Bab 2 Profil Wilayah Studi

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 34

BAB II

PROFIL WILAYAH STUDI

2.1. Letak Geografi


Secara geografis Pelabuhan Padang Bai-Lembar dan Kayangan – Pototano terletak
pada tiga pulau yaitu Bali, Lombok dan Sumbawa Besar. Posisi koordinat Pelabuhan
Padang Bai 80 00’ 00” – 80 41’ 37,8” LS dan 1150 35’ 9,8” – 1150 54’ 8,9” BT,
koordinat Lembar 080 43’ 50,2” LS/1160 04’ 24,20” BT, koordinat Kayangan 080
21’ 42” LS dan 1160 09’ 54” BT dan posisi koordinat Pototano 1160 42’ 17,05’ BT
dan 080 08' 09,07’ LS serta terletak pada posisi strategis, karena tepat berada rute
penyeberangan dua jalur transportasi dan ekonomi serta area wisata. Pelabuhan
Padang Bai Terletak di Kabupaten Karang Asem Provinsi Bali sedangkan Pelabuhan
Lembar dan Kayangan berada di kabupaten Lombok Barat dan Lombok Timur,
Provinsi Nusa Tenggara Barat serta Pelabuhan Pototano berada di Kabupaten
Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

2.2. Luas Wilayah


Dengan wilayah seluas 839,54 Km2, Karangasem merupakan kabupaten yang cukup
besar di Bali. Meskipun secara persentase luasnya hanya mencapai 14,89 persen dari
luas total Provinsi Bali, namun dibandingkan dengan delapan kabupaten/kota lainnya
di Bali, Karangasem menduduki peringkat ketiga sebagai kabupaten dengan wilayah
terluas. Karangasem terbentang mulai dari timur Kabupaten Buleleng, Bangli, dan
Klungkung hingga ke sebelah barat Kepulauan Nusa Tenggara. Pesisir utara
berbatasan dengan Laut Bali sementara di sebelah selatannya terhampar luas
Samudra Indonesia.

Sedangkan secara geografis Wilayah Kabupaten Lombok Barat terletak antara 115 o
46’ dan 116o 28’ Bujur Timur dan dan 8 o 12’ - 8 o 55’ Lintang Selatan. Ibu Kota
Kabupaten Lombok Barat terletak di Gerung, sekaligus sebagai pusat Pemerintahan,
mempunyai luas wilayah ± 2.215,11 Km² yang terdiri dari daratan seluas ± 862,62
Km² dan lautan seluas ± 1.352 Km².

Bab II Profil Wilayah Study | 1


Secara geografis, Kabupaten Lombok Timur terletak antara 116° - 117° Bujur Timur
dan antara 8° - 9° Lintang Selatan. Luas wilayah Kabupaten Lombok Timur adalah
2.679,88 km² yang terdiri dari daratan seluas 1.605,55 km² (59,91%) dan lautan
seluas 1.074,33 km² (40,09%).

Wilayah daratan Kabupaten Sumbawa Besar tahun 2004 seluas 184.902 ha,
mencakup lima kecamatan dengan urutan dari yang terluas hingga tersempit adalah
Kecamatan Jereweh 31,08%, Kecamatan Taliwang 27,93 %, Kecamata Sekongkang
16,50%, Kecamatan Seteluk 13,00%, dan Kecamatan Brang Rea 11,50% dari luas
Kabupaten. Selanjutnya dalam perkembangannya sampai dengan tahun 2008,
Wilayah Administrasi Kabupaten Sumbawa Barat telah dimekarkan menjadi 8
(delapan) Kecamatan, yakni Kecamatan Poto Tano dengan Luas 15,888 ha yang
terdiri dari 6 desa/desa persiapan, Kecamatan Seteluk dengan luas wilayah 23.621 ha
yang terdiri dari 7 desa, Kecamatan Brang Rea dengan Luas mencapai 21.207 ha
yang terdiri dari 4 desa, Kemudian Kecamatan Brang Ene dengan luas wilayah
14.090 ha yang terdiri dari 5 desa, Kecamatan Taliwang sebagai Ibu Kota Kabupaten
memiliki luas wilayah 37.593 ha yang terdiri dari 6 Kelurahan dan 7 desa,
selanjutnya Kecamatan Jereweh memiliki luas 26.019 ha yang terdiri dari 4 desa,
Kecamatan Maluk dengan luas wilayah 9.242 ha yang terdiri dari 5 desa dan
Kecamatan Sekongkang yang terletak di ujung Selatan Kab. Sumbawa Barat
memiliki luas wilayah 37.242 ha yang terdiri dari 6 desa.

2.3. Topografi
Kabupaten Karangasem terletak di ujung timur Pulau Bali yang merupakan salah
satu dari sembilan kabupaten/kota yang ada di Propinsi Bali memiliki daerah pantai
dan pegunungan dengan batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Laut Bali.
Sebelah Selatan : Samudra Indonesia .
Sebelah Barat : Kabupaten Klungkung, Bangli dan Buleleng.
Sebelah Timur : Selat Lombok.

Bab II Profil Wilayah Study | 2


Luas Kabupaten Karangasem adalah 839,54 Km2 atau 14,90% dari luas Provinsi
Bali ( 5.632,86 Km2 ). Apabila dilihat dari penguasaan tanahnya, dari luas wilayah
yang ada sekitar 7.140 ha. (8,50%) merupakan lahan persawahan, sedangkan bukan
lahan sawah 76.814 ha. (91,50%). Jumlah curah hujan terbanyak adalah pada bulan
januari dengan rata-rata curah hujan 698 mm, dengan rata-rata hari hujan 23 hari.
Kondisi topografi Kabupaten Karangasem terbagi ke dalam dua wilayah dengan
karakteristik topografi yang berbeda.

Bagian barat merupakan daerah perbukitan/pegunungan dengan lereng yang curam,


sedangkan pada bagianutara, timur dan selatan merupakan daerah pantai yang relatif
datar. Suhu rata-rata berkisar antara 17 s/d 20 derajat celcius, dengan kelembaban
antara 60 – 90 %. Sedangkan jenis tanah di Kabupaten Karangasem adalah vulkanis
muda dengan derajat keasaman (pH) tanah antara 6 s/d 7. Puncak tertinggi adalah
gunung Agung terdapat Pura Besakih yang terbesar di Bali. Jarak dari ibukota
puncak kabupaten ke ibukota provinsi sekitar 68 km.

Gambar 2.1 Peta Topografi Kabupaten Karangasem

Berdasarkan kondisi topografinya, wilayah kec lembar Kabupaten Lombok Barat


dikategorikan sebagai berikut :

1. Ketinggian 0 - 100 meter di atas permukaan laut, memiliki luas sebesar 34.
800 Ha atau 40,80% dari luas wilayah Kabupaten Lombok Barat.

Bab II Profil Wilayah Study | 3


2. ketinggian 100-500 meter, memiliki luas wilayah sebesar 40.966 Ha atau
48% dari luas wilayah Kabupaten Lombok Barat.
3. ketinggian 500-1000 meter memiliki luas wilayah 8.650 Ha atau 10,1%
dari luas wilayah Kabupaten Lombok Barat, dan
4. ketinggian 1000 meter keatas seluas 885 Ha atau 1,0% dari luas wilayah
Kabupaten Lombok Barat.

