Wahyu Tugas Dislokasi Patellafix

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN AKHIR PKL I

MAHASISWA POLTEKKES MUHAMMADIYAH


PRODI RADIOLOGI

NAMA LOKASI PKL : RS AL JALA AMMARI


PERIODE PKL: 19 DESEMBER 2022
JANUARI
SAMPAI 14 JANUARI 2023

TEKNIK PEMERIKSAAN RADIOGRAFI


ARTICULATIO GENU PADA KASUS SUSP
DISLOKASI PATELLA

OLEH :

WAHYU / P121152 / D

POLITEKNIK KESEHATAN (POLTEKKES)


MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN 2023
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kasus yang Berjudul “Teknik Pemeriksaan Articulatio Genu


pada Kasus Dislokasi patella”yang dilaksanakan di RS AL JALA
AMMARI pada Tanggal 19 Desember 2022 Sampai 14 Januari
2023 telah disetujui dan diperiksa oleh pembimbing.

Menyetujui,
Supervisor Institusi Kepala Ruangan Radiologi

(Hj.Asmiati Amir.Amd.Rad,S.Si) (Peltu Syarifuddin


Amd.Rad)

Mengetahui
Penanggung Jawab PKL
1

(Indah Musdalifah Amd.Rad,S.Si.,M.Si)

i
KATA

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
berkat rahmat dan hidayah–Nya, penulis dapat menyelesaikan
laporan kasus yang berjudul “Teknik Pemeriksaan Articulatio
Genu Pada Susp Dislokasi patella Di RS AL Jala Ammari”.
Penyusunan Laporan Kasus ini dimaksudkan untuk
memenuhi salah satu penugasan dalam Praktek Kerja Lapangan I
di Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Muhammadiyah Makassar
Prodi Radiologi di Instalasi Radiologi RS AL Jala Ammari Dalam
penyusunan laporan kasus ini penulis telah banyak mendapat
bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak, untuk
itu penulis tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada
:
1. Ayahanda DR. KH. Mustari Bosra, MA selaku Direktur
Poltekkes Muhammadiyah Makassar
2. Ibu Indah Musdalifah Amd.Rad,S.Si,M.Si. selaku Kepala Prodi
Radiologi sekaligus Penanggung jawab PKL 1
3. Bapak dr Amir Surya, Sp,M selaku direktur RS AL JALA AMMARI
4. Bapak Mayor Saefudin Zuhri, S.Si.,M.Kes. selaku Kepala
Instalasi Radiologi RS AL JALA AMMARI.
5. Bapak Peltu Syarifuddin. Amd.Rad. selaku Kepala ruangan
radiologi RS AL JALA AMMARI
6. Para Pembimbing, Para Staff, dan Senior di RS AL JALA AMMARI
7. Ibu Hj.Asmiati Amir Amd.Rad,S.Si selaku Supervisor
Institusi Poltekkes Muhammadiyah Makassar
8. Kepada semua pihak yang membantu. Penulis menyadari
bahwa laporan kasus ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan, mengingat keterbatasan pengetahuan
dan kemampuan penulis. Oleh Karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata, penulis
berharap semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi
penulis sendiri dan juga bagi pembaca.

Makassar, 14 Januari
2023

i
KATA
Penulis

i
DAFTAR
Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................. ii

KATA PENGANTAR .................................................................... iii

DAFTAR ISI................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................... 1

A. Latar Belakang 1
...........................................................
B. Rumusan Masalah 4
.....................................................
C. Tujuan Penulisan 2
........................................................
D. Manfaat Penelitian 2
.....................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................... 3

A. Tinjauan Umum Tentang Lokasi PKL 3


.........................
1. Tinjauan Umum RS AL JALA AMMARI .................. 3

2. Gambaran Umum Instalasi Radiologi 4


.....................
B. Tinjauan Umum Tentang Anatomi, Fisiologi dan 5
Patologi

C. Tinjauan Umum Teknik Pemeriksaan .........................


11

D. Jadwal dan Waktu PKL ...............................................12

BAB III METODE PEMERIKSAAN................................................ 15

A. Tempat dan Waktu Pemeriksaan ..................................15

B. Kronologis Riwayat Pasien ...........................................15


i
DAFTAR
C. Persiapan Pasien ..........................................................15

D. Prosedur Kerja ..............................................................15

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................ 16

A. Hasil Pemeriksaan Laporan Kasus ..............................16

B. Pembahasan Laporan Kasus ........................................21

BAB V PENUTUP ......................................................................... 22

A. Kesimpulan ..................................................................22

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................... 23

LAMPIRAN ................................................................................... 24

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Gambar 1. Rs. Jala Ammari Tampak Depan ...................... 3

2. Gambar 2. Anatomi Articulatio Genu Antero View...............5

3. Gambar 3. Articulatio Genu (Bontrager,2018) .....................


6

4. Gambar 4. On Genu Ap dan Hasil Radiografi ..................... 11

5. Gambar 5. Proyeksi Lateral Genu dan Hasil Radiografi ......


12

6. Gambar 6. Pesawat Konvensional ......................................


16

7. Gambar 7. Alat Processing..................................................


17

8. Gambar 8. Detektor .............................................................


17

9. Gambar 9. Film....................................................................
17

10. Gambar 10. Memposisikan Pasien Proyeksi AP ................. 19

11. Gambar 11. Memposisikan Pasien Proyeksi Lateral ........... 19

12. Gambar 12. Hasil Radiografi Articulatio Genu Pada Proyeksi


Antero Posterior (AP) dan Proyeksi Lateral
....................................

