Istikharah

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

Amalan Sholat Istikharah dan Isyarat Petunjuk dari Al-

Qur’ana
Sholat istikharah adalah sholat sunnah yang dikerjakan oleh umat muslim
ketika dihadapkan pada sebuah masalah atau kebingungan yang
mengharuskan memilih satu perkara dari dua pilihan atau lebih. Dengan
mengerjakan sholat sunnah tersebut berharap Allah memberikan petunjuk
terbaik, pilihan terbaik dari pilihan-pilihan yang ada.

Semisal dalam menentukan pasangan hidup, memilih tujuan kuliah dan lain
sebagainya alangkah lebih baiknya kita meminta petunjuk dulu kepada
Allah dengan cara sholat istikharah agar pilihan kita sesuai apa yang kita
benar dan di ridhoi oleh Allah swt.

Melansir NU Online, dasar anjuran shalat istikharah adalah, sebagaimana


dikutip Imam an-Nawawi dalam Al-Adzkar, sebuah hadits riwayat Imam al-
Bukhari, Jabir bin Abdillah berkata:

‫َك اَن َر ُسوُل ِهَّللا صلى هللا عليه وسلم ُيَع ِّلُم َن ا االْس ِتَخ اَر َة ِفي اُألُموِر ُك ِّلَه ا َك َم ا ُيَع ِّلُم َن ا الُّسوَر َة ِمْن اْلُقْر آِن َي ُقوُل إَذ ا‬
‫َه َّم َأَح ُد ُك ْم ِباَألْم ِر َف ْلَي ْر َك ْع َر ْك َع َت ْي ِن ِمْن َغ ْي ِر اْلَف ِر يَض ِة‬

Artinya, “Rasulullah saw mengajari kami (para sahabat) untuk salat


istikharah ketika menghadapi setiap persoalan, sebagaimana beliau
mengajari kami semua surat dari Al-Quran. Beliau bersabda, ‘Jika kalian
ingin melakukan suatu urusan, maka kerjakanlah shalat sunnah dua rakaat
...”’ (HR Imam al-Bukhari). (An-Nawawi, al-Azdkar, 1997: 137)

Waktu dan Tatacara Sholat Istikharah


Waktu pelaksanaan sholat istikharah tidak ada patokan waktu, namun
baiknya dikerjakan pada malam hari atau sepertiga malam, Karena itu
merupakan waktu yang mustajab untuk memanjatkan doa. Sholat
istikharah dikerjakan sebanyak dua rakaat, diawali dengan niat

‫ُأَص ِّلْي ُس َّنَة اِاْلْس ِتَخ اَر ِة َر ْك َع َت ْي ِن ِهّٰلِل َت َع اَلى‬

Ushallî sunnatal istikhârati rak’ataini lillâhi ta’âlâ.


Artinya, “Aku berniat shalat sunnah istikharah dua rakaat karena Allah
ta’ala.”

Untuk bacaannya, sebagaimana dijelaskan Imam al-Ghazali dalam Ihya’


‘Ulumiddin, pada rakaat pertama membaca surat Al-Fatihah dan surat
Al-Kafirun; sementara pada rakaat kedua membaca surat Al-
Fatihah dan surat Al-Ikhlash.

Kemudian, selesai salam membaca doa berikut:

‫الَّلُهَّم َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َاْل َح ْم ُد ِهَّلِل َر ِّب ْالَع اَلِمْي َن الَّلُهَّم ِإِّن ي َأْس َت ِخيُر َك ِبِع ْلِمَك َو َأْس َت ْق ِدُر َك ِبُقْد َر ِتَك‬
‫َو َأْس َأُلَك ِمْن َف ْض ِلَك اْلَع ِظ يِم َف ِإَّن َك َت ْق ِدُر َو اَل َأْق ِدُر َو َت ْع َلُم َو اَل َأْع َلُم َو َأْن َت َع اَّل ُم اْلُغ ُيوِب الَّلُهَّم ِإْن ُكْن َت َت ْع َلُم َأَّن َه َذ ا‬
‫اَأْلْم َر َخ ْيٌر ِلي ِفي ِديِنْي َو ُد ْن َي اَي َو َع اِقَبِة َأْم ِر ْي َو َع ـاِجِلِه َو آِجـِلِه َف اْق ُد ْر ُه ِلْي َو َب اِر ْك ِلي ِفيِه ُثَّم َي ِّسْر ُه ِلي َو ِإْن ُكْن َت‬
‫َت ْع َلُم َأَّن َه َذ ا اَأْلْم َر َش ٌّر ِلي ِفي ِديِنْي َو ُد ْن َي اَي َو َع اِقَبِة َأْم ِر ْي َع اِج ِلِه َو آِجـِلِه َف اْص ِر ْف ِنْي َع ْن ُه َو اْص ِر ْف ُه َع ِّن ْي َو اْق ُد ْر‬
‫ِلي اْل َخ ْي َر َأْي َن ـــَم ا َك اَن ِإَّن َك َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َق ِد ْيٌر َو َص َّلى ُهللا َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد َو اْل َح ْم ُد ِهَّلِل َر ِّب اْلَع اَلِمْي َن‬

