Makalah Lalu Lintas
Makalah Lalu Lintas
Makalah Lalu Lintas
Disusun oleh :
1
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Tentang Dasar Teori arus lalu lintas ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Leni Sriharyani, S.T,M.T.pada kuliah Rekayasa lalu lintas.Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Dasar Teori arus
lalu lintas bagi para pembaca dan juga bagi penulis.Saya mengucapkan terima
kasih kepada buk leni selaku dosen kuliah Rekayasa lalu lintas yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini. Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Chandra prayoga
2
Daftar isi
Kata Pengantar................................................................................................................................ 2
Daftar isi............................................................................................................................................. 3
BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................................................. 4
2.1.3. kerapatan..................................................................................................................................8
2.2.1. volume.....................................................................................................................................11
2.2.2. kapasitas.................................................................................................................................13
3.1 kesimpulan............................................................................................................................20
2.2. saran.........................................................................................................................................21
Daftar Pustaka............................................................................................................................... 23
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
pembuatan serta penerapan system menjadi masalah yang krusial dan
selalu menarik untuk dikaji. Kemampuan untuk memecahkan masalah
masalah transportasi yang terjadi sekarang ini menjadi pekerjaan rumah
untuk kita para intelektual kampus.
(Hampir setiap hari Jalan di Teuku Umar dan ZA Pagar Alam, tepatnya di depan
Mal Boemi Kedaton, menjadi titik macet di Bandar Lampung di samping sejumlah
jalan lainnya di Kota Tapis. (Foto:Lampost/Deni Zulniyadi))
5
BAB II
6
mengerem dan reaksi. Serta yang ketiga adalah jalan menurut
klasifikasi dan ciri geometrik jalan itu sendiri.
Karakteristik arus lalu lintas dapat dijabarkan dalam bebagai
variasi, diantaranya variasi arus dalam waktu yang meliputi;
variasi arus lalu lintas bulanan, variasi arus lalu lintas harian,
variasi arus lalu lintas jam-jaman, variasi arus lalu lintas kurang
dari satu jam, volume jam perancangan, dan volume perancangan
menurut arah. Kemudian variasi arus dalam ruang dan variasi arus
terhadap jenis kendaraan.
V=
Dengan,
V = kecepatan (km/jam)
d = Jarak perjalanan (km)
t = waktu perjalanan (jam)
7
tipikal digunakan untuk mengidentifikasikan arus lalu lintas
secara menyeluruh.
Terdapat 3 jenis klasifikasi kecepatan yang digunakan yaitu :
a. Kecepatan setempat (Spot Speed), yaitu kecepatan kendaraan
pada suatu saat diukur dari suatu tempat yang ditentukan.
b. Kecepatan bergerak (Running Speed), yaitu kecepatan
kendaraan rata-rata pada suatu jalur pada saat kendaraan
bergerak (tidak termasuk waktu berhenti ) yang didapatkan
dengan membagi panjang jalur yang ditempuh dengan waktu
kendaraan bergerak menempuh jalur tersebut.
c. Kecepatan perjalanan (Jeourney Speed), yaitu kecepatan
efektif kendaraan yang sedang dalam perjalanan antara dua
tempat, yang merupakan jarak antara dua tempat dibagi
dengan lama waktu bagi kendaraan untuk menyelesaikan
perjalanan antara dua tempat tersebut, dengan lama waktu ini
mencakup setiap waktu berhenti yang ditimbulkan oleh
hambatan lalu lintas.
Ada dua jenis analisis kecepatan yang dipakai pada studi
kecepatan arus lalu-lintas yaitu :
a. Time mean speed (TMS), yaitu rata-rata kecepatan dari seluruh
kendaraan yang melewati suatu titik pada jalan selama periode
waktu tertentu.
b. Space mean speed (SMS), yaitu rata-rata kecepatan kendaraan
yang menempati suatu segmen atau bagian jalan pada interval
waktu tertentu.
Perbedaan analisis dari kedua jenis kecepatan di atas adalah
bahwa TMS adalah pengukuran titik, sementara SMS pengukuran
berkenaan dengan panjang jalan atau lajur.
2.1.3. Kerapatan
8
Kerapatan adalah jumlah kendaraan yang menempati suatu
panjang jalan atau lajur dalam kendaraan per km atau kendaraan
per km per lajur. Nilai kerapatan dihitung berdasarkan nilai
kecepatan dan arus, karena sulit diukur dilapangan. Biasanya
diperlukan titik ketinggian yang cukup sehingga kendaraan dapat
diamati dalam suatu ruas tertentu. Namun demikian kepadatan
dapat dihitung dari kecepatan dan volume, yang memunyai
bentuk hubungan seperti ditunjukkan pada rumus berikut.
