Strategi Sun Tzu Pilkada

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 107

Penyusun: Tjio Tjiang Feng

SENI PERANG
SUN TZU
DAN 36 STRATEGI

VISIMEDIA
Seni Perang Sun Tzu dan 36 Strategi
Penyusun : Tjio Tjiang Feng
Penyunting : Nino Cicero Pendesain
Sampul : EM. Giri P.
Penata Letak : Yoga Anggoro

Redaksi
Jl.H.Montong No. 57
Ciganjur-Jagakarsa
Jakarta Selatan 12630
Telp.021-78883030 (ext.213, 214, 216)
Faks. 021-7270996
Email : [email protected]

Pemasaran
Transmedia Pustaka
Jl.Mandar XXI Blok DD II No. 31
Bintaro Jaya Sektor 3
Tlp/Fax : 021-7357875
Email : [email protected]

Cetakan kedua, Agustus 2007


Hak Cipta dilindungi Undang-undang

Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Tjio Tjiang Feng


Seni perang sun tzu dan 36 strategi / Tjio Tjiang Feng;
penyunting, Nino —Cet.1.— Jakarta: Visimedia, 2007
Viii + 112 hlm; 130 x 190 mm
ISBN 979-1043-77-9

1. Politik/Bisnis I. Judul
II. Nino
320

ii
Prakata
Seni Perang Sun Tzu (Sun Zi Bingfa) yang dikenal pula dengan Sun
Tzu Art of War adalah sebuah buku filsafat militer yang diperkirakan
pertama kali ditulis pada tahun 400—320 SM oleh Sun Zi (Sun Tzu).
Buku ini terdiri dari 13 bab yang di dalamnya membahas strategi dan
berbagai metode perang. Buku ini merupakan karya tulis militer
Tiongkok yang paling dihormati dan paling terkenal di negara-negara
luar Tiongkok. Pertama kali diperkenalkan di Jepang pada tahun 716—
735 M. Sementara itu, di Eropa, diperkenalkan dan diterjemahkan dalam
bahasa Prancis oleh Jean Joseph Marie Amiot. Selanjutnya,
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Kapten E.F. Calthrop,
seorang
kapten berkebangsaan Inggris.

Sebenarnya hingga saat ini penulis buku ini masih diperdebatkan


oleh para pakar sejarah. Beberapa ahli menyatakan bahwa Sun Zi
bukanlah nama asli penulis buku ini, tetapi julukan yang diberikan orang
kepada penulis tersebut. Hal ini disebabkan, kata “Zi” pada nama Sun Zi
sebenarnya digunakan untuk mengacu pada seorang
filsuf sehingga Sun Zi diartikan sebagai “filsuf Sun.”

Buku ini merupakan salah satu buku strategi militer tertua di dunia
dan banyak memberikan pengaruh dalam perencanaan strategi militer,
baik Timur maupun Barat.
Buku ini juga mengilhami strategi kekuasaan banyak
penguasa di dunia. Di samping itu, diaplikasikan pula dalam

iii
dunia bisnis, bukan hanya oleh masyarakat Tionghoa, tetapi juga banyak
pebisnis dari etnis lain. Karenanya, tidak mengherankan jika Sun Zi
Bingfa kemudian menginsipirasi banyak penulis untuk mengembangkan
atau menjabarkannya lebih jauh. Dan karya-karya penulis
itupun akhirnya menjadi pegangan banyak orang, dari pemimpin negara,
pemimpin militer, politikus, konglomerat, pengusaha, pedagang, guru,
dosen, bahkan
mahasiswa.

Sementara itu, 36 Strategi yang juga dikenal dengan sebutan 36


Taktik merupakan sajak Tiongkok yang
mengulas taktik-taktik kemiliteran. Buku ini memuat 36 skenario perang
dalam sejarah Tiongkok pada Zaman Negara-negara Berperang dan
Zaman Tiga Negara. Tiga puluh enam strategi ini lebih banyak
disampaikan sebagai cerita dari mulut ke mulut daripada
didokumentasikan secara tertulis. Meskipun demikian, banyak penulis di
Tiongkok yang berusaha mengompilasikan “36 Strategi”
ini dari berbagai cerita turun-temurun.

Secara umum, orang-orang Tiongkok mengatakan


bahwa “hanya ada 36 strategi di bawah langit”. Pernyataan
ini mengindikasikan bahwa semua strategi perang, baik modern maupun
klasik merupakan variasi dari ke36 strategi dasar ini. Fakta bahwa “36
Strategi” telah diterjemahkan di sekolah-sekolah militer di negara-negara
Barat, menunjukkan adanya kesamaan dengan strategistrategi
yang biasa digunakan dalam perang-perang

sebelumnya di sana.

Pada kurun waktu yang tidak terlalu lama sejak ditemukan di


Tiongkok Daratan, dokumen ini menjadi sangat populer, baik di dalam

iv
maupun di luar Tiongkok. Bahkan, sering dihubungkan dengan Seni
Perang Sun Tzu (Sun Tzu Art of War), meskipun pada kenyataannya buku
ini lebih merupakan sebuah buku tentang taktik dibandingkan dengam
sebuah buku strategi. Identifikasi terhadap Sun Tzu barangkali tidak
terlalu tepat karena Sun Tzu hidup pada periode Musim Semi dan Gugur
di Tiongkok, sedangkan 36 sajak tersebut lahir pada periode
setelahnya.

36 Strategi —sebagaimana halnya Seni Perang Sun Tzu—sampai


saat ini juga masih dipercaya dan diaplikasikan oleh banyak kalangan,
terutama para pemimpin militer dan para pengusaha. Bahkan, di negara
kita, sangat mungkin, strategi-strategi yang ada di 36 Strategi ini
diterapkan oleh para koruptor kelas kakap yang telah merugikan negara
triliunan rupiah, kemudian kabur, dan
raib laksana ditelan bumi.

Mengingat masih up to date-nya Seni Perang Sun Tzu dan 36


Strategi, penyusun merasa perlu menulis dan mempublikasikannya
dalam bentuk buku. Sebagai pelengkap, penyusun juga menyertakan
riwayat hidup ringkas Sun Tzu (Sun Zi) yang diduga telah menulis buku
Seni Perang tersebut. Penyusun berharap pembaca bisa menilai dan
menginterpretasikannya dengan bijak, yang pada gilirannya mampu
mengaplikasikan seni dan strategi yang baik (positif), serta
meninggalkan atau menghindari penggunaan seni dan strategi yang
dinilai kurang baik (negatif). Selamat membaca. Semoga bermanfaat.

Borneo, Agustus 2007

Penyusun
v
Daftar Isi
Prakata iii

Daftar Isi vii

Seni Perang Sun Tzu 1

1. Perencanaan 3

2. Melancarkan perang 9

3. Menyerang dengan strategi 13

4. Penempatan pasukan secara taktis 18

5. Energi 22

6. Kelemahan dan kekuatan 27

7. Melakuan Manuver 35

8. Aneka taktik Perang 42

9. Pergerakan Pasukan 45

10. Dataran 53

11. 9 Medan Pertempuran 60

12. Menyerang Menggunakan Api 73

13. Intelijen dan spionase 77

36 Strategi 83

1. Strategi untuk Menang 85

2. Strategi Berhadapan dengan Musuh 88

3. Strategi Penyerangan 91
vi
4. Strategi Chaos 94

5. Strategi Pendekatan 97

6. Strategi Kalah 100

vii
SENI PERANG SUN
TZU
1
Perencanaa
n

1. Sun Tzu mengatakan bahwa seni perang dan pelaksanaannya


merupakan hal yang sangat penting
dalam sebuah negara.

2. Ini adalah persoalan hidup dan mati, sebuah jalan menuju keselamatan
atau kehancuran. Karena itu, dia
menjadi subjek penelitian yang tidak bisa disangkal.

3. Selanjutnya, seni perang ditentukan oleh lima faktor utama yang harus
dip ertimbangkan dengan matang dalam rangka menentukan kondisi
yang ada di
lapangan.

4. Kelima faktor tersebut adalah (1) huk um moral, (2) cuaca, (3) dataran,
(4) pem impin pasukan, serta (4)
doktrin dan kedisiplinan.

5.& 6. Hukum moral mengacu pada tindakan dan kebijakan yang


menyatukan rakyat dengan penguasanya

3
sehingga mereka bisa mereka bisa patuh kepada para pemimpin mereka
dan hidup secara selaras, sehingga mereka siap hidup bersama dan mati
bagi sang
penguasa tanpa merasa takut terhadap bahaya.

7. Cuaca mengacu pada perubahan yang kontras antara malam dan siang
hari, musim panas dan dingin, serta
perubahan musim.

8. Dataran mengacu pada jarak, ukuran dan kondisi tanah berbahaya atau
aman, luas atau sempit sehubungan dengan pergerakan pasukan, serta
apakah tanah ini bisa memberi peluang hidup atau bahkan bisa
menyebabkan kematian pasukan.

9. Kualitas panglima perang mengacu pada kebijakan, sifat dapat


dipercaya, kemurahan hati, keberanian,
dan disiplin.

10. Doktrin dan kedisiplinan mengacu pada organisasi dan kontrol


terhadap berbagai sistem dan prosedur manajemen, serta struktur
pemerintah dan kontrol bagi penempatan sumber daya, termasuk
keahlian
militer.

11. Setiap jenderal harus mengetahui dan memahami


kelima faktor ini. Dan saya yakin, jenderal yang bisa menguasai dan
menerapkan kelima faktor ini akan selalu meraih kemenangan di
medan pertempuran
dan tidak akan mengalami kegagalan. Dan sebaliknya, mereka yang
tidak bisa menguasai kelima faktor
utama ini akan selalu mengalami kegagalan.
12. Karena itu, dalam membuat perencanaan dan pertimbangan, pada saat
menentukan berbagai kondisi militer, bandingkan mereka dengan tujuh
faktor bijaksana berikut.
4
13. (1) Penguasa mana yang memiliki kekuatan dan pengaruh moral yang
lebih besar? (2) Siapa dari
dua jenderal yang memiliki kemampuan dan
keterampilan yang lebih besar? (3) Dengan jenderal
yang mana pasukan bisa memanfaatkan keadaan
cuaca dan dataran secara lebih baik? (4) Di pihak siapa kedisiplinan
dijalankan secara ketat? (5) Pasukan mana yang memiliki prajurit yang
lebih banyak dan lebih kuat? (6) Di pihak mana terdapat pasukan dan
perwira yang lebih terlatih? (7) Pasukan mana yang lebih mendapatkan
pencerahan karena pemberian
penghargaan dan hukuman?

14. Dengan menganalisis ketujuh dimensi ini saya bisa


meramalkan kemenagan dan kekalahan.

15. Jenderal yang mendengarkan nasihat saya dan menerapkannya di


medan perang akan menjadi
penakluk. Pertahankan jenderal seperti ini sebagai
komandan! Sebaliknya, jenderal yang tidak
mengindahkan nasihat ini dan tidak menerapkanya di medan perang,
dia akan dipukul mundur oleh
musuhnya, dan jenderal seperti ini layak ditinggalkan
atau dipecat dari posisinya!

16. Selain menerapkan nasihat yang saya ajukan, Anda (jenderal) bisa
melengkapi diri dengan keuntungan
dan bantuan dari berbagai keadaan yang berada di luar aturan yang
biasa dalam pertempuran atu
ketetapan-ketetapan militer.

17. Berdasarkan keadaan-keadaan lingkungan yang turut memengaruhi


jalannya perang, seseorang harus memodifikasi perencanaan-
perencanaan yang telah
5
dipetakannya.

18. Semua pertempuran didasarkan pada


prinsip tipu
daya.

19. Jadi, ketika sebuah pasukan mampu melakukan serangan, berlakulah


seolah-olah tidak mampu melakukannya; ketika kita mampu
mengerahkan kekuatan pasukan, berlakulah seolah-olah pasukan kita
tidak mampu bergerak aktif; ketika kita sudah mendekati posisi
musuh, berpura-puralah seolah-olah kita masih jauh dari lokasi
mereka. Dan sebaliknya, ketika posisi kita masih jauh dari markas
musuh, buatlah seolah-olah kita sudah dekat dengan lokasi
mereka.

20. Krimkan umpan untuk menarik musuh. Berpura-pura


tercerai-berai, lalu hancurkan dia.

21. Jika musuh berada dalam posisi kuat dalam setiap bagiannya,
bersiaplah dengan sebaik-baiknya sebelum mengahadapinya. Dan,
ketika musuh berada dalam
kekuatan terbesarnya, menghindarlah darinya.

22. Jika musuh Anda adalah seorang yang temperamental, pancinglah


emosinya. Dan, ketika dia memandang rendah kemampuan Anda,
buatlah dia untuk terus

meningkatkan keangkuhannya.

23. Ketika musuh Anda mendapatkan waktu beristirahat sehingga dia


tampak segar dan bugar, gunakan segala cara untuk menguras
tenaganya dan
buatlah dia menjadi lelah. Dan, ketika kekuatannya bersatu, gunakan
segala cara untuk memecah-belah
kekuatannya.

6
24. Lakukan serangan ketika musuh Anda sedang tidak
siap, dan serang dia dari tempat yang tidak diduganya
sama sekali.

25. Rahasia-rahasia militer ini merupakan prinsip-prinsip


untuk memenangi perang. Namun, semuanya
tidak dapat diputuskan, dibahas, dan diungkapkan
sebelumnya.

26. Jadi, seorang jenderal yang memenangi perang, sebelumnya telah


membuat berbagai pertimbangan di dalam markasnya tetang
bagaimana harus melakukan pertempuran. Sebaliknya, jenderal yang
kalah di medan perang, sebelum turun ke medan perang tidak
melakukan berbagai pertimbangan di dalam markasnya. Karena itu,
dia yang banyak membuat perhitungan akan meraih kemenangan;
sebaliknya, dia yang tidak memiliki banyak perhitungan akan
menderita kekalahan; dan tidak bisa dibayangkan apa yang akan
dialami oleh mereka yang tidak membuat perhitungan sama sekali
sebelum terjun ke medan pertempuran! Dengan
mempertimbangkan

hal-hal ini, saya bisa meramalkan siapa yang bisa meraih kemenangan dan
siapa yang bakal menelan
kekalahan.***

7
2
Melancarkan
Perang

1. Sun Tzu mengatakan bahwa dalam pelaksanaan


perang, jika di medan perang terdapat 1.000 pasukan yang bisa
bergerak dengan cepat atau tangkas, sama seperti jumlah pasukan
bersenjata berat yang tidak bisa bergerak dengan tangkas, dan 1.000
pasukan pengangkut, dengan persedian bekal yang cukup, anggaran
belanja yang akan dikeluarkan akan setara dengan 1.000 batang emas
per harinya. Pengeluaran itu sudah termasuk untuk mendanai kegiatan
pasukan di markas dan pasukan di garis depan, yang juga mencakupi
menyuguhkan hiburan bagi para tamu,
barang-barang kecil seperti lem dan cat, dan budget
untuk membeli kereta dan persenjataan. Hanya dengan biaya seperti
ini, pasukan tangguh yang
terdiri dari 1.000 orang prajurit dapat dibentuk.

2. Ketika Anda terjun ke medan perang, tetapi kemenangan yang


diharapkan tidak kunjung digapai, senjata para prajurit akan menjadi
tumpul dan semangat mereka mengendor. Jika Anda melancarkan
serangan ke

8
kota, Anda akan menguras kekuatan yang Anda miliki.

3. Dan jika pertempuran itu jadi berlarut-larut, sumber


daya negara tidak akan cukup untuk mendukung
upaya tersebut.

4. Jika persenjataan militer tumpul, semangat tempur prajurit merosot,


kekutan pasukan terkuras, dan perbekalan tentara habis, pasukan lawan
atau negara tetangga akan memanfaatkan kelemahan ini untuk
melancarkan serangan terhadap Anda. Karena itu, tidak ada orang,
sebijak apa pun dia, yang mampu
menghindari segala konsekuensi buruk itu.

5. Jadi, walaupun kita sudah mendengar kesalahan besar dalam


melakukan serangan yang tergesa-gesa dalam perang, kita tidak pernah
menyaksikan sebuah operasi militer yang dilakukan dengan cerdas
pada saat operasi
tersebut ditunda untuk jangka waktu yang lama.

6. Tidak ada bangsa yang mendapatkan keuntungan


dari operasi militer yang berkepanjangan.

7. Hanya seorang yang sungguh-sungguh memahami kejahatan-kejahatan


perang dapat mengambil
keuntungan dari jalan menggungakan cara-cara jahat
dalam perang itu sendiri.

