306 936 1 PB

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 11

e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK


DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI
PERNIKAHAN SMAN-1 TABUNGANEN
Zakiyah
Email [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) meningkatkan aktivitas belajar peserta didik
dengan penerapan model Problem Based Learning pada pembelajaran
Pendidikan Agama Islam; (2) mengetahui apa saja faktor yang penghambat
dalam meningkatkan aktivitas belajar peserta didik (3) mengetahui apa saja
faktor yang pendukung dalam meningkatkan aktivitas belajar peserta didik.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 1
siklus. Dalam 1 siklus dilakukan dua kali pertemuan dimulai dengan tahapan
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan model Problem Based Learning
dan refleksi. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara
observasi/pengamatan. Analisis data dilakukan dengan perbandingan antara
hasil observasi pada siklus 1 pertemuan 1 dan pertemuan 2 dengan teknik
deskriptif. Artinya dari data yang diperoleh dalam penelitian ini disajikan apa
adanya kemudian dianalisis secara deskriptif untuk mendapatkan gambaran
mengenai fakta yang ada dan mendiskripsikan sesuai dengan fenomena.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model Problem Based
Learning dalam meningkatkan aktivitas belajar peserta didik SMAN
Tabunganen dalam pembelajaran pendidikan agama islam materi pernikahan
mengalami peningkatan, hal ini ditunjukkan berdasarkan hasil observasi
diperoleh informasi bahwa adanya peningkatan dalam aktivitas dari
pertemuan pertama dihasilkan skor 20 dengan presentasi 50% kriteria Kurang
Aktif maka pada pertemuan kedua dihasilkan skor 30 dengan presentasi 75%
kriteria Aktif.
Kata Kunci: Aktivitas Belajar, Model Problem Based Learning.

PENDAHULUAN
Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, mememahami, mengimani,
bertakwa, berakhalak mulia, mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber
utamanya kitab suci al-Quran dan al-Hadits, melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman. Pendidikan Agama Islam
mempunyai peran penting dalam pembentukan pribadi peserta didik.
1040
Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama
Islam
e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya
Pembentukan pribadi yang dimaksud adalah kepribadian muslim dan
kemajuan masyarakat serta budaya yang tidak menyimpang dari nilai-nilai
ajaran Islam.
Dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi Pernikahan
dalam Islam sangat erat kaitanya dengan kehidupan sehari-hari. Permasalahan
yang dihadapi siswa ketika mempelajari bab pernikahan siswa dihadapkan
pada masalah kesulitan dalam menghafalkan istilah- istilah yang asing yang
jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Kesulitan lainnya yang
dihadapi siswa yaitu dalam memahami perundang- undangan yang berlaku di
Indonesia, karena banyaknya pasal dan ayat yang dipelajari. Serta banyak nya
kasus-kasus perceraian dan perselingkuhan yang dilihat tidak hanya didunia
nyata tetapi juga didunia maya seperti televisi dan lain sebagainya.
Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan melakukan terobosan dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam terutama materi Pernikahan dalam
Islam sehingga sehingga tidak meyajikan materi yang bersifat abstrak, tetapi
juga harus melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Salah satunya
adalah dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning
sehingga diharapkan siswa dapat lebih termotivasi dalam belajar. Berdasarkan
hal tersebut, maka perlu kiranya beberapa kajian yang mendalam tentang apa
dan bagaimana Pembelajaran Berbasis Masalah /Problem Based Learning ini
selanjutnya diterapkan dalam sebuah proses pembelajaran, sehingga dapat
memberi masukan, khususnya kepada para guru tentang Problem Based
Learning atau Pembelajaran Berbasis Masalah.
Berdasarkan hasil observasi, diperoleh permasalahan yang menjadi
penyebab rendahnya keaktifan dan motivasi belajar siswa SMAN Tabunganen.
Guru menggunakan metode yang kurang bervariasi dan siswa kurang
dilibatkan secara aktif melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis
dalam kegiatan pembelajaran. Proses pembelajaran menyebabkan kurangnya
keaktifan dan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti sehingga mengakibatkan siswa cenderung menjadi pasif
dalam belajar, kurang menghargai guru, dan kurang memahami materi yang
disampaikan.

METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian dalam penelitian ini Peneliti menggunakan metode
penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu salah satu upaya yang dapat dilakukan
guru untuk meningkatkan kualitas peran dan tanggung jawab guru khususnya
dalam pembelajaran (Surawan : 2019).
Tempat dan Subjek Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1
Tabunganen yang beralamatkan di Desa Tabunganen Tengah
1041
Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama
Islam
e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya
Kecamatan Tabunganen Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan
Selatan. Sedangkan Subjek yang terlibat dalam penelitian ini yaitu siswa-
siswi kelas XII SMAN 1 Tabunganen. Sedangkan partisipan yang terlibat dalam
penelitian ini Penulis menggunakan teman dan rekan guru.
Teknik pegumpulan data: a). Observasi: Kegiatan ini di lakukan
terhadap proses pembelajaran dan aktivitas yang dilakukan siswa. Observasi
dilakukan dengan mengamati secara langsung proses pembelajaran
berdasarkan lembar observasi yang telah disusun pada penelitian ini, peneliti
di bantu oleh observer yang berjumlah 2 orang. Hasil observasi digunakan
untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar peserta didik, b). Tes hasil
belajar: Tes hasil belajar digunakan untuk mendapatkan data-data tentang
aktivitas belajar peserta didik. Tes akhir diberikan untuk setiap akhir siklus I di
pertemuan 1 dan pertemuan 2, tes dikerjakan siswa secara individu dan
digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami materi
Pendidikan Agama Islam, c) Angket: Penelitian ini menggunakan angket yang
bertujuan untuk mengetahui jawaban responden tentang motivasi belajar pada
saat sebelum tindakan dan sesudah tindakan proses pembelajaran. Dalam
penelitian ini, data primer yang peneliti gunakan adalah angket berupa
pertanyaan tertutup dimana responden tinggal memberikan tanda centang (√)
pada kolom atau tempat yang sesuai. Adapun pertanyaan-pertanyaan yang
terdapat dalam angket aktivtas dan motivasi belajar Pendidikan Agama Islam
materi Pernikahan pada kelas SMAN Tabunganen ini menggunakan skala liker
dengan skor: Selalu = Skor nilai 4, Sering = Skor nilai 3, Jarang = Skor nilai
2, Tidak pernah = Skor nilai 1. d). Wawancara: Penelitian ini menggunakan
wawancara jenis tidak terstruktur atau terbuka, yaitu wawancara bebas yang
menggunakan garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Wawancara
dilakukan kepada guru mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan siswa
kelas kelas XII SMAN 1 Tabunganen. Adapun wawancara terhadap guru
dilakukan pada saat sebelum dan sesudah tindakan dilaksanakan yaitu untuk
mengetahui berbagai permasalahan yang dialami saat pelaksanaan
pembelajaran di kelas, baik dalam hal model/metode pembelajaran yang
digunakan, media pembelajaran yang digunakan maupun kendala lainnya
yang dihadapi saat melaksanakan kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama
Islam (PAI), e). Dokumentasi: Teknik dokumentasi digunakan untuk
memperoleh data tentang keadaan sekolah, jumlah murid yang akan diteliti,
data guru bidang studi Pendidikan Agama Islam serta foto dan video kegiatan
pembelajaran PAI dengan media videoscribe yang bertujuan untuk
mengungkapkan fakta atau kenyataan pada saat pelaksanaan tindakan
pembelajaran.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas
1042
Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama
Islam
e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya
ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis
deskriptif yang digunakan ini adalah untuk menggambarkan bahwa
tindakan yang dilaksanakan dapat menimbulkan perbaikan,
peningkatan aktivitas belajar, dan perubahan ke arah yang lebih baik
lagi dari sebelumnya.
Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini antara
lain:
a. Menentukan rata-rata b. Menentukan Persentase
Pr% = x 100%
Keterangan:
Keterangan:
Pr% : presentase yang ingin dicapai
x : jumlah rata-rata
n : jumlah siswa yang termotivasi
x : jumlah skor per indikator
N : jumlah seluruh siswa.
N : jumlah siswa.
Adapun prosedur atau Langkah-langkah dalam penelitian ini memakai
rancangan siklus I saja sebagai berikut:
Planning (Rencana) : Sebelum mengadakan penelitian peneliti dan
kolaborator menyusun rumusan masalah, menentukan materi, pelajaran yang
akan dibahas, membuat rencana pembelajaran siklus I dengan Model
Pembelajaran Problem Based Learning, mempersiapkan instrumen observasi dan
menyiapkan sumber belajar yang diperlukan.
Action (Tindakan) : Tindakan yang dilakukan oleh peneliti dengan Model
Pembelajaran Problem Based Learning dengan cara:
Fase 1 : Mengorientasi dan memberi rangsangan pada Peserta didik pada
masalah., Fase 2 : Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar., Fase 3 :
Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok., Fase 4 :
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya., Fase 5 : Menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah
Observation (Pengamatan): Pada kegiatan pengamatan ini dilakukan oleh
seorang kolaborator untuk mengamati peneliti. Apakah yang dilakukan oleh
peneliti sudah sesuai dengan checklist yang dibawa oleh kolaborator. Proses
pembelajaran yang digunakan sesuai metode yang digunakan pada siklus I.
Reflektion (Refleksi): Pada tahap ini akan dilakukan analisis data mengenai
proses, hasil, dan hambatan yang dijumpai dalam pembelajaran pada siklus I.
Selanjutnya hasil tersebut akan direfleksikan bersama-sama dengan kolaborator
khususnya berkaitan dengan dampak pelaksanaan tindakan dalam
pembelajaran.

