Serbuk Sendiri

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 24

PEMULIAAN TANAMAN PENYERBUKAN SENDIRI TANAMAN

TOMAT (Solanum lycopersicum L)

OLEH :

NAMA NPM
SAFRIZAL 220520101002
NURAINUN 2205201010004

PROGRAM STUDI MAGISTER AGROEKOTEKNOLOGI


PROGRA PASCASARJANA FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM-BANDA ACEH
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Tanaman menyerbuk sendiri adalah tanaman yang perkembang biakannya menggunakan


serbuk sari (alat kelamin jantan) dan putik (alat kelamin betina) yang sama-sama berada dalam
satu bunga. Salah satu tanaman menyerbuk sendiriadalah tanaman tomat. Tanaman tomat
merupakan tanaman asli dari AmerikaTengah dan Selatan, lebih tepatnya dari Meksiko hingga
Peru. Tomat atau yangnama lainnya Solanum lycopersicum termasuk ke dalam kingdom plantae,
Ordosolanales, Famili Solanaceae dan Genus Solanum. Tanaman tomat itu sendiri memiliki
siklus hidup yang singkat dan dapat tumbuh 1 hingga 3 meter. Tanaman tomat itu sendiri
termasuk ke dalam jenis tanaman tropis yang artinya adalah tanaman yang biasa tumbuh di
keadaan udara yang lembab dan panas (Hilmi,2013).
Tomat (Solanum lycopersicum) termasuk sayuran buah yang tergolongtanaman semusim
dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat di seluruh dunia,tanaman ini biasanya berupa semak
atau perdu dan termasuk kedalam familiaSolanaceae. Manfaat dari buah tomat selain untuk
dikonsumsi sebagai tomat segardan bumbu masak, juga sering dimanfaatkan untuk bahan baku
industri konsumsitomat segar dan olahan meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah
pendudukdan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi yang seimbang. Buah
tomatmengandung zat-zat yang berguna terhadap tubuh manusia antara lain kandunganvitamin
A, vitamin B, vitamin C, dan mineral yang memiliki peranan pentinguntuk perkembangan tubuh
manusia (Wasonowati, 2011).
Buah tomat merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memilikinilai ekonomi yang
tinggi dan masih memerlukan penanganan yang serius dalamhal untuk meningkatkan hasil dan
kualitas buah tomat. Produksi tomat diIndonesia rata-rata masih rendah, yaitu 6,3 ton/ha apabila
dibandingkan dengannegara-negara seperti Taiwan, Saudi Arabia, dan India dengan hasil
produksinyaadalah 21 ton/ha, 13,4 ton/ha, dan 9,5 ton/ha. Kendala dari rendahnya produksitomat
yang ada di Indonesia adalah varietas yang tidak cocok, pengkulturan yang kurang baik, atau
pemberantasan hama dan penyakit yang kurang efisien(Wasonowati,2011).

Di Indonesia, produksi tomat dari segi kualitas maupun kuantitasnya masih rendah. Hal
tersebut disebabkan oleh keadaan tanah pada lahan yang ditanami,sistem pemupukan yang tidak
seimbang, gangguan hama dan patogen, teknis budidaya oleh petani, serta pengaruh iklim dan
cuaca pada tanaman tomat. Salahsatu syarat ideal dari tumbuh kembang tomat yakni curah hujan
750-1250mm/tahun dan kelembaban relatifnya ±25 %.Di Indonesia, selama ini para petani tomat
masih menggunakan pestisidasintetis untuk mengendalikan hama dan penyakit Salah satu
alternatif cara pengendalian penyakit yang efisien, efektif, dan aman terhadap lingkungan,
antaralain menggunakan varietas yang tahan atau resisten. Penggunaan varietas unggulyang
tahan terhadap fol dengan daya hasil tinggi merupakan salah satu alternatif pengendalian
penyakit yang penting dan tidak menimbulkan dampak negatif seperti penggunaan pestisida
(Nurcahyani, 2013)

Persilangan merupakan salah satu cara untuk mendapatkan keragamangenetik tanaman dari
rekombinasi gen melalui segregasi acak. Keragaman genetikyang dihasilkan oleh persilangan
dapat digunakan sebagai sumber perakitankultivar baru. Keragaman genetik yang tinggi dapat
dijadikan sebagai galurharapan hasil pemuliaan tanaman. Pemuliaan menggunakan teknik
persilanganmempunyai keuntungan, yaitu sifat keturunan yang didapatkan lebih stabil dandapat
mempertahankan atau menggabungkan gen dominan yang dimiliki olehtetua, sehingga dapat
diwariskan kepada keturunan hasil persilangan. Pemuliaan tanaman tomat adalah untuk
mendapatkan kultivar tomat berdaya hasil tinggi dan beradaptasi luas. Mutu buah juga di
perhatikan karena juga berkaitan dengan selera konsumen dan juga menentukan varietas bias
yang di terima atau tidak mutu buah mencangkup semua sifat dan karakteristik yang melekat
pada buah tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana deskripsi dan morfologi tanaman tomat?
2. Bagaimana proses penyerbukan sendiri tanaman tomat?
3. Apa saja macam varietas tomat?
4. Bagaimana metode pemuliaan tanaman tomat?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui deskripsi dan morfologi tanaman tomat
2. Untuk mengetahui proses penyerbukan sendiri tanaman tomat
3. Untuk mengetahui macam varietas tomat tomat
4. Untuk mengetahui metode pemuliaan tanaman tomat
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Deskripsi Tanaman Tomat
Tanaman tomat merupakan salah satu komoditas hortikultura yang bernilaiekonomi
tinggi. Tomat merupakan komoditas sayuran yang sangat penting dalam menunjang ketersediaan
pangan dan kecukupan gizi masyarakat. Tomat banyak digemari orang karena rasanya enak,
segar dan sedikit asam serta mengandung banyak vitamin A, C dan sedikit vitamin B (Sugito et
al., 2010 dalam Vika, 2013).Tanaman tomat berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa
mencapai 2 meter. Tanaman ini termasuk tanaman semusim (annual) yang berarti memiliki
siklus hidup yang singkat dan umurnya hanya untuk satu kali periode panen, yaitusekitar 4 bulan.
Tanaman ini akan mati setelah berproduksi. Petani tomatmembedakan tiga tingkat kematangan
yaitu hijau tua, merah muda (pecah warna),dan merah tua (Varanita, 2016). Tanaman tomat
dapat tumbuh diberbagai ketinggian tempat, mulai daridataran rendah sampai ketinggian 1.250 m
0
diatas permukaan laut. Suhu rata-rata untuk tomat berkisar antara 25-30 C. Tomat
membutuhkan curah hujan antara 750 – 1.250 mm/tahun dan Ph tanah optimum 5,5 -6,0. Proses
pertumbuhan, perkembangan sampai dengan produksi buah tomat membutuhkan unsur hara
antara lain 60 kg N/ha, 53 kg P/ha, dan 80 kg K/ha. Tanaman tomat akan lebihoptimum ditanam
pada tanah yang datar atau sedikit miring, liat mengandung pasir, gembur, permeabilitas sedang

2.1.1 Klasifikasi Tanaman Tomat


Tanaman tomat diklasifikasikan ke dalam golongan:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum lycopersicum L.