8. Jenderal yang terampil tidak perlu melakukan perekrutan pasukan


tambahan. Dia juga tidak mem-
butuhkan tambahan makanan dan perbekalan.
9. Bawalah peralatan perang dari negaramu sendiri, tetapi dapatkan
makanan dari daerah musuhmu. Dengan demikian pasukan akan
mendapatkan pasokan
makanan sesuai dengan yang mereka butuhkan.

9
10. Negara bisa jatuh miskin karena mengatur pasukannya dan
mengangkut semua perbekalan dari jarak jauh. Selain itu, mengangkut
perbekalan dari negara asal
yang jauh dari medan pertempuran juga dapat
menyebabkan rakyat melarat.

11. Di sisi lain, di wilayah tempat pasukan beroperasi, harga barang-


barang akan melonjak naik. Harga yang melambung tinggi akan
mengakibatkan kekayaan
rakyat terkuras habis.

12. Ketika kekayaan rakyat terkikis, maka biaya pajak akan


dibebankan kepada rakyat jelata.

13. Dengan kehilangan kekayaan dan kehabisan tenaga seperti ini,


kekayaan di rumah-rumah penduduk juga ikut dikeruk dan pendapatan
penduduk akan
berkurang hingga 70%.

14. Ketika pemerintah menanggung berbagai biaya untuk kereta perang


yang hancur, kuda, baju tempur dan topi baja, busur dan anak panah,
tombak dan perisai, jubah pelindung, serta sapi dan kereta pengangkut
barang, maka kerugiaan pemerintah diperkirakan
mencapai 60% dari seluruh aset yang dimilikinya.

15. Karena itu, seorang jenderal yang bijaksana akan


memastikan para prajuritnya bisa menguasai
lumbung perbekalan dan makanan musuh. Merebut satu kereta
perbekalan musuh sebanding dengan 20 kereta perbekalan milik
sendiri, demikian pula halnya
menghabiskan satu pikul makanan ternak musuh nilainya sama dengan
20 pikul makanan ternak
sendiri.

10
16. Untuk membunuh musuh, para prajurit kita harus
membencinya terlebih dahulu; agar mereka merasakan keuntungan
dari mengalahkan musuh,
mereka mestinya diberi hadiah materi.

17. Karena itu, dalam pertempuran menggunakan kereta perang, ketika 10


atau lebih kereta sudah ditaklukkan, mereka yang pertama kali berhasil
menaklukkan 10 kereta musuh layak diberi penghargaan. Selanjutnya
gantilah bendera musuh dengan bendera kita sendiri, kemudian
gunakan kereta musuh besama-sama dengan

kereta milik kita. Selain itu, perlakukan para tawanan dengan baik,
sehingga mereka dapat dimanfaatkan.

18. Inilah yang disebut dengan menggunakan kekuatan


lawan untuk menghancurkan kekutannya sendiri.

19. Dalam peperangan, berusahalah untuk segera meraih kemenangan


besar daripada terlibat atau menjalankan
operasi militer yang berkepanjangan.

20. Jadi, bisa diketahui bahwa pemimpin pasukan adalah penentu nasib
rakyat, orang yang akan menentukan apakah bangsa akan hidup dalam
kedamaian atau
justru terjerumus ke dalam krisis hebat.***

3 Menyerang
dengan Strategi
1. Sun Tzu mengatakan bahwa dalam menerapkan seni perang,
menaklukkan negara musuh secara utuh

11
merupakan hal terbaik yang bisa dilakukan; maluluhlantahkan dan
menghancurkannya bukan merupakan pilihan yang baik. Lebih
baik menangkap seluruh
pasukan musuh daripada menghancurkannya,
demikian seterusnya dengan kompi dan bagaian lain
dari pasukan musuh.

2. Jadi, dalam segala pertempuran yang dilakukan, bertarung dan


menaklukkan bukanlah satu strategi hebat. Sebaliknya, strategi hebat
terjadi ketika Anda
memecahkan pertahanan musuh tanpa melakukan
pertempuran atau pertarungan.

3. Strategi paling hebat adalah menyerang berbagai perencanaan dan


strategi musuh; strategi terbaik selanjutnya adalah menyerang berbagai
hubungan dan persekutuannya dengan negara-negara lain; selanjutnya
menyerang pasukan musuh di medan

perang; dan kebijakan terburuk yang dijalankan adalah


menyerang kota-kota yang dikelilingi tembok.

4. Jangan menyerang kota-kota yang


dikelilingi
tembok, jika masih bisa dihindari, itulah aturannya. Persiapan perisai-
perisai besar, kereta tempur, serta berbagai perlengkapan dan senjata
perang lainnya
membutuhkan waktu sekurang-kurangnya tiga
bulan. Dan, pembangunan menara pengintai di dekat tembok kota
musuh membutuhkan waktu lebih dari
tiga bulan.

5. Sang jenderal bisa kehilangan ketenangannya dan tidak mampu


mengendalikan kesabaran dirinya. Pada kondisi seperti ini sang
jenderal bisa saja memerintahkan para prajuritnya untuk menyerang
12
tembok-tembok kota seperti semut dan sepertiga dari pasukan itu akan
terbunuh, tetapi kota yang diserang belum tentu bisa ditaklukkan.
Strategi serangan seperti ini merupakan sebuah bencana
besar.

6. Karena itu, para ahli perang dapat mengalahkan pasukan musuh tanpa
harus bertempur; mereka dapat menaklukkan kota tanpa melakukan
serangan; dia bisa menaklukkan kerajaan tanpa harus melakukan
operasi militer yang berkepanjangan.

7. Dengan kekuatan seperti ini dia akan melawan ke kuasaan kaisar dan
dengan demikian, tanpa kehilangan prajuritnya, dia akan meraih
kemenangan sempurna. Inilah yang dimaksud dengan menyerang

dengan strategi.

8. Sudah menjadi aturan umum dalam perang bahwa


ketika kekuatan kita 10 : 1 dengan kekuatan musuh, kita harus
mengepungnya; jika kita 5 : 1, kita harus menyerangnya; dan jika
jumlah kita dua kali lebih besar, kita harus membagi pasukan dalam
dua
bagian.

9. Jika kekuatan berimbang, kita bisa menyerangnya; jika kekuatan kita


lebih lemah, kita bisa menghindarinya; tetapi jika kekuatan kita tidak
berimbang sama sekali,
kita bisa melarikan diri darinya.

10. Karena itu, meskipun sebuah pasukan yang keras kepala melakukan
pertempuran dengan kekuatan yang lebih kecil, pada akhir
pertempuran mereka pasti akan ditangkap oleh pasukan yang
jumlahnya
lebih besar.

13
11. Dalam hal ini, sang jenderal laksana penjaga negara. Jika sang penjaga
kuat dalam segala hal, negara akan menjadi sangat tangguh.
Sebaliknya, jika sang penjaga negara memiliki karakter yang cacat,
negara
pun akan menjadi lemah dan rapuh.

12. Ada tiga sebab penguasa dapat mendatangkan


bencana bagi tentaranya.

13. (1) Memerintahkan pasukannya untuk maju atau mundur, padahal dia
tidak mengetahui fakta bahwa perintahnya tidak mungkin dijalankan.
Hal ini disebut

dengan intervensi penguasa terhadap dunia militer.

14. (2) Mencoba memerintahkan pasukan dengan cara yang sama ketika
dia mengatur sebuah kerajaan, padahal dia sendiri tidak memahami
kondisi yang menjadi sasaran dalam sebuah pasukan. Hal ini
menyebabkan para perwira dan prajurit bingung.

15. (3) Mengerahkan para serdadu tanpa melakukan klasifikasi karena


ketidaktahuan mengenai prinsip adaptasi dalam lingkungan militer.
Hal ini me-
ngacaukan kepercayaan diri para prajurit.

16. Namun, ketika pasukan tidak bisa lagi dipercaya, persoalan akan
datang dari para raja feodal yang lain. Hal ini dengan mudah
menghadirkan anarki ke dalam urusan militer dan membuat
kemenangan menjadi
sulit diraih.

17. Jadi, ada lima faktor yang bisa membantu kita meramalkan
kemenangan: (1) Dia yang tahu kapan bertempur dan kapan waktu
untuk tidak bertempur akan meraih kemenangan. (2) Dia yang
memahami bagaimana menangani pasukan besar dan pasukan kecil
14
akan mendapatkan kemenangan. (3) Dia yang dapat menyatukan diri,
pikiran, semangat, dan tujuannya dengan para prajuritnya akan
menang. (4) Dia yang proaktif dan memiliki persiapan matang, serta
menunggu momen yang tepat ketika musuh tidak sedang dalam
keadaan siap, akan menang. (5)
Dia yang cakap dan tidak bergantung pada campur
tangan penguasa akan menang.

18. Jadi, bisa dikatakan bahwa dia yang mengetahui keadaan musuh dan
mengenal kemampuan dirinya sendiri, tidak akan menelan kekalahan
dalam 100 pertempuran sekalipun. Dia yang tidak mengenal kondisi
lawan, tetapi mengenal dirinya sendiri, memiliki peluang yang sama
untuk menang dan kalah. Namun, dia yang tidak mengenal musuh dan
dirinya sendiri, cenderung mengalami kekalahan
dalam perang. ***

15
4 Penempatan
Pasukan secara Taktis
1. Sun Tzu mengatakan bahwa dalam
peperangan
kuno, para petarung yang baik pertama sekali adalah
menempatkan diri mereka di bawah kemungkinan untuk kalah, lalu
menunggu kesempatan untuk
mengalahkan musuh.

2. Mencegah kekalahan tergantung pada diri kita sendiri, sedangkan


peluang untuk menang dikondisikan oleh
musuh.

3. Jadi petarung yang baik mampu menjaga dirinya


sendiri dari kekalahan, tetapi tidak menjamin bisa
mengalahkan musuh.

4. Karena itu, bisa dikatakan bahwa seseorang bisa mengetahui


bagaimana menaklukkan musuh, tetapi
tidak serta-merta bisa melakukannya.

5. Kecenderungan untuk menghadapi kekalahan mengimplikasikan taktik


bertahan, sedangkan kemampuan untuk mengalahkan musuh mengi
mplikasikan taktik

ofensif.

6. Bertahan dalam posisi defensif mengindikasikan kekuatan yang tidak


memadai, sedangkan keinginan untuk menyerang, mengimplikasikan
kekuatan besar
16
yang dimiliki.

7. Seorang jenderal yang ahli dalam taktik bertahan mampu


menyembunyikan pasukannya dengan ber-
bagai cara di tempat yang paling tersembunyi di dunia, sedangkan
seorang jederal yang memiliki keahlian dalam taktik ofensif bisa
melakukan serangan dan menempatkan pasukannya dengan cara yang
tidak
diduga oleh siapa pun. Jadi, di satu sisi kita memiliki kemampuan
untuk melindungi diri kita sendiri, tetapi di pihak lain, kita juga bisa
memiliki kemengangan
paripurna.

8. Melihat kemenangan hanya dalam pandangan orang


biasa, bukanlah suatu hal yang luar biasa.

9. Juga bukan hal yang luar biasa, jika Anda bertempur dan menaklukkan
musuh, serta seluruh kekaisaran
berkata, “Anda telah melakukan tugas degan baik!”

10. Meninggalkan sehelai rambut pada musim gugur


bukanlah indikasi kekuatan yang hebat; bisa melihat matahari dan
bulan bukan indikasi bagi penglihatan
yang tajam; serta mampu mendengarkan bunyi
gelegar petir, bukan indikasi bagi pendengaran yang peka.
11. Yang disebut petarung cerdas pada zaman kuno adalah dia yang tidak
hanya memenangi perang, tetapi melampaui kemenangan yang biasa,
dia meraih
kemenangan dengan damai dan tenteram.

12. Jadi, kemenangan yang diraih petarung sejati tidak membuatnya


dikenal reputasinya baik dalam hal
kebijaksanaan maupun dalam hal keberaniannya.

17
13. Dia memenangi pertempuran dengan sempurna tanpa me lakukan
kesalahan. Tidak melakukan ke salahan adalah sesesutu yang
menciptakan ke menangan yang pasti, karena hal itu berarti
menaklukkan musuh yang
se sungguhnya sudah dikalahkan.

14. Karena itu, orang yang ahli berperang menempatkan dirinya dalam
posisi ketika kekalahan tidak mungkin terjadi, dan dia tidak kehilangan
satu peluang pun
untuk mengalahkan musuh.

15. Dengan demikian, di dalam peperangan ahli perang mencari


pertempuran setelah kemenangan diraihnya, sedangkan dia yang
bertujuan menang harus bertempur lebih dahulu lalu, kemudian
mencari
kemenagan.

16. Seorang ahli perang menjalankan hukum moral, serta secara tegas
memelihara doktrin dan kedisiplinan; dengan cara ini dia akan
mengendalikan kebijakan
yang menentukan kemenangan demi kemenangan.

17. Sehubungan dengan metode militer, kita memiliki lima hal. Pertama,
memperkirakan tingkat kesulitan; kedua, menilai cakupan operasi;
ketiga menghitung kekutan sendiri; keempat, membandingkan
kekuatan; serta kelima, menetapkan peluang untuk meraih
kemenangan.

18. Berdasarkan pemikiran tentang derajat kesulitan cakupan operasi


militer ditaksir; berdasarkan penaksiran cakupan operasi, perhitungan
terhadap kekuatan sendiri bisa dilkukan; dari perhitungan atas
kekuatan sendiri, perbandingan dievaluasi dalam hubungannya dengan
kekuatan musuh. Berdasarkan perbandingan kekuatan dari kedua belah
pihak,
18
peluang untuk menang dapat ditentukan.

19. Jadi, sebuah pasukan yang berjaya itu ibarat orang berbobot sangat
berat yang baradu dengan orang
yang berbobot sangat ringan.

20. Orang yang ahli berperang mampu memerintahkan dan mengarahkan


prajuritnya untuk bertempur seperti kekuatan air terjun yang tercurah
dari
ketinggian ribuan kaki.***

5 Energi
1. Sun Tzu mengatakan bahwa mengendalikan
pasukan besar memiliki prinsip yang sama dengan mengendalikan
pasukan kecil. Ini semata-mata
persoalan membagi jumlah mereka.

2. Bertempur dengan pasukan besar di bawah kendali Anda bagaimana


pun tidak berbeda dengan
bertempur dengan pasukan yang lebih kecil. Ini
semata-mata persoalan mengatur tanda-tanda
dan
sinyal.

3. Meyakinkan pasukan Anda mampu bertahan terhadap serangan musuh


tanpa mengalami kekalahan sematamata karena manuver langsung dan
tidak langsung
dari penempatan pasukan.

19
4. Ketika pasukan Anda berhadapan dengan musuh, mereka harus seperti
sebuah batu keras yang
dilemparkan ke dalam tumpukan telur. Ini merupakan penerapan
prinsip menggunakan kekuatan untuk
menghantam kelemahan.

5. Dalam semua pertempuran, gunakan taktik serangan langsung untuk


bertempur melawan musuh dan taktik tidak langsung untuk
mempertahankan
kemenangan.

6. Taktik-taktik tidak langsung yang diterapkan secara efisien tidak akan


ada habisnya laksana Surga dan Dunia, tidak berakhir laksana sungai
yang mengalir tiada hentinya; seperti matahari dan bulan, mereka
berakhir untuk memulai sesuatu yang baru; seperti musim-musim,
mereka berlalu, untuk kemudian
kembali sekali lagi.

7. Hanya ada lima nada musik dasar, tetapi kombinasi


dan perubahan urutannya memberikan banyak
melodi yang bervariasi dari yang pernah didengar.

8. Hanya ada lima warna utama (biru, kuning, merah, putih, dan hitam),
tetapi paduan kelimanya menghasilkan begitu banyak lukisan yang
tidak
pernah dilihat sebelumnya.

9. Hanya ada lima rasa dasar (asam, pedas, asin, manis, dan pahit), tetapi
percampuran lima rasa ini mencimptakan begitu banyak rasa yang
tidak
mungkin dikecap semuanya.

20
10. Dalam pertempuran, hanya ada dua taktik menyerang, yakni langsung
dan tidak langsung. Namun, perpaduan kedua taktik ini menciptakan
serangkaian manuver

yang tidak ada batasnya.

11. Taktik langsung dan tidak langsung ini digunakan silih berganti. Hal
itu seperti lingkaran yang berputar dan Anda tidak akan pernah tiba di
ujungnya. Siapakah yang bisa menghabiskan kemungkinan dari
kombinasi
keduanya?

12. Serangan para tentara laksana desakan air yang akan


mengikis bebatuan di sepanjang jalannya.

13. Kualitas keputusan ibarat sama seperti serangan rajawali yang


menyergap dan menyobek-nyobek
mangsanya pada saat yang tepat.

