202 449 1 SM

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 8

JURNAL SAINS AGRO E-ISSN 2580-0744

http://ojs.umb-bungo.ac.id/index.php/saingro/index Vol 03, No 02 (2018)

Pengaruh Pemberian Pupuk Bokashi Kotoran Sapi Terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Jahe Merah (Zingiber officinale Rosc)

1
Agus Wahyudi,2Setiono dan 3Hasnelly

1,2,3
Program Studi Agroteknologi Fakultas PertanianUniversitas Muara Bungo
e-mail: [email protected]

Abstrak

Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Warga Kelurahan Sungai Pinang Kecamatan Bungo Dani
Kabupaten Bungo. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk
bokashi kotoran sapi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jahe merah (Zingiber officinale
rosc), dan untuk mengetahui dosis yang tepat untuk pertumbuhan dan hasil tanaman jahe.
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan yaitu B0:tanpa perlakuan, B1: 50
g/polybag, B2: 100 g/polybag, B3: 150 g/polybag dan B4: 200 g/polybag. Parameter yang
diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun (helai), jumlah anakan dan bobot rimpang per
tanaman. hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian bokashi pupuk kandang sapi
berpengaruh nyata terhadap jumlah daun, jumlah anakan dan bobot rimpang per tanaman,
akan tetapi perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman (cm). perlakuan terbaik
adalah bokashi pupuk kandang sapi 50 g/polybag.