20

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Form Pemeriksaan Radiologi ..........................................


24

2. Dokumentasi Ruangan Pengelolaan Hasil Radiografi.....


25

3. Hasil Ekspertise Dokter Radiologi ...................................


26

4. Dokumentasi Penyerahan Mahasiswa PKL 1 di RS AL Jala


Ammari............................................................................
27

5. Dokumentasi Suvervisi RS AL Jala Ammari.................... 28

6. Dokumentasi Seminar RS AL Jala Ammari..................... 29

7. Dokumentasi Penarikan RS AL Jala Ammari .................. 30

8. Biodata Penulis ...............................................................


31

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Articulatio Genu adalah sendi engsel yang terbentuk dari
kedua kondius femur yang bersendi dari kedua
permukaansuerior kondius tibia patella terletak diatas
permukaan patellar yang halus pada femur dan diatas itu
patella melunur sewaktu sendi bergerak,patella berada di
depan bagian bagian persendian yang utama tapi tidak
termasuk formasi sendi lutut (pearce 2018)
Patella merupakan tulang sesamoid yang terbesar yang
ada di tubuh mendududki femoral trochlea.Bentuknya yang
oval asimetris dengan puncaknya mengarah ke distal, serat
tendon quadriceps menyelimuti bagian anterior dari patella
dan bersatu dengan patellar ligament pada bagian distal.
Artikulasi yang di bentuk patellad femolar trochlea membentuk
konpartmen patellofemoral.ada 6 bentuk varian dari
morvologi patella, dimana tipe dan II bentuk stabiI,sedangkan
varian lain mempunyai bentuk lebih cenderung untuk
terjadinya lateral subluksasi(scott WN,201). Salah satu
gangguan yang muncul pada patella yaitu dislokasi dan
subluksasi.
Dislokasi adala perpindahan sementara suatu tulang dari
posisi normalnya dalam 1 sendi jika dislokasi tidak
menyebabkan fracture itu dianggap dislokasi sederhana,jika
ada fracture,itu menjadi fracture kompleks (radulewicz, 2014)
dislokasi patella akut mewakili sekitar 3% dari semua cedera
lutut dan merupakan penyebab paling umum kedua dari post
trauma haermatrosis, ini dapat terjadi akibat trauma langsung
atau tidak langsung pada lutut tampa ketidak satbilan patella
jelas,dengan actor predisposisi yang mendasari ketidakstabilan

1
Subluksasi adalah kata lain dari dislokasi sebagian tulang
dari patella yang mengakibatkan ketidakstabian pada patella,
beberapa factor yang mempengaruhi subluksasi yaitu knee
tertekuk atau terkunci,patella terselip keluar knee, nyeri
setelah duduk lama. Knee

1
2

bagian depan nyeridan memburuk setelah beraktifitas knee


retak dan kaku(morison 2018)
Menurut bontrager (2018, pemeriksaan Articulatio Genu
pada umumnya menggunsksn proyeksi AP (antero posterior)
dan lateral untuk menilai bagian kelainan pada Articulatio
Genu.
Berdasarkan uraian diatas dalam rangka memperoleh
teknik pemeriksaan yang optimal untuk menegakkan
diagnosa,maka penulis tertarik untuk mengambil judul
prosedur pemeriksaan Articulatio Genu dengn kasus dislokasi
patella

B. Rumusan Masalah
Bagaimana Teknik Pemeriksaan radiografi Articulatio Genu
pada kasus dislokasi patella di RSAL JALA AMMARI ?

C. Tujuan Penulisan
Untuk Mengetahui prosedur pemeriksaan radiografi
Articulatio Genu pada kasus dislokasi patella

D. Manfaat penulisan
1. Manfaat Praktis
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis
serta memberikan informasi kepada pembaca mengenai
Teknik Pemeriksaan Articulatio Genu pada kasus dislokasi
2. Manfaat Institusi
Hasil laporan ini dapat menambah kepustakaan dan
pertimbangan referensi tentang teknik pemeriksaan
Articulatio Genu pada kasus dislokasi
3. Manfaat Ilmiah
Sebagai sumber informasi untuk mahasiswa dan peneliti
untuk mengetahui lebih jelas mengenai Teknik
Pemeriksaan Articulatio Genu pada kasus dislokasi patella
4. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi tentang Teknik Pemeriksaan
Articulatio Genu Pada Kasus dislokasi patella untuk
menegakkan diagnosa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Lokasi PKL