14. Jadi, seorang petarung yang baik akan sangat ganas dalam
serangannya dan selalu tepat dalam setiap
keputusannya.

15. Energinya mungkin sama dengan busur panah, keputusannya melesat


seperti anak panah yang
dilepaskan dari busurnya.

16. Di tengah kericuhan dan kekakacauan pertempuran, boleh jadi ada dan
tidak ada keteraturan yang sama sekali nyata; di tengah kebingungan
dan chaos, kesatuan tempur Anda mungkin tidak akan berjalan tanpa
barisan depan dan belakang, sehingga hal itu
akan menjadi bukti terhadap kekalahan.

21
17. Untuk berpura-pura kacau-balau di hadapan musuh dituntut
kedisiplinan yang sempurna; agar bisa berpura-pura takut
dibutuhkan keberanian; dan

supaya bisa berpura-pura lemah dituntut kekuatan.

18. Menyembunyikan keteraturan di bawah kesan tidak teratur atau kacau-


balau secara sederhana merupakan persoalan struktur dan pembagian;
menyamarkan keberanian di di bawah ketakutan mengisyaratkan
kekuatan laten; melaburi kekuatan dengan kelemahan
bergantung pada taktik penempatan pasukan.

19. Karena itu, seorang ahli perang memanipulasi gerakan


musuh dengan tipu daya seperti cara yang akan digunakan musuh. Dia
akan mengorbankan sesuatu
agar musuh terpikat padanya.

20. Dengan menggunakan umpan, dia menjebak musuh


yang tengah berbaris, kemudian bersama orang-orang
pilihan dia menunggu dan siap menyerangnya.

21. Petempur yang pandai melihat manfaat dari


perpaduan energi atau pasukan dan tidak menuntut banyak dari para
individu. Dengan demikian dia
mampu memilih orang-orang yang tepat dan
memanfaatkan perpaduan energi atau pasukan.

22. Ketika dia memanfaatkan energi, prajurit tempurnya


bergerak seperti kayu atau batu besar yang
digelindingkan. Karena dari kodratnya kayu dan batu tidak akan
bergerak di tanah rata; bergerak ketika berada tanah miring; jika
berbentuk segi empat dia akan berdiri atau tergeletak, tetapi jika
bentuknya bulat, dia pasti menggelinding ke bawah.
23. Jadi, energi dibangun oleh seorang prajurit identik
22
dengan momentum dari batu menggelinding dari
atas gunung dengan ketinggian ribuan kaki. ***

23
6 Kelemahan dan
Kekuatan
1. Sun Tzu mengatakan bahwa siapa pun yang tiba pertama di medan
pertempuran akan memiliki
waktu yang cukup untuk beristirahat dan bersiap-
siap melawan musuh.

2. Dengan demikian, seorang petempur yang cerdik akan memaksakan


kehendaknya kepada musuh, tetapi tidak membiarkan kehendak musuh
dipaksakan atas
dirinya.

3. Dia dapat membuat musuhnya tiba sesuai dengan keinginan dirinya


dengan memikat musuh tersebut menggunakan berbagai peluang atau
keuntungan, atau dia bisa mencegah kedatangan musuhnya
dengan menciptakan berbagai bahaya dan kerugian.

4. Jika musuh sedang beristirahat dengan baik, dia membuat mereka


tertekan hingga merasa kelelahan; ketika musuh memiliki persediaan
makanan yang cukup, dia menguras lumbung mereka hingga
musuhnya mengalami paceklik dan kelaparan; jika musuhnya tengan
berkemah dengan nyaman, dia akan membuatnya tidak nyaman
sehingga musuhnya
terpaksa pindah.

5. Seranglah di tempat-tempat musuh harus segera menyelamatkan diri;


bergeraklah dengan cepat di jalur-jalur tempat musuh tidak pernah
menduga
sebelumnya.

24
6. Sebuah pasukan dapat menempuh perjalanan yang sangat jauh tanpa
merasa tertekan dan terkuras tenaganya, jika pasukan itu bergerak di
tempat yang
tidak ada musuhnya.

7. Agar berhasil mendapatkan sasaran yang Anda


inginkan dalam sebuah serangan, seranglah tempat
yang tidak dipertahankan musuh atau tempat yang pertahanannya
lemah. Anda bisa memastikan keselamatan pertahanan Anda jika Anda
membangun
pertahanan di tempat yang tidak bisa diserang.

8. Jadi, seorang jenderal yang cerdik sangat pandai melakukan serangan


ke tempat yang tidak mampu dipertahankan oleh musuh, serta bertahan
di tempat
yang tidak diketahui dan tidak akan diserang musuh.

9. Begitulah kejelian dan kehalusan seorang ahli perang, sehingga dia


seolah-olah tidak terlihat dan tidak punya
jejak. Dengan demikian kita dapat menggenggam
nasib musuh di tangan kita.
10. Anda bisa bergerak maju dan secara absolut tidak bisa diocegah, jika
Anda menyerang titik-titik kelemahan musuh; Anda bisa mundur tanpa
takut akan dikejar, karena Anda bisa menarik mundur pasukannya jauh
lebih cepat dari gerakan musuh.

11. Jika kita ingin beperang, meskipun musuh berlindung di belakang


tembok-tembok yang tinggi dan parit-parit yang dalam, dapat ditekan
ke medan pertempuran. Yang harus kita lakukan adalah menyerang
tempat lain sehingga musuh akan ditarik keluar dari tembok-
tembok perlindungannya.

12. Sebaliknya ketika kita tidak ingin berperang, kita bisa

25
mencegah agar musuh tidak mendekati pertahanan kita, meskipun itu
hanya sebuah garis (demarkasi) yang diguratkan begitu saja di atas
tanah. Di sini
yang kita lakukan adalah menempatkan banyak
rintangan dengan taktik tipu-daya di sepanjang jalan yang ditempuh
musuh untuk mencapai tempat atau
markas kita.

13. Dengan menemukan posisi muisuh dan tetap menjaga kerahasiaan


posisi kita sendiri, kita dapat membuat kekuatan kita tetap terpusat,
sedangkan kekuatan
musuh harus terpecah-belah.

14. Kita bisa membentuk satu kesatuan prajurit di sebuah tempat,


sedangkan prajurit musuh terpencar dan
terbagi ke dalam fraksi-fraksi. Jadi, jika pertempuran terjadi, yang
terjadi adalah keseluruhan pasukan kita akan berhadapan mungkin
hanya dengan sepersepuluh pasukan musuh. Itu artinya setelah
pasukan musuh tercerai berai, jumlah dan kekuatan kita
menjadi lebih banyak.

15. Dan karena itu, jika kita sanggup menyerang pasukan yang jumlahnya
lebih kecil, lawan kita akan dapat
dikalahkan dengan mudah.

16. Musuh tidak boleh mengetahui tempat yang akan menjadi sasaran
serangan kita; karena jika musuh tidak mengetahui tempat yang
menjadi target
serangan kita, dia akan menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk
melindungi banyak tempat; dan karena pasukan musuh harus tersebar
di beberapa tempat, jumlah prajurit musuh yang akan kita hadapi
di tempat tujuan serangan kita akan lebih sedikit.

26
17. Jadi, ketika musuh memperkuat barisan depan, dia akan memperlemah
barisan belakangnya;
sebaliknya, ketika dia memperkuat barisan belakang, garis depannya
akan melemah karena pasukannya
terkonsentrasi di garis pertahanan belakang; jika dia memperkuat
pertahanan sayap kiri, pertahanan sayap kanannya akan melemah;
begitu pula sebaliknya, ketika dia berkonsentrasi memperkuat
pertahanan sayap kanan, pertahanan sayap kirinya akan melemah. Jika
dia menyebar pasukannya di segala penjuru, di
semua titik, pertahanannya akan melemah.

18. Inferioritas atau kelemahan dalam hal jumlah berarti Anda harus siap
melawan musuh; dan sebaliknya, superioritas dalam hal jumlah berarti
musuh harus

siap melawan Anda.

19. Dengan mengetahui waktu dan tempat pertempuran berikutnya, kita


bisa memusatkan kekutan kita dari jarak jauh, dengan maksud bisa
menyerang dengan
baik.

20. Namun, jika baik waktu maupun tempatnya tidak diketahui, pasukan di
sayap kiri tidak akan mampu membantu yang kanan; demikian pula
sebaliknya, pasukan di sayap kanan tidak mampu membantu pasukan
di sayap kiri; baris pertahanan belakang tidak mampu memberikan
bantuan kepada baris pertahanan depan, atau sebaliknya, pasukan dari
baris pertahanan belakang tidak bisa membantu pasukan di baris
pertahanan depan. Masalah ini bahkan lebih
rumit lagi mengingat pasukan terjauh mungkin
berada pada jarak puluhan mil dan pasukan terdekat
terpisah beberapa mil.

27
21. Menurut analisis dan evaluasi saya, rakyat Kerajaan Yueh mungkin
memiliki pasukan yang sangat
besar, tetapi apakah keunggulan dalam jumlah ini secara otomatis
berarti mereka akan mendapatkan keuntungan ter tentu dalam
memenangi pertempuran? Meskipun jumlah mereka yang lebih banyak
daripada jumlah pasukan kita, sama sekali tidak berarti dalam hal
kemeangan. Dan saya katakan
bahwa kemenangan itu dapat kita ciptakan.
22. Biarpun jumlah pasukan musuh lebih banyak, kita dapat mencegahnya
agar tidak berperang dengan
kita. Karena itu, buatlah taktik untuk mengtahui rencana dan strategi
musuh sehingga dapat mengetahui
kemungkinan kemenangan mereka.

23. Pancinglah dia untuk mengetahui alasan, dasar gerakan, dan


tindakannya. Tekan dia agar menunjukkan dirinya, dan dengan
demikian kita bisa menemuan
titik-titik rawan dari posisinya.

24. Dengan cermat bandingkan kekuatan pasukan musuh dengan kekuatan


pasukan kita sendiri, sehingga kita bisa mengetahui di tempat mana
kekuatan kita lebih unggul dan di bagian mana kekuatan kita lebih
lemah
daripada kekuatan musuh.

25. Keahlian tertinggi dalam taktik penempatan pasukan adalah


memastikan pasukan tidak memiliki formasi dan susunan yang tetap
atau salalu sama. Dengan formasi tidak tetap dan selalu berubah-ubah,
posisi dan kekuatan pasukan kita tidak bisa diketahui bahkan
oleh seorang mata-mata yang berhasil menyusup sekalipun. Dan,
seorang ahli strategi yang paling bijaksana sekalipun tidak akan
mampu membongkar
kerahasiaan rencana dalam rangka menyerang kita.
28
26. Kemengangan yang dicapai dengan jalan menyesuaikan taktik kita
degan taktik musuh bahkan mungkin tidak akan dipahami oleh prajurit
kita sendiri meskipun mereka ikut menyaksikan dan merasakan
kemenangan tersebut.
27. Semua orang bisa melihat taktik hingga saya mampu menaklukkan
musuh, tetapi tidak seorang pun yang bisa melihat strategi yang saya
gunakan untuk meraih
kemenangan.

28. Jangan mengulangi taktik yang sudah pernah


dilakukan untuk sebuah kemenangan, tetapi biarkan teknik
pertempuran Anda diatur dengan variasi yang tidak terbatas sesuai
dengan keadaan lingkungan
yang Anda hadapi.

29. Taktik militer dapat dianalogikan dengan air. Air pada hakikatnya
mengalir dari tempat tinggi dan mengalir deras ke tempat yang lebih
rendah, demikian pula halnya dengan taktik militer yang digunakan di
medan pertempuran.

30. Jadi, dalam perang, taktiknya adalah menghindari


yang kuat dan menyerang yang lemah.

31. Sama seperti air yang mengendalikan alirannya sesuai dengan


karakteristik jalan yang dilaluinya, sebuah
pasukan pun harus menciptakan kemenangannya
sesuai dengan konsisi musuh yang dihadapi.

32. Jadi, sebagaimana air tidak pernah memiliki bentuk yang tetap, maka
dalam pelaksanaan perang pun
tidak ada kondisi yang selalu sama.

29
33. Dia yang bisa memodifikasi taktiknya dalam berhadapan dengan
musuh dan dengan demikian selalu meraih kemenangan, mungkin bisa
disebut dengan
kapten perang yang dianugerahkan dari surga.
34. Jadi, lima unsur alam (air, api, kayu, besi, dan tanah)
tidak selalu sama dalam menentukan kemenangan. Empat musim
selalu meciptakan jalannya sendiri bagi musim berikutnya. Ada hari
yang panjang, tetapi ada juga hari yang lebih pendek; pada waktu-
waktu tertentu bulan pun memiliki perubahan bentuknya
sendiri.***

30
7
Melakukan
Manuver

1. Sun Tzu mengatakan bahwa dalam perang, seorang


jenderal mendapat perintah dari penguasa.

2. Setelah mengumpulkan prajurit dan menyatukan kekuatannya, dia


harus menyelaraskan dan mengharmonisasikan elemen-elemen yang
berbeda, serta mem bangkitkan rasa persaudaraan dan solidaritas
sebelum semuanya menempati kemah atau barak.

3. Setelah itu, barulah dia membuat taktik manuver. Dan satu hal yang
paling sulit dalam merancang taktik
bermanuver adalah mewujudkan pikiran menjadi perintah, dan
mengubah ketidakberuntungan men-
jadi keberhasilan atau kemenangan.

4. Jadi, untuk menempuh rute yang panjang dan berliku, setelah


mengelabui musuh keluar dari jalan tersebut, dan meskipun memulai
perjalanan di belakang musuh untuk mencapai tujuan di depannya,
menunjukkan
keahlian untuk melakukan tipu daya.

31
5. Jadi, melakukan manuver dengan sebuah pasukan sangat
menguntungkan, tetapi jika diserta dengan berbagai ketidakdisiplinan,
manuver tersebut akan
mendatangkan bahaya.

6. Jika Anda membangun pasukan bersenjata lengkap dengan tujuan


merebut keuntungan, Anda mungkin
akan terlambat dalam mencapai semuanya. Di sisi lain, mengirim
sebuah pasukan yang tidak dipersenjatai dengan persenjataan lengkap
untuk mencapi tujuan, kemungkinan besar akan menderita kehilangan
perbekalan dan pasokan dari markas.

7. Jadi, jika Anda memerintahkan para prajurit untuk menyimpan busana


tempur mereka serta melakukan perjalanan jauh tanpa istirahat siang
dan malam, agar bisa mencapai tujuan dan keuntungan, para pemimpin
dari ketiga kompi Anda akan jatuh ke
tangan musuh.

8. Orang-orang yang lebih kuat dan bugar akan berada di bagian depan,
sedangkan mereka yang lebih lemah
akan ditempatkan jauh di belakang.

9. Jika Anda berjalan sejauh 50 mil dengan maksud berlomba


mendapatkan keuntungan dengan musuh, hanya separuh dari pasukan
Anda yang akan mencapai
tempat tujuan.

10. Jika Anda berjalan sejauh 30 mil dengan tujuan yang sama, dua per
tiga pasukan Anda akan tiba di tempat
tujuan.
11. Dengan demikian, pasukan yang berangkat ke medan perang tanpa
kereta pengangkut perbekalan akan kalah; pasukan yang tidak
memiliki perbekalan juga akan kalah; dan pasukan yang tidak
memiliki cadangan
32
perbekalan pun tidak dapat bertahan hidup.

12. Kita tidak bisa memasuki persekutuan sebelum kita mempelajari


perencanaan-perencanaan negara te-
tangga kita.

13. Kita tidak bisa memimpin pergerakan prajurit jika kita tidak
mengetahui kondisi negara tetangga kita; tentang pegunungannya,
dataran, dan jalur berbahaya yang perlu dihindari, serta rawa-rawa dan
payau-payau berbahaya.

14. Kita tidak bisa meraih keutungan alam setempat jika


kita tidak bisa menggunakan jasa pemandu lokal.

15. Dalam perang, terapkan tipu daya, maka Anda akan


meraih kemenangan.

16. Entah untuk memusatkan kekuatan atau membagi para prajurit,


keduanya harus disesuaikan dengan
keadaan lingkungan setempat.

17. Saat bergerak, bergeraklah dengan cepat seperti angin; dan


pertahankan kekompakan sehingga ter-
lihat padat dan agung seperti hutan.

18. Saat menyerang dan merampas barang


musuh,
lakukanlah seganas api; dan saat bergerak jadilah kokoh seperti
gunung.
19. Biarkan rencana-rencana Anda bersembunyi dalam kegelapan seperti
malam, dan ketika menggempur musuh, lakukan dengan gencar seperti
gemuruh
guntur dan sambaran kilat.

