Inovasi Dalam Perencanaan Pembangunan Daerah-Bappenas
Inovasi Dalam Perencanaan Pembangunan Daerah-Bappenas
Inovasi Dalam Perencanaan Pembangunan Daerah-Bappenas
Disampaikan dalam Acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kabupaten Bangka Tahun 2018
Bangka, 13 Maret 2018
REPUBLIK
INDONESIA
Outline
2
REPUBLIK
INDONESIA
3
POKOK PENGUATAN PP NO 17/2017
REPUBLIK
INDONESIA Tentang Sinkronisasi Proses Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional
Amanat Pasal 12 : Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional bersama Menteri Keuangan menyusun rencana
pemanfaatan subsidi pangan, subsidi pupuk, subsidi benih, hibah daerah, dana transfer khusus, dana desa, dan
sumber pendanaan lainnya yang diarahkan untuk mencapai Sasaran pembangunan nasional.
Memperjelas peran
Bappenas dalam
PP 17/2017 Penyusuna penyusunan Kerangka
Ekonomi Makro (KEM)
n Resource dan Resource Envelope
RKP Envelope
• Perubahan waktu
Perpres RKP Penyusunan
• Pemutakhiran RKP Pagu
Bappenas dan Kemenkeu bersama-
sama mengalokasikan pagu
4
4
REPUBLIK
INDONESIA
RKP 2019 Sebagai Penutup Kabinet Kerja
Memacu
Pembangunan Memacu
Mempercepat
Infrastruktur Investasi dan
Pembangunan
Melanjutkan dan Ekonomi Memantapkan
Infrastruktur Pemerataan
Reformasi bagi untuk Pembangunan
untuk Pembangunan
Percepatan Meningkatkan Infrastruktur
Memperkuat untuk
Pembangunan Kesempatan untuk
Fondasi Pertumbuhan
Ekonomi yang Kerja serta Percepatan
Pembangunan Berkualitas
Berkeadilan Mengurangi Pertumbuhan
yang
Kemiskinan dan Ekonomi yang
Berkualitas
Kesenjangan Berkualitas
Antarwilayah
5
RKP 2019
REPUBLIK
INDONESIA Kesinambungan Implementasi Money Follows Program
154 PP 30 PP 24 PP
RKP 2019 fokus pada optimalisasi pemanfaatan seluruh sumber daya (pemerintah, swasta, perbankan)
untuk mengejar pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan nasional dalam RPJMN
6
REPUBLIK
INDONESIA
Tema dan Prioritas Nasional
Prioritas Nasional
3
Pembangunan
Peningkatan Nilai Tambah Ekonomi melalui
untuk
Pertanian, Industri, dan Jasa Produktif
Pertumbuhan
4
Berkualitas”
Pemantapan Ketahanan Energi, Pangan, dan
Sumber Daya Air
7
REPUBLIK
INDONESIA
Sasaran Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2019
• Momentum pemulihan ekonomi global dan perbaikan harga komoditas akan terus berlanjut di tahun 2018 dan 2019.
• Pertumbuhan ekonomi domestik diperkirakan akan terus meningkat dengan tingkat inflasi dan nilai tukar yang
terkendali.
• Pembangunan infrastruktur yang sudah mulai operasional akan memicu pertumbuhan ekonomi tahun 2019.
8
REPUBLIK
INDONESIA
Target Pembangunan Tahun 2019
Tingkat Kemiskinan
0,38–0,39
71,98
Pertumbuhan Ekonomi
5,4–5,8%
Tingkat Pengangguran Terbuka
4,8–5,2%
9
REPUBLIK
INDONESIA
10
REPUBLIK
INDONESIA
Perencanaan dan Penganggaran
PP 17/2017
Sinkronisasi Proses Perencanaan dan
Penganggaran Pembangunan Nasional
Isu-Isu Strategis Upaya komprehensif untuk Upaya efektivitas dan Keterkaitan fungsional
penajaman substansi efisiensi pencapaian sasaran untuk pencapaian
(Sasaran, Indikator) (Siapa berbuat apa, dan sasaran secara spasial
integrasi pendanaan)
11
REPUBLIK
Keterkaitan Fungsional Secara Spasial
INDONESIA
Spasial
• Spasial biasanya Kawasan Ekonomi Khusus, Kawasan
Industri, Kawasan Pariwisata, Kawasan Perdagangan
dan Pelabuhan Bebas, dll.