1. Tinjauan Umum RS AL JALA AMMARI


Kota Makassar merupakan ibu kota Sulawesi Selatan
yang memiliki Rumah Sakit maupun klinik di berbagai
kacamatannya. RS AL Jala Ammari Makassar yaitu salah satu
Rumah Sakit milik TNI AL Kota Makassar yang bermodel
RSU, dikelola oleh TNI AL dan tergolong kedalam Rumah
Sakit Tipe C. RSU ini berlokasi di Jl. Satando No 27 Kel
Tamalabba Kec Ujung Tanah, Kota Makassar, Indonesia.
RS AL Jala Ammari merupakan rumah sakit yang pertama
kali di dirikan oleh Balai Kesehatan Prajurit Kodamar pada
tahun 1960 menjadi Rumah Sakit TNI Tingkat III/Kelas C.
Penetapan kelas sebagai Rumah Sakit Umum Kelas C
berdasarkan keputusan MENKES RI No.HK.03.05/I/176/12
pada tanggal 27 maret 2012.Direktur RS AL Jala Ammari
bernama dr Amir Surya, Sp,M . Rumah sakit AL Jala Ammari
terakreditasi pada tanggal 5 april 2018.

Gambar 1. RS Jala Ammari tampak depan


(Dok. RS AL JALA AMMARI, 2022)

3
4

Adapun Visi, Misi, Dan Motto RS AL Jala Ammari :


a. Visi
Menjadi Rumah Sakit Kebanggan TNI Dan Masyarakat di
Wilayah Lantamal VI
b. Misi
1) Menyelenggarakan dukungan dan pelayanan kesehatan
yang professional dan prima bagi prajurit, aparatur sipil
Negara, beserta keluarganya dan masyarakat.
2) Memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi
keselamatan dan kepuasan pasien .
3) Meningkatkan sumber daya manusia yang kompetitif.
4) Menyelenggarakan manajemen rumah sakit yang
transparan dan akuntabel.
5) Melaksanakan standarisasi pelayanan untuk mencapai
akreditasi paripurna.
c. Motto
Setia Mengabdi Ikhlas Melayani.

2. Gambaran Umum Instalasi Radiologi


Pelayanan radiologi Rumah Sakit Angkatan Laut adalah
pelayanan yang dilakukan di radiologi untuk menegakkan
diagnosa, dimana bertujuan menjadikan instalasi radiologi
RS yang mampu memberikan pelayanan secara tepat
guna,inovatif,dan efesien di dukung sumber daya manusia
yang handal dan professional.
Letak Instalasi Radiologi RS AL Jala Ammari terletak di
belakang ruang IGD, Instalasi radiologi memiliki ukuran yaitu
yang panjang ± 36 Meter dan lebar ± 12 Meter, yang di
dalamnya terdapat beberapa ruangan diantaranya Ruang
USG, Ruang X-Ray, Ruang Control dan Processing, Ruang CT
scan, Ruang Dokter, Ruang Staff, Kamar Radiografer (kamar
jaga), wc pasien, wc petugas. Dan setiap Ruangan tersebut
terisi dengan alat-alat yang sesuai dengan nama ruangan.
5

Setelah dijelaskan dari segi bangunan yang dimana kita


dapat mengetahui luas instalasi radiologi dan fasilitas alat
apa saja yang dimiliki RS AL Jala Ammari. Adapun dari segi
SDM, Instalasi radiologi memiliki 2 Dokter Spesialis
Radiologi dan 6 Radiografer yang masih aktif.

B. Tinjauan Umum Tentang Anatomi, Fisiologi dan Patologi


1. Anatomi dan Fisiologi Articulatio Genu
a. Sistem sendi
Secara umum sendi adalah tempat pertemuan dua
atau lebih tulang. Tulang-tulang ini dipadukan berbagai
cara misalnya dengan kapsul sendi,pita
fibrosa,ligament,tendon,fascia atau otot.dalam
membentuk rangka tubuh tulang yang satu berhubungan
dengan tulang yang lain melalui jaringan penyambung
yang di sebut persendian (wijaya 2019)
b. Articulatio Genu (sendi lutut)

Gambar 2. Anatomi Articulatio Genu


antero view (Bontrager
2018)
Articulatio Genu atau sendi lutut merupakan salah
satu sendi kompleks dalamtubuh manusia. Articulatio
Genu terdiri dari femur, tibia, fibula, dan patela
disatukan menjadi satu kelompok yang
6

kompleks oleh ligamen. Ligamen ini bekerja secara


bersamaan untuk memberikan stabilitas bagi lutut (Long,
2016). Articulatio Genu merupakan bagian dari
ekstremitas inferior yang menghubungkan tungkai atas
dengan tungkai bawah. Articulatio Genu merupakan sendi
yang paling besar dan komplek, karena melibatkan
femorotibial joint yang berada diantara dua condyle yaitu
condyle dari femur dan condyle dari tibia. Patelofemoral
joint juga merupakan bagian dari Articulatio Genu, dimana
patela bersambungan dengan permukaan anterior dan

distal femur (Bontrager, 2018).