20. Ketika menguras atau menjarah kekayaan di desa,


kota-kota kecil, dan kota besar bagilah harta jarahan
33
itu dengan pasukan. Dan pada waktu menduduki
wilayah-wilayah taklukan bagilah jarahan dengan para jenderal yang
telah memberikan kontribusi besar
dalam penaklukan tersebut.

21. Pertimbangkan dan pikirkan semua ini dengan seksama


sebelum Anda memutuskan untuk bertindak.

22. Dia yang telah mempelajari seni taktik atau tipu daya
sebelumnya, akan mampu menaklukkan lawan. Dan
itulah yang disebut dengan seni bermanuver.

23. Buku Army Management mengatakan bahwa di medan pertempuran,


bahasa atau perintah lisan
tidak bisa menjangkau jarak yang cukup jauh. Karena itu, canang dan
genderang menjadi sarana untuk memberikan instruksi. Demikian pula
halnya dengan objek-objek biasa, tidak bisa dilihat dengan cukup jelas.
Karena itu, panji dan bendera digunakan sebagai
sarana yang bisa dilihat.

24. Canang dan genderang, panji dan bendera, adalah sarana untuk
menarik perhatian para prajurit dan memusatkan gerakan mereka pada
sasaran tertentu.
25. Begitu pasukan bersatu sebagai satu kesatuan unit, adalah mustahil
bagi prajurit paling berani sekalipun untuk bergerak maju sendiri atau
prajurit pengecut untuk mundur sendiri. Ini adalah seni memimpin
pasukan yang terdiri dari sejumlah besar prajurit.

26. Pada pertempuran yang dilakukan malam hari, gunakan obor dan
genderang sebagai tanda atau
isyarat; dan jika bertempur pada siang hari gunakan lebih banyak
bendera dan panji. Semua peralatan ini merupakan sarana untuk

34
memengaruhi indra pendengaran dan penglihatan dari para prajurit
Anda.

27. Seluruh pasukan bisa saja dirampas semangat juang nya dan seorang
panglima bisa saja dikuras
pemikirannya.

28. Pada awal pertempuran (pada pagi hari) semangat juang pasukan
sangat tinggi; menjelang siang (selama pertempuran berlangsung)
semangat mereka mulai menurun; dan menjelang senja (ketika
pertempuran akan berakhir) yang ada dalam pikiran para prajurit
hanya keinginan untuk kembali ke markas.

29. Karena itu, seorang jenderal yang cerdas, menghindari pasukan musuh
ketika semangat juang
mereka sedang menggebu-gebu; sebaliknya, dia akan menyerang
mereka pada saat semangat juangnya menurun dan mereka mulai
merasa rindu kembali ke markas mereka. Ini adalah seni mempelajari
semangat juang.
30. Tetaplah disiplin dan tenang untuk menghadapi kekacau-balauan dan
kericuhan di dalam pasukan
musuh. Ini adalah seni pengendalian diri.

31. Berusahalah untuk mengambil posisi di medan pertempuran untuk


menghadapi musuh yang datang
dari jauh; beristirahatlah dan pulihkan tenaga ketika
musuh masih kelelahan dan terkuras tenaganya; gunakan pasukan yang
tercukupi makanannya untuk menghadapi musuh yang kekurangan
makanan atau perbekalan. Ini merupakan seni mengendalikan ke-
kuatan seseorang.

32. Jangan menghadapi musuh yang mendekat dengan barisan beserta


bendera dan panji-panji yang tersusun rapih, dan jangan menyerang

35
musuh yang ada dalam formasi yang solid dan teratur. Ini adalah seni
mempelajari faktor perubahan atau kondisi
lingkungan.

33. Ada sebuah aksioma dalam bidang militer untuk tidak menghadapi
musuh yang berada di tempat tinggi, juga tidak menghadapi mereka
saat sedang menuruni
bukit.

34. Jangan menyerang musuh yang berpura-pura


mundur dalam keputus-asaan; dan jangan menyerang prajurit yang
memiliki keterampilan dan ketangkasan
bertempur.

35. Jangan termakan umpan yang diberikan oleh musuh dan jangan
mencegat musuh yang telah kembali ke markasnya.
36. Jika Anda mengepung sebuah pesukan musuh, beri-
kan celah agar dia meloloskan diri, dan jangan terlalu gencar mengejar
musuh yang putus asa atau terlepas
dari pasukan induknya.

37. Semua ini merupakan seni berperang.***

36
Sun Tsu.Orang yang

dipercaya sebagai penggagas seni perang

8 Aneka Taktik Perang


1. Sun Tzu mengatakan bahwa dalam sebuah perang, jenderal mendapat
perintah dari pengusa, merekrut dan mengumpulkan pasukannya, serta
memobilisasi
kekuatannya.

2. Jangan berkemah ketika berada di negara yang berbahaya. Di negara


tempat medan pertempuran begitu terpusat, berusahalah untuk bahu-
membahu dengan para sekutu Anda. Jangan bertahan di posisi yang
berbahaya. Ketika berada di medan pertempuran yang sempit, Anda
37
harus merancang strategi. Saat berada di posisi mematikan, Anda harus
bertempur
dengan sekuat tenaga.

3. Ada jalan-jalan atau rute yang tidak boleh dilalui, pasukan-pasukan


yang tidak boleh diserang, kotakota yang tidak boleh diserbu, medan
yang tidak boleh dihadapi, serta perintah-perintah penguasa
yang tidak harus dipatuhi.
4. Seorang jenderal yang memahami keuntungankeuntungan yang
didapatkan dengan menggunakan berbagai macam taktik, tahu
bagaiman cara
memimpin para prajuritnya.

5. Namun, jenderal yang tidak menegetahui hal ini, tetapi mungkin


mengetahui dengan baik konfigurasi
negaranya, belum tentu mampu menerapkan
pengetahuannya ke dalam pertimbangan praktis.

6. Karena itu, dalam komando militer, jika seorang jenderal tidak dapat
menguasai variasi perencanaan, meskipun dia telah memahami lima
pertimbangan strategis, dia tetap tidak akan mampu memimpin
dan menempatkan pasukannya dan mencapai
kemenangan maksimal.

7. Karena itu, dalam rencana seorang pemimpin yang bijak,


pertimbangan mengenai keuntungan dan
kerugian tidak bisa dilepas-pisahkan.

8. Jika ekspektasi kita terhadap keuntungan diwujudkan


dengan keras melalui jalan seperti ini, kita bisa berhasil dalam
menyelesaikan bagian esensial dari skema yang
kita miliki.

9. Di sisi lain, jika di tengah kesulitan-kesulitan kita selalu

38
siap meraih keuntungan, maka kita bisa membebaskan
diri kita sendiri dari nasib malang.

10. Taklukkan para panglima musuh dengan melakukan intimidasi


terhadap mereka; ciptakan masalah untuk mereka, dan teruslah
mengusik mereka dengan perlawanan yang konstan; buatlah mereka
tergesa-gesa melakukan serangan dengan memberi
pancingan.

11. Seni perang mengajarkan kita untuk tidak bergantung pada musuh
yang tidak datang menyerang, tetapi pada kesiapan kita sendiri untuk
menyambut
serangan mereka; tidak bergantung pada kegagalan serangan musuh,
tetapi lebih pada kenyataan bahwa
kita menempati posisi yang tidak mudah diserang.

12. Ada lima kesalahan fatal yang bisa membahayakan seorang jenderal,
yaitu (1) kecerobohan yang membuatnya terbunuh; (2) sikap pengecut
yang membuatnya tertangkap; (3) mudah marah sehingga mudah
terpancing; (4) haus akan penghormatan
membuatnya rentan terhadap penghinaan; (5) terlalu berbelas-kasihan
kepada prajuritnya, yang membuat
dia selalu merasa kawatir dan terganggu.

13. Kelima kesalahan ini merupakan kesalahan terbesar yang dilakukan


oleh seorang jenderal da merupakan penyebab berbagai bencana dalam
pelaksanaan
operasi militer.

14. Sebab-sebab kehancuran sebuah pasukan dan kematian seorang


jenderal bisa ditemukan dalam kelima kesalahan fatal ini. Karena itu,
pelajarilah
semuanya dan jadikan mereka sebagai bahan
permenungan. ***
39
9
Pergerakan
Pasukan

1. Sun Tzu mengatakan bahwa kini kita sampai pada persoalan


penempatan (perkemahan) pasukan dan meng amati tanda-tanda yang
bersal dari musuh. Lewatilah daerah pegunungan dengan cepat dan
tetaplah menjaga kedekatan dengan lembah.

2. Berkemalah di tempat tinggi, menghadapi matahari. Jangan mendaki


tempat tertinggi dengan maksud untuk bertempur. Demikianlah halnya
dengan perang
yang terjadi di daerah pegunungan.

3. Setelah menyeberangi sungai, sebisa mungkin


berusaha menjauh dari tepinya.

4. Jika sebuah pasukan menyerang ketika Anda sedang menyeberangi


sebuah sungai, jangan menyerangnya di tengah sungai, sebaliknya,
biarkan setengah dari pasukan musuh menyeberangi sungai lebih
dahulu,
baru kemudian lancarkan serangan Anda.
5. Jika Anda ingin sekali menyerang musuh yang sedang maju
menyerang, jangan pernah menghadapinya di
40
sungai yang harus dia seberangi.

6. Tambatkan perahu perang Anda di tempat yang


lebih tinggi daripada perahu musuh dan menghadap matahari. Jangan
bergerak ke tengah sungai untuk menghadapi musuh. Inilah seni
berperang di daerah
sungai.

7. Saat menyeberangi daerah rawa-rawa dan payaupayau berair asin,


selekas mungkin meninggalkan tempat itu dan jangan berlama-lama di
tempat
seperti itu.

8. Jika Anda harus menyeberangi rawa-rawa dan payaupayau berair asin,


ambillah posisi di tempat-tempat yang penuh dengan rerumputan,
terutama ketika di bagian belakangh Anda adalah hutan. Ini
merupakan prinsip-prinsip menempatkan pasukan di daerah
rawa-rawa dan payau-payau berair asin.

9. Di daerah dataran, duduki posisi yang mudah Anda akses dengan


pasukan di sayap kanan dan belakang, sehingga bahaya hanya datang
dari depan, sedangkan bagian belakang Anda aman. Ini merupakan
prinsip yang harus diperhatikan dalam pertempuran di
dataran yang rata.

10. Ini merupakan empat bagian penting dari pengetahuan militer yang
membuat Kaisar Kuning mampu menaklukkan empat penguasa.
11. Semua pasukan lebih memilih dataran tinggi daripada
dataran rendah, dan medan pertempuran yang terang daripada medan
pertempuran yang gelap
gulita.

12. Jika Anda dan pasukan Anda berhati-hati, serta berkemah di tanah
yang keras dan berlimpah makanan, pasukan tersebut akan bebas dari

41
segala jenis penyakit, dan hal ini akan mendukung
tercapainya kemenangan.

13. Jika Anda berada di daerah perbukitan, duduki tempat yang banyak
cahayanya dengan jurang di sisi kanan belakang Anda. Dengan cara
seperti ini, Anda bisa bertindak demi keuntungan para prajurit Anda
sekaligus memanfaatkan keuntungan dari kondisi
alam yang ada.

14. Jika terjadi hujan lebat di bagian hulu, sungai yang Anda harapkan
mengalir tenang menjadi keruh dan berbuih, Anda harus menunggu
sampai alirannya
kembali tenang.

15. Wilayah yang ada jurang-jurang terjal dengan air yang mengalir di
antaranya, sumur alam, penjara alam, jaring, jebakan, dan celah alam,
sebaiknya segera
ditinggalkan dan jangan coba didekati lagi.

16. Ketika berusaha menjauhi tempat itu, kita buat agar musuh kita malah
mendekatinya. Sementara itu,
sambil menghadapi tempat seperti itu, kita sebaiknya membiarkan
musuh berada di baliknya.
17. Jika tempat di sekitar kemah Anda terdapat daerah berbukit, kolam-
kolam yang ditutupi rerumputan air dan alang-alang, payau-payau,
pegunungan berhutan, serta daerah dengan semak belukar dan
tumbuhan yang lebat, semuanya harus dilewati dan diselidiki secara
saksama. Karena daerah-daerah semacam itu sering kali memiliki
banyak jebakan yang dipasang musuh atau menjadi tempat
persembunyian mata-
mata mereka.

42
18. Jika musuh sudah berada pada jarak dekat, tetapi masih tenang-tenang
saja, berarti dia masih bergantung pada kekuatan alam karena
menempati
posisi yang strategis.

19. Jika dia tidak bisa tenang dan memancing Anda untuk terjun ke medan
pertempuran, berarti dia masih
menginginkan satu tempat lain untuk diserangnya.

20. Jika perkemahan pasukan musuh mudah diakses, berarti dia sedang
memberi umpan dan memancing Anda.

21. Pergerakan yang tampak di pepohonan di tengah hutan menunjukkan


bahwa musuh tengah bergerak
maju. Dan jika terdapat sejumlah rintangan di tengah padang rumput,
berarti musuh ingin membuat Anda
waspada.

22. Jika banyak burung tiba-tiba terbang, pertanda ada sebuah jebakan di
dekat tempat Anda. Binatangbinatang yang berlarian dari hutan
memberi isyarat

kalau serangan mendadak akan segera terjadi.

23. Jika ada debu yang terbang tinggi dalam bentuk gumpalan,
menandakan kalau kereta perang musuh sudah bergerak. Jika debu itu
tidak melambung tinggi tetapi menyebar ke seluruh arena yang luas,
menandakan pasukan infanteri musuh sudah mendekat. Jika debu itu
tersebar ke arah yang berbeda, menunjukkan bahwa pasukan musuh
sedang mencari dan mengumpulkan kayu bakar. Jika debu naik dan
sesekali mengendap dalam gundukangundukan kecil, artinya musuh
tengah mendirikan
kemah.

43
24. Kata-kata merendah dan persiapan-persiapan yang terus meningkat
adalah pertanda kalau musuh sedang bersiap untuk menyerang.
Sebaliknya, ancaman dan agresif seolah-olah hendak menyerang
merupakan
pertanda bahwa musuh akan mundur.

25. Jika kereta-kereta perang datang pertama dan mengambil posisi di


kedua sayap, tandanya musuh
tengah mempersiapkan formasi tempur.

26. Keinginan untuk berdamai yang tidak disertai dengan


perjanjian atau kesepakatan hanyalah sebuah siasat.

27. Jika banyak prajurit bergerak dan mengambil posisi di bagian sayap,
mengindikasikan momen genting
telah tiba.
28. Jika sebagian pasukan bergerak maju, tetapi sebagian
lainnya bergerak mundur, adalah umpan untuk
memancing Anda.

29. Jika para prajurit musuh bersandar di tombak atau senjata mereka,
berarti mereka tengah kelaparan
dan mendambakan makanan.

30. Jika para prajurit yang ditugaskan untuk mengambil air dan mulai
meminum lebih dahulu, berarti para
prajurit tengah menderita kehausan.

31. Jika musuh melihat suatu keuntungan yang bisa


digapai, tetapi tidak berusaha untuk mendapatkanya,
berarti mereka sudah kehabisan tenaga.

32. Jika burung-burung berkumpul di sekitar tempat perkemahan musuh,


berarti tempat itu sudah kosong. Jika para prajurit musuh berteriak
pada malam hari, berarti mereka sedang mengalami ketakutan yang
44
hebat.

33. Jika perkemahan musuh tidak teratur dan berantakan, berarti otoritas
jenderalnya lemah. Jika panji-panji dan
bendera-bendera sering berpindah-pindah, berarti musuh tengah
kebingungan dan kacau. Jika para perwira marah, berarti mereka lelah
dan membenci
tanggung jawab mereka.

34. Ketika suatu pasukan memberi makan kuda mereka dengan rumput
yang segar dan membunuh ternak mereka untuk makanan, dan
peralatan dapur mereka diletakkan di tempat yang jauh dari tungku di
perkemahan, berarti mereka tidak akan kembali ke perkemahan
mereka; sehingga anda bisa mengetahui
kalau musuh pasti akan bertempur sampai mati.

35. Jika sekelompok kecil prajurit berbisik-bisik


atau
berbicara pelan-pelan dengan nada rendah,
menunjukkan tidak adanya ikatan di antara mereka.

36. Terlampau sering memberikan hadiah menandakan bahwa musuh


sudah kehabisan sumber dayanya; dan terlalu sering memberi
hukuman menunjukkan sang
jenderal tengah berada dalam kegelisahan besar.

37. Jenderal yang mula-mula kejam dan tegas, tetapi


kemudian takut pada jumlah pasukan musuh,
menunjukkan bahwa jenderal tersebut sangat tidak
cerdas.

38. Jika utusan musuh datang dengan selaksa pujian,


berarti musuh menghendaki gencatan senjata.