HASIL PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan sejumlah 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 2
1043
Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama
Islam
e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya
pertemuan. Setiap minggunya masing-masing kelas mendapatkan 2 jam
pelajaraan. Penelitian ini menggunakan waktu dua jam pelajaran yaitu dengan
alokasi waktu 2x45 menit karena dengan waktu tersebut lebih cukup untuk
melakukan penelitian yang dimulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan
dan refleksi. Adapun materi pokok yang digunakan yaitu Pernikahan dengan
3 indikator mengidentifikasi, menganalisis dan mengevaluasi ketentuan
pelaksanaan pernikahan berdasarkan syariat Islam.
Perencanaan tindakan Siklus I pada tahap ini peneliti menyusun
perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelaksanaan pelajaran 1,
LKPD 1, soal tes formatif 1 dan media pembelajaran yang mendukung. Selain
itu juga dipersiapkan lembar observasi pengolahan pembelajaran dengan
model pembelajaran Problem Based Learning, dan lembar observasi aktivitas
siswa.
Pelaksanaan tindakan Siklus I kegiatan belajar mengajar untuk siklus I
dilaksanakan pada tanggal 10 Agustus 2021 di Kelas XII dengan jumlah siswa
33 orang. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru, sedangkan yang
bertindak sebagai pengamat (observer) adalah guru kelas XII. Adapun proses
pembelajaran mengacu pada RPP yang telah dipersiapkan. Pengamatan
(observasi) dilaksanakan bersamaan dengan proses pelaksaaan pembelajaran.
Penerapan model pembelajaran problem based learning dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam materi pernikahan kelas XII SMAN 1 Tabunganen dapat dilihat melalui
observasi aktivitas belajar siswa siklus dibawah ini.
Tabel 4.1 Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 1
NO PERNYATAAN SA A KA TA
4 3 2 1
1 Cara belajar yang baru saja berlangsung sangat √
menarik
2 Kesempatan berdiskusi dalam pembelajaran ini, √
membuat saya lebih berani mengemukakan
pendapat
3 Dengan cara belajar seperti ini, membuat saya √
lebih menghargai pendapat orang lain
4 Saya lebih mudah mengerjakan soal dengan √
belajar seperti ini
5 Saya ingin topic lain diajarkan seperti ini √
6 Saya lebih suka belajar kelompok dari pada belajar √
sendiri-sendiri
7 Cara belajar seperti ini, menjadikan saya senang √

