Pse Ruang Kolaborasi LK 3.3

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 19

Ruang Kolaborasi (Diskusi

Kelompok) - LK 3.3

1. Yayu Siti Rahayu


2. Sonia Devi N
3. Putri Kartini
4. Isti Indriyani
5. Lutfi Fadililla
Lembar Kerja 3.3
1 . Diskusikan kondisi atau kasus di bawah ini dalam kelompok. Setiap kelompok terdiri
1.
atas minimal 2 orang atau sesuai pembagian kelompok dalam kelas.
2 . Kondisi / Kasus :
2.
Apakah experiential learning bisa diterapkan di semua mata pelajaran? Berikan
alasannya!
Apakah manfaat experiential learning?
Bagaimana sekolah bisa mendukung experiential learning? Apa saja tantangan bagi
sekolah?
Apakah karakteristik peserta didik bisa mempengaruhi penerapan pembelajaran
experiential learning? Jelaskan! Bagaimana menghadapi kendala tersebut?
Pada kondisi daring (online) bagaimana penerapan experiential learning?
Apakah experiential learning bisa diterapkan di
semua mata pelajaran? Berikan alasannya!
Ya, experiential learning atau pembelajaran berbasis pengalaman dapat diterapkan di semua mata
pelajaran. Alasannya cukup kuat dan didukung oleh berbagai penelitian dalam bidang pendidikan.
Mengapa demikian?
Pembelajaran yang Lebih Mengena: Ketika siswa secara langsung terlibat dalam suatu
pengalaman yang berkaitan dengan materi pelajaran, pemahaman mereka akan jauh lebih
mendalam. Mereka tidak hanya menghafal konsep, tetapi juga mengalami bagaimana konsep

1tersebut bekerja dalam kehidupan nyata.


2
Meningkatkan Motivasi: Pengalaman langsung membuat pembelajaran lebih menarik dan
relevan. Siswa akan lebih termotivasi untuk belajar ketika mereka melihat manfaat langsung dari
apa yang mereka pelajari.
Keterampilan Berpikir Kritis dan Kreatif: Experiential learning mendorong siswa untuk berpikir
kritis dalam menganalisis pengalaman mereka dan kreatif dalam mencari solusi.
Penguatan Keterampilan Sosial dan Emosional: Melalui kegiatan kelompok atau proyek berbasis
pengalaman, siswa dapat mengembangkan keterampilan sosial seperti komunikasi, kolaborasi,
dan empati.
Memperkuat Ingatan: Pengalaman yang unik cenderung lebih mudah diingat dibandingkan
dengan informasi yang hanya dibaca atau didengar.
Apakah manfaat
experiential learning?
Manfaat Experiential Learning
Pembelajaran berbasis pengalaman menawarkan sejumlah manfaat yang signifikan bagi siswa, di antaranya:
Pemahaman yang Lebih Mendalam: Ketika siswa terlibat langsung dalam suatu pengalaman, mereka tidak
hanya menghafal konsep, tetapi juga memahami bagaimana konsep tersebut diterapkan dalam kehidupan
nyata. Hal ini membuat pengetahuan mereka lebih bermakna dan tahan lama.
Meningkatkan Motivasi: Pengalaman langsung membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan relevan.
Siswa akan lebih termotivasi untuk belajar ketika mereka melihat manfaat langsung dari apa yang mereka
pelajari.
Penguatan Keterampilan Berpikir Kritis dan Kreatif: Experiential learning mendorong siswa untuk berpikir
kritis dalam menganalisis pengalaman mereka dan kreatif dalam mencari solusi.
Pengembangan Keterampilan Sosial dan Emosional: Melalui kegiatan kelompok atau proyek berbasis
pengalaman, siswa dapat mengembangkan keterampilan sosial seperti komunikasi, kolaborasi, dan empati.
Memperkuat Ingatan: Pengalaman yang unik cenderung lebih mudah diingat dibandingkan dengan informasi
yang hanya dibaca atau didengar.
Meningkatkan Kepercayaan Diri: Ketika siswa berhasil menyelesaikan tugas atau proyek berbasis
pengalaman, mereka akan merasa lebih percaya diri dalam kemampuan mereka.
Kesiapan Menghadapi Dunia Nyata: Pengalaman yang diperoleh melalui experiential learning membantu
siswa mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja, seperti pemecahan masalah, kerja
sama tim, dan adaptasi terhadap perubahan.
Bagaimana sekolah bisa mendukung
experiential learning? Apa saja tantangan
bagi sekolah?
Sekolah bisa mendukung experiential learning dengan cara:

