Makalah - Pendidikan - Anak (1) (1) (Randi Adit) - 1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

PENDIDIKAN ANAK

DALAM ISLAM ASPEK PSIKOLOGIS


Aditya Risky, Randi Riansyah, Muhamad Mudrikah
STAI AL-FALAH CICALENGKA

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan melakukan penganalisaan
terhadap pendidikan anak dalam islam aspek psikologis. Pendidikan pada usia anak
merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia
enam tahun. Hal tersebut dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, non
formal, dan informal. Pendidikan anak merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan
pendidikan yang menitikbertakan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan
perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta,
kecerdasan emosi, kecerdasan spritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama)
bahasa komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh
anak.

Kata Kunci: Pendidikan Anak, Psikologi, Pendidikan Islam

Abstract

This study aims to describe and analyze the psychological aspects of children's
education in islam. Education at the age of children is a coaching effort aimed at children
from birth to the age of six years. This is done through the provision of educational stimuli to
help the growth and development of physical and spiritual so that children have readiness to
enter further education, which is held on formal, non-formal, and informal pathways.
Children's education is one form of education that focuses on laying the foundation for
growth and physical development (fine and gross motor coordination), intelligence (thinking,
creativity, emotional intelligence, spiritual intelligence), socio-emotional (attitudes and
behavior and religion) communication language, in accordance with the uniqueness and
stages of development passed by children.

Keywords: Child Education, Psychology, Islamic Education

PAGE \* MERGEFORMAT 3
Pendahuluan

Pendidikan dengan segala cara dan bentuknya merupakan kebutuhan setiap makhluk
bernama manusia, dan manusia akan selalu mencari model-model atau bentuk serta sistem
pendidikan yang dapat mempersiapkan peserta didik untuk menyongsong masa depannya
karena peserta didik adalah generasi yang akan menggantikan posisi orang dewasa. Namun
seusia dengan zamannya pendidikan zaman dahulu kala sering kurang disadari
pelaksanaannya sehingga terkesan kurang sistematis dan tidak terencana, yang oleh
karenanya nampak seolah-olah pendidikan itu hanyalah merupakan proses alami yang terjadi
dengan sendirinya.1

Pendidikan yang tujuan sejatinya adalah membentuk manusia beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan yang Maha Esa (berakhlak mulia) sebagaimana tercantum dalam UU Sisdiknas
Bab II Pasal 3, kini menjadi berjalan terseok-seok untuk mencapai tujuannya lantaran segala
sesuatu yang terkait dengan pembentukan akhlak mulia kurang memperoleh porsi yang
memadahi di dalam kebijakan sistem pengelolaan pendidikan Nasional kita.

Di dalam pengelolaan pendidikan, pemerintah seharusnya hanya berperan dalam


menetapkan "standar kompetensi" dan arah dasar pendidikan agar tidak keluar dari Pancasila
dan UUD 1945 sebagai ''akidah dan syari'ah negara". sedangkan bagaimana mencapai "basic
competence" tersebut diserahkan kepada masing-masing pihak yang berkiprah di dalam
lembaga pendidikan. Para pengguna jasa pendidikan "pasar" dan "ikatan ahli/profesional"
yang pada akhirnya akan menilai apakah lembaga pendidikan bersangkutan mampu
memberikan jaminan mutu (quality assurance) dan mampu menyelenggarakannya secara
berkelanjutan dan berkembang (sustaineble development).2

1
Slamet Imam Santoso, 1981;175
2
Mastuhu, Menata Ulang, 2004:137[
PAGE \* MERGEFORMAT 3
Pembahasan

Sebagai amanat Tuhan yang dititipkan kepada kedua orang tua anak pada dasarnya
harus memperoleh perawatan, perlindungan serta perhatian yang cukup dari orang tua, karena
kepribadiannya ketika dewasa atau keshalehan akan sangat bergantung kepada pendidikan
masa kecilnya terutama yang diperoleh dari kedua orang tua dan keluarganya. Karena
disanalah anak akan membangun fondasi bagi tegaknya kepribadian yang sempurna, sebab
pendidikan yang diperolehnya pada masa kecil akan jauh lebih membekas dalam membentuk
kepribadiannya daripada pendidikan yang diperoleh ketika anak telah dewasa. Dengan
demikian maka sesungguhnya kedua orang tua itulah yang memiliki tanggung jawab
langsung dan lebih besar terhadap pendidikan anak-anaknya, sebab sesuai sabda Nabi SAW

