Inovasi Dalam Perencanaan Pembangunan Daerah-Bappenas

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 34

Inovasi dalam Perencanaan Pembangunan Daerah

Kepala Sub Direktorat Pemantauan, Evaluasi dan Pengendalian Pembangunan Wilayah IV


Kementerian PPN/Bappenas

Disampaikan dalam Acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kabupaten Bangka Tahun 2018
Bangka, 13 Maret 2018
REPUBLIK
INDONESIA
Outline

1 Tema, Prioritas Nasional dan Sasaran RKP 2019

2 Pendekatan Kewilayahan dalam Perencanaan dan Penganggaran

3 Inovasi Pembiayaan Pembangunan Daerah

4 Sekilas tentang Penghargaan Pembangunan Daerah 2018

2
REPUBLIK
INDONESIA

Tema, Prioritas Nasional dan


1 Sasaran RKP 2019

3
POKOK PENGUATAN PP NO 17/2017
REPUBLIK
INDONESIA Tentang Sinkronisasi Proses Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional
Amanat Pasal 12 : Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional bersama Menteri Keuangan menyusun rencana
pemanfaatan subsidi pangan, subsidi pupuk, subsidi benih, hibah daerah, dana transfer khusus, dana desa, dan
sumber pendanaan lainnya yang diarahkan untuk mencapai Sasaran pembangunan nasional.

• Disusun hingga proyek


prioritas
• Dikendalikan pada agenda
pembahasan, dokumen dan K/L-Non K/L dan
pelaksanaan Daerah
• Money Follow Program Integrasi
Pendanaan
Pengendalian
Prioritas

Memperjelas peran
Bappenas dalam
PP 17/2017 Penyusuna penyusunan Kerangka
Ekonomi Makro (KEM)
n Resource dan Resource Envelope
RKP Envelope

• Perubahan waktu
Perpres RKP Penyusunan
• Pemutakhiran RKP Pagu
Bappenas dan Kemenkeu bersama-
sama mengalokasikan pagu
4
4
REPUBLIK
INDONESIA
RKP 2019 Sebagai Penutup Kabinet Kerja

2015 2016 2017 2018 2019

Memacu
Pembangunan Memacu
Mempercepat
Infrastruktur Investasi dan
Pembangunan
Melanjutkan dan Ekonomi Memantapkan
Infrastruktur Pemerataan
Reformasi bagi untuk Pembangunan
untuk Pembangunan
Percepatan Meningkatkan Infrastruktur
Memperkuat untuk
Pembangunan Kesempatan untuk
Fondasi Pertumbuhan
Ekonomi yang Kerja serta Percepatan
Pembangunan Berkualitas
Berkeadilan Mengurangi Pertumbuhan
yang
Kemiskinan dan Ekonomi yang
Berkualitas
Kesenjangan Berkualitas
Antarwilayah

2019 adalah tahun terakhir pelaksanaan RPJMN 2015-2019

5
RKP 2019
REPUBLIK
INDONESIA Kesinambungan Implementasi Money Follows Program

2017 2018 2019


Menajamkan
Prioritas Nasional
23 PN 10 PN 5 PN

154 PP 30 PP 24 PP

RKP Memastikan Pengendalian Dilakukan


2019
Pelaksanaan Sampai ke Level Proyek
Program (satuan 3)

Menajamkan Belanja K/L, Belanja Non K/L,


Integrasi Belanja Transfer ke Daerah, PHLN,
Sumber Pendanaan BUMN, PINA dan Swasta

RKP 2019 fokus pada optimalisasi pemanfaatan seluruh sumber daya (pemerintah, swasta, perbankan)
untuk mengejar pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan nasional dalam RPJMN
6
REPUBLIK
INDONESIA
Tema dan Prioritas Nasional

