoh itu. Ia
telah telah mengikat kita satu sama lain, sehingga tidak ada seorang
pun yang dapat menghindari ketundukan. Di dalam ketertuntukan
satu sama lain, kasih Allah mewarnainya, sehingga tidak ada
kekerasan dan penghancuran di sana.
Tunduk kepada sesama dalam rangka kasih Allah, berarti kita
mengarahkan hidup kita kepada Kristus yang mengurai pribadi yang
ganas karena dosa, sehingga kita tidak menolak untuk memikul kuk,
merendahkan kesombongan, sehingga kita melayani sesama kita.
Marilah kita hidup mendahulukan yang lain, karena dengan itu
kasih semakin hari semakin besar. Dunia membutuhkan kasih yang
tidak kompetitif. Kompetisi hanya akan membuat kita mengalahkan
yang lain. Akan tetapi, kasih membesarkan kasih bagi sesama. Amin.
Senin, 26 Agustus 2024
Pa’pudian 11:1-7
PARANDANGANNA KAPATONGANAN
Fondasi Iman

Den tau diomai Jerman disanga Martin Heidegger (filsuf)


umpokadai kumua den tu disanga katirambanan (ketakutan–furcht)
sola rosso (kecemasan–angst). Ia kumua iate katirambanan iamo
madomi‘ untumang tau anna pogau’i umpogau’i tu kakelokan. Apa
iate rosso umpabutu’ kamengkilalan lako katuoanna. Iamo to na
sitonganna diparallui duka tu na sanga Heidegger rosso. Umba
sitonganna tu rosso disanga ladipomelona lan a’ganna kapatonganan
ta?
Dilesang lan te pa’basanta kumua iate Daud umbaenanni tu diona
kamapa’diran sia rosso inaa tonna ula’i Saul. Sae tongan tu
kamatakuran urrandanni tinde Daud to attu. Iamoto na marannu tu
Daud lako Puang kumua Iamo inan pentirerunganna. Lendu’
mataku’na tu Daud tonna ulai’ Saul, Apa lan kamatakuran sia
karossoan anna pokadai lako Puang kumua Ia manna inan
pentirerunganna, umbasusi tu a’gan urrampoi.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya116


Ta pemarangami tu aya’ (3) nakua “iake mintu’i parandangan
disaeran, apapa tu lana pogau tomalambu’?”. Na pessa’bian kumua
manassa iamo kamatotoran tu tontong umpoparandangan
kapatonganan lako Puang Matua. Kamatakuran sia karossoan
penaanna to ma’pudi umpopengkilalai kumua den tu Puang la
mendadi sissarean matoto’ sia pentilindungan.
Jani Ortlund misa’ pandita diomai Amerika Serikat umpokadai
kumua “…Pebalinna tu kamatakuranta iamotu kamengkaolan tongan
lako Puang tu ungkamaseiki’, sia mangka umpa’bengan kalena”
Lako kita angga toma’patongan. Ta tontongmo manappa’ lako Puang
belanna iamo oto’na katilendokan sia kamakarimmanan tu kuasa
ullendokanki’ diomai mintu’ bala’ sia kasanggangan.Amin.

Selasa, 27 Agustus 2024


1 Raja-raja 6:1-13
KEHADIRAN GEREJA, KEHADIRAN ALLAH
Kama’diorenanna Gereja, Kama’diorenanna Puang
Mari kita melihat ayat 12-13, “Mengenai rumah yang sedang
kaudirikan ini, jika engkau hidup menurut segala ketetapan-Ku dan
melakukan segala perintah-Ku dan tetap mengikuti segala perintah-
Ku dan tidak menyimpang dari padanya, maka Aku akan menepati
janji-Ku kepadamu yang telah Kufirmankan kepada Daud, ayahmu,
yakni bahwa Aku akan diam di tengah-tengah orang Israel dan tidak
hendak meninggalkan umat-Ku Israel.” Sampai di sini, kita
mendapati bahwa kendati Bait Allah telah selesai, Allah tidak
mengklaim akan tinggal di dalam Bait Allah jika Salomo mengikuti
ketentuan dari Allah. Ia justru menegaskan akan menepati janji dan
tinggal di antara Israel. Dengan demikian, gedung gereja yang indah
dan megah tidak secara otomatis berbanding lurus dengan ketaatan
umat kepada Allah.
Pesan bacaan ini adalah bahwa kehadiran Allah menandakan
bahwa kkita mengikuti ketetapan-ketetapan-Nya. Jika gereja hanya
menjadi tempat beribadah saja di setiap hari Minggu, maka tidakkah
itu menandakan kehadiran Allah dan kemegahan gedung berbanding
terbalik? Salomo dijuluki sebagai raja yang bijaksana. Namun, pada
masa pemerintahannya, banyak kelompok yang tersisih demi
kemakmuran Kerajaan Israel. Setelah ia memerintah, Israel dilanda

