MODUL AJAR PENGURUSAN JENAZAH TIRTA

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

MODUL AJAR

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti


SMA Kelas XI (FASE E)

Jalu Tirta Kumala, S.Pd.

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI JAWA TENGAH


SMA NEGERI 1 GIRITONTRO
TAHUN 2024
Informasi Umum :
Nama Penyusun : Jalu Tirta Kumala, S.Pd.I.
Institusi : SMK Negeri 1 Giritontro
Tahun Penyusunan : 2024
Jenjang Sekolah : SMK
Kelas XI
Alokasi Waktu : 2 Jp (45 menit)

Tujuan Pembelajaran :
Fase :E
Elemen : Fiqih
Tujuan Pembelajaran :
10.7.1 Peserta didik dapat menganalisis hakikat pelaksanaan
Pengurusan Jenazah
10.7.1 Peserta didik dapat menganalisis manfaat dari
pelaksanaan Pengurusan Jenazah

Kata Kunci : Jenazah, Fardlu Kifayah, Ta’ziyah, Ziarah.


Pertanyaan inti :
1. Bagaimana hakikat pelaksanaaan Pengurusan Jenazah ?
2. Jelaskan manfaat dari penerapan sikap pelaksanaan
Pengurusan Jenazah ?

Kompetensi Awal :
Siswa telah memiliki kemampuan awal dalam memahami hakikat pelaksanakan
Pengurusan Jenazah.

Profil Pelajar Pancasila :

Profil Pelajar Pancasila yang ingin dicapai adalah beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, mandiri, gotong royong.
Sarana dan Prasarana :

Fasilitas pembelajaran yang diperlukan diantaranya LCD Projector, multimedia


pembelajaran interaktif, komputer/laptop, printer, alat pengeras suara, jaringan
internet. Sarana dan prasarana ini bisa disesuaikan dengan kondisi di sekolah masing-
masing.
Target Siswa : Kategori siswa dalam proses pembelajaran
ini adalah siswa regular/tipikal

Jumlah Siswa : Maksimum 36 Siswa

Ketersediaan Materi : Alternatif penjelasan, metode, atau


aktivitas, untuk siswa yang sulit
memahami konsep

Moda Pembelajaran : Tatap Muka

Materi Ajar, Alat dan Bahan :

1. Materi atau sumber pembelajaran yang utama: Buku Teks PAI dan Budi Pekerti
SMA kelas X (Kemdikbud Tahun 2021). Adapun sumber pembelajaran dari internet
diantaranya :
 https://jurnal.um-palembang.ac.id/altifani/article/download/3006/2156
 https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46609/1/KURNI
AWATI%20BURHAN-FUF.pdf
 https://ejournal.insuriponorogo.ac.id/index.php/qalamuna/article/downlo
ad/231/170
 https://unimuda.e-journal.id/jurnalabdimasa/article/download/2108/924/

2. Alat dan bahan yang diperlukan : papan tulis, spidol, alat tulis

Kegiatan Pembelajaran Utama :


1. Pengaturan siswa:
a. Berkelompok (>2 orang)
2. Metode:
b. Diskusi dan Drill
Asesmen :
1. Asesmen dilakukan melalui asesmen individu dan kelompok
2. Jenis asesmen:
 Penilaian sikap (observasi)
 Penilaian pengetahuan (tes tulis)
 Penilaian keterampilan (produk)

Persiapan Pembelajaran : (5 Menit)


1. Guru memeriksa dan memastikan semua sarana dan prasarana yang diperlukan
tersedia.
2. Memastikan bahwa ruang kelas sudah bersih, aman dan nyaman
3. Menyiapkan bahan tayang dan multimedia pembelajaran interaktif

Urutan Kegiatan Pembelajaran :