2.1.2 Morfologi Tanaman Tomat

Morfologi tanaman tomat adalah sebagai berikut:


1. Akar
Tanaman tomat memiliki akar tunggang, akar cabang, serta akar serabut
yang berwarna keputih-putihan dan berbau khas. Perakaran tanaman tidak terlalu dalam,
menyebar ke semua arah hingga kedalaman rata-rata 30-40 cm. akar tanaman tomat
berfungsi untuk menopang berdirinya tanaman serta menyerap airdan unsur hara dari
dalam tanah. Oleh karena itu, tingkat kesuburan tanah
di bagian atas terhadap pertumbuhan dan produksi buah, serta benih tomat yang
dihasilkan (Yuliaindah, 2017).

2. Batang
Batang tanaman tomat bentuknya bulat dan membengkak pada buku-buku.Pada
bagian yang masih muda berambut biasa dan ada yang berkelenjar.
Mudah patah, dapat naik berdandar pada turus atau merambat pada tali. Namun harus
dibantu dengan beberapa ikatan. Bercabang banyak sehinngga secara
keseluruhan berbentuk perdu. Batang tanaman tomat bentuknya bulat, membengkak pad
abuku-buku, dan mudah patah. Tanaman tomat dibiarkan menjalar dan cukup rimbun
menutupi tanah, bercabang banyak sehingga secara keseluruhan
berbentuk perdu. Tanaman tomat memiliki habitus berupa herba yang hidup tegak atau
brsandar pada tanaman lain, berbau kuat, tinggi berbentuk bulat, kasar, memiliki
trikhoma, rapuh, dan sedikit memiliki percabangan. Daunmajemuk menyirip gasal
berselang-seling dan memiliki trikhoma pada helaian dan tangkai daunnya (Yuliaindah,
2017).

3. Daun
Daun tomat mudah dikenali karena mempunyai bentul yang khas,
yaitu berbentuk oval, bergerigi, dan mempunyai celah yang menyirip. Daunnyya yang b
erwarna hijau dan berbulu mempunyai panjang sekitar 20-30 cm dengan lebar15-20 cm.
daun tomat ini tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang. Sementara itu, tangkai
daunnya berbentuk bulat memanjang sekitar 7-10 cm denganketebalan 0,3-0,5 cm.
Daun tomat berbentuk oval dengan panjang 20-30 cm, tepi daun bergerigi dan
membentuk celah-celah yang menyirip.
4. Bunga
Bunga tomat berwarna kuning dan tersusun dalam dompolan dengan jumlah5-10
bunga per dompolan atau tergantung dari varietasnya. Kuntum bunganyaterdiri dari lima
helai daun kelopak dan lima helai mahkota. Pada serbuk
sari bunga terdapat kantong yang letaknya menjadi satu dan membentuk bumbungyang
mengelilingi tangkai kepala putik. Bunga tomat dapat
melakukan penyerbukan sendiri karena tipe bunganya berumah satu. Bunganya berbentuk
terompet kecil dengan benang sari yang bersatu membentuk tabung. Bungatanaman
tomat berwarna kuning dan tersusun dari 5-10 bunga dalam beberepagerombol bunga
atau tergantung dari varietasnya. Bunga pada tanaman tomat berkelamin
dua (hermaprodit), kelopaknya berjumlah 5 buah dengan warna hijaudan memiliki
trikhoma, sedangkan mahkotanya yang berjumlah 5 buah berwarnakuning. Alat
kelaminnya terdiri atas benang sari dan putik (Yuliaindah, 2017).
5. Buah

Buah tomat adalah buah buni, selagi masih muda buah berwarna hijau dan berbulu
serta relatif keras, setelah tua berwarna merah muda, merah, atau kuning,cerah dan
mengkilat serta relatif lunak. Bentuk buah tomat beragam, ada yanglonjong, oval, pipih,
meruncing, dan bulat. Diameter buah tomat antara 2-15 cm tergantung varietasnya.
Jumlah ruang dalam buah juga bervariasi ada yang hanyadua seperti pada buah tomat
cherry dan tomat roma atau lebih dari dua sepertitomat marmade yang beruang delapan.
Pada buah masih terdapat tangkai bungayang berubah fungsi sebagai tangkai buah
serta kelopak bunga yang beralihfungsi menjadi kelopak buah. Buah tomat dipanen
dengan cara pemetikan denganmenggunakan tangan, pemetikan buah tomat dapat
dilakukan pada tanaman yangtelah berumur 60-100 hari setelah tanam setiap 2-3 hari
sekali sampai
seluruh buah tomat habis dipetik. Panen buah tomat dapat dilakukan sampai 10 kali peme
tikan karena masaknya buah tomat tidak bersamaan waktunya. Tanaman tomat setelah
panen terakhir dikatakan tidak produktif lagi sehingga harusdibongkar dan diganti dengan
tanaman baru (Didit, 2010).Buah sebagian besar kultivar berbentuk bundar, bentuk lain
adalahmemanjang dan plum. Warna buah matang biasanya merata yaitu merah,
merah jingga, jingga muda, jingga, kuning, dan hijau keputihan. Warna merahdisebabkan
oleh pigmentasi dari likopen, warna kuning oleh karotenoid. Ketikamatang, biji
dikelilingi oleh bahan gel yang normalnya memenuhi rongga buah.Buah biasanya
mengandung banyak biji yang berbentuk pipih dan berwarna kremmuda hingga coklat.

6. Biji
Biji tomat berbentuk pipih, berbulu, dan berwarna putih kekuningan hinggacokelat
muda. Panjangnya 3-5 mm dengan lebar 2-4 mm. biji saling melekat,diselimuti daging
buah, dan tersusun berkelompok dengan dibatasi daging buah.jumlah
biji pada setiap buah bervariasi tergantung varietas dan lingkungan,maksimum 200 biji
per buah. Umunnya biji digunakan untuk bahan perbanyakantanaman. Biji mulai tumbuh
setelah ditanam 5-10 hari.

2.1.3 Syarat Tumbuh Tanaman Tomat


1) Keadaan iklimIklim yang cocok untuk tanaman tomat adalah pada musim
kemaraudengan pengairan yang cukup. Kekeringan menyebabkan banyak daun
gugur,lebihan bila disertai dengan angin kencang. Sebaliknya, pada musim
hujan pertumbuhannya kurang baik karena kelembapan dan suhu yang tinggi akan
menimbulkan banyak penyakit.
Pertumbuhan tanaman tomat akan baik bila udarasejuk, suhu pada malam hari
antara 10 0C – 20 0C dan pada siang hari antara 18 0C – 29 0C. Suhu yang terlalu tinggi
0
menyebabkan banyak buah rusak terkenasengatan matahari. Suhu di atas 40 C
menyebabkan pertumbuhan terhambat,sedangkan pada suhu 60 0C tanaman tomat tidak
dapat hidup/ mati.Tanaman tomat telah lama dibudidayakan oleh petani Indonesia, baik
didataran rendah maupun dataran tinggi. Tomat dapat tumbuh hampir di seluruhwilayah
di Indonesia.

Tanaman tomat dapat tumbuh di daerah tropis maupun sub-tropis. Curah hujan yang
dikehendaki dalam pelaksanaan budidaya tomat ini ialahsekitar 750-1.250 mm/tahun.
Keadaan tersebut berhubungan erat denganketersediaan air tanah bagi tanaman, terutama
di daerah yang tidak terdapat irigasiteknis. Curah hujan yang tinggi juga dapat
menghambat persarian. Kekurangansinar matahari dapat menyebabkan tanaman tomat
mudah terserang
penyakit,baik parasit maupun nonparasit. Sinar matahari berintensitas tinggi akanmengha
silkan vitamin C dan karoten (provitamin A) yang lebih tinggi.Penyerapan unsur hara
yang maksimal oleh tanaman tomat akan dicapai apabila pencahayaan selama 12-
14 jam/hari, sedangkan intensitas cahaya yangdikehendaki adalah 0,25 mj/m per jam
(Didit dalam Vika, 2013).

Tanaman tomat dapat tumbuh baik di tempat yang bersuhu panas, akantetapi tomat
memiliki suhu optimum untuk pertumbuhannya, sinar matahari
yang berlebihan juga berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat. Salah
satu bentuk modifikasi iklim mikro yang dapat
membantu pertumbuhan dan hasil tanaman tomat yaitu dengan penggunaan naungan. Nau
ngan dapat berbentuk rumah kaca, rumah plastik, paranet atau bahan lain yangdianggap
dapat membantu melindungi tanaman dari cahaya berlebih. Tomat jugamembutuhkan
perlakuan khusus untuk dapat memperbaiki tingkat pertumbuhandan kualitas hasil yang
baik (Kartika, 2015).

2. Media Tanam
Media tanam yang dapat digunakan untuk tanaman tomat pada umumnya adalah
tanah. Tanaman tomat dapat ditanam di segala jenis tanah, mulai
tanah pasir (ukuran partikel 0,05-2.0 mm) sampai tanah lempung (ukuran partikel kurang
dari 0,002 mm). Akan tetapi, tanah yang ideal adalah tanah lempung berpasir yang subur,
gembur, banyak mengandung bahan organik serta unsur hara,dan mudah merembaskan
air. Untuk komoditas sayuran seperti tomat, pH tanahyang cocok adalah 5,5-7 atau agak
asam hingga netral. Bila pH tanah terlalu asam,(pH < 5), maka tanaman akan kekurangan
kalsium sehingga berpotensi terserang penyakit busuk ujung buah atau blossom and root,
dengan gejala bagian ujung buah membusuk (Tafajani, 2010).

Kandungan bahan organik dalam tanah juga mempengaruhi ketersediaanunsur


hara. Tanah dengan kandungan bahan organik tinggi memiliki kapasitastukar kation yang
tinggi, hal ini mempengaruhi ketersediaan hara yang dapatdiserap oleh tanaman. Selain
itu, kandungan bahan organik dalam tanahmenimbulkan adanya aktivitas
mikroorganisme dalam tanah, bakteri
pengurai, jamur, yang mengundang organisme lainnya seperti cacing, sehingga terbentukr
ongga dalam tanah yang dapat menjadi pori udara dan pori air. Dengan
demikian,ketersediaan air dan udara dalam tanah tercukupi (Tafajani, 2010).

2.2 Penyerbukan Sendiri Tanaman Tomat


Penyerbukan sendiri adalah proses penyerbukan (berpindahnya serbuk saridari kepala
sari ke kepala putik) yang secara khusus terjadi pada bunga yang sama atau antar bunga yang
berbeda tetapi dalam satu tanaman atau di antara
bunga pada klon tanaman yang sama. Penyerbukan sendiri merupakan proses alami bertemunya
serbuk sari dengan kepala putik.Proses penyerbukan sendiri apabila dalam satu bunga memiliki
alatkelamin jantan dan betina. Proses penyerbukan sendiri terjadi saat serbuk sari(polen) dan
ovulum masak/matang pada waktu yang sama, dan letak kepala putiktingginya jauh lebih rendah
daripada kepala sari. Sehingga polen mudah untuk jatuh ke kepala putik dan berkecambah tanpa
perantara.Proses penyerbukan antar bunga dalam satu tanaman atau klon, biasanya
dibantu oleh serangga seperti lebah atau kumbang, atau juga dengan bantuan angin.

Kalau dengan bantuan serangga, serbuk sarinya kemungkinanterjatuh ataupun menempel


pada lebah yang kemudian sampai ke stigma.Hembusan angin dapat menyebabkan serbuk sari
menempel ke stigma juga.Beberapa penelitian menunjukkan agar tanaman menghasilkan
buahsempurna perlu serbuk sari jumlah besar. Pada kasus tomat, dibutuhkan 500 serbuk
sari. Bagi tanaman sebetulnya penyerbukan tidak sempurna tidakmemberi efek merugikan,
kecuali bagi pekebun. Bentuk buah tomat yangdihasilkan tak sempurna, rasa kurang manis, dan
buah kerap rontok.Penyerbukan menjadi semakin penting seiring teknologi pertanian saat
iniyang memanfaatkan rumah kaca. Dengan rumah kaca pekebun dapat mengendalikan faktor
lingkungan seperti perubahan suhu, efek serangan hama,dan seleksi buah. Namun, sejatinya ada
yang hilang dari sistem tersebut, yaknimemutus hubungan antara tanaman dan servis yang
diberikan alam berupa hewan penyerbuk terutama serangga.Agen-agen ini kini semakin marak
dimanfaatkan para petani di negara-negara penghasil buah dan sayur berkualias tinggi seperti

Amerika Serikat, UniEropa, dan Jepang. Disana 80 – 90% proses penyerbukan


memanfaatkan jasa baikserangga. Baik yang terdapat di alam ataupun yang dibudidayakan dalam
rumahkaca untuk tujuan penyerbukan. Mafhum proses penyerbukan serangga bersifatspesifik
dan membawa serbuk sari ke kepala putih dengan lebih tepat. Dari sekian banyak serangga
sebagai agen penyerbuk ada 3 jenis yang potensial dimanfaatkandi Indonesia: lebah madu,
trigona, dan lebah Xylocopa Lebah madu merupakan jenis yang relatif mudah dijumpai dan
palingumum dimanfaatkan pekebun di negeri Paman Sam, Jepang, dan Eropa. Dari sekian jenis
lebah madu, ada 2 jenis potensial: lebah madu lokal Apis cerana danEropa Apis mellifera.
Keduanya punya keunggulan dan kelemahan.

Lebah local umumnya memiliki jumlah populasi dan kemampuan menyerbuk lebih
rendah,tetapi unggul dalam daya tahan tehadap kondisi lingkungan. Lain lagi dengan trigona.
Sebetulnya trigona tidak begitu baik sebagai agen
penyerbuk.Namun, jenis lebah ini mempunyai kelebihan dibanding lebah madu karena mudah
dipelihara dan tidak agresif. Alhasil pekerjaan rutin merawat tanaman pun dapat
dilakukan berbarengan tanpa takut disengat. Xylocopa pun potensialdimanfaatkan sebagai agen
penyerbuk. Lebah berukuran besar ini sangat aktif mencari makanan untuk memenuhi kebutuhan
energinya yang besar. Tak herantawon (Xylocopa) memiliki rentang sumber pakan tinggi. Lebah
soliter (hidupsendiri) itu mempunyai kemampuan menyerbuk tinggi. Beberapa
penelitianmelaporkan bahwa aktivitas kunjungan lebah bervariasi pada berbagai spesies
tanaman. Lebah Xylocopa olivacea Fabricius mengunjungi 28 bunga/ menit pada bunga
Phaseolus vulgaris (Kingha et al. 2012).

Lebah X. confus dan cyrtandrae mengambil polen dengan cara menggetarkan anter yang
menyebabkan jumlah polen yang jatuh lebih banyak dalam waktu singkat 985. Persentasekeberh
asilan 85 – 100% sehingga membuat lebah yang bersarang di rumah kayu itu terbaik dalam
urusan membantu penyerbukan tomat, stroberi, kopi, dantanaman legum. Kelemahannya, perlu
memindahkan sarang di alam ke dalamsistem pertanian untuk budidaya. ada beberapa
persyaratan yang harus dipenuhiagar penyerbukan lewat bantuan lebah ini berhasil. Harus
diketahui masa bungatanaman sebelum dilakukan aplikasi. Tingkat kelembapan dan suhu rumah
kacasebaiknya diketahui sebelum aplikasi, agar penyerbukan lebah optimal. Selain
itu pemberian pestisida harus dihentikan 2-3 hari sebelum pembungaan untukmenghindari efek
residu. Hal lain, satu kandang lebah sebaiknya tidak dipakaiterus menerus lebih dari 5 hari pada
bunga yang sama. Perlu dilakukan rotasidengan jalan ditempatkan di areal terbuka atau rumah
kaca yang memeliharatanaman berbeda (Putra, 2010)
2.3 Macam Varietas Tomat
Ada 5 (lima) jenis buah tomat berdasarkan bentuk buahnya yaitu :
1.Tomat biasa (L. commune) yang banyak ditemui dipasar-pasar.
2. Tomat apel atau pir (L. pyriporme) yang buahnya berbentuk bulat dan sedikitkeras
menyerupai buah apel atau pir. Tomat jenis ini juga banyak ditemuin di pasar lokal.
3.Tomat kentang (L. grandifolium) yang ukuran buahnya lebih besar biladibandingkan dengan
tomat apel.
4.Tomat gondol (L. validum) yang bentuknya agak lonjong, teksturnyakerasdan berkulit tebal.
5.Tomat ceri (L. esculentum var cerasiforme) yang bentuknya bulat kecil - kecildan rasanya
cukup manis.Pada penggolongan tomat secara resmi, terdapat istilah determinate
danindeterminate. Pada varietas yang bersifat determinate, pertumbuhan tanamanakan terhenti
setelah memasuki fase pembungaan. Sementara pertumbuhanvarietas indeterminate tidak
terhenti setelah memasuki fase pembungaan sehinggatanamannya lebih tinggi dibandingkan
dengan tanaman varietas determinate.
1.Varietas intan
Potensi hasil mencapai ±25 ton/ha. Buah berbentuk seperti apel, warna buahmuda hijau
muda, sedangkan warna buah tua jingga sampai merahdengan bobot per buah 50-75 g. Umur
berbuah 70-80 hari setelah semai dan panen seluruhnya 130-140 hari setelah semai. Toleran
terhadap penyakit layu bakteri dan pekaterhadap busuk daun. Cocok untuk dataran rendah.
2. Varietas ratna
Potensi hasil mencapai ±20 ton/ha. Warna buah muda putih polos dan warna buah tua
jingga sampai merah dengan bobot per buah 35-45 g. Umur berbuah 70-80 hari setelah semai
dan panen seluruhnya 130-140 hari setelah semai. Toleranterhadap penyakit layu bakteri dan
peka terhadap penyakit busuk daun. Cocokuntuk dataran rendah maupun dataran tinggi.
3. Varietas berlian
Varietas ini merupakan introduksi dari Taiwan dan berumur genjah.Posturtanamannya
pendek dan bersifat determinate. Bentuk buah bulat oval dan padawaktu muda berwarna hijau
muda, sedangkan waktu masak berwarna merahsampai oranye. Ukuran buah sedang (43 g) serta
tumbuh dengan di dataran tinggiatau medium. Potensi hasilnya 11-23 ton/ha.
4. Tomat Taiwan
Varietas ini diintroduksi dari Taiwan. Tanaman ini mampu tumbuh tinggi.Ada dua jenis
dari varietas ini, yaitu tomat taiwan besar dan tomat taiwan kecil.Tomat besar
dimanfaatkan sebagai sayur, buah, dan bahan olahan makanan,seperti jus, sambal, dan saos.
Sementara itu, tomat taiwan berukuran lebih kecildan dimanfaatkan sebagai sayur, buah, dan
beberapa bahan olahan. Namun, tomattaiwan kecil tidak cocok untuk digunakan sebagai bahan
jus.
5. Varietas Mutiara
Varietas ini merupakan hasil persilangan dalam negeri dan berumur genjah.Postur tanaman
sedang sampai agak tinggi serta bersifat determinate.
Buahnya berbentuk oval dengan permukaan yang licin. Buah muda berwarna putihkehijauan,
sedangkan buah tua berwarna merah dan berukuran besar (75 g).Varietas ini tumbuh dengan baik
di dataran rendah dan tinggi serta tahan terhadaplayu bakteri dan busuk daun. Potensi hasilnya
mencapai 40 ton/ha.

6. Varietas zamrud
Potensi hasil 30-45 ton/ha. Bentuk buah bulat, rasa manis agak asam, cocokuntuk
dimakan segar atau untuk bumbu masakan. Umurpanen 59-61 hari setelah tanam dan daya
tahan simpan buah delapan hari. Toleran terhadap penyakit layu bakteri. Cocok untuk dataran
rendah. Status varietas ini telah dikomersialkan.
7. Varietas opal
Potensi hasil 30-50 ton/ha. Bentuk buah lonjong, rasa manis agak masam,cocok untuk
dimakan segar atau untuk bumbu masakan dan bahan pasta. Umur panen 58-
61 hari setelah tanam dan daya tahan simpan buah sembilan hari.Toleran terhadap penyakit
layu bakteri. Cocok untuk dataran rendah. Statusvarietas ini telah dikomersialkan (Supriyati
dkk, 2015).

