0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
6 tayangan

Konsep AHP

Diunggah oleh

made.astika
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
6 tayangan

Konsep AHP

Diunggah oleh

made.astika
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 2

Konsep AHP (Analytical Hierarchy

Process)
 Computer Science
Definisi AHP
AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan
oleh Thomas L. Saaty. Model pendukung keputusan ini akan menguraikan
masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki,
menurut Saaty (1993), hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari
sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi-level
dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub
kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif.
Dengan hirarki, suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam
kelompok-kelompoknya yang kemudian diatur menjadi suatu bentuk hirarki
sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis
(Syaifullah, 2010).

AHP sering digunakan sebagai metode pemecahan masalah dibanding


dengan metode yang lain karena alasan-alasan sebagai berikut:
1. Struktur yang berhirarki, sebagai konsekuesi dari kriteria yang dipilih,
sampai pada sub kriteria yang paling dalam.
2. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi
berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh pengambil keputusan.
3. Memperhitungkan daya tahan output analisis sensitivitas pengambilan
keputusan.
Penggunaan AHP bukan hanya untuk institusi pemerintahan atau swasta
namun juga dapat diaplikasikan untuk keperluan individu terutama untuk
penelitian-penelitian yang berkaitan dengan kebijakan atau perumusan
strategi prioritas. AHP dapat diandalkan karena dalam AHP suatu prioritas
disusun dari berbagai pilihan yang dapat berupa kriteria yang sebelumnya
telah didekomposisi (struktur) terlebih dahulu, sehingga penetapan prioritas
didasarkan pada suatu proses yang terstruktur (hirarki) dan masuk akal. Jadi
pada intinya AHP membantu memecahkan persoalan yang kompleks dengan
menyusun suatu hirarki kriteria, dinilai secara subjektif oleh pihak yang
berkepentingan lalu menarik berbagai pertimbangan guna mengembangkan
bobot atau prioritas (kesimpulan).

Peralatan utama AHP adalah sebuah hierarki fungsional dengan input


utamanya persepsi manusia. Keberadaan hierarki memungkinkan
dipecahnya masalah kompleks atau tidak terstruktur dalam sub – sub
masalah, lalu menyusunnya menjadi suatu bentuk hierarki (Kusrini, 2007).

Prosedur AHP
Terdapat tiga prinsip utama dalam pemecahan masalah dalam AHP menurut
Saaty, yaitu: Decomposition, Comparative Judgement, dan Logical
Concistency. Secara garis besar prosedur AHP meliputi tahapan sebagai
berikut (Saaty, 1993).

1. Dekomposisi masalah Dekomposisi masalah adalah langkah dimana


suatu tujuan (Goal) yang telah ditetapkan selanjutnya diuraikan secara
sistematis kedalam struktur yang menyusun rangkaian sistem hingga
tujuan dapat dicapai secara rasional. Dengan kata lain, suatu tujuan yang
utuh, didekomposisi (dipecahkan) kedalam unsur penyusunnya.
2. Penilaian/pembobotan untuk membandingkan elemen-elemen Apabila
proses dekomposisi telah selasai dan hirarki telah tersusun dengan baik.
Selanjutnya dilakukan penilaian perbandingan berpasangan
(pembobotan) pada tiap-tiap hirarki berdasarkan tingkat kepentingan
relatifnya.
3. Penyusunan matriks dan Uji Konsistensi Apabila proses pembobotan atau
pengisian kuisioner telah selesai, langkah selanjutnya adalah
penyusunan matriks berpasangan untuk melakukan normalisasi bobot
tingkat kepentingan pada tiap-tiap elemen pada hirarkinya
masingmasing. Pada tahapan ini analisis dapat dilakukan secara manual
ataupun dengan menggunakan program komputer seperti Expert Choice.
4. Penetapan prioritas pada masing-masing hirarki Untuk setiap kriteria dan
alternatif,perlu dilakukan perbandingan berpasangan (pairwise
comparisons). Nilai-nilai perbandingan relatif kemudian diolah untuk
menentukan peringkat alternatif dari seluruh alternatif. Baik kriteria
kualitatif, maupun kriteria kuantitatif, dapat dibandingkan sesuai dengan
penilaian yang telah ditentukan untuk menghasilkan bobot dan proritas.
Bobot atau prioritas dihitung dengan manipulasi matriks atau melalui
penyelesaian persamaan matematik.
5. Sistesis dari prioritas Sistesis dari prioritas didapat dari hasil perkalian
prioritas lokal dengan prioritas dari kriteria bersangkutan yang ada pada
level atasnya dan menambahkannya ke masing-masing elemen dalam
level yang dipengaruhi oleh kriteria. Hasilnya berupa gabungan atau
lebih dikenal dengan istilah prioritas global yang kemudian dapat
digunakan untuk memberikan bobot prioritas lokal dari elemen yang ada
pada level terendah dalam hirarki sesuai dengan kriterianya.
6. Pengambilan/penetapan keputusan. Pengambilan keputusan adalah
suatu proses dimana alternatifalternatif yang dibuat dipilih yang terbaik
berdasarkan kriterianya.

Anda mungkin juga menyukai