Askep Osteomielitis
Askep Osteomielitis
Askep Osteomielitis
1. PENGKAJIAN a. Identifikasi klien Terdiri dari nama, jenis kelamin, usia, status perkawinan, agama, suku bangsa, pendidikan,bahasa yang digunakan, pekerjaan dan alamat. b. Riwayat keperawatan 1) Riwayat kesehatan masa lalu Identifikasi adanya trauma tulang, fraktur terbuka,atau infeksi lainnya (bakteri pneumonia,sinusitis,kulit atau infeksi gigi dan infeksi saluran kemih) pada masa lalu. Tanyakan mengenai riwayat pembedahan tulang. 2) Riwayat kesehatan sekarang Apakah klien terdapat pembengkakan,adanya nyeri dan demam. 3) Riwayat kesehatan keluarga Adakah dalam keluarga yang menderita penyakit keturunan. 4) Riwayat psikososial Adakah ditemukan depresi, marah ataupun stress. c. Kebiasaan sehari-hari 1) Pola nutrisi 2) Pola eliminasi 3) Pola aktivitas d. Pemeriksaan fisik 1) Kaji gejala akut seperti nyeri lokal, pembengkakan, eritema, demam dan keluarnya pus dari sinus disertai nyeri. 2) Kaji adanya faktor resiko (misalnya lansia, diabetes, terapi kortikosteroid jangka panjang) dan cedera, infeksi atau bedah ortopedi sebelumnya. : anoreksia, mual, muntah. : adakah retensi urin dan konstipasi. : pola kebiasaan
3) Identifikasi adanya kelemahan umum akibat reaksi sistemik infeksi. (pada osteomielitis akut) 4) Observasi adanya daerah inflamasi, pembengkakan nyata, dan adanya cairan purulen. 5) Identisikasi peningkatan suhu tubuh. 6) Area sekitar tulang yang terinfeksi menjadi bengkak dan terasa lembek bila di palpasi.
2. MASALAH KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL a. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi b. Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan pembengkakan c. Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan nyeri, alat imobilisasi dan keterbatasan menahan beban berat badan. d. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kondisi penyakit dan pengobatan. e. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri dan gangguan rasa nyaman f. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri dan ketakuatn dalam bergerak. g. Infeksi berhubungan dengan pembentukan abses tulang. h. Gangguan intergritas kulit berhubungan dengan efek pembedahan ; imobilisasi. i. Resiko terhadap penyebaran infeksi berhubungan dengan
pembentukan abses tulang, kerusakan kulit j. Kurang pengetahuan tentang program pengobatan.
3. RENCANA KEPERAWATAN NO DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Hipertermi berhubungan TUJUAN DAN KRITERIA HASIL Tujuan / Hasil Pasien : Mendemonstrasikan bebas dari Kriteria hipertermia Evaluasi : 1. Pantau Suhu tubuh 1. Memberikan dasar untuk deteksi hati INTERVENSI RASIONAL
pernapasan,
Hidrasi
(turgor dan kelembapan kulit 2. Lepaskan pakaian yang berlebihan 2. Pakaian yang tidak berlebihan dapat suhu mengurahi tubuh peningkatan dan dapat
memberikan rasa nyaman pada pasien 3. Lakukan kompres 3. Menurunkan panas melalui
pasien.
4. Memperbaiki kehilangan cairan akibat perspirasi serta febris dan meningkatkan tingkat
2.