Sedangkan batas wilayah Kecamatan Lembar


Sebelah Utara : Kecamatan Gerung
Sebelah Timur : Kabupaten Lombok Tengah
Sebelah Selatan : Kecamatan Sekotong
Sebelah Barat : Selat Lombok

Gambar 2.2 Peta Topografi Kecamatan Lembar

Kabupaten Lombok Utara berada di Provinsi Nusa Tenggara Barat, dengan ibukota
Tanjung, dibagi menjadi 5 kecamatan yaitu Kecamatan Bayan, Kecamatan Gangga,
Kecamatan Tanjung, Kecamatan Kayangan dan Kecamatan Pemenang. Adapun batas
wilayahnya sebagai berikut :
 Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa

Bab II Profil Wilayah Study | 4


 Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Lombok Timur
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Lombok Barat dan Lombok
Tengah
 Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Lombok

Kabupaten Lombok Utara merupakan bagian dari Provinsi Nusa Tenggara Barat
yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 26 Tahun
2008, luas Kabupaten Lombok Utara adalah 80.675 hektar atau 806,75 km².

Gambar 2.3 Peta Topografi Kecamatan Kayangan

Keadaan Topografi wilayah Kabupaten Sumbawa Besar cukup beragam, mulai dari
datar, bergelombang curam sampai sangat curam dengan ketinggian berkisar antara 0
hingga 1.730 mdpl, meliputi datar seluas 21.822 hektar (11,80%), bergelombang
seluas 16.369 hektar (8,83%), curam seluas 53,609 hektar (28,999%), dan sangat
curam seluas 93.102 hektar (50,35%) ketinggian untuk kota-kota kecamatan di KSB
berkisar antara 10 sampai 650 mdpl.

Topografi semakin datar sebagian besar digunakan untuk kegiatan pertanian dan
lokasi permukiman, sedang topografi semakin curam merupakan kawasan hutan

Bab II Profil Wilayah Study | 5


yang berfungsi untuk melindungi kawasan sekitarnya yang lebih rendah. Tingginya
persentase luas tanah yang termasuk dalam klasifikasi curam di Kabupaten
Sumbawa Barat menyebabkan persentase wilayah yang dapat digunakan sebagai
lahan produktif terutama untuk pertanian menjadi relatif sedikit dibandingkan
dengan luas wilayah Kabupaten Sumbawa Barat itu sendiri.

Gambar 2.4 Peta Topografi Kecamatan Pototano

2.4. Penggunaan Lahan


Penguasaan tanah daerah karangasem, dari luas wilayah yang ada sekitar 7.140 ha.
(8,50%) merupakan lahan persawahan, sedangkan bukan lahan sawah 76.814 ha.
(91,50%). Jumlah curah hujan terbanyak adalah pada bulan januari dengan rata-rata
curah hujan 698 mm, dengan rata-rata hari hujan 23 hari.

Beberapa modal dasar yang dapat dijadikan modal dasar pembangunan selama tahun
2009-2014 mendatang adalah sebagai berikut :

1. Sumbar Daya Alam : perbukitan dan pesisir pantai yang sangat luas, serta
lahan/tanah pertanian, perkebunan, kecamatan Sekotong Tengah merupakan
daerah penghasil emas, ikan dan kayu, kerena hampir semua Desa di wilayah
ini memiliki perbukitan dan pesisir disamping juga penghasil kelapa untuk
wilayah perkebunan.

2. Sumbar Daya Manusia : jumlah penduduk yang tidak terlalu banyak.

Bab II Profil Wilayah Study | 6


3. Letak geografis yang strategis dan nantinya menjadi pintu gerbang Kabupaten
Lombok Barat dari arah laut, karena akan dibangun pelabuhan penumpang
yang bertaraf Internasional, yang berdampak pada perekonomian penduduk
yang sangat signifikan.

Pengkajian potensi unggulan daerah akan mendapat gambaran yang lebih tajam
apabila berangkat dari luas wilayah di Kabupaten Lombok Utara seluas 809,55 Km 2.
Luas wilayah tersebut diturunkan menjadi wilayah efektif 218,58 Km 2 (27%) dan
wilayah tidak efektif 590,97 Km2 (73%), demi pengembangan dan peningkatkan
pertumbuhan ekonomi masyarakat maka wilayah tidak efektif bisa masuk ke kategori
wilayah efektif dengan introduksi teknologi terapan. Untuk memberikan gambaran
sebagai penentu kebijakan ke depan, wilayah daratan Kabupaten Lombok Utara di
bagi menjadi dua kategori yakni lahan sawah dan lahan kering. Luas lahan sawah
dan lahan kering di Kabupaten Lombok Utara Dilihat dari distribusi lahan di atas,
Kabupaten Lombok Utara di dominasi oleh lahan kering sebesar 89,7 % dan sisanya
lahan sawah hanya seluas 10,3 %. Lahan kering yang luas tersebut merupakan
tantangan tersendiri bagi pemerintah daerah untuk pengelolaan dan
pengembangannya, agar lahan tersebut menjadi lahan berpotensi tidak terlepas dari
introduksi kebijakan seperti kebijakan Pemerintah Daerah untuk menjaga kelestarian
kawasan hutan dan marga satwa.
Dengan lestarinya kawasan hutan maka akan berdampak pada tersedianya sumber
mata air yang secara otomatis akan memperluas lahan sawah yang bisa dimanfaatkan
untuk tanaman komoditi unggulan. Berbicara potensi tidak terlepas dengan kajian
wilayah efektif yang dapat dimanfaatkan. Sesuai Peraturan Pemerintah nomor nomor
129 tahun 2000, yang dimaksud Wilayah Efektif adalah wilayah yang dapat
dimanfaatkan untuk kawasan budidaya di luar kawasan lindung. Wilayah efektif di
Kabupaten Lombok Utara 21.858 Ha (218.58 Km2) yang digunakan untuk berbagai
jenis kegiatan, diantaranya; pertanian, perkebunan, perikanan tambak, industri,
pariwisata, pelabuhan, pemukiman, dan lain-lain.
Lahan kering yang digunakan untuk kegiatan budidaya pertanian dalam arti luas
(selain hutan) berupa tegalan/kebun, ladang/huma, lahan pengembalaan/padang
rumput dan perkebunan dengan total luas 15.171 hektar (8,20 % dari laus KSB),
sedang lahan kering dengan penggunaan lain-lain dan sementara tidak diusahakan

Bab II Profil Wilayah Study | 7


seluas 19.377 hektar (10,48 % dari luas KSB). Lahan kering untuk budidaya
pertanian belum dimanfaatkan secara intensif untuk pengusahaan berbagai jenis
tanaman, sedang pemeliharaan ternak umumnya dilakukan secara ekstensif.

Lahan sawah, baik sawah irigasi maupun sawah tada hujan umumnya dimanfaatkan
untuk kegiatan usaha tani padi dan palawijah (terutama kedele). Sementara itu lahan
penggunaan lainnya berupa sawa-sawa/tidak ditanami, tambak dan
kolam/tebet/empang.