Prioritas Nasional

Tema 1 Pembangunan Manusia melalui Pengurangan


Kemiskinan dan Peningkatan Pelayanan Dasar

“Pemerataan 2 Pengurangan Kesenjangan antarwilayah melalui


Penguatan Konektivitas dan Kemaritiman

3
Pembangunan
Peningkatan Nilai Tambah Ekonomi melalui
untuk
Pertanian, Industri, dan Jasa Produktif
Pertumbuhan

4
Berkualitas”
Pemantapan Ketahanan Energi, Pangan, dan
Sumber Daya Air

5 Stabilitas Keamanan Nasional dan Kesuksesan


Pemilu

7
REPUBLIK
INDONESIA
Sasaran Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2019
• Momentum pemulihan ekonomi global dan perbaikan harga komoditas akan terus berlanjut di tahun 2018 dan 2019.
• Pertumbuhan ekonomi domestik diperkirakan akan terus meningkat dengan tingkat inflasi dan nilai tukar yang
terkendali.
• Pembangunan infrastruktur yang sudah mulai operasional akan memicu pertumbuhan ekonomi tahun 2019.

2017* 2018** 2019


3,61 3,5 2,5-4,5

Nilai Tukar 2017 2018** 2019


Pertumbuhan Inflasi (%)
Ekonomi (%) (Rp/USD) 13.500-
13.382 13.500
13.700

2017 2018** 2019


Catatan:
5,07 5,4 5,4-5,8 * Inflasi Y-o-Y
** Sasaran pada APBN 2018

8
REPUBLIK
INDONESIA
Target Pembangunan Tahun 2019

Tingkat Kemiskinan

8,5–9,5% Rasio Gini

0,38–0,39

Indeks Pembangunan Manusia

71,98
Pertumbuhan Ekonomi

5,4–5,8%
Tingkat Pengangguran Terbuka
4,8–5,2%
9
REPUBLIK
INDONESIA

Pendekatan Kewilayahan dalam


2 Perencanaan dan Penganggaran

10
REPUBLIK
INDONESIA
Perencanaan dan Penganggaran

PP 17/2017
Sinkronisasi Proses Perencanaan dan
Penganggaran Pembangunan Nasional

Kebijakan Money Follows Program

Tematik Holistik Integratif Spasial

Isu-Isu Strategis Upaya komprehensif untuk Upaya efektivitas dan Keterkaitan fungsional
penajaman substansi efisiensi pencapaian sasaran untuk pencapaian
(Sasaran, Indikator) (Siapa berbuat apa, dan sasaran secara spasial
integrasi pendanaan)
11
REPUBLIK
Keterkaitan Fungsional Secara Spasial
INDONESIA

Spasial
• Spasial biasanya  Kawasan Ekonomi Khusus, Kawasan
Industri, Kawasan Pariwisata, Kawasan Perdagangan
dan Pelabuhan Bebas, dll.

• Tetapi keterkaitan fungsional secara spasial tidak hanya


berlaku di daerah yang telah ditetapkan kawasannya.

SPATIALLY BOUND = SPATIALLY INTEGRATED


For every Thematic

12
REPUBLIK
Keterkaitan Fungsional Secara Spasial
INDONESIA

Spasial
• Keterkaitan spasial tersebut berlaku untuk tematik apa saja.
• Pendidikan: integrasi spasial
• pembangunan sekolah
• ketersediaan murid, guru,
• aksesibilitas sarana dan prasarana,
• keterjangkauan biaya, jaminan keberlanjutan layanan,
• resiko terhambatnya layanan seperti daerah banjir, gempa, dll.
• Ketahanan pangan: integrasi spasial
• cetak sawah,
• petani,
• waduk,
• irigasi, bibit, jalan pemasaran, dll.
• Pengurangan kemiskinan: integrasi spasial
• layanan dasar,
• pemberian kredit UMKM,
• pembelajaran wirausaha,
• pembukaan aksesibilitas, dll.

13
REPUBLIK
Tata Kelola Pendekatan Spasial
INDONESIA

• Rapat Koordinasi Teknis dan Musrenbang Nasional


• Mempertemukan Prioritas Nasional yang diusulkan K/L dengan yang diusulkan Daerah.