Nyeri berhubungan dengan Tujuan / Hasil Pasien : inflamasi pembengkakan dan Mendemonstrasikan bebas
1. Mengkaji karakteris- tik nyeri : lokasi, durasi, intensitas nyeri dengan meng- gunakan skala nyeri (0-10)
Tidak terjadi nyeri, Napsu makan menjadi normal, 2. Mempertahankan im2. Mencegah pergeseran tulang dan penekanan pada jaring- an yang luka. 3. Berikan (support) sokongan pada 3. Peningkatan menurunkan ngurangi nyeri vena edem, dan return, me-
4. Amati perubahan suhu setiap 4 jam. 5. Kompres air hangat Kolaborasi 6. Pemberian obat-obatan analgesik 3. Gangguan mobilisasi fisik Tujuan / Hasil Pasien : berhubungan dengan nyeri, Gangguan mobilitas fisik alat imobilisasi dan dapat berkurang setelah tindakan 1. Pertahankan baring dalam tirah posisi
4. Untuk mengetahui penyimpangan penyimpangan yang terjadi 5. Mengurangi rasa nyeri dan
yang sakit, instruksikan Hasil : klien / bantu dalam latihan rentang gerak pada ekstremitas yang sakit dan tak sakit 3. Beri penyanggah pada ekstremitas yang sakit pada saat bergerak 4. Jelaskan pandangan dan
mobilitas
pada tingkat paling tinggi yang Mempertahankan fungsional Meningkatkan / fungsi yang sakit mungkin posisi
3. Dapat
meringankan
masalah
gangguan mobilitas yang dialami klien 4. Agar klien tidak banyak melakukan
Menunjukkna
teknik
keterbatasan aktivitas
dalam
5. Mengurangi penyimpangan
terjadinya penyimpangan
keterbatasan dan beri bantuan kebutuhan 6. Ubah periodik Kolabortasi : 7. Fisioterapi / aoakulasi terapi 7. Mengurangi gangguan mobilitas fisik posisi secara 6. Mengurangi gangguan mobilitas fisik sesuai
4.
Ansietas
1. Jelaskan pengobatan
tujuan pada
dengan kurang pengetahuan Mendemonstrasikan tentang kondisi penyakit hilangnya memberikan tentang proses ansietas dan
pasien
dan pengobatan.
individu.
pemahaman kondisi dinamik 3. Kaji gejala memerlukan medik ulang tanda / 3. Berulangnya pneumotorak/hemotorak memerlukan intervensi medik
yang evaluasi
cepat,contoh
pernapasan lanjut. 4. Kaji ulang praktik 4. Mempertahanan kesehatan umum meningkatkan penyembuhan dan dapat kekambuhan.rapeutik. 5. Banyak membutuhkan pasien obat yang penenang mencegah
kesehatan yang baik, istirahat. Kolaborasi : 5. Gunakan obat sedatif sesuai dengan anjuran
5.
Intoleransi
aktivitas Tujuan
Hasil
Pasien :
1. Jelaskan faktor
aktivitas yang
dan dapat
berhubungan dengan nyeri (kolaboratif) dan ketakuatn dalam Pasien peningkatan terhadap Kriteria Menurunnya terhadap
bergerak
berlebihsn
keluhan dan
kelemahan,
pernapasan tetap
kemampuan otot bantu pernapasan 4. Kaji respon abdomen 4. Respon abdomen melipuit nadi, tekanan darah, dan pernapasan yang meningkat 5. Berikan hangat 6. Beri waktu istirahat yang cukup kompres air 5. Kompres air hangat dapat
setelah beraktivitas
6.
Resiko
1. Pantau terhadap
respon
klien terapi
1. untuk
mengetahui
efektifitas
Infeksi berhubungan dengan tindakan keperawatan 3x24 abses tulang jam, tidak terjadi infeksi. :
antibiotik 2. Lakukan inspeksi 2. mencatat tanda-tanda inflamasi/ infeksi lokal, perubahan pada karakter drainase luka atau
sputum dan urin 3. Jaga klien tetap pada kontrol infeksi, 3. tetapkan dirancang infeksi mekanisme untuk yang
mencegah
sterilisasi, dan prosedur aseptik 4. Berikan klien diet protein seimbang dan vitamin C D
vitamin
DAFTAR PUSTAKA
Brunner, Suddarth, (2001) Buku Ajar Keperawatan-Medikal Bedah, Edisi 8 Volume 3,EGC : Jakarta Doenges, Marilynn E, dkk, (2000), Penerapan Proses Keperawatan dan Diagnosa Keperawatan, EGC ; Jakarta. NANDA. (2012). Nursing Diagnoses: Definitions & Classification 2012-2014. Philadelphia: NANDA International.