CP Ipas

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

CAPAIAN PEMBELAJARAN KURIKULUM MERDEKA BELAJAR

Institusi : SD NEGERI 2 JONGGRANGAN

Mata Pelajaran : IPAS

Kelas : FASE C

Tahun Pelajaran : 2024/2025

A. Rasional Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS)


Tantangan yang dihadapi umat manusia kian bertambah dari waktu ke waktu. Permasalahan yang
dihadapi saat ini tidak lagi sama dengan permasalahan yang dihadapi satu dekade atau bahkan satu
abad yang lalu. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus dikembangkan untuk menyelesaikan setiap
tantangan yang dihadapi. Oleh karenanya, pola pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS)
perlu disesuaikan agar generasi muda dapat menjawab dan menyelesaikan tantangan-tantangan yang
dihadapi di masa yang akan datang.
Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang
makhluk hidup dan benda mati di alam semesta serta interaksinya, dan mengkaji kehidupan manusia
sebagai individu sekaligus sebagai makhluk sosial yang berinteraksi dengan lingkungannya. Secara
umum, ilmu pengetahuan diartikan sebagai gabungan berbagai pengetahuan yang disusun secara logis
dan bersistem dengan memperhitungkan sebab dan akibat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2016).
Pengetahuan ini melingkupi pengetahuan alam dan pengetahuan sosial.
Pendidikan IPAS memiliki peran dalam mewujudkan Profil Pelajar Pancasila sebagai gambaran
ideal profil peserta didik Indonesia. IPAS membantu peserta didik menumbuhkan keingintahuannya
terhadap fenomena yang terjadi di sekitarnya. Keingintahuan ini dapat memicu peserta didik untuk
memahami bagaimana alam semesta bekerja dan berinteraksi dengan kehidupan manusia di muka
bumi. Pemahaman ini dapat dimanfaatkan untuk mengidentifikasi berbagai permasalahan yang
dihadapi dan menemukan solusi untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Prinsip-prinsip
dasar metodologi ilmiah dalam pembelajaran IPAS akan melatih sikap ilmiah (keingintahuan yang
tinggi, kemampuan berpikir kritis, analitis dan kemampuan mengambil kesimpulan yang tepat) yang
melahirkan kebijaksanaan dalam diri peserta didik.
Sebagai negara yang kaya akan budaya dan kearifan lokal, melalui IPAS diharapkan peserta didik
menggali kekayaan kearifan lokal terkait IPAS termasuk menggunakannya dalam memecahkan
masalah. Oleh karena itu, fokus utama yang ingin dicapai dari pembelajaran IPAS di SD/MI/Program
Paket A bukanlah pada seberapa banyak konten materi yang dapat diserap oleh peserta didik, akan
tetapi dari seberapa besar kompetensi peserta didik dalam memanfaatkan pengetahuan yang dimiliki.
Dengan mempertimbangkan bahwa anak usia SD/MI/Program Paket A masih melihat segala sesuatu
secara apa adanya, utuh dan terpadu maka pembelajaran IPA dan IPS disederhanakan menjadi satu
mata pelajaran yaitu IPAS. Hal ini juga dilakukan dengan pertimbangan anak usia SD/MI/Program
Paket A masih dalam tahap berpikir konkrit/sederhana, holistik, komprehensif, dan tidak detail.
Pembelajaran di SD/MI/Program Paket A perlu memberikan peserta didik kesempatan untuk
melakukan eksplorasi, investigasi dan mengembangkan pemahaman terkait lingkungan di sekitar nya.
Jadi mempelajari fenomena alam serta interaksi manusia dengan alam dan antar manusia sangat
penting dilakukan di tahapan ini.

B. Tujuan Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS)


Dengan mempelajari IPAS, peserta didik mengembangkan dirinya sehingga sesuai dengan profil
Pelajar Pancasila dan dapat:
1. mengembangkan ketertarikan serta rasa ingin tahu sehingga peserta didik terpicu untuk mengkaji
fenomena yang ada di sekitar manusia, memahami alam semesta dan kaitannya dengan kehidupan
manusia;
2. berperan aktif dalam memelihara, menjaga, melestarikan lingkungan alam, mengelola sumber
daya alam dan lingkungan dengan bijak;
3. mengembangkan keterampilan inkuiri untuk mengidentifikasi, merumuskan hingga
menyelesaikan masalah melalui aksi nyata;
4. mengerti siapa dirinya, memahami bagaimana lingkungan sosial dia berada, memaknai
bagaimanakah kehidupan manusia dan masyarakat berubah dari waktu ke waktu;
5. memahami persyaratan yang diperlukan peserta didik untuk menjadi anggota suatu kelompok
masyarakat dan bangsa serta- 177 - memahami arti menjadi anggota masyarakat bangsa dan
dunia, sehingga dia dapat berkontribusi dalam menyelesaikan permasalahan yang berkaitan
dengan dirinya dan lingkungan di sekitarnya; dan
6. mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep di dalam IPAS serta menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari.