1 3
Membuat Melengkapi
Kurikulum yang dengan Sumber
Fleksibel Daya

Memberikan Mengembangkan
Ruang dan Keterampilan
Waktu Guru
2
4
Membuat Kurikulum yang Fleksibel Memberikan Ruang dan Waktu:
1. Menggabungkan kegiatan berbasis pengalaman ke
Menyediakan waktu khusus dalam jadwal pelajaran
dalam materi pelajaran secara reguler.
2. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk bekerja untuk kegiatan experiential learning.
sama dalam proyek yang melibatkan pemecahan Menyediakan ruang yang cukup dan dilengkapi dengan
masalah nyata berbagai fasilitas untuk mendukung berbagai jenis
3. Mengorganisir kunjungan ke tempat-tempat yang
relevan dengan materi pelajaran, seperti museum,
kegiatan.
laboratorium, atau perusahaan.

Melengkapi dengan Sumber Daya:


Mengembangkan Keterampilan Guru:
Menyediakan peralatan dan bahan yang diperlukan
Memberikan pelatihan kepada guru dalam merancang dan
untuk melakukan eksperimen, proyek, atau kegiatan
melaksanakan kegiatan experiential learning.
lainnya.
Memfasilitasi kolaborasi antara guru untuk berbagi ide dan
Memberikan akses ke teknologi seperti komputer,
pengalaman.
internet, dan perangkat lunak yang mendukung
pembelajaran berbasis pengalaman
Tantangan yang Dihadapi Sekolah

Pertama Kedua Ketiga Keempat

Tekanan untuk memenuhi Sulitnya menemukan Beberapa orang tua


Terbatasnya anggaran standar nasional yang instrumen yang tepat mungkin ragu dengan
dapat menghambat seringkali bersifat untuk mengukur hasil efektivitas experiential
sekolah dalam normatif dapat membatasi learning atau khawatir
belajar yang diperoleh
menyediakan peralatan, fleksibilitas dalam akan dampaknya
dari experiential
bahan, dan fasilitas yang menerapkan experiential terhadap nilai akademik
learning.
learning.
diperlukan. Kurangnya standar anak.
Jadwal yang padat dan
Kurangnya tenaga yang jelas dalam Beberapa guru mungkin
banyaknya materi yang
pengajar yang memiliki merasa kurang nyaman
harus diajarkan dapat mengevaluasi
keahlian dalam atau tidak yakin dengan
menyulitkan guru untuk pembelajaran berbasis
experiential learning mengalokasikan waktu
kemampuan mereka
pengalaman.
untuk kegiatan berbasis dalam menerapkan
pengalaman pendekatan ini.
Apakah karakteristik peserta didik bisa mempengaruhi penerapan
pembelajaran experiential learning? Jelaskan! Bagaimana
menghadapi kendala tersebut?
Tentu, karakteristik peserta didik sangat mempengaruhi
penerapan pembelajaran experiential learning. Setiap
siswa memiliki gaya belajar, minat, dan latar belakang
yang berbeda-beda. Hal ini akan berdampak pada
bagaimana mereka merespons dan berpartisipasi dalam
kegiatan pembelajaran berbasis pengalaman.
Bagaimana karakteristik peserta didik mempengaruhi
experiential learning?

Gaya Belajar: Siswa yang lebih visual akan lebih menikmati kegiatan yang melibatkan gambar
1 atau demonstrasi, sedangkan siswa yang kinestetik lebih suka belajar melalui gerakan atau
pengalaman fisik.

Minat: Siswa yang memiliki minat yang tinggi pada suatu topik akan lebih terlibat dan
2 termotivasi dalam kegiatan yang berkaitan dengan topik tersebut

Latar Belakang: Pengalaman hidup, sosial, dan budaya siswa akan mempengaruhi
3 perspektif mereka terhadap suatu pengalaman belajar
Contoh Pengaruh Karakteristik Peserta Didik

Siswa Introvert: Mungkin merasa kurang nyaman dalam kegiatan kelompok yang besar dan lebih suka
1 bekerja secara individu

Siswa dengan Disabilitas: Membutuhkan penyesuaian khusus agar dapat berpartisipasi secara penuh
2 dalam kegiatan pembelajaran.