Gambar 3. Articulatio Genu


(bontrager,2018 yang membentuk sendi lutut
antara lain:
c. Tulang femur
Tulang ini terdiri atas satu body dan dua ekstremitas
artikular. Bagian body dari femur berbentuk silinder dan
sedikit cembung di bagian anterior, dan miring kearah
medial sebesar 5° sampai 15°, kemiringan medial
bergantung pada besarnya panggul. Ketika femur
vertikal, kondilus medial lebih rendah dari kondilus
lateral dengan perbedaan kemiringan sekitar 5° sampai
7

7°. Bagian superior femur berartikulasi dengan


acetabulum (Long, 2016). Pada bagian ujung distal femur
terdapat dua buah tonjolan. Tonjolan yang besar disebut
dengan kondilus medial dan tonjolan yang kecil disebut
dengan kondilus lateral. Bagian depan kondilus
dipisahkan oleh patella, sedangkan bagian posterior
dipisahkan oleh fossa intercondylearis (Long, 2016).
d. Tibia
Tibia adalah tulang terbesar dari dua tulang
penyusun tulang kaki. Pada bagian proksimal tibia
terdapat dua tonjolan yang disebut kondilus medial dan
kondilus lateral. Pada permukaan superior kondilus
terbentuk permukaan halus sebagai sambungan dengan
kondilus femur yang disebut dengan tibial plateau. Tibial
plateau memiliki kemiringan kearah posterior sebesar
10° sampai 20°. Diantara dua tibial plateau terdapat
tonjolan yang disebut intercondylear eminence yang
terbagi menjadi dua tonjolan yang disebut medial dan
lateral interkondilaris tuberkel. Di permukaan posterior
distal dari kondilus lateralis merupakan tempat artikulasi
dengan head fibula, pada bagian anterior ada tonjolan
berbentuk segitiga disebut dengan tibial tuberosity yang
merupakan tempat ligamen menempel. Sepanjang
permukaan anterior tulang tibia terdapat bukit-bukit
tajam disebut crest anterior. Pada bagian distal terdapat
tonjolan yang disebut medial maleolus (Long, 2016).
e. Tulang Fibula
Fibula merupakan pembentuk tulang kaki yang lebih
ramping dibandingkan dengan tibia. Head proksimal
fibula saling bertempelan dengan kondilus lateral tibia.
Pada bagian lateroposterior diatas head fibula terdapat
tulang yang berbentuk kerucut yang disebut apex dan di
ujung distal fibula terdapat tonjolan yang disebut lateral
8
malleolus. Dilihat secara axial
9

malleolus lateral lebih posterior sekitar 15˚ sampai 20˚


dibandingkan dengan malleolus medial (Long, 2016).
f. Tulang patella
Patela atau tempurung lutut adalah tulang baji atau
tulang sesamoid yang berkembang di dalam tendon otot
quadrisep extensor. Apex patela meruncing kebawah.
Permukaan dari tulang ialah kasar. Permukaan
posteriornya halus dan bersendi dengan permukaan
patellar dari ujung bawah femur. Letaknya di depan lutut
(Pearce, 2018)
2 . Fisiologi Articulatio Genu
Articulatio Genu dapat melakukan fleksi, ekstensi, dan
rotasi. Pada saat Articulatio Genu dalam keadaan ekstensi
maksimal, rotasi medial femur mengakibatkan pemutaran
dan peregangan semua ligamentum utama sendi, dan lutut
berubah menjadi struktur yang secara mekanis kokoh.
Cartilago menisci ditekan seperti bantal karet diantara
condyleus femoris dan tibiae. Lutut dalam keadaan
ekstensi disebut posisi terkunci. Sebelum dapat dilakukan
fleksi sendi, ligamentum-ligamentum utama harus
mengurai kembali dan mengendur untuk memungkinkan
terjadinya gerakan- gerakan diantara permukaan sendi.
Proses mengurangi dan mengendur ini terjadi oleh
musculus popliteus yang memutar femur ke lateral
terhadap tibia. Sekali lagi menisci harus menyesuaikan
bentuknya terhadap perubahan bentuk condyleus femoris.
Perlekatan musculus popliteus pada meniscus lateralis
mengakibatkan struktur ini tertarik juga ke belakang (Snell,
2012).
Apabila Articulatio Genu dalam keadaan fleksi 90º
dapat dilakukan rotasi dalam derajat tertentu. Pada posisi
fleksi, tibia secara pasif dapat juga digerakkan kedepan
dan belakang terhadap femur. Hal ini dimungkinkan
karena ligamentum- ligamentum utama, terutama
ligamentum cruciatum pada posisi ini terdapat dalam
1
keadaan 1 emas (Snell, 2012). Articulatio Genu memiliki
sumbu gerak dan gerakan gerakan dibedakan menjadi:
1

