ID Pemikiran Teologi Hassan Hanafi
ID Pemikiran Teologi Hassan Hanafi
ID Pemikiran Teologi Hassan Hanafi
Riza Zahriyal
Berjati Diri:
FalahBelajar
dan Irzum
dari Sejarah
Farihah
FIKRAH: Jurnal Ilmu Aqidah dan Studi Keagamaan
Volume 3, No.1, Juni 2015
ABSTRACT
ABSTRAK
Pendahuluan
Teologi berhubungan erat dengan sikap dan perilaku
orang-orang meyakininya. Karena konsep teologi yang
diyakini oleh seseorang akan menjadi dasar dalam menjalani
kehidupannya. Seperti misalnya kaum Jabariyyah (fatalism)
yang meyakini bahwa manusia tidak mempunyai kemampuan
untuk menghasilkan suatu perbuatan tertentu, membuat tingkah
laku mereka dalam keseharian lebih banyak mengandalkan
tawakkal dan menyedikitkan untuk ikhtiyar. Teologi Islam yang
dianut oleh mayoritas umat Islam saat ini menurut Hassan
Hanafi belum bisa mengantarkan umat Islam kepada
keyakinan atau
4
A. Khudori Sholeh, Filsafat Islam. hlm. 65.
5
M. Ridlwan hanbali,“Hassan Hanafi: dari Islam Kiri, Revitalisasi
Turats hingga Oksidentalisme” dalam M. Aunul Abied (ed). Islam Garda
Depan: Mosaik Pemikiran Islam Timur Tengah (Bandung: Mizan, 2001),
hlm. 218.
10
Kazuo Shimogaki, Kiri Islam............hlm. 15.
11
Ibid., hlm. 9.
suatu norma yang dapat diadaptasi oleh bangsa apa saja dan
dalam waktu yang kapan saja (sholikh likulli zaman wa makan).
Ajaran Islam itu bersifat universal dan tidak bertentangan
dengan rasio. Semua muslim harus selalu membangun
peradaban dengan kepercayaan itu dan harus selalu bertumpu
pada pesan-pesan abadi.12 Persoalannya, bagaimana kita mesti
mendekati dan mengkaji aspek-aspek peradaban, kesejarahan,
politik, ekonomi, dan sosial dunia Islam yang dibangu di atas
universalitas itu?.
Ajaran inti Islam adalah tauhid. Tauhid adalah basis
Islam. Hanafi beranggapan, untuk membangun kembali peradaban
Islam tidak bisa tidak dengan membangun kembali semangat
tauhid itu.13 Tauhid adalah pandangan dunia, asal seluruh
pengetahuan.14 Oleh karena itu kita harus mengkaji konsep
tauhid dan kita akan melihat bagaimana pandangan dunia tauhid
itu berfungsi untuk membangun dunia Islam. Kita berupaya
menemukan bahwa tauhid adalah pemikiran yang seluruhnya
mempunyai kaitan yang erat. Hanafi menegaskan bahwa
membangkitkan semangat tauhid merupakan suatu keharusan.
Tauhid di sini bukanlah pernyataan “keesaan Tuhan”
sebagaimana dipahami umat Islam sebagai antitesis dari konsep
Trinitas dalam agama Kristen.
Hasan Hanafi mengajukan konsep baru tentang konsep
teologi Islam yang ilmiah dan membumi sebagai alternatif atas
kritiknya bahwa teologi tidak ilmiah dan melangit. Tujuannya
sudah barang tentu untuk menjadikan teologi tidak sekadar
sebagai dogma keagamaan yang kosong tanpa makna, tetapi
menjelma sebagai ilmu tentang perjuangan sosial, menjadikan
keimanan berfungsi secara aktual sebagai landasan etik dan
12
Mungkin timbul pertanyaan “mengapa peradaban Islam menjadi
lemah dibandingkan peradaban Barat?, padahal Islam percaya dengan
konsep ajaran universal”. Al-Afghani mencoba menjawab pertanyaan ini
“Kristen berkembang pesat karena gereja berkembang di dalam tembok
imperium Romawi dan bekerja sama dengan penyembah berhala. Umat
Islam lemah karena kebenaran Islam telah dibusukkan oleh kesalahan-
kesalahan turun temurun. Kristen kuat karena mereka tidak sungguh-
sungguh Kristen, Islam lemah karena mereka tidak sungguh-sungguh
Islam. Albert Hourani, Arabic Thought in the Liberal Age (London:
Cambridge Unniversity, 1986), hlm. 129)
13
Kazuo Shimogaki, Kiri Islam. hlm. 18.
14
Murtadha Mutahhari, Fundamentalis of Islamic Thought
15
AH. Ridwan, Reformasi Intelektual Islam........hlm. 50.
16
Hassan Hanafi, Agama, Ideologi, dan Pembangunan........hlm.
408-409.
17
A. Khudori Sholeh, Filsafat Islam.......hlm. 67.
21
Murtadha Mutahhari, Fundamentalis of Islamic Thought....
hlm. 74.
22
Ibid, hlm. 85.
Rasulullah dalam Musnad Imam Ahmad “jika hari kiamat telah datang
sedang di tangan salah satu diantara kalian terdapat bibit pohon kurma,
maka jika dia tidak mampu berdiri untuk menanamnya, maka lakukanlah.
HR. Imam Ahmad. Musnad Imam Ahmad bab Musnad Anas bi Malik r.a.
Hadist no.12512. Maktabah Syamilah.
31
Hassan Hanafi, Islamologi 3: Dari Teosentrisme ke
Fikrah, Vol. 3, No. 1, Juni 2015 21
9
Pemikiran Teologi Hassan Hanafi
Antroposentrisme, terj. Miftah Faqih (Yogyakarta: LKiS, 2004), hlm. 75
DAFTAR PUSTAKA