Lahan KSB yang digunakan sebagai lokasi obyek wisata alam, dalam empat tahun
terakhir berkembang cukup pesat seiring dengan beroperasinya pertambangan emas
P.T NNT diwilayah tersebut. Jumlah lokasi obyek wisata alam yang potensial di
Kabupaten tersebut sebanyak 10 lokasi, terdiri atas 7 obyek wisata pantai yang ramai
dikunjungi Wisatawan mancanegara dan domistik, diantaranya Pantai Pasir Putih
Poto Tano seteluk dan pulau-pulau kecil disekitarnya, Pantai Poto Batu dan Balat
Taliwang, Pantai Jelenga Jereweh dan Pantai Maluk, serta Pantai Sekongkang.
Sementara itu obyek wisata alam darat dan air yang banyak dikunjungi dan sekaligus
memberikan manfaat ekonomi magi masyarakat di wilayah tersebut adalah
Danau/Lebo Taliwang yang menghasilkan aneka jenis ikan air tawar.

2.5. Demografi
Jumlah penduduk Kabupaten Karangasem tahun 2009 berdasarkan hasil registrasi
penduduk adalah 432.791 jiwa, terdiri dari 216.401 jiwa laki-laki dan 216.390 jiwa
perempuan. Dengan jumlah rumah tangga 114.986. Kecamatan yang paling padat
penduduknya adalah Kecamatan Sidemen yaitu, sebesar 970 jiwa per km2 dan
kecamatan yang paling rendah kepadatannya adalah Kecamatan Kubu yaitu sebesar
305 jiwa per km2. Kepadatan penduduk untuk Kabupaten Karangasem adalaah
sebesar 516 jiwa per km2. Sex ratio sebesar 100,01 yang 73 menunjukan jumlah
penduduk laki-laki lebih besar dari penduduk perempuan, kecuali Kecamatan
Sidemen dan Selat memiliki sex ratio lebih kecil dari 100 yang berarti jumlah
penduduk perempuan lebih besar dari penduduk laki-laki. Gambaran mengenai
ketenaga kerjaan Kabupaten Karangasem berdasarkan Survei Sosial Ekonomi
menunjukkan angkatan kerja pada tahun 2009 adalah 236.309 orang (83,12%),
dimana penduduk yang bekerja sebanyak 228.473 orang (80,36%) yang mencari

Bab II Profil Wilayah Study | 8


pekerjaaan 7.836 orang (2,76%). Sedangkan yang bukan aangkatan kerja sebanyak
47.990 orang (16,88%) seperti sekolah sebanyak 14.353 (5,05%), pengurus rumah
tangga 22.862 (8,04%) dan lainnya 10.775 (3,79%). Lebih dari 60 persen penduduk
Karangasem berada pada kelompok usia produktif, yaitu 15-64 tahun. Hal ini
menyebabkan Angka Beban Ketergantungan berada pada kategori sedang, yakni
sekitar 55 persen. Angka ini memberikan arti bahwa setiap 100 orang penduduk usia
produktif harus menanggung beban 55 orang penduduk usia non produktif.

Di lihat dari struktur umur lima tahunan maka terlihat adanya perubahan yang cukup
berarti dalam komposisi penduduk selama periode 2010 hingga 2014. Terjadi
peningkatan penduduk usia tua, yakni mulai usia 40 hingga 75 tahun ke atas.
Peningkatan ini tentunya menjadi cerminan bahwa derajat kesehatan masyarakat
telah mengalami perbaikan sehingga mereka bisa hidup lebih lama. Di sisi lain,
pemerintah perlu mengantsipasi terjadinya lonjakan penduduk usia tua, terutama
mereka yang berusia 65 tahun ke atas, karena mereka tidak lagi produktif. Apabila
produkifitas penduduk usia 15-64 tahun tidak ditingkatkan, lonjakan penduduk usia
tua akan bias berdampak negatif terhadap meningkatnya beban hidup penduduk.
Fenomena demografi lainnya yang terjadi selama 2010-2014 adalah menurunnya
angka kelahiran. Hal ini terlihat dari turunnya jumlah penduduk balita dibandingkan
dengan kondisi 4 tahun yang lalu.

Bab II Profil Wilayah Study | 9


Gambar 2.5. Piramida Penduduk Karangasem Tahun 2010 dan 2014 (Jiwa)

Sebaran penduduk antar kecamatan di Kabupaten Karangasem cenderung tidak


merata. Kecamatan Karangasem sebagai pusat pemerintahan dan perekonomian
memiliki jumlah penduduk terbesar, yakni mencapai 85,57 ribu jiwa di tahun 2014.
Meskipun demikian, kepadatan tertinggi justru terjadi di Kecamatan Sidemen. Hal
ini disebabkan karena luas wilayah Sidemen merupakan yang paling kecil disbanding
kecamatan lainnya. Kecamatan kedua dengan jumlah penduduk terbesar kedua
setelah Karangasem adalah Kubu, yakni mencapai 58,22 ribu jiwa. Sementara
kepadatan penduduk tertinggi kedua terjadi di Kecamatan Karangasem.

Bab II Profil Wilayah Study | 10


Gambar 2.6. Sebaran Penduduk Karangasem 2014

Piramida penduduk Kecamatan Lembar menggambarkan bahwa sebagian besar


penduduk Lembar merupakan penduduk dengan usia muda yang termasuk kategori
usia produktif. Lebih dari 50 persen penduduk Lembar berusia 0-29 tahun dan hanya
tersisa 14 persen saja yang berusia lebih dari 50 tahun. Besarnya penduduk usia
muda dapat menjadi potensi pengembangan tersendiri yang dapat dimanfaatkan
untuk lebih memajukan Kecamatan Lembar. Namun tentu saja apabila penduduk usia
produktif tersebut kurang berkualitas, maka penduduk tersebut hanya akan menjadi
beban dalam pembangunan.

Pertumbuhan jumlah penduduk Kecamatan Lembar cukup pesat, ini terlihat dari
kenaikan jumlah penduduk dari 45.461 jiwa di tahun 2012 menjadi 47.793 jiwa pada
tahun 2014. Jumlah rumah tangga di Kecamatan Lembar setiap tahunnya rata-rata
meningkat sebanyak 1,01 persen. Adapun sex ratio, dalam periode tahun 2012-2014,
rasio jenis kelamin selalu berada di kisaran 89- 99 persen yang artinya jumlah
penduduk perempuan di Lembar lebih banyak dari pada penduduk laki-lakinya.

Bab II Profil Wilayah Study | 11


Tabel 2.1. Penduduk Kecamatan Lembar Tahun 2012-2014

Penduduk selalu bertambah setiap tahunnya, tidak terkecuali di Kecamatan Lembar.