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya117


perpecahan, lalu diperintah oleh raja-raja yang tidak taat kepada
Allah, hingga dibuang ke Babel.
Nicky Gumbel mengatakan bahwa gereja adalah rumah bagi
orang yang terluka, sakit hati, terluka, dan patah hati menemukan
kesembuhan. Artinya, gereja harus menjadi rumah bagi orang-orang
yang terluka dipulihkan oleh Allah. Sebab, gereja menandakan
kehadiran Allah. Jika hal sebaliknya yang terjadi, maka bukankah
kita hanya memusatkan diri pada bangunan dan bukan kepada Allah.
Amin.
Rabu, 28 Agustus 2024
1 Raja-raja 6:14-38
ALLAH MENGERJAKANNYA, KITA SISANYA
Puang Ungkarangngi, Kita Unnupui’
Bacaan ini masih bagian dari kisah pembangunan Bait Allah.
Setelah menyelesaikannnya (ay. 14), kisah selanjutnya berpusat pada
penyelesaian dekorasi Bait Allah. Pada ayat 37-38, kita mendapatkan
informasi durasi pengerjaan bangunan tersebut, yakni tujuh tahun
lamanya. Selain itu, sebagaimana uraian dalam bacaan ini, kita
mendapati bahwa hampir seluruh hal yang digunakan membangun
rumah kudus ini berasal dari luar Israel. Impor bahan material dari
luar Israel sangat mungkin sebab pada masa pemerintahannya,
Salomo sangat disegani oleh bangsa-bangsa di sekitarnya. Tidak
heran jika kemegahan Bait Allah dipandang sebagai jasa-jasa dari
Salomo.
Renungan ini berfokus pada ayat 14 yang menukas bahwa
Salomo telah menyelesaikan Bait Allah. Pertanyaan reflektif yang
dapat kita ajukan adalah benarkah Salomo yang menyelesaikan
semuanya? Dalam menjelaskan kehidupan kita, banyak pengkhotbah
yang mengilustrasikan usaha kita dengan telapak tangan yang
mengepal sebagai usaha kita dan bagian yang tidak tergapai adalah
urusan Allah. Pendeknya, kita hanya perlu mengusahakannya
semaksimal mungkin, sisanya Allah yang menyelesaikan. Ilustrasi
semacam ini terkesan bahwa Allah yang bertugas mengerjakan sisa-
sisa dari usaha kita.
Ajaran semacam ini sangat berbahaya, sebab seolah-olah, tokoh
utama dari semua hal yang kita kerjakan adalah kita sendiri. Padahal,
semegah, sebesar, atau mungkin sekecil, sesederhana apapun yang

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya118


kita kerjakan, Allah-lah yang berperkara di dalamnya. Di balik semua
karya Salomo, di sana ada Allah yang Mahakuasa berperkara di
dalamnya. Karena itu, tidakkah kita menyerukan bahwa Allah yang
mengerjakannya dan kita hanya sisanya. Benarlah ungkapan Yohanes
Pembaptis bahwa “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil
(Yoh. 3:30). Amin.
Kamis, 29 Agustus 2024
Yakobus 1:1-8
JANGAN ADA YANG TERTINGGAL
Dikua Da’ Anna Den Tu Ditampe

Melihat penderitaan sebagai sebuah kebahagiaan? Apa maksud


Yakobus menasihatkan hal itu? Mari kita memahami maksud dari
pencobaan. Pencobaan dipahami sebagai sebagai hal-hal yang berasal
dari dalam dan luar diri kita. Artinya, hal tersebut berkaitan dengan
dosa. Kedua, karena Yakobus melihat manfaat “pencobaan-
pencobaan”, kita dapat menyimpulkan bahwa ada banyak hal tak
terduga yang menguji umat Allah, baik secara individu maupun
seluruh komunitas.
Lebih jauh, Yakobus melihat bahwa bukannya kita menerima
begitu saja pencobaan, melainkan tentang cara menghadapinya.
Menurutnya, mereka yang bertahan akan menang dalam perjalanan
itu, Allah meneteguhkan hati, mendewasakan (sempurna), dan
mengaruniakan hikmat (ay. 2-8).
Mari kita menilik bagian kedua yang tidak kalah penting dalam
bacaan ini, yakni ayat 5 “…apabila di antara kamu ada yang kurang
berhikmat, hendaklah ia memintanya kepada Allah.” Terhadap
nasihatnya pada bagian sebelumnya, tampaknya Yakobus menyadari
bahwa akan sulit melihat pencobaan dalam kebahagiaan. Karena itu,
ia menyampaikan nasihat sebagaimana kita temukan dalam ayat 5-8.
Kata “kurang” pada ayat 5 dapat diartikan “tidak memenuhi
standar”. Jawaban Yakobus pada orang yang tidak memenuhi standar
itu adalah “meminta” kepada Allah. Namun, tindakan meminta ini
bukan hanya tugas dari orang yang tidak memenuhi standar, tetapi
tugas semua orang dalam kelompok tersebut.
Yakobus menandaskan orang Kristen harus menanggung beban
sebagai saudara. Orang Kristen harus menghadapi pencobaan
bersama-sama. Kepedulian kepada sesama orang Kristen agar tidak
GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya119
ada yang tertinggal, kurang hikmat, dan tidak memenuhi standar.
Amin.
Jumat, 30 Agustus 2024
Yakobus 1:9-16
BERMEGAH DALAM TUHAN
Massattuan lan Puang

Bacaan ini merupakan sambungan dari bacaan kemarin.


