Peritonitis

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 22

Okky Rais 07.

053

Definisi
Peritonitis merupakan sebuah proses peradangan pada membran serosa yang melingkupi kavitas abdomen dan organ yang terletak didalamnya (Peritoneum) Peritonitis sering disebabkan oleh infeksi peradangan lingkungan sekitarnya karena awalnya peritoneum merupakan lingkungan yang steril

Klasifikasi

Infeksi peritoneal dapat diklasifikasikan sebagai bentuk:


Primer (dari penyebaran hematogen,

biasanya pada keadaan immunocompromise) Sekunder (berhubungan dg proses patologis di organ viseral, seperti perforasi, trauma, atau postoperative) Tersier (infeksi yg persisten atau rekuren setelah diterapi)

Etiologi

Peritonitis dapat disebabkan oleh kelainan di dalam abdomen berupa inflamasi dan penyulitnya misalnya perforasi appendisitis, perforasi tukak lambung, perforasi tifus abdominalis. Ileus obstruktif dan perdarahan oleh karena perforasi organ berongga karena trauma abdomen. Bakterial : Bacteroides, E.Coli, Streptococus, Pneumococus, proteus, kelompok Enterobacter-Klebsiella, Mycobacterium Tuberculosa. Kimiawi : getah lambung, pankreas, empedu, darah, urin, benda asing (talk, tepung).

Penyebab paling sering dari peritonitis primer adalah spontaneous bacterial peritonitis (SBP) akibat penyakit hepar kronis. Kira2 10-30% pasien dengan sirosis hepatis dengan ascites akan berkembang menjadi peritonitis bakterial. Penyebab peritonitis sekunder paling sering adalah perforasi appendicitis, perforasi gaster dan penyakit ulkus duodenale, perforasi kolon (paling sering kolon sigmoid) akibat divertikulitis, volvulus, kanker serta strangulasi usus halus.

Patofisiologi
Reaksi awal peritoneum thdp invasi bakteri adalah keluarnya eksudat fibrinosa terbentuk kantong2 nanah (abses) di antara perlekatan fibrinosa Bila infeksi tersebar luas, menjadi peritonitis generalisata aktifitas peristaltik turun ileus paralitik usus mjd atoni & meregang Cairan & elektrolit hilang kdlm lumen usus dehidrasi, ggn sirkulasi, oligouria, syok.

Gejala & Tanda


Bervariasi tergantung pd luas, berat, dan jenis organisme penyebab peritonitis. Yg biasa terjadi adalah:

Demam, takikardia, hipotensi dan penderita

tampak letargik dan syok Leukositosis Nyeri abdomen Umumnya nyeri tumpul Muntah Distensi Abdomen, kaku, rebound tenderness, defens muskular Peristaltik usus menurun hilang

Diagnosis

Diagnosis dari peritonitis dapat ditegakkan dengan adanya gambaran klinis, pemeriksaan laboratorium, dan X-Ray
Gambaran klinis Pemeriksaan laboratorium:

Ditemukan adanya lekositosis, hematokrit yang meningkat dan asidosis metabolik. Pemeriksaan X-Ray adanya kekaburan pada cavum abdomen, preperitonial fat dan psoas line menghilang, dan adanya udara bebas subdiafragma atau intra peritoneal

Diagnosis banding

Diagnosis banding dari peritonitis adalah:


apendisitis Pankreatitis

Gastroenteritis
Kolesistitis Salpingitis

kehamilan ektopik terganggu


dll

Manajemen

Management peritonitis tergantung dari diagnosis penyebabnya. Hampir semua penyebab peritonitis memerlukan tindakan pembedahan (laparotomi eksplorasi).

Prinsip umum:

Pemberian antibiotik yg sesuai Dekompresi saluran gastrointestinal Terapi cairan Tirah baring Pembuangan fokus septik (apendiks dll) analgesik

Pertimbangan

dilakukan pembedahan a.l :

Pada pemeriksaan fisik didapatkan defans muskuler yang meluas, nyeri tekan terutama jika meluas, distensi perut, massa yang nyeri, tanda perdarahan (syok, anemia progresif), tanda sepsis (panas tinggi, leukositosis), dan tanda iskemia (intoksikasi, memburuknya pasien saat ditangani). Pada pemeriksaan radiology didapatkan pneumo peritoneum, distensi usus, extravasasi bahan kontras, tumor, dan oklusi vena atau arteri mesenterika. Pemeriksaan endoskopi didapatkan perforasi saluran cerna dan perdarahan saluran cerna yang tidak teratasi. Pemeriksaan laboratorium.

Pembedahan dilakukan bertujuan untuk :


Mengeliminasi sumber infeksi. Mengurangi kontaminasi bakteri pada cavum peritoneal Pencegahan infeksi intra abdomen berkelanjutan.

Apabila pasien memerlukan tindakan pembedahan maka kita harus mempersiapkan pasien untuk tindakan bedah a.l :

Mempuasakan pasien untuk mengistirahatkan saluran cerna. Pemasangan NGT untuk dekompresi lambung. Pemasangan kateter untuk diagnostic maupun monitoring urin. Pemberian terapi cairan melalui I.V Pemberian antibiotic

Terapi bedah pada peritonitis a.l :

Kontrol sumber infeksi, dilakukan sesuai dengan sumber infeksi. Tipe dan luas dari pembedahan tergantung dari proses dasar penyakit dan keparahan infeksinya. Pencucian ronga peritoneum: dilakukan dengan debridement, suctioning,kain kassa, lavase, irigasi intra operatif. Pencucian dilakukan untuk menghilangkan pus, darah, dan jaringan yang nekrosis. Debridemen : mengambil jaringan yang nekrosis, pus dan fibrin. Irigasi kontinyu pasca operasi.

Terapi post operasi


Pemberian cairan I.V, dapat berupa air, cairan elektrolit, dan nutrisi. Pemberian antibiotic Oral-feeding, diberikan bila sudah flatus, produk ngt minimal, peristaltic usus pulih, dan tidak ada distensi abdomen.

A L G O R I T M A

Komplikasi

Komplikasi dapat terjadi pada peritonitis bakterial akut sekunder, dimana komplikasi tersebut dapat dibagi menjadi komplikasi dini dan lanjut, yaitu:
Komplikasi dini Septikemia dan syok septik Syok hipovolemik Sepsis intra abdomen rekuren yang tidak dapat dikontrol dengan kegagalan multi sistem Abses residual intraperitoneal Portal Pyemia (misal abses hepar) Komplikasi lanjut Adhesi Obstruksi intestinal rekuren

Prognosis
Prognosis baik pada peritonitis lokal dan ringan Prognosis buruk pada peritonitis generalisata yg disebabkan organisme virulen

Referensi
Patofisiologi Sylvia Google

Anda mungkin juga menyukai