Apabila dibandingkan dengan tahun 2013, pada tahun 2014 penduduk Lembar
meningkat sebanyak 1,03 persen. Persentase kenaikan jumlah penduduk hampir
merata di masing-masing desa. Desa dengan penduduk terbesar adalah Desa Lembar
Selatan yaitu 8.712 jiwa sedangkan desa dengan jumlah penduduk terkecil adalah
Desa Eyat Mayang yaitu 2.396 jiwa

Tabel 2.2 Penduduk Kecamatan Lembar Menurut Desa Tahun 2013-2014

Dilihat dari jenis kelaminnya, jumlah penduduk perempuan di setiap desa di


Kecamatan Lembar lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah penduduk laki
laki sehingga sex ratio setiap desa di bawah 100. Penduduk apabila bisa dikontrol
dengan baik akan menjadi potensi bagi suatu wilayah. Namun apabila tidak dapat

Bab II Profil Wilayah Study | 12


dikendalikan, penduduk justru akan menimbulkan masalah mulai dari kesenjangan
sosial, kurangnya lapangan pekerjaan, hingga ke kemiskinan yang akan meningkat.
Akan baik apabila program KB dapat digalakkan, utamanya untuk menjarangkan
kelahiran.

Tabel 2.3 Penduduk Kecamatan Lembar dan Sex ratio Menurut Desa dan Jenis
Kelamin Tahun 2014

Tercatat dari Hasil Sensus Penduduk 2010 (SP2010), jumlah penduduk Kecamatan
Kayangan mencapai 37.413 jiwa dengan sex ratio sebesar 0,96. Artinya jumlah
penduduk perempuan lebih banyak (19.079 jiwa) dibandingkan dengan jumlah
penduduk lakilaki (18.334 jiwa). Dari desa-desa yang ada di Kecamatan Kayangan,
Desa Sesait yang memiliki penduduk paling banyak (7.958 jiwa) dengan
perbandingan laki-laki dan perempuan sebesar 0,99. Jumlah penduduk yang
terbanyak di Desa Sesait berbanding lurus dengan jumlah dusun yang terbanyak.
Berikut, grafik 3, adalah perbandingan penduduk di Kecamatan Kayangan dari tahun
2000 sampai 2010. Berdasarkan grafik tersebut, terlihat bahwa dari tahun 2000
sampai tahun 2009 selalu terjadi kenaikan jumlah penduduk. Namun, tahun 2010
terjadi penurunan jumlah penduduk yang cukup signifikan sebanyak 11,24 persen.

Bab II Profil Wilayah Study | 13


Tabel 2.4. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Sex Ratio, dan Desa di
Kecamatan Kayangan Tahun 2010

Berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2010, sebagian besar penduduk di Kecamatan


Kayangan adalah penduduk intermediet. Penduduk intermediet adalah penduduk
yang umur mediannya antara 20-30 tahun. Sedangkan umur median penduduk
Kecamatan Kayangan adalah 24 tahun. Jumlah usia penduduk produktif (15-64
tahun) di Kecamatan Kayangan tahun 2010 sebanyak 23.207 jiwa. Sedangkan usia
yang tidak produktif usia kurang dari 15 tahun sebanyak 12.559 jiwa dan usia yang
lebih dari 65 tahun sebanyak 1.647 jiwa. Beban tanggungan penduduk Kecamatan
Kayangan sebesar 61 persen. Dalam artian, setiap 100 orang usia produktif harus
menanggung 61 orang yang tidak produktif di kecamatan tersebut.

Dependency ratio semakin kecil semakin bagus karena semakin sedikit usia tidak
produktif yang ditanggung oleh usia produktif. Dengan demikian, Desa Kayangan
memiliki dependency ratio yang paling bagus diantara desa lainnya di Kecamatan
Kayangan. Dependency ratio desa Kayangan sebesar 0,53, yaitu setiap 100 orang
usia produktif di Desa Kayangan menanggung 53 usia tidak produktif di desa
tersebut.

Bab II Profil Wilayah Study | 14


Tabel 2.5 Rasio Beban Tanggungan Penduduk Menurut Desa di Kecamatan
Kayangan Tahun 2010

Penduduk merupakan sumber daya paling penting dalam suatu upaya pembangunan
daerah. Keberadaan sumber daya manusia yang berkualitas dapat mempercepat
proses menuju masyarakat madani yang didambakan. Pada Tahun 2014, jumlah
penduduk Kecamatan Poto Tano mencapai 10.528 jiwa. Jika dibandingkan dengan
tahun 2013, penduduk Kecamatan Poto tano mengalami pertumbuhan sebesar 2,15
persen. Sex ratio di Kecamatan Poto Tano pada tahun 2014 adalah 103, artinya
terdapat 103 penduduk laki-laki setiap 100 penduduk perempuan. Kepadatan
penduduk Kecamatan Poto Tano tahun 2014 sebesar 35,81 penduduk tiap Km2,
artinya setiap 1 Km2 rata-rata terdapat 35 sampai 36 jiwa. Dilihat dari jumlah
anggota rumah tangga, di kecamatan Poto Tano setiap rumah tangga rata-rata
memiliki 3 anggota rumah tangga. Dilihat dari jumlah keluarga di Kecamatan Poto
Tano, di ketahui bahwa Desa UPT Tambak Sari adalah desa dengan jumlah keluarga
terkecil yaitu 224 keluarga atau 6,38% dari total jumlah keluarga. Sedangkan Desa
Tebo merupakan desa dengan jumlah keluarga terbesar yaitu 916 keluarga atau
24,81% dari total jumlah keluarga keseluruhan. Desa Poto Tano yang merupakan
basis dari penyeberangan pulau Lombok-Sumbawa memiliki jumlah keluarga
sebesar 379 atau 10,77% jumlah total keluarga di Kecamatan Poto Tano

Bab II Profil Wilayah Study | 15


Kelahiran (Fertilitas) dan kematian (Mortalitas) penduduk merupakan suatu hal alami
yang terjadi dalam kehidupan. Dalam tahun 2014, jumlah kelahiran penduduk di
Kecamatan Poto Tano adalah sebesar 151 jiwa, dengan jumlah kelahiran terbesar
adalah di Desa Kokarlian. Sedangkan jumlah kelahiran terkecil adalah di Desa
Tuananga. Jumlah kematian pada tahun 2014 sebanyak 29 orang dengan jumlah
kematian terbesar berada pada Desa Tuananga yaitu orang dan jumlah kematian
tekecil di Desa UPT Tambak Sari, yaitu 2 orang. Untuk Desa Senayan data kelahiran
dan kematian tidak tersedia (ts)

Tabel 2.6 Jumlah Kelahiran dan Kematian di Kecamatan Poto Tano di Rinci per
Desa Tahun 2014.

Tabel 2.7 Jumlah Penduduk yang Datang dan Pindah di Kecamatan Poto Tano di
rinci per Desa Tahun

Bab II Profil Wilayah Study | 16


Jumlah penduduk yang datang di Kecamatan Poto Tano yaitu sebanyak 98 orang
dengan jumlah terbesar adalah di Desa UPT Tambak Sari yaitu 61. Sedangkan
jumlah penduduk pindah di Kecamatan Poto Tano yaitu sebanyak 62 Orang, dengan
jumlah terbesar adalah di Desa UPT Tambak Sari yaitu 24 Sedangkan 2 desa yaitu
Desa Senayan dan Kiantar tidak ada penduduk datang maupun pindah.