Kata Kunci : Bokashi, Pupuk Kandang Sapi, Jahe Merah

Pendahuluan jahe di Indonesia pada tahun 2013 yaitu


Jahe merah (Zingiber officinale Rosc) 87.131.604 ha dengan total produksi
sebagai salah satu tanaman yang banyak 146.134.644 kg dengan produktivitas rata-rata
digunakan sebagai bumbu, bahan obat sekitar 1,77 ton/ha. Tahun 2014 meningkat
tradisional, manisan, atau minuman penyegar, mencapai 97.652.007 ha dengan total
dan sebagai bahan komoditas ekspor produksi 275.502.447 kg dan produktivitas
nonmigas andalan. Pasokan jahe dari rata-rata sekitar 2,87 t/ha (BPS, 2015).
Indonesia ke negara pengimpor jahe dalam Di Kabupaten Bungo produktifitas Jahe
beberapa tahun terakhir ini cukup meningkat. merah rata-rata 4,7 kw/ha (Dinas Tanaman
Akan tetapi, peningkatan permintaan akan Pangan dan Hortikultura, 2016). Hasil ini
jahe belum dapat diimbangi dengan masih sangat rendah jika dibandingkan
peningkatan produksi jahe. Jahe Indonesia dengan deskripsi jahe merah yang mampu
diekspor ke beberapa negara tujuan antara mencapai produksi 12 ton/ha
lain Jepang, Emirat Arab, Malaysia dalam Peningkatan permintaaan produk jahe
bentuk jahe segar, jahe kering dan olahan masih banyak mengalami hambatan
(Andini, 2011). khususnya dalam kegiatan
Tanaman jahe telah lama budidayanya.Untuk memperbaiki
dibudidayakan sebagai komoditi ekspor, pertumbuhan tanaman maka perlu dilakukan
namun pengembangan jahe skala luas belum penambahan unsur hara berupa penggunaan
didukung dengan budidaya yang optimal dan pupuk organik. Pupuk organik merupakan
berkesinambungan sehingga produktivitas pupuk yang berasal dari pelapukan sisa
dan mutunya rendah. Luas areal pertanaman
makhluk hidup, seperti tanaman, hewan dan penyakit serta meningkatkan mutu dan jumlah
limbah organik. produksi tanaman (Wawan, 2010).
Menurut Isnaini, (2010), pupuk organik Hasil Penelitian Andriana (2011)
umumnya merupakan pupuk lengkap artinya menyatakan bahwa pemberian bokasi pupuk
mengandung beberapa unsur hara makro dan kandang sapi 100 g/tanaman berpengaruh
mikro dengan jumlah yang tertentu sesuai nyata terhadap produksi jahe.
dengan bahan dasar pupuk tersebut. Dari hasil uraian latar belakang diatas
Salah satu bahan organik yang dapat maka penulis tertarik untuk mengambil judul
dimanfaatkan untuk pembuatan bokashi “Pengaruh Pemberian Pupuk Bokashi
adalah kotoran sapi. Di Kabupaten Bungo Kotoran Sapi Terhadap Pertumbuhan dan
ketersediaan kotoran sapi sangat banyak, Hasil Tanaman Jahe Merah (Zingiber
karena adanya beberapa peternak sapi yang officinale Ros)
belum memanfaatkan kotoran sapi secara
optimal, kotoran sapi ini dapat dijadikan Metode Penelitian
bahan baku untuk pembuatan bokashi Penelitian ini dilaksanakan di Kebun
kotoran sapi yang akan menjadi sumber unsur Warga Kelurahan Sungai Pinang Kecamatan
hara pada tanaman jahe. Bungo Dani Kabupaten Bungo. Lokasi
Penggunaan bokashi kotoran sapi terletak pada ketinggian ± 101 m dpl, pada
maupun mikroorganisme efektif telah banyak jenis tanah ultisol dengan pH 4,5 (Monografi
diteliti dan pada umumnya hasilnya positif. Kelurahan Sungai Pinang, 2016).Penelitian
Menurut Lingga danMarsono (2007) hasil ini dilaksanakan selama 5 bulan dimulai pada
fermentasi bahan organik yang dilakukan oleh tanggal 1 Desember 2016 sampai dengan 26
mikroorganisme efektif (EM-4) adalah asam April 2017.
laktat, asam amino, yang dapat diserap Bahan yang digunakan dalam
langsung oleh tanaman sebagai antibiotik penelitian ini adalah bibit rimpang jahe
yang mampu menekan pertumbuhan merah, pupuk bokashi, tanah ultisol bagian
mikroorganisme yang merugikan. topsoil, fungisida dan insektisida. Sedangkan
Pupuk bokashi kotoran sapi merupakan alat yang digunakan dalam penelitian ini
salah satu alternatif dalam penerapan adalah cangkul, ayakan, kayu, bambu,
teknologi pertanian organik yang timbangan, penggaris, polybag volum 5 kg,
berwawasan lingkungan dan berke-lanjutan. jaring dan alat tulis.
Kotoran sapi merupakan bahan organik yang Penelitian ini menggunakan
mempunyai prospek yang baik untuk Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5
dijadikan pupuk organik (bokashi), karena perlakuan, dimana perlakuanya adalah
mempunyai kandungan unsur hara yang sebagai berikut:B0= Tanpa Perlakuan, B1=
cukup tinggi. 50 g/polybag, B2= 100 g/polybag ,B3
Bokashi adalah kompos yang dihasilkan = 150 g/polybag ,B4=200g/polybag.
melalui fermentasi dengan pemberian
Effective Microorganism-4 (EM-4) yang Parameter yang diamati Tinggi Tanaman,
merupakan salah satu aktivator untuk Jumlah Daun, Jumlah Anakan, Bobot
mempercepat proses pembuatan kompos Rimpang Per Tanaman (g)Untuk melihat
(Junita,dkk 2002). pengaruh parameter yang diamati, data hasil
Banyak hasil-hasil penelitian pengamatan dianalisis ragam, bila
menunjukkan bahwa bokashi mempunyai berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan
kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan uji DNMRT pada taraf 5 % (Steel and Torrie,
teknik pengomposan secara sederhana. 1994).
Pemberian bokashi yang difermentasikan Hasil Dan Pembahasan
dengan EM-4 merupakan salah satu cara Tinggi Tanaman
untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan Untuk melihat dinamika pertumbuhan
biologi anah serta dapat menekan hama dan tinggi tanaman jahe pada setiap pengamatan
mingguan dari mulai awal pengamatan 21 hst
hingga 105 hst dengan interval pengamatan pada Gambar 1.
dilakukan tiap 1 minggu satu kali dapat dilihat
40,00

35,00

30,00 Tanpa Perlakuan


Tinggi Tanaman (cm)

B1 50 g/polybag
25,00
B2 100 g/polybag
20,00 B3 150 g/polybag

15,00 B4 200 g/polybag

10,00

5,00

0,00
21 42 63 84 105
Pengamatan Hari setelah Tanam (HST)

Gambar 1. Dinamika Pertumbuhan Tinggi Tanaman Jahe Umur 21 Hingga 105 hst.