a. Fleksi Gerakan fleksi dihasilkan oleh otot bisep semiten


dinosus, dan populiteus dibantu oleh otot gracilis,
sarterius populieus terjadi sedikit fleksi oleh interaksi dari
kaki belakang dan femur.
b. Ekstensi Gerakan ekstensi diproduksi oleh quadricep.
Terjadi sedikit ekstensi oleh tegangan ligamen mayor dari
sendi.
c. Rotasi Medial Rotasi ke arah medial dihasilkan
olehsartorius gracilis, dan semitendinosus. 15
d. Rotasi Lateral Rotasi lateral dihasilkan oleh bisep femur,
stabilitas Articulatio Genu bergantung pada penyesuaian
kekuatan otot yang beraksi diatas sendi dan kekuatan
ligamen.
3. Patologi Dislokasi
Menurut Radulewicz (2014), dislokasi adalah
perpindahan sementara suatu tulang dari posisi normalnya
dalam suatu sendi. Jika dislokasi tidak menyebabkan fraktur
itu dianggap dislokasi sederhana; jika ada fraktur, itu
menjadi dislokasi kompleks. Jika kontak antara dua
permukaan sendi hanya sebagian yang hilang , cedera ini
disebut subluksasi. Dislokasi dan subluksasi terjadi pada
persendian bahu, siku, pergelangan tangan, jari, panggul
dan lutut. Dislokasi dan subluksasi paling umum terjadi pada
orang yang berusia dibawah 20 tahun dan umumnya diikuti
dengan fraktur. Dislokasi adalah terlepasnya kompresi
jaringan tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi ini dapat
hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau
terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang
seharusnya (dari mangkuk sendi). Seseorang yang tidak
dapat mengatupkan mulutnya kembali sehabis membuka
mulutnya adalah karena sendi rahangnya terlepas dari
tempatnya dengan kata lain: sendi rahangnya telah
mengalami dislokasi. Dislokasi merupakan suatu
kedaruratan yang membutuhkan pertolongan segera
(Wijaya, 2019
1
a) Etiologi
Etiologi tidak diketahui dengan jelas tetapi ada beberapa
faktor predisposisi, diantaranya :
1

b) Akibat kelainan pertumbuhan sejak lahir


c) Trauma akibat kecelakaan.
d) Trauma akibat pembedahan ortoped.
e) Cedera olahraga
f) Trauma yang tidak berhubungan dengan olahraga, seperti
benturan keras pada sendi saat kecelakaan motor
biasanya menyebabkan dislokasi
g) Terjatuh, seperti jatuh dari tangga.
Klasifikasi Dislokasi dapat diklasifikasi sebagai berikut :
1) Dislokasi congenital : terjadi sejak lahir akibat
kesalahan pertumbuhan.
2) Dislokasi patologik : akibat penyakit sendi dan atau
jaringan sekitar sendi. Misalnya tumor, infeksi atau
osteoporosis. Ini disebabkan oleh kekuatan tulang
yang berkurang.
3) Dislokasi traumatik : kedaruratan ortopedi (pasokan
darah, susunan saraf rusak dan mengalami stress
berat, kematian jaringan akibat anoksia) akibat
oedema (karena mengalami pengerasan). Terjadi
karena trauma yang kuat sehingga dapat
mengeluarkan tulang dari jaringan disekelilingnya dan
mungkin juga merusak struktur sendi, ligamen, saraf,
dan sistem vaskular. Kebanyakan terjadi pada orang
dewasa. Berdasarkan tipe kliniknya dibagi menjadi :
a) Dislokasi akut Umumnya terjadi pada shoulder,
elbow, dan hip. Disertai nyeri akut dan
pembengkalan di sekitar sendi.
b) Dislokasi berulang Dislokasi pada sendi diikuti
oleh frekuensi fislokasi yang berlanjut dengan
trauma minimal, maka disebut dislokasi berulang.
Dislokasi dikaitkan dengan patah tulang atau
fraktur yang disebabkan oleh berpindahnya ujung
tulang yang patah karena kuatnya trauma, tonus
1
atau kontraksi otot dan tarikan.
1

b) Dislokasi berulang Dislokasi pada sendi diikuti oleh


frekuensi fislokasi yang berlanjut dengan trauma
minimal, maka disebut dislokasi berulang. Dislokasi
dikaitkan dengan patah tulang atau fraktur yang
disebabkan oleh berpindahnya ujung tulang yang
patah karena kuatnya trauma, tonus atau kontraksi
otot dan tarikan.

C. TINJAUAN UMUM TEKNIK PEMERIKSAAN RADIOGRFI


1. ProyeksiAP (Antero Posterior)
a. Posisi Pasien : Pasien supine diatas meja
pemeriksaan
b. Posisi Objek : Tungkai yang difotolurus di
atasmeja,
dan letakkan Articulatio genu
ditengah- tengah kaset dalam
keadaan true AP dengan melihat
Condylus Medialis dan Lateralis
berjarak sama terhadap kaset.
c. FFD : 90 Cm
d. Central Ray (CR) : Tegak lurus kearah film
e. Central Point (CP) : Pertengahan Articulatio Genu
f. Kriteria Gambar :
1) Terbukanya Persendian femorotibial
2) Tidak adarotasi tulang femur dan tibia
3) Tampak bayangan patella.