2.6. Perekonomian
Bagi negara agraris seperti Indonesia, sektor pertanian merupakan salah satu tulang
punggung ekonomi kerakyatan. Bagi Karangasem sendiri, pertanian merupakan
denyut nadi perekonomian. Ketergantungannya yang sangat tinggi pada kondisi alam
menjadikan pertumbuhan sektor ini sangat berfluktuatif.Sebagai kabupaten berbasis
pertanian, maka wajar saja jika hampir 90 persen lahan yang ada di Karangasem
dimanfaatkan sebagai lahan pertanian. Terdiri dari pertanian sawah,
tegal/kebun,perkebunan, hutan rakyat, sementara tidak diusahakan, dan lahan
pertanian lainnya seperti tambak, kolam, empang, dan hutan negara. Sementara itu
total lahan yang digunakan untuk kegiatan non pertanian hanya mencapai 10,97
persen.

Meskipun lahan yang dimanfaatkan untuk sawah cukup terbatas, yakni hanya 8,54
persen, namun karena beras merupakan makanan pokok penduduk, maka padi tetap
diunggulkan. Secara umum produksi padipalawija di Karangasem tahun 2014 ini
mengalami penurunan. Khusus untuk produksi padi, mengalami penurunan sebesar
11 persen. Hal ini tentu saja mengkhawatirkan kondisi ketahanan pangan di
Karangasem karena posisinya sebagai makanan pokok penduduk. Dari seluruh
komoditas padi-palawija hanya kedelai dan ubi kayu saja yang mengalami
peningkatan produksi.

Bab II Profil Wilayah Study | 17


Gambar 2.7 Penggunaan Lahan Karangasem 2014

Sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya, kekayaan alam Lembar yang potensial


membuat sebagian besar masyarakatnya mengandalkan sector pertanian sebagai mata
pencaharian utamanya.Produk unggulan Kecamatan Lembar merupakan produksi
tanaman pangan dan perkebunan. Jenis padi yang ditanam petani berupa Padi Sawah
dan Padi ladang. Luas tanam padi Sawah di Lembar pada tahun 2013 mencapai 2.582
Ha dengan produksi mencapai 12.225 ton per tahunnya. Sedangkan luas tanam Padi
Ladang sebanyak 358 Ha dengan produksi 1.432 ton per tahun. Produk unggulan
lainnya adalah jagung yang luas tanamnya mencapai 698 Ha dengan produksi
sebesar 3.724 ton per tahun.

Produksi perkebunan yang dominan di Lembar adalah Jambu mete dan Kelapa. Luas
tanam jambu mete mencapai 3.195,27 Ha dengan produksi mencapai 445,54 ton per
tahun. Adapun kelapa, luas areal tanamnya mencapai 1.954,80 Ha dengan produksi
mencapai 2.157,14 ton per tahun.Adapun komoditas perkebunan lainnya yang juga
potensial adalah tembakau, dan pinang.

Padi merupakan produksi pertanian utama yang ditanam di Kecamatan Kayangan.


Pada tahun 2011 produksi padi mengalami kenaikan yang cukup signifikan dari
tahun sebelumnya, yaitu sebesar 50 persen. Selain padi, tanaman bahan makanan
lainnya yang menjadi alternatif yang ditanam adalah jagung, ubi kayu, dan kacang

Bab II Profil Wilayah Study | 18


tanah. Dari semua hasil produksi tanaman pangan pada tahun 2011, produksi jagung
yang mengalami kenaikan yang sangat signifikan, yaitu tiga kali lipat dari produksi
tahun sebelumnya. Sedangkan ubi kayu dan kacang tanah mengalami penurunan
hasil produksi. Jambu mete merupakan tanaman perkebunan utama yang ditanam di
Kecamatan Kayangan. Pada tahun 2011, tercatat produksi jambu mete mengalami
peningkatan dari tahun sebelumnya, yaitu sebesar 54,54 persen. Produksi cengkeh
juga mengalami kenaikan, yaitu sebesar 42,76 persen. Namun, produksi kakao
mengalami penurunan sebanyak 36,45 persen

Kecamatan Poto Tano merupakan sentra pertanian jagung. Hal ini terbukti dari
tanaman jagung yang dihasilkan oleh Sumbawa Barat, 68,5 persen diproduksi oleh
Kecamatan Poto Tano. Tahun 2014 produksi jagung yang dihasilkan mencapai
28.818 ton. Meskipun tanaman padi merupakan produk unggulan Sumbawa Barat,
namun produksi padi yang dihasilkan oleh Kecamatan Poto Tano tidaklah besar,
yakni 1.938 ton atau hanya 2,15 persen dari seluruh produksi padi di Sumbawa
Barat.

Tabel 2.8 Produksi Tanaman Di Kecamatan Poto Tano Dan Kabupaten Sumbawa
Barat Tahun 2014 Komoditi Produksi Poto Tano (Ton) Produksi

Dari sisi ternak besar, ternak yang mendominasi di wilayah Kecamatan Poto Tano
adalah sapi. Tahun 2014 jumlah sapi di Kecamatan Poto Tano mencapai 11.992 ekor
atau sekitar 19,62 persen dari total jumlah ternak sapi di Sumbawa Barat. Hewan
ternak besar yang terbanyak kedua di Kecamatan Poto Tano adalah kambing yaitu

Bab II Profil Wilayah Study | 19


3.211 ekor atau sekitar 40,30 persen dari jumlah kambing di Sumbawa Barat. Dalam
sektor perikanan, Potensi Kecamatan Poto Tano terletak pada perikanan laut, rumput
laut dan budidaya tambak. Tahun 2014, potensi produksi perikanan tangkap laut
sebesar 3.540 ton dan potensi produksi perikanan budidaya tambak dan rumput laut
masing-masing mencapai 3.300 ton.

2.7. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)


PDRB telah mengalami perubahan tahun dasar. Tahun dasar yang digunakan
sekarang adalah tahun dasar 2010. Perubahan tahun dasar dilakukan karena sepuluh
terakhir ini telah terjadi berbagai peristiwa yang akan berdampak pada perekonomian
dunia, nasional maupun regional, contohnya krisis dunia, kesepakatan melakukan
perdagangan bebas, perkembangan teknologi yang sangat pesat, dan lainnya. Selain
itu peubahan tahun dasar dari tahun 2000 ke tahun 2010 dilakukan seiring dengan
mengadopsi rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang tertuang dalam
System Of National Accounts 2008 (SNA 2008) dimana sebelumnya mengadopsi
pada SNA 1993. Perubahan pedoman tentu akan merubah konsep,definisi, dan
klasifikasi pada PDB maupun PDRB.