Dari gambar terlihat tanaman tumbuh sehingga menyebabkan laju pertumbuhan


dalam kondisi normal, pada pengamatan 21 vegetative mampu berjalan optimal, hingga
hst pertumbuhan tanaman berkisar antara 8,12 akhir pengamatan 105 tinggi tanaman
cm hingga 10, 41 cm. pada pengamatan ke 42 berkisar antara 26,80 cm hingga 36,25 cm.
hst seluruh perlakuan menunjukan Hasil sidik ragam (anova) menunjukan
pertumbuhan yang baik hal ini ditandai bahwa perlakuan tidak berpengaruh nyata
dengan laju pertumbuhan yang meningkat terhadap tinggi tanaman jahe(lampiran 6).
pada masing-masing perlakuan. Pada Rataan tinggi tanaman pada pemberian
pengamatan 63 hst hingga 84 hst tanaman bokasi pupuk kandang sapi dapat dilihat pada
menunjukan pertumbuhan yang sangat pesat, Tabel 2.
hal ini diduga pengaruh dari masing-masing
dosis perlakuan pupuk bokasi kotoran sapi

Tabel 2. Rataan Tinggi Tanaman dengan Perlakuan Bokashi Pupuk Kandang Sapi

Perlakuan Tinggi Tanaman (cm)

B0 = Tanpa Perlakuan 26,80


B1 = 50 g/polybag 27,50
B2 = 100 g/polybag 29,48
B3 = 150 g/polybag 35,89
B4 = 200 g/polybag 36,25
KK = 26,47 %
Keterangan : Perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap Rataan Tinggi Tanaman (P>0,05).

Dari Tabel 2 dapat dijelaskan bahwa faktor genetik yang diwariskan dari sifat
perlakuan bokashi pupuk kandang sapi tidak keturunan tanaman itu sendiri sehingga pada
berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman akhir pengamatan tinggi tanaman tidak
jahe, pemberian perlakuan hingga dosis 200 menunjukan berbeda nyata. Tanaman pada
g/polybag tidak memberikan respon yang fase tertentu akan mengalami stagnasi
signifikan. Hal ini diduga pengaruh dari pertumbuhan secara maksimal yang berkaitan
erat dengan faktor genetik. Sesuai dengan pertumbuhan normal mampu mencapi
pernyataan Suryo (2004) bahwa tinggi ketinggian 25 hingga 45 cm.
tanaman merupakan salah satu sifat genetik Nurul (2009) menyatakan bahwa
dari tanaman jahe merah dan tergantung pada pertambahan tinggi tanaman merupakan hasil
umur tanaman. pertumbuhan meristem atas bertambahnya
Menurut Wildan(1991)dengan keadaan umur, lajubertambahnya ukuran batang segera
topografi dan lingkungan yang relatif sama diikuti oleh perkembangan cambium seiring
serta ketersediaan hara yang cukup maka umur tanaman berlangsung akibat efek dari
faktor genetik merupakan indikator genetik tanaman itu sendiri sehinga terjadi
pertumbuhan tinggi tanaman. punjak pertumbuhan optimum pada tanaman.
Suryo (2004) menyatakan umur Rataan Jumlah Daun
tanaman dan faktor genetik, erat kaitanya Hasil analisis ragam (Anova)
terhadap tinggi tanaman, dimana tanaman menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh
cenderung bertambah seiring dengan nyata terhadap jumlah daun (lampiran 7a).
bertambahnya umur tanaman. Hal ini sejalan Rataan jumlah daun dengan perlakuan
dengan pendapat Andini, 2011 yang pemberian bokashi pupuk kandang sapi dapat
menyatakan pertumbuhan jahe merah pada dilihat pada Tabel 3.
umur 60 hingga 90 hst pada kondisi

Tabel 3. Rataan Jumlah Daun (helai) dengan Perlakuan pemberian Bokashi Pupuk Kandang
Sapi

Perlakuan Jumlah Daun (helai)

B0 = Tanpa Perlakuan 53,15 b


B1 = 50 g/polybag 59,48 b
B2 = 100 g/polybag 62,90 b
B3 = 150 g/polybag 84,78 a
B4 = 200 g/polybag 82,88 a
KK = 8,68 %
Keterangan :Angka–angka yang diikuti oleh huruf kecil yang berbeda pada kolom yang sama
menunjukkan berbeda nyata menurut DNMRT pada taraf 5%.