RKP Proyek
Prioritas

Berbasis
Spasial/Kewilayahan

Pembahasan
Sasaran, Pendanaan,
dan LOKASI

RKPD Renja
Usulan Usulan diprioritaskan
Daerah K/L

14
REPUBLIK
Karakteristik Perkembangan Wilayah
INDONESIA

WILAYAH WILAYAH WILAYAH MAJU


TERTINGGAL MENENGAH
Wilayah dengan Wilayah dengan skala Wilayah dengan potensi
kekurangan infrastruktur ekonomi wilayah dan dan daya ungkit
dan pelayanan dasar: a.l. lokal yang berpotensi pertumbuhan ekonomi
• Daerah tertinggal, ekonomi tinggi: a.l. nasional yang tinggi; a.l.
terluar, terisolir - Pusat Kegiatan Wilayah - Perkotaan
• Daerah kepulauan (PKW) (Metropolitan)
• Daerah minus - Pusat Kegiatan Lokal - Pusat Kegiatan Nasional
(PKL) (PKN)
• Daerah perbatasan
- Kawasan Ekonomi
• Sebagian besar daerah Khusus (KEK)
perdesaan
- Kawasan Industri (KI)
- Kawasan Strategis
Pariwisata Nasional
(KSPN)

15
REPUBLIK
Strategi Pengembangan Wilayah
INDONESIA

Percepatan 1. Pengembangan potensi ekonomi wilayah


1. Wilayah dengan pembangunan Kawasan 2. Percepatan pembangunan konektivitas Investor:
potensi dan daya Ekonomi Khusus (KEK), dan kemaritiman
Kawasan Industri (KI), 3. Peningkatan kemampuan SDM dan Level
ungkit pertumbuhan Kawasan Strategis IPTEK internasional
ekonomi nasional yang Pariwisata nasional 4. Penyederhanaan regulasi dan kebijakan
(KSPN), Pusat Kegiatan 5. Peningkatan iklim investasi dan iklim dan nasional
tinggi
Nasional (PKN) usaha

1. Pengembangan potensi ekonomi lokal


2. Wilayah dengan Pengembangan yang inklusif Investor:
skala ekonomi wilayah Pusat-Pusat 2. Pengembangan UMKM Level provinsi,
3. Percepatan pembangunan aksesibiltas,
dan lokal yang Kegiatan konektivitas, kemaritiman dan kab/kota
berpotensi ekonomi Wilayah/Lokal 4. Penyiapan tenaga kerja lokal (enterpreneur
tinggi (PKW/PKL) 5. Pemakaian teknologi tepat guna ship lokal)

1. Pemenuhan SPM (Standar Pelayanan Minimum) untuk

3. Wilayah dengan Pengembangan pelayanan dasar utamanya pendidikan, kesehatan,


transportasi, air minum, energi listrik, perkim.
kekurangan daerah tertinggal, 2. Penyiapan modal sosial dan pengembangan SDM
3. Percepatan pembangunan aksesibilitas (darat dan APBN, APBD
infrastruktur dan terdepan, terluar laut)
4. Penguatan kapasitas tata kelola pemerintahan daerah
pelayanan dasar (3T). 5. Peningkatan nilai tambah SDA dan Pengembangan
UMKM

16
REPUBLIK
INDONESIA

Inovasi Pembiayaan
3 Pembangunan Daerah

17
REPUBLIK
INDONESIA

Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU)


dan
Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah (PINA)

18
REPUBLIK
INDONESIA

Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha


(KPBU)

19
Perkuatan Perencanaan dan Penganggaran
REPUBLIK
INDONESIA Penekanan PP 17 Tahun 2017

Alokasi Pada Prioritas


Pasal 1 Holistik
Proyek Prioritas adalah proyek yang dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat, Integratif
Pemerintah Daerah, dan/atau badan usaha yang memiliki sifat strategis dan
jangka waktu tertentu untuk mendukung pencapaian prioritas pembangunan. Tematik
Spasial