F=SxD
Dengan,
F = Arus lalu lintas (smp/jam atau kend/jam)
S = kecepatan tengah berdasarkan ruang (km/jam)
D = kepadatan (smp/km atau kend/km)
9
Dari kurva diatas terlihat bahwa;
10
( kerapatan jalan raya)
2.21 .Volume
11
Empat lajur tak-
0.4
terbagi 0 1.3
(4/2 UD) ≥ 3700 1.2 0.25
12
digunakan volume jam puncak tertinggi yang ke 50. Faktor D lebih
bervariasi di mana pembangkit lalu lintas utama pada suatu kawasan
untuk kawasan perkotaan misalnya nilai D berkisar antara 0,5 sampai
0,6.
2.22 Kapasitas
Kapasitas adalah arus lalu-lintas maksimum yang dapat
dipertahankan (tetap) pada suatu bagian jalan dalam kondisi tertentu
(misalnya: rencana geometrik, lingkungan, komposisi lalu-lintas dan
sebagainya. Catatan: Biasanya dinyatakan dalarn kend/jam atau
smp/jam). Kapasitas harian sebaiknya tidak digunakan sebagai ukuran
karena akan bervariasi sesuai dengan faktor-k.
13
Tundaan (delay)
Arus lalu lintas dan arus jenuh (saturation flow)
Derajat kejenuhan (degree of saturation)
14
memilih kecepatan yang diinginkan relative terpengaruh,
tetapi terdapat sedikit penurunan dalam kebebasan bergerak
dalam arus lalu lintas dibandingkan LOS A. tingkat
kenyamanan dan keandalan jga agak kurang dari pada LOS
karena keberadaan variable lain dalam arus lalu lintas mulai
mempengaruhi keberadaan individu. Tingkat pelayanan A
dapat dikondisikan seperti :
1. arus stabil dengan volume lalu lintas sedang dan kecepatan
mulai dibatasi oleh kondisi lalu lintas;
2. kepadatan lalu lintas rendah hambatan internal lalu lintas
belum memengaruhi kecepatan;
3. pengemudi masih punya cukup kebebasan untuk memilih
kecepatannya dan lajur jalan yang digunakan.
15
3. pengemudi memiliki keterbatasan untuk memilih
kecepatan, pindah lajur atau mendahului.
16
LOS E biasanya tidak stabil, karena sedikit peningkatan arus
atau gangguan kecil dalam arus menyebabkan gangguan pada
arus secara keseluruhan. Tingkat pelayanan E dapat
dikondisikan seperti :
17
Tingkat
V/C RASIO Pelayanan Keterangan
jalan
Arus lancar, volume rendah, kecepatan
< 0.60 A
tinggi
Arus stabil, kecepatan terbatas, volume
0.60 - 0.70 B
sesuai untuk jalan luar kota
Arus stabil, kecepatan dipengaruhi oleh
0.70 - 0.80 C lalu lintas, volume sesuai untuk jalan
kota
mendekati arus tidak stabil, kecepatan
0.80 - 0.90 D
rendah
Arus tidak stabil, kecepatan rendah,
0.90 - 1.00 E
volume padat atau mendekati kapasitas
Arus yang terhambat, kecepatan
rendah,
> 1.00 F
volume diatas kapasitas, banyak
berhenti
Simpang adalah suatu area kritis pada suatu jalan raya yang
merupakan titik konflik dan tempat kemacetan karena bertemunya dua
ruas jalan atau lebih (Pignataro, 1973). Karena merupakan tempat
18
terjadinya konflik dan kemacetan maka hampir semua simpang terutama
di perkotaan membutuhkan pengaturan. Untuk menganalisis simpang
bersinyal ada beberapa cara yaitu salah satunya metode akcelik dan
sidra.
19
memiliki karakteristik pengaturan sinyal tersendiri, berikut lajur
menunggu maupun keluar untuk meninggalkan persimpangan.
20
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
21
Karakteristik dasar lalu lintas merupakan unsur pembentuk aliran
lalu lintas mempunyai pola hubungan yang dapat diuraikan sebagai
berikut;
22
lost time, sebagai pengganti phase lost time. Juga penerapan waktu hilang
persimpangan (intersection lost time), yang didefinisikan sebagai jumlah
waktu hilang pergerakan kritis, mengganti konsep jumlah waktu hilang
seluruh fase. Pendekatan baru ini membuat pengertian lebih jelas atas
hubungan pergerakan dan karakteristik fase sinyal serta memungkinkan
penanganan terhadap sistem sinyal yang kompleks dengan multi-fase.
3.2. saran
Daftar Pustaka
http://id.wikibooks.org/wiki/Rekayasa_Lalu_Lintas/Kapasitas_jalan
http://en.wikipedia.org/wiki/Sidra_Intersection
23
http://hmtsunsoed.wordpress.com/materi-kuliah/semester-genap/semester-
4/
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=PARAMETER+ARUS+LALU+LINTAS
%2BKECEPATAN&source=web&cd=8&cad=rja&ved=0CFUQFjAH&url=http%3A
%2F%2Fwww.pu.go.id%2Fuploads%2Fservices
%2Finfopublik20130214135334.pdf&ei=-
F9pUcLJNInXrQen3IGIDA&usg=AFQjCNHVlN4NA42YO5vks335IdBnG4cU7Q
24