Dari Tabel 3 dapat dileskan bahwa Semakin banyak pupuk bokashi yang
perlakuan B0 tidak berbeda dengan perlakuan diberikan maka N yang terkandung didalam
B1, dan B2, akan tetapi berbeda dengan pupuk bokashi juga semakin banyak yang
perlakuan B3 dan B4. Selanjutnya perlakuan diterima oleh tanah, sehingga peran N
B3 tidak berbeda dengan perlakuan B4 berfungsi sebagai penyusun asam-asam
sehingga perlakuan terbaik adalah B3 dengan amino, protein dan asam-asam amino yang
dosis pemberian 150 g/polybag. Hal ini dapat membantu dalam proses fotosintesis
diduga terdapat hubungan dengan pemberian yang menyebabkan pertumbuhan dan
bokashi pupuk kandang sapi yang perkembangan tanaman seperti daun dapat
diberikanmampu meningkatkan aktivitas berjalan secara normal (Wawan, 2010).
biologis tanah dan juga meningkatkan Januwati dan Yusron, (2007)
ketersediaan hara sehingga berpengaruh pada menyatakan bahwa pemberian pupuk bokashi
jumlah daun tanaman jehe. Sejalan dengan pupuk kandang sapi dapat meningkatkan
penelitian Lili, (2011) yang menyatakan kesuburan tanah, mempertinggi kadar humus,
penambahan bahan organik berupa bokashi memperbaiki struktur tanah dan mendorong
pupuk kandang sapi ke dalam tanah dapat aktivitas mikroorganisme tanah. Dengan
meningkatkan kandungan bahan organik dan meningkatnya ketersediaan dan serapan unsur
hara tanah. hara N, P dan K dari hasil dekomposisi pupuk
kandangdapat dapat memacu pertumbuhan Nitrogen, Posfor, Kalium merupakan
vegetatif tanaman seperti jumlah daun. unsur hara yang penting dalam pertumbuhan
Menurut Sudibyo dkk, (2008), unsur tanaman jahe. Hal ini dilihat bahwa unsur
nitrogen yang dominan terkandung dalam Nitrogen, Posfor, dan Kalium berperan dalam
bokashi pupuk kandang berfungsi dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman
meningkatkan pertumbuhan vegetatif jahe. Menurut Sutedjo (2010) Nitrogen
tanaman terutama untuk memacu merupakan unsur hara utama bagi
pertumbuhan daun. Diasumsikan semakin pertumbuhan tanaman untuk pembentukan
luas daun, maka makin tinggi fotosintat yang atau pertumbuhan dan bagian-bagian
dihasilkan, sehingga semakin tinggi pula vegetatif tanaman seperti daun, batang, dan
fotosintat yang ditranslokasikan. Fotosintat akar.Nitrogen juga dapat meningkatkan
tersebut digunakan untuk pertumbuhan dan berkembangbiaknya mikroorganisme di
perkembangan tanaman, antara lain dalam tanah yang berguna untuk
pertambahan ukuran panjang atau tinggi kelangsungan pelapukan bahan organis.
tanaman, pembentukan cabang dan daun baru. Jumlah Anakan
Pemberian bokashi pupuk kandang Dari hasil pengamatan analisis ragam
sapi yang telah terdekomposisi dengan baik (Anova) pemberian bokashi pupuk kandang
akan menambahkan unsur hara N yang cukup sapi berpengaruh nyata terhadap jumlah
tinggi, dimana fungsi nitrogen antara lain anakan tanaman jahe (lampiran 8a) Rataan
yaitu meningkatkan pertumbuhan vegetatif jumlah anakan batang berdasarkan
dan merangsang pertunasan dimana tunas ini pemberian bokashi pupuk kandang sapi dapat
akan menghasilkan daun(Junita dkk, 2002). dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4.Jumlah Anakan (batang)Berdasarkan Pemberian Bokashi Pupuk Kandang Sapi

Perlakuan Jumlah Anakan (batang)

B0 = Tanpa Perlakuan 2,90 b


B1 = 50 g/polybag 4,73 a
B2 = 100 g/polybag 5,98 a
B3 = 150 g/polybag 5,53 a
B4 = 200 g/polybag 5,63 a
KK: 19,27 %
Keterangan :Angka–angka yang diikuti oleh huruf kecil yang berbeda pada kolom yang sama
menunjukkan berbeda nyata menurut DNMRT pada taraf 5%.

