MODUL AJAR PENGURUSAN JENAZAH TIRTA
MODUL AJAR PENGURUSAN JENAZAH TIRTA
MODUL AJAR PENGURUSAN JENAZAH TIRTA
Tujuan Pembelajaran :
Fase :E
Elemen : Fiqih
Tujuan Pembelajaran :
10.7.1 Peserta didik dapat menganalisis hakikat pelaksanaan
Pengurusan Jenazah
10.7.1 Peserta didik dapat menganalisis manfaat dari
pelaksanaan Pengurusan Jenazah
Kompetensi Awal :
Siswa telah memiliki kemampuan awal dalam memahami hakikat pelaksanakan
Pengurusan Jenazah.
Profil Pelajar Pancasila yang ingin dicapai adalah beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, mandiri, gotong royong.
Sarana dan Prasarana :
1. Materi atau sumber pembelajaran yang utama: Buku Teks PAI dan Budi Pekerti
SMA kelas X (Kemdikbud Tahun 2021). Adapun sumber pembelajaran dari internet
diantaranya :
https://jurnal.um-palembang.ac.id/altifani/article/download/3006/2156
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46609/1/KURNI
AWATI%20BURHAN-FUF.pdf
https://ejournal.insuriponorogo.ac.id/index.php/qalamuna/article/downlo
ad/231/170
https://unimuda.e-journal.id/jurnalabdimasa/article/download/2108/924/
2. Alat dan bahan yang diperlukan : papan tulis, spidol, alat tulis
Diferensiasi :
Guru menggunakan LCD Proyektor untuk materi pengurusan jenazah, bias slide materi
atau video (visual)
Guru memberikan penjelasan dengan suara yang jelas tentang materi atau video yang
di tampilkan di LCD Proyektor (auditori)
Guru mengajak praktek pengurusan jenazah langsung (kinestetik)
Untuk siswa yang berminat belajar dan mengeksplorasi topik ini lebih jauh,
disarankan untuk membaca materi hakikat pelaksanaan pengurusan jenazah, serta
manfaat dari penerapan sikap tersebut dari berbagai kitab kuning karya para
ulama’ dan literatur lain yang relevan.
Guru dapat menggunakan alternatif metode dan media pembelajaran sesuai
dengan kondisi masing-masing agar pelaksanaan pembelajaran menjadi lebih
menyenangkan (joyfull learning) sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai.
Untuk siswa yang kesulitan belajar topik ini, disarankan untuk belajar kembali
hakikat pelaksanaan pengurusan jenazah, serta manfaat dari penerapan sikap
tersebut dari berbagai kitab kuning karya serta manfaat dari penerapan sikap
tersebut pada pembelajaan di dalam dan atau di luar kelas sesuai kesepataan
antara guru dengan siswa. Siswa juga disarankan untuk belajar kepada teman
sebaya.
Refleksi Guru :
Pertanyaan kunci yang membantu guru untuk merefleksikan kegiatan pengajaran di
kelas, misalnya:
1. Apakah semua siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran ?
2. Kesulitan apa yang dialami ?
3. Apa langkah yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar ?
4. Apakah kegiatan pembelajaran dapat menumbuhkan kemampuan berpikir kritis
pada diri siswa ?
5. Apakah kegiatan pembelajaran ini bisa membangun kesadaran siswa tentang
pentingnya akhlak terhadap sesama untuk saling menghargai dan menghormati?
Asesmen :
Skor maksimal 20
Nilai = skor yang diperoleh x 5
b. Asesmen keterampilan
1. Peserta didik membuat media pembelajaran (digital atau non digital)
tentang materi Penyelenggaraan Janazah, Kemudian
mempresentasikannya di depan kelas.