SNA 2008 merupakan standar rekomendasi internasional tentang cara mengukur


aktivitas ekonomi yang sesuai dengan penghitungan konvensional berdasarkan
prinsip-prinsip ekonomi. Perubahan tahun dasar tentu akan berdampak pada PDB
maupun PDRB. Dampak pertama berupa peningkatan nominal PDRB yang akan
berdampak pada rasio pajak, rasio hutang, neraca berjalan, struktur dan laju ekonomi
a) PDRB Harga Berlaku
Analisis mengenai kesejahteraan selalu melibatkan berbagai macam
indikator. Salah satunya adalah pendapatan regional yang dapat dilihat dari
nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) suatu daerah. PDRB sendiri
berguna untuk melihat keberhasilan pembangunan terutama di bidang
ekonomi

Bab II Profil Wilayah Study | 20


Tabel 2.9 PDRB Karangasem (Milyar Rp), 2014

b) PDRB Harga Konstan


Secara nominal, PDRB Karangasem tahun 2014 mencapai 10.785 Milyar
Rupiah. Dari jumlah tersebut, tiga sektor utama yang menopang
perekonomian adalah pertanian dengan kontribusi 26,71 persen, transportasi
dan pergudangan dengan kontribusi 16,88 persen, dan penyediaan akomodasi
dengan kontribusi 10,67 persen. Dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya, struktur ini tidak mengalami perubahan. Hanya kontribusinya
saja yang sedikit berubah dimana kontribusi pertanian menunjukkan
penurunan, sebaliknya transportasi serta akomodasi justru menujukkan
peningkatan
c) Kontribusi Sektor Perekonomian terhadap PDRB

Bab II Profil Wilayah Study | 21


Selain memberikan kontribusi yang besar, sektor transportasi dan
pergudangan juga tercatat mengalami laju pertumbuhan yang cukup tinggi,
yakni 10,49 persen. Hal ini tentu saja dipengaruhi lalu lintas di Pelabuhan
Padangbai yang senantiasa menujukkan peningkatan dari tahun ke tahun.

Tabel 2.9 PDRB Karangasem (Milyar Rp), 2014

d) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Perkapita


Nominal PDRB/kapita yang sering dianggap cerminan akan tingkat
kemakmuran wilayah (bukan kemakmuran penduduk), terlihat adanya
peningkatan dari 22,99 juta rupiah per orang selama setahun menjadi 26,53
juta rupiah. Secara riil pun, PDRB/kapita yang bisa dicapai menunjukkan
peningkatan dari 19,79 juta rupiah per orang selama setahun di tahun

Bab II Profil Wilayah Study | 22


2013 menjadi 20,86 juta rupiah di 2014 ini. Namun seirama dengan
perekonomian yang menunjukkan perlambatan, laju pertumbuhan
PDRB/kapita ini juga menunjukkan perlambatan dari 5,61 persen di tahun
2013 menjadi 5,41 persen di tahun 2014
e) Pertumbuhan Ekonomi
Di sisi lain, kinerja perekonomian Karangasem yang diukur dari laju
pertumbuhan ekonomi yang berhasil dicapai menujukkan adanya perlambatan
di tahun 2014 ini. Jika di tahun 2013, ekonomi Karangasem bisa tumbuh
dengan laju mencapai 6,16 persen maka tahun 2014 ini laju pertumbuhan
yang bisa dicapai hanya 6,01 persen. ertumbuhan yang sedikit melambat
dibandingkan periode sebelumnya tentu saja dipengaruhi beberapa hal yang
terutama berkaitan dengan pelemahan ekonomi global. Namun capaian
pertumbuhan pada kisaran 6 persen bukanlah sesuatu yang bisa dikatakan
buruk.

Tabel 2.10 Angka Agregatif PDRB Karangasem

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indicator


ekonomi yang mencerminkan produktivitas perekonomian suatu wilayah.
PDRB adalah jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh sektor atau
kegiatan ekonomi dalam kurun waktu tertentu. PDRB dihitung atas dasar
harga berlaku dan harga konstan dengan tahun dasar 2000.

Bab II Profil Wilayah Study | 23


Tabel 2.11 PDRB Kecamatan Lembar Tahun 2010-2014

Struktur ekonomi Kecamatan Lembar didominasi oleh sektorpengangkutan dan


komunikasi, pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor jasa jasa.
Sedangkan lapangan usaha yang kontribusinya paling kecil dalam membangun
perekonomian Kecamatan Lembar adalah sektor listrik, gas dan air bersih.

Gamba 2.8 Struktur Ekonomi Kecamatan Lembar Tahun 2014

a) PDRB Harga Berlaku


PDRB Kecamatan Lembar pada tahun 2014 atas dasar harga berlaku
mencapai Rp 1,198,062.76 juta, PDRB ini jauh lebih besar dibandingkan

Bab II Profil Wilayah Study | 24


tahun 2010 yang hanya mencapai Rp 839,610.79 juta. Adapun menurut
harga konstan’00 yang telah menghilangkan faktor inflasi, hingga tahun
2014 PDRB Kecamatan Lembar mencapai Rp 1,030,229.38 juta.
b) PDRB Harga Konstan
Kecamatan Lembar menempati urutan kelima sebagai penyumbang PDRB
Kabupaten Lombok Barat.PDRB Atas dasar harga berlaku terbesar berada
di Kecamatan Batu Layar yaitu sebesar 1.535,801 milyar rupiah. Angka
tersebut menempatkan Kecamatan Batu Layar sebagai kecamatan
berperanan paling besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Lombok
Barat yaitu 14,87 persen. Urutan kedua ditempati oleh Kecamatan Gerung
dengan nilai PDRB sebesar 1.343,359 milyar rupiah (14,55 persen).
Sebagai kecamatan dengan luas wilayah terkecil, Kecamatan Kuripan
menjadi kecamatan dengan PDRB terkecil dengan kontribusi sebesar 5,00
persen (415.914 milyar rupiah) dalam membangun PDRB Kabupaten
Lombok Barat. Atas dasar harga konstan 2010 terbesar berada di
Kecamatan Batulayar (14,79 persen). Kemudian disusul Kecamatan Gerung
sebesar 14,07 persen dan Kecamatan Narmada sebesar 12,93 persen.
Sedangkan Kecamatan Kuripan tetap sebagai kecamatan denga
penyumbang PDRB terkecil yaitu sebesar 5,15 persen.
c) Kontribusi Sektor Perekonomian terhadap PDRB
Padi merupakan produk unggulan di Lombok Barat, bahkan Lombok Barat
menjadi salah satu lumbung padi bagi Provinsi Nusa Tenggara Barat.Pada
tahun 2013, Kecamatan Narmada merupakan kecamatan dengan produksi
padi terbesar di Lombok Barat disusul oleh Kecamatan Lingsar.Kecamatan
Batulayar lebih mengandalkan sektor pariwisata sehingga produksi
pertanian di kecamatan ini merupakan yang paling kecil di Lombok
Barat.Walaupun bertumpu pada sector pertanian, ternyata produksi padi
Lembar masih jauh di bawah Narmada

d) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Perkapita


gambaran nilai tambah yang bisa dihasilkan oleh masing-masing penduduk
sebagai hasil dari aktivitas peroduksi. PDRB perkapita Lembar tahun 2014

Bab II Profil Wilayah Study | 25


atas dasar harga berlaku mencapai Rp 25,067.75 atau meningkat 1,10persen
dibandingkan tahun 2013. Apabila faktor inflasi dihilangkan, PDRB
perkapita Lembar atas dasar harga konstan 2000 mencapai Rp 21,556.07 pada
tahun 2013 atau meningkat sebesar 1,01persen dibandingkan tahun 2013

Tabel 2.12 PDRB Perkapita Kecamatan Lembar Tahun 2010-2014

e) Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan
pembangunan ekonomi.Di Kecamatan Lembar selama tahun 2009-2014
pertumbuhan ekonominya cenderung berfluktuasi. Apabila pada tahun 2009
pertumbuhan ekonomi cukup tinggi yaitu mencapai 6,16 persen pada tahun
2010 justru melambat menjadi 4,94 persen. Pada tahun 2011 pertumbuhan
ekonomi Kecamatan Lembar kembali meningkat, namun bergerak melambat
lagi menjadi 6,03 persen pada tahun 2012. Adapun di tahun 2014,
pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan tajam menjadi 10,84 persen.