Allâhumma shalli wa sallim ‘alâ sayyidina muḫamamdin,


Alḫamdulillâhi rabbil ‘âlamîn. Allâhumma innî astakhîruka bi ‘ilmika,
wa astaqdiruka bi qudratika, wa as-aluka min fadhlika, fa innaka
taqdiru wa lâ aqdiru, wa ta’lamu wa lâ a’lamu, wa anta ‘allâmul
ghuyûb. Allahumma fa-in kunta ta’lamu hâdzal amra khairun lî fî dînî
wa dun-yâya wa ‘âqibati amrî ‘âjilihi wa âjilihi faqdurhu lî wa bârik lî
fîhi tsumma yassirhu lî. Wa in kunta ta’lamu anna hâdzal amra
syarrun lî fî dînî wa dun-yâya wa ‘âqibati amrî ‘âjilihi wa âjilihi fashrifnî
‘anhu washrfhu ‘annî waqdur liyal khaira haitsu kâna ainamâ kânû
innaka ‘alâ kulli syai-in qadîr. Wa shallallâhu ‘alâ sayyidina
muḫamamdin, walḫamdulillâhi rabbil ‘âlamîn.

Artinya, “Ya Allah, sesungguhnya aku beristikharah dengan pengetahuan-


Mu, aku memohon kekuatan dengan kekuatan-Mu, aku meminta kepada-
Mu dengan kemuliaan-Mu. Sesungguhnya Engkau yang menakdirkan
sementara aku tidak mampu melakukannya. Engkau yang Maha Tahu,
sedangkan aku tidak tahu. Engkaulah yang mengetahui perkara yang gaib.
Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini baik bagiku dalam
bagi agamaku, kehidupanku, akhir urusanku, duniaku, dan akhiratku, maka
takdirkanlah hal tersebut untukku. Mudahkanlah untukku dan berkahilah ia
untukku. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara tersebut jelek
bagi agama, kehidupan, akhir urusanku, diniaku, dan akhiratku, maka
palingkanlah aku darinya dan palingkanlah dia dariku. Takdirkanlah yang
terbaik untukku apa pun keadaannya. Sesungguhnya engkau Yang Maha
Bisa atas segala sesuatu.”

Selesai membaca doa, kita sebutkan permohonan kita. Doa ini bersumber
dari salah satu hadits Nabi yang diriwayatkan Imam al-Bukhari dari hadits
Jabir bin ‘Abdillah. Penulis menambahkan shalawat, salam, dan hamdalah
pada akhir dan awal doa sebagaimana anjuran Imam an-Nawawi. (Al-
Ghazali, Ihya’ ‘Ulumiddin, juz I, halman 206).

Petunjuk dan isyarat setelah melaksanakan sholat istikharah


Petunjuk yang Allah berikan kepada hambanya yang meminta arahan
melalui sholat istikharah tidaklah menentu, dan banyak isyarat yang akan
kita jumpai. Petunjuk tersebut bisa datang melalui mimpi, ketenangan hati,
tanda-tanda dalam kehidupan sehari-hari ataupun yang lainnya.
Petunjuk tersebut akan Allah beri jika permintaan kita adalah baik
dihadapan Allah Swt dan Allah akan memudahkan jalan dan memberi akhir
yang baik. Sebaliknya, jika menurut Allah tidak baik maka kita akan
dipersulit melakukannya.

Isyarat petujuk dengan Al-Qur’an


Melansir NU Online Habib Muhammad Muthohar mengungkapkan bahwa
sebagian ulama ahli hikmah memiliki amalan istikharah yang dilakukan
dengan memakai Al-Qur’an. Hal ini diungkapkan dalam sebuah video yang
diunggah oleh Youtube NU Online pada Ahad (24/9/2023).

Amalan yang diijazahkan oleh Habib Muhammad ini diawali dengan


amaliah shalat istikharah 2 rakaat. Setelah shalat, memanjatkan doa
istikharah yang diajarkan Rasulullah dalam riwayat Imam Bukhari.

"Setelah itu, buka Al-Qur’an. Langsung buka sebukanya. Kemudian dilihat


banyak huruf kha’ atau syin. Kha’ itu khair (baik), syin itu Syar (buruk).
Kalau kha’ nya 20, Syin nya 10, berarti itu baik. Lanjutkan, monggo.
Silakan,” jelasnya.

Namun jika ditemukan dalam halaman Al-Qur’an yang dibuka tersebut


banyak ditemukan huruf Syin, maka ia menyarankan untuk tidak
dilanjutkan apa yang diistikharahi tersebut.
“Ini saya ijazahkan, monggo diamalkan,” katanya.

Ijazah ini didasarkan pada fakta bahwa para ulama tidak pernah
meninggalkan Al-Qur’an. Sampai-sampai para ulama memiliki amalan wirid
yang berasal dari Al-Qur’an. Amalan-amalan wirid ini dinamakan dzikir
yang diambil dari ayat Al-Qur’an yakni surat Al-Hijr ayat 9 yang artinya:

“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an dan pasti Kami (pula)


yang memeliharanya”

Anda mungkin juga menyukai