45
39. Jika musuh menyerang dengan gusar dan tetap menghadapi pasukan
kita untuk jangka waktu yang panjang tanpa terlibat dalam
pertempuran atau mengudurkan diri, sebaiknya harus waspada dan
terus memperhatikan perilaku mereka.

40. Jika jumlah prajurit Anda tidak lebih banyak daripada jumlah pasukan
musuh, tidak jadi masalah; hal itu hanya berarti tidak akan ada
serangan langsung yang bisa dilakukan. Apa yang bisa Anda lakukan
adalah memobilisasi semua kekuatan yang ada, tetap

memerhatikan gerakan musuh, dan mendapatkan


bantuan.

41. Siapa yang tidak memiliki pandangan ke depan dan menganggap


enteng lawannya pasti akan
tertangkap.

42. Jika prajurit dihukum sebelum mereka menunjukkan kesetiaanya,


mereka akan memberontak; dan selain tidak mau patuh, secara praktis
mereka juga tidak berguna. Jika kesetian prajurit sudah ada dalam
genggaman Anda, tetapi hukuman tidak dijalankan,
pasukan seperti itu juga tidak akan berguna.

43. Karena itu, para prajurit harus tetap diperlakukan secara manusiawi,
tetapi dikendalikan dengan disiplin
baja. Inilah jalan pasti untuk meraih kemenangan.

44. Jika dalam pelatihan prajurit, pemimpinnya biasa teratur, pasukan


yang dilatihnya akan selalu menghayati kedisiplinan. Sebaliknya, jika
tidak,
kedisiplinan mereka akan buruk.

45. Jika seorang jenderal menunjukkan keyakinan kepada para prajuritnya,


tetapi selalu menegaskan agar
instruksinya selalu dipatuhi, kesuksesan akan bersifat timbal balik.***
46
10
Dataran

1. Sun Tzu mengatakan bahwa kita dapat membedakan


enam jenis dataran, yaitu (1) medan komunikatif, (2) medan jebakan,
(3) medan netral, (4) medan yang menyempit, (5) medan kunci, dan
(6) medan yang
berada jauh dari musuh.

2. Wilayah yang mudah dimasuki oleh kita dan musuh


dianggap sebagai medan komunikatif.

3. Di medan komunikatif, prioritas saya adalah menduduki posisi tinggi


dan bermandikan sinar matahari yang nyaman serta menguntungkan
untuk mengawasi rute pasokan makanan dan ransum. Dengan cara ini,
berbagai keuntungan dalam peperangan diperoleh.

4. Suatu daerah yang mudah dimasuki, tetapi sulit untuk


mundur darinya disebut dengan medan jebakan.

5. Di medan jebakan, jika musuh tidak memiliki persiapan yang baik


dalam pertahanan, Anda dapat melancarkan serangan dan berhasil
menangkap musuh. Namun,
jika musuh sangat siap dan serangan itu gagal, Anda berada dalam
kesulitan untuk mundur, sehingga
berada dalam situasi yang tidak menguntungkan.
47
6. Suatu daerah yang tidak menguntungkan untuk
diduduki kedua pihak disebut dengan medan netral.

7. Di suatu medan netral, jika musuh melemparkan umpan, seseorang


tidak boleh mengambilnya
atau melancarkan serangan. Sebaliknya, seseorang harus berpura-pura
mundur yang pada gilirannya memancing musuh agar keluar. Ketika
setengah pasukannya telah ditarik, ini merupakan saat yang
tepat untuk melancarkan serangan.

8. Jika musuh lebih dahulu menduduki medan yang menyempit dan telah
membentengi pintu-pintu masuk strategis, hendaklah Anda menahan
diri dan
tidak menyerangnya terlebih dulu.

9. Di medan pertempuran, pasukan Anda harus benar-


benar terbentengi, dan seranglah hanya di jalan-jalan masuk strategis
jika jalan-jalan itu lemah dan tidak
terbentengi.

10. Duduki terlebih dahulu medan kunci, kemudian


ber kemahlah di tempat yang lebih tinggi dan lebih banyak sinar
matahari untuk menanti kedatangan
musuh.

11. Jika musuh menduduki medan kunci terlebih dahulu, dia harus
dipancing agar keluar. Seseorang tidak
boleh mengikuti (untuk menyerang dia).
12. Di medan yang jauh, jika kedua pasukan sama kuat, akan sulit bagi
pihak yang satu untuk memancing yang lain masuk ke dalam medan
pertempuran
karena tidak ada keuntungan yang dapat diperoleh
dalam pertempuran langsung.

48
13. Hukum alam dari dataran mendasari keenam jenis medan ini.
Tanggung jawab seorang jenderal adalah mempelajari dan memeriksa
sifat dataran secara
menyeluruh.

14. Suatu pasukan mungkin akan mengalami kegagalan disebabkan oleh


enam hal yang sering terjadi yang merupakan kelemahan jenderal dan
tidak
disebabkan oleh faktor alam, yakni (1) pelarian diri, (2) ketidaktaatan,
(3) keruntuhan, (4) kehancuran, (5) ketidaktertiban, (6) gerakan
mundur dalam kekacau-
balauan.

15. Bahkan, ketika semua kondisi dan karateristik lainnya seimbang, jika
suatu pasukan bersikeras menyerang pasukan musuh yang prajuritnya
sepuluh kali lipat
ukurannya, hasilnya adalah pelarian diri.

16. Jika para prajurit kuat dan berani sedangkan para perwiranya lemah
dan pengecut, hasilnya adalah ketidaktaatan. Jika para perwira kuat
dan berani, tetapi para prajurit lemah dan takut, hasilnya adalah
keruntuhan.

17. Jika para perwira senior marah dan tidak taat akibat
kegagalan jenderal untuk mengakui kemampuan
mereka dan mereka bertempur melawan musuh dengan semangat
kemarahan dan bertindak
sesuai dengan kehendak sendiri, hasilnya adalah
kehancuran.

18. Jika jenderal lemah dan kurang disiplin, ketika segala perintah dan
instruksinya tidak bijaksana, ketika para perwira dan prajuritnya tidak

49
memiliki garis tanggung jawab yang jelas, dan ketika struktur
komando dan formasi membingungkan, akibatnya
adalah ketidaktertiban.

19. Jika jenderal tidak mampu menilai sifat musuh, membiarkan suatu
pasukan yang lebih kecil menye rang pasukan yang lebih besar,
mengadu kelemahannya dengan kekuatan musuh dan tidak
memiliki pasukan elit di bagian depan, hasilnya adalah
gerakan mundur dalam kekacau-balauan.

20. Keenam keadaan di atas merupakan


penyebab
kekalahan yang pasti dan ini merupakan tanggung jawab terbesar
seorang jenderal dalam mempelajari
keadaan secara menyeluruh.

21. Keuntungan-keuntungan dari dataran dimanfaatkan


untuk melengkapi penempatan pasukan, sang
jenderal harus menilai musuh agar dapat menjamin kemenangan. Dia
harus menentukan sifat dataran untuk memahami berbagai bahaya,
jarak, lingkup, dan cakupan penggunaannya dalam pertempuran. Itu
adalah tanggung jawab moral dari panglima
tertinggi.
22. Dia yang mengetahui semua faktor ini dan jika semua faktor ini
diterapkan, dia akan menang dalam pertempuran. Dia yang tidak
mengetahui semua
faktor ini dan juga tidak menerapkan semua itu, akan
dikalahkan dalam pertempuran.

23. Jika penilaian mengenai suatu pertempuran adalah kemenangan yang


sudah pasti, sang jenderal harus masuk dalam pertempuran, meskipun
hal itu tidak ada dalam aturan yang berlaku. Sebaliknya, jika penilaian
mengenai keadaan pertempuran adalah kekalahan

50
yang sudah pasti, sorang jenderal tidak boleh masuk ke dalam
pertempuran meskipun hal itu terdapat
dalam aturan yang berlaku.

24. Jadi, jenderal yang setia mampu maju dalam pertempuran tanpa
berpikir untuk mengejar ke-
mashuran dan kemuliaan pribadi. Dia mundur tanpa takut mendapat
hukuman dan perhatiannya selalu terarah untuk melindungi
kemakmuran rakyat dan menegakkan kepentingan penguasa. Dia
adalah
seseorang yang memiliki bakat berharga yang disukai
bangsanya.

25. Jika seorang jenderal memandang pasukannya


bagaikan bayi, mereka akan bersedia mengikutinya melewati berbagai
ancaman terbesar dan bahaya terberat. Jika seorang jenderal
memperlakukan pesukannya seperti anak kesayangannya, mereka
akan bersedia mendukung dan mati bersamanya.
26. Sebuah pasukan mungkin terlalu dimanja sehingga
tidak bisa berguna, terlalu dicintai sehingga tidak bisa diperintah, dan
begitu tidak tertib sehingga tidak bisa disiplin. Pasukan seperti ini
bagaikan sekelompok
orang yang manja dan sombong, serta tidak dapat
ditempatkan.

27. Jika saya tahu bahwa pasukan saya mampu menyerang musuh, tetapi
tidak tahu bahwa musuh tidak bisa diserang, berarti peluang untuk
menang hanya
setengah.

28. Jika musuh rentan terhadap serangan, tetapi saya


tidak sadar bahwa pasukan saya tidak mampu menangani tugas itu,
berarti peluang kemenangan

51
hanya setengah.

29. Dalam pertempuran, saya mungkin tahu bahwa musuh rentan terhadap
serangan dan pasukan saya mampu menyerang. Namun, jika saya tahu
bahwa dataran tidak menguntungkan dalam melakukan serangan yang
semacam itu, berarti peluang kemenangan
hanya setengah.

30. Jadi, dia yang ahli dalam peperangan tidak pernah dibingungkan atau
salah jalan dan menempatkan pasukannya untuk bertempur. Jika dia
melancarkan suatu operasi militer, dia tidak pernah kehabisan
strategi atau rencana.

31. Jadi bisa dikatakan, kenali musuh Anda, kenali diri Anda sendiri, dan
kemenangan Anda tidak akan terancam; kenali cuaca, kenali dataran,
maka kemenangan Anda

menjadi tidak terbatas. ***

52
53
11 9 Medan
Pertempuran
1. Sin Tzu mengatakan bahwa dalam seni berperang terdapat sembilan
jenis medan pertempuran, yakni (1) medan yang menyebar, (2) medan
perbatasan, (3) medan kunci, (4) medan komunikatif, (5) medan fokus,
(6) medan serius, (7) medan berbahaya, (8) medan
yang menyempit, dan (9) medan kematian.

2. Ketika berbagai panglima perang bertarung untuk menduduki wilayah


yang sama, wilayah itu dianggap
sebagai medan yang menyebar.

3. Ketika sebuah pasukan baru saja membuat suatu terobosan dangkal ke


dalam wilayah musuh, pasukan
itu dianggap berada di medan perbatasan.

4. Sebuah dataran yang sama-sama menguntungkan


bagi saya dan pihak lain untuk diduduki dianggap
sebagai medan kunci.

5. Suatu daerah yang mudah dimasuki baik oleh kita


maupun musuh dianggap sebagai medan komunikatif.
6. Jika suatu wilayah dikepung oleh tiga negara lain, dan jika perampasan
oleh salah satu negara sangat penting bagi penentuan keunggulan atas
negara
sisanya, wialayah itu dianggap sebagai medan fokus.

7. Jika sebuah pasukan menerobos jauh ke


dalam

54
wilayah musuh, dengan meninggalkan di belakangnya banyak kota
besar dan kota kecil yang berbahaya dan dikelilingi benteng, pasukan
itu dianggap berada di
medan serius.

8. Jika suatu pasukan sedang bergerak di sepanjang gunung berhutan,


jalan berbahaya di pegunungan, rawa-rawa, payau-payau, jalur, dan
jalan yang sulit,
pasukan itu dianggap berada di medan berbahaya.

9. Suatu daerah yang hanya dapat dicapai melalui jalan masuk yang
sempit, yang memungkinkan gerakan mundur hanya melalui jalur yang
berbahaya dan
berkelok-kelok dan sebuah pasukan kecil musuh sudah cukup untuk
menyerang pasukan Anda yang lebih
besar, digolongkan sebagai medan yang menyempit.

10. Suatu wilayah ketika orang hanya dapat bertahan hidup melalui
pertempuran yang tak kenal takut dan pasti akan sirna jika dia tidak
bertarung mati-matian
disebut dengan medan kematian.

11. Karena itu, jika berada di medan yang menyebar, jangan telibat dalam
pertempuran. Ketika berada di medan perbatasan jangan menghentikan
gerak maju pasukan dan ketika musuh menduduki medan kunci
jangan lancarkan serangan.
12. Ketika berada di medan komunikatif, pastikan bahwa pasukan Anda
tidak terpisah. Ketika berada di medan fokus, Anda harus berupaya
untuk bersahabat dan
bersekutu dengan negara-negara tetangga.

13. Ketika berada di medan serius, jarahlah pasokan dan


sumber daya musuh dan ketika berada di medan
berbahaya percepatlah gerakan musuh.
55
14. Ketika berada di medan yang menyempit, buatlah rencana dan
susunlah strategi dan ketika berada di
medan kematian bertarunglah mati-matian.

15. Dikatakan bahwa para ahli strategi militer pada masa lampau mampu
memastikan bahwa pasukan
musuh di barisan depan dan belakang; tidak dapat saling memperkuat
tepat pada waktunya; mereka memastikan bahwa pasukan-pasukan
musuh yang lebih besar dan kecil tidak akan mampu mendukung atau
saling mengandalkan. Mereka memastikan bahwa para musuh tidak
akan mampu untuk saling meyelamatkan, juga para komando dan
perintah musuh dari atas ke bawah tidak akan diterima atau
ditaati.

16. Ketika mereka berhasil berkumpul bersama, mereka tidak dapat


menyusun dan memiliki pasukan yang
lengkap dan tertib.

17. Bergeraklah hanya jika terdapat keuntungan untuk diraih dan


berhentilah ketika tidak ada keuntungan
yang bisa diraih.
18. Jika saya ditanya, “Apa yang dapat Anda lakukan terhadap musuh
yang sedang mendekat dengan
jumlah lebih banyak, lebih tertib, dan terpimpin baik?” Saya akan
menjawab, “Jadilah orang pertama yang menangkap sesuatu yang
paling dihargai oleh musuh sehingga dia akan mengabulkan segala
tuntutan Anda.”

19. Kecepatan adalah inti dalam penggunaan dan penempatan pasukan


dalam perang, manfaatkanlah ketidaksiapan musuh dan berjalanlah di
jalan-jalan yang dia tidak pedulikan, serta seranglah di tempat
yang tidak pernah disangka oleh musuh.

56
20. Prinsip-prinsip yang mengatur pasukan penyerang adalah ketika Anda
telah menembus jauh ke wilayah musuh, pasukan Anda harus sangat
terfokus dan terpusat sehingga musuh tidak mampu mengalahkan
Anda.

21. Anda harus mampu menjarah dan hidup dari sumber daya musuh
sehingga pasukan Anda akan
mendapatkan pasokan makanan yang cukup.

22. Kenyangkan dan peliharalah pasukan secara bijaksana dan jangan


melelahkan mereka jika tidak perlu. Satukan jiwa dan semangat juang
pasukan, serta pertahankan dan himpunlah kemampuan termpur
mereka yang luar biasa. Ketika tiba saatnya untuk menempatkan
prajurit, gunakan berbagai strategi
dan rencana yang berada di luar perkiraan musuh.
23. Tempatkan pasukan Anda dalam berbagai posisi yang membuat
mereka tidak bisa melarikan diri sehingga mereka akan bertarung mati-
matian tanpa berpikir untuk melarikan diri. Mereka tidak takut
menghadapi kematian, para perwira dan prajurit akan memberikan
kemampuan mereka yang terbaik
dalam pertempuran.

24. Ketika pasukan terjebak dalam keadaan yang


berbahaya dan sangat sulit, mereka akan kehilangan rasa takut mereka.
Ketika mereka tidak ada tempat lain untuk melarikan diri, mereka akan
menjadi teguh dan ulet dalam semangat tempur mereka. Jika mereka
menembus jauh ke dalam wilayah musuh, mereka akan sangat berhati-
hati dalam bertindak. Dan, ketika tidak ada pilihan lain yang tersisa,
mereka
akan bertarung tanpa rasa takut.

57
25. Jadi, pasukan ini tidak memerlukan instruksi agar tetap waspada dan
siaga untuk bertempur; tidak perlu diminta melakukan apa yang
diharapkan dari mereka; tidak ada disiplin yang dibutuhkan untuk
memperoleh kedekatan hubungan dan dukungan mereka; dan tidak ada
perintah yang dibutuhkan untuk memperoleh kepercayaan dan
kebergantungan
mereka.