Contoh Rubrik Penilaian Produk :
Skor
No Aspek
1 2 3 4
1. Perencanaan
a. persiapan
b. linimasa pembuatan
c. jenis produk
2. Proses pembuatan
a. penggunaan media, alat
dan bahan
b. teknik pembuatan
c. kerjasama kelompok
3. Tahap akhir
a. kualitas produk
b. publikasi
c. kreatifitas
d. orisinalitas
Keterangan penilaian :
Perencanaan
Skor Keterangan
1 Tidak baik, ada kolaborasi dalam kelompok tetapi tidak ada
linimasa dan penentuan jenis produk sesuai tema
2 Cukup baik, ada kolaborasi dalam kelompok dan linimasa
pembuatan tetapi tidak diikuti semua anggota kelompok dan
ada penentuan jenis produk sesuai tema
3 Baik, ada kolaborasi tetapi tidak diikuti semua anggota
kelompok ada linimasa pembuatan dan ada penentuan jenis
produk sesuai tema
4 Sangat baik, ada kolaborasi antar semua anggota kelompok,
ada linimasa pembuatan dan ada penentuan jenis produksesuai
tema
Proses Pembuatan
Skor Keterangan
1 Tidak baik, ada media, alat dan bahan dan tidak mampu
menguasai teknik pembuatan dan tidak ada kerjasama
kelompok
2 Cukup baik, ada media, alat dan bahan dan mampu
menguasai teknik pembuatan dan tidak ada kerjasama
kelompok
3 Baik, ada media, alat dan bahan dan tetapi mampu menguasai
teknik pembuatan dan ada beberapa kerjasama kelompok
4 Sangat baik, ada media, alat dan bahan dan mampu
menguasai teknik pembuatan dan ada kerjasama kelompok
Tahap Akhir
Skor Keterangan
1 Tidak baik, ada produk tetapi belum selesai
2 Cukup baik, ada produk, bentuk publikasi kurang sesuai
tema, dan belum ada kreatifitas
3 Baik, ada produk, bentuk publikasi sesuai tema, belum ada
kreatifitas, dan orisinil
4 Sangat baik, ada produk, bentuk publikasi sesuai tema, ada
kreatifitas, dan orisinil
Petunjuk penskoran :
Penghitungan skor akhir menggunakan rumus :
Skor diperoleh
Skor maksimal x 100 = .....
Refleksi Untuk Siswa :
Daftar Pustaka :
Ahmad Taufik dan Nurwastuti Setyowati. 2021. PAI dan Budi Pekerti Kelas X
SMA, Jakarta: Kemdikbud RI
Al-Ghazali, Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad. 2003. Ihya’
‘Ulumuddin.Semarang: CV. Assy-Syifa’.
Al-Ghazali, Muhammad. 2001. Selalu Melibatkan Allah. Jakarta: PT. Serambi
IlmuSemesta
Rasjid, Sulaeman, 2006. Fiqih Islam. Jakarta: Sinar Baru Algensindo.
Wahbah Az Zuhaili, 2010. Fiqih Islam Wa adillatuhu. Jakarta Gema
Insani Darul fikir
Ahmad Taufik dan Nurwastuti Setyowati. 2021. PAI dan Budi Pekerti Kelas X
SMA, Jakarta: Kemdikbud RI
Al-Ghazali, Muhammad. 2001. Selalu Melibatkan Allah. Jakarta: PT. Serambi
IlmuSemesta
Rasjid, Sulaeman, 2006. Fiqih Islam. Jakarta: Sinar Baru Algensindo.
https://jurnal.um-palembang.ac.id/altifani/article/download/3006/2156
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46609/1/K
URNIAWATI%20BURHAN-FUF.pdf
https://ejournal.insuriponorogo.ac.id/index.php/qalamuna/article/download
/231/170
Ahmad Taufik dan Nurwastuti Setyowati. 2021. PAI dan Budi Pekerti Kelas X
SMA, Jakarta: Kemdikbud RI
Al-Ghazali, Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad. 2003. Ihya’
‘Ulumuddin.Semarang: CV. Assy-Syifa’.
Al-Ghazali, Muhammad. 2001. Selalu Melibatkan Allah. Jakarta: PT. Serambi
IlmuSemesta
Rasjid, Sulaeman, 2006. Fiqih Islam. Jakarta: Sinar Baru Algensindo.
Wahbah Az Zuhaili, 2010. Fiqih Islam Wa adillatuhu. Jakarta Gema
Insani Darul fikir
https://jurnal.um-palembang.ac.id/altifani/article/download/3006/2156
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46609/1/K
URNIAWATI%20BURHAN-FUF.pdf
https://ejournal.insuriponorogo.ac.id/index.php/qalamuna/article/download
/231/170
2. Mengkafani Jenazah
Setelah jenazah dimandikan, penyelenggaraan yang kedua adalah
mengkafani (membungkus jenazah dengan kain). Adapun tata cara mengkafani
jenazah laki-laki adalah:
a. Kain kafan untuk mengkafani hendaknya berwarna putih paling sedikit satu
lembar yang dapat menutup seluruh tubuh jenazah, tetapi jika mampu
disunnahkan tiga lembar, tanpa baju dan surban.
b. Masing-masing kain lapis dapat menutupi seluruh tubuh.
c. Sebagian ulama’ lain berpendapat bahwa tiga lapis terdiri dari izar (kain
mandi) dan dua lapis menutupi seluruh tubuh.
d. Cara pemakaiannya dihamparkan kain sehelai demi sehelai dan ditaburkan di
atas tiap-tiap lapis kain itu harum-haruman seperti kapur barus dan
sebagainya.
e. Kemudian jenazah diletakkan/ ditidurkan di atas hamparan kain kafan, kedua
tanganya diletakkan diatas dada, tangan kanan diatas dan tangan kiri dibawah
seperti ketika shalat.
f. Kemudian jenazah dibungkus dengan enam ikatan yaitu ikatan ujung kepala,
leher, dada, perut, kaki dan ujung kaki.
g. Jenazah laki-laki dikafani oleh laki-laki.