2.4 Metode Pemuliaan Tanaman Tomat


Dalam pengembangan pemuliaan tanaman, perlu diperhatikan perbedaanyang mana yang
merupakan hasil gen dan hasil pengaruh lingkungan. Usahamemperoleh varietas baru melalui
persilangan antar individu merupakan salahsatu metode untuk dapat memperbesar variabilitas
genetik. Dari persilangantersebut akan memperbanyak pilihan dalam kombinasi baru dari gen-
gen yangditurunkan dari kedua tetuanya (Jaya, 2011).
Menurut laporan dari Badan Pusat Statistik, sentra pertanaman tomat diIndonesia terpusat
di Pulau Jawa. Luas panen pertanaman tomat pada tahun 2008 hingga 2012 secara nasional
mencapai 60.154 ha dengan produksi total sebesar891,61 ton. Peningkatan masih dapat
dilakukan dengan cara menanam varietasunggul di samping memperbaiki teknik budidaya,
pengendalian hama dan penyakit, serta perluasan areal pertanaman (Badan Pusat Statistik dalam
Vika,2013).
Pasangan gen homozigot akan tetap homozigot dengan adanya penyerbukan sendiri.
Pasangan gen-gen heterozigot akan terjadi segresi apabila diserbuki sendiri dan menghasilkan
genotipe homozigot dan heterozigot
dengan perbandingan yang sama. Apabila terjadi penyerbukan sendiri secara terusmenerus maka
genotipe yang terbentuk adalah cenderung homozigot atau genotip homozigot makin lama makin
besar proporsinya. Sebaran homozigot dan heterozigot apabila satu tanaman yang heter ozgiot
pada satu lokus diserbukisendiri sampai 5 generasi. Pada umumnya tanaman tomat tumbuh baik
pada ketinggian 600-900 mdpl.Oleh sebab itu, budidaya tanaman tomat cocok ditanam di dataran
rendah. Namun, pengembangan varietas tomat di dataran rendah mengalami hambatan karena
tidak tahan terhadap temperatur tinggi dan adanya penyakit
layu bakteri Namun pada saat ini sudah banyak dihasilkan varietas-varietas yang berdaya hasil ti
nggi dan dapat beradaptasi di dataran rendah, baik itu varietas unggul maupun varietas hibrida,
seperti varietas permata dan mutiara (Marliahdkk, 2012).
Berikut metode dan tahapan pemuliaan tanaman tomat:
1. Persiapan
Pertama-tama ditentukan induk/tetua jantan dan betina. Ciri-ciri tetua betinaialah:
memiliki lebih banyak sifat yang diinginkan, memiliki karakter kuantitatif(terutama
komponen hasil dan hasil) yang lebih baik dari tetua jantan, danmemiliki karakter
pembeda yang mudah dikenali pada keturunannya. Sedangkanciri-ciri tetua jantan
ialah: memiliki karakter yang diinginkan yang akan ditransferkepada keturunannya.
Setelah ditentukan mana yang menjadi tetua betina danmana yang menjadi tetua
jantan, disesuaikanlah waktu berbunganya. Genotipedalam (yang lebih lambat
berbunga) ditanam lebih awal dibandingkan genotipgenjah dengan perkiraan
keduanya akan berbunga bersamaan. Setelah itudisiapkan semua peralatan yang
dibutuhkan untuk melakukan persilangan.
2. Identifikasi bunga.

Gambar 1. Bagian Bunga Tomat

a) Tanaman tomat mulai berbunga ketika memasuki umur 18-25 hari setelahtanam. Umur
berbunga pada setiap varietas tanaman tomat berbeda-beda. Dalam perkembangannya
proses pembungaan memiliki beberapa tahapan, yaitu :
b) Induksi bungaTahap pertama dari proses pembungaan ketika meristem vegetatif
deprogramuntuk mulai berubah menjadi sistem reproduktif. Peristiwa ini terjadi di
dalam seldan dapat dideteksi secara kimiawi dari peningkatan sintesis asam nukleat
dan protein yang dibutuhkan dalam diferensiasi dan pembelahan sel.
c) Inisiasi bungaTahap ketika perubahan morfologis menjadi bentuk kuncup reproduktif
mulaidapat terdeteksi secara makroskopis untuk pertama kalinya. Inisiasi
dan pembungaan berkaitan dengan sifat tumbuhannya yang juga dipengaruhi olehiklim
.
d) Perkembangan kuncup bunga menuju anthesis (bunga mekar) Ditandai dengan
terjadinya diferensiasi bagian-bagian bunga. Pada tahap initerjadi proses
megasporogenesis dan mikrosporogenesis untuk penyempurnaandan pematangan
organ-organ reproduksi jantan dan betina.
e) AnthesisTahap ketika terjadi pemekaran bunga. Biasanya anthesis terjadi
bersamaandengan masaknya organ reproduksi. Ada kalanya organ reproduksi
masaksebelum anthesis atau bahkan jauh setelah terjadinya anthesis
(Yuliaindah, 2017).3. Persilangan Persilangan merupakan upaya meningkatkan
keragaman genetik tanaman.Hibridisasi merupakan upaya manipulasi dengan
menggabungkan dua sifat ataulebih tanaman untuk menghasilkan individu baru.
Tujuan persilangan buatan adalah menggabungkan karakter baik ke dalam satu
genotipe baru, memperluas keragaman genetik, memanfaatkan vigor hibrida dan
menguji potensi tetua (Syukur et al., 2015). Keragaman genetik yang dihasilkan oleh
segregasi gen tetuadapat digunakan sebagai sumber seleksi tanaman. Pengamatan hasil
persilangandiasumsikan baru dapat diekspresikan pada generasi berikutnya
(Widyasmaradkk, 2018).

Pertama ditentukan waktu penyerbukannya. Lalu dilakukan ema skulasi,


yaitu pembuangan alat kelamin jantan pada bunga dari tetua betina. Ema skulasi
dilakukan dua hari sebelum bunga mekar dan dilakukan pada sore hari atau dilakukan
sehari sebelum penyerbukan agar putik menjadi masak sempurna
saat penyerbukan sehingga keberhasilan penyilangan lebih tinggi. Waktu yang baik
melakukan ema skulasi adalah setelah pukul 3 sore. Stadia bunga yang baik diema skulasi
adalah pada saat ujung benang sari berada pada pertengahan bungaCaranya: standard
petal dibuka, dan dibuang wing petalnya, dibuka keel petalnya secara hati-hati sehingga
putik dan benang sari terbuka, kemudian dibuang semua benang sarinya (10 buah).
Kastrasi adalah suatu kegiatan membersihkan bagiantanaman yang ada di sekitar
bunga yang akan diemaskulasi dari kotoran,serangga, kuncup-kuncup bunga yang tidak
dipakai serta organ tanaman lain yangakan mengganggu selama kegiatan persilangan.
Membuang mahkota dan
kelopak juga termasuk kegiatan kastrasi. Kastrasi umumnya menggunakan
gunting, pisauatau pinset dengan bantuan plastik untuk menghindari kontaminasi
setelah pelepasan mahkota dan kelopak.
Kemudian emaskulasi adalah kegiatanmembuang alat kelamin jantan (stamen)
pada tetua betina sebelum mekar atausebelum terjadi penyerbukan sendiri. Emaskulasi
terutama dilakukan padatanaman berumah satu yang bersifat hermaprodit dan fertile
(Yunialti, 2013).Setelah dilakukan emaskulasi, langkah selanjutnya ialah isolasi, yaitu
bungayang telah diemaskulasi dilindungi dari penyerbukan alami. Dikumpulkan
dandisimpan serbuk sari dari bunga tetua jantan yang telah mekar. Setelah itu dilakukan
polinasi, yaitu pemindahan polen dari bunga tetua jantan ke atas putik