Siswa dari Latar Belakang Ekonomi Rendah: Mungkin memiliki akses yang terbatas terhadap sumber
3 daya yang diperlukan untuk kegiatan experiential learning.
Menghadapi Kendala Karakteristik Peserta
Didik

Mengenal Peserta Didik: Membuat Pembelajaran yang Bervariasi:


Observasi: Mengamati perilaku siswa dalam berbagai Variasi Aktivitas: Menawarkan berbagai macam aktivitas
situasi. yang dapat mengakomodasi berbagai gaya belajar.
Wawancara: Melakukan wawancara dengan siswa untuk
mengetahui minat, gaya belajar, dan kesulitan yang
1 2 Kelompok Heterogen: Membentuk kelompok belajar yang
heterogen agar siswa dapat saling belajar dari satu sama
mereka hadapi. lain.
Tes: Menggunakan berbagai jenis tes untuk
Penyesuaian: Memberikan penyesuaian pada tugas atau
mengidentifikasi gaya belajar dan kemampuan siswa.
proyek sesuai dengan kebutuhan individu.

4 3

Refleksi: Menciptakan Suasana Belajar yang Inklusif:


Evaluasi: Secara berkala mengevaluasi Penerimaan: Menciptakan suasana kelas yang aman
efektivitas pembelajaran dan melakukan dan inklusif di mana semua siswa merasa dihargai.
penyesuaian jika diperlukan. Komunikasi: Membangun komunikasi yang baik dengan
Umpan Balik: Memberikan umpan balik yang siswa untuk memahami kebutuhan dan perasaan
konstruktif kepada siswa untuk membantu mereka.
mereka belajar dari pengalaman. Kerjasama: Bekerjasama dengan orang tua dan ahli
untuk memberikan dukungan tambahan bagi siswa
yang membutuhkan.
Pada kondisi daring (online)
bagaimana penerapan experiential
learning?
Berikut adalah beberapa cara yang dapat digunakan untuk
menerapkan experiential learning secara online

Proyek Berbasis Kegiatan Rumah Pembelajaran melalui Video Interaktif Kegiatan Kolaboratif secara Daring

Langkah: Membagi siswa ke dalam


Langkah: Guru memberikan tugas Langkah: Guru menyediakan video kelompok kecil untuk bekerja sama
yang melibatkan siswa dalam kegiatan yang interaktif di mana siswa bisa dalam proyek atau tugas tertentu
praktis yang bisa dilakukan di rumah, ikut serta dalam kegiatan, seperti secara daring, seperti membuat cerita
seperti membuat kerajinan tangan, memasak bersama, mengikuti
menanam tanaman, atau melakukan bersama atau proyek seni kolaboratif.
eksperimen sains, atau melakukan
eksperimen sederhana. Contoh: Siswa bekerja sama untuk
seni dan kerajinan.
Contoh: Siswa diminta menanam biji menulis cerita bersama di Google
Contoh: Siswa mengikuti video
kacang di rumah, mengamati Docs, di mana setiap siswa
tentang eksperimen pencampuran
pertumbuhannya setiap hari, dan bertanggung jawab untuk menulis
mencatat hasilnya dalam jurnal. warna. Setelah menonton, mereka
satu bagian dari cerita tersebut.
Mereka kemudian membagikan hasil diinstruksikan untuk mencampur
Setelah selesai, cerita dibaca
pengamatan mereka dalam bentuk warna di rumah menggunakan cat air
bersama-sama melalui panggilan
gambar atau video di platform dan kemudian mengunggah foto hasil
pembelajaran. karyanya.
video.
Berikut adalah beberapa cara yang dapat digunakan untuk
menerapkan experiential learning secara online

Refleksi melalui Jurnal Daring Pameran Karya secara Daring Storytelling dan Presentasi

Langkah: Siswa diberi tugas untuk


Langkah: Mengajak siswa untuk angkah: Mengadakan pameran membuat cerita atau presentasi
membuat jurnal harian atau online di mana siswa bisa
tentang sesuatu yang mereka alami
mingguan yang berisi refleksi memamerkan hasil karya atau
atau pelajari, kemudian
mereka tentang kegiatan belajar proyek yang telah mereka buat di
yang dilakukan. membagikannya dengan teman
rumah.
Contoh: Siswa menulis atau sekelas secara daring.
Contoh: Siswa membuat kerajinan
menggambar di jurnal online Contoh: Siswa menceritakan
tangan dari bahan daur ulang dan
tentang pengalaman mereka saat pengalaman mereka saat
kemudian memamerkan hasil karya
melakukan eksperimen sains di membantu orang tua memasak di
mereka dalam galeri foto online
rumah. Mereka kemudian rumah. Mereka bisa membuat
membagikan jurnal mereka dengan
yang bisa diakses oleh teman
sekelas dan orang tua. video pendek atau presentasi
teman sekelas melalui platform
sederhana yang dibagikan selama
pembelajaran.
sesi kelas online.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai