Rancangan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah
Rancangan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah
Rancangan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah
Disiapkan Oleh:
BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Medan, 2020
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Hal
iii
BAB III. : EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANGAN
TERKAIT ...................................................................
A. Kesimpulan .........................................................
B. Saran-saran ........................................................
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Saat ini payung hukum pengelolaan barang milik daerah didasarkan pada
Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 2 Tahun 2009 tentang
Pengelolaan Barang Milik Daerah Provinsi Sumatera Utara. Namun seiring
berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2020 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2020 Tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No 19 Tahun 2016 tentang
Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah, maka keberadaan Peraturan Daerah
Provinsi Sumatera Utara Nomor 2 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Barang Milik
Daerah Provinsi Sumatera Utara perlu dilakukan penyesuaiaan dengan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi terkait Pengelolaan Barang Milik Daerah.
Penyesuaian dilakukan dengan membentuk peraturan daerah baru yaitu Peraturan
Daerah Provinsi Sumatera Utara tentang Pengelolaan Pengelolaan Barang Milik
Daerah, yang mencabut Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 2 Tahun
2009 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah Provinsi Sumatera Utara.
12. Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Utara Nomor 2 Tahun 2001 tentang
Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi
Sumatera Utara (Lembaran Daerah Propinsi Sumatera Utara Tahun 2001 Nomor
2);
A. Tujuan
Kegiatan penyusunan Rancangan Peraturan Daerah Provinsi
Sumatera Utara tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah ini dimaksudkan
untuk menyiapkan naskah akademik yang dapat digunakan acuan dan/ atau
bahan pertimbangan dalam penyusunan ketentuan umum, maksud dan tujuan,
kebijakan pengelolaan Barang Milik Daerah di Provinsi Sumatera Utara.
Tujuan yang diharapkan dari kegiatan Penyusunan Naskah Akademik ini
adalah sebagai landasan ilmiah bagi penyusunan Rancangan Peraturan Daerah
Provinsi Sumatera Utara tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah.
B. Kegunaan
Kegunaan penyusunan Naskah Akademik Rancangan Peraturan
Daerah Provinsi Sumatera Utara tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah
adalah sebagai acuan atau referensi penyusunan dan pembahasan Rancangan
Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara tentang Pengelolaan Barang Milik
Daerah.
BAB I : PENDAHULUAN
Pada Bab I terdiri atas latar belakang, identifikasi masalah, tujuan dan
kegunaan, metode penulisan serta sistematika penulisan naskah
akademik Peratiuran Daerah ini. Latar belakang pemikiran mengenai
alasan yang mendasari kebutuhan materi hukum yang bersangkutan
A. Kajian Teoritis
1. Tinjauan Pemerintahan dan Pemerintah Daerah.
a. Pengertian Umum Pemerintahan Daerah.
Pasal 18
Pasal 18B
a) Daerah Indonesia akan dibagi atas dasar besar dan kecil yang akan
diatur dengan undang- undang;
b) Pengaturan tersebut harus memandang dan mengingat dasar
permusyawaratan dalam sistem pemerintahan negara serta hak-hak
asal-usul dalam daerah yang bersifat istimewa (Manan, Bagir,
2002: 2-3)
Beberapa prinsip pemberian otonomi daerah yang dipakai
sebagai pedoman dalam pembentukan dan penyelenggaraan daerah
otonom yaitu:
(1) Pasal 1 ayat (1), yang berbunyi : Negara Kesatuan yang berbentuk
Republik.
(2) Pasal 18, yang berbunyi: Pembagian daerah Indonesia atas dasar
besar dan kecil dengan bentuk susunan pemerintahannya
ditetapkan dengan Undang-Undang dengan memandang dan
mengingat dasar pemusyawaratan dalam sistem pemerintahan
negara dan hak-hak asal usul dalam daerah-daerah yang bersifat
istimewa (A.W. Widjaja, 1992: 29).
g. Aset Tetap Lainnya adalah aset tetap yang mencakup aset tetap yang tidak
dapat dikelompokkan ke dalam kelompok aset tetap tanah, peralatan dan
mesin, gedung dan bangunan, jalan irigasi dan jaringan yang diperoleh dan
dimanfaatkan untuk kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap
dipakai.
h. Aset Lainnya adalah kelompok aset yang tidak termasuk dalam kategori aset
lancar dan aset tetap.
k. Penyusutan Barang Milik Daerah adalah alokasi yang sistematis atas nilai
suatu aset tetap yang dapat disusutkan selama Masa Manfaat aset yang
bersangkutan.
l. Masa Manfaat adalah periode suatu aset tetap yang diharapkan digunakan
untuk aktivitas pemerintahan dan/atau pelayanan publik atau jumlah produksi
atau unit serupa yang diharapkan diperoleh dari aset untuk aktivitas
pemerintahan dan/atau pelayanan publik
Aset tetap diakui pada saat manfaat ekonomi masa depan dapat diperoleh
dan nilainya dapat diukur dengan handal. Pengakuan aset tetap sangat andal bila
aset tetap telah diterima atau diserahkan hak kepemilikannya dan atau pada saat
penguasaannya berpindah.
Apabila perolehan aset tetap belum didukung dengan bukti secara hukum
dikarenakan masih adanya suatu proses administrasi yang diharuskan, seperti
pembelian tanah yang masih harus diselesaikan proses jual beli (akta) dan
sertifikat kepemilikannya di instansi berwenang, maka aset tetap tersebut harus
diakui pada saat terdapat bukti bahwa penguasaan atas aset tetap tersebut telah
berpindah, misalnya telah terjadi pembayaran dan penguasaan atas sertifikat
tanah atas nama pemilik sebelumnya.
18) membuat laporan mutasi barang setiap bulan yang disampaikan kepada
Pengelola Barang melalui Pengguna Barang setelah diteliti oleh Pejabat
Penatausahaan Pengguna Barang.
1
I.C. van der Vlies, Het wetsbegrip en beginselen van behoorlijke regelgeving, ’s-Gravenhage: Vuga 1984 hal
186 seperti dikutip oleh A. Hamid S. Attamimi, Peranan Keputusan Presiden Republik Indonesia dalam Penyelenggaraan
Pemerintahan Negara, hal. 330, dalam Maria Farida Indrati, S., Ilmu Perundang-undangan, Jenis, Fungsi, dan Materi
Muatan, Jakarta: Kanisius, hlm. 253-254.
a. Cita Hukum Indonesia, yang tidak lain adalah Pancasila yang berlaku sebagai
“bintang pemandu”;
b. Asas Negara Berdasar Atas Hukum yang menempatkan Undang-undang
sebagai alat pengaturan yang khas berada dalam keutamaan hukum, dan Asas
Pemerintahan Berdasar Sistem Konstitusi yang menempatkan Undang-
undang sebagai dasar dan batas penyelenggaraan kegiatan-kegiatan
Pemerintahan.
c. Asas-asas lainnya, yaitu asas-asas negara berdasar atas hukum yang
menempatkan undang-undang sebagai alat pengaturan yang khas berada
dalam keutamaan hukum dan asas-asas pemerintahan berdasar sistem
konstitusi yang menempatkan undang-undang sebagai dasar dan batas
penyelenggaraan kegiatan-kegiatan pemerintahan.
Apabila mengikuti pembagian mengenai adanya asas yang formal dan asas
yang material, maka A. Hamid S. Attamimi cenderung untuk membagi asas-asas
pembentukan peraturan perundang-undangan yang patut tersebut ke dalam:
a. Asas-asas formal, dengan perincian:
(1) asas tujuan yang jelas;
(2) asas perlunya pengaturan;
(3) asas organ/ lembaga yang tepat;
(4) asas materi muatan yang tepat;
39 | NA Raperda Provsu Tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah Daerah
(5) asas dapatnya dilaksanakan; dan
(6) asas dapatnya dikenali;
b. Asas-asas material, dengan perincian:
(1) asas sesuai dengan Cita Hukum Indonesia dan Norma Fundamental
Negara;
(2) asas sesuai dengan Hukum Dasar Negara;
(3) asas sesuai dengan prinsip-prinsip Negara berdasar atas Hukum; dan
(4) asas sesuai dengan prinsip-prinsip Pemerintahan
berdasar Sistem Konstitusi.3
2
A. Hamid Attamimi, Ibid., hal. 344-345 dalam Maria Farida Indrati S., Ibid. hlm. 254-
256.
3
A. Hamid Attamimi, Ibid., hal. 344-345 dalam Maria Farida Indrati S., Ibid. hlm. 256.
c. masih adanya bentuk pinjam pakai yang belum sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
VI PENGADAAN 2
VII PENGGUNAAN 10
VIII PEMANFAATAN 16
XII PEMUSNAHAN 4
XIII PENGHAPUSAN 3
XIV PENATAUSAHAAN 6
XX KETENTUAN LAIN-LAIN 2
11. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha,
Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai Atas Tanah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3643);
19. Keputusan Presiden Nomor 40 Tahun 1974 tentang Tata Cara Penjualan
Rumah Negari;
20. Keputusan Presiden Nomor 81 Tahun 1982 tentang Tata Perubahan Atas
Keputusan Presiden Nomor 134 Tahun 1974 tentang Perubahan Penetapan
Status Rumah Negeri;
23. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 49 Tahun 2001 tentang Sistem
Informasi Manajemen Barang Daerah;
24. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2002 tentang Nomor
Kode Lokasi dan Nomor Kode Barang Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota;
27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah;
28. Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Utara Nomor 2 Tahun 2001 tentang
Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Daerah Propinsi Sumatera Utara
Tahun 2001 Nomor 2);
29. Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Utara Nomor 3 Tahun 2001 tentang
Dinas-Dinas Daerah Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Daerah Tahun
2001 Nomor 3);
30. Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Utara Nomor 4 Tahun 2001 tentang
Lembaga Teknis Daerah Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Daerah
Tahun 2001 Nomor 4);
Dalam Bab ini akan dikemukakan hasil kajian terhadap Peraturan Perundang-
undangan terkait dengan pengelolaan Barang Milik Daerah. Kajian dilakukan dengan
menganalisis naorma yang memuat kondisi hukum yang ada, keterkaitan Rancangan
Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah dengan Peraturan
Perundang- undangan lain, harmonisasi secara vertikal dan horizontal.
Pasal tersebut memberikan amanat agar bumi, air, dan kekayaan alam yang lain
harus dikelola sedemikian rupa untuk kemakmuran rakyat, baik generasi sekarang
maupun generasi yang akan datang.
Pasal 2
Pasal 42
Pasal 43
Pasal 44
Pasal 45
(1) Barang milik negara/ daerah yang diperlukan bagi penyelenggaraan tugas
pemerintahan negara/daerah tidak dapat dipindahtangankan.
(2) Pemindahtanganan barang milik negara/daerah dilakukan dengan cara jual,
dipertukarkan, dihibahkan, atau disertakan sebagai modal Pemerintah setelah
mendapat persetujuan DPR/DPRD.
(1) Persetujuan DPR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (2) dilakukan untuk:
a. pemindahtanganan tanah dan/atau bangunan.
b. tanah dan/atau bangunan sebagaimana dimaksud pada huruf a ayat ini tidak
termasuk tanah dan/atau bangunan yang:
1) sudah tidak sesuai dengan tata ruang wilayah atau penataan kota;
2) harus dihapuskan karena anggaran untuk bangunan pengganti sudah
disediakan dalam dokumen pelaksanaan anggaran;
3) diperuntukkan bagi pegawai negeri;
4) diperuntukkan bagi kepentingan umum;
5) dikuasai negara berdasarkan keputusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap dan/atau berdasarkan ketentuan perundang-
undangan, yang jika status kepemilikannnya dipertahankan tidak layak
secara ekonomis.
Pasal 47
(1) Persetujuan DPRD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (2) dilakukan
untuk:
a. pemindahtanganan tanah dan/atau bangunan.
b. tanah dan/atau bangunan sebagaimana dimaksud pada huruf a ayat ini tidak
termasuk tanah dan/atau bangunan yang:
1) sudah tidak sesuai dengan tata ruang wilayah atau penataan kota;
(1) Penjualan barang milik negara/daerah dilakukan dengan cara lelang, kecuali
dalam hal-hal tertentu.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan peraturan
pemerintah.
Pasal 49
(1) Barang milik negara/daerah yang berupa tanah yang dikuasai Pemerintah
Pusat/Daerah harus disertifikatkan atas nama pemerintah Republik
Indonesia/pemerintah daerah yang bersangkutan.
(2) Bangunan milik negara harus dilengkapi dengan bukti status kepemilikan dan
ditatausahakan secara tertib.
(3) Tanah dan bangunan milik negara/daerah yang tidak dimanfaatkan untuk
kepentingan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi instansi yang bersangkutan,
wajib diserahkan pemanfaatannya kepada Menteri Keuangan/gubernur/
bupati/walikota untuk kepentingan penyelenggaraan tugas pemerintahan
negara/daerah.
(4) Barang milik negara/daerah dilarang untuk diserahkan kepada pihak lain sebagai
pembayaran atas tagihan kepada Pemerintah Pusat/Daerah.
(5) Barang milik negara/daerah dilarang digadaikan atau dijadikan jaminan untuk
mendapatkan pinjaman.
(6) Ketentuan mengenai pedoman teknis dan administrasi pengelolaan barang milik
negara/daerah diatur dengan peraturan pemerintah.
Larangan Penyitaan Uang Dan Barang Milik Negara/Daerah Dan/Atau Yang Dikuasai
Negara/Daerah
Pasal 50
a. uang atau surat berharga milik negara/daerah baik yang berada pada instansi
Pemerintah maupun pada pihak ketiga;
b. uang yang harus disetor oleh pihak ketiga kepada negara/daerah;
c. barang bergerak milik negara/daerah baik yang berada pada instansi Pemerintah
maupun pada pihak ketiga;
g. keterbukaan.
Pasal 6
Pasal 14
Materi muatan Peraturan Daerah Provinsi dan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota berisi
materi muatan dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan
serta menampung kondisi khusus daerah dan/atau penjabaran lebih lanjut Peraturan
Perundang-undangan yang lebih tinggi.
Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri Urusan Pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia (butir 6);
Barang Milik Daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban
APBD atau berasal dari perolehan lainnya yang sah (butir 19).
Pasal 17
(3) Dalam hal kebijakan Daerah yang dibuat dalam rangka penyelenggaraan Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah tidak mempedomani norma,
standar, prosedur, dan kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Pemerintah
Pusat membatalkan kebijakan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(4) Apabila dalam jangka waktu 2 (dua) tahun sebagaimana dimaksud dalam Pasal
16 ayat (5) Pemerintah Pusat belum menetapkan norma, standar, prosedur, dan
kriteria, penyelenggara Pemerintahan Daerah melaksanakan Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.
Pasal 236
Pasal 237
(1) Asas pembentukan dan materi muatan Perda berpedoman pada ketentuan
peraturan perundang-undangan dan asas hukum yang tumbuh dan berkembang
dalam masyarakat sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
(2) Pembentukan Perda mencakup tahapan perencanaan, penyusunan, pembahasan,
penetapan, dan pengundangan yang berpedoman pada ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(3) Masyarakat berhak memberikan masukan secara lisan dan/atau tertulis dalam
pembentukan Perda.
(4) Pembentukan Perda sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan secara
Pasal 250
(1) Perda dan Perkada sebagaimana dimaksud dalam Pasal 249 ayat (1) dan ayat (3)
dilarang bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
lebih tinggi, kepentingan umum, dan/atau kesusilaan.
(2) Bertentangan dengan kepentingan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
a. terganggunya kerukunan antarwarga masyarakat;
b. terganggunya akses terhadap pelayanan publik;
c. terganggunya ketenteraman dan ketertiban umum;
d. terganggunya kegiatan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat; dan/atau
e. diskriminasi terhadap suku, agama dan kepercayaan, ras, antar-golongan,
dan gender.
Pasal 307
Pasal 159
Pasal 203
1) Pengelolaan BMD meliputi rangkaian Kegiatan pengelolaan BMD sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 2
Pasal 3
Pasal 5
Pasal 8
(1) Kepala satuan kerja perangkat daerah adalah Pengguna Barang Milik Daerah.
(2) Pengguna Barang Milik Daerah berwenang dan bertanggung jawab:
a. mengajukan rencana kebutuhan dan penganggaran Barang Milik Daerah
bagi satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya;
b. mengajukan permohonan penetapan status Penggunaan Barang Milik
Daerah yang diperoleh dari beban Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah dan perolehan lainnya yang sah;
c. melakukan pencatatan dan Inventarisasi Barang Milik Daerah yang berada
dalam penguasaannya;
d. menggunakan Barang Milik Daerah yang berada dalam penguasaannya
untuk kepentingan penyelenggaraan tugas dan fungsi satuan kerja
Pasal 27
a. Sewa;
b. Pinjam Pakai;
(2) Selain bentuk Pemanfaatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), bentuk
Pemanfaatan Barang Milik Negara juga berupa Kerja Sama Terbatas Untuk
Pembiayaan Infrastruktur.
Pasal 105
Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan Barang Milik Daerah diatur dengan
Peraturan Daerah berpedoman pada kebijakan pengelolaan Barang Milik Daerah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90 ayat (3).
68 | NA Raperda Provsu Tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah Daerah
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri No 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Negara;
Beberapa ketentuan dalam Pasal 1 butir 76 Peraturan Menteri Dalam Negeri
No: 13 Tahun 2006 (sebagaimana diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri No 21 Tahun 2011) menyebutkan bahwa: Barang Milik Daerah
adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBD atau berasal dari
perolehan lainnya yang sah.
Pasal 5
(1) Kepala daerah selaku kepala pemerintah daerah adalah pemegang kekuasaan
pengelolaan keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam
kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan.
(2) Pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) mempunyai kewenangan:
a. menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBD;
b. menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang daerah;
c. menetapkan kuasa pengguna anggaran/pengguna barang;
d. menetapkan bendahara penerimaan dan/atau bendahara pengeluaran;
e. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan
daerah;
f. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan utang dan
piutang daerah;
g. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan Barang Milik
Daerah; dan
h. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengujian atas tagihan dan
memerintahkan pembayaran.
(3) Kepala daerah selaku pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah
melimpahkan sebagian atau seluruh kekuasaannya kepada:
a. sekretaris daerah selaku koordinator pengelola keuangan daerah;
b. kepala SKPKD selaku PPKD; dan
c. kepala OPD selaku pejabat pengguna anggaran/pengguna barang.
(4) Pelimpahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan dengan keputusan
(8) Pengelola Barang Milik Daerah yang selanjutnya disebut Pengelola Barang adalah
pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab melakukan koordinasi
pengelolaan barang milik daerah.
(16) Barang Milik Daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban
APBD atau berasal dari perolehan lainnya yang sah
Pasal 2
Pasal 3
b. Barang Milik Daerah yang berasal dari perolehan lainnya yang sah.
Pasal 4
Pasal 5
(1) Barang Milik Daerah yang dibeli atau diperoleh atas beban APBD sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 huruf a, dilengkapi dokumen pengadaan.
(2) Barang Milik Daerah yang berasal dari perolehan lainnya yang sah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 huruf b, dilengkapi dokumen perolehan.
(3) Barang Milik Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) bersifat
berwujud maupun tidak berwujud.
Pasal 6
Barang Milik Daerah yang berasal dari perolehan lainnya yang sah, meliputi:
a. Barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang sejenis;
b. Barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dariperjanjian/kontrak;
c. Barang yang diperoleh berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;
d. Barang yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap; atau
e. Barang yang diperoleh kembali dari hasil divestasi atas penyertaan modal
Pemerintah Daerah.
Pasal 7
c. kontrak kerjasama;
d. perjanjian dengan negara lain/lembaga internasional; dan
A. Landasan Filosofis.
B. Landasan Sosiologis.
Selanjutnya guna melaksanakan ketentuan Pasal 105 dan Pasal 110 ayat
(2) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 27 Tahun 2020 Tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah serta Pasal 511 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah, maka
Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara perlu membentuk Peraturan Daerah
tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah.