26. Pasukan seperti ini melarang praktik takhayul dan menyingkirkan


keraguan serta kabar burung, dan dengan demikian membuatnya
mampu menghadapi
kematian tanpa rasa takut.
27. Para perwira dan prajurit kita tidak memiliki jalan
masuk menuju kekayaan, bukan karena mereka membenci
penimbunan harta milik berupa materi, dan mereka tidak takut
kehilangan hidup mereka bukan karena mereka tidak menginginkan
umur yang
panjang.

28. Pada hari ketika perintah untuk berperang dikeluarkan,


pasukan itu akan menangis, mereka yang sedang duduk akan
mengucurkan air mata, serta ingus akan membasahi pakaian mereka
dan mereka yang sedang berbaring akan mengucurkan air mata yang
akan
turun ke pipi. Namun, ketika dilemparkan dalam posisi tidak ada jalan
keluar, mereka akan memperlihatkan
keberanian Chu atau Kuei yang tanpa rasa takut.

29. Jadi, pasukan yang ahli dalam peperangan dapat disamakan dengan
ular shuai-jan. Shuai-jan adalah seekor ular yang ditemukan di Gunung
Cung. Jika Anda menyerangnya, ekornya akan menyerang Anda; jika

58
Anda menyerang ekornya, kepalanya akan menyerang Anda; dan jika
Anda menyerang badannya,
kepala dan ekornya akan menyerang Anda.

30. Jika saya ditanya, “Dapatkah prajurit memiliki kemampuan yang sama
dengan Shuai-jan?” Saya akan menjawab, “Ya.” Dikatakan bahwa
rakyat dan para prajurit Kerajaan Wu dan Yueh sangat membenci
satu sama lain, tetapi jika mereka ditempatkan dalam perahu yang
sama dan menghadapi angin yang kuat dan mengancam, mereka akan
bekerja sama dan saling membantu seperti tangan kiri dan tangan

kanan.

31. Jadi, tidaklah cukup untuk bergantung pada tindakan


mengikat kuda dan mengubur roda-roda kereta perang sebagai alat
untuk mengendalikan pasukan
itu.

32. Pemastian bahwa pasukan-pasukan itu menyatu bagaikan satu tubuh


dan berani itu bergantung
kepada pemerintah dan organisasi dari pasukan itu.

33. Penempatan yang efektif baik bagi pasukan yang kuat


maupun yang lemah tergantung pada pemahaman
dan pemanfaatan dataran.

34. Jadi, seorang ahli perang memimpin


pasukannya
seolah-olah dia sedang memimpin satu orang saja, ini
tidak terhindarkan.

35. Seni menjadi seorang jenderal adalah berpikir dengan tenang dan
serius; sukar dimengerti dan menyeluruh dalam menyusun strategi;
serta ketat, adil, dan tidak
berat sebelah dalam mengelola urusan militer.

59
36. Dia harus mampu menjaga informasi agar tidak
diketahui oleh para perwira dan prajuritnya sehingga
mereka tidak akan mengetahui rencananya.

37. Dia mengubah metodenya dalam melakukan banyak hal dan


mengubah strateginya sehingga tak seorang pun dapat memahami dan
mengetahui rencananya, serta siasatnya. Dia mengubah lokasi
perkemahannya
dan melakukan perjalanan melalui rute yang tidak disangka-sangka
sehingga tak seorang pun dapat
menebak motifnya.

38. Pada saat kritis, sang jenderal yang sedang menjalankan


misi militer khusus adalah seperti seorang yang memimpin orang-
orangnya untuk mendaki tempat yang tinggi dan mampu
menyingkirkan tangga yang
membawa mereka naik.

39. Dia akan memimpin pasukannya jauh ke dalam wilayah musuh yang
berbahaya dan kemudian mengungkapkan niatnya, yang sesungguhnya
setelah membakar perahu dan memecahkan belanga untuk memasak.
Dia akan memimpin pasukan seperti sekawanan domba,
mengembalakan mereka ke satu arah, lalu mengalihkan kembali ke
arah lain tanpa
mereka pahami apa yang sedang dia lakukan.

40. Memimpin semua divisi pasukan dan menghadapkan mereka pada


bahaya besar, itulah yang diharapkan
untuk dilakukan oleh seorang jenderal.

41. Variasi dan perubahan dari berbagai jenis medan, berbagai keuntungan
yang terkait, dengan tindakan bertahan dan menyerang, serta
pemahaman atas sifat dasar manusia merupakan aspek penting yang
dipelajari dengan cermat.
60
42. Prinsip yang mengatur pendudukan atas wilayah musuh adalah ketika
suaru pasukan menerobos jauh ke dalam wilayah musuh; pasukan itu
akan lebih terfokus dan bersatu dalam pertempuran; ketika pasukan itu
menerobos tidak begitu jauh, semangat
tempurnya cenderung terancam dan mencair.

43. Ketika pasukan itu meninggalkan negerinya dan menyebrangi


perbatasan menuju negara lain untuk bertempur, pasukan itu berada di
medan terisolasi. Jika suatu daerah sangat mudah dicapai dan
komunikatif bagi semua pihak, itu adalah medan
fokus.

44. Ketika suatu pasukan menerobos jauh ke dalam wilayah musuh,


pasukan itu berada di dalam medan serius. Ketika suatu pasukan tidak
jauh menerobos ke dalam wilayah musuh, mereka berada di medan
perbatasan.

45. Jika daerah yang dekat dengan barisan belakang sangat berbahaya dan
daerah depannya sangat sempit, medan itu adalah medan yang
menyempit. Suatu daerah yang tidak memiliki jalan untuk
meloloskan diri disebut dengan medan kematian.

46. Karena itu, di medan yang menyebar, saya harus menyatukan


kebulatan tekat pasukan. Di medan perbatasan, saya harus tetap
menjaga agar para
pasukan tetap berhubungan erat.

47. Ketika menghadapi medan kunci, saya harus cepatcepat membawa


pasukan untuk maju mendudukinya
sebelum musuh melakukan hal itu.
48. Di medan komunikatif, saya harus waspada dalam bertahan. Di medan
fokus, saya harus memperkuat
persekutuan dengan negara-negara tetangga.

61
49. Di medan serius, saya harus terus-menerus memastikan pasokan
makanan dan perbekalan. Di medan berbahaya, saya harus mendorong
pasukan saya untuk
maju dengan cepat dalam rangka melewatinya.

50. Di medan yang menyempit, saya harus mengunci jalan masuk dan
keluarnya. Dan di medan kematian,
saya harus bertarung seolah tidak ingin hidup.

51. Sudah merupakan sifat intuitif dari para prajurit untuk melawan ketika
mereka dikepung, bertarung
sampai mati ketika mereka tidak memiliki pilihan lain, dan patuh
ketika mereka berada pada situasi yang
sangat berbahaya.

52. Jadi, jika segala siasat dan taktik para panglima perang dari negara-
negara tetangga tidak diketahui, seseorang tidak boleh giat menjalin
persekuatuan apa pun dengan mereka. Orang-orang yang tidak
mengetahui kondisi pegunungan berhutan, dataran berbahaya dari
jalur-jalur pegunungan, serta sifat berbahaya rawa-rawa dan payau-
payau, tidak akan mampu menggerakkan pasukan. Dan orang-orang
yang tidak menggunakan pemandu lokal tidak akan
mampu meraih segala manfaat dataran.

53. Jika seseorang gagal memahami dan memanfaatkan,


bahkan salah saru dari sembilan jenis medan itu, orang
itu tidak dapat mengaku sebagai panglima tertinggi
dari suatu pasukan penakluk.

54. Ketika seorang panglima perang menyerang suatu negara yang besar,
dia akan memastikan musuh tidak akan dapat mengumpulkan semua
kekuatannya untuk melawan pasukannya. Dia akan mengatasi
musuhnya dengan sangat meyakinkan dan membuat negara-
negara lain begitu kagum sehingga tak satu pun dari
62
para sekutu berani bersatu untuk melawannya.

55. Jadi, seorang pemimpin tertinggi tidak harus berjuang


untuk mendapatkan persekutuan dengan negaranegara lain. Dia tidak
harus mengembangkan atau membina kekuatan dengan negara lain.
Sebaliknya, dia mengandalkan kemampuan tertingginya untuk
menguasai musuh guna mencapai segala maksud dan tujuan. Jadi, dia
mampu menaklukkan banyak kota
dan menggulingkan negara musuh-musuhnya.

56. Dalam situasi perang, berikan penghargaan yang berbeda dari


kebiasaan umum dan norma. Laksanakan perintah yang tidak sesuai
dengan hukum dan peraturan yang lazim. Pimpinlah beragam kekuatan
pasukan seolah-olah sedang memberi perintah
kepada satu orang.

57. Perintahkan kepada perwira dan prajurit untuk menjalankan tugas,


tetapi jangan beritahu mereka alasan atau maksudnya. Perintahkanlah
mereka untuk mengejar berbagai keuntungan dan perolehan, tetapi
jangan ungkapkan bahaya yang ada.
58. Tempatkan para perwira dan prajurit ke medan berbahaya, maka
mereka akan berusaha bertahan hidup. Tempatkan para prajurit di
medan kematian,
dan mereka akan berjuang keras untuk hidup.

59. Ketika pasukan itu dilemparkan ke dalam situasi dengan bahaya besar,
mereka mampu mengubah
kekalahan menjadi kemenangan.

60. Jadi, seni peperangan adalah untuk


berpura-pura
menampung berbagai motif dan hasrat musuh.

63
61. Pusatkan kekuatan Anda pada satu poisi musuh. Jadi, meskipun datang
dari jarak ribuan mil Anda masih
dapat membunuh pemimpin musuh.

62. Ini adalah yang dimaksud dengan seni menyelasaikan


tugas secara terampil dan cakap.

63. Ketika tiba waktunya bertempur, tutuplah semua pintu keluar di


perbatasan, batalkan semua izin perjalanan dan jangan biarkan adanya
gerakan dari
para utusan negara-negara lain.

64. Selesaikan dan awasi dengan teliti semua persiapan, rencana, dan
strategi akhir untuk berperang di kuil
para leluhur.

65. Jika musuh memberikan satu celah, masuklah dengan


cepat untuk memanfaatkannya.

66. Cegahlah musuh dengan cara menangkap apa yang sangat mereka
hargai, dan jangan biarkan musuh
mengetahui tanggal serangan.
67. Strategi militer harus disesuaikan dengan keadaan musuh sehingga
berbagai tindakan dan keputusan
dapat ditentukan sesuai dengan hal itu.

68. Jadi, pada permulaam pertempuran berpura-puralah malu seperti


seorang perawan guna memancing musuh memberikan celah; seiring
dengan berlangsungnya pertempuran, hendaklah Anda sama cepatnya
dengan kelinci yang kabur sehingga dapat memanfaatkan
ketidaksiapan musuh. ***

64
12 Menyerang
Menggunakan Api
1. Sun Tzu mengatakan bahwa ada lima cara dalam menggunakan api
untuk menyerang musuh. Cara pertama adalah membakar musuh di
dalam kemah mereka; kedua, membakar pasokan dan perbekalan
musuh; ketiga, membakar peralatan berat militer dan pasokan musuh;
keempat, membakar gudang persenjataan dan gudang musuh; serta
yang kelima
adalah membakar alat transportasi musuh.

2. Untuk melancarkan serangan menggunakan api,


kita harus memiliki faktor-faktor yang diperlukan. Berbagai material
dan peralaan untuk membuat serta
menggunakan api harus selalu tersedia setiap saat.

3. Ada saat yang menguntungkan untuk melancarkan berbagai serangan


menggunakan api dan ada saatsaat yang tepat untuk mulai melakukan
serangan
dengan api.
4. Saat yang paling tepat adalah ketika berada pada cuaca yang kering
dan panas, kecocokan hari mengacu pada lokasi bulan dalam
hubungannya dengan empat posisi bintang-bintang di antara
konstelasi. Keempat posisi bulan dan bintang di antara konstelasi-
konstelasi ini mengisyaratkan hari-hari saat angin kencang akan
tiba.

5. Dalam penyerangan menggunakan api, orang harus menggunakan lima


cara menyerang secara

65
bergantian, tergantung pada keadaan pada saat itu.

6. (1) Ketika api berkobar di perkemahan musuh, bersiaplah untuk


menyerang musuh dengan cepat
dari luar.

7. (2) Ketika api berkobar di dalam perkemahan musuh dan tidak ada
kebingungan atau keributan di antara para prajurit, tunggulah dengan
sabar dan jangan
melakukan serangan dengan buru-buru.

8. (3) Ketika api sedang membakar dengan ganas dengan peluang yang
bisa diraih, lancarkan serangan dengan cepat. Namun, ketika tidak ada
peluang yang dapat
diperoleh dan dimanfaatkan, berhentilah segera.

9. (4) Jika memungkinkan untuk menyulut api dari luar perkemahan


musuh, tidak perlu menunggu api mulai menyala dari dalam
perkemahan musuh, tetapi lakukan serangan ketika tiba pada waktu
dan kesempatan yang tepat.
10. (5) Ketika Anda hendak melakukan serangan menggunakan api,
bakarlah sesuai dengan aliran angin yang bertiup. Jangan menyerang
pada posisi
yang terlindung dari tiupan angin.

11. Jika angin bertiup kencang dan terus-menerus sepanjang hari, angin
cenderung berhenti ketika
malam tiba.

12. Seorang ahli perang harus mengetahui lima metode yang dapat saling
dipertukarkan dalam penyerangan menggunakan api sehingga dapat
direncanakan dan
dipersiapkan kegunaannya dengan kewaspadaan.

13. Jadi, orang yang menggunakan api sebagai sarana


66
untuk melakukan penyerangan adalah orang
yang bijaksana dan cerdas, sedangkan orang yang menggunakan air
sebagai sarana pendukung serangan-
nya adalah orang yang sangat kuat.

14. Air dapat digunakan untuk memutuskan dan


mengisolasi musuh, tetapi tidak dapat digunakan
untuk menghancurkan dan membuat musuh
kehilangan peralatan, perbekalan, dan pasokannya.

15. Yang tidak menyenangkan adalah dalam peperangan orang-orang yang


mampu memenangi pertempuran dan merebut tanah serta kota-kota,
tetapi tidak dapat memanfaatkan perolehan itu secara cepat dan
bijaksana. Hal ini bisa membahayakan kepentingan mereka karena
sama artinya dengan memboroskan
waktu dan sumber daya.
16. Jadi, bisa dikatakan bahwa seorang pemimpin yang tercerahkan inilah
yang memutuskan rencana itu. Sementara itu, jenderal yang cakap
cukup
melaksanakan segala titah sang pemimpin.

17. Bergeraklah hanya ketika ada keuntungan-keuntungan yang dapat


diperoleh, seranglah hanya ketika muncul peluang keberhasilan yang
sudah pasti, dan bertempurlah hanya ketika sudah berada pada posisi
kritis.

18. Seorang jenderal tidak boleh memutuskan melakukan


serangan karena amarahnya.

19. Jika ada keuntungan yang dapat diperoleh, bergeraklah, dan


berhentilah ketika tidak ada keuntungan
yang dapat diperoleh.

67
20. Kemarahan dapat berubah menjadi kebahagiaan, kejengkelan hati
dapat tergantikan dengan
kepuasan.

21. Namun, suatu bangsa yang telah hancur tidak dapat pulihkan kembali,
orang yang telah mati tidak dapat
dibangkitkan kembali.

22. Jadi, seorang penguasa yang tercerahkan selalu bersikap bijaksana


dalam hal-hal yang menyangkut perang dan seorang jenderal yang
cakap harus selalu berhati-hati dan penuh perhatian. Ini adalah cara
untuk memastikan keamanan bagi seluruh bangsa, serta
mempertahankan kekuatan dan keutuhan
pasukan.***

13
Intelijen dan
Spionase

1. Sun Tzu mengatakan bahwa membangun


sebuah
pasukan yang berjumlah 100.000 orang untuk sebuah operasi militer di
tempat yang jauh akan memberikan beban yang berat terhadap

68
pendapatan rakyat. Ini terjadi bersamaan dengan keringnya harta
kekayaan negara yang jumlahnya sama dengan pengeluaran
setiap hari, yakni sekitar 1.000 kepingan perak. Akan ada keributan
dan gangguan besar atas perdamaian di dalam negeri dan luar negeri,
serta orang-orang akan kehabisan tenaga di sepanjang rute pasokan.
Selain itu, akan terjadi gangguan pada pekerjaan, tugas, dan berbagai
profesi yang bisa memengaruhi 700.000 ribu rumah tangga.