Perkembangan ekonomi Kabupaten Lombok Utara tercermin dari besaran


PDRB Kabupaten Lombok Utara. Selama tiga tahun terakhir angka PDRB
Lombok Utara mengalami perkembangan yang cukup baik. PDRB atas dasar
harga (adh) berlaku Lombok Utara tahun 2014 adalah Rp 3,26 triliun
meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2013 yang mencapai Rp 2,92

Bab II Profil Wilayah Study | 26


triliun. Laju pertumbuhan ekonomi yang digambarkan oleh laju pertumbuhan
PDRB atas dasar harga konstan 2010, menunjukan pertumbuhan yang cukup
baik. Laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 2014 mencapai 4,56 persen.
mengalami percepatan jika dibandingkan dengan tahun 2013 yang mencapai
4,12 persen.

Tabel 2.13 PDRB Kabupaten Lombok Utara adh Berlaku Tahun 2012 – 2014
(Rp Miliyar)

a) PDRB Harga Berlaku


Laju pertumbuhan ekonomi yang digambarkan oleh laju pertumbuhan
PDRB atas dasar harga konstan 2010, menunjukan pertumbuhan yang
cukup baik. Laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 2014 mencapai 4,56
persen. mengalami percepatan jika dibandingkan dengan tahun 2013 yang
mencapai 4,12 persen.
b) PDRB Harga Konstan
Struktur perekonomian Kabupaten Lombok utara didominasi oleh
kategori pertanian. Tercatat pada tahun 2014 kategori pertanian
mampumemberikan kontribusi sebsar 34,78 persen dari total PDRB
Kabupaten Lombok Utara. Kategori yang meberikan kontribusi yang
cukup besar adalah kategori perdagangan disusul oleh kategori konstruksi
yaitu memberikan kontribusi masing – masing 13.38 persen dan 8,44
persen
c) Kontribusi Sektor Perekonomian terhadap PDRB

Bab II Profil Wilayah Study | 27


Rasio beban tanggungan yang tinggi menunjukan perkembangan
perekonomian yang kurang baik. Pada tahun 2013, rasio beban
tanggungan di Kabupaten Lombok Utara mencapai 55,48 persen. Angka
tersebut mengalami sedikit peningkatan jika dibandingkan dengan tahun
2012 yang sebesar 54,42 persen
d) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Perkapita
Salah satu indikto makro yang sering dikaitkan dengan ingkat
kemakmuran masyrakat adalah PDRB Perkapita. Selama tiga tahun
terakhir PDRB Perkapita Kabupaten Lombok Utara menunjukan adanya
perkembangan yang cukup baik. Tercatat pada tahun 2014 PDRB
Perkapita mencapai Rp 15,49 juta dengan laju pertumbuhan sebsar 3,40
persen.

Tabel 2.14 PDRB Perkapital Kabupaten Lombok Utara

e) Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lombok Utara sangat tergantung
dari kategori dominan yang ada di Kabupaten Lombok Utara yaitu
kategori pertanian. Pada tahun 2014 laju pertumbuhan kategori pertanian
mencapai 2,14 persen, mampu memberikan sumber pertumbuhan sebesar
0,91 poin. Kategori perdagangan dengan laju nilai tambah sebesar 5,63
persen, mampu menyumbang sumber pertumbuhan sebesar 0,74
poin.kategori lain yang memberikan sumber pertumbuhan yang cukup

Bab II Profil Wilayah Study | 28


tinggi adalah kategori konstruksi dengan laju pertumbuhan sebsar 6,15
persen memeberikan sumber pertumbuhan sebesar 0,55 poin.

Tabel 2.15 Sumber Laju Perkmbangan E konomi Kabupaten Lombok


Utara

PDB dan PDRB telah mengalami perubahan tahun dasar. Tahun dasar
yang digunakan sekarang adalah tahun dasar 2010. Perubahan tahun dasar
dilakukan karena sepuluh terakhir ini telah terjadi berbagai peristiwa yang
akan berdampak pada perekonomian dunia, nasional maupun regional,
contohnya krisis dunia, kesepakatan melakukan perdagangan bebas,
perkembangan teknologi yang sangat pesat, dan lainnya. Selain itu
peubahan tahun dasar dari tahun 2000 ke tahun 2010 dilakukan seiring
dengan mengadopsi rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
yang tertuang dalam System Of National Accounts 2008 (SNA 2008)
dimana sebelumnya mengadopsi pada SNA 1993. Perubahan pedoman

Bab II Profil Wilayah Study | 29


tentu akan merubah konsep,definisi, dan klasifikasi pada PDB maupun
PDRB.

Sedangkan untuk Kabupaten Sumbawa Besar kondisi perekonomiannya adalah:


a) PDRB Harga Berlaku
Secara garis besar nilai PDRB atas dasar harga konstan dan atas dasar berlaku
memiliki arah yang sejalan. PDRB Kabupaten Sumbawa Barat pada tahun
201 atas dasar harga berlaku sebesar Rp. 9,45 trilyun. Nilai PDRB Kabupaten
Sumbawa Barat terus mengalami penurunan sejak tahun 2011 hingga tahun
2014. Di sisi lain, PDRB atas dasar harga konstan pada tahun 2014 sebesar
Rp. 11,17 trilyun, mengalami penurunan hingga 45 persen dibandingkan
dengan tahun 2010.

Gambar 2.9 grafik nilai konstan dan pemberlakuan PDBR

b) PDRB Harga Konstan


Menariknya nilai PDRB atas dasar harga berlaku sejak tahun 2010 lebih
rendah bila dibandingkan dengan atas dasar harga konstan. Hal ini
disebabkan harga tahun 2010 lebih tinggi dibandingkan dengan harga
tahun 2011 hingga 2014. Atau dengan kata lain mengalami deflasi pada
harga dasar produksi.

Bab II Profil Wilayah Study | 30


c) Kontribusi Sektor Perekonomian terhadap PDRB
Pertumbuhan ekonomi riil dicerminkan oleh PDRB adh konstan 2000.
Dari gambar 19.2 terlihat bahwa pada tahun 2014 mengalami penurunan
sebesar 1,9 persen. selama tahun 2011 hingga 2014, Perekonomian
Kabupaten Sumbawa Barat mengalami kenaikan hanya pada tahun 2013
yakni sebesar 3,5 persen.