Integrasi Sumber-Sumber Pendanaan


Pasal 4 ayat 1
Kerangka Pendanaan dilakukan melalui pengintegrasian sumber pendanaan,
baik sumber pendanaan pemerintah maupun non-pemerintah, yang Kerangka
dimanfaatkan dalam rangka pencapaian Sasaran Pembangunan Nasional. Pendanaan

Hal baru di RKP 2019


Integrasi pendanaan yang bersumber dari : APBN PINA Sumber lain
• Subsidi/Hibah (kebijakan)
• BUMN (proyek prioritas)
• KPBU (proyek prioritas) K/L
Subsidi,
Transfer ke
daerah, BUMN KPBU
Hibah
• PINA (proyek prioritas) dana desa

20
Kerangka Pendanaan Infrastruktur (2015 - 2019)
REPUBLIK
INDONESIA Mendorong Swasta dan Lembaga Pengelola Dana Jangka Panjang
Nilai Investasi
Investasi Publik
rendah IRR tinggi
Weighted Average Cost of Capital (WACC)

General Commercial
APBN+APBD: Kategorisasi Investasi Sosial KPBU Special Commercial Investment
Investment
USD 148.2 Bn
Investasi yang tidak Investasi dengan imbal Investasi dengan imbal Investasi dengan imbal
(Rp. 1.978,6 Tn)
Total Nilai (41,3%) Definisi
memiliki imbal balik hasil di bawah standar hasil memenuhi standar hasil relatif menarik
investasi secara kelayakan sehingga kelayakan investasi namun sehingga peran
Investasi yang langsung dari obyek membutuhkan dipandang relatif kurang Pemerintah minim
dibutuhkan tersebut. pengurangan sebagian menarik atau berisiko yaitu sebagai regulator
beban investasi melalui sehingga diperlukan dan promotor.
dalam investasi sosial Pemerintah. intervensi Pemerintah.
BUMN:
infrastruktur USD 79.8 Bn
2015-2019: (Rp. 1.066,2 Tn)
(22,2%) • Jaminan Sosial • Bahan Baku Air Minum • Jalan Tol • Listrik
• Jaminan • Transportasi Publik Masal • Pelabuhan • Bandar Udara
USD 359.2 Bn Contoh
Pendidikan • Pipa Gas
(IDR 4,796.2 Tn) • Jaminan
Swasta: Kesehatan
USD 131.1 Bn
APBN APBN + Dana Komersial Dana Komersial dengan Dana Komersial Murni
(Rp. 1.751,5 Tn) Source of Dorongan Pemerintah
(36,5%) Funding

Source: BAPPENAS Internal Analysis

*) 1 : Kalkulasi berdasarkan investasi infrastruktur yang dibutuhkan untuk menjadi middle income country 2025.
KPBU PINA
Sumber: Bappenas- JICA, 2014: Latar belakang studi untuk RPJMN 2015-2019,, Analisis Tim Kementerian PPN/Bappenas
21
REPUBLIK
INDONESIA
Pengertian KPBU
KONVENSIONAL KPBU
KEWAJIBAN PEMERINTAH KEWAJIBAN PEMERINTAH
MELAYANI MASYARAKAT MELAYANI MASYARAKAT

PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR
PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR

PEMBENTUKAN
ASET PELAYANAN PERUBAHAN
MASYARAKAT PARADIGMA
(Pemerintah)
DISERAHKAN SETELAH
KERJASAMA SELESAI
PENGADAAN ASET

Manfaat KPBU:
• Kesinambungan perencanaan , konstruksi, operasi
dan pemeliharaan
• On schedule, on budget, on service
• Dengan dana yang sama, bisa me-leverage
proyek yang lebih banyak
22
REPUBLIK
Regulasi KPBU
INDONESIA