Sedangkan tata cara mengkafani jenazah perempuan, adalah ;
a. Kain kafan untuk mengkafani hendaknya berwarna putih paling sedikit satu
lembar yang dapat menutup seluruh tubuh jenazah, tetapi jika mampu
disunnahkan lima lembar. yang terdiri dari : lapis pertama kain basahan, baju
kurung, tutup kepala, kerudung (cadar) dan kain kafannya.
h. Cara pemakaianya dihamparkan kain sehelai demi sehelai dan ditaburkan di
atas tiap-tiap lapis kain itu harum-haruman seperti kapur barus dan
sebagainya.
i. Kemudian jenazah diletakkan/ ditidurkan diatas hamparan kain kafan, kedua
tanganya diletakkan di atas dada, tangan kanan di atas dan tangan kiri di
bawah seperti ketika shalat.
j. Kemudian jenazah dibungkus dengan enam ikatan yaitu ikatan ujung kepala,
leher, dada, perut, kaki dan ujung kaki.
k. Jenazah perempuan dikafani oleh perempuan .
Orang yang meninggal sedang dalam keadaan ihram, baik ihram haji atau
ihram umrah tidak boleh diberi harum-haruman dan tutup kepala.
3. Menshalatkan Jenazah
Shalat jenazah ialah shalat yang dikerjakan dengan empat kali takbir dalam
rangka mendo’akan orang muslim yang sudah meninggal. Adapun syarat shalat
jenazah :
a. Menutup aurat, suci dari hadas besar dan kecil, suci pakaian, badan dan tempat
dari najis, serta menghadap kiblat.
b. Jenazah telah dimandikan dan dikafani.
c. Letak jenazah di depan orang yang menshalatkan, kecuali shalat ghaib.
Sedangkan rukun shalat jenazah meliputi : 1) Niat, 2) Berdiri jika mampu, 3)
Takbir empat kali, 4) Membaca surat al fatihah, 5) Membaca shalawat atas Nabi, 6)
Mendo’akan jenazah, 7) Mengucapkan salam, 8) Tertib.
Adapun sunah shalat jenazah antara lain ; 1) Mengangkat tangan pada tiap-
tiap takbir, 2) Merendahkan suara bacaan (sir), 3) Membaca ta’awudz, 4)
Memperbanyak jama’ah, 5) Memperbanyak shaf.
Jika jumlah peserta yang menshalatkan jenazah itu sedikit, lebih baik
mereka dibagi tiga shaf. Jika peserta shalat jenazah terdiri empat orang lebih baik
dijadikan dua shaf, masing-masing shaf dua orang dan makruh jika dijadikan tiga
karena ada shaf yang terdiri dari hanya satu orang.
Berikut dipaparkan cara melaksanakan shalat jenazah :
a. Jenazah diletakkan di depan jama’ah, jika jenazahnya laki-laki hendaklah imam
berdiri menghadap didepan kepalanya jika jenazahnya perempuan imam
menghadap ditengah perut atau pinggang.
4. Menguburkan jenazah
Setelah itu jenazah dibawa ketempat pemakaman /dikuburkan.
Menguburkan jenazah hendaknya disegerakan karena sesuai dengan Hadis Nabi
yang artinya :” Hendaklah kamu menyegerakan untuk membawa jenazah, karena
jika orang shaleh, maka kamu mendekatkannya kepada kebaikan, dan jika ia orang
tidak shaleh maka supaya kejahatan itu terbuang dari tanggungan kamu. ( HR.
Jamaah )
Jenazah hendaknya dipikul oleh empat orang, dan diantar oleh segenap
kerabat dan handai taulan sebagai bentuk penghormatan terakhir. Bagi yang
mengantarkan jenazah ada yang berpendapat sebaiknya di depan jenazah tetapi
ada pula yang berpendapat sebaiknya di belakang jenazah. Kedua pendapat di atas
masing-masing berdasarkan Hadits. Siapa saja yang melihat jenazah lewat
didepanya hendaknya berdiri walaupun jenazah itu bukan orang Islam.
Sedangkan tata cara penguburan jenazah :
a. Liang lahat dibuat dengan ketentuan lebar kurang lebih satu meter panjang
sesuai dengan panjang jenazah kedalaman setinggi orang dewasa ditambah
setengah lengan dan didasar lubang dibuatkan liang lahat (lubang dibuat
miring dan menjorok kearah kiblat).
b. Jenazah dimasukkan kedalam liang lahat dengan posisi miring dan menghadap
kiblat, pada saat meletakkan jenazah hendaknya dibacakan lafaz :