‫كل مولود يولد علي الفطرة فأبواه يهودانه أو ينصرانه أو يمجسانه‬

Setiap anak yang lahir dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanya yang
menjadikannya Yahudi, Nashrani, atau Majusi (H.R Thabrani dan Baihaqi)

Al-Qur'an telah dengan tegas mengingatkan kepada kita semua bahwab harta dan anak itu
adalah fitnah/cobaan dari Allah, sebagaimana firmannya :

sesungguhnya harta dan anak-anak itu adalah cobaan (ujian), dan di sisi Allah ada pahala
yang besar (Q.S At-Taghaabuun, 64:15)

Berangkat dari ayat ini di atas maka bagaimana sikap kedua orang tua di dalam
menghadapi dan memperlakukan cobaan "anak" itu akan sangat mempengaruhi kondisi anak
dalam perkembangannya. Maka menjadi kewajiban orang tua khususnya dan para pendidik
pada umumnya untuk mengarahkan dan membimbing anak-anak menuju hal-hal yang baik
dan benar serta menjauhkan mereka dari pengaruh-pengaruh jelek yang dapat mewarnai
keimanan serta kepribadian mereka.3

Nasikh Ulwan menjelaskan pengertian hadits tersebut dengan mengatakan bahwa para
pakar pendidikan dan ahli etika sependapat bahwa setiap anak dilahirkan dalam fitrah
bertauhid (memiliki akidah keimanan kepada Allah) atas dasar kesucian tanpa noda sehingga
ketika keimanannya kepada Allah yang menjadi fitrahnya itu dalam perkembanganya
kemudian tercemari dengan keyakinan-keyakinan yang sesat, maka hal itu akan menjadi
tanggungjawab kedua orang tuanya sebagai penerima amanat yang berkewajiban untuk
3
Muhammad Fadlail, 1976:154
PAGE \* MERGEFORMAT 3
mendidiknya sesuai dengan kehendak Sang pemberi amanat yang telah memberikan
tuntunan di dalam al-Qur'an sebagai sumber segala ajaran serta hadits-hadits nabi sebagai
penjelas dan penyempurnanya.4

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa anak merupakan amanah yang harus
dirawat dan dijaga serta dipenuhi haknya untuk mendapatkan pendidikan, segala kebutuhan
baik fisik maupun psikis harus terpenuhi agar tumbuh dan berkembang sesuai dengan
usianya, adapun faktor yang mempengaruhi perkembangan dan kepribadian anak
diantaranya; faktor internal dan eksternal. Dengan demikian, salah satu upaya orang
tua/pendidik adalah memenuhi segala kebutuhan anak dan mengolah segala potensi yang ada
dalam diri anak, sehingga menjadi anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan
usianya.

Psikologi dan pendidikan Islam memiliki peran dalam dunia pendidikan baik itu
dalam belajar dan pembelajaran. Pengetahuan tentang psikologi sangat diperlukan oleh orang
tua/pendidik dalam memahami karakteristik, kognitif, afektif dan psikomotorik, karena secara
integral pemahaman psikologis peserta didik oleh pihak pendidik memiliki kontribusi yang
sangat berarti dalam proses pendidikan peserta didik sesuai dengan sikap, minat, motivasi,
aspirasi, dan kebutuhan peserta didik, sehingga proses pembelajaran di kelas dapat
berlangsung secara optimal dan maksimal.5 Sedangkan pendidikan dalam perspektif Islam
merupakan sistem pendidikan yang mengarahkan seorang anak sesuai dengan nilai-nilai
keIslaman.6

Bentuk kepribadian seseorang pada dasarnya merupakan kristalisasi dari suatu


kebiasaan atau perbuatan-perbuatan yang selalu di ulang-ulang melalui indera- indera yang
dimiliki manusia , baik itu mendengar dengan telinga, melihat dengan mata, merasa dengan
hati atau perasaan, melakukan dengan anggota badan dan seterusnya. Setiap perbuatan yang
dilakukan secara terus menerus dan berulang ulang akan menjelma menjadi kebiasaan yang
pada gilirannya akan membentuk suatu kepribadian.