Pendahuluan ( 5 menit )
1. Siswa berdoa secara bersama-sama dan melakukan tadarus Bacalah Q.S. Ali Imran/3: 185
(Kesadaran Diri)
2. Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin (Manajemen Diri) (Kesadaran
Sosial)
3. Guru menyapa setiap siswa dengan kontak mata dan menanyakan kondisi masing-
masing dan menyampaikan apersepsi. (Manajemen Diri)
4. Guru memberikan motivasi dan mengajukan pertanyaan yang terkait dengan materi
pelajaran, menyampaikan cakupan materi, tujuan pembelajaran, dan kegiatan yang
akan dilakukan, serta lingkup dan teknik penilaian.
5. Guru mengajak murid untuk menerapkan Teknik STOP untuk mengembalikan
konsentrasi belajar dan menyegarkan pikiran (Manajemen Diri)
Kegiatan Pembelajaran Inti ( 45 menit)
1. Siswa memilih tema terkait materi, yakni hakikat pelaksanaan pengurusan Jenazah;
(Memandikan, mengkafani, menshalatkan dan menguburkan)
2. Guru membagi siswa menjadi empat kelompok sesuai sub materi yang akan
dipelajari. (Keterampilan Berelasi)
3. Guru meminta perwakilan masing-masing kelompok untuk menyiapkan materi
tentang pelaksanaan pengurusan Jenazah sesuai dengan sub materi yang telah
dibagi.
4. Guru meminta perwakilan masing-masing kelompok untuk menyiapkan peralatan
dan sarana prasarana yang dibutuhkan dalam pelaksanaan praktek pengurusan
Jenazah sesuai dengan sub materi yang telah dibagi (Pengambilan Keputusan
Yang bertanggung jawab)
5. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menyampaikan
pertanyaan dan memberikan tanggapan atas materi yang disampaikan dan di
praktekkan kelompok lain.
6. Guru mengakhiri penyampaian materi, yakni ketika masing-masing kelompok
telah menyampaikan dan mempraktekkan semua materi.
7. Guru menyampaikan poin-poin penting dari proses penyampaian materi
tersebut dan mengaitkannya dengan materi pelajaran.
Penutup Pembelajaran ( 5 menit )
1. Guru meminta salah satu siswa untuk mereview kegiatan pembelajaran hari ini,
sebagai bentuk refleksi akhir. Setelah selesai, siswa tersebut kemudian memimpin
doa selesai kegiatan.
2. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa bersama-sama.

Diferensiasi :
 Guru menggunakan LCD Proyektor untuk materi pengurusan jenazah, bias slide materi
atau video (visual)
 Guru memberikan penjelasan dengan suara yang jelas tentang materi atau video yang
di tampilkan di LCD Proyektor (auditori)
 Guru mengajak praktek pengurusan jenazah langsung (kinestetik)
 Untuk siswa yang berminat belajar dan mengeksplorasi topik ini lebih jauh,
disarankan untuk membaca materi hakikat pelaksanaan pengurusan jenazah, serta
manfaat dari penerapan sikap tersebut dari berbagai kitab kuning karya para
ulama’ dan literatur lain yang relevan.
 Guru dapat menggunakan alternatif metode dan media pembelajaran sesuai
dengan kondisi masing-masing agar pelaksanaan pembelajaran menjadi lebih
menyenangkan (joyfull learning) sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai.
 Untuk siswa yang kesulitan belajar topik ini, disarankan untuk belajar kembali
hakikat pelaksanaan pengurusan jenazah, serta manfaat dari penerapan sikap
tersebut dari berbagai kitab kuning karya serta manfaat dari penerapan sikap
tersebut pada pembelajaan di dalam dan atau di luar kelas sesuai kesepataan
antara guru dengan siswa. Siswa juga disarankan untuk belajar kepada teman
sebaya.

Refleksi Guru :
Pertanyaan kunci yang membantu guru untuk merefleksikan kegiatan pengajaran di
kelas, misalnya:
1. Apakah semua siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran ?
2. Kesulitan apa yang dialami ?
3. Apa langkah yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar ?
4. Apakah kegiatan pembelajaran dapat menumbuhkan kemampuan berpikir kritis
pada diri siswa ?
5. Apakah kegiatan pembelajaran ini bisa membangun kesadaran siswa tentang
pentingnya akhlak terhadap sesama untuk saling menghargai dan menghormati?
Asesmen :

1. Asesmen Diagnostik (Sebelum Pembelajaran)


Untuk mengetahui kesiapan siswa dalam memasuki pembelajaran, dengan
pertanyaan:
Jawaban
Pertanyaan
Ya Tidak
1. Apakah sudah terbiasa mengikuti
pelaksanaan penyelenggaraan janazah ?
2. Apakah kalian ingin menguasai materi pelajaran
dengan baik?
3. Apakah kalian sudah siap melaksanakan
pembelajaran dengan metode Drill?