Membaca ayat 9-11, kita jadi mengerti salah satu pencobaan yang
dihadapi oleh orang Kristen yang membaca Surat Yakobus, yakni
orang yang rendah dinasihatkan untuk bermegah dan teguran pada
orang kaya yang mudah lenyap. Ayat 9 menasihatkan agar orang
yang rendah bermegah. Di sini, Yakobus bermaksud agar orang yang
rendah harus bermegah dalam arti belajar untuk melalui ujian-ujian
yang dihadapi. Artinya, orang Kristen harus belajar untuk
mengandalkan Allah dan janji-Nya. Sebab, kekayaan akan lenyap
seperti bunga yang dengan mudah layu karena terik matahari (ay. 10-
11).
Kita dinasihatkan untuk bermegah karena Allah telah membuka
mata kita untuk melihat kesia-siaan kekayaan. Hidup dengan
berusaha mendapatkan pengakuan dunia adalah sia-sia! Kita juga
dinasihatkan unutk bermegah atas kenyataan bahwa Allah telah
menunjukkan kepada kita kebahagiaan dan kehormatan
sejati. Kebahagiaan sejati adalah mengenal Tuhan dan kehormatan
sejati adalah menjadi orang yang dikasihi Yesus Kristus. Kita
menjadi semakin yakin untuk bermegah dalam kenyataan bahwa kita
sekarang memiliki warisan kekal yang tidak akan pernah hilang.
Karena itu, firman Tuhan menyapa kita untuk terus mengarahkan
hidup kita kepada-Nya, kendati kita dibekap ragam pencobaan. Jika
kita percaya akan janji Allah akan tergenapi, maka layaklah kita
hidup hari ini demi tergenapinya janji itu. Pencobaan yang harus
dilalui, pun semakin mendewasakan iman kita pada penggenapan
janji itu. Selamat Bermegah!di dalam Tuhan. Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya120


Sabtu, 31 Agustus 2024
Yohanes 18:28-36
TIDAK BERPURA-PURA
Tae’ na Ma’tanasi’-nasi’

Pembacaan kita mengisahkan Yesus diadili di hadapan Pilatus. Ia


diseret oleh orang Yahudi untuk dihakimi. Pilatus menanyakan
tuduhan orang Yahudi terhadap Yesus. Alih-alih menyatakan
tuduhannya, pemimpin Yahudi hanya menyatakan Yesus sebagai
penjahat tanpa tahu kesalahan-Nya. Kita juga mendapati bahwa
Pilatus meminta agar para pemimpin Yahudi jika mereka mendapati
Yesus bersalah. Namun, mareka menginginkan Yesus harus mati di
tangan Romawi.
Hal tersebut cukup beralasan, waktu Yesus diserahkan ke Pilatus,
orang Yahudi sudah memasuki masa Paskah. Tidak boleh bagi
mereka untuk menghukum pada masa tersebut. Namun, mereka
hendak menjadikan Pilatus penghukum atas Yesus. Dengan
demikian, mereka bebas dari hukum Yahudi.
Di titik ini, kita dengan jelas melihat kemunafikan para
pemimpin agama Yahudi (lih. Mat. 27:6). Bukankah kita kerap
demikian? Lebih mementingkan aturan dan ajaran yang kaku,
sementara laku hidupnya penuh dengan kemunafikan (hipokrit).
Kemunafikan bermakna kepura-puraan. Kita kerap menyatakan kasih
tetapi kerap berpura-pura tidak tahu dan tidak melakukan kasih.
Matthew Henry pernah berujar bahwa orang yang
menyombongkan diri mereka paling dekat dengan gereja sebenarnya
jauh dari Tuhan (It is common for those that are farthest from God,
to boast themselves most of their being near to the Church). Hal
tersebut terjadi pada para pemimpin Yahudi. Mereka merasa dekat
dengan seluruh hukum Tuhan, tetapi sebenarnya dari Tuhan itu
sendiri. Alih-alih hidup dalam kemunafikan, marilah kita hidup
dalam ketulusan sebab Allah mengasihi orang-orang yang tulus
hatinya (lih. Mzm. 7:10). Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya121

Anda mungkin juga menyukai