Gambar 2. Proses Emaskulasi


dari bunga tetua betina. Waktu polinasi yang baik sekitar jam 6-9 pagi, karena pada saat
itu kondisi lingkungan mendukung. Kondisi putik dan serbuk
sari masih baik. Jika, polinasi dilakukan siang hari, putik mongering sehingga terjadi pem
buahan, kalaupun berbuah kualitasnya tidak maksimal. Lalu bunga dari tetua betina yang
telah diserbuki secara buatan ditutupi dengan menggunakan kerodongkertas. Terakhir
diberi label dengan cara digantungkan tepat pada tangkai bungatetua betina yang telah
dipolinasi, dengan format yang tercantum ialah: genotip A(betina) X genotip B (jantan),
tanggal persilangan, dan pelaksana persilangan(Salihah, 2015).
2.5 Hasil Penelitian
Meningkatkan produktivitas tomat dapat dilakukan dengan perakitanvarietas unggul,
diantaranya perakitan varietas unggul hibrida. Varietas unggul didapatkan melalui program
pemuliaan dan metode seleksi yang efektif danefisien.
Sebelum menetapkan metode pemuliaan dan seleksi yang akan
digunakan, perlu diketahui berapa besar keragaman genetiknya. Upaya untuk mendapatkan
keragaman genetik dalam suatu populasi adalah melalui persilangan antar galurmurni yang
dilakukan untuk membentuk kombinasi persilangan yang memilikisifat unggul.
Keragaman genetik pada suatu tanaman sangat penting untuk
proses pemuliaan. Sifat kuantitatif pada tanaman dikendalikan oleh banyak gen.Variabilitas
genetik dapat diartikan besaran atau tahap yang harus diketahuisebelum menetapkan metode
seleksi yang dilakukan dan waktu pelaksanaanmetode seleksi tersebut (Hariyono, 2015).
Gambar 3. Polinasi
Dalam dunia holtikultura, ukuran buah tomat yang besar merupakankarakteristik buah
yang para petani inginkan. Buah yang ukurannya besar dapatmeningkatkan harga buah di
pasaran, yang tentunya dapat memberikan keuntungan lebih bagi produsen buah tomat,
dibandingkan menjual buah tomat berukuran kecil. Selain itu, tanaman yang memiliki
karakteristik
resisten terhadap penyakit juga merupakan karakteristik tanaman yang diinginkan oleh petani.
Namun permasalahannya adalah tidak semua jenis tanaman tomat memiliki keduakarakterstik
yang unggul tersebut.Tanaman tomat jenis Solanum pimpinellifolium misalnya, merupakan
jenistanaman tomat yang resisten terhadap hama, buahnya berwarna merah, enak dimakan, tetapi
buah yang dihasilkannya berukuran kecil, sehingga biasa dikenal dengan sebutan ‘tomat cherry’.
Lain halnya dengan jenis Solanum esculentum,dengan buahnya yang besar menjadikan jenis
tomat ini unggul dalam hal
ukuran buah, namun resistensinya terhadap penyakit, tidak sebaik jenis
Solanum pimpinellifolium. Fakta di lapangan tersebut mendorong para peneliti di Nigeria
melakukanriset untuk mencari tahu bagaimana menghasilkan tanaman yang memiliki sifat-sifat
unggul tersebut. Dalam risetnya, peneliti menggunakan metode persilangantanaman secara
konvensional untuk menggabungkan sifat-sifat unggul tanaman,sehingga dihasilkan tanaman
tomat yang tidak hanya resisten terhadap hama,tetapi juga memiliki buah yang besar, yang
menguntungkan secara ekonomi.Bahan yang dibutuhkan hanyalah dua jenis bibit tomat
Solanumesculentum dan Solanum pimpinellifolium, yang ditanam hingga berbunga.Persilangan
tanaman dilakukan dengan cara mengambil serbuk sari dari bungatanaman tomat jenis Solanum
esculentum dan menyerbukkannya pada putik bungan dari jenis Solanum
pimpinellifolium, yang terlebih dahulu sudahdiemaskulasi atau dibuang benang sarinya.
Persilangan ini dimaksudkan agarmenghasilkan anakan buah tomat yang memiliki karaktersitik
dari keduainduknya. Setelah dilakukan penyerbukan silang, bunga dibirkan berbuah
selama beberapa minggu untuk melihat buah yang dihasilkan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa buah tomat yang dihasilkan
dari persilangan tersebut menunjukkan perbedaan. Para peneliti memperoleh hasil yang
memuaskan karena setelah melakukan pembibitan kembali dari biji buahtomat hasil persilangan
sebanyak 12 kali pada 12 keturunan, buah tomat yang dihasilkan memiliki ukuran yang lebih
besar, bahkan lebih besar dari buah tomatinduknya dari spesies S. esculentum. Garfik
pertumbuhan menunjukkan bahwasecara umum terdapat kenaikan ukuran buah secara gradual
dari keturunan pertama sampai keturunan ke-12. Ini berarti penggabungan sifat ukuran buah
yang besar telah berhasil, dengan dihasilkannya buah tomat yang besar tersebut.Apabila dilihat
dari kacamata ilmu genetika, besarnya ukuran buah diakibatkanoleh adanya akumulasi alel yang
mengatur karakter ukuran besar pada buah,dan sifatnya dominan, sehingga menutupi sifat alel
‘kecil’ yang resesif. Alel dominan ini terus terbawa pada keturunan selajutnya sehingga terjadi
akumulasialel tersebut sehingga menyebabkan buah tomat berukuran besar. Meskipun demikian,
peneliti juga mengemukakan bahwa tanaman tomat yang
menghasilkan buah yang besar, tidak menghasilkan buah sebanyak tanaman tomat yang berukura
n kecil. Hal ini berarti ukuran buah tomat yang dihasilkan berbandingterbalik dengan jumlah
buah tomat yang dihasilkan pada satu kali waktu panen(Atuguwu, 2012).
Dalam penelitian Kusumayati (2015) serangga maupun angin mempunyai fungsi penting
sebagai polinator pada tanaman. Polinator sangat berperan pentingdalam terjadinya proses
penyerbukan sehingga menghasilkan buah.
Selain polinator yang menjadi kendala utama pada tanaman yang ditanam di dalam rumah
plastik, suhu dan kelembaban juga berpengaruh pada pertumbuhan
maupun pembentukan buah pada tanaman. Memenuhi jumlah permintaan tomat yangsemakin
meningkat, perlu diketahui persentase pembentukan buah pada ketigavarietas tomat di
lingkungan yang berbeda, yaitu varietas ratna, juliet dan hibrid. Persentase pembentukan buah
pada tanaman tomat dipengaruhi olehlingkungan tumbuh tanaman. Salah satu faktor yang
mempengaruhi persentaseterbentuknya buah ialah jumlah bunga yang menjadi buah. Apabila
jumlah bungayang mekar tinggi tetapi jumlah bunga yang jadi buah rendah maka
persentaseterbentuknya buah juga rendah. Di dalam rumah plastik, bunga yang mekar
lebih banyak dibandingkan dengan jumlah bunga mekar di luar rumah plastik. Hal inidisebabkan
karena tanaman mendapatkan bantuan penyerbukan oleh polinator, sedangkan tanaman yang
ditanam di dalam rumah plastik hanya bisa menyerbuksendiri. Bunga tomat yang memiliki
struktur kepala sari yang membentuk kerucut,maka untuk melepaskan serbuksari dari kepala sari
diperlukan getaran (vibrasi). Di alam penyerbukan sendiri pada tanaman tomat terjadi sangat
rendah (7-12%)dan umumnya terjadi pada varietas dengan tangkai putik yang panjang dan