Aspek Pengaturan
Pemerintah Badan Usaha
PERPRES 38/2015
TENTANG KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA DALAM
1. Menteri 1. BUMN/BUMD PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR
Subyek Kerjasama 2. Kepala Lembaga 2. Badan Usaha Asing
3. Kepala Daerah 3. Perseroan Terbatas PERMEN PPN NO. 4/2015
4. BUMN/BUMD 4. Koperasi TENTANG PANDUAN UMUM

Infrastruktur Ekonomi dan Infrastruktur Sosial


Obyek Kerjasama PERATURAN KEPALA LKPP NO 19 TAHUN 2015
(19 Jenis Infrastruktur)
TENTANG PENGADAAN BADAN USAHA
1. Pembiayaan Sebagian KPBU
Kontribusi Pemerintah 2. Dukungan pemerintah PEMBAYARAN KETERSEDIAAN LAYANAN
3. Jaminan pemerintah

1. Pembayaran oleh pengguna dalam bentuk tarif (User PMK NO. 260/2016
Charge).
Pengembalian investasi
2. Pembayaran ketersediaan layanan (Availability Payment). PERMENDAGRI No. 96/2016
Badan Usaha
3. Bentuk lain sepanjang tidak bertentangan dengan
Perundang-undangan. PENJAMINAN PEMERINTAH
• Peraturan Presiden No. 78/2010
1. Tahap Perencanaan • PMK 260/PMK.011/2010 Jo. PMK 8/PMK.08/2016
Tahapan 2. Tahap Penyiapan DUKUNGAN PEMERINTAH
3. Tahap Transaksi PMK No. 223/PMK.11/2012 (VGF)

23
REPUBLIK
INDONESIA
Kantor Bersama KPBU
DIKOORDINASIKAN DAN DIFASILITASI KANTOR BERSAMA SESUAI KEWENANGAN MASING-MASING:
• Bappenas dalam pemilihan proyek
• Kemenkeu dalam pemberian fasilitas fiskal
• LKPP dalam proses pengadaan
• BKPM dalam menjajaki minat dan nilai pasar
• Kemendagri dalam pemberian rekomendasi AP Daerah
• Kemenko Perekonomian dalam debottlenecking
• PT.PII dalam pemberian Penjaminan Pemerintah
Capacity Building

24
REPUBLIK
INDONESIA

Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah


(PINA)

25
Skema Kerjasama dan Fungsi PINA
REPUBLIK
INDONESIA Peran signifikan PINA dalam pembiayaan proyek infrastruktur

Investment appetite Pipeline proyek

Area fokus investasi Kesiapan proyek

Penyertaan ekuitas Struktur proyek


Investee
Investor Pinjaman Opsi intrumen investasi

PINA

Fungsi Fasilitasi Fungsi Pipelining Fungsi Ekosistem


26
Potensi Proyek dalam Skema PINA
REPUBLIK
INDONESIA Terdapat potensi recycle investasi di setiap tahapan

KONDISI
PROYEK

GREENFIELD BROWNFIELD OPERATIONAL


INVESTOR BARU INVESTOR BARU
(Investor dalam dan luar negeri) (Investor dalam dan luar negeri)

Recycle EKUITAS SURAT HUTANG Sekuritisasi/Divestasi


Limited Concession Scheme
INVESTOR INVESTOR INVESTOR
SKEMA
PROYEK PINA PROYEK PINA PROYEK BARU PROYEK PINA PROYEK BARU
PEMBIAYAAN EKUITAS EKUITAS EKUITAS
INVESTASI
PINJAMAN PINJAMAN PINJAMAN

BANK DAN BANK DAN BANK DAN


INSTITUSI INSTITUSI INSTITUSI
FINANSIAL FINANSIAL FINANSIAL

Sumber: PINA Center for Private Investment Analysis - BAPPENAS


27
REPUBLIK
INDONESIA

Contact us

PINA Center for Private Investment


Ministry of National Development Planning / BAPPENAS

Jalan Taman Suropati 2, Menteng


Jakarta Pusat, Indonesia 10310

Tel: +62-21-3903916
Email : [email protected]