Gambar 2.10 Laju Pertumbuhan Kab Sumbawa Barat adh Kontanta


Tahun 2011-2014
d) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Perkapita
PDRB lapangan usaha pada tahun dasar baru ini (tahun dasar 2010),
terdapat 17 industri atau katagori, dimana katagori PDRB ini mengadopsi
pada katagori di Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia. Katagori
pertambangan dan penggalian memberikan sumbangan yang paling besar
pada PDRB Kabupaten Sumbawa Barat yakni sebesar 72,2 persen.
Sebagian besar penduduk Kabupaten Sumbawa Barat bekerja di katagori
pertanian, kehutanan, dan perikanan, namun share nilai tambah yang
diberikan pada total produksi yang dihasilkan di Kabupaten Sumbawa
barat hanya sebesar 6,9 persen.

Pada tahun 2014 PDRB Per Kapita Kabupaten Sumbawa Barat adh.
Berlaku sebesar perkapita Kabupaten SumbawA Barat mencapai
Rp.177,15 juta. Rp 72,86 juta. PDRB per kapita selama lima tahun

Bab II Profil Wilayah Study | 31


terakhir selama 2010 hingga tahun 2014 terus mengalami penurunan.
Tahun 2010 PDRB per kapita mencapai Rp. 177,15 juta.
e) Pertumbuhan Ekonomi
Penghitungan PDRB pototano Kabupaten Sumbawa Barat tidak termasuk
sub sektor pertambangan non migas diperlukan untuk memberikan
gambaran yang lebih mendekati mengenai kondisi ekonomi kabupaten
Sumbawa Barat. Pada periode tahun 2010-2014 Kabupaten Sumbawa
Barat telah mampu mengembangkan dan meningkatkan perekonomian
wilayahnya. Hal ini tercermin dari peningkatan angka PDRB adh berlaku
tidak termasuk Sub Katagori Pertambangan bijih logam dari Rp 1,9
trilyun pada tahun 2010 menjadi Rp. 2,7 Trilyun tahun 2014.

2.8. Sosial dan Budaya


Dalam bidang pembangunan manusia, terlihat bahwa keberhasilan Karangasem
untuk mewujudkan manusia berkualitas masih sangat rendah. Dibandingkan
kabupaten/kota lainnya, IPM Karangasem menempati posisi terendah. Artinya bahwa
kualitas SDM di Karangasem merupakan yang terendah di Bali.

Rendahnya kualitas SDM di Karangasem tentunya semakin memperkecil peluang


penduduk Karangasem untuk memperoleh pekerjaan. Karena saat ini hampir setiap
lowongan pekerjaan mensyaratkan bahwa calon pelamar harus memiliki pendidikan
dan keahlian atau keterampilan tertentu. Dengan demikian tentunya SDM dengan
kualitas yang rendah akan sulit untuk terserap dalam lapangan pekerjaan yang ada.
Hal ini memberikan pengaruh terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT).
Dibandingkan kabupaten/kota lainnya, TPT Karangasem masih cukup tinggi
sehingga membuat kabupaten ini menempati posisi lima besar kabupaten dengan
TPT tertinggi.

Bab II Profil Wilayah Study | 32


Meskipun demikian, dalam hal ketimpangan pendapatan, Karangasem bias sedikit
berbangga hati. Besarnya gini ratio yang dicapai pada tahun ini hanya 0,33714.
Dibandingkan wilayah lainnya di Bali, nllai gini ratio ini relatif cukup kecil, yang
berarti bahwa pemerataan pendapatan di antara penduduk di Karangasem relatif
cukup baik.

Penduduk Kabupaten Lombok Barat terbesar berasal dari Kecamatan Narmada dan
Gunungsari, sedangkan penduduk yang paling sedikit berasal dari Kecamatan
Kuripan. PendudukKecamatan Lembar sendiri berada di posisi kesembilandi
Lombok Barat.Penduduk Lembar sedikit lebih banyak dari penduduk Kecamatan
Kuripan, padahal Lembar jauh lebih luas dibandingkan dengan Kuripan. Kecamatan
Gerung, Labuapi, Kediri, Narmada, dan Lingsar memiliki rasio jenis kelamin di
bawah rasio jenis kelamin Kabupaten Lombok Barat. Adapun kecamatan yang rasio
jenis kelaminnya lebih tinggi dari Lombok Barat adalah Kecamatan Sekotong,
Lembar, Kuripan, Gunungsari dan Batulayar.

Lombok Utara juga terkenal akan keindahan alamnya. Hal tersebut menjadi potensi
pariwista yang sangat potensial unuk dikembangkan. Detinasi wisata yang dimiliki
meliputi wisata pantai dan pegunungan. Selain itu kekayaan adat dan budaya yang
ada turut mendukung potensi pariwisata di Lombok Utara. Keindahan pantai yang
dimiliki meliputi pantai yanga ada di pesisir barat serta pantai di tiga pulau kecil
yaitu Gili Trawangan, Gili Air dan Gili Meno. Pasir putih dan air laut yang jernih
merupakan daya tarik wisata di pantai Lombok Utara. Keindahan ketiga Gili yang
ada di Lombok Utara sudah terkenal sampai ke mancanegara. Tidak mengherankan
jika setiap bulan Juli dan Agustus ketiga gili tersebut terutama Gili Trawangan
dipadati oleh wisatawan asing yang berlibur. Tidak hanya wisatawan asing,
wisatawan domestic juga turut dating menikmati keindahan alam yang disuguhkan
pantai di Lombok Utara.

Jumlah penduduk Sumbawa Barat terus mengalami kenaikan setiap tahunnya. Tahun
2010 tercatat 114.951 jiwa terdiri dari 58.274 laki-laki dan 56.677 perempuan.
Sumbawa Barat tiap tahunnya bertambah padat, hal ini terlihat dari terus

Bab II Profil Wilayah Study | 33


meningkatnya kepadatan penduduk dari 53,57 Jiwa/km2 tahun 2008 menjadi 62
Jiwa/km2 di tahun 2010. Pada periode 2000-2010 laju pertumbuhan penduduk
Sumbawa Barat mencapai 3,2 persen per tahun, termasuk tinggi jika dibandingkan
dengan laju pertumbuhan penduduk di NTB. Salah satu penyebab tingginya laju
pertumbuhan penduduk Sumbawa Barat karena migrasi masuk yang relatif besar
terutama untuk alasan ekonomi. Beroperasinya perusahaan tambang tidak hanya
menarik tenaga kerja di sektor pertambangan saja, lapangan pekerjaan di sektor
pendukung seperti penyediaan makanan dan minuman juga menarik minat pencari
kerja dari luar Sumbawa Barat, bahkan dari luar NTB.

Penyebaran penduduk Sumbawa Barat belum merata dan masih terkonsentrasi di


wilayah tertentu. Kecamatan Taliwang tercatat sebagai kecamatan terpadat kedua
setelah Maluk, dengan penduduk mencapai 117 jiwa per km2, sementara di setiap
satu kilometer persegi wilayah Kecamatan Maluk rata-rata dihuni sekitar 129 orang.
Posisi Kecamatan Maluk yang terletak di daerah lingkar tambang dan status
Kecamatan Taliwang sebagai pusat pemerintahan menjadi salah satu penyebab
tingginya konsentrasi penduduk di dua kecamatan.

Tabel 2.16 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Sumbawa Barat


Tahun 2014

(Sumber: Dukcapil Kab. Sumbawa Barat)

Bab II Profil Wilayah Study | 34

Anda mungkin juga menyukai