1044
Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama
Islam
e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya
belajar
8 Cara belajar seperti ini, membuat saya berai √
mengajukan pertanyaan pada guru maupun teman
9 Belajar kelompok membuat saya lebih mudah √
mengerjakan soal-soal
10 Cara belajar seperti ini, menumbuhkan sifat kritis, √
berfikir ilmiah dan kerja sama
JUMLAH SKOR 20
SKOR MAKSIMAL 40
PERSENTASE (SM/JS x 100) 50%
KRITERIA (LIHAT TABEL) KURANG AKTIF
KRITERIA :
76% - 100% Sangat Aktif
51% - 75% Aktif
26% - 50% Kurang Aktif
≤ 25% Tidak Aktif
Nilai akhir aktivitas siswa dalam pembelajaran dapat dipresentasekan
dengan rumus: Nilai rata-rata = Jumlah skor x 100%
Skor total
= 20 x 100% = 50%
40
Aktivitas siswa pada pelaksanaan pembelajaran dengan model Problem
Based Learning pada siklus I pertemuan 1 ini hanya dapat dikategorikan
“KURANG AKTIF” dengan jumlah skor 20, sehingga persentase yang
didapatkan untuk aktivitas belajar siswa adalah hanya 50% sehingga
diperlukan lagi pertemuan kedua untuk lebih meningkatkan aktivitas belajar
siswa tersebut.
Tabel 4.2 Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 2
NO PERNYATAAN SA A KA TA
4 3 2 1
1 Cara belajar yang baru saja berlangsung sangat √
menarik
2 Kesempatan berdiskusi dalam pembelajaran ini, √
membuat saya lebih berani mengemukakan
pendapat
3 Dengan cara belajar seperti ini, membuat saya √
lebih menghargai pendapat orang lain
4 Saya lebih mudah mengerjakan soal dengan √
belajar seperti ini
1045
Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama
Islam
e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya
5 Saya ingin topic lain diajarkan seperti ini √
6 Saya lebih suka belajar kelompok dari pada √
belajar sendiri-sendiri
7 Cara belajar seperti ini, menjadikan saya senang √
belajar
8 Cara belajar seperti ini, membuat saya berani √
mengajukan pertanyaan pada guru maupun
teman
9 Belajar kelompok membuat saya lebih mudah √
mengerjakan soal-soal
10 Cara belajar seperti ini, menumbuhkan sifat kritis, √
berfikir ilmiah dan kerja sama
JUMLAH SKOR 30
SKOR MAKSIMAL 40
PERSENTASE (SM/JS x 100) 75%
KRITERIA (LIHAT TABEL) AKTIF
KRITERIA :
76% - 100% Sangat Aktif
51% - 75% Aktif
26% - 50% Kurang Aktif
≤ 25% Tidak Aktif
Nilai akhir aktivitas siswa dalam pembelajaran dapat dipresentasekan
dengan rumus: Nilai rata-rata = Jumlah skor x 100%
Skor total
= 30 x 100% = 75%
40
Aktivitas siswa pada pelaksanaan pembelajaran dengan model Problem
Based Learning pada siklus I pertemuan 2 ini ada terjadi peningkatan namun
tidak signifikan yaitu dapat dikategorikan “AKTIF” dengan jumlah skor 30,
sehingga persentase yang didapatkan untuk aktivitas belajar siswa adalah 75%
dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa tersebut.
Dari keterangan tersebut dapat dibuat grafik sebagai berikut:

1046
Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama
Islam
e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya

Gambar 4.1. Grafik Hasil Aktivitas Siswa Siklus I


80% 75%
60% 50%
40%
20%
0%
Pertemuan 1 Pertemuan 2

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan ada beberapa penghambat


dalam proses pembelajaran yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern
adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Yang termasuk
dalam faktor intern seperti, faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor
kelelahan. Sedangkan faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar,
dapatlah dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu, faktor keluarga, faktor
sekolah (organisasi) dan faktor masyarakat. Baik buruknya situasi proses
belajar mengajar dan tingkat pencapaian hasil proses instruksional itu pada
umumnya bergantung pada faktor-faktor yang meliputi: Karakteristik siswa,
Karakteristik guru, Interaksi dan metode, Karakteristik kelompok,, Fasilitas
fisik, Lingkungan alam sekitar. Dan semua faktor-faktor tersebut dapat
dijadikan bahan evaluasi agar lebih baik lagi pada pertemuan berikutnya. Dari
segi aktivitas siswa, juga sudah terlaksana semuanya namun masih dalam
kriteria kurang aktif. Mereka masih bingung terhadap model Problem based
learning ini.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilaksanakan pada tanggal 10
Agustus 2021 bahwa: “Faktor pendukung dalam meningkatkan aktivitas siswa
seperti jumlah siswa yang tidak terlalu banyak, di kelas XII itu jumlah siswanya
33, mungkin kalau jumlah siswa terlalu banyak susah juga diatur, tapi kalau
jumlah siswa yang 20 ini mudah diatur dan diatasi kalau ribut, jadi kegiatan
belajar bisa dilanjutkan lagi. Keadaan ruang kelas juga termasuk faktor
pendukung peningkatan aktivitas belajar siswa, karena ruang kelas agak lebih
luas, posisi kursi dan meja siswa itu bisa ditata bentuknya seperti huruf U.
Posisi kursi yang bentuknya huruf U itu akan memudahkan siswa kalau
misalnya mengerjakan tugas kelompok”. Selain itu, ketika guru menggunakan
metode ceramah dan tanya jawab maka para siswa akan lebih mudah
memperoleh perhatian dan penjelasan materi yang maksimal, termasuk sesi
tanya jawab, sehingga semua siswa mendapatkan kesempatan untuk terlibat
aktif dalam pembelajaran.
Berdasarkan deskripsi penelitian dan hasil penelitian yang sudah
disajikan sebelumnya, dapat dikatakan bahwa rata-rata aktivitas belajar siswa
1047
Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama
Islam
e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya
kelas XII SMAN 1 Tabunganen dari siklus I dengan 2 kali pertemuan
mengalami peningkatan aktivitas belajar siswa. Aktivitas siswa pada
pelaksanaan pembelajaran dengan model Problem Based Learning pada siklus I
pertemuan 2 ini ada terjadi peningkatan namun tidak signifikan yaitu dapat
dikategorikan “AKTIF” dengan jumlah skor 30, sehingga persentase yang
didapatkan untuk aktivitas belajar siswa adalah 75% dalam meningkatkan
aktivitas belajar siswa tersebut.
Meningkatnya rata-rata nilai tersebut disebabkan karena siswa mudah
menyerap materi dengan metode belajar Problem Based Learning. Karena Problem
Based Learning dapat merangsang keterbukaan pikiran serta mendorong peserta
didik untuk melakukan pembelajaran yang lebih kritis dan aktif. Metode
Problem Based Learning juga memberikan tantangan pada siswa sehingga
mereka bisa memperoleh kepuasan dengan menemukan pengetahuan baru
bagi dirinya sendiri.
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa diperoleh informasi bahwa
adanya peningkatan dalam aktivitas listening, oral, emotional, visual, writing,
motor, mental, dan visual. Hal ini menunjukkan bahwa siswa mulai
memberikan respon yang positif terhadap pelajaran yang diikutinya. Baik
dalam mendengarkan dan memperhatikan materi belajar yang disampaikan,
ataupun dalam bertanya tentang materi yang belum dimengerti maupun
didalam mengemukakan pendapat. Dengan menggunakan metode belajar
Problem Based Learning siswa menjadi lebih mudah memahami materi karena
mereka diajak belajar melalui masalah-masalah yang timbul dan bagaimana
cara menyelesaikan masalah tersebut. Secara otomatis siswa mendapat
pengetahuan sekaligus cara menerapkannya. Dilihat dari hasil tersebut, model
Problem Based Learning dapat membantu meningkatkan aktivitas belajar siswa
dalam pembelajaran pendidikan agama islam di SMAN 1 Tabunganen.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian aktivitas siswa diperoleh informasi bahwa
adanya peningkatan dalam aktivitas belajar siswa pada pelaksanaan
pembelajaran dengan model Problem Based Learning pada siklus I pertemuan 2
ini ada terjadi peningkatan yaitu dapat dikategorikan “AKTIF” dengan jumlah
skor 30, sehingga persentase yang didapatkan untuk aktivitas belajar siswa
adalah 75% dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa tersebut. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penerapan model Problem Based Learning dapat
membantu meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas XII SMAN 1
Tabunganen. Keaktifan siswa dilihat dari aspek memperhatikan, bertanya
kepada guru, menjawab pertanyaan, berpendapat, kerjasama dalam kelompok,
mengerjakan soal, belajar menggunakan sumber, dan presentasi kelompok
1048
Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama
Islam
e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya
pada siklus I sebagian besar aspek mengalami peningkatan. Penerapan model
Problem Based Learning dapat membantu meningkatkan aktivitas belajar siswa
kelas XII SMAN 1 Tabunganen. Peningkatan nilai rata-rata kelas dari siklus I
dari pertemuan 1 dan 2 meningkat sebesar 75% yaitu dari 20 menjadi 30.