Gambar 4. on Genu AP dan Hasil


1
Radiografi (AsihPujiUtami,
2018)
1

2. Proyeksi Lateral
a. PosisiPasien : Pasien duduk diatas meja
pemeriksaan
b. PosisiObjek : Tungkai yang tidak difoto
diletakkan
silang di depan tubuh
c. FFD : 90 Cm
d. Central Ray (CR) : Tegak urus pada film
e. Central Point (CP) : Condylus medialis
f. Kriteria gambar
1) Tampak patella dalam proyeksi true lateral.
2) Terbukanya articulasiopattelofemoralis.
3) Caput Os.fibula dan Os.Tibia tampak super posisi.

Gambar 5. Proyeksi Lateral Genu dan Hasil


Radiografi (AsihPujiUtami, 2018)

D.Tinjauan Umum Tentang Proteksi Radiasi

1. Pengertian dan TujuanProteksiRadiasi


Proteksi radiasi merupakan cabang ilmu pengetahuan atau
tehnik yang mempelajari masalah Kesehatan manusia
maupun lingkungan dan berkaitan dengan pemberian
perlindungan pada terhadap kemungkinanan yang mungkin
merugian Kesehatan akibat adanya paparanradiasi.
Tujuan proteksi radiasi adalah untuk mencegah
terjadinya efek deterministic yang membahayakan dan
mengurangi peluang terjadinya efek stokastik
Bapaten,2002. Selain itu, proteksi radiasi
1

bertujuan melindungi para pekerja radiasi serta


masyarakat umum tentang bahaya radiasi yang
ditimbulkan akibat penggunaan zat radioaktif atau sumber
radiasi lain Akhadi,2000.
2. Prinsip Dasar Proteksi Radiasi
a) Pengaturan waktu seorang pekerja radiasi yang
berada dalam medanradiasi akan menerima dosis
radiasi yang besarnya sebanding dengan lamanya
pekerja tersebut berada di dalam medan radiasi.
Semakin lama seseorang berada di medan radiasi,
akan semakin besar dosis radiasi yang di terimanya.
b) Pengaturan jarak paparan radiasi berkurang dengan
bertambahnya jarak dari sumber radiasi. Bila terlalu
dekat pada sumber radiasi, misalnya langsung
menyentuh atau memegang sumber radiasi, maka
lajud osis pada tangan berlipat ganda besarnya. Oleh
karena itu dilarang memegang sumber radiasi
langsung dengan tangan. Untuk menangani sumber
radiasi diperlukan perlengkapan khusus misalnya tang
penjepit atau pinset.
c) Penggunaan perisai radiasi untuk penanganan
sumber- sumber radiasi dengan aktivitas sangat
tinggi, sering kali pengaturan waktu dan jarak tidak
mampu menekan penerimaan dosis oleh pekerja
dibawah nilai batas dosis yang telah di tetapkan
Akhadi, 2000. Sifat dari bahan perisai radiasi harus
mampu menyerap energy radiasi atau melemahkan
intensitas radiasi. Perisai ini dibuat dari timbal dan
beton Untuk menjamin keselamatan dari pekerja
radiasi dan masyarakat sekitarnya, pemegan ijin (PI)
harus menerapkan system keselamatan radiasi yang
meliputi:
1) Justifikasi setiap pemakain zat radioaktif atau
sumber radiasi lainnya harus didasarkan pada azas
manfaat.
1
2) Optimasi
Semua penyinaran harus diusahakan
serendah- rendahnya sesuai dengan
ALARA (As Low As Reasonably
2

Achieveable), yaitu konsep dengan


mempertimbangkan factor ekonomi dan social
3) Limitasi
dosise kuivalen yang diterima pekerja radiasi dan
masyarakat tidak boleh melampaui Nilai Batas
Dosis (NBD) yang di tetapkan menurut Surat
Keputusan Kepala BapatenNo. 01/Ka-BAPATEN/V-
99 tahun 1999 tentang Ketentuan Keselamatan
Kerja Terhadap Radiasi (Ridhaauliyah 2016).
BAB III
METODE
PEMERIKSAAN

A. Tempat Dan Waktu Pemeriksaan


Dilaksanakan di Instalasi Radiologi RS AL JALA AMMARI
pada waktu Pemeriksaan, Hari Rabu 04 januari 2023 dan pada
Pukul 11.30 WITA.

B. Kronologis Riwayat Pasien


Pasien datang dari poli ortopedi ke Instalasi Radiologi
dengan berjalan kaki.Keluhan sakit di lutut sebelah kiri.
Dimana dalam pengantar dari dokter menuliskan permintaan
foto pemeriksaan. Articulatio Genu Sinistra Ap /Lat Klinis Susp
Patella Dislokasi

C. Persiapan Pasien
Untuk mendapatkan hasil radiografi yang baik,maka
pasien tidak perlu melakukan persiapan sebagai berikut:

D. Prosedur kerja
1. Pasien dipanggil masuk ke ruangan radiologi
2. Menginput data pasien di digital radiogrhapy
3. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
4. Pasien dipersilahkan masuk ke ruang pemeriksaan
5. Pasien diberi arahan tentang pemeriksaan yang akan
dilakukan.
6. Memulai teknik pemeriksaan yang akan dilakukan terhadap
pasien
7. Pasien diintruksikan jangan bergerak saat expose
8. Processing film.
9. Hasil foto dibacakan oleh dokter
radiologi. 10.Ambil hasil.