2. Asesmen Formatif ( Selama Proses Pembelajaran)


Asesmen formatif dilakukan oleh guru selama proses pembelajaran berlangsung,
khususnya saat siswa melakukan kegiatan diskusi, presentasi dan refleksi tertulis.
a. Asesmen saat Drill (ketika siswa melakukan kegiatan belajar denganmetode Drill)
Lembar kerja pengamatan kegiatan pembelajaran denga metode Drill

Nama Aspek yang diamati Skor


No
Siswa Ide/gagasan Aktif Kritis 1 2 3 4
1 Ahmad
2 Ibad
3 dst...
Nilai = skor x 25
3. Asesmen Sumatif
a. Asesmen Pengetahuan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan jawaban yang benar !

1) Mengapa Rasulullah SAW menyebutkan bahwa, “Mukmin yang paling banyak


mengingat mati dan yang paling baik persediaannya untuk hidup setelah mati
adalah mukmin yang paling cerdik. Jelaskan !
2) Sebutkan hal-hal yang sebaiknya segera dilakukan terhadap jenazah yang baru
saja meninggal dunia sebelum jenazahnya dimandikan !
3) Apa yang dimaksud dengan Ta’ziyah ? kemukakan pula hukumnya, alasan
hukumnya dan adab-adabnya !
4) Jika seseorang meninggal dunia dan meninggalkan hutang, bagaimana hukum
melunasinya dan harta siapa yang digunakan untuk melunasinya ?
5) Memandikan, mengkafani, menshalatkan dan menguburkan jenazah seorang
muslim hukumnya adalah Fardlu Kifayah. Jelaskan maksudnya !
Pedoman Penskoran
No Kunci Jawaban Skor
1. Cinta seseorang kepada Allah (mahabbah) tumbuh dari 1-4
pengaruh akal dan jiwa yang kuat akibat berpikir
mendalam (tafakkur) terhadap kekuasaan-Nya di langit
dan bumi. Kemudian cinta ini akan semakin menggelora
dengan merenungkan ayat-ayat Al-Qur`an dan
membiasakan diri berzikir dengan nama dan sifat-sifat
Allah Swt.
4. Sifat raja’ harus disertai optimis, perasaan gembira, 1-4
sikap percaya, yakin akan kebaikan Allah Swt, dan amal
shaleh, hal ini dikarenakan sifat-sifat tersebut akan
menumbuhkan sifat husnudzan kepada Allah Swt. Jika
sifat raja’ tidak disertai dengan optimis, perasaan
gembira, sikap percaya, yakin akan kebaikan Allah Swt,
dan amal
shaleh, maka hal itu hanya angan-angan belaka.
5. Banyak manfaat yang akan diperoleh dari penerapan 1-4
sikap tawakal dalam kehidupan sehari-hari, di
antaranya:
1. Tercukupinya semua keperluan
2. Mudah untuk bangkit dari keterpurukan
3. Memperoleh nikmat yang tiada henti
4. Menghargai hasil usaha

Skor maksimal 20
Nilai = skor yang diperoleh x 5
b. Asesmen keterampilan
1. Peserta didik membuat media pembelajaran (digital atau non digital)
tentang materi Penyelenggaraan Janazah, Kemudian
mempresentasikannya di depan kelas.
Contoh Rubrik Penilaian Produk :

Nama kelompok : .........................................


Anggota : .........................................
Kelas : .........................................
Nama produk : ........................................