Akan halnya dengan kepribadian mulia anak yang merupakan komponen penting dari
cita-cita pendidikan islam, maka lingkungan keluarga yang merupakan tempat utama dan
pertama bagi pembentukan kepribadian anak perlu mendapatkan perhatian khusus dari
segenap anggota keluarga terutama kedua orang tuanya yang secara langsung bertanggung
4
Nasikh Ulwan, 1981,1600
5
http://ww.Zainalhakim.web.id. Disunting pada tanggal 28 September 2023
6
M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum, (Bandung: Trigenda Karya, 1993), hal. 136
PAGE \* MERGEFORMAT 3
jawab terhadap pendidikan anak-anaknya. Karena seperti telah ditegaskan di awal bahwa
anak itu dilahirkan dengan membawa fithrah beragama yang benar,sehingga dalam
perkembanganya terjadi penyimpangan-penyimpangan dari ajaran agama maka hal itu lebih
disebabkan karena kekurang waspadaan kedua orang tua atau para pendidiknya (An-Nahlawi,
1995:144)

Terkait dengan masalah tersebut maka kedua orang tua, dan seluruh keluarga serta
para pendidik dan anggota masyarakat pada umum nya menjadi berkewajiban untuk
menempuh langkah-langkah sebagai berikut: Melatih dan membiasakan peserta didik untuk
senantiasa mengingat kebesaran allah dan mensyukuri nikmat nya dengan cara mengamati
berbagai gejala alam dan menafsirkan nya dengan penafsiran yang dapat menunjang
kekokohan fithrah anak agar mereka tetap berada dalam kesucian serta kesucian serta
kesiapan untuk senantiasa mengingat mengagungkan Allah, sehingga dengan demikian anak
akan terbiasa menyadari bahwa semua tingkah laku dan perbuatannya senantiasa diawasi dan
dinilai oleh Allah. Membiasakan anak untuk mewaspadai dan tidak melakukan
penyimpangan-penyimpangan yang dapat menimbulkan dampak negatif terhadap
perkembangan jiwanya. Seperti: melihat film porno, selalu diperdengarkan kepadanya kata-
kata kasar dan keji, atau gejala-gejala kehidupan lain yang kurang memberikan kondisi yang
kondusif bagi perkembangan kepribadian anak. Anak perlu diberikan pengertian tentang
bahaya-bahaya perilaku negatif itu dengan cara yang disesuaikan dengan kondisi kejiwaan
anak. Misalnya dengan diajak dialog, diberi cerita, atau yang paling penting adalah dengan
keteladanan dari orang dewasa yang ada di sekitarnya dengan demikian diharapkan fitrah
tauhid serta fitrah keberagamaan anak yang sudah dibawanya semenjak lahir itu akan dapat
senantiasa terjaga dan terselamatkan.

Karena sebagaimana dikatakan an-nahlawi bahwa tujuan utama dibentuknya sebuah


rumah tangga adalah: pertama, untuk mendirikan dan menyempurnakan syariat Allah dalam
segala permasalahan yang terjadi dalam rumah tangga dengan membentuk keluarga muslim
yang mendasarkan semua sisi-sisi kehidupannya kepada terwujudnya penghambaan kepada
Allah, Karena tujuan penciptaan manusia hanyalah untuk beribadah (Menghamba) kepada
Allah. Firman Allah:

Kedua, untuk mendapatkan ketenangan dalam hidup berkeluarga sebagaimana


ditegaskan Allah dalam Alquran bahwa salah satu tujuan perkawinan adalah memperoleh
ketenangan

PAGE \* MERGEFORMAT 3
Firman Allah SWT :

‫َو ِم ْن ٰا ٰي ِت ٖٓه َا ْن َخ َل َق َل ُك ْم ِّم ْن َا ْن ُف ِس ُك ْم َا ْز َوا ًجا ِّل َت ْس ُك ُن ْٓوا ِا َل ْي َها َو َج َع َل َب ْي َن ُك ْم َّم َو َّد ًة َّو َر ْح َم ًة ۗ ِا َّن ِف ْي ٰذ ِل َك َل ٰا ٰي ٍت ِّل َق ْو ٍم َّي َت َف َّك ُر ْو َن‬

“Di antara tanda-tanda kebesaran Allah adalah bahwa dia telah menciptakan jodoh-
jodoh untukmu dari diri /bangsamu, supaya kamu memperoleh ketenangan atasnya, dan Allah
jadikan di antara Kamu cinta dan kasih sayang sesungguhnya pada yang demikian itu
terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang berpikir.” (Ar-Rum : 21)

Sejalan dengan firman Allah di atas, teori Vygotsky mengatakan bahwa kasih sayang
dan perhatian orang dewasa memberikan pengaruh yang signifikan dalam perkembangan
anak. Dinamika kehidupan dan kebudayaan akan memberikan motivasi dan menjadi pranata
untuk menjadi pribadi yang baik.