1
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pemeriksaan Laporan Kasus


1. Data Pasien
a.Nama : Ny.Rohani
b.Umur : 50 Tahun
c. Jenis kelamin : Perempuan
d. Alamat : Makassar
e. Tanggal : 04 januari 2023
f. Jenis Pemeriksaan : Articulatio Genu AP/LAT Sin
g. Klinis : Susp Dislokasi Patella
h. Status peserta : BPJS
2. Persiapan Alat dan Bahan yang di gunakan
a. Pesawat Sinar-X Konvensional

Gambar 6. Pesawat Konvensional


(Dok. Instalasi Radiologi RS AL JALA AMMARI, 2021)

1).Merk : SIEMENS
2).Type : (240) 11020660
3).Nomor Seri : (21)
30006 4).Tegangan maksimum
: 127 kVA

1
1

b. Processing Film Menggunakan Digital Radiography


(DR)

Gambar 7. Alat Processing.


(Dok. Instalasi Radiologi RS AL JALA AMMARI, 2021)

c. Detektor

Gambar 8. Detektor
(Dok. Instalasi Radiologi RS AL JALA AMMARI2022),

d. Film

Gambar 9. Film
(Dok. Instalasi Radiologi RS AL JALA AMMARI, 2022)
1

3. Teknik
Pemeriksaan
a. Pengertian
Teknik pemeriksaan Articulatio Genu adalah teknik
yang dilakukan dengan menggunakan sinar-X untuk
memperlihatkan struktur atau bagian-bagian dari
Articulatio Genu.
b. TujuanPemeriksaan
Dalam Teknik Pemeriksaan Articulatio Genuanatomi
yang terlihat pada fotorontgen yaitu:
1) Os Femur
2) Patella
3) Os Tibia
4) Os Fibula
c. Indikasi Pemeriksaan : Dislokasi Patella
d. Proyeksi
1) Proyeksi AP
a) Posisi Pasien : Pasien berdiri
b) Posisi Objek : Atur pasien berdiri dengan
menempelkan Articulatio Genu sejajar dengan
chast stand sejajar dengan arah sinar true AP
c) Central Ray : Horisontal tegak lurus pada kaset
d) Central Point : Dipertengahan Articulatio Genu
e) FFD : 90 cm
f) Kolimasi Proyeksi AP :
1) Batas Atas : 1/3 distal os femur
2) Batas Bawah : 1/3 proksimal ossa cruris
3) Pengaturan Faktor Eksposi :kV (66), mAs (12,5)
4) Pengolahan Film : DR
1

Gambar 10. Memposisikan Pasien Proyeksi AP


(Dokumentasi RS AL JALA AMMARI, 2022)

g) Proyeksi Lateral
1) PosisiPasien : Pasien berdiri menyamping
2) Posisi Objek :Pasien di posisikan dengan sedikit
menekuk lutut yang akan di periksa tangan
pasien memegang bucky stand
3) Central Ray : Horisontal tegak lurus pada kaset
4) Central Point : (2,5 cm) distal dari epicondilus medial
5) FFD : 90 cm
6) Kolimasi Proyeksi Lateral :
a) Batas Atas : 1/3 distal femur
b) Batas Bawah : 1/3 proksimal cruris
7) Pengaturan Faktor Eksposi : kV (66), mAs (12,5)
8) Pengolahan Film : DR

Gambar 11. Memposisikan Pasien Proyeksi Lateral


(Dokumentasi RS AL JALA AMMARI, 2022)
2

4. Analisis Radiografi
a. Hasil Radiografi

Gambar 12. Hasil Radiografi Articulatio Genu pada Proyeksi


Antero Posterior (AP) dan Proyeksi Lateral
(Dok. Instalasi Radiologi RS AL JALA AMMARI, 2022)

b. Kriteria Gambar
1) ProyeksiAP
a) TerbukanyaPersendianFemorotibia
b) Tidak adarotasi tulang paha dan tibia
c) Tampak patella proyeksi pada bagian
pertengahan kaset
2) Proyeksi Lateral
a) Tampak patella dalam proyeksi true lateral
b) Terbukanya articulasio pattelofemoralis
c) Caput os. Fibula dan os. Tibia tampak superposisi
d) Terlihat soft tissue disekitar lutut

c. Hasil InterpretasiDokter
1) Dislokasi os patella kiri ke cranial, DD/ Patella Alta
2) OA genu kiri grade 2
3) Osteoporosis sinilis
4) Soft tissue swelling
2

5) Multiple bayangan opaq region genu anterior


dan lateral,Suspek synovial osteochondromatosis

d. Kelebihan Dan KekuranganFoto Yang Dibuat


Pada hasil Radiograf tidak ada kekurangan yang
terlihat dan sudah termasuk kriteria gambar yang baik.