Skor
No Aspek
1 2 3 4
1. Perencanaan
a. persiapan
b. linimasa pembuatan
c. jenis produk
2. Proses pembuatan
a. penggunaan media, alat
dan bahan
b. teknik pembuatan
c. kerjasama kelompok
3. Tahap akhir
a. kualitas produk
b. publikasi
c. kreatifitas
d. orisinalitas

Keterangan penilaian :

Perencanaan
Skor Keterangan
1 Tidak baik, ada kolaborasi dalam kelompok tetapi tidak ada
linimasa dan penentuan jenis produk sesuai tema
2 Cukup baik, ada kolaborasi dalam kelompok dan linimasa
pembuatan tetapi tidak diikuti semua anggota kelompok dan
ada penentuan jenis produk sesuai tema
3 Baik, ada kolaborasi tetapi tidak diikuti semua anggota
kelompok ada linimasa pembuatan dan ada penentuan jenis
produk sesuai tema
4 Sangat baik, ada kolaborasi antar semua anggota kelompok,
ada linimasa pembuatan dan ada penentuan jenis produksesuai
tema
Proses Pembuatan
Skor Keterangan
1 Tidak baik, ada media, alat dan bahan dan tidak mampu
menguasai teknik pembuatan dan tidak ada kerjasama
kelompok
2 Cukup baik, ada media, alat dan bahan dan mampu
menguasai teknik pembuatan dan tidak ada kerjasama
kelompok
3 Baik, ada media, alat dan bahan dan tetapi mampu menguasai
teknik pembuatan dan ada beberapa kerjasama kelompok
4 Sangat baik, ada media, alat dan bahan dan mampu
menguasai teknik pembuatan dan ada kerjasama kelompok
Tahap Akhir
Skor Keterangan
1 Tidak baik, ada produk tetapi belum selesai
2 Cukup baik, ada produk, bentuk publikasi kurang sesuai
tema, dan belum ada kreatifitas
3 Baik, ada produk, bentuk publikasi sesuai tema, belum ada
kreatifitas, dan orisinil
4 Sangat baik, ada produk, bentuk publikasi sesuai tema, ada
kreatifitas, dan orisinil
Petunjuk penskoran :
Penghitungan skor akhir menggunakan rumus :
Skor diperoleh
Skor maksimal x 100 = .....
Refleksi Untuk Siswa :

Nama Siswa : ..................


Kelas : ..................
Pertanyaan refleksi Jawaban Refleksi
1. Bagian manakah yang menurutmu
paling sulit dari pelajaran ini?
2. Apa yang akan kamu lakukan untuk
memperbaiki hasil belajarmu?
3. Kepada siapa kamu akan meminta
bantuan untuk memahami pelajaran ini?
4. Jika kamu diminta untuk memberikan
bintang 1 sampai 5, berapa bintang akan
kamu berikan pada usaha yang telah
kamu
lakukan?

Daftar Pustaka :

 Ahmad Taufik dan Nurwastuti Setyowati. 2021. PAI dan Budi Pekerti Kelas X
SMA, Jakarta: Kemdikbud RI
 Al-Ghazali, Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad. 2003. Ihya’
‘Ulumuddin.Semarang: CV. Assy-Syifa’.
 Al-Ghazali, Muhammad. 2001. Selalu Melibatkan Allah. Jakarta: PT. Serambi
IlmuSemesta
 Rasjid, Sulaeman, 2006. Fiqih Islam. Jakarta: Sinar Baru Algensindo.
 Wahbah Az Zuhaili, 2010. Fiqih Islam Wa adillatuhu. Jakarta Gema
Insani Darul fikir

Lembar Kerja Siswa :

Nama Siswa : ...........................


Kelas : ...........................
Catatan Hasil
Tahapan Kegiatan Siswa/ Pertanyaan
Kegiatan
Stimulasi Siswa mengamati tayangan tentang
hakikat pelaksanaan penyelenggaraan
janazah serta manfaat dari penerapan
sikap tersebut melalui youtube
atau media lain.
Identifikasi Masalah 1. Jelaskan rukun-rukun
pelaksanaan penyelenggaraan
janazah !
2. Jelaskan tata cara
penyelenggaraan janazah !
3. Jelaskan hikmah pelaksanaan
penyelenggaraan janazah !
Mengumpulkan Kumpulkan informasi sebanyak
informasi mungkin terkait dengan materi
menganalisis sejarah dan peran tokoh
penyebar ajaran Islam di Indonesia
Mengolah Catat dan klasifikasikan informasi
informasi yang diperoleh untuk kemudian
dijadikandasar untuk menjawab
persoalan
Verifikasi dan Lakukan verifikasi hasil olah data,
presentasi pastikan temuan kalian sudah benar
hasil dankemudian presentasikan
Generalisasi Buatlah kesimpulan dari hasil kajian
kelompok kalian.