C. Landasan Yuridis.
Untuk materi muatan Peraturan Daerah adalah: seluruh materi muatan dalam
penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan; menampung kondisi
khusus daerah; dan penjabaran peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pengaturan pengelolaan Barang Milik Daerah dalam
peraturan daerah ini nantinya meliputi:
g. Barang Milik Daerah;
h. pejabat pengelola Barang Milik Daerah;
i. perencanaan kebutuhan dan penganggaran;
j. pengadaan;
k. penggunaan;
l. pemanfaatan;
m. pengamanan dan pemeliharaan;
n. penilaian;
o. pemindahtanganan;
p. pemusnahan;
Pasal ..
(3) Barang Milik Daerah dilarang digadaikan/dijaminkan untuk mendapatkan
pinjaman atau diserahkan kepada pihak lain sebagai pembayaran atas tagihan
kepada pemerintah daerah.
(4) Barang Milik Daerah tidak dapat disita sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(5) Barang Milik Daerah yang dibeli atau diperoleh atas beban APBD,
dilengkapi dokumen pengadaan.
(6) Barang Milik Daerah yang berasal dari perolehan lainnya yang sah,
dilengkapi dokumen perolehan.
Pasal
(1) Barang Milik Daerah yang digunakan oleh Badan Layanan Daerah
merupakan kekayaan daerah yang
tidak dipisahkan untuk menyelenggarakan kegiatan Badan Layanan
Daerah yang bersangkutan.
(1) Pengelolaan Barang Milik Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mengikuti ketentuan yang diatur dalam Peraturan Daerah ini, kecuali
terhadap barang yang dikelola dan/atau dimanfaatkan sepenuhnya untuk
menyelenggarakan kegiatan pelayanan umum sesuai dengan tugas dan
fungsi Badan Layanan Daerah, diatur tersendiri sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Dalam bagian ini diatur mengenai ganti rugi dan sanksi yang timbal dalam
pengelolaan Barang Milik Daerah. Bunyi ketentuan selengkapnya adalah:
Pasal ..
D. Ketentuan Lain-lain
Dalam bagian ini diatur mengenai beberapa hal yang tidak dapat dimaksukan dalam
materi muatan pengelolaan Barang Milik Daerah. Bunyi ketentuan selengkapnya adalah:
Pasal ...
(1) Pejabat atau pegawai yang melaksanakan pengelolaan Barang Milik Daerah
yang menghasilkan penerimaan Daerah dapat diberikan insentif.
(2) Pejabat atau pegawai selaku pengurus barang dalam melaksanakan tugas
rutinnya dapat diberikan tunjangan yang besarannya disesuaikan dengan
kemampuan keuangan Daerah.
88 | NA Raperda Provsu Tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah Daerah
(3) Pemberian insentif dan/atau tunjangan kepada pejabat atau pegawai yang
melaksanakan pengelolaan Barang Milik Daerah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) diatur dalam Peraturan Gubernur.
Pasal ..
E. Ketentuan Peralihan
Dalam bab ini dimuat hal-hal atau ketentuan yang berhubungan dengan
ketentuan mengenai implikasi transisional dari berlakunya Peraturan Daerah tentang
Pengelolaan Barang Milik Daerah.
Pasal ..
(1) Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku:
a. Pemanfaatan Barang Milik Daerah yang telah terjadi dan belum mendapat
persetujuan Gubernur dapat menerbitkan persetujuan terhadap kelanjutan
Pemanfaatan Barang Milik Daerah dengan ketentuan Pengelola Barang
menyampaikan permohonan persetujuan untuk sisa waktu Pemanfaatan
sesuai dengan perjanjian kepada Gubernur pencabutan status badan hokum;
b. Pemanfaatan Barang Milik Daerah yang telah terjadi dan belum mendapat
persetujuan dari pejabat yang berwenang, Gubernur dapat menerbitkan
persetujuan terhadap kelanjutan Pemanfaatan Barang Milik Daerah dengan
ketentuan Pengelola Barang menyampaikan permohonan persetujuan untuk
sisa waktu Pemanfaatan sesuai dengan perjanjian kepada Gubernur, dengan
melampirkan:
1. usulan kontribusi dari Pemanfaatan Barang Milik Daerah; dan
2. laporan hasil audit aparat pengawasan intern Pemerintah.
c. Tukar Menukar Barang Milik Daerah yang telah dilaksanakan tanpa
persetujuan pejabat berwenang dan barang pengganti telah tersedia
seluruhnya, dilanjutkan dengan serah terima Barang Milik Daerah dengan
aset pengganti antara Pengelola Barang dengan mitra Tukar Menukar dengan
ketentuan:
Pasal ..
Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku:
a. seluruh kegiatan Perencanaan Kebutuhan dan penganggaran, pengadaan,
Penggunaan, Pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, Penilaian,
Penghapusan, Pemindahtanganan, Penatausahaan, dan pembinaan, pengawasan
dan pengendalian Barang Milik Daerah yang telah mendapatkan persetujuan
dan/atau penetapan dari pejabat berwenang, dinyatakan tetap berlaku dan proses
penyelesaiannya dilaksanakan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
b. seluruh kegiatan Perencanaan Kebutuhan dan penganggaran, pengadaan,
Penggunaan, Pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, Penilaian,
Penghapusan, Pemindahtanganan, Penatausahaan, dan pembinaan, pengawasan
dan pengendalian Barang Milik Daerah yang belum mendapat persetujuan dan/atau
penetapan dari pejabat berwenang, proses penyelesaiannya dilaksanakan
berdasarkan ketentuan Peraturan Daerah ini.
Pasal ..
(1) Dalam hal peraturan perundang-undangan mengenai Badan Layanan Umum
belum mengatur pengelolaan dan/atau Pemanfaatan Barang Milik Daerah,
pengelolaan dan pemanfaatannya berpedoman pada ketentuan yang diatur dalam
Peraturan Daerah ini.
(2) Perjanjian Kerja Sama Pemanfaatan Barang Milik Daerah yang telah dilaksanakan
oleh Badan Layanan Umum Daerah sebelum Peraturan Daerah ini ini berlaku,
90 | NA Raperda Provsu Tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah Daerah
dinyatakan berlaku dengan ketentuan wajib disesuaikan dengan Peraturan Daerah
ini paling lama 2 (dua) tahun terhitung sejak Peraturan Daerah ini diundangkan.
F. Ketentuan Penutup
Ketentuan Penutup merupakan bagian terakhir Batang Tubuh Peraturan
Daerah, yang biasanya berisi ketentuan tentang saat mulai berlakunya Peraturan
Daerah dapat melalui cara-cara sebagai berikut:
Pasal …
Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, semua ketentuan peraturan yang
merupakan peraturan pelaksanaan dari Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara
Nomor 2 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah (Tambahan
Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 02), dinyatakan masih tetap
berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam Peraturan Daerah ini.
Pasal …
Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan Daerah Provinsi Sumatera
Utara Nomor 2 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah (Lembaran
Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2009 Nomor 02, Tambahan Lembaran Daerah
Provinsi Sumatera Utara Nomor 2), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal …
Peraturan pelaksanaan dari Peraturan Daerah ini harus ditetapkan paling lama 1
(satu) tahun terhitung sejak Peraturan Daerah ini diundangkan.
Pasal ….
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dalam bab-bab terdahulu dari Naskah Akademik ini, maka
penyusunan Rancangan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara tentang Pengelolaan
Barang Milik Daerah, memiliki kelayakan secara akademis.
B. Saran.
Adrian Sutedi, Hukum Perizinan dalam Sektor Pelayanan Publik, Sinar Grafika
.Jakarta, 2010
Bagir Manan, 1994, Pemerintah Daerah Bagian I, Penataran Administrative and
Organization Planning University Gadjah Mada, Yogyakarta.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1994. Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Yuliandri, Asas-asas Pembentukan Peraturan Perundang- Undangan yang Baik;
Gagasan Pembentukan Undang- undang Berkelanjutan, RajaGrafindo
Persada, Jakarta, 2009.
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/berita/pp-272014- sederhanakan-birokrasi-
pengelolaan-bmn Diakses pada tanggal 20 Nopember 2014.
http://www.scribd.com/doc/228384938/PP-27-2014-DIR-
BMN-Pengelolaan Diakses pada tanggal 20 Nopember 2014.
http://www.scribd.com/doc/228385194/Matriks-Perubahan- PP-27-Tahun-2014
Diakses pada tanggal 20 Nopember 2014.