28
REPUBLIK
INDONESIA

Sekilas tentang Penghargaan


4 Pembangunan Daerah 2018

29
Kronologi Anugerah Pangripta Nusantara 2014-2017 dan PPD 2018
REPUBLIK
INDONESIA

 Menilai dokumen RKPD Provinsi &


Penghargaan Pembangunan Daerah (PPPD) 2018
Kabupaten/Kota Menilai dokumen RKPD dan pencapaian
 Menilai dokumen RKPD  9 Pemerintah daerah terbaik, terdiri
Provinsi & Kabupaten/Kota 5 Provinsi & 4 Kabupaten/Kota
pelaksanaan tahun sebelumnya
 24 Pemerintah daerah terbaik,  Kategori penghargaan Sembilan pemerintah daerah terbaik
terdiri 12 Provinsi & 12
Kabupaten/Kota
1. Provinsi perencanaan terbaik  3 Provinsi terbaik
(3 Prov.)
 Kategori penghargaan: 2. Provinsi perencanaan inovatif  3 Kabupaten terbaik
1. Pangripta Utama (3
Pemenang Kelompok A &
(1 Prov.)  3 Kota terbaik
3. Provinsi Perencanaan Progresif
3 Kelompok B) (1 Prov) Kategori:
2. Pangripta Pratama (3
Pemenang Kelompok A &
4. Kab./Kota perencanaan terbaik Perencanaan dan Pencapaian Terbaik.
(3 Kabupaten/Kota)
3 Kelompok B) 5. Kab./Kota perencanaan inovatif
( 1 Kab/Kota)

2014 2015 2016 2017 2018

 Menilai dokumen RKPD Provinsi &  Menilai dokumen RKPD Provinsi & Kabupaten/Kota
Kabupaten/Kota  Memisahkan penilaian antara Kabupaten dengan
 13 Pemerintah daerah terbaik, 7 Kota
provinsi dan 6 kabupaten/kota.  12 daerah terbaik, terdiri 5 provinsi dan 7 kab/kota
 Kategori penghargaan.  Kategori penghargaan
1. Provinsi terbaik, (3 terbaik dan 3 1. Provinsi Perencanaan Terbaik (3 Prov)
Harapan) 2. Provinsi Inovasi Terbaik (1 Prov)
2. Provinsi dengan Peningkatan 3. Provinsi Peningkatan Tertinggi dalam Kualitas
Kualitas RKPD (1 Provinsi) (1 Prov)
3. Kabupaten/Kota terbaik (3 4. Kabupaten Perencanaan Terbaik (3 Kab)
terbaik dan 3 Harapan) 5. Kota Perencanaan Terbaik (3 kota)
6. Kab/Kota Inovasi Terbaik ( 1 kab/kota)

30
Tujuan, Ruang Lingkup dan Objek Penilaian PPD 2018
REPUBLIK
INDONESIA

Tujuan
1. Mendorong setiap daerah (Provinsi, Kabupaten, dan Kota) untuk menyiapkan dokumen
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) secara lebih baik, konsisten, komprehensif,
terukur, dan dapat dilaksanakan.
2. Menciptakan insentif bagi pemerintah daerah untuk mewujudkan perencanaan
pembangunan yang lebih baik dan bermutu.

Objek dan Ruang Lingkup Penilaian


1. Dokumen RKPD.
2. Proses penyusunan RKPD.
3. Pencapaian pelaksanaan dokumen RKPD.
4. Inovasi yang dikembangkan.
5. Penilaian Khusus Terkait Pelaksanaan Pembangunan di Daerah.