Bahan Bacaan Siswa :

 Ahmad Taufik dan Nurwastuti Setyowati. 2021. PAI dan Budi Pekerti Kelas X
SMA, Jakarta: Kemdikbud RI
 Al-Ghazali, Muhammad. 2001. Selalu Melibatkan Allah. Jakarta: PT. Serambi
IlmuSemesta
 Rasjid, Sulaeman, 2006. Fiqih Islam. Jakarta: Sinar Baru Algensindo.
 https://jurnal.um-palembang.ac.id/altifani/article/download/3006/2156
 https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46609/1/K
URNIAWATI%20BURHAN-FUF.pdf
 https://ejournal.insuriponorogo.ac.id/index.php/qalamuna/article/download
/231/170

Bahan Bacaan Guru :

 Ahmad Taufik dan Nurwastuti Setyowati. 2021. PAI dan Budi Pekerti Kelas X
SMA, Jakarta: Kemdikbud RI
 Al-Ghazali, Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad. 2003. Ihya’
‘Ulumuddin.Semarang: CV. Assy-Syifa’.
 Al-Ghazali, Muhammad. 2001. Selalu Melibatkan Allah. Jakarta: PT. Serambi
IlmuSemesta
 Rasjid, Sulaeman, 2006. Fiqih Islam. Jakarta: Sinar Baru Algensindo.
 Wahbah Az Zuhaili, 2010. Fiqih Islam Wa adillatuhu. Jakarta Gema
Insani Darul fikir
 https://jurnal.um-palembang.ac.id/altifani/article/download/3006/2156
 https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46609/1/K
URNIAWATI%20BURHAN-FUF.pdf
 https://ejournal.insuriponorogo.ac.id/index.php/qalamuna/article/download
/231/170

Materi Pengayaan dan Remedial :

Siswa yang memperoleh capaian tinggi akan diberikan pengayaan berupa


kegiatan tambahan terkait dengan kajian topik. Siswa mempelajari hakikat
Penyelenggaraan Janazah (Memandikan, mengkafani, menshalatkan dan
menguburkan) di dalam kitab karya ulama, misalnya kitab Fiqih Islam Wa
adillatuhu, Al Bayyinatul Ilmiyyah, Ihya’ Ulumuddin, kitab Syu’abul Iman atau kitab
lainnya.
Sedangkan siswa yang menemukan kesulitan akan memperoleh pendampingan
dari guru berupa bimbingan personal atau kelompok dengan langkah-langkah
kegiatan yang lebih sederhana. Siswa diminta mempelajari kembali materi
Penyelenggaraan Janazah.