B. Pembahasan Laporan Kasus


Seorang pasien datang ke ruang radiologi dengan membawa
surat pengantar foto dengan permintaan foto rontgen
Articulatio Genu Dalam pemeriksaan Articulatio Genu tidak
diperlukan persiapan khusus karena tidak menggunakan
media kontras sebelum dilakukan pemeriksaan, cukup dengan
memberikan arahan untuk posisi yang dilakukan , sehingga
pasien tahu tindakan apa yang akan dilakukan selama
pemeriksaan. Pemeriksaan Articulatio Genu di ruang radiologi
RS AL JALA AMMARI menggunakan proyeksi AP dengan Central
point di pertengahan os genu, menggunakan FFD : 90 cm dan
faktor eksposi: KV : 66, mAs : 12,5 dengan kaset yang
berukuran 35cm x43cm. Begitu pun dengan proyeksi lateral
dengan Central point pada mid patellafemoral joint,
menggunakan FFD : 90 cm dan faktor eksposi : KV
: 66 mAs : 12,5 dengan kaset yang berukuran 35cm x 43 cm.
Setelah pasien melakukan pemeriksaan Articulatio Genu
Pasien di arahkan untuk menunggu di ruang tunggu untuk

hasil foto rontgen. Kemudian radiographer melakukan

processing film (DR) dengan cara radiographer melakukan

editing pada komputer untuk mengatur kontras, meletakkan

marker dan lain-lain. Setelah itu foto di print, kemudian di

berikan kepada dokter untuk di interpretasi, dari hasil

interpretasi dokter menyatakan bahwa, terdapat dislokasi


2
patella sinistra dan OA genu sinistra, osteoporosis sinalis
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Teknik Pemeriksaan Articulatio Genu pada kasus Susp
dislokasi patella di RS AL JALA AMMARI, prinsipnya sesuai
dengan teori yaitu menggunakan proyeksi AP dan Lateral
dengan faktor eksposi proyeksi AP, kV : 66 dan mAs :
12,5. Serta faktor ekposi proyeksi lateral, kV : 66 dan mAs
: 12,5.
2. Hasil Radiograf Articulatio Genu pada kasus Susp dislokasi
patella di RS AL JALA AMMARI, yang di periksa oleh dokter
radiologi menyimpulkan bahwa pasien mengalami,
Dislokasi patella,OA Genu Sinistra,osteoporosis senilis

B. Saran
1. Untuk petugas radiographer saat melakukan
pemeriksaan selalu menjaga komunikasi dan protokol
kesehatan yang baik dengan pasien.
2. Sebaiknya ruang radiologi RS AL Jala Ammari,
memperhatikan proteksi radiasi agar mengurangi radiasi
yang di terima pasien, petugas, dan masyarakat umum.

2
DAFTAR PUSTAKA

1. Price and Wilson.anatomi Articulatio Genu.


2. jurnal 2, JurnalBiomedik (JBM), Volume 6, Nomor 3,
November 2016, 3.Lippert. TulangPembentuk.
4. Jurnal Sosial HumanioraTerapan Volume 1 No.2, Januari-Juni
2019
5. Asihpujiutami,SKM,M.Kes.Sudibyodwisaputro,S.Si.Fadlifel
ayani, S.ST,2018.Radiologi Dasar I
6. WaschkeJ.Bukuajarananatomisobotta 1 stpd.singaporaelsevier
2018
7. Azizah’s, 2017, Fraktur (Online)
http://nuiiners.blogspot.com/2014/01/frakt
ur.html
8. Frank, D Eugene dkk.2012.Merrils Atlas of
RadiograficPostioning& Procedure Unite States of America
Elsever Mosby. Volume One Ediotion 12 Zhang et al, 2016,
Osteoarthritis (Online)
9. Wahyu Pramusinto, Jenis-jenis radang sendi atau
(arthritis)- osteoarthritis vs rheutomaid arthritis (Online)
RidhaAuliyah.Proteksi Radiasi,2016

2
Lampiran 1 : Form Pemeriksaan

2
Lampiran 2: Dokumentasi Ruangan Pengelolaan Hasil

2
Lampiran 3: Hasil Ekspertise Dokter

2
Lampiran 4: Dokumentasi Penyerahan Mahasiswa PKL 1 di RS
Ammari

2
Lampiran 5 : Dokumentasi Suvervisi RS AL Jala

2
Lampiran 6 : Dokumentasi Seminar RS AL Jala

2
Lampiran 7 : Dokumentasi Penarikan RS AL Jala

3
BIODATA PENULIS

NAMA LENGKAP : WAHYU


PANGGILAN : WAHYU
NIM : P121152
ASAL DAERAH : PATTIMANG, 08-01-2003
ASAL SMA : SMA NEGERI 6 LUWU UTARA
ALAMAT : MASAMBA
HOBBY :-
CONTAC PERSON
HP : 0823-4944-3136
EMAIL :
[email protected] PENGALAMAN
ORGANISASI :-
JUDUL KARYA LAPORAN KASUS DIBUAT : TEKHNIK
PEMERIKSAAN ARTICULATIO GENU PADA KASUS DISLOKASI
PATELLA

Anda mungkin juga menyukai