Tabel 4 menjelaskan perlakuan B0 untuk meningkatkan kesuburan tanah


berbeda dengan perlakuan B1, B2, B3 dan sekaligus memperbaiki kerusakan sifatsifat
B4. Paada perlakuan B1 tidak berbeda dengan tanah diduga memberikan respon positif
perlakuan B2, B3 dan B4, hal ini diduga terhadap jumlah anakan dimana pupuk
pertumbuhan jumlah anakan jahe merah telah bokashi mengandung unsur hara N, P dan K
mencapai puncak pertumbuhan, sejalan yang dibutuhkan oleh tanaman (Lokito,
dengan deskripsi tanaman jahe merah pada 2009).
umur 90 s/d 120 hst jumlah anakan mencapai Suplai unsur hara yang cukup,
4-6 jumlah anakan (Andini , 2011). menunjang pertumbuhan tanaman
Pemberian perlakuan bokashi pupuk adalahunsur hara N, P dan K , unsur ini
kandang sapi berbeda dengan kontrol, merupakan unsur hara makro primer yang
peningkatan jumlah anakan tanaman pada lebih banyak dibutuhkan tanaman
pemberian bokashi pupuk kandang sapi dibandingkan unsur hara lainnya. Tanaman
merupakan salah satu jenis pupuk yang dapat tidak dapat melakukan metabolismenya jika
menggantikan kehadiran pupuk kimia buatan kekurangan nitrogen untuk membentuk
bahan-bahan penting pada tanaman, respirasi, transpirasi dan aktivasi enzim yang
kekurangan nitrogen dapat menghambat berperan dalam sintesa karbohidrat serta
pembentukan klorofil, pertumbuhan lambat mengatur tekanan osmotik., kalium berfungai
dan kerdil karena klorofil dibutuhkan untuk untuk menguatkan tajuk anakan, melancarkan
pembentukan karbohidrat dalam proses pembentukan protein, memperbaiki kualitas
fotosintesis, sehingga akan menghentikan tanaman, membantu translokasi pati,
proses pertumbuhan jumlah anakan meningkatkan resistensi tanaman terhadap
produktif.(Sonhaji, 2008). hama dan penyakit,kekurangan kalium akan
Unsur fosfor dibutuhkan tanaman jahe menghambat proses fotosintesa yang
selama pertumbuhan vegetatif hal ini berakibat menurunya pertumbuhan vegetatif
disebabkan karena fosfor banyak terdapat di tanaman(Sonhaji, 2008).
dalam sel tanaman berupa unit-unit Purwani et al. (1997) menyatakan
nukleotida yang merupakan suatu ikatan yang bahwa pupuk bokashi mampu mengaktifkan
mengandung fosfor sebagai penyusun RNA aktivitas sel-sel jaringan meristematik
dan DNA yang berperan dalam tanaman sehingga akan menghasilkan anakan
perkembangan sel tanaman dan menstimulir produktif yang optimal.
pertumbuhan dan perkembangan perakaran Bobot Rimpang Per Tanaman (g)
tanaman karena berperan dalam metabolisme Dari hasil pengamatan analisis ragam
sel dan sebagai aktivator enzim yang dapat (Anova) pemberian bokashi pupuk kandang
meningkatkan pertumbuhan jumlah anakan sapi berpengaruh nyata terhadap bobot
(Novizan, 2002). rimpang per tanaman (lampiran 9a) Rataan
Peranan kalium dalam tanaman sebagai bobot rimpang per tanaman berdasarkan
ion pembawa cairan dalam translokasi pemberian bokashi pupuk kandang sapi dapat
sejumlah hara terutama nitrogen, mengatur dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5.Bobot Rimpang Per Tanaman Berdasarkan Pemberian Bokashi Pupuk Kandang Sapi