Hakikat Penyelenggaraan Janazah


Apabila ada kaum muslimin atau muslimat yang meninggal dunia maka ada
empat hal yang harus segera dilaksanakan oleh kaum muslimin yang masih hidup,
yaitu : memandikan, mengkafani, menshalati dan menguburkan. Kewajiban terhadap
jenazah tersebut merupakan fardhu kifayah, artinya jika sebagian kaum muslimin
sudah melaksanakan maka kaum muslimin yang lain tidak terkena kewajiban itu.
Tetapi apabila diantara kaum muslimin tidak ada yang melaksanakan, maka seluruh
kaum muslimin di lingkungan kejadian itu mendapatkan dosa semua.
1. Memandikan Jenazah
Adapun Syarat-syarat jenazah yang harus dimandikan, yaitu; 1) Jenazah itu
beragama Islam, 2) Badannya masih ada, walaupun hanya tinggal sebagian. 3)
Jenazah itu tidak mati syahid.
Syarat-syarat orang yang memandikan jenazah, yaitu ; 1) Orang yang
terdekat, yakni suami, istri atau muhrimnya. 2) Kalau muhrimnya tidak ada
hendaknya dimandikan oleh orang yang mengerti dan dapat dipercaya. 3) Jenis
kelaminya harus sejenis, jenazah perempuan tidak boleh dimandikan oleh orang
laki-laki dan sebaliknya, jenazah laki-laki tidak boleh dimandikan oleh perempuan
(kecuali suami/istri, muhrim atau anak kecil), 4) Jika di tempat meninggal tidak
didapati keluarga atau mahramnya dan tidak ada yang berjenis kelamin sama,
maka jenazah ditayamumkan saja.
Adapun tata cara memandikan jenazah :
a. Jenazah ditempatkan di tempat yang terlindung, baik dari panas matahari
maupun pandangan dari banyak orang.
b. Jenazah diberi pakaian mandi (pakaian basahan) seperti sarung atau kain
kebaya supaya mudah dimandikanya dan auratnya tertutup.
c. Membersihkan terlebih dahulu kotoran yang melekat pada jenazah, seperti
pada badan, mulut gigi, kuku jari tangan dan kaki, telinga dan lain-lain.
d. Jenazah agak didudukkan kemudian diurut pelan-pelan pada perutnya agar
kotoran yang tersisa dapat keluar kemudian dibersihkan bagian qobul dan
duburnya.
e. Menyiramkan air ke seluruh tubuh merata dari kepala sampai ke kaki.
f. Setelah seluruh badan disiram kemudian disabuni dan disiram kembali sampai
bersih.
g. Kemudian diwudlukan, dan terakhir disiram dengan air yang bercampur
dengan kapur barus, daun bidara atau lainya yang berbau harum.
Sedangkan hal-hal yang disunahkan dalam memandikan jenazah, antara lain ;
a. Dalam memandikan hendaknya mendahulukan anggota-anggota wudhu dan
anggota badan yang sebelah kanan pada waktu mulai menyiram air.
b. Memandikan jenazah disunahkan minimal 3 kali atau 5 kali atau lebih dalam
meratakan air.

2. Mengkafani Jenazah
Setelah jenazah dimandikan, penyelenggaraan yang kedua adalah
mengkafani (membungkus jenazah dengan kain). Adapun tata cara mengkafani
jenazah laki-laki adalah:
a. Kain kafan untuk mengkafani hendaknya berwarna putih paling sedikit satu
lembar yang dapat menutup seluruh tubuh jenazah, tetapi jika mampu
disunnahkan tiga lembar, tanpa baju dan surban.
b. Masing-masing kain lapis dapat menutupi seluruh tubuh.
c. Sebagian ulama’ lain berpendapat bahwa tiga lapis terdiri dari izar (kain
mandi) dan dua lapis menutupi seluruh tubuh.
d. Cara pemakaiannya dihamparkan kain sehelai demi sehelai dan ditaburkan di
atas tiap-tiap lapis kain itu harum-haruman seperti kapur barus dan
sebagainya.
e. Kemudian jenazah diletakkan/ ditidurkan di atas hamparan kain kafan, kedua
tanganya diletakkan diatas dada, tangan kanan diatas dan tangan kiri dibawah
seperti ketika shalat.
f. Kemudian jenazah dibungkus dengan enam ikatan yaitu ikatan ujung kepala,
leher, dada, perut, kaki dan ujung kaki.
g. Jenazah laki-laki dikafani oleh laki-laki.
Sedangkan tata cara mengkafani jenazah perempuan, adalah ;
a. Kain kafan untuk mengkafani hendaknya berwarna putih paling sedikit satu
lembar yang dapat menutup seluruh tubuh jenazah, tetapi jika mampu
disunnahkan lima lembar. yang terdiri dari : lapis pertama kain basahan, baju
kurung, tutup kepala, kerudung (cadar) dan kain kafannya.
h. Cara pemakaianya dihamparkan kain sehelai demi sehelai dan ditaburkan di
atas tiap-tiap lapis kain itu harum-haruman seperti kapur barus dan
sebagainya.
i. Kemudian jenazah diletakkan/ ditidurkan diatas hamparan kain kafan, kedua
tanganya diletakkan di atas dada, tangan kanan di atas dan tangan kiri di
bawah seperti ketika shalat.
j. Kemudian jenazah dibungkus dengan enam ikatan yaitu ikatan ujung kepala,
leher, dada, perut, kaki dan ujung kaki.
k. Jenazah perempuan dikafani oleh perempuan .
Orang yang meninggal sedang dalam keadaan ihram, baik ihram haji atau
ihram umrah tidak boleh diberi harum-haruman dan tutup kepala.
3. Menshalatkan Jenazah
Shalat jenazah ialah shalat yang dikerjakan dengan empat kali takbir dalam
rangka mendo’akan orang muslim yang sudah meninggal. Adapun syarat shalat
jenazah :
a. Menutup aurat, suci dari hadas besar dan kecil, suci pakaian, badan dan tempat
dari najis, serta menghadap kiblat.
b. Jenazah telah dimandikan dan dikafani.
c. Letak jenazah di depan orang yang menshalatkan, kecuali shalat ghaib.
Sedangkan rukun shalat jenazah meliputi : 1) Niat, 2) Berdiri jika mampu, 3)
Takbir empat kali, 4) Membaca surat al fatihah, 5) Membaca shalawat atas Nabi, 6)
Mendo’akan jenazah, 7) Mengucapkan salam, 8) Tertib.
Adapun sunah shalat jenazah antara lain ; 1) Mengangkat tangan pada tiap-
tiap takbir, 2) Merendahkan suara bacaan (sir), 3) Membaca ta’awudz, 4)
Memperbanyak jama’ah, 5) Memperbanyak shaf.
Jika jumlah peserta yang menshalatkan jenazah itu sedikit, lebih baik
mereka dibagi tiga shaf. Jika peserta shalat jenazah terdiri empat orang lebih baik
dijadikan dua shaf, masing-masing shaf dua orang dan makruh jika dijadikan tiga
karena ada shaf yang terdiri dari hanya satu orang.
Berikut dipaparkan cara melaksanakan shalat jenazah :
a. Jenazah diletakkan di depan jama’ah, jika jenazahnya laki-laki hendaklah imam
berdiri menghadap didepan kepalanya jika jenazahnya perempuan imam
menghadap ditengah perut atau pinggang.