kepala putik yang terbuka.
Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan bahwa rata-ratakeseluruhan persentase
bunga muncul, tanaman dengan perlakuan tanpa rumah plastik memiliki waktu yang lebih awal
untuk berbunga.Varietas Ratna dan Hibrid F1 Maestro merupakan tipe determinate sedangkan
Juliet adalah tipe indeterminate. Tomat dengan tipe indeterminate memiliki produksi lebih
rendah dibandingkan dengan tipe determinate , hal inidikarenakan hara yang diserap tanaman
lebih banyak digunakan untuk pertumbuhan vegetatif seperti cabang dan daun (Wijayanti dan
Susila 2013). Suhu di dalam rumah plastik lebih tinggi daripada suhu di luar, rata-rata suhu di
dalam rumah plastik mencapai 30,3 0C, dan kelembaban udara mencapai64 %, sedangkan rata-
rata suhu harian di luar rumah plastik 26,2 0C dan kelembaban udara mencapai 71%. Berdasarkan
pengamatan Syakur et al., (2011) suhu udara rata-rata di dalam rumah plastik lebih tinggi dari
pada suhu udara diluar. Karena itu suhu malam hari yang terlalu tinggi kurang baik
untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman karena laju perombakan karbohidrat terlalu
tinggi akibat laju respirasi yang tinggi.
Hal tersebut dapat
mempengaruhi perbedaan proses pertumbuhan tanaman tomat. Suhu yang relatif tinggi dankelem
baban yang relatif rendah menyebabkan bunga mudah gugur. Suhu udara didalam rumah plastik
yang tinggi mengakibatkan terganggunya proses pembungaan. Penelitian di luar rumah plastik
mengalami kendala khususnya ketikawaktu hujan. Pada bulan April curah hujan mencapai angka
294 mm. Sedangkandari hasil pengamatan munculnya bunga pada tomat dari penelitian
yangdilakukan, bunga tomat rata-rata muncul sekitar 23-30 hst, yaitu pada
pertengahan bulan April. Penyerbukan dan pembuahan dipengaruhi oleh faktor lingkungan
karena saat bunga mekar yang terjadi pada musim hujan kualitas dan
kuantitas polen menurun sehingga berpengaruh terhadap hasil dari penyerbukan. Angin
kencang dan hujan juga akan mempengaruhi aktivitas polinator alami sepertikupu-kupu, lebah
dan serangga penyerbuk lainnya untuk mencari nektar,
karena penurunan aktivitas penyerbukan sehingga akan mempengaruhi hasil fruit set pada
tanaman tomat, aktivitas lebah menurun pada saat hujan dan angin kencangatau apabila suhu
0
udara turun dibawah 18 C (Kusumayati, 2015).Dalam penelitian Wiguna (2019) yang
melakukan Persilangan TomatKomersial dan Mutan diawali dengan panen bunga untuk diambil
serbuk sarinyadilakukan pagi hari (07.00-09.00) saat bunga mencapai antesis, yaitu
mahkota bunga telah membuka sempurna, tetapi anteranya belum pecah. Bunga yang telah
dipanen disimpan diruang ber AC pada suhu 18 ºC selama 24 jam. Ekstrak siserbuk sari
dilakukan dengan cara menggetarkan kotak sari dengan stik penggetar dan serbuk sari yang jatuh
ditampung di petridish. Serbuk sari yang dihasilkan dimasukkan kedalam cincin yang khusus
dirancang untuk memudahkan polinasi.Persilangan dilakukan pada pagi hari mulai pukul 9.00
WIB hingga 12 WIB.Setiap 1 kombinasi persilangan membutuhkan 40 bunga betina untuk
diserbuki.Pengamatan keberhasilan dilakukan setelah persilangan terakhir berumur satu minggu.
Pengamatan dilakukan terhadap semua bunga yang berhasil menjadi buah, buah yang gugur dan
bunga yang tidak berkembang.
Pemeliharaan tanaman betina dilakukan sesuai dengan budidaya petani. Buah dipanen
pada saat masak fisiologis yang dicirikan oleh warna buah mencapai warna merah ≥ 90%.
Salah satu kriteria yang menunjukkan keberhasilan dari
sebuah persilangan adalah berkembangnya bunga yang dipolinasi menjadi buah.Berdasarkan
persentase persilangan yang berhasil hasil tertinggi diperoleh
dari persilangan antara Ratna dengan Sletr 1-2 (100%) dan terendah dihasilkan dari persilangan
ant ara Mirah dengan Sletr 1-1 (77.50%).
Berdasarkan latar belakangtetua betina yang digunakan dalam persilangan, varietas Intan
menunjukkankeberhasilan persilangan terbaik (90.83%) dibandingkan dengan varietaskomersial
lainnya. Prosentase keberhasilan persilangan terendah dihasilkan olehMirah sebagai tetua betina
(85.00%). Tidak semua persilangan yang berhasilmenjadi buah dapat mencapai masak fisiologis,
sebagian diantaranya gugur.Prosentase buah gugur tertinggi (38.64%) dihasilkan dari persilangan
yang melibatkan Ratna dan terendah (9.17%) dihasilkan dari persilangan yangmelibatkan Intan
sebagai tetua betina.Keberhasilan polinasi dipengaruhi oleh faktor genetik yaitu
banyaknya jumlah serbuk sari yang menempel pada permukaan stigma. Faktor lingkunganseperti
iklim, tanah, teknik bercocok tanam tingkat serangan hama dan
penyakit juga menjadi pembatas keberhasilan persilangan. Selain itu, pemilihan bunga yang
kurang tepat, cara emaskulasi yang salah dan saat menyentuhkan polen ke putik yang
kurang hati-hati, juga dapat mengakibatkan polinasi tidak berhasil.Sebagian buah pada polinasi
yang berhasil, gugur sebelum memasuki umur masak fisiologis. Gugurnya buah diakibatkan
karena beberapa faktor,diantaranya faktor mekanis dan penyakit. Faktor mekanis berupa kontak
fisik pada buah hasil polinasi, yang terjadi saat melakukan polinasi pada bunga yang berada satu
tandan dengan buah tersebut. Penyakit yang menjadi penyebabgugurnya buah adalah busuk pada
pangkal buah (Wiguna, 2019).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Tomat adalah tanaman menyerbuk sendiri, tanaman menyerbuk sendiri adalah tanaman
yang perkembang biakannya menggunakan serbuk sari (alat
kelamin jantan) dan putik (alat kelamin betina) yang sama-sama berada dalam satu bunga
.
2. Tanaman tomat dapat tumbuh diberbagai ketinggian tempat, mulai dari dataranrendah
sampai ketinggian 1.250 m diatas permukaan laut. Suhu rata-rata untuktomat berkisar
antara 25-30 0C. Tomat membutuhkan curah hujan antara 750 -1.250 mm/tahun dan pH
tanah optimum 5,5 – 6,0.
3. Syarat tumbuh tanaman tomat adalah keadaan iklim dan media tanam. Iklimdengan
musim kemarau dan pengairan yang cukup dan media berupa tanah.
4. Penyerbukan dapat dilakukan secara alami oleh bunga itu sendiri (bungasempurna),
dengan bantuan serangga dan angin, serta penyerbukan buatan olehmanusia.
5. Hibridisasi pada tomat merupakan upaya manipulasi dengan menggabungkandua sifat
atau lebih tanaman tomat untuk menghasilkan individu baru.
Tujuan persilangan buatan tomat adalah menggabungkan
karakter baik ke dalam satugenotipe baru.
6. Metode pemuliaan tanaman tomat meliputi tahap persiapan, identifikasi bungadan
persilangan (emaskulasi/ kastrasi, polinasi, dan isolasi).