Bobot Rimpang Per


Perlakuan
Tanaman(g)

B0 = Tanpa Perlakuan 176,68 b


B1 = 50 g/polybag 322,58 a
B2 = 100 g/polybag 392,33 a
B3 = 150 g/polybag 401,22 a
B4 = 200 g/polybag 397,73 a
KK: 22,31 %
Keterangan :Angka–angka yang diikuti oleh huruf kecil yang berbeda pada kolom yang sama
menunjukkan berbeda nyata menurut DNMRT pada taraf 5%.

Tabel 5 menunjukan perlakuan B0 berbeda ini dapat memberikan pengaruh yang baik
dengan perlakuan B1, B2, B3 dan B4, dibandingkan dengan konttrol.
selanjutnya pada perlakuan B1 hingga Bokashi pupuk kandang sapi
perlakuan B4 tidak menunjukan reaksi merupakan pupuk kompos yang dihasilkan
perlakuan sehingga tidak berbeda nyata. Hal dari proses fermentasi dengan menggunakan
ini diduga pemberian bokashi pupuk kandang teknologi EM4 (Effective Microorganism
sapi sebesar 50 g/polybag telah mampu EM4) merupakan bakteri pengurai dari bahan
mencukupi kebutuhan tanaman untuk organik yang digunakan untuk proses
menghasilkan bobot rimpang per tanaman. pembuatan bokashi, yang dapat menjaga
Bokashi pupuk kandang sapi memiliki kesuburan tanah sehingga berpeluang untuk
berbagai macam unsur yang sangat meningkatkan produksi (Hadisuwito, 2010).
dibutuhkan oleh tanaman, sehingga perlakuan
EM4 (Effective Microorganism 4) DAFTAR PUSTAKA
berfungsi sebagai ragi yang mampu
mempercepat proses fermentasi bahan Andini S. 2011. Budidaya Jahe Merah di
organik menjadi senyawa organik yang Tanah Ultisol Tesis, Universitas
mudah diserap tumbuhan. Sonhaji (2008) Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
menyatakan manfaat bokashi adalah Andriana S. 2011. Kajian Pemberian
memperbaiki struktur tanah, menekan Berbagai Jenis Bokashi dari Kotoran
pertumbuhan patogen dalam tanah, Ternak Terhadap Pertumbuhan dan
meningkatkan pertumbuhan dan produksi Hasil Tanaman Kunyit (Curcuma
tanama domestica Val). Tesis. Universitas
Pupuk kandang sapi mengandung unsur Sebelas Maret. Surakarta.
hara Nitrogen 0,40%,Posfor 0,20% dan Badan Pusat Statistik. 2015. Statistik
Kalium 0,10%, sedangkan menurut Januwati Perdagangan Luar Negeri Indonesia,
dan Yusron (2003) dan Erviana (2012) pupuk Ekspor. Jilid 1. Badan Pusat Statistik.
kandang sapi yang telah diolah menjadi Jakarta.
pupuk bokashi mengandung unsur hara Gede, T. 2006. Bokashi Pupuk Kandang Sapi
Nitrogen 1,90%, Posfor 1,905%, dan Kalium Terhadap Pertumbuhan dan Hasil
0,072% Rimpang Jahe Merah. LIPI. Tabanan.
Menurut Sonhaji (2008) menyatakan Bali
bahwa suatu tanaman akan tumbuh dan Ghalib FB 2011. Budidaya, Pengolahan,
berproduksi dengan baik bila unsur hara yang Perdagangan Jahe, Penebar Swadaya,
dibutuhkan tersedia dalam jumlah yang cukup Jakarta.
dan berada dalam bentuk yang sesuai untuk Ginting, M.2010.Pemanfaatan Pupuk
diserap tanah dan pupuk optimal bagi Kandang Menjadi Bokashi. Agro
tanaman. Media Pustaka. Jakarta.
Keberadaan bahan organik dalam tanah Hadisuwito, S. 2010. Membuat Pupuk
akan menjamin ketersediaan hara bagi Kompos Cair. Angro Media Pustaka:
tanaman. Bokashi juga bermanfaat untuk Jakarta.