4. Menguburkan jenazah
Setelah itu jenazah dibawa ketempat pemakaman /dikuburkan.
Menguburkan jenazah hendaknya disegerakan karena sesuai dengan Hadis Nabi
yang artinya :” Hendaklah kamu menyegerakan untuk membawa jenazah, karena
jika orang shaleh, maka kamu mendekatkannya kepada kebaikan, dan jika ia orang
tidak shaleh maka supaya kejahatan itu terbuang dari tanggungan kamu. ( HR.
Jamaah )
Jenazah hendaknya dipikul oleh empat orang, dan diantar oleh segenap
kerabat dan handai taulan sebagai bentuk penghormatan terakhir. Bagi yang
mengantarkan jenazah ada yang berpendapat sebaiknya di depan jenazah tetapi
ada pula yang berpendapat sebaiknya di belakang jenazah. Kedua pendapat di atas
masing-masing berdasarkan Hadits. Siapa saja yang melihat jenazah lewat
didepanya hendaknya berdiri walaupun jenazah itu bukan orang Islam.
Sedangkan tata cara penguburan jenazah :
a. Liang lahat dibuat dengan ketentuan lebar kurang lebih satu meter panjang
sesuai dengan panjang jenazah kedalaman setinggi orang dewasa ditambah
setengah lengan dan didasar lubang dibuatkan liang lahat (lubang dibuat
miring dan menjorok kearah kiblat).
b. Jenazah dimasukkan kedalam liang lahat dengan posisi miring dan menghadap
kiblat, pada saat meletakkan jenazah hendaknya dibacakan lafaz :

Artinya : Dengan menyebut nama Allah dan atas agama Rasulullah.


c. Tali-tali pengikat dilepas, pipi kanan dan ujung kaki ditempelkan pada tanah.
d. Jenazah ditutup dengan papan atau kayu dan di atasnya ditimbun tanah
sampai galian tertutup dan agak ditinggikan kira-kira satu jengkal, kemudian
ditandai dengan batu nisan di arah kepalanya.
e. Menyiram dengan air di atas kuburan.
f. Medo’akan dan memohonkan ampun.

Giritontro, 28 September 2024


Guru Mata Pelajaran Kepala SMKN 1 Giritontro

Jalu Tirta Kumala, S.Pd. Mugiyono, S.Pd., M.Eng.


NIP. 19690206 199101 1 001

Anda mungkin juga menyukai