C. Karakteristik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS)


Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan juga senantiasa mengalami
perkembangan. Apa yang kita ketahui sebagai sebuah kebenaran ilmiah di masa lampau boleh jadi
mengalami pergeseran di masa kini maupun masa depan. Itu sebabnya ilmu pengetahuan bersifat
dinamis dan merupakan sebuah upaya terus menerus yang dilakukan oleh manusia untuk mengungkap
kebenaran dan memanfaatkannya untuk kehidupan (Sammel, 2014).
Daya dukung alam dalam memenuhi kebutuhan manusia dari waktu ke waktu juga semakin
berkurang. Pertambahan populasi manusia yang terjadi secara eksponensial juga memicu banyaknya
permasalahan yang dihadapi. Seringkali permasalahan yang muncul tidak dapat diselesaikan dengan
melihat dari satu sudut pandang: keilmuan alam atau dari sudut pandang ilmu sosial saja, melainkan
dibutuhkan pendekatan yang lebih holistik yang meliputi berbagai lintas disiplin ilmu (Yanitsky,
2017). Untuk memberikan pemahaman ini kepada peserta didik, pembelajaran ilmu pengetahuan alam
dan ilmu pengetahuan sosial perlu dipadukan menjadi satu kesatuan yang kemudian kita sebut dengan
istilah IPAS. Dalam pembelajaran IPAS, ada 2 elemen utama yakni pemahaman IPAS (sains dan
sosial), dan keterampilan Proses.
ELEMEN DESKRIPSI
Pemahaman IPAS Ilmu pengetahuan mengambil peran penting dalam mengembangkan teori-teori
(sains dan sosial) yang membantu kita memahami bagaimana dunia kita bekerja. Lebih jauh lagi,
ilmu pengetahuan telah membantu kita mengembangkan teknologi dan sistem
tata kelola yang mendukung terciptanya kehidupan yang lebih baik. Dengan
menguasai ilmu pengetahuan kita dapat melakukan banyak hal untuk
menyelesaikan permasalahan atau menghadapi tantangan yang ada.
Memiliki pemahaman IPAS merupakan bukti ketika seseorang memilih dan
mengintegrasikan pengetahuan ilmiah yang tepat untuk menjelaskan serta
memprediksi suatu fenomena atau fakta dan menerapkan pengetahuan tersebut
dalam situasi yang berbeda. Pengetahuan ilmiah ini berkaitan dengan fakta,
konsep, prinsip, hukum, teori dan model yang telah ditetapkan oleh para
ilmuwan.
Keterampilan proses Dalam profil Pelajar Pancasila, disebutkan bahwa peserta didik Indonesia yang
bernalar kritis mampu memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif
secara objektif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi,
menganalisis informasi, mengevaluasi, dan menyimpulkannya. Dengan
memiliki keterampilan proses yang baik maka profil tersebut dapat dicapai.
Keterampilan proses adalah sebuah proses intensional dalam melakukan
diagnosa terhadap situasi, memformulasikan permasalahan, mengkritisi suatu
eksperimen dan menemukan perbedaan dari alternatif-alternatif yang ada,
mencari opini yang dibangun berdasarkan informasi yang kurang lengkap,
merancang investigasi, menemukan informasi, menciptakan model, mendebat
rekan sejawat menggunakan fakta, serta membentuk argumen yang koheren
(Linn, Davis, & Bell 2004). Inkuiri sangat direkomendasikan sebagai bentuk
pendekatan dalam pengajaran karena hal ini terbukti membuat peserta didik
lebih terlibat dalam pembelajaran (Anderson, 2002).
Dalam pengajaran IPAS, terdapat dua pendekatan pedagogis: pendekatan
deduktif dan induktif (Constantinou et.al, 2018). Peran guru dalam pendekatan
deduktif adalah menyajikan suatu konsep berikut logika terkait dan
memberikan contoh penerapan. Dalam pendekatan ini, peserta didik
diposisikan sebagai pembelajar yang pasif (hanya menerima materi).
Sebaliknya, dalam pendekatan induktif, peserta didik diberikan kesempatan
yang lebih leluasa untuk melakukan observasi, melakukan eksperimen dan