2. Dua pasukan yang saling bertempur bisa saja saling memerangi selama
bertahun-tahun untuk mengejar hari akhir kemenangan. Namun, jika
seseorang enggan berpisah dengan kehormatan dan jabatan, uang dan
perak untuk tujuan spionase, serta tidak peduli dengan situasi musuh,
dia sangatlah tidak

berperikemanusiaan.

3. Orang seperti itu tidak bisa menjadi seorang pemimpin atas prajurit,
tidak pernah menjadi seorang asisten yang baik bagi seorang penguasa,
dan tidak pernah
menjadi tuan atas kemenangan-kemenangan.

4. Jadi, penguasa yang tercerahkan dan yang bijaksana


mampu mendapatkan kemenangan-kemenangan
dalam operasi militer mereka dan mencapai berbagai keberhasilan
yang melebihi keberhasilan banyak orang. Alasannya adalah
pengetahuan yang lebih
dahulu diperoleh.

5. Pengetahuan yang lebih dahulu diperoleh ini tidak dapat diperoleh dari
roh, tidak dapat dicapai dengan
membandingkan berbagai peristiwa dan keadaan
yang serupa saat ini atau yang lalu, dan tidak bisa
didapatkan dengan mempelajari ilmu ramalan

69
bintang.

6. Pengetahuan yang lebih dahulu diperoleh ini harus didapatkan dari


orang-orang yang mengetahui
keadaan musuh.

7. Jadi, ada lima jenis agen rahasia atau mata-mata yang dapat
digunakan, yakni (1) agen lokal, (2) agen dalam, (3) agen ganda, (4)
agen celaka, dan (5) agen hidup.

8. Ketika kelima agen ini bekerja secara serentak, berbagai cara operasi
mereka yang rumit akan berada di luar pemahaman musuh. Mereka
seperti taktik yang memiliki sifat ilahi yang dapat dianggap sebagai

harta dan senjata penguasa yang paling berharga.

9. Agen lokal adalah orang-orang biasa yang direkrut dari tanah air
musuh dan digunakan sebagai mata-
mata.

10. Agen dalam adalah para pejabat musuh yang direkrut


dan dipekerjakan.

11. Agen ganda adalah mata-mata musuh yang telah


direkrut untuk bekerja bagi kita.

12. Agen celaka mengacu pada mata-mata kita sendiri yang tidak mampu
menjaga rahasia dan kemudian
secara sengaja diberi informasi palsu agar dibocorkan
pada mata-mata musuh.

13. Agen hidup adalah mata-mata yang telah kembali


dengan selamat dari wilayah musuh dengan
membawa informasi.

14. Jadi, di antara semua hubungan militer, tidak ada satu hubungan pun
yang bisa lebih dekat daripada hubungan yang dipelihara antara para
70
mata-mata dan agen rahasia. Tidak ada hadiah yang lebih besar
daripada hadiah yang diberikan kepada mata-mata dan agen rahasia.
Tidak ada operasi yang lebih besar
daripada operasi menyangkut spionase.

15. Agen rahasia dan mata-mata tidak dapat digunakan oleh orang yang
tidak memiliki kearifan dan ke-
bijaksanaan.
16. Mereka tidak dapat menempatkan dan memanfaatkan
agen rahasia dan mata-mata jika mereka tidak memiliki
kemurahan hati, perhatian, keadilan, dan kesetiaan.

17. Tanpa kecerdasan dan kecermatan pikiran, mereka tidak akan mampu
memahami kebenaran yang terkandung dalam laporan para agen
rahasia dan mata-
mata.

18. Pelik! Rumit! Dan gunakan spionase untuk semua jenis


pekerjaan.

19. Jika kegiatan spionase dan operasi rahasia telah dibocorkan sebelum
pelaksanaannya, para agen yang terlibat dan orang-orang yang mereka
hubungi harus
dibunuh.

20. Mungkin ada pasukan yang ingin Anda serang, kotakota yang ingin
Anda taklukkan, dan orang-orang penting yang ingin Anda bunuh,
adalah sangat penting sebelumnya mengetahui informasi terinci
mengenai berbagai identitas dari korban garnisun, perwira
pembantunya, penasihat tamu, pengawal
dan petugas patroli, serta berbagai jenis pembantu. Agen Anda harus
menyelidiki persoalan ini dengan
sangat terperinci.

71
21. Para agen rahasia musuh yang sedang memata-matai kita harus dicari
dengan giat, gunakan intensif untuk
menyogok, membimbing, dan menasihati mereka, kemudian
memaafkan dan membebaskan mereka.
Jadi, mereka bisa menjadi agen ganda, serta bisa Anda gunakan dan
pekerjakan.

22. Melalui informasi yang diperoleh dari agen ganda inilah situasi musuh
bisa diketahui, serta para agen lokal
dan agen dalam dapat direkrut dan ditempatkan.

23. Melalui informasi yang diperoleh dari para agen ganda inilah kita
mampu menggunakan para agen celaka untuk membawa informasi
yang dibuat-buat
dan palsu kepada musuh.

24. Terakhir, melalui upaya dari para agen ganda inilah agen-agen hidup
kita mampu kembali sesuai dengan jadwal dengan membawa laporan
yang dibutuhkan
mengenai musuh.

25. Namun, untuk mengetahui keadaan dan kondisi musuh, penguasa


harus bergantung pada para agen ganda. Jadi, para agen ganda harus
diperlakukan
dengan murah hati.

26. Pada zaman kuno, bangkitnya Dinasti Shang di atas Dinasti Xia adalah
karena penasihat militernya, Yi Yin, telah menjadi pejabat di Kerajaan
Xia. Demikian pula halnya dengan Dinasti Zhou yang berdiri di atas
Dinasti Yin, disebabkan penasihat militernya, Lu Ya,
pernah bekerja sebagai pejabat di Kerajaan Yin.

27. Karena itu, hanya penguasa yang sudah tercerahkan dan jenderal yang
bijaksana yang bisa memanfaatkan orang-orang yang memiliki tingkat

72
inteligensi yang tinggi dalam pasukannya sebagai mata-mata dan agen
rahasia guna meraih tujuan-tujuan besar. Dan akhirnya, operasi rahasia
dan kegiatan spionase merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
operasi militer. Karena semua perencanaan strategis dan pergerakan
pasukan sangat tergantung pada hasil
pengamatan dan informasi para mata-mata itu.***

Sun Tzu Bingfa. Buku Seni Perang dalam bentuk rangkaian


bilah bambu

73
36
Strategi
84

1 Strategiuntuk
Menang
Strategi 1
Perdaya Langit untuk Melewati Samudera
Bergerak dalam kegelapan dan bayang-bayang, memanfaatkan tempat-
tempat tersembunyi, atau ber-
sembunyi di belakang layar bisa menimbulkan kecurigaan. Untuk
memperlemah pertahanan musuh, Anda harus bertindak di tempat
terbuka, tidak memperlihatkan maksud yang tersembunyi, dan tetap
menjalankan
aktivitas sehari-hari seperti biasa.

Strategi 2
Kepung Wei untuk Menyelamatkan Zhao

Ketika musuh terlalu kuat untuk diserang, seranglah sesuatu yang


berharga yang dimilikinya. Ketahui bahwa musuh tidak selalu kuat pada
semua hal. Entah letaknya di mana, suatu saat pasti ada celah di antara
senjatanya, dan kelemahan itu pasti dapat diserang. Dengan kata lain,
Anda bisa menyerang sesuatu yang berhubungan atau

75
dianggap berharga oleh musuh untuk melemahkannya
secara psikologis.

Strategi 3
Pinjam Tangan untuk Membunuh

Jika kekuatan Anda kecil, serang menggunakan kekuatan pihak lain


(tidak menggunakan kekuatan sendiri). Perdaya
sekutu untuk menyerang musuh, sogok aparat musuh untuk menjadi
pengkhianat, atau gunakan kekuatan
musuh untuk melawan dirinya sendiri.

Strategi 4
Buat Musuh Kelelahan Sambil Menghemat Tenaga

Adalah sebuah keuntungan, merencanakan waktu dan tempat


pertempuran. Dengan cara ini, Anda akan tahu kapan dan di mana
pertempuran akan berlangsung, sedangkan musuh Anda tidak tahu.
Dorong musuh Anda untuk menggunakan tenaga secara sia-sia sambil
mengumpulkan atau menghemat energi Anda. Ketika dia
lelah dan bingung, Anda bisa menyerangnya.

Strategi 5
Rampok Rumah yang Terbakar

Ketika musuh mengalami konflik internal, ketika terjangkit penyakit dan


kelaparan, ketika korupsi dan kejahatan merajalela, musuh tidak akan
bisa menghadapi ancaman

dari luar. Berarti, inilah saatnya untuk menyerang.

Strategi 6

76
Pura-pura Menyerang dari Timur, padahal Serangan Sebenarnya
dari Barat

Pada setiap pertempuran, elemen dari sebuah kejutan bisa menghasilkan


keuntungan ganda. Bahkan, ketika berhadapan langsung dengan musuh,
kejutan masih dapat digunakan dengan melakukan penyerangan saat
mereka lengah. Untuk melakukannya, Anda harus membuat
perkiraan tentang apa yang ada di benak musuh melalui sebuah tipu
daya.***

77
2 Strategi
Berhadapan dengan
Musuh
Strategi 7
Buatlah Sesuatu untuk Hal Kosong

Anda menggunakan tipu daya yang sama dua kali. Setelah breaksi
terhadap tipuan pertama (dan biasanya yang kedua), musuh akan ragu-
ragu untuk bereaksi pada tipuan yang ketiga. Karena itu, tipuan ketiga
adalah serangan sebenarnya untuk menangkap musuh ketika
pertahanannya lemah.

Strategi 8
Secara Rahasia Gunakan Lintasan Chen Chang (Perbaiki Jalan
Utama untuk Mengambil Jalan Lain)

Serang musuh dengan dua kekuatan konvergen. Pertama, serangan


langsung, sesuatu yang sangat jelas dan membuat musuh mempersiapkan
pertahanannya. Kedua, secara tidak langsung, sebuah serangan yang
menakutkan, musuh tidak mengira dan membagi kekuatannya sehingga
pada saat-saat terakhir mengalami kebingungan dan kemalangan.

78
Strategi 9
Pantau Api yang Terbakar di Sepanjang Sungai

Tunda memasuki wilayah pertempuran sampai seluruh pihak yang


bertikai mengalami kelelahan akibat
pertempuran antarmereka. Lalu, serang dengan kekuatan penuh dan
habiskan.

Strategi 10
Belati Tersarung dalam Senyum

Puji dan jilat musuh Anda. Ketika Anda mendapat


kepercayaan darinya, Anda tinggal bergerak melawannya
secara rahasia.

Strategi 11
Pohon Prem Berkorban untuk Pohon Persik (Mengorbankan Perak
untuk Mempertahankan Emas)

Ada saatnya ketika anda harus mengorbankan tujuan jangka pendek


untuk mendapatkan tujuan jangka panjang. Ini adalah strategi kambing
hitam, yakni seseorang akan dikorbankan untuk menyelamatkan yang
lain.
Strategi 12
Curi Kambing di Sepanjang Perjalanan

Sambil tetap berpegang pada rencana, Anda harus fleksibel dalam


mengambil keuntungan sekecil apa pun
dari setiap kesempatan yang ada.***

79
3 Strategi
Penyerangan

Strategi 13
Kagetkan Ular dengan Memukul Rumput
Sekitarnya

Ketika Anda tidak mengetahui dengan jelas rencana lawan, serang dan
pelajari reaksinya. Perilakunya akan membongkar strategi yang
dimilikinya.

Strategi 14
Hidupkan Kembali Orang yang Mati

Ambil sebuah lembaga, teknologi, atau metode yang telah dilupakan,


bahkan tidak digunakan lagi, kemudian gunakan untuk kepentingan diri
sendiri. Hidupkan kembali sesuatu dari masa lalu dengan memberinya
tujuan baru atau terjemahkan kembali. Bawa ide-ide, kebiasaan, dan
tradisi lama dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Strategi 15
Giring Macan untuk Meninggalkan Sarangnya

80
Jangan pernah menyerang secara langsung terhadap musuh yang
memiliki keunggulan karena posisinya yang baik. Giring musuh agar
meninggalkan sarangnya sehingga terjauh dari sumber kekuatannya.

Strategi 16
Ketika Menangkap, Lepaskan Satu Orang

Mangsa yang tersudut biasanya akan menyerang secara membabi-buta.


Untuk mencegah hal ini, biarkan musuh percaya bahwa masih ada
kesempatan untuk bebas. Hasrat mereka untuk menyerang akan teredam
dengan keinginan untuk melarikan diri. Ketika pada akhirnya kebebasan
yang mereka inginkan tersebut tidak terbukti,
moral musuh akan jatuh dan mereka akan menyerah
tanpa perlawanan.

Strategi 17
Melempar Batu Bata untuk Memperoleh Giok

Persiapkan sebuah jebakan dan perdaya musuh Anda dengan umpan.


Dalam perang, umpan adalah ilusi atas sebuah kesempatan untuk
memperoleh hasil. Dalam
keseharian, umpan adalah ilusi atas kekayaan, kekuasaan, dan seks.
Strategi 18
Kalahkan Musuh dengan Menangkap Pemimpinnya

Jika tentara musuh kuat, tetapi dipimpin oleh komandan


yang mengandalkan uang dan ancaman, ambil
komandannya. Jika komandan mati atau tertangkap,
pasukannya akan terpecah-belah atau lari ke pihak Anda. Namun, jika
pasukan terikat atas sebuah loyalitas terhadap pimpinannya, berhati-

81
hatilah, mereka bisa melanjutkan perlawanan dengan motivasi balas
dendam.***

82
4 Strategi Chaos
Strategi 19
Jauhkan Kayu Bakar dari Tungku (Lepaskan Pegangan dari
Kapaknya)

Ketika menemui musuh yang sangat kuat, untuk


menghadapinya secara langsung Anda harus melemahkan-
nya dengan meruntuhkan fondasinya, kemudian
menyerang sumber dayanya.

Strategi 20
Memancing di Air Keruh

Sebelum menghadapi pasukan musuh, buatlah sebuah kekacauan untuk


memperlemah persepsi dan
pertimbangan mereka. Buatlah sesuatu yang tidak biasa, aneh, dan tidak
terpikirkan sehingga menimbulkan kecurigaan dan mengacaukan pikiran
musuh. Musuh yang
bingung akan lebih mudah untuk diserang.
Strategi 21
Lepaskan Kulit Serangga (Penampakan yang Salah Bisa Menipu
Musuh)

83
Ketika Anda dalam keadaan tersudut, hanya memiliki kesempatan untuk
melarikan diri, dan harus mengonsolidasikan kelompok, buatlah sebuah
ilusi. Sementara itu, perhatian musuh terfokus atas muslihat yang Anda
lakukan, pindahkan pasukan Anda secara
rahasia di belakang muka Anda yang terlihat.

Strategi 22
Tutup Pintu untuk Menangkap Pencuri

Jika Anda memiliki kesempatan menangkap seluruh musuh, lakukanlah,


sehingga pertempuran segera berakhir. Membiarkan musuh terlepas
sama dengan menanam
bibit konflik baru. Namun, jika mereka berhasil melarikan diri, berhati-
hatilah dalam melakukan pengejaran.

Strategi 23
Berteman dengan Negara Jauh dan Serang Negara Tetangga

Sudah menjadi rahasia umum bahwa negara yang berbatasan satu sama
lain sering menjadi musuh, sedangkan negara yang terpisah jauh
merupakan sekutu yang baik. Ketika Anda adalah yang terkuat di sebuah
wilayah, ancaman terbesar adalah dari yang terkuat kedua di wilayah
tersebut, bukan dari yang terkuat di wilayah
lain.

Strategi 24
Cari Lintasan Aman untuk Menjajah Kerajaan Guo

Pinjam sumber daya sekutu untuk menyerang musuh bersama.


Setelah musuh dikalahkan, gunakan sumber daya tersebut
untuk menempatkan sekutu Anda di posisi pertama yang akan Anda
serang kemudian.***

84
5 Strategi
Pendekatan
Strategi 25
Gantikan Balok dengan Kayu yang Jelek

Kacaukan formasi musuh, ganggu metode operasinya, ubah aturan-


aturan yang digunakannya, serta buatlah sebuah hal yang berlawanan
dengan latihan standarnya. Dengan cara ini Anda telah meruntuhkan
tiang-tiang
pendukung yang dibutuhkan oleh musuh dalam
membangun pasukan yang efektif.

Strategi 26
Periksa Pohon Murbei dan Ganggu Ulatnya

Untuk mendisiplinkan, mengontrol, dan mengingatkan


suatu pihak yang status atau posisinya di luar konfrontasi langsung,
gunakan analogi atau sindiran. Tanpa langsung menyebut nama, pihak
yang tertuduh tidak akan dapat

85
memukul balik tanpa keberpihakan yang jelas.