Pada titik ini peran orang tua dan orang-orang terdekat anak, termasuk pendidik dan
guru juga memberikan pengaruh tidak kalah pentingnya. Lingkungan yang dibangun atas
dasar harmonitas kebaikan antara orang tua dan anak akan menghasilkan ledakan kekuatan
yang penuh kemilau keindahan, yang memberikan pengaruh di dalam menciptakan
lingkungan yang kondusif untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.

Ketiga, untuk melestarikan generasi muslim yang akan mempertahankan dan


memperjuangkan agama Allah. Firman Allah SWT :

‫َوال َّل ُه َج َع َل َل ُك ْم ِّم ْن َا ْن ُف ِس ُك ْم َا ْز َوا ًجا َّو َج َع َل َل ُك ْم ِّم ْن َا ْز َوا ِج ُك ْم َب ِن ْي َن َو َح َف َد ًة َّو َر َز َق ُك ْم ِّم َن ال َّط ِّي ٰب ِۗت َا َف ِبا ْل َبا ِط ِل ُي ْؤ ِم ُن ْو َن‬
‫َو ِب ِن ْع َم ِت ال ّٰل ِه ُه ْم َي ْك ُف ُر ْو َۙن‬

“Allah telah menjadikan bagimu jodoh (istri) dari bangsamu dan menjadikan anak-
anak dan cucu-cucu dari istri-istri kamu itu serta memberikanmu Rizki yang baik-baik,
apakah mereka percaya kepada yang batil dan mengingkari nikmat Allah?:” (QS an Nahl,
16:72)

Keempat, memenuhi kebutuhan cinta kasih bagi anak-anaknya, karena naluri


menyayangi anak merupakan potensi yang diciptakan Allah bersama penciptaan manusia dan
bahkan binatang. Oleh karena itu keluarga dan utamanya kedua orang tua bertanggung jawab
untuk memberikan kasih sayang terhadap anak-anaknya, karena kasih sayang merupakan
landasan terpenting dalam pertumbuhan dan perkembangan psikologis dan sosial anak.
Sehingga terlalu banyak dapat ditemui anak-anak yang kurang bisa memperoleh perhatian
dan kasih sayang orang tuanya akan tumbuh dan berkembang menjadi anak-anak yang

PAGE \* MERGEFORMAT 3
cenderung untuk melakukan penyimpangan-penyimpangan sebagai kompensasi akan
kebutuhan kasih sayang yang kurang terpenuhi.

Sejalan dengan firman Allah di atas, teori Vygotsky mengatakan bahwa kasih sayang
dan perhatian orang dewasa memberikan pengaruh yang signifikan dalam perkembangan
anak. Dinamika kehidupan dan kebudayaan akan memberikan motivasi dan menjadi pranata
untuk menjadi pribadi yang baik.

Pada titik ini peran orang tua dan orang-orang terdekat anak, termasuk pendidik dan
guru juga memberikan pengaruh tidak kalah pentingnya. Lingkungan yang dibangun atas
dasar harmonitas kebaikan antara orang tua dan anak akan menghasilkan ledakan kekuatan
yang penuh kemilau keindahan, yang memberikan pengaruh di dalam menciptakan
lingkungan yang kondusif untuk pertumbuhan dan perkembangan anak

Kesimpulan

Dari segi aspek psikologi pendidikan anak memang sangat diperlukan bagi kita yang
nantinya akan menjadi calon-calon sorang guru dan sosok orang tua ,dimana sangat berperan
penting dalam mendidik budi pekerti, dan jiwa seorang anak/peserta didik dari umur mereka
ketika sejak dini. Dengan adanya psikolgi pendidikan islam pada anak ,hal tersebut
membantu kita untuk menyuplay wawasan kita akan sebuah perhatian untuk anak dan
membangun diri kita agar supaya lebih efektif dalam membangun sebuah pendidikan bagi
anak , sebab pendidikan yang diperolehnya pada masa kecil akan jauh lebih membekas dalam
membentuk kepribadiannya daripada pendidikan yang diperoleh ketika anak telah dewasa.
Sehingga nantinya proses pembelajaran di kelas dapat berlangsung secara optimal dan
maksimal lalu ditambah dengan perspektif Islam yang merupakan sistem pendidikan yang
mengarahkan seorang anak sesuai dengan nilai-nilai keIslaman.

PAGE \* MERGEFORMAT 3

Anda mungkin juga menyukai