memperbaiki sifat fisika tanah, kimia dan Hapsoh, Yaya. H. Dan Elisa. J. 2010.
biologis tanah selain itu keberadaan bahan Budidaya dan teknologi pascapanen
organik dapat merangsang aktifitas berbagai jahe. USU Press. Medan.
jasad renik yang berfungsi untuk mendaur Hasanah, M., Sukarman, E. Rini Pribadi, M.
ulang beragam sisa makhluk hidup yang Januwati, Supriadi, M. Yusron,
berada dalam tanah sehingga kebutuhan unsur Sudiarto dan Rosita, 2013. Identifikasi
hara terpenuhi dan dapat meningkatkan dan Karakterisasi Pengelolaan
produksi umbi atau rimpang (Ginting, 2010). Perbenihan Jahe. Laporan akhir tahun.
Universitas Gadjah Mada. Jokjakarta.
KESIMPULAN DAN SARAN Isnaini, M., 2010. Pertanian Organik.
Kesimpulan Kreasiwacana. Yogyakarta.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan:
1) Pemberian bokashi pupuk kandang sapi Januwati, M dan M. Yusron, 2003. Pengaruh
berpengaruh nyata terhadap jumlah daun, Bokashi Kotoran Ternak Sapi
jumlah anakan per rumpun, dan bobot danzeolit terhadap produktivitas
rimpang per tanaman akan tetapi tidak jahe(Zingiber officinaleRosc).
berpengaruh nyata terhadap tinggi JurnalIlmiah Pertanian Gakuryoku.
tanaman. Vol 1.
2) Pemberian bokashi pupuk kandang sapi
pada dosis 50 g/polybag telah mencukupi Junita F, Nurhayatini dan D Kastono. 2002.
untuk pertumbuhan terhadap, jumlah Pengaruh Frekuansi Penyiraman dan
anakan per rumpun, dan bobot rimpang Pemberian Bokashi Kotoran Ternak
per tanaman. Sapi Terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Jahe Merah (Zingiber officinale Rosc). Pemanfaatan limbah padat sapi
Jurnal Ilmu Pertanian. UGM.Vol 4. sebagai bahan dasar bokashi untuk
pupuk tanaman hortikultura. Laporan
Lili W. 2011. Pengaruh Jenis Pupuk Bokashi Penelitian. Universitas Negeri Medan.
Kotoran Sapi Terhadap Pertumbuhan
dan Hasil Jahe Merah (Zingiber Suryo. 2004. Genetika. Gadjah Mada
officinale Rosc.). Fakultas Pertanian University:Yogyakarta.
USU. Medan.
Sutedjo, M. 2010. Pupuk dan Cara
Lingga, P, dan Marsono, 2004. Petunjuk Pemupukan. Rineka Cipta: Jakarta
Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya.
Jakarta. Wawan A S. 2010. Pembuatan Kompos
Bokashi Disampaikan pada Kegiatan
Lokito, A. M. 2009. Bokashi: alternatif lain Pengabdian Kepada Masyarakat Di
pupuk organik. Majalah Sema. Vol 6. Kecamatan Kalianda, Kabupaten
Lampung Selatan, Propinsi Lampung
Novizan. 2002. Petunjuk Pemupukan Yang Februari 2010 Jurusan Biologi FMIPA
Efektif. Agromedia Pustaka: Jakarta Universitas Lampung.

Nurul M. 2009. Teori Kemungkinan Dalam Wildan Y. 1991. Genetika. Bandung: Tarsito
Genetika.
(Online).www.keragamangenetik.com Wiroatmodjo, J.L., Anas, dan Sugihmoro,
diakses Th. 2017. 1988. Penggunaan Effective
Microorganisms 4 (EM4) dan Bahan
Sonhaji, A. 2008. Pupuk Tanaman Buatan Organik Terhadap Pertumbuhan Dan
Sendiri. Wahana Iptek: Bandung. Produksi Jahe (Zingiber Officinale
Rocs.) Jenis Badak. Buletin Peragi
Sudibyo, M., P. Prastowo, M. Nugrahalia,
Idramsa dan Aryeni. 2008.

Anda mungkin juga menyukai