DAFTAR PUSTAKA
Al-Manar. 2003. Fikih Nikah. Bandung: Syaamil Cipta Media.
Daradjat, Zakiyah. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Eggen, Paul dkk. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran, Mengajarkan Konten dan
Keterampilan Berpikir, Edisi Enam. Jakarta:PT Indeks
Hamalik, Oemar . 2007. Kurikulum Dan Pembelajaran (Edisi satu).. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Hamalik, Oemar. Tt. Dasar-Dasar Pengembagan Kurikulum. Bandung, PT Remaja
Rosdakarya
Hanafiah dkk. 2012. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama.
Isnawati, Nurlaela. 2010. Guru Positif-Motivatif. Cet. I; Jogjakarta: Laksana.
Kemdikbud. 2013. Model Pembelajaran Berbasis Masalah/ PBL. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Mashudi dkk. 2014. Desain Model Pembelajaran Inovatif Berbasis Konstruktivisme
(Kajian Teoritis dan Praktis). Tulungagung : STAIN Tulungagung Press.
Mathlub, Abdul Muhammad. 2005. Panduan Hukum Keluarga Sakinah. Solo:
EraIntermedia.
Nasih Ahmad Munjin dkk. 2013 Metode dan Teknik Pembelajaran Agama Islam.
Bandung: Refika Aditama.
Nasution, S. 2010. Didaktik Asas-asas Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara.
Nazir M. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia
Prawiradija , Dewi Salman. 2007. Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta :Putra
Grafika.
Ramayulis. 2005. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta, Kalam Mulia.
Riduwan. 2010. Belajar Mudah Penelitian untuk Pemula, Bandung: Alfabeta.
Ridwanudin, Dindin. 2015. Bahasa Indonesia. Jakarta: UIN PRESS.
Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Rusman. 2013. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Jakarta: Alfabet.
Sahroni Tihami, Sohari. 2009. Fiqh Munafahat kajian Fikih Nikah Lengkap. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka
Cipta.
Soemanto, Wasty. 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
1049
Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama
Islam
e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya
Sudjana, Nana. 1991. Cara Belajar Siswa Aktif, Bandung: Sinar Baru.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem.
Surabaya:Pustaka Belajar.
Surawan, 2019. "Pernikahan Dini; Ditinjau dari Aspek Psikologi". Jurnal Ilmiah
Pendidikan Islam, Vol. 2 No. 2.
Sutirman. 2013. Media dan Model-Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Syarifuddin, Amir. 2011. Hukum Perkawinan Islam di Indonesia: Antara Fiqh
Munakahat dan Undang- undang Perkawinan Cet 1. Jakarta: Kencana
Tim Ulama Fikih di bawah arahan Syaikh Shalih bin Abdul Aziz Alu asy-
Syaikh. 2015. Fikih Muyassar Panduan Praktis Fikih dan Hukum Islam.
Jakarta: Darul Haq.
Tohirin. 2000. Psikologi Belajar Pendidikan Agama Islam. Pekanbaru: 2000
Trianto. 2011. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Warsono dan Haryanto. 2012. Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Yamin, Martinis. Tt. Kiat Membelajar Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press.
Zuriah, Nurul . 2007. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori-Aplikasi.
Jakarta: Bumi Aksara.

1050
Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama
Islam

Anda mungkin juga menyukai