3.2 Saran
Adapun saran dari makalah tentang penyerbukan sendiri tanaman tomatadalah dalam
melakukan proses persilangan atau menghasilkan varietas baru daritanaman tomat, hendaknya
memperhatikan waktu yang tepat atau umur berbungadari kedua varietas yang akan disilangkan,
agar pada saat proses polinasi serbuksari dan kepala putik matang secara bersamaan sehingga
peluang dan tingkatkeberhasilan dari persilangan lebih tinggi.

DAFTAR PUSTAKA
Atuguwu, Agatha Ifeoma dan Uguru, Michael Ifeanyi. 2012. Tracking fruit sizeincreas in
recombinants obtained from an interspecific cross betweencultivated tomato (Solanum
esculentum) and wild tomato relative(Solanum
pimpinellifolium). Journal of Plant Breeding and CropScience.Vol.4 (4).
Didit. 2010. Cara Budidaya Tomat (Lycopersicon esculentumMill.).https://blog.fisip.uns.ac.id..
Hariyono, R., Zuhry, E., dan Deviona. 2015.Variabilitas Genetik Hasil Persilangan Tanaman
Tomat (Lycopersicumesculentum Mill.) danResiprokalnya di Dataran Rendah. (Doctoral
dissertation, RiauUniversity).Jom Faperta. Vol. 2 No. 1.
Hilmi, A.A dkk. 2013.Pemuliaan Tanaman Menyerbuk Sendiri. FakultasPertanian Universitas
Brawijaya. Kediri.Jaya, B. 2011.Produksi Benih Calon Varietas Tomat
untuk Persiapan PelepasanVarietas 1804.17.c.3.3. Lembang: Balai
Penelitian Tanaman Sayuran.
Kartika Ela, Ramal Yusuf, Abd. Syakur. 2015. Pertumbuhan dan Hasil TanamanTomat
(Lycopersicum esculentumMill.) pada Berbagai Persentase Naungan.e-J. Agrotekbis. 3
(6) : 717-724.
Kingha BMT, Fohouo FNT, Ngakou A, Bruckner D. 2012. Foraging andPollination Activities
Of Xylocopa Olivacea (Hymenoptera, Apidae) onPhaseolus vulgaris (Fabaceae) Flowers
At Dang (Ngaoundere-Cameroon).
Journal of Agricultural Extension and Rural Development. 4:330 – 339.
Kusumayati, N., Nurlaelih, E. E., & Setyobudi, L. 2015. Tingkat
keberhasilan pembentukan buah tiga varietas tanaman tomat (Lycopersiconesculentum
Mill.) pada lingkungan yang berbeda. Jurnal ProduksiTanaman 3 (8).
Nurcahyani, E. 2013.Karakterisasi Planlet Vanili (Vanilla planifolia Andrews) Hasil
Seleksi Asam Fusarat Terhadap Fusarium oxyporum f. sp. Vanilla. Disertasi (tidak
dipublikasikan). Universitas Gajah Mada.
Putra, E.K. 2010. Jasa Lebah Untuk Tomat Berkualitas. (Online). http://trubus-online.co.id.
Kacang Merah Lokal Dengan Buncis Balitsa DanPersilangan Tanaman Tomat Zamrud
Dengan Tomat Mirah. SekolahIlmu Dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung.
Jatinangor.
Supriyati, Y dan Firmansyah, D.S. 2015. Bertanam Tomat Di Pot . PenebarSwadaya. Jakarta
.Syakur, Abd., Y. Koesmaryono, H. Suhardiyanto dan M. Ghulamahdi. 2011.Analisis Iklim
Mikro Di Dalam Rumah Tanaman Untuk MemprediksiWaktu Pembungaan Dan Matang
Fisiologis Tanaman Tomat DenganMenggunakan Metode Artificial Neural
Network.Jurnal DinamikaPertanian18(2): 94-100.
Tafajani, D. S. 2010. Panduan Komplit Bertanam Sayur dan Buah-buahan.Cahaya Atma.
Yogyakarta.Vika, T.O. 2013. Pemuliaan Tanaman Tomat (Solanum LycopersicumL.),
TahanSerangan
Tomato Yellow Leaf Curl Virus (TYLCV). Makalah Seminar.Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta.Wasonowati, C. 2011. Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman
Tomat( Lycopersicum esculentum Mill) Dengan Sistem Budidaya Hidroponik. Jurnal
Agrovigor . Vol. 4. Pp 21-28.
Widyasmara, N. I., Kusmiyati, F., dan Karno, K. 2018. Efek Xenia DanMetaxenia Pada
Persilangan Tomat Ranti Dan Tomat Cherry.Journal of Agro Complex.2 (2): 128-136.
Wiguna, G dkk. 2019. Keberhasilan Persilangan Tomat Varietas
Komersial( Lycopersicum esculentum L.) dengan Tomat Mutan TahanSimpan. Jurnal
Zuriat . 30 (1): 21-26
Wijayanti, E dan M.A.D. Susila. 2013. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Tomat
(Lycopersicon esculentum Mill.) secara Hidroponik
dengan beberapa Komposisi Media Tanam. Jurnal Buagron Agrohorti. 1(1):104-112.
Yuliaindah, N. 2017. Persilangan Tanaman Tomat. Fakultas Pertanian.Universitas Hasanuddin.
Makassar.Yunialti R. 2013. Teknik Persilangan Buatan. Universitas Riau. Riau.

Anda mungkin juga menyukai