12
REPUBLIK
Keterkaitan Fungsional Secara Spasial
INDONESIA
Spasial
• Keterkaitan spasial tersebut berlaku untuk tematik apa saja.
• Pendidikan: integrasi spasial
• pembangunan sekolah
• ketersediaan murid, guru,
• aksesibilitas sarana dan prasarana,
• keterjangkauan biaya, jaminan keberlanjutan layanan,
• resiko terhambatnya layanan seperti daerah banjir, gempa, dll.
• Ketahanan pangan: integrasi spasial
• cetak sawah,
• petani,
• waduk,
• irigasi, bibit, jalan pemasaran, dll.
• Pengurangan kemiskinan: integrasi spasial
• layanan dasar,
• pemberian kredit UMKM,
• pembelajaran wirausaha,
• pembukaan aksesibilitas, dll.
13
REPUBLIK
Tata Kelola Pendekatan Spasial
INDONESIA
RKP Proyek
Prioritas
Berbasis
Spasial/Kewilayahan
Pembahasan
Sasaran, Pendanaan,
dan LOKASI
RKPD Renja
Usulan Usulan diprioritaskan
Daerah K/L
14
REPUBLIK
Karakteristik Perkembangan Wilayah
INDONESIA
15
REPUBLIK
Strategi Pengembangan Wilayah
INDONESIA
16
REPUBLIK
INDONESIA
Inovasi Pembiayaan
3 Pembangunan Daerah
17
REPUBLIK
INDONESIA
18
REPUBLIK
INDONESIA
19
Perkuatan Perencanaan dan Penganggaran
REPUBLIK
INDONESIA Penekanan PP 17 Tahun 2017
20
Kerangka Pendanaan Infrastruktur (2015 - 2019)
REPUBLIK
INDONESIA Mendorong Swasta dan Lembaga Pengelola Dana Jangka Panjang
Nilai Investasi
Investasi Publik
rendah IRR tinggi
Weighted Average Cost of Capital (WACC)
General Commercial
APBN+APBD: Kategorisasi Investasi Sosial KPBU Special Commercial Investment
Investment
USD 148.2 Bn
Investasi yang tidak Investasi dengan imbal Investasi dengan imbal Investasi dengan imbal
(Rp. 1.978,6 Tn)
Total Nilai (41,3%) Definisi
memiliki imbal balik hasil di bawah standar hasil memenuhi standar hasil relatif menarik
investasi secara kelayakan sehingga kelayakan investasi namun sehingga peran
Investasi yang langsung dari obyek membutuhkan dipandang relatif kurang Pemerintah minim
dibutuhkan tersebut. pengurangan sebagian menarik atau berisiko yaitu sebagai regulator
beban investasi melalui sehingga diperlukan dan promotor.
dalam investasi sosial Pemerintah. intervensi Pemerintah.
BUMN:
infrastruktur USD 79.8 Bn
2015-2019: (Rp. 1.066,2 Tn)
(22,2%) • Jaminan Sosial • Bahan Baku Air Minum • Jalan Tol • Listrik
• Jaminan • Transportasi Publik Masal • Pelabuhan • Bandar Udara
USD 359.2 Bn Contoh
Pendidikan • Pipa Gas
(IDR 4,796.2 Tn) • Jaminan
Swasta: Kesehatan
USD 131.1 Bn
APBN APBN + Dana Komersial Dana Komersial dengan Dana Komersial Murni
(Rp. 1.751,5 Tn) Source of Dorongan Pemerintah
(36,5%) Funding
*) 1 : Kalkulasi berdasarkan investasi infrastruktur yang dibutuhkan untuk menjadi middle income country 2025.
