Bab I
Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1
2
saintifik yang mengacu pada penemuan konsep dasar yang melandasi penerapan
model pembelajaran dengan menanamkan sikap ilmiah pada diri siswa dimana
menyentuh tiga ranah yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang sesuai
dengan penilaian dalam kurikulum 2013 (Janah dkk., 2018).
Pembelajaran dapat dilakukan dengan pemberian masalah nyata,
langsung, serta relevan dengan kebutuhan siswa tersebut, sehingga siswa dapat
memperoleh informasi yang relevan untuk setiap masalah tertentu dalam suatu
pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan bagi para siswa melakukan
eksplorasi sederhana sehingga siswa tidak hanya sekedar menerima dan
menghafal (Adiga dan Sachinanda., 2015). Dalam proses pembelajaran, guru
harus bisa menentukan model pembelajaran yang tepat agar siswa aktif dan
pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien sehingga tercapai
tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Pembelajaran sains merupakan salah satu pembelajaran yang memiliki
peranan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan di dunia pendidikan, mengajak
siswa untuk berpikir aktif dan kreatif dan berperan penting dalam membentuk
karakter seseorang yaitu karakter berpikir kognitif, afektif dan psikomotorik yang
berdasarkan sikap pengetahuan yang tinggi dalam memecahkan suatu fenomena
alam. Salah satu yang termasuk dalam pembelajaran sains adalah fisika, selain
sebagai bagian dari pengembangan karakter, fisika merupakan pengetahuan yang
berisi konsep yang menguji analisis berpikir seseorang dalam menafsirkan dan
menentukan hal-hal yang diperoleh pada saat melakukan kegiatan eksperimen
atau investigasi. Sehingga melalui serangkaian kegiatan eksperimen, proses
berpikir siswa dapat dimanfaatkan dengan baik dalam mengembangkan dan
menciptakan kemampuan berpikir kognitif intelektual siswa (Zunanda dan
Sinulingga., 2015).
Hasil wawancara salah satu guru fisika di SMA Negeri 3 Tebing Tinggi
diketahui bahwa pembelajaran fisika yang dilakukan masih dominan konvensional
yaitu dengan ceramah, kemudian siswa mencatat materi yang ada dipapan tulis,
lalu siswa mengerjakan soal-soal atau memberi tugas di rumah atau dengan kata
lain pembelajaran masih berpusat pada guru (techer centered). Minat siswa
terhadap pelajaran fisika masih tergolong sedang yaitu 50%, di kelas siswa cukup
3
antusias dalam belajar fisika, namun banyak siswa yang belum mampu
mendapatkan hasil ulangan mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang
ditetapkan. Hasil yang rendah disebabkan karena siswa menghapal rumus fisika
dan kurang memahami konsep fisika, kemampuan matematis siswa masih lemah
dan guru jarang mengajak siswa melakukan kegiatan praktikum. Hasil observasi
dilakukan menggunakan angket kepada siswa SMA Negeri 3 Tebing Tinggi
diketahui bahwa 75% siswa menyatakan pelajaran fisika itu sulit karena banyak
menghitung dan banyak rumus sehingga sulit untuk dipahami, 77,8% siswa
menyatakan kurang aktif dalam pembelajaran karena kurangnya keberanian siswa
dalam hal mengemukakan pendapat dan memberi gagasan secara logis, 58,3%
siswa menyatakan pembelajaran fisika tidak dihubungkan dengan masalah yang
ada dikehidupan sehari-hari.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di SMA Negeri 3 Tebing
Tinggi, maka diperlukan cara yang efektif untuk membuat siswa tertarik, serta
lebih aktif dalam pembelajaran fisika sehingga meningkatkan hasil belajar siswa.
Pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan secara efisien dan efektif dengan
menggunakan proses belajar mengajar yang lebih bermakna dan mengaktifkan
siswa pada suatu skenario pembelajaran yang jelas. Pemilihan suatu model
pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran fisika akan berpengaruh
terhadap minat serta kemampuan siswa. Salah satu model pembelajaran yang
menuntut siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran adalah model Problem
Based Learning (PBL).
Model PBL merupakan model yang memfasilitasi siswa untuk menemukan
masalah dalam situasi yang kompleks. Dalam model ini, siswa bekerja
berkelompok secara kolaboratif untuk mengidentifikasi hal-hal yang diperlukan
untuk belajar memecahkan masalah. Masalah yang dihadirkan dalam
pembelajaran dengan model PBL adalah permasalahan yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari yang dialami oleh siswa sehingga model PBL sesuai
diterapkan pada pembelajaran fisika (Aulia dkk., 2019). Model PBL merupakan
sebuah model pembelajaran yang berpusat pada siswa. Dalam model ini pelajaran
berfokus pada suatu masalah yang harus dipecahkan oleh siswa, sehingga siswa
memiliki tanggung jawab untuk menganalisis dan memecahkan masalah tersebut
4
dilihat berdasarkan ketuntasan hasil belajar siswa yang berada pada kategori
tuntas.
Data beberapa penelitian di atas menunjukkan bahwa penelitian
menggunakan model PBL sudah banyak dilakukan dan hasilnya maksimal. Hasil
penelitian yang maksimal diharapkan dapat diperoleh pada penelitian kali ini.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah tempat penelitian,
sampel penelitian, materi penelitian, dan waktu pelaksanaan penelitian. Peneliti
melaksanakan penelitian ini di SMA Negeri 3 Tebing Tinggi Pada Materi
Momentum dan Impuls. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Model Problem
Based Learning Berbantuan Media Simulasi PhET Dalam Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Pada Materi Momentum dan Impuls.
Untuk dapat mencapai sasaran yang tepat sesuai dengan yang diharapkan,
maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh model PBL berbantuan media simulasi PhET dalam
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok Momentum dan Impuls?
2. Bagaimana aktivitas belajar siswa dengan menerapkan model PBL
berbantuan media simulasi PhET pada materi pokok Momentum dan Impuls?