31
Tahapan Penilaian Kabupaten dan Kota dengan Perencanaan dan
REPUBLIK
INDONESIA Pencapaian Terbaik PPD 2018
1. Penilaian di Provinsi oleh Tim Penilai Provinsi

Penilaian Perencanaan dan Penilaian Tahap II Penetapan dan Nominasi


Pelaksanaan RKPD) Kabupaten (Presentasi dan Wawancara) Kabupaten & Kota Terbaik
dan Kota Oleh Tim Provinsi Mewakili Provinsi
Oleh Tim Provinsi BOBOT 60%
BOBOT 40%

Pencapaian (30%) Catatan:


Keterkaitan (15%) Pencapaian (35%) Khusus untuk Provinsi yang hanya memiliki/
Konsistensi (15%) Penilaian terhadap dokumen RKPD (Bobot 15%) terdapat 1 (satu) kota, maka penilaian Tahap I
Kelengkapan dan kedalaman (20%) Proses Penyusunan (Bobot 15%) dan II tidak dilakukan. Kota tersebut secara
Keterukuran (5%) Penilaian Presentasi (Bobot 35%) otomatis dinominasikan mewakili Provinsi.
Inovasi Perencanaan (15%)

2. Penilaian di Pusat oleh Tim Penilai Pusat

Penilaian Tahap III


(Penilaian Dokumen Penetapan
dan Pencapaian Penilaian Tahap IV (Presentasi dan
RKPD) Kabupaten dan Kota Wawancara) Oleh Tim Pusat Kabupaten dan
Oleh Tim Pusat
BOBOT 40%
BOBOT 60% Kota Terbaik

32
REPUBLIK
Persandingan Bobot Penilaian PPD 2018
INDONESIA

Penghargaan
APN 2017 Pembangunan
Tahapan Kriteria Penjelasan
Bobot Daerah 2018
Bobot
Penilaian Perencanaan dan Pelaksanaan RKPD 40% 45%
1. Pencapaian -- 30% Kriteria Baru. Dalam melihat kinerja pemerintah daerah perlu memasukkan unsur pelaksanaan atau
pencapaiannya dan arahan Bapak Menteri
2. Keterkaitan 15% 15%
I
3. Konsistensi 25% 15% Penyesuaian bobot terkait penambahan kriteria pencapaian
4. Kelengkapan dan kedalaman 40% 20% Penyesuaian bobot terkait penambahan kriteria pencapaian
5. Keterukuran 5% 5%
6. Inovasi Kebijakan 5% 15% Penyesuaian bobot terkait penambahan kriteria pencapaian
Verifikasi Proses Penyusunan RKPD 30% 30%
1. Pencapaian -- 30% Kriteria Baru. Dalam melihat kinerja pemerintah daerah perlu memasukkan unsur pelaksanaan atau
pencapaiannya dan arahan Bapak Menteri
2. Bottom-up 25% 10% Penyesuaian bobot terkait penambahan kriteria pencapaian
II 3. Top-down 20% 10% Penyesuaian bobot terkait penambahan kriteria pencapaian
4. Teknokratik 25% 10% Penyesuaian bobot terkait penambahan kriteria pencapaian
5. Politik 10% 5%
6. Akuntabilitas -- 5% Penambahan kriteria baru
7. Inovasi Proses & Program Daerah 20% 30% Penyesuaian bobot terkait penambahan kriteria pencapaian
Presentasi dan Wawancara 30% 25%
1. Pencapaian -- 35% Kriteria Baru. Dalam melihat kinerja pemerintah daerah perlu memasukkan unsur pelaksanaan atau
pencapaiannya dan arahan Bapak Menteri
III
2. Penilaian terhadap dokumen RKPD 25% 15% Penyesuaian bobot terkait penambahan kriteria pencapaian
3. Proses Penyusunan 25% 15% Penyesuaian bobot terkait penambahan kriteria pencapaian
4. Penilaian Presentasi 50% 35% Penyesuaian bobot terkait penambahan kriteria pencapaian

33
REPUBLIK
INDONESIA

TERIMA KASIH
www.bappenas.go.id

34

Anda mungkin juga menyukai