dibimbing oleh guru untuk membangun konsep berdasarkan pengetahuan yang
dimiliki (Rocard, et.al., 2007).
Pembelajaran berbasis inkuiri memiliki peran penting dalam pendidikan sains
(e.g. Blumenfeld et al., 1991; Linn, Pea, & Songer, 1994; National Research
Council, 1996; Rocard et al., 2007). Hal ini didasarkan pada pengakuan bahwa
sains secara esensial didorong oleh pertanyaan, proses yang terbuka, kerangka
berpikir yang dapat dipertanggungjawabkan, dan dapat diprediksi.
Oleh karenanya peserta didik perlu mendapatkan pengalaman personal dalam
menerapkan inkuiri saintifik agar aspek fundamental IPAS ini dapat
membudaya dalam dirinya (Linn, Songer, & Eylon, 1996; NRC, 1996).
Menurut Ash (2000) dan diadopsi dari Murdoch (2015), sekurang-kurangnya
ada enam keterampilan inkuiri yang perlu dimiliki peserta didik.
1. Mengamati
Mengamati sebuah fenomena dan peristiwa merupakan awal dari
proses inkuiri yang akan terus berlanjut ke tahapan berikutnya. Pada
saat melakukan pengamatan, peserta didik memperhatikan fenomena
dan peristiwa dengan saksama, mencatat, serta membandingkan
informasi yang dikumpulkan untuk melihat persamaan dan
ELEMEN DESKRIPSI
perbedaannya. Pengamatan bisa dilakukan langsung atau
menggunakan instrumen lain seperti kuesioner, wawancara.
2. Mempertanyakan dan memprediksi
Peserta didik didorong untuk mengajukan pertanyaan tentang hal-hal
yang ingin diketahui pada saat melakukan pengamatan. Pada tahap ini
peserta didik juga menghubungkan pengetahuan yang dimiliki dengan
pengetahuan baru yang akan dipelajari sehingga bisa memprediksi apa
yang akan terjadi dengan hukum sebab akibat.
3. Merencanakan dan melakukan penyelidikan
Setelah mempertanyakan dan membuat prediksi berdasarkan
pengetahuan dan informasi yang dimiliki, peserta didik membuat
rencana dan menyusun langkah-langkah operasional berdasarkan
referensi yang benar.
Peserta didik dapat menjawab pertanyaan dan membuktikan prediksi
dengan melakukan penyelidikan. Tahapan ini juga mencakup
identifikasi dan inventarisasi faktor-faktor operasional baik internal
maupun eksternal di lapangan yang mendukung dan menghambat
kegiatan. Berdasarkan perencanaan tersebut, peserta didik mengambil
data dan melakukan serangkaian tindakan yang dapat digunakan untuk
mendapatkan temuan-temuan.
4. Memproses, menganalisis data dan informasi
Peserta didik memilih dan mengorganisasikan informasi yang
diperoleh. Ia menafsirkan informasi yang didapatkan dengan jujur dan
bertanggung jawab. Selanjutnya, menganalisis menggunakan alat dan
metode yang tepat, menilai relevansi informasi yang ditemukan dengan
mencantumkan referensi rujukan, serta menyimpulkan hasil
penyelidikan.
5. Mengevaluasi dan refleksi
Pada tahapan ini peserta didik menilai apakah kegiatan yang dilakukan
sesuai dengan tujuan yang direncanakan atau tidak. Pada akhir siklus
ini, peserta didik juga meninjau kembali proses belajar yang dijalani
dan hal-hal yang perlu dipertahankan dan/atau diperbaiki pada masa
yang akan datang. Peserta didik melakukan refleksi tentang bagaimana
pengetahuan baru yang dimilikinya dapat bermanfaat bagi diri sendiri,
orang lain, dan lingkungan sekitar dalam perspektif global untuk masa
depan berkelanjutan.
6. Mengomunikasikan hasil
Peserta didik melaporkan hasil secara terstruktur melalui lisan atau
tulisan, menggunakan bagan, diagram maupun ilustrasi, serta
dikreasikan ke dalam media digital dan non-digital untuk mendukung
penjelasan. Peserta didik lalu mengomunikasikan hasil temuannya
dengan mempublikasikan hasil laporan dalam berbagai media, baik
digital dan atau non digital. Pelaporan dapat dilakukan berkolaborasi
dengan berbagai pihak.