Strategi 27
Pura-pura Menjadi Seekor Babi untuk Memakan Macan (Bergaya
Bodoh)

Sembunyi di balik topeng ketololan, mabuk, atau gila untuk menciptakan


kebingungan atas tujuan dan motivasi Anda. Giring lawan Anda ke
dalam sikap meremehkan kemampuan Anda sampai pada akhirnya
mereka terlalu yakin akan diri sendiri sehingga menurunkan level
pertahanannya. Pada
situasi ini, Anda dapat menyerangnya.

Strategi 28
Jauhkan Tangga Ketika Musuh telah Sampai di Atas (Seberangi
Sungai Dan Hancurkan Jembatan)

Dengan umpan dan tipu muslihat, giring musuh Anda ke daerah


berbahaya. Kemudian putus jalur komunikasi dan jalan untuk melarikan
diri. Untuk menyelamatkan dirinya, dia harus bertarung dengan kekuatan
Anda sekaligus dengan elemen alam.

Strategi 29
Hiasi Pohon dengan Bunga Palsu

Menempelkan kembang sutera di atas pohon memberikan sebuah ilusi


bahwa pohon tersebut sehat. Muslihat dan penyamaran akan membuat
sesuatu yang tidak berarti tampak berharga. Tidak mengancam, tetapi
kelihatan
berbahaya. Bukan apa-apa, tetapi tampak berguna.

Strategi 30

86
Buat Tuan Rumah dan Tamu Bertukar Tempat

Kalahkan musuh dari dalam dengan menyusup ke dalam benteng lawan


di bawah muslihat kerja sama, penyerahan diri, atau perjanjian damai.
Dengan cara ini Anda akan
menemukan kelemahan dan kemudian ketika pasukan
musuh sedang beristirahat, serang jantung pertahanannya secara
langsung.***

87
6
Strategi Kalah

Strategi 31
Jebakan Indah (Jebakan Bujuk Rayu, Gunakan Perempuan untuk
Menjebak Laki-laki)

Kirimi musuh Anda dengan perempuan-perempuan


cantik yang akan menyebabkan perselisihan di basis pertahanan mereka.
Strategi ini dapat bekerja pada tiga tingkatan. Pertama, penguasa akan
terpesona oleh kecantikan sehingga melalaikan tugasnya dan tingkat
kewaspadaannya akan menurun. Kedua, para laki-laki akan
menunjukkan sikap agresifnya yang akan menyulut perselisihan kecil di
antara mereka, yang melemahkan semangat kerja sama dan
menghilangkan semangat. Ketiga, para perempuan akan termotivasi oleh
rasa cemburu dan iri, sehingga akan membuat intrik yang
pada gilirannya semakin memperburuk situasi.
Strategi 32
Kosongkan Benteng

Merupakan jebakan psikologis, benteng yang kosong akan membuat


musuh berpikir bahwa benteng tersebut penuh dengan jebakan. Ketika

88
musuh kuat dalam segi jumlah dan situasinya tidak menguntungkan
Anda, tanggalkan seluruh muslihat militer dan bertindaklah seperti biasa.
Jika musuh tidak mengetahui secara pasti situasi Anda, tindakan yang
tidak biasanya ini akan meningkatkan kewaspadaan. Dengan sebuah
keberuntungan, musuh
akan mengendorkan serangan.

Strategi 33
Biarkan Mata-mata Musuh Menyebarkan Konflik di Wilayah
Pertahanannya (Gunakan Mata-mata Musuh untuk Menyebarkan
Informasi Palsu)

Perlemah kemampuan tempur musuh Anda dengan secara diam-diam


membuat konflik antara musuh dan teman, sekutu, penasihat, komandan,
prajurit, serta rakyatnya. Ketika mereka sibuk menyelesaikan konflik
internal, kemampuan tempur dan bertahannya akan melemah.
Strategi 34
Lukai Diri Sendiri untuk Mendapatkan Kepercayaan Musuh
(Masuk ke Dalam Jebakan, Jadilah Umpan)

Berpura-pura terluka bisa menimbulkan dua kemungkinan. Pertama,


musuh akan bersantai sejenak karena dia tidak melihat Anda sebagai
sebuah ancaman serius. Kedua, jilat musuh Anda dengan berpura-pura
terluka, sehingga musuh merasa aman.

Strategi 35
Ikat Seluruh Kapal Musuh secara Bersamaan (Jangan Pernah
Bergantung pada Satu Strategi)

Dalam hal-hal penting, seseorang harus menggunakan beberapa strategi


yang dijalankan secara simultan. Tetap berpegang pada rencana berbeda-
beda yang dijalankan dalam sebuah skema besar. Dengan cara ini, jika

89
satu strategi gagal, Anda masih memiliki beberapa strategi untuk tetap
maju.

Strategi 36
Jika Semuanya Gagal, Mundur!

Selain 35 strategi tersebut, salah satu yang paling dikenal adalah strategi
ke-36, yakni lari untuk bertempur pada waktu yang lain. Hal ini
diabadikan dalam bentuk peribahasa Cina yang artinya,
“Jika semuanya gagal,

mundur!”

Jika semua rencana aksi Anda mengalami kegagalan, mundurlah dan


konsolidasi pasukan. Ketika pihak Anda mengalami kekalahan hanya
ada tiga pilihan, yakni menyerah, kompromi, atau melarikan diri.
Menyerah adalah kekalahan total, kompromi adalah setengah kalah,
tetapi melarikan diri bukan merupakan kekalahan. Selama Anda tidak
kalah, Anda masih memiliki sebuah kesempatan untuk menang!***

90
Sun Tzu
Sang Penggagas
Seni Perang
Keberadaannya Diragukan

Kapan Sun Tzu (Sun Zi) dilahirkan dan kapan masa hidupnya?
Hingga saat ini belum ada jawaban pasti. Beberapa sumber menyatakan
bahwa Sun Tzu diperkirakan lahir pada tahun 535 SM. Sumber lain
menyatakan bahwa Sun Tzu lahir pada masa yang dikenal oleh penduduk
Negeri Cina sebagai Masa Pemerintahan Perang. Tzu adalah gelar
kehormatan yang diberikan setelah ia meniggal, seperti
halnya Kong Tzu (Konfusius) atau Lao Tzu (Lao Tse).

Satu-satunya sumber mengenai kehidupan Sun Zi yang masih


tersisa adalah biografi yang ditulis pada abad ke-2 SM oleh ahli sejarah
Sima Qian. Sumber ini mendeskripsikannya sebagai jenderal yang hidup
di negara Wu pada abad ke-6 SM. Namun, biografi ini tidak konsisten
dengan sumbersumber yang lain tentang periode tersebut, serta bentuk
dan konteksnya mengindikasikan bahwa biografi ini
kemungkinan besar ditulis tahun 400 SM dan 320 SM.
Karya Sun Tzu, yakni Sun Zi Bingfa (Sun Tzu’s Art of

War), tampaknya memuat beberapa petunjuk langsung tentang


kehidupannya. Contohnya, kereta perang yang dijelaskannya digunakan
dalam periode yang relatif singkat, yang berakhir pada abad ke-4 SM,
yang berarti sebagian buku ini ditulis pada periode tersebut. Buku ini
merupakan sebuah buku filsafat militer Cina kuno yang sangat
berpengaruh, meskipun sebagian besar isinya tidak berhubungan

91
langsung dengan taktik perang. Isinya juga menunjukkan bahwa
penulisnya merupakan seorang
realis paling awal dalam bidang ilmu politik.

Sementara itu, beberapa orang ahli menyimpulkan bahwa tulisan


Sun sebenarnya digarap oleh beberapa orang filsuf Cina yang tidak
diketahui dan bahwa Sun
sebenarnya tidak ada dalam sejarah. Ini dapat dilihat lebih
jauh dalam kenyataan bahwa kesejarahan Sun dibahas panjang lebar
dalam kata pengantar untuk terjemahan Giles pada 1910. Giles
mengemukakan perasaan ragu dan
kebingungan yang melingkupi topik ini.

Pada tahun 1972, satu set teks ditemukan di kuburan dekat Linyi di
Shandong. Penemuan ini telah membantu mengonfirmasikan teks yang
telah diketahui sebelumnya,
dan juga menambah bab-bab baru. Teks tersebut
diperkirakan ditulis antara 134 SM dan 118 SM sehingga
meruntuhkan teori lama yang menyatakan bahwa
sebagian buku ini ditulis lebih belakangan.

Sun Pin, keturunan Sun Tzu juga menulis teks yang berjudul Art of
War (Seni Perang), walaupun mungkin judul yang lebih cocok adalah
Art of Warfare (Seni Peperangan) karena lebih membahas sisi praktis
peperangan. Ada penerjemah yang memberinya judul The Lost Art of
War
(Seni Perang yang Hilang), karena buku ini dalam waktu yang lama
memang hilang.

Legenda tentang Sun Tzu

Menurut sebuah legenda, Sun Tzu adalah seorang bangsawan


miskin yang tidak mempunyai tanah dan

92
bekerja sebagai tentara bayaran. Meskipun hanya seorang tentara
bayaran, Sun Tzu memiliki kemampuan intelektual
yang memadai. Dia mampu menulis sebuah risalah

kemiliteran yang terkenal yaitu Bingfa (seni perang). Ide-ide perang yang
tertuang dalam buku tersebut menarik perhatian Raja Helu dari Wu.
Kemudian, Raja Helu memintanya untuk memimpin Angkatan
Bersenjata Kerajaan Wu dan mengajarkan strategi perang seperti yang
tertulis dalam bukunya. Sun menerima tawaran ini
dan siap melakukan titah raja.

Kepada Sun, Raja Wu mengirim 180 orang selir


kerajaan dan meminta Sun melatih mereka. Sun pun mulai melakukan
tugasnya. Dia membagi para selir itu menjadi dua kelompok dan
menyuruh mereka berbaris. Kemudian dia memilih dua orang selir yang
paling cantik untuk menjadi komandan atas dua kelompok tersebut. Sun
mulai mengajarkan mereka bagaimana menghadapi serangan musuh
yang datang dari semua sisi. Dia memeragakan gerakan-gerakan
menyerang dan bertahan sampai lima kali. Kemudian dia menyuruh
prajurit-prajurit perempuan itu mengulanginya kembali. Dia menghitung
sampai tiga
dengan memukul drum sebagai aba-aba.

Namun, ketika dia memukul drum, para perempuan itu malah


menertawakannya. Melihat reaksi para prajuritnya, Sun berkata, “Jika
kata-kata yang diucapkan tidak jelas dan perintah yang diberikan tidak
eksplisit, itu adalah kesalahan komandan.” Kemudian, dia mengulangi
lagi secara rinci perintah yang telah disampaikan sebelumnya. Sekali lagi
dia memukul drum sebagai aba-aba agar mereka segera menjalankan
perintahnya. Namun, para selir yang dilatihnya itu hanya tertawa.
Melihat hal ini, Sun berkata, “Jika semua instruksi dan perintah sudah
diperjelas, tetapi tidak dilaksanakan sesuai dengan hukum militer, ini
adalah kejahatan para prajurit.” Dan dua selir terbaik kerajaan yang
ditunjuknya menjadi pemimpin atas kedua kelompok tersebut harus
bertanggung jawab. Dia menyuruh orang untuk memenggal kepala kedua

93
selir itu. Raja Wu berusaha ikut capur dalam hal ini. Melihat reaksi Sang
Raja, Sun berkata, “Jika Sang Komandan menjadi kepala angkatan
bersenjata, dia tidak perlu mendengarkan titah Paduka Raja.” Kedua
perempuan pemimpin regu itu pun akhirnya
dieksekusi.

Pengalaman dua pemimpin regu ini rupanya membuat prajurit yang


lain ketakutan dan segan terhadap Sun. Hari-hari berikutnya, Sun
kembali melatih mereka, semua perintahnya dilaksanakan dengan
sempurna. Kemudian Sun mengatakan hal ini, “Raja suka melontarkan
katakata hampa dan tidak mampu mempraktikkannya dalam kenyataan.”
Melihat kemampuan Sun Tzu yang bisa diandalkan Raja Helu
mengangkatnya menjadi kepala
angkatan bersenjata kerajaan. Dalam kapasitasnya sebagai komandan
angkatan besenjata kerajaan, Sun berhasil
mengalahkan pasukan Chu, Qin, dan Chi.

Pada dasarnya, Sun tidak menghendaki banyak pertumpahan darah


dalam setiap pertempuran yang dihadapinya. Dia lebih mengutamakan
taktik dan trik tipu daya daripada membentuk pasukan yang brutal.
Ironisnya, petualangannya dengan para selir yang telah dilatihnya itu
justru penuh dengan pertumpahan darah.

Apresiasi dan Aplikasi Sun Tzu Art of War

Tulisan Sun mendapat penilaian dari seorang pengamat militer


Inggris, H. Liddel Hart. Dia mengomentari tulisan Sun sebagai “gagasan
yang tidak pernah bisa diselami secara komprehensif.” Buku Bingfa yang
terdiri dari 13 bab dan setiap babnya sangat mirip dengan sebuah
kumpulan
sajak harus didalami dengan interpretasi yang cermat.

Berabad-abad gagasan dan strategi perang Sun

94
diterapkan oleh para pemimpin prajurit Cina dan Jepang, tetapi baru pada
abad ke-20 gagasannya diterjemahkan secara baik. Meskipun Sun Tzu
memiliki ide tentang penggunaan sejumlah peralatan tempur seperti
kereta perang, dan busur panah, buku Sun sebenarnya lebih banyak
berbicara tentang strategi, spionase, karakter,

dan kepemimpinan. Semuanya ini merupakan unsurunsur yang relevan


sepanjang masa. Sun Tzu sangat menekankan aspek intelijen dan
kreativitas dalam diri
pemimpin pasukan.

Tradisi pemikiran militer dunia barat lebih terfokus pada serangan


besar-besaran terhadap musuh daripada menggunakan trik dan manuver,
serta penempatan agen rahasia. Dalam perang modern gagasan dan
strategi perang Sun Tzu tidak bisa diterapkan karena benteng pertahanan
yang kuat, peralatan berat, dan kekuatan pasukan pendukung. Perang
modern tidak bisa bergerilya
karena perang gerilya diciptakan untuk menutupi
kekurangan pasukan dan peralatan.

Gagasan perang Sun Tzu memang tidak begitu


terkenal seperti pemikiran perang barat, tetapi ide-ide
perangnya banyak berpengaruh dalam kepemimpinan Cina dan Jepang,
bahkan ide perang Sun masih ada yang bisa diterapkan dalam perang
modern seperti
ide perang spionase dan intelejen. Selain itu, meskipun merupakan buku
strategi militer, pada perkembangan selanjutnya ternyata buku ini juga
mengilhami strategi kekuasaan banyak penguasa di dunia. Di samping
itu, diaplikasikan pula dalam dunia bisnis, bukan hanya oleh masyarakat
Tionghoa, tetapi juga banyak pebisnis dari etnis lain. Karenanya, tidak
mengherankan jika Sun Zi Bingfa kemudian menginsipirasi banyak
penulis untuk mengembangkan atau menjabarkannya lebih jauh. Dan
karya-karya penulis itupun akhirnya menjadi pegangan banyak orang,
dari pemimpin negara, pemimpin militer, politikus, konglomerat,

95
pengusaha, pedagang, guru, dosen, mahasiswa, bahkan masyarakat
awam.***

96
BAHAN BACAAN

Greene, Robert, The 33 Strategis of War, London: A Joost Elffers Book,


2007

Weir, William, 50 Military Leaders who Changed the World,


New Jersey: The Career Press & New Page Books,
2006 http://www.gutenberg.com/
http://www.id.wikipedia.org/
http://www.wikipedia.org/

97
TENTANG PENYUSUN

Tjio Tjiang Feng adalah nama samaran seorang anak negeri


keturunan Tionghoa yang tidak mau dikenal
namanya. Dia dilahirkan di sebuah kota kecil di pesisir pantai utara Pulau
Jawa. Saat ini berumur sekitar 40 tahun dan hidup bersahaja di sebuah
kota di Kalimantan bersama seorang istri dan dua orang anak yang mulai
menginjak remaja. Dia merasa hidupnya sangat bahagia meskipun
dengan kesederhanaan. Dia mengirimkan
naskah ini dan meminta Visimedia untuk menerbitkannya tanpa meminta
imbalan apapun. Terbitnya buku ini juga merupakan kebahagian
tersendiri baginya. Karenanya, demi menghormati privasi dan
kebahagiannya, Visimedia
tidak menginformasikan identitas asli sang penyusun.

98

Anda mungkin juga menyukai