KPBU PINA
Sumber: Bappenas- JICA, 2014: Latar belakang studi untuk RPJMN 2015-2019,, Analisis Tim Kementerian PPN/Bappenas
21
REPUBLIK
INDONESIA
Pengertian KPBU
KONVENSIONAL KPBU
KEWAJIBAN PEMERINTAH KEWAJIBAN PEMERINTAH
MELAYANI MASYARAKAT MELAYANI MASYARAKAT
PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR
PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR
PEMBENTUKAN
ASET PELAYANAN PERUBAHAN
MASYARAKAT PARADIGMA
(Pemerintah)
DISERAHKAN SETELAH
KERJASAMA SELESAI
PENGADAAN ASET
Manfaat KPBU:
• Kesinambungan perencanaan , konstruksi, operasi
dan pemeliharaan
• On schedule, on budget, on service
• Dengan dana yang sama, bisa me-leverage
proyek yang lebih banyak
22
REPUBLIK
Regulasi KPBU
INDONESIA
Aspek Pengaturan
Pemerintah Badan Usaha
PERPRES 38/2015
TENTANG KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA DALAM
1. Menteri 1. BUMN/BUMD PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR
Subyek Kerjasama 2. Kepala Lembaga 2. Badan Usaha Asing
3. Kepala Daerah 3. Perseroan Terbatas PERMEN PPN NO. 4/2015
4. BUMN/BUMD 4. Koperasi TENTANG PANDUAN UMUM
1. Pembayaran oleh pengguna dalam bentuk tarif (User PMK NO. 260/2016
Charge).
Pengembalian investasi
2. Pembayaran ketersediaan layanan (Availability Payment). PERMENDAGRI No. 96/2016
Badan Usaha
3. Bentuk lain sepanjang tidak bertentangan dengan
Perundang-undangan. PENJAMINAN PEMERINTAH
• Peraturan Presiden No. 78/2010
1. Tahap Perencanaan • PMK 260/PMK.011/2010 Jo. PMK 8/PMK.08/2016
Tahapan 2. Tahap Penyiapan DUKUNGAN PEMERINTAH
3. Tahap Transaksi PMK No. 223/PMK.11/2012 (VGF)
23
REPUBLIK
INDONESIA
Kantor Bersama KPBU
DIKOORDINASIKAN DAN DIFASILITASI KANTOR BERSAMA SESUAI KEWENANGAN MASING-MASING:
• Bappenas dalam pemilihan proyek
• Kemenkeu dalam pemberian fasilitas fiskal
• LKPP dalam proses pengadaan
• BKPM dalam menjajaki minat dan nilai pasar
• Kemendagri dalam pemberian rekomendasi AP Daerah
• Kemenko Perekonomian dalam debottlenecking
• PT.PII dalam pemberian Penjaminan Pemerintah
Capacity Building
24
REPUBLIK
INDONESIA
25
Skema Kerjasama dan Fungsi PINA
REPUBLIK
INDONESIA Peran signifikan PINA dalam pembiayaan proyek infrastruktur
PINA
KONDISI
PROYEK
Contact us
Tel: +62-21-3903916
Email : [email protected]
28
REPUBLIK
INDONESIA
29
Kronologi Anugerah Pangripta Nusantara 2014-2017 dan PPD 2018
REPUBLIK
INDONESIA
Menilai dokumen RKPD Provinsi & Menilai dokumen RKPD Provinsi & Kabupaten/Kota
Kabupaten/Kota Memisahkan penilaian antara Kabupaten dengan
13 Pemerintah daerah terbaik, 7 Kota
provinsi dan 6 kabupaten/kota. 12 daerah terbaik, terdiri 5 provinsi dan 7 kab/kota
Kategori penghargaan. Kategori penghargaan
1. Provinsi terbaik, (3 terbaik dan 3 1. Provinsi Perencanaan Terbaik (3 Prov)
Harapan) 2. Provinsi Inovasi Terbaik (1 Prov)
2. Provinsi dengan Peningkatan 3. Provinsi Peningkatan Tertinggi dalam Kualitas
Kualitas RKPD (1 Provinsi) (1 Prov)
3. Kabupaten/Kota terbaik (3 4. Kabupaten Perencanaan Terbaik (3 Kab)
terbaik dan 3 Harapan) 5. Kota Perencanaan Terbaik (3 kota)
6. Kab/Kota Inovasi Terbaik ( 1 kab/kota)
30
Tujuan, Ruang Lingkup dan Objek Penilaian PPD 2018
REPUBLIK
INDONESIA
Tujuan
1. Mendorong setiap daerah (Provinsi, Kabupaten, dan Kota) untuk menyiapkan dokumen
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) secara lebih baik, konsisten, komprehensif,
terukur, dan dapat dilaksanakan.
2. Menciptakan insentif bagi pemerintah daerah untuk mewujudkan perencanaan
pembangunan yang lebih baik dan bermutu.
31
Tahapan Penilaian Kabupaten dan Kota dengan Perencanaan dan
REPUBLIK
INDONESIA Pencapaian Terbaik PPD 2018
1. Penilaian di Provinsi oleh Tim Penilai Provinsi
32
REPUBLIK
Persandingan Bobot Penilaian PPD 2018
INDONESIA
Penghargaan
APN 2017 Pembangunan
Tahapan Kriteria Penjelasan
Bobot Daerah 2018
Bobot
Penilaian Perencanaan dan Pelaksanaan RKPD 40% 45%
1. Pencapaian -- 30% Kriteria Baru. Dalam melihat kinerja pemerintah daerah perlu memasukkan unsur pelaksanaan atau
pencapaiannya dan arahan Bapak Menteri
2. Keterkaitan 15% 15%
I
3. Konsistensi 25% 15% Penyesuaian bobot terkait penambahan kriteria pencapaian
4. Kelengkapan dan kedalaman 40% 20% Penyesuaian bobot terkait penambahan kriteria pencapaian
5. Keterukuran 5% 5%
6. Inovasi Kebijakan 5% 15% Penyesuaian bobot terkait penambahan kriteria pencapaian
Verifikasi Proses Penyusunan RKPD 30% 30%
1. Pencapaian -- 30% Kriteria Baru. Dalam melihat kinerja pemerintah daerah perlu memasukkan unsur pelaksanaan atau
pencapaiannya dan arahan Bapak Menteri
2. Bottom-up 25% 10% Penyesuaian bobot terkait penambahan kriteria pencapaian
II 3. Top-down 20% 10% Penyesuaian bobot terkait penambahan kriteria pencapaian
4. Teknokratik 25% 10% Penyesuaian bobot terkait penambahan kriteria pencapaian
5. Politik 10% 5%
6. Akuntabilitas -- 5% Penambahan kriteria baru
7. Inovasi Proses & Program Daerah 20% 30% Penyesuaian bobot terkait penambahan kriteria pencapaian
Presentasi dan Wawancara 30% 25%
1. Pencapaian -- 35% Kriteria Baru. Dalam melihat kinerja pemerintah daerah perlu memasukkan unsur pelaksanaan atau
pencapaiannya dan arahan Bapak Menteri
III
2. Penilaian terhadap dokumen RKPD 25% 15% Penyesuaian bobot terkait penambahan kriteria pencapaian
3. Proses Penyusunan 25% 15% Penyesuaian bobot terkait penambahan kriteria pencapaian
4. Penilaian Presentasi 50% 35% Penyesuaian bobot terkait penambahan kriteria pencapaian
33
REPUBLIK
INDONESIA
TERIMA KASIH
www.bappenas.go.id
34