Keterampilan proses tidak selalu merupakan urutan langkah, melainkan suatu


siklus yang dinamis yang dapat disesuaikan berdasarkan perkembangan dan
kemampuan peserta didik.
CAPAIAN PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN SOSIAL (IPAS)
FASE C (KELAS VI)
Pada Fase C peserta didik diperkenalkan dengan sistem - perangkat unsur yang saling terhubung satu
sama lain dan berjalan dengan aturan-aturan tertentu untuk menjalankan fungsi tertentu - khususnya yang
berkaitan dengan bagaimana alam dan kehidupan sosial saling berkaitan dalam konteks kebhinekaan.
Peserta didik melakukan suatu tindakan, mengambil suatu keputusan atau menyelesaikan permasalahan
yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari berdasarkan pemahamannya terhadap materi yang telah
dipelajari.

ELEMEN CAPAIAN PEMBELAJARAN


Pemahaman IPAS Peserta didik melakukan simulasi dengan menggunakan
(sains dan sosial) gambar/bagan/alat/media sederhana tentang sistem organ tubuh manusia
(sistem pernafasan/ pencernaan/ peredaran darah) yang dikaitkan dengan cara
menjaga kesehatan organ tubuhnya dengan benar. Peserta didik menyelidiki
bagaimana hubungan saling ketergantungan antar komponen biotik- abiotik
dapat memengaruhi kestabilan suatu ekosistem di lingkungan sekitarnya.
Berdasarkan pemahamannya terhadap konsep gelombang (bunyi dan cahaya)
peserta didik mendemonstrasikan bagaimana penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari. Peserta didik mendeskripsikan adanya ancaman krisis energi yang
dapat terjadi serta mengusulkan upaya- upaya individu maupun kolektif yang
dapat dilakukan untuk menghemat penggunaan energi dan serta penemuan
sumber energi alternatif yang dapat digunakan menggunakan sumber
daya yang ada di sekitarnya.
Peserta didik mendemonstrasikan bagaimana sistem tata surya bekerja dan
kaitannya dengan gerak rotasi dan revolusi bumi. Peserta didik merefleksikan
bagaimana perubahan kondisi alam di permukaan bumi terjadi akibat faktor
alam maupunperbuatan manusia, mengidentifikasi pola hidup yang
menyebabkan terjadinya permasalahan lingkungan serta memprediksi
dampaknya terhadap kondisi sosial kemasyarakatan, ekonomi.
Di akhir fase ini peserta didik menggunakan peta konvensional/digital untuk
mengenal letak dan kondisi geografis negara Indonesia. Peserta didik mengenal
keragaman budaya nasional yang dikaitkan dengan konteks kebhinekaan.
Peserta didik menceritakan perjuangan bangsa Indonesia dalam melawan
imperialisme, merefleksikan perjuangan para pahlawan dalam upaya merebut
dan mempertahankan kemerdekaan serta meneladani perjuangan pahlawan
dalam tindakan nyata sehari-hari.
Di akhir fase ini, peserta didik mengenal berbagai macam kegiatan ekonomi
masyarakat dan ekonomi kreatif di lingkungan sekitar.
Dengan penuh kesadaran, peserta didik melakukan suatu tindakan atau
mengambil suatu keputusan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
ELEMEN CAPAIAN PEMBELAJARAN
berdasarkan pemahamannya terhadap kekayaan kearifan lokal yang berlaku di
wilayahnya serta nilai-nilai ilmiah dari kearifan lokal tersebut.
Keterampilan proses 1. Mengamati
Pada akhir fase C, peserta didik mengamati fenomena dan peristiwa
secara sederhana dengan menggunakan panca indra, mencatat hasil
pengamatannya, serta mencari persamaan dan perbedaannya.
2. Mempertanyakan dan memprediksi
Dengan panduan, peserta didik dapat mengajukan pertanyaan lebih lanjut
untuk memperjelas hasil pengamatan dan membuat prediksi tentang
penyelidikan ilmiah.
3. Merencanakan dan melakukan penyelidikan
4. Secara mandiri, peserta didik merencanakan dan melakukan langkah-
langkah operasional untuk menjawab pertanyaan yang diajukan.
Menggunakan alat dan bahan yang sesuai dengan mengutamakan
keselamatan. Peserta didik menggunakan alat bantu pengukuran untuk
mendapatkan data yang akurat.
5. Memproses, menganalisis data dan informasi Menyajikan data dalam
bentuk tabel atau grafik serta menjelaskan hasil pengamatan dan pola atau
hubungan pada data secara digital atau non digital. Membandingkan data
dengan prediksi dan menggunakannya sebagai bukti dalam menyusun
penjelasan ilmiah.
1. Mengevaluasi dan refleksi
Mengevaluasi kesimpulan melalui perbandingan dengan teori
yang ada. Merefleksikan proses investigasi, termasuk merefleksikan
validitas suatu tes.
6. Mengomunikasikan hasil
Mengomunikasikan hasil penyelidikan secara utuh yang ditunjang dengan
argumen, bahasa, serta konvensi sains yang umum sesuai format yang
ditentukan.

Mengetahui Beteng, Juni 2024


Kepala Sekolah, Guru Kelas VI,

SUBARJO, S.Pd. SUGIARTA


NIP 197207131997031006 NIP 196802